Anda di halaman 1dari 74

Kolera

Kolera merupakan penyakit infeksi usus yang bersifat akut atau dapat memburuk dengan cepat.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang berkembang biak dan menyebar
melalui kotoran manusia.
Kolera menyebabkan muntah parah, diare, dan jika yang bersangkutan tidak mendapatkan
pengganti cairan tubuh, kolera dapat menyebabkan dehidrasi dan kematian. Untuk mengatasinya,
bisa dengan terapi rehidrasi oral, di mana pasien diberi larutan air yang terbuat dari kombinasi
garam meja, soda bikarbonat, dan gula. Untuk pencegahan, selain menjaga kebersihan, vaksinasi
juga perlu diberikan.
Gejala Kolera

Tidak semua penderita kolera memiliki gejala, sehingga tidak sadar bahwa mereka telah
terinfeksi Vibrio cholerae atau bakteri kolera. Dari seluruh orang yang terinfeksi kolera, hanya
10 persen di antaranya yang menunjukkan gejala. Walau tidak memiliki gejala, penderita kolera
masih bisa menularkan kepada orang lain melalui air yang terkontaminasi akibat bakteri kolera
yang menyebar melalui tinja selama 1-2 pekan. Kolera yang telah menyebabkan gejala selama
beberapa jam bisa mengakibatkan dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi parah
terjadi jika tubuh kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh. Selain itu perlu
diketahui bahwa diare akibat kolera bisa menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat,
yaitu sekitar 1 liter per jam, dan muncul secara tiba-tiba. Orang yang terjangkit bakteri kolera
akan merasa mual dan muntah selama beberapa jam pada tahap awal terinfeksi.
Sulit untuk membedakan diare akibat kolera atau penyakit lain, namun biasanya diare akibat
kolera menyebabkan pasien terlihat tampak pucat. Ada beberapa gejala dehidrasi akibat kolera
seperti berikut ini.

Mulut terasa kering

Aritmia atau gangguan irama jantung

Mudah marah

Merasa sangat haus

Hipotensi atau tekanan darah rendah

Letargi

Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada

Kulit berkerut dan kering

Dehidrasi bisa menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit atau hilangnya sejumlah besar
mineral dalam darah yang berguna menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Ketidakseimbangan elektrolit bisa menyebabkan oksigen dan tekanan darah menurun drastis
serta kram otot.
Anak-anak yang terjangkit bakteri kolera lebih rentan terkena hipoglisemia atau gula darah
rendah yang bisa menyebabkan kejang, hilang kesadaran, dan bahkan koma. Segera temui dokter
jika mengalami gejala diare yang parah dan dehidrasi untuk mendapatkan penanganan lanjutan
yang tepat.
Penyebab Kolera

Penyebab infeksi kolera adalah bakteri bernama Vibrio cholerae. Bakteri kolera memproduksi
CTX atau racun berpotensi kuat di usus kecil. Dinding usus yang ditempeli CTX akan

mengganggu aliran mineral sodium dan klorida hingga akhirnya menyebabkan tubuh
mengeluarkan air dalam jumlah besar (diare) dan berakibat kepada kekurangan elektrolit dan
cairan.
Ada dua siklus kehidupan yang berbeda pada bakteri kolera, yaitu di dalam tubuh manusia dan
lingkungan. Bakteri kolera di tubuh manusia ditularkan melalui tinja yang mengandung bakteri.
Bakteri kolera bisa berkembang biak dengan subur jika persediaan air dan makanan telah
terkontaminasi dengan tinja tersebut. Selain itu bakteri kolera juga dapat berkembang di
lingkungan sekitar manusia tinggal. Perairan pinggir pantai yang memiliki krustasea kecil
bernama copepoda merupakan tempat alami munculnya bakteri kolera. Plankton dan alga jenis
tertentu merupakan sumber makanan bagi krustasea, dan bakteri kolera akan ikut bersama
inangnya, yaitu krustasea, mengikuti sumber makanan yang tersebar di seluruh dunia.
Sumber-sumber infeksi kolera bisa dari faktor makanan dan terpapar air yang mengandung
bakteri. Faktor-faktor yang paling umum adalah sebagai berikut.

Makan kerang mentah atau yang tidak dimasak dengan matang, atau
makanan laut lainnya yang berasal dari lokasi tertentu.

Tumbuhnya bakteri kolera di daerah kolera mewabah bisa melalui nasi dan
milet yang terkontaminasi setelah dimasak dan didiamkan di suhu ruangan
selama beberapa jam.

Bakteri kolera bisa bertahan di air untuk jangka waktu yang lama dan
mencemari sumur-sumur yang digunakan oleh masyarakat umum.

Infeksi kolera bisa bersumber dari sayuran dan buah-buahan mentah yang
tidak dikupas. Lahan pertanian yang terkontaminasi oleh pemupukan yang
tidak baik atau air untuk pengairan yang mengandung sampah.

Lingkungan padat penduduk yang tidak memiliki sanitasi memadai.

Selain beberapa sumber infeksi kolera seperti yang disebutkan di atas, ada juga beberapa faktor
yang bisa meningkatkan risiko terjangkit bakteri kolera. Risiko seseorang terjangkit kolera akan
meningkat jika dia tinggal satu rumah bersama pengidap penyakit tersebut. Ada juga sebagian
kelompok orang, seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan orang-orang yang memiliki kadar
asam lambung rendah akan lebih rentan terjangkit kolera. Dan menurut penelitian, orang yang
bergolongan darah O memiliki risiko terjangkit kolera dua kali lipat lebih besar dari golongan
darah lainnya.
Komplikasi Kolera

Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar bisa membahayakan dan berakibat fatal.
Syok dan dehidrasi parah merupakan komplikasi kolera yang paling berbahaya, namun selain itu
ada beberapa masalah kesehatan lain yang bisa muncul akibat kolera, yaitu:

Hipokalemia atau kekurangan kalium yang bisa menyebabkan gangguan


fungsi jantung dan saraf.

Gagal ginjal yang diakibatkan oleh hilangnya kemampuan ginjal untuk


menyaring, sehingga mengeluarkan sejumlah besar cairan dan elektrolit dari
dalam tubuh. Syok sering muncul pada penderita kolera yang mengalami
gagal ginjal.

Hipoglisemia atau rendahnya kadar gula darah bisa terjadi jika pasien terlalu
sakit untuk makan. Keadaan ini bisa berbahaya karena glukosa merupakan
sumber energi tubuh yang utama. Hilang kesadaran, kejang, dan bahkan
kematian bisa terjadi akibat komplikasi ini, dan anak-anak lebih rentan
mengalaminya.

Perawatan Kolera

Diagnosis dilakukan untuk mengatasi kolera dan menentukan perawatan yang tepat. Satusatunya cara untuk memastikan diagnosis kolera adalah dengan menguji sampel tinja untuk
keberadaan bakteri. Kini petugas medis di daerah terpencil bisa menggunakan tes untuk
mendiagnosis kolera lebih cepat dan mengurangi dampak fatal yang bisa terjadi.
Dampak paling fatal akibat kolera adalah kematian yang dapat terjadi dalam hitungan jam saja.
Itu sebabnya pasien membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Langkah-langkah
penanganan darurat dapat berupa:

Pemberian oralit untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit
tersedia dalam bentuk bubuk yang bisa dicampur dengan air mineral botol
atau air yang dimasak hingga mendidih.

Pemberian infus untuk orang yang mengalami dehidrasi parah.

Pemberian suplemen seng untuk meredakan diare pada anak-anak penderita


kolera.

Pemberian antibiotik untuk mengurangi jumlah bakteri, sekaligus


mempersingkat diare akibat kolera.

Pencegahan Kolera

Untuk mencegah terjangkit kolera, sebaiknya senantiasa jaga kebersihan pribadi dan makanan.
Anda bisa mengurangi risiko terjangkit kolera dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Hindari membeli makanan dari penjaja keliling atau pedagang kaki lima, dan
konsumsi makanan yang benar-benar matang dan hangat.

Hindari konsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak dengan
matang, termasuk sushi.

Waspada terhadap produk olahan susu, termasuk susu mentah dan es krim,
karena sering terkontaminasi bakteri.

Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin, terutama sebelum makan
dan setelah menggunakan toilet. Sebelum membasuhnya dengan air, gosok
kedua tangan dengan sabun setidaknya selama 15 detik. Anda juga bisa
menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol jika tidak ada sabun
dan air.

Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih.
Setelah sikat gigi, kumur dengan air yang bersih. Pada umumnya, minuman
botol, kaleng, atau minuman hangat lebih aman. Namun sebelum membuka
minuman kemasan, lap bagian luarnya terlebih dulu.

Hindari makan salad dan buah-buahan yang tidak dikupas, seperti buah
anggur. Pilih sayuran dan buah-buahan yang bisa dikupas sendiri, seperti
kiwi, pisang, dan pepaya.

Vaksinasi juga bisa digunakan untuk mencegah terjangkiti bakteri kolera, namun biasanya hanya
disarankan bagi orang yang bepergian ke daerah wabah kolera. Langkah ini terutama diberikan
kepada orang-orang yang kemungkinan memiliki akses pelayanan medis terbatas, seperti petugas
bantuan kemanusiaan.

Retinoblastoma

Retinoblastoma merupakan tumor ganas di dalam mata yang paling sering terjadi
pada anak di bawah usia lima tahun. Dua gejala yang paling sering dialami adalah
manik putih pada mata dan mata kucing.
Gejala lain retinoblastoma yang patut diwaspadai adalah mata merah dan mata
juling. Sebab, jika sudah membesar, tumor ini bisa menyebar ke sumsum tulang
dan sel otak, akan berakibat fatal pada kondisi anak dan bisa m Gejala Gejala

retinoblastoma dapat dikenali berupa: - Pupil berwarna putih - Mata juling (strabismus). - Mata
merah dan nyeri - Gangguan penglihatan - Iris pada kedua mata memiliki warna yang berlainan Bisa terjadi kebutaan. Diagnosis Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk retinoblastoma:
Pemeriksaan mata dalam keadaan pupil melebar CT scan kepala USG mata (ekoensefalogram
kepala dan mata) Pemeriksaan cairan serebrospinal Pemeriksaan sumsum tulang. Penyebab &
Faktor Risiko Penyebab retinoblastoma adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang
sifatnya cenderung diturunkan. Sekitar 10% penderita retinoblastoma memiliki saudara yang
juga menderita retinoblastoma dan mendapatkan gennya dari orangtua. Kanker bisa menyerang
salah satu maupun kedua mata. Kanker juga bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak (melalu
saraf penglihatan/nervus optikus). Gaya Hidup & Perawatan di Rumah Pengobatan tergantung
kepada ukuran dan lokasi tumor. Tumor yang kecil bisa diobati dengan bedah laser. Terapi
penyinaran dan kemoterapi digunakan pada tumor yang telah menyebar ke luar mata. Jika kanker
tidak memberikan respon terhadap pengobatan, mungkin perlu diangkat. Apabila kanker hanya
menyerang satu mata, maka keseluruhan bola mata diangkat bersamaan dengan sebagian nervus
optikus. Jika kanker menyerang kedua mata, digunakan teknik bedah mikro khusus untuk
mengangkat atau menghancurkan tumor, sehingga kedua mata tidak harus diangkat. Atau salah
satu mata diangkat dan pada mata yang lainnya dilakukan terapi penyinaran atau bedah mikro
(untuk mengendalikan tumor). Pemeriksaan mata dilakukan setiap 2-4 bulan. Jika kanker
kembali kambuh, kemoterapi bisa diulang. Pencegahan Jika di dalam keluarga terdapat riwayat
retinoblastoma, sebaiknya mengikuti konsultasi genetik untuk membantu meramalkan risiko
terjadinya retinoblastoma pada keturunannya.

Disentri

Disentri merupakan salah satu jenis diare akut, umumnya banyak dialami pada anak usia balita.
Penyebab disentri yakni infeksi kuman Shigella (Disentri basiler) dan parasit Entamoeba
histolitiyca (disentri amoeba). Gejala disentri pada anak biasanya didahului demam (pada
disentri basiler), ada gejala sakit perut ketika BAB dan setelahnya rasa sakit tersebut hilang.
Kondisi feses berlendir dan berdarah.

Apa Saja Jenis Disentri?

Ada dua jenis utama disentri yang digolongkan berdasarkan penyebabnya, yaitu disentri basiler
atau sigelosis yang disebabkan oleh bakteri shigella dan disentri amoeba atau amoebiasis yang
disebabkan oleh amoeba (parasit bersel satu) bernama Entamoeba histolytica yang biasanya
ditemukan di daerah tropis. Disentri basiler biasanya lebih ringan dibanding dengan disentri
amoeba.
Kedua jenis ini biasanya menular karena lingkungan yang kotor. Manusia juga sering terinfeksi
karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Walau disentri bisa sembuh tanpa penanganan medis, penderita dianjurkan untuk tetap waspada
karena disentri bisa berujung pada dehidrasi dan bahkan kematian. Hal ini umumnya terjadi di
daerah dengan sanitasi yang buruk dan terutama jika perawatan klinis susah untuk didapatkan.
Berkonsultasi kepada Dokter

Tidak semua penderita harus ke dokter jika mengalami disentri. Penyakit ini biasanya bisa pulih
dalam beberapa hari. Tetapi jika Anda mengalami diare berdarah atau berlendir yang berlangsung
lebih dari beberapa hari, segera konsultasikan kepada dokter untuk diagnosis dan pengobatan
yang lebih akurat. Jangan lupa untuk menginformasikan makanan apa saja yang Anda konsumsi
yang mungkin dapat menyebabkan diare.
Jika anak Anda mengalami diare selama enam kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam atau
diare yang berkelanjutan, Anda disarankan untuk membawanya ke dokter. Komplikasi utama
akibat diare adalah dehidrasi. Ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi lebih rendah
daripada orang dewasa. Dehidrasi merupakan penyebab kematian utama pada anak-anak yang
mengalami diare dan muntah-muntah. Maka dari itu, diare tidak boleh dianggap remeh terutama
jika terjadi pada anak-anak. Berikut adalah tanda-tanda dehidrasi pada anak yang patut
diwaspadai:

Rewel.

Cepat mengantuk.

Kondisi tubuh semakin lemah.

Jarang buang air kecil dibanding biasanya.

Tangan dan kaki terasa dingin.

Kulit menjadi pucat atau berbintik.

Disentri belum tentu membutuhkan perawatan medis, tapi memperbanyak minum sangatlah
penting untuk mencegah dehidrasi.
Langkah Pencegahan Untuk Disentri
Menjaga kebersihan memiliki peran penting dalam pencegahan disentri. Selain bisa berdampak
kepada si penderita, penyakit ini juga berpotensi untuk menyebar kepada orang-orang di
sekitarnya, terutama anggota keluarga. Karena itu sebaiknya disentri dicegah mulai dari aspek
kontak pertama hingga penyebarannya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah pencegahan terkena disentri akibat faktor kontaminasi:

Menjauhi makanan yang kebersihannya tidak terjamin dan tidak minum air
langsung dari keran.

Selalu mencuci tangan sebelum makan.

Memisahkan makanan yang mentah dari yang matang.

Mengonsumsi makanan yang dimasak sampai benar-benar matang.

Menyimpan makanan di kulkas dan tidak membiarkan makanan tertinggal di


bawah paparan sinar matahari atau suhu ruangan.

Jika Anda mengalami disentri, langkah-langkah berikut akan sangat berguna untuk mencegah
penyebarannya pada orang-orang di sekitar Anda:

Mencuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan.

Mencuci tangan setelah dari toilet dan selalu bersihkan toilet dengan
disinfektan setelah buang air besar.

Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita tidak menggunakan handuk atau
peralatan makan yang sama dengan anggota rumah lainnya.

Penderita sebaiknya tidak keluar rumah selama minimal 48 jam setelah


periode disentri berakhir.

Ruam Popok

Ruam popok adalah peradangan pada area kulit bayi yang tertutup popok, seperti bokong. Ruam
ini biasanya terjadi karena reaksi kulit terhadap urine dan tinja. Awalnya ditandai dengan
kemunculan kulit kemerahan pada bokong bayi.
Bayi yang memakai popok, hampir semua pernah mengalami ruam popok. Ruam ini umumnya
tidak berbahaya. Meski demikian, ruam popok dapat mengganggu kenyamanan sehingga bayi
cenderung menjadi lebih rewel.

Popok Sekali Pakai atau Popok Kain?

Pemilihan popok yang tepat umumnya menjadi dilema bagi orang tua. Penelitian telah banyak
dilakukan, tapi tidak ada yang membuktikan jenis popok mana yang berpengaruh dalam
pencegahan ruam.
Popok sekali pakai atau popok kain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Penentuan mana yang lebih baik tergantung kepada kebutuhan Anda serta bayi Anda. Apa pun
pilihannya, yang terpenting adalah menjaga agar kulit bayi tetap kering dan bersih.

Gejala-gejala Ruam Popok

Ruam popok umumnya terjadi pada dua tahun pertama, terutama saat bayi berusia sembilan
bulan hingga satu tahun. Ruam ini juga bisa kambuh selama anak Anda masih memakai popok.
Beberapa gejala yang mengindikasikannya adalah:

Munculnya kulit kemerahan yang bengkak, terutama pada bokong, paha,


serta di sekitar alat kelamin bayi.

Bayi yang bertambah rewel, misalnya menangis saat bagian yang biasanya
tertutup popok disentuh atau dibersihkan.

Jika kulit bayi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah parah, meski Anda sudah
memberikan penanganan, Anda sebaiknya memeriksakan bayi Anda ke dokter. Ruam popok
terkadang dapat memicu infeksi yang membutuhkan obat-obatan dengan resep dokter.
Selain itu, periksakan bayi Anda ke dokter jika dia mengalami ruam popok yang menyebar
hingga di luar bagian kulit yang tidak tertutup popok dan disertai demam. Munculnya luka
melepuh atau bernanah serta rasa kantuk yang melebihi biasanya juga termasuk gejala yang perlu
diwaspadai.
Faktor Penyebab Ruam Popok

Terdapat sejumlah faktor penyebab di balik ruam popok. Penyebab-penyebab tersebut meliputi:

Kontak yang terlalu lama dengan urine dan tinja. Jika dibiarkan terlalu
lama dalam popok, urine dan tinja dapat memicu iritasi pada kulit bayi yang
sensitif.

Gesekan dan lecet, misalnya karena popok yang terlalu ketat.

Iritasi karena produk bayi yang baru digunakan. Contohnya, sabun,


bedak, detergen, atau bahan pelembut pakaian.

Pengaruh jenis makanan baru. Struktur tinja serta frekuensi buang air
besar pada bayi akan berubah ketika bayi mulai mengonsumsi makanan
padat. Perubahan ini dapat memicu ruam popok. Untuk bayi yang minum ASI,
makanan, minuman, atau obat yang dikonsumsi oleh ibu, juga akan
berpengaruh.

Infeksi bakteri atau jamur. Kulit yang tertutup popok cenderung lembap
dan hangat sehingga meningkatkan kemungkinan tumbuhnya bakteri dan
jamur.

Pengobatan dan Pencegahan Ruam Popok

Menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering adalah metode paling efektif dalam menangani
sekaligus mencegah ruam popok. Langkah ini dapat Anda lakukan dengan cara-cara sederhana
berikut ini.

Segera mengganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin.

Bersihkan bagian kulit yang sering tertutup popok secara seksama, terutama
saat mengganti popok.

Jangan biarkan bayi Anda selalu memakai popok. Kulit bayi juga perlu
dibiarkan bernapas. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan kena
udara, risiko ruam popok juga makin berkurang.

Setelah dibasuh, seka kulit bayi Anda perlahan-lahan sampai kering sebelum
memakaikan popok baru.

Hindari penggunaan bedak. Bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi
pada paru-paru bayi Anda.

Sesuaikan ukuran popok dengan bayi Anda. Jangan menggunakan popok


yang terlalu ketat.

Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta
pewangi. Kandungan alkohol dan bahan kimianya dapat memicu iritasi serta
memperparah ruam.

Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok bayi
Anda. Obat oles yang umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide ini juga
berguna mengatasi ruam popok.

Gunakan popok dengan satu ukuran lebih besar selama bayi Anda menjalani
masa penyembuhan dari ruam popok.

Basuhlah tangan Anda sebelum dan sesudah mengganti popok.

Jika Anda menggunakan popok kain, cucilah dengan bersih dan hindari
penggunaan pewangi pakaian.

Ruam popok umumnya bisa sembuh tanpa penanganan medis dari dokter. Tetapi jika ruam
popok pada bayi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah parah meski sudah ditangani
dengan langkah-langkah di atas, Anda sebaiknya membawa bayi Anda ke dokter untuk diperiksa.
Dokter akan menanyakan gejala dan faktor-faktor yang mungkin menjadi pemicunya, seperti
perubahan bahan makanan, jenis produk bayi dan popok yang digunakan, frekuensi penggantian
popok, serta kondisi kesehatan bayi Anda.
Setelah mengetahui penyebab ruam pada bayi Anda, dokter akan menganjurkan beberapa jenis
obat untuk mengatasinya. Jenis obat-obatan tersebut dapat meliputi obat oles steroid ringan,
seperti hydrocortisone, salep antijamur, serta antibiotik oles atau minum

Flu Singapura

Flu Singapura atau juga disebut dengan HMFD (Hand, Mouth, Foot Disease) ini sangat menular
dan sering terjadi saat musim kemarau. Biasanya HMFD menyerang anak usia 1-4 tahun, namun
terkadang juga dialami oleh anak-anak yang lebih besar.

Diawali dengan demam sedang (di bawah 39 derajat C) selama 2-3 hari, yang diikuti rasa sakit
pada leher dan nafsu makan berkurang. Selanjutnya, muncul sekitar 3 - 10 bintil kecil di dalam
mulut yang menyerupai sariawan dan terasa nyeri. Di telapak tangan, telapak kaki, dan terkadang
di daerah bokong muncul ruam kemerahan atau bintil kecil yang tidak gatal.
Gejala Flu Singapura

Masa inkubasi flu Singapura berlangsung kurang lebih satu minggu sebelum munculnya tanda
dan gejalanya, yaitu:

Demam tinggi.

Sakit tenggorokan.

Hilangnya nafsu makan.

Muncul luka seperti melepuh berwarna merah di lidah, gusi, dan bagian
dalam pipi.

Ruam merah

Bayi dan balita akan rewel dan mudah marah.

Sakit perut.

Muntah.

Batuk.

Umumnya, penyakit flu Singapura diawali dengan munculnya demam. Setelah itu, sekitar satu
atau dua hari, akan muncul tukak atau luka di sekitar gusi, lidah, dan pipi bagian dalam. Kondisi
inilah yang bisa membuat Anda kesakitan saat minum, makan, atau menelan. Tidak lama
setelahnya, ruam muncul di sekitar telapak tangan dan kaki, serta terkadang pada bokong dan
selangkangan.
Kebanyakan kasus flu Singapura, penderita tidak membutuhkan bantuan medis, karena gejalagejala penyakit akan mereda dengan sendirinya dalam waktu tujuh hari tanpa penanganan apa
pun. Tapi jika penderita mengalami dehidrasi, gejala tidak membaik dalam waktu satu minggu,
dan muncul gejala fisik lainnya, segera berkonsultasi dengan dokter.
Penyebab Flu Singapura

Kelompok virus bernama enterovirus A yang menjadi penyebab flu Singapura. Virus coxsackie
A16, A6, A10, dan enterovirus 71 adalah jenis-jenis enterovirus A yang paling sering
menyebabkan munculnya flu Singapura.
Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem
pencernaan. Hingga akhirnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Akan tetapi
sebelum virus menyebar ke organ-organ vital, sistem imunitas tubuh akan mengendalikannya.
Sumber utama penyebaran kelompok virus ini adalah melalui mulut. Penyebaran flu Singapura
dari satu orang ke orang lain adalah kontak langsung dengan penderita, melalui:

Cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin.

Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.

Cairan yang berasal dari luka melepuh.

Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran penderita (tinja).

Diagnosis Flu Singapura


Tanda dan gejala flu Singapura bisa disebabkan oleh berbagai macam virus. Terdapat beberapa
hal yang bisa membedakan gejala flu Singapura dengan penyakit lainnya, yaitu:

Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa


menentukan apakah seseorang tertimpa flu Singapura atau tidak. Gejala flu
Singapura biasanya dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan.
Kemudian diikuti munculnya luka-luka di mulut, serta ruam pada tangan dan
kaki.

Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10
tahun.

Bentuk dan ukuran luka. Ukuran luka bisa membedakan flu Singapura dari
penyakit lainnya. Flu Singapura punya ukuran luka lebih kecil dari cacar.

Hasil evaluasi beberapa hal di atas biasanya cukup untuk menjadi bahan diagnosis dokter.
Namun jika masih belum yakin, dokter biasanya akan mengambil sampel cairan (dari kulit,
tenggorokan, atau rektum), darah, atau tinja untuk diteliti di laboratorium.
Pengobatan dan Pencegahan Flu Singapura

Umumnya, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan. Kondisi ini biasanya pulih dengan
sendiri setelah kurang lebih satu minggu. Flu Singapura disebabkan oleh virus, jadi Anda tidak
bisa mengonsumsi antibiotik untuk meredakannya. Namun, Anda bisa melakukan beberapa
perawatan sendiri untuk meredakan gejala-gejalanya:

Untuk meredakan rasa nyeri dan demam, berikan asetaminofen atau


ibuprofen. Jangan berikan aspirin pada penderita anak-anak dan remaja di
bawah usia 16 tahun, karena berisiko menimbulkan penyakit sindrom Reye.

Beristirahat secukupnya dan berikan banyak minuman dingin untuk


mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.

Jangan memberikan makanan atau minuman asam dan pedas, karena bisa
membuat luka di mulut dan akan terasa lebih perih. Berikan makanan lunak
dan juga sup, karena kondisi ini akan membuat mereka kesulitan dalam
menelan

Untuk mengurangi resiko penyebaran flu Singapura, ada beberapa cara yang bisa dilakukan:

Mengisolasi penderita flu Singapura. Flu Singapura sangat mudah


menular, oleh karena itu penderitanya disarankan untuk diisolasi hingga
sembuh.

Membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus.


Bersihkan area-area yang dicurigai terkjontaminasi virus (pakaian, seprei,
meja, peralatan makan) menggunakan air dan sabun, kemudian bersihkan
lagi dengan pemutih klorin.

Cucilah tangan dengan bersih. Cobalah untuk mencuci tangan dengan


bersih secara rutin, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak,
menyiapkan makanan, dan sebelum makan.

Ajarkan cara menjaga kebersihan. Ajarkan pada anak bagaimana


menjaga kebersihan anggota tubuhnya sendiri, sebab anak-anak di bawah 10
tahun rawan tertular flu Singapura.

Hindari berbagi peralatan maupun mencium anak yang sedang


menderita flu Singapura.

Komplikasi Flu Singapura

Ada beberapa komplikasi flu Singapura, tapi memang jarang terjadi. Beberapa komplikasi flu
Singapura adalah:

Dehidrasi. Luka yang muncul pada rongga mulut dan tenggorokan bisa
mempersulit penderita untuk minum cairan, yang bisa membuatnya
mengalami dehidrasi.

Meningitis virus. Virus penyebab flu Singapura bisa mengakibatkan


meningitis virus, jika virus tersebut bisa masuk ke otak. Meningitis virus
adalah infeksi selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
Akan tetapi, komplikasi ini jarang terjadi.

Ensefalitis. Ini adalah komplikasi paling serius dan paling jarang terjadi dari
flu Singapura. Ensefalitis merupakan infeksi virus yang menyebabkan
jaringan otak membengkak dan meradang. Ensefalitis juga bisa
menyebabkan kerusakan otak cukup parah, dan akhirnya berujung pada
kematian.

Mimisan

Anak-anak rentan terkena mimisan karena pembuluh darahnya yang belum kuat. Hal ini
menyebabkan pembuluh darah akan pecah sehingga darah keluar melalui hidung secara tiba-tiba
jika ia kelelahan atau memiliki alergi. Biasanya mimisan hanya berlangsung selama 1 hingga 3
menit, darah yang dikeluarkan pun tidak selalu banyak. Faktor genetik juga bisa menjadi
penyebabnya. Jika mimisan berlangsung selama lebih dari 3 menit, maka dicurigai anak
mempunyai kelainan pembekuan darah atau dikenal sebagai hemofilia.

Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami mimisan,
yaitu anak-anak, lansia, ibu hamil, orang yang sering menggunakan aspirin dan obat
antikoagulan, serta pengidap kelainan darah, seperti hemofilia.
Gejala-gejala Mimisan yang perlu Diwaspadai

Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu berhati-hati karena
mimisan mungkin saja mengindikasikan adanya penyakit-penyakit tertentu. Beberapa gejala
yang sebaiknya diwaspadai meliputi:

Mimisan yang berlangsung lebih dari 30 menit. Jika mengalaminya, Anda


sebaiknya segera ke rumah sakit.

Mimisan dengan volume darah yang banyak.

Sering mimisan, misalnya lebih dari sekali dalam seminggu.

Detak jantung yang tidak beraturan.

Kesulitan bernapas.

Muntah darah karena menelan banyak darah.

Mimisan yang terjadi setelah Anda mengalami cedera.

Kulit berubah pucat.

Mimisan disertai pendarahan dari bagian lain tubuh, misalnya gusi.

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, Anda sebaiknya segera menghubungi
dokter.
Jenis dan Penyebab Mimisan

Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang terletak mendekati lapisan
kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam
dua jenis, yaitu anterior atau bagian depan dan posterior atau bagian belakang.
Hampir 90 persen mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah ditangani. Pada jenis
mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung. Mimisan ini juga umumnya dialami
oleh anak-anak.
Sedangkan pada mimisan jenis posterior, pendarahan berasal dari pembuluh darah yang terletak
di bagian belakang hidung (di antara langit-langit mulut dan rongga hidung). Mimisan jenis ini
jarang terjadi dan kondisinya cenderung lebih serius dengan volume pendarahan yang lebih
banyak. Kelompok orang yang sering mengalaminya adalah orang-orang dewasa dan lansia.
Mimisan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Faktor pemicunya dapat berupa penggunaan obatobatan, keturunan, hingga penyakit. Beberapa di antaranya adalah:

Proses buang ingus yang terlalu kencang.

Tidak sengaja melukai dinding hidung saat mengorek hidung.

Udara yang kering dan dingin. Lapisan dalam hidung yang kering
menjadikannya lebih rentan terluka dan terinfeksi.

Bentuk hidung yang bengkok, misalnya karena keturunan atau cedera.

Sinusitis akut atau kronis.

Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya aspirin, antikoagulan, atau obat


pelega hidung yang berlebihan.

Iritasi akibat senyawa kimia, misalnya amonia.

Penggunaan obat-obatan terlarang, seperti menghirup kokain.

Operasi hidung.

Tumor pada rongga hidung.

Kelainan pada kemampuan pembekuan darah, misalnya hemofilia.

Konsumsi alkohol.

Langkah Penanganan Mimisan

Pada umumnya, mimisan adalah kondisi yang dapat ditangani sendiri di rumah. Berikut ini
adalah beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan jika Anda atau anak Anda mimisan.

Duduk tegak dan jangan berbaring. Posisi duduk akan mengurangi tekanan
pada pembuluh darah hidung sehingga dapat menghentikan pendarahan.
Sedangkan berbaring justru akan menambah tekanan.

Condongkan tubuh ke depan sehingga darah keluar lewat hidung dan tidak
masuk ke tenggorokan.

Keluarkan dan buang darah yang mengalir ke mulut. Menelan darah dapat
memicu keinginan untuk muntah.

Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk memencet hidung selama sekitar 10
menit. Langkah ini akan memberi tekanan pada sumber pendarahan
sehingga menghentikan darah. Jangan lupa untuk bernapas lewat mulut.

Letakkan kompres dingin pada pangkal hidung untuk memperlambat


pendarahan.

Setelah mimisan berhenti, usahakan agar Anda tidak membuang ingus, membungkuk, atau
melakukan aktivitas berat selama setidaknya 12 jam. Langkah ini juga dapat mencegah
terjadinya iritasi pada hidung.
Jika mimisan tidak kunjung berhenti setelah 25 menit, Anda sebaiknya ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan medis. Penentuan jenis penanganan ini tergantung kepada penyebab
mimisan.
Orang yang diduga mengalami mimisan karena penyakit tertentu, misalnya hemofilia, akan
dianjurkan untuk menjalani tes darah guna memastikan diagnosis. Sedangkan jika sinusitis
menjadi penyebab mimisan, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasinya. Begitu juga
dengan mimisan yang disebabkan oleh penggunaan obat tertentu. Jenis serta dosis obat tersebut
perlu ditinjau ulang.
Prosedur operasi juga dapat menjadi pilihan jika dibutuhkan. Misalnya membakar pembuluh
darah yang sobek menggunakan nitrat. Begitu juga jika memiliki dinding pembatas lubang
hidung yang bengkok karena faktor keturunan atau cedera. Anda akan membutuhkan prosedur
operasi untuk meluruskannya.
Langkah Pencegahan Mimisan

Bekas luka pada pembuluh darah sehabis mimisan biasanya dapat membentuk koreng dan
membuat hidung terasa tidak nyaman. Tetapi jangan mengorek koreng tersebut karena hal ini
dapat kembali memicu mimisan.

Hidung juga umumnya akan lebih rentan terkena iritasi atau infeksi setelah mimisan. Karena itu,
menjauhlah sebisa mungkin dari pengidap flu atau pilek. Menghindari rokok, minuman keras,
serta minuman panas juga dapat membantu.
Selain untuk menghindari kembalinya mimisan, ada beberapa langkah sederhana yang mungkin
berguna dalam pencegahan kondisi ini.

Berhati-hatilah saat mengorek hidung, jangan terlalu dalam.

Jangan membuang ingus terlalu kencang.

Kurangi merokok. Rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan


meningkatkan risiko iritasi hidung.

Gunakan obat pelega hidung sesuai dengan dosis pada kemasan atau
anjuran dokter.

Diskusikan dengan dokter jika Anda pernah mimisan dan harus menggunakan
obat antikoagulan.

Pergelangan Kaki atau Pergelangan Tangan Terkilir

E-mail

Sh.

Terkilir adalah peristiwa meregangnya ligamen atau robek. Kondisi ini rentan dialami anak.
Untuk mengatasinya, kompres dengan menggunakan es selama 20 menit, setiap beberapa jam.
Bungkus sendi yang terkilir dengan menggunakan perban kompres guna mengurangi
pembengkakan.
Bila memungkin, mintalah anak untuk mengangkat tungkai selama beberapa jam sehari.
Gunakan penghilang rasa sakit dari apotek untuk meredakan nyeri. Hubungi dokter jika anak
mengalami demam atau nyeri yang tidak kunjung membaik setelah beberapa hari.
Bagaimana kita Bisa tahu apakah sendi kita mengalami Keseleo atau hanya memar otot? Tandatanda keseleo dan memar (tegang) otot sangatlah mirip: rasa sakit mungkin ringan, sedang, atau
berat. Keseleo memiliki tanda dan gejala sebagai berikut: Nyeri sendi Pembengkakan Kekakuan
sendi Perubahan warna kulit, merah-kebiruan Semakin parah keseleo, maka akan sangat sulit
menggerakkan sendi yang terlibat karena sakit. Seseorang dengan keseleo pergelangan kaki yang
ringan mungkin hanya bisa menggerakkan pergelangan kaki tapi hanya sedikit. Sementara itu,
keseleo pergelangan kaki yang lebih parah dapat menyebabkan rasa yang begitu sakit dan
membuat sulit atau tidak mungkin untuk berjalan. Keselo ada derjatnya dari ringan ke berat
dengan dinilai skala I sampai III: Grade I : Peregangan ligamen atau robek yang sangat ringan,
dengan hanya sedikit atau tidak ada ketidakstabilan pada sendi. Grade II : Robekan ligamen yang
lebih serius tapi masih belum lengkap. Grade III : Ligamen benar-benar robek atau pecah. Ini
bukan patah tulang, tapi rasanya mirip karena sering tidak mungkin untuk mengangkat beban
pada sendi atau menggerakkan anggota badan pada sendi yang terkena. Pengobatan Keseleo
Kebanyakan orang dapat mengobati keseleo ringan dengan menggunakan perawatan RICE yang
dapat dilakukan sendiri di rumah. Berikut cara benar mengobati keselo yang dapat Anda lakukan
dirumah:

Kanker Otak

Kanker otak dan kanker saraf tulang belakang merupakan jenis kanker yang juga sering
ditemukan pada anak-anak, selain leukemia dan limfoma. Penyebab kanker ini masih belum
diketahui.
Gejalanya pasien yang satu dengan lainnya bisa berbeda. Namun gejala yang paling sering
ditemukan antara lain sakit kepala di pagi hari atau sakit kepala yang tak kunjung pergi setelah
muntah-muntah; sering mual dan muntah-muntah; gangguan penglihatan, pendengaran dan
bicara; kehilangan keseimbangan dan kesulitan berjalan; rasa kantuk yang tak biasa atau
perubahan kadar aktivitas; perubahan kepribadian atau perilaku yang tak wajar; kejang-kejang;
dan peningkatan ukuran kepala (pada bayi).
Gejala Kanker Otak

Gejala tumor otak bervariasi dari satu penderita ke penderita lain tergantung pada ukuran dan
bagian otak yang terjangkit. Tumor bisa membuat area otak yang terjangkiti tidak berfungsi
dengan baik dan menekan jaringan otak sehingga menyebabkan sakit kepala serta kejang-kejang.
Berikut ini beberapa gejala umum tumor otak yang lain:

Kelelahan berlebihan dan mudah mengantuk.

Gangguan penglihatan.

Gangguan berjalan dan berbicara.

Muntah-muntah.

Pengobatan Kanker Otak

Kanker otak primer memiliki tiga faktor yang bisa memengaruhi hasil pengobatan:

Tipe sel otak yang menjadi tumor.

Letak tumor di dalam otak.

Kondisi kesehatan dan umur penderita saat didiagnosis dengan tumor.

Penyakit ini harus ditangani secepat mungkin, biasanya dengan tindakan pembedahan untuk
mengangkat sel-sel kanker sebanyak mungkin. Proses penyembuhan bisa dilanjutkan dengan
radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi keduanya. Jika tidak segera dilakukan pembedahan,
kanker bisa berpotensi menyebar dan merusak bagian dari otak dan saraf tulang belakang,
bahkan hingga ke organ lainnya.
Sedangkan pada kanker otak sekunder, manfaat perawatan hanya untuk meringankan gejala dan
memperpanjang usia saja. Karena kecilnya kemungkinan bagi penderita untuk sembuh total,
terutama tumor maupun kanker yang ada sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Bagi Penderita Kanker Otak

Merasa takut adalah hal yang wajar bagi penderita kanker otak. Seluruh keluarga penderita harus
dilibatkan dalam segala penentuan keputusan dan cara menjalani kehidupan sehari-hari. Keluarga
juga harus memahami dan mengerti tentang apa yang sedang dan mungkin akan terjadi.
Berikut ini beberapa hal yang mungkin membantu Anda, keluarga, dan teman dekat untuk
mengatasi perubahan di dalam hidup:

Mencari informasi medis yang akurat tentang penyakit dan pilihan


proses pengobatan kanker otak.

Jika Anda merasa kesulitan mengingat pertanyaan dan jawaban, tulis


semuanya sebagai pengingat. Siapkan sesuatu untuk mencatat.

Sangat baik untuk Anda mengambil keputusan secara aktif dalam pilihan
cara penanganan dan perawatan Anda. Ini bisa membantu menghilangkan
rasa takut akibat ketidakpahaman dan Anda pun bisa merasa punya kendali
atas apa yang terjadi.

Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas seperti sebelum didiagnosis.


Tentukan batas untuk diri sendiri.

Kanker otak bisa berdampak pada kemampuan motorik, bicara, penglihatan, serta pola pikir pada
saat dan setelah pengobatan. Ada berbagai tipe terapi dapat dilakukan untuk membantu proses
pemulihan. Anda dapat menjalani konseling jika ingin membahas mengenai aspek emosional dari
diagnosis dan perawatan Anda

Sarkoma

Sarkoma berkontribusi sebagai kanker yang menyerang anak-anak sebesar 15 persen. Sarkoma
dapat menyerang bagian tubuh manapun namun yang paling sering terkena kanker ini adalah
kaki dan tangan karena sebagian besar jaringan ikat tubuh terletak di dalam keduanya.
Secara garis besar ada lima sub-kanker sarkoma yang biasa menyerang anak-anak dan orang
dewasa muda yaitu kanker tulang, sarkoma Ewing, rhabdomyosarcoma, sarkoma jaringan lunak
dan sarkoma rahim.

Resiko dan Penyebab


Untuk kebanyakan pasien, tidak ada faktor risiko yang teridentifikasi.
Pasien dengan penyakit turunan seperti neurofibromatosis, yang memiliki beberapa pembesaran
tumor jinak pada selubung saraf memiliki resiko lebih besar dimana salah satu pembesaran
selubung saraf berubah menjadi kanker.
Pasien dengan radioterapi sebelumnya memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi terkena
sarkoma di daerah yang teradiasi sebelumnya. Mungkin memakan waktu hampir 10 tahun untuk
timbul.

Gejala
Gejala dan Tanda Sarkoma
Banyak pasien lebih dulu berkonsultasi dengan dokter karena benjolan atau massa pada lengan,
kaki, atau tangan. Benjolan mungkin menyakitkan atau tidak menyakitkan. Sarkoma ini
didiagnosa ketika biopsi (pengangkatan sebagian jaringan) dari benjolan pada tangan, kaki atau
lengan diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi (dokter yang khusus memeriksa jaringan
di bawah mikroskop). Kanker tulang biasanya terjadi di daerah bahu dan lutut dibandingkan
dengan daerah tubuh lainnya.
Ketika kanker berlanjut mungkin terdapat penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, atau
demam berkepanjangan. Gejala lainnya tergantung lokasi sarkoma, seperti rasa kenyang,
gangguan pencernaan, dan nyeri lambung ketika sarkoma perut terjadi dan pendarahan vagina
ketika sarkoma rahim terjadi.

Diagnosa
Tes Diagnostik
Kebanyakan sarkoma didiagnosis ketika biopsi (pengangkatan sebagian jaringan) benjolan pada
tangan, kaki atau lengan diperiksa di bawah mikroskop oleh ahli patologi (dokter yang khusus
memeriksa jaringan di bawah mikroskop).
Setelah sarkoma didiagnosis, tes lainnya seperti scan tomografi terkomputerisasi (CT), scan
resonansi magnetik (MRI) untuk menggambarkan jangkauan penyakit biasanya dilakukan.

Pilihan Pengobatan
Pengobatan Sarkoma
Pasien yang terkena sarkoma lokal pada organ asal melakukan bedah pengangkatan seluruh
kanker dan tepi jaringan normal di sekitarnya jika memungkinkan. Pada beberapa pasien,
radioterapi tambahan pada situs kanker diperlukan setelah operasi untuk mencegah kanker
berulang di lokasi yang sama. Ini terutama jika kanker itu besar ketika tumbuh. Pada beberapa
subtipe sarkoma tertentu, kemoterapi tambahan juga diperlukan setelah pembedahan kuratif.
Radioterapi pada lengan dan kaki dikaitkan dengan kemerahan pada kulit dan rambut rontok di
daerah teradiasi. Radioterapi pada daerah kepala dan leher dikaitkan dengan kemerahan kulit
sementara, kehilangan nafsu makan, kehilangan air liur dan kekeringan mulut. Radioterapi pada
daerah perut dikaitkan dengan mual dan muntah sementara, kehilangan nafsu makan, dan nyeri

lambung sesekali.
Pada pasien dengan sarkoma lanjutan, kemoterapi dapat memperlambat jalannya kanker dan
menyembuhkan gejala kanker terkait. Efek samping terkait kemoterapi bersifat sementara atau
keseluruhan rambut rontok, mual dan muntah, dering pada telinga, mati rasa pada jari tangan dan
kaki, dan kehilangan nafsu makan. Efek samping lebih serius termasuk disfungsi organ
(termasuk hati, ginjal dan saluran pencernaan) dan infeksi serius sebagai akibat dari penekanan
sumsum tulang.
Salah satu subtipe sarkoma tertentu dikenal sebagai tumor stroma gastrointestinal (GIST),
biasanya timbul dari jaringan lambung atau usus kecil. Penyakit ini dapat diobati dengan obat
oral yang dikenal sebagai imatinib, obat yang relatif baru yang secara khusus menargetkan
protein bermutasi yang menyebabkan kanker, sebagai lawan kemoterapi yang mempengaruhi
baik sel-sel normal dan kanker. Imatinib digunakan baik setelah bedah pengangkatan kuratif dari
GIST terlokalisasi, dan pada GIST lanjutan.
Pengobatan sarkoma biasanya multidisiplin, dan melibatkan dokter dari berbagai departemen.
Keputusan tentang terapi biasanya dibuat setelah diskusi antara seluruh tim yang terlibat pada
pertemuan dewan tumor multidisiplin.
Prognosis Sarkoma
Penentu utama prognosis sarkoma termasuk status kinerja pasien, subtipe sarkoma, dan stadium
penyakit saat diagnosis. Ini akan didiskusikan secara individual dengan setiap pasien pada saat
konsultasi klinis mereka. Secara umum, pasien lebih awal, dengan sarkoma lebih kecil, memiliki
prognosis yang lebih menguntungkan daripada mereka yang datang dengan penyakit lebih
lanjut.

Limfoma

Limfoma merupakan kanker yang menyerang kelenjar getah bening, timus, limpa, amandel,
kelenjar gondok dan sumsum tulang. Terdapat dua jenis limfoma yaitu limfoma Hodgkin dan
limfoma non-Hodgkin (NHL). Limfoma sendiri tercatat sebagai jenis kanker terbanyak kedua
yang menyerang anak-anak.
Biasanya gejala awal limfoma Hodgkin adalah pembesaran kelenjar getah bening yang tak terasa
nyeri di leher, di atas tulang selangka, di bawah ketiak atau pangkal paha. Sedangkan untuk
NHL, gejalanya antara lain susah bernafas, mengi, batuk-batuk, nafas yang mengelurkan suara
bernada tinggi, pembengkakan kepala, leher atau tubuh bagian atas, susah menelan makanan,
penurunan berat badan yang tak wajar dan berkeringat di malam hari.
Jenis-jenis Limfoma

Kanker ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
Perbedaan utamanya terletak pada jenis sel limfosit yang diserang kanker dan dapat diketahui
melalui pemeriksaan di bawah mikroskop oleh dokter.
Limfoma digolongkan dalam jenis Hodgkin jika dokter mendeteksi adanya sel abnormal ReedSternberg dalam sel kanker. Sementara limfoma tanpa sel abnormal tersebut termasuk dalam
kategori limfoma non-Hodgkin.

Limfoma non-Hodgkin lebih sering terjadi dibandingkan limfoma Hodgkin. Diperkirakan sekitar
8 dari 10 kasus limfoma merupakan jenis ini.
Gejala-gejala Limfoma

Gejala utama yang dialami pengidap limfoma adalah tumbuhnya benjolan. Benjolan ini tidak
terasa sakit dan umumnya muncul pada leher, ketiak, dan selangkangan.
Selain benjolan, ada beberapa gejala yang mungkin dirasakan pengidap. Indikasi-indikasi
tersebut biasanya meliputi:

Selalu merasa lelah.

Berkeringat pada malam hari.

Demam dan menggigil.

Sering mengalami infeksi atau infeksi yang sulit sembuh.

Gatal-gatal di seluruh tubuh.

Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Tidak nafsu makan.

Pembengkakan pada perut.

Sakit perut.

Batuk yang tidak kunjung sembuh.

Gangguan pernapasan.

Sakit dada.

Segeralah temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut. Meski memiliki benjolan,
bukan berarti Anda pasti menderita limfoma, tapi disarankan untuk tetap melakukan pemeriksaan
sedini mungkin.
Penyebab dan Faktor Risiko Limfoma

Limfoma terjadi karena adanya perubahan atau mutasi pada DNA sel-sel limfosit sehingga
pertumbuhannya menjadi tidak terkendali. Penyebab di balik mutasi tersebut belum diketahui
secara pasti. Tetapi ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena limfoma. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:

Usia. Sebagian besar limfoma Hodgkin terjadi pada pengidap yang berusia
15-30 tahun dan lansia di atas 55 tahun. Sedangkan risiko limfoma nonHodgkin akan meningkat seiring usia, khususnya lansia berusia di atas 60
tahun.

Faktor keturunan. Risiko Anda untuk terkena limfoma akan meningkat jika
Anda memiliki anggota keluarga inti (ayah, ibu, atau saudara kandung) yang
menderita jenis kanker yang sama.

Pernah tertular virus Epstein-Barr atau EBV. Virus ini menyebabkan


demam kelenjar. Orang yang pernah mengalami demam kelenjar lebih
berisiko mengalami limfoma Hodgkin.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap HIV


atau menggunakan obat imunosupresan.

Jenis kelamin. Limfoma lebih sering menyerang pria dibandingkan dengan


wanita.

Diagnosis dan Stadium Limfoma

Menanyakan gejala-gejala yang dialami pasien merupakan langkah awal diagnosis pada semua
penyakit, termasuk limfoma. Riwayat kesehatan Anda dan pemeriksaan fisik juga akan Anda
jalani.
Jika menduga Anda mengidap limfoma, dokter akan menganjurkan beberapa pemeriksaan atau
tes untuk memastikan diagnosis. Langkah pemeriksaan tersebut meliputi:

Tes darah dan urine. Melalui langkah ini, dokter akan mengetahui kondisi
kesehatan Anda secara keseluruhan.

X-ray, CT, MRI, dan PET scan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat
tingkat penyebaran limfoma.

Biopsi untuk mengambil sampel kelenjar getah bening yang membengkak


serta sumsum tulang.

Biopsi, X-ray, CT Scan, MRI, dan PET Scan juga akan membantu dokter untuk menentukan
stadium serta tingkat perkembangan limfoma yang Anda derita. Berikut ini adalah penjelasan
singkat untuk stadium-stadium dalam limfoma.

Stadium 1 kanker menyerang salah satu kelompok noda limfa.

Stadium 2 kanker menyerang dua kelompok noda limfa atau menyebar ke


satu organ di sekitar noda limfa, tapi hanya terbatas pada tubuh bagian atas
atau bawah saja.

Stadium 3 kanker menyebar ke kelompok noda limfa pada bagian atas dan
bawah diafragma.

Stadium 4 kanker sudah menyebar melalui sistem limfatik dan masuk ke


organ atau sumsum tulang.

Langkah Pengobatan Limfoma

Pengobatan limfoma bisa tidak sama bagi tiap pengidap. Dokter akan menentukan langkah yang
terbaik untuk Anda berdasarkan kondisi kesehatan, jenis, dan stadium limfoma Anda.
Khusus untuk limfoma non-Hodgkin, tidak semuanya membutuhkan penanganan medis
secepatnya. Jika kanker yang Anda idap termasuk jenis yang lambat berkembang, dokter
mungkin akan menyarankan untuk menunggu dan melihat perkembangannya terlebih dulu.
Bahkan ada limfoma non-Hodgkin stadium dini dengan ukuran kecil yang dapat diatasi melalui
prosedur pengangkatan pada saat biopsi sehingga pasien tidak membutuhkan penanganan lebih
lanjut.
Jika limfoma Anda membutuhkan pengobatan, langkah utama dalam menanganinya adalah
kemoterapi. Kemoterapi dapat diberikan melalui infus atau obat minum. Jenis yang diberikan
oleh dokter tergantung pada stadium kanker yang Anda derita. Terapi ini juga terkadang
dikombinasikan dengan:

Radioterapi.

Obat-obatan steroid.

Terapi biologis, contohnya obat rituximab. Obat ini akan menempelkan diri
pada sel-sel kanker lalu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
menyerang dan membunuhnya.

Transplantasi sumsum tulang. Langkah ini dibutuhkan bagi penderita limfoma


yang mengalami kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi dosis tinggi.

Di samping manfaat dan keefektifannya, langkah-langkah tersebut juga memiliki efek samping.
Beberapa efek samping yang umumnya berpotensi dialami oleh penderita meliputi kelelahan,
diare, mual, serta muntah.
Selain itu, penurunan sistem kekebalan tubuh, risiko ketidaksuburan, potensi munculnya kanker
lain juga merupakan komplikasi efek samping dari pengobatannya. Risiko terjadinya penyakit
lain juga mungkin bisa meningkat, contohnya penyakit jantung, ginjal, diabetes, serta katarak.

Penyakit Susu dan Kue'

Spesialis THT anak yang bertugas di Nemours Childrens Hospital di Orlando, Florida bernama
dr Julie L. Wei, sudah bertahun-tahun menemui kasus anak yang sehat, tapi mengalami kondisi
berupa hidung meler dan mampet, batuk, sakit tenggorokan, sembelit dan kelelahan. Anak-anak
ini tak kunjung membaik kondisinya meski telah diresepkan obat.
Dia menemukan bahwa dalam banyak kasus, pasien anak makan banyak susu dan gula sepanjang
hari, juga ngemil tepat sebelum tidur. Makanan-makanan seperti ini memenuhi perut,
kerongkongan, dan menyebabkan refluks, dengan gejala menyerupai pilek dan alergi, serta
gangguan tidur. dr Wei pun menyebut penyakit itu sebagai 'penyakit susu dan kue'.
jika menemui anak dengan kondisi serupa, Wei menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Membuat janji dengan dokter
Jika gejala anak tidak membaik dengan obat-obatan, Wei menyarankan menemui dokter spesialis
THT yang bisa memeriksa pembesaran kelenjar gondok atau amandel.
2. Buatlah jurnal makanan
Untuk mengetahui berapa banyak asupan susu dan cemilan yang disantap, sebaiknya bikin jurnal
atau catatan makanan sehari-hari. Wei menemukan bahwa orang tua sering terkejut betapa
banyak susu dan gula yang dikonsumsi anak-anaknya setiap hari.
3. Hentikan kebiasaan ngemil sebelum tidur
Jangan beri makanan kepada anak 90 menit sampai 2 jam sebelum tidur agar makanan tidak
tersimpan di perut sebelum tidur. Cukup beri air saja.
4. Hindari atau kurangi makan susu dan gula di malam hari
Anak masih bisa menikmati es krim, tapi dia harus memakannya setelah sekolah, bukan setelah
makan malam.
5. Memberi camilan sehat
Jika anak masih lapar setelah makan malam, daripada semangkuk sereal, berikan pilihan sehat
seperti pisang atau keripik gandum yang tak begitu asam.
6. Mengobati sembelit
Radang Amandel

Radang amandel lebih sering menyerang anak-anak usia sekolah dasar. Penyebabnya adalah
infeksi oleh virus (coxsackie virus, adenovirus atau Epstein-Barr virus) atau bakteri yang
kebanyakan dari Group A Streptococcus. Gejalanya

Gejala dari penyakit ini antara lain sakit tenggorokan lebih dari 48 jam dan biasanya disertai
dengan kesulitan menelan. Selain itu, tenggorokan berwarna merah disertai dengan amandel
yang membesar atau bisa juga terlihat titik-titik putih pada daerah amandel. Demam, sakit kepala
dan suara berubah serak juga menjadi tanda radang amandel.
Penyebab tonsilitis sebagian besar adalah virus dan selebihnya disebabkan oleh bakteri. Mereka
yang menderita tonsilitis akan mengalami sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan saat menelan,
dan batuk. Gejala biasanya akan pulih dalam empat hari.
Meski sebagian besar kasus tonsilitis tidak tergolong serius, namun temuilah dokter jika Anda
atau anak Anda mengalami gejala yang berlangsung lebih dari empat hari dan tidak
menunjukkan tanda-tanda pemulihan atau gejala menjadi makin parah yang membuat Anda sama
sekali tidak bisa makan atau bahkan kesulitan bernapas.
Diagnosis Radang Amandel

Dalam mendiagnosis tonsilitis, pertama-tama dokter akan memeriksa tenggorokan Anda,


sekaligus mengajukan pertanyaan perihal gejala yang Anda rasakan.
Jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya gejala dapat berupa pembengkakan
kelenjar getah bening di bagian tenggorokan, munculnya bintik-bintik nanah di sekitar amandel,
demam tapi tidak batuk. Sedangkan jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, biasanya gejala
akan lebih ringan dari infeksi bakteri, namun disertai batuk dan pilek.
Tes lebih lanjut di laboratorium, seperti tes darah, biasanya diperlukan dokter untuk memastikan
apakah pasien juga menderita kondisi lain, contohnya demam kelenjar. Tes laboratorium
dilakukan pada pasien yang memiliki risiko tinggi, misalnya sistem kekebalan tubuhnya rendah.
Pengobatan dan pencegahan radang amandel

Sebagian besar kasus tonsilitis sembuh dalam waktu satu minggu. Tidak ada obat khusus untuk
menangani tonsilitis. Obat biasanya diberikan untuk meringankan gejala, seperti misalnya
ibuprofen atau parasetamol sebagai pereda rasa sakit. Jika tonsilitis disebabkan oleh bakteri,
maka antibiotik bisa digunakan. Selain dengan obat, pemulihan bisa ditunjang dengan istirahat
yang cukup dan minum banyak cairan.
Pada kasus tonsilitis yang tergolong parah dan kerap kambuh, biasanya dokter terpaksa akan
melakukan operasi pengangkatan amandel untuk mengatasi hal tersebut.
Tonsilitis atau radang amandel dapat dicegah. Pencegahan bisa berupa mencuci tangan sebelum
makan dan setelah dari toilet, menggunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat batuk
atau pilek, dan memakai masker saat berada di tempat umum.

Jamur kurap

Jamur kurap biasanya membentuk lingkaran besar di kulit yang berwarna merah dan sangat
gatal. Jamur tersebut sangat menyukai area kulit yang hangat sekaligus lembab seperti pada
lipatan kulit. Kurap dapat dipicu oleh handuk basah, tikar senam, dan pakaian renang.
Sayangnya, kurap ini dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh dengan menggaruknya.
Waspadai jika kulit anak terlihat merah, bersisik, dan muncul ruam gatal. Kurap ini dapat diatasi
dengan menerapkan krim antijamur yang dapat diperoleh di apotek.
Tetapi jika infeksi menetap dan berlangsung lebih dari 2 minggu, dokter mungkin akan
memberikan resep obat pembunuh jamur. Pastikan untuk rajin mencuci semua handuk, seprai,
pakaian renang, dan pakaian ana Gejala kurap yang paling mudah dikenali adalah munculnya

ruam kemerahan berbentuk cincin dengan garis luar yang tidak beraturan. Ruam ini biasanya
terasa sangat gatal dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Jika terjadi pada pria muda, kurap
sering ditemukan di daerah selangkangan.
Obat Antijamur Untuk Mengatasi Kurap

Kurap dapat diatasi dengan obat antijamur dalam bentuk salep yang dijual bebas. Tetapi Anda
dianjurkan untuk mengonsumsi tablet antijamur yang biasanya memerlukan resep dokter jika
gejala yang Anda alami parah, tidak kunjung sembuh atau terjadi di kulit kepala. Khusus untuk
kurap di kulit kepala, Anda dianjurkan untuk menggunakan sampo antijamur agar dapat
mencegah penyebaran infeksi.
Cara Penularan dan Langkah Pencegahan Penyebaran Kurap

Kurap memang tidak berbahaya, tapi sangat mudah menular. Penyakit ini dapat menyebar
melalui kontak langsung melalui kulit dan berbagi penggunaan barang pribadi, misalnya sikat
gigi, handuk, serta pakaian. Karena itu, cara utama untuk mencegah penularan kurap adalah
dengan menjaga kebersihan Anda. Hal ini dapat Anda lakukan melalui langkah mudah seperti
sering mencuci tangan serta rajin membersihkan rumah.
Selain penularan dari manusia, hewan peliharaan yang terkena kurap juga dapat menularkannya
kepada Anda. Segera periksakan hewan peliharaan Anda ke dokter hewan jika Anda menduga
hewan tersebut mengidap kurap.

Alergi Protein Susu Sapi

Gejala kronis yang muncul akibat alergi protein susu sapi antara lain bengkak dan gatal pada
bibir sampai lidah dan orofaring, nyeri dan kejang perut, muntah, hingga diare berat dengan tinja
berdarah. Jika alergen sudah 'lolos' di saluran cerna, bisa muncul alergi di kulit, hidung, mata,
saluran napas, susunan saraf pusat yaitu sakit kepala, bahkan sampai yang fatal seperti syok
anafilaksis.
Penelitian yang dilakukan Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K) tahun 2006, 51,5% gejala alergi
protein susu sapi terjadi di pernapasan dan 48% muncul di kulit. Tanda alergi lain ada garis denis
(keriput mata) pada anak yang mengalami alergi menahun. Sebab, anak yang sering pilek
menahun matanya kerap dikucek-kucek.
Gejala Alergi Susu pada Anak
Gejala alergi susu berbeda-beda pada setiap orang dan terjadi dalam beberapa
menit sampai beberapa jam setelah mencerna susu.
Tanda dan gejala alergi susu yang terjadi segera setelah mengkonsumsi susu antara
lain:

Bintik merah dengan rasa gatal pada kulit

Napas sesak

Muntah

Tanda dan gejala alergi susu yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk muncul
antara lain:

Kotoran encer, yang dapat mengandung darah

Diare

Kram pada perut

Batuk atau sesak napas

Hidung berair

Mata berair

Ruam kulit yang gatal, sering di sekitar mulut

Colic, pada bayi

Alergi susu atau milk intolerance (ketidakmampuan mencerna susu)?


Penting untuk membedakan antara alergi susu dengan ketidaktoleran terhadap
susu atau laktosa. Tidak seperti alergi susu, ketidaktoleran terhadap susu tidak
terkait dengan sistem imun tubuh. Ketidaktoleran terhadap susu menyebabkan
gejala yang berbeda dan membutuhkan pengobatan yang berbeda pula dari alergi
susu. Tanda dan gejala umum dari ketidaktoleran terhadap susu ini antara lain
masalah pada pencernaan, seperti perut kembung atau diare, setelah
mengkonsumsi susu atau produk yang mengandung susu.
Anaphylaxis
Pada kasus yang langka, alergi susu dapat menyebabkan anaphylaxis, reaksi yang
mengancam jiwa yang dapat mempersempit dan menyumbat jalan napas. Jika anda
atau anak anda memiliki reaksi terhadap susu, katakan pada dokter anda mengenai
hal ini tidak peduli walaupun reaksinya ringan. Pemeriksaan dapat membantu
memastikan alergi susu, sehingga anda dapat mengambil langkah-langkah untuk
menghindari reaksi yang buruk di masa mendatang. Anaphylaxis adalah kondisi
darurat medis dan membutuhkan perawatan dengan suntik epinephrine
(adrenaline). Tanda dan gejala yang dimulai setelah mengkonsumsi susu antara
lain:

Kerusakan saluran pernapasan, antara lain pembengkakan tenggorokan


sehingga sulit untuk bernapas

Wajah berkeringat

Gatal

Terkejut, dengan penurunan tekanan darah yang parah

Penyebab, Faktor Risiko dan Pencegahan


Penyebab Alergi Susu
Semua alergi terhadap susu disebabkan oleh malfungsi sistem imun tubuh. Sistem
imun anda mengidentifikasi protein susu berbahaya bagi tubuh anda, memicu
produksi antibodi immunoglobulin E (IgE) untuk menetralisir protein (yang dianggap
sebagai alergen). Untuk selanjutnya, jika anda mengalami kontak dengan protein
tersebut, antibodi IgE ini akan mengenalnya dan mengirimkan sinyal kepada sistem
imun tubuh untuk melepaskan histamine dan zat kimia lainnya. Histamine dan zat
kimia lainnya menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Histamine mengambil peran
dalam banyak reaksi alergi, antara lain hidung berair, mata gatal, tenggorokan
kering, ruam, bintik merah yang terasa gatal, mual, diare, napas sesak dan
anaphylaxis.
Ada dua jenis protein dalam susu sapi yang dapat menyebabkan reaksi alergi:

1. Casein, yang ditemukan dalam bagian padat susu yang beku


2. Whey, yang ditemukan dalam bagian cair susu yang tersisa setelah susu
beku

Anda atau anak anda mungkin memiliki alergi hanya terhadap satu protein susu
atau keduanya. Protein ini tidak hanya terdapat pada susu, tetapi juga pada
makanan. Sebagai tambahan, kebanyakan dari mereka yang memiliki reaksi
terhadap susu sapi juga alergi terhadap susu domba, kambing dan kerbau. Mereka
yang memiliki alergi terhadap susu sapi juga dapat memiliki alergi terhadap susu
kedelai.
Faktor Risiko Alergi Susu
Faktor tertentu dapat membawa anda ke dalam risiko mengalami alergi susu,
antara lain:

Alergi lain. Banyak anak dengan alergi terhadap susu juga memiliki alergi
lainnya. Seringkali alergi susu adalah yang pertama muncul.

Atopic dermatitis. Anak dengan reaksi kulit jenis ini lebih mungkin mengalami
alergi makanan.

Sejarah keluarga. Anda berada pada peningkatan risiko alergi makanan jika
salah satu atau kedua orangtua anda memiliki alergi terhadap makanan atau
jenis alergi lainnya.

Usia. Alergi susu lebih umum pada anak-anak. Semakin bertambah usia anda,
pencernaan anda akan semakin matang dan tubuh anda akan lebih kebal
bereaksi terhadap susu.

Cara Pencegahan

Tidak ada cara pasti dalam mencegah alergi makanan terjadi untuk pertama kalinya. Tetapi anda
dapat mencegah tanda dan gejala dengan menghindari makanan yang menyebabkan anda alergi.
Jika anda mengetahui anda atau anak anda alergi terhadap susu, pastikan untuk menghindari
produk susu. Ketahui apa yang anda atau anak anda makan dan minum. Bacalah label makanan
secara seksama.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa memberikan ASI sampai empat bulan pertama usia
bayi dapat membantu mencegah alergi terhadap susu. Pada anak yang telah memiliki alergi
terhadap susu, pemberian air susu ibu dan penggunaan hypoallergenic formula (formula yang
terbuat dari enzim untuk menghancurkan protein susu) dapat mencegah reaksi alergi.
Impetigo

Impetigo adalah infeksi kulit yang sangat menular yang terutama memengaruhi bayi dan anakanak. Impetigo biasanya berupa luka merah di wajah, terutama di sekitar hidung dan mulut anak.
Hal ini disebabkan oleh bakteri yang masuk ke kulit melalui luka atau gigitan serangga.
Impetigo bisa juga menyerang kulit yang sehat. Namun impetigo jarang menjadi masalah serius,
dan biasanya kering sendiri dalam dua sampai tiga minggu. Tapi impetigo kadang dapat
menimbulkan komplikasi.
Umumnya kondisi ini lebih banyak diidap oleh anak-anak daripada orang dewasa karena
lingkungan mereka lebih menunjang untuk terjadinya interaksi fisik dengan teman-teman sebaya
mereka, seperti di sekolah atau taman bermain.

Berdasarkan gejalanya, impetigo dibagi menjadi dua, yaitu jenis bulosa dan nonbulosa. Impetigo
bulosa ditandai dengan kulit yang melepuh dan berisi cairan. Sedangkan impetigo nonbulosa
ditandai dengan munculnya bercak-bercak merah, seperti luka yang meninggalkan kerak
berwarna kuning kecokelatan. Meski tidak melepuh, impetigo nonbulosa lebih menular
dibandingkan dengan impetigo bulosa.
Selain gejala yang tampak pada kulit, ada juga gejala lain yang dapat menyertai kedua jenis
impetigo, yaitu demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Proses perkembangan gejala impetigo

Gejala impetigo tidak langsung muncul setelah penderita terinfeksi, namun gejala biasanya baru
terlihat setelah 4-10 hari terpapar bakteri. Umumnya jenis impetigo yang lebih sering
menjangkiti adalah nonbulosa. Jika Anda atau anak Anda menderita impetigo, hindarilah
menyentuh area kulit yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran.
Infeksi impetigo bulosa biasanya muncul di bagian tengah tubuh antara pinggang dan leher atau
lengan dan tungkai. Sedangkan infeksi impetigo nonbulosa biasa terjadi di sekitar mulut dan
hidung. Tapi dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui perantara jari, handuk, atau baju
yang telah terpapar bakteri.
Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo bulosa:

Kulit melepuh dan berisi cairan berukuran 1-2 sentimeter yang terasa sakit
dan membuat kulit di sekitarnya gatal.

Kulit melepuh yang dalam waktu singkat dapat menyebar ini kemudian pecah
dalam beberapa hari.

Pecahan kulit yang melepuh kemudian meninggalkan kerak berwarna kuning.

Setelah sembuh, kerak kuning tersebut hilang tanpa meninggalkan bekas


sama sekali.

Berikut ini adalah perkembangan gejala impetigo nonbulosa:

Munculnya bercak merah menyerupai luka yang tidak terasa sakit, namun
gatal.

Bercak bisa menyebar dalam waktu singkat ketika disentuh atau digaruk,
kemudian berganti menjadi kerak berwarna kecokelatan.

Setelah kerak yang ukurannya sekitar 2 sentimeter ini kering, yang tersisa
adalah bekas berwarna kemerahan.

Bekas berwarna kemerahan ini dapat sembuh tanpa bekas dalam jangka
waktu beberapa hari atau minggu.

Penyebab impetigo

Penyebab penyakit impetigo adalah bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Penularan bakteri ini dapat terjadi melalui kontak fisik langsung dengan penderita atau melalui
perantara, seperti baju, handuk, serbet, dan sebagainya yang sebelumnya dipakai penderita.
Bakteri akan lebih mudah menginfeksi seseorang jika orang tersebut memiliki luka sebelumnya,
misalnya luka akibat gigitan serangga, terjatuh, atau teriris benda tajam. Bisa juga karena luka
yang ditimbulkan oleh infeksi kulit lain, seperti eksim, kudis, atau infeksi kutu.
Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar bakteri impetigo, di
antaranya:

Melakukan ativitas yang penuh dengan kontak kulit, misalnya olahraga


bela diri, bola basket, atau sepak bola.

Memiliki kekebalan tubuh yang lemah.

Lingkungan yang padat. Bakteri penyakit impetigo lebih mudah menular


di lingkungan ramai yang mana intensitas interaksi orang-orangnya tinggi.

Anak-anak. Selain karena anak-anak cenderung lebih aktif dan rawan


bersentuhan fisik dengan teman-teman bermainnya, sistem kekebalan tubuh
anak-anak juga belum terbentuk secara sempurna untuk melawan bakteri
dibandingkan dengan orang dewasa.

Suhu lembap dan hangat. Bakteri penyebab impetigo cenderung lebih


mudah berkembang biak pada tempat yang memiliki kondisi seperti ini.

Membawa bakteri impetigo tanpa disadari. Bakteri Staphulococcus


aureus juga dapat berkembang biak di bagian tubuh lainnya, salah satunya
hidung. Ketika pembawa bakteri ini memiliki luka di kulit sekitarnya, maka
peluang terinfeksi bakteri tersebut menjadi besar.

Berpenyakit diabetes. Gejala luka yang dimiliki penderita diabetes akan


memudahkan bakteri impetigo untuk masuk dan menginfeksi.

Diagnosis impetigo

Untuk menilai apakah seseorang terkena impetigo atau tidak, biasanya tidak membutuhkan tes di
laboratorium karena dokter dapat mendiagnosis penyakit ini hanya dari melihat ciri-ciri kulit
yang terinfeksi.
Tes laboratorium biasanya dilakukan jika gejala pasien terus memburuk walau telah diberikan
obat, untuk mengetahui apakah bakteri tersebut telah resisten terhadap antibiotik atau tidak, atau
ketika dokter mencurigai pasien terkena kondisi lain, misalnya penyakit herpes. Herpes
disebabkan oleh virus, namun ciri-ciri luka yang timbul pada penyakit impetigo hampir mirip
dengan herpes.
Pengobatan impetigo

Pengobatan utama impetigo adalah dengan menggunakan antibiotik. Antibiotik di sini dibagi
menjadi dua, yaitu antibiotik oles dan antibiotik minum. Antibiotik oles digunakan jika infeksi
yang terjadi masih ringan, berada pada satu area, dan belum menyebar ke mana-mana.
Sedangkan antibiotik minum digunakan jika gejala impetigo tidak bisa ditangani lagi dengan
antibiotik oles, makin berat dan menyebar.
Sebenarnya sebagian besar kasus impetigo bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu
hingga tiga minggu tanpa diobati. Namun tujuan pengobatan antibiotik di sini adalah untuk
mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko penularan terhadap orang lain.
Bagi penderita yang menggunakan antibiotik sangat penting untuk memperhatikan petunjuk dari
dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan, baik mengenai tata cara pemakaian, dosis,
jangka waktu pemakaian, serta efek samping yang dapat timbul dari pemakaian antibiotik
tersebut.
Biasanya efek samping penggunaan antibiotik oles terjadi di sekitar area kulit yang diolesi,
contohnya adalah rasa gatal, kulit menjadi berwarna kemerahan, dan iritasi. Sedangkan efek
samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi antibiotik minum adalah diare, rasa mual, dan
muntah-muntah.
Bila Anda telah menggunakan antibiotik dalam jangka waktu seminggu, namun belum
mengalami perubahan positif pada gejala, temuilah dokter kembali. Dalam hal ini biasanya

dokter akan melakukan pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi di laboratorium untuk melihat
apakah Anda terinfeksi penyakit lain selain impetigo dan memberikan obat yang sesuai.
Selain dicurigai terjangkit penyakit kulit lain karena tubuh Anda kurang merespons antibiotik,
pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan jika impetigo kerap kambuh. Biasanya hal ini
terjadi akibat masih adanya bakteri yang bersarang di area tertentu, seperti hidung, sehingga
mudah menginfeksi daerah sekitarnya yang kebetulan mengalami luka. Jika terbukti benar, maka
bakteri tersebut harus dibasmi dengan obat antiseptik khusus yang dapat digunakan pada hidung,
tentunya melalui resep dokter.
Komplikasi impetigo

Jika tidak ditangani dengan benar, impetigo dapat menyebabkan komplikasi seperti berikut:

Penyakit glomerulonefritis. Jika bakteri masuk ke dalam sistem limpa dan


aliran darah, maka kesehatan organ ginjal juga dapat terancam. Salah satu
komplikasi yang menyerang ginjal ini ditandai dengan sakit kepala atau mual
yang terus memburuk, pembengkakan pada tubuh, serta perubahan pada
urine.

Penyakit ecthyma. Kondisi ini merupakan perkembangan dari gejala


impetigo yang sudah sangat parah, yaitu ketika infeksi menyebar lebih jauh
ke dalam lapisan kulit dan dapat meninggalkan bekas luka permanen jika
tidak diobati. Kulit penderita ecthyma akan dipenuhi bisul bernanah yang
terasa sangat gatal, serta kerak-kerak berwarna cokelat gelap.

Selulitis. Serangan bakteri impetigo di lapisan kulit dalam juga bisa merusak
jaringan kulit dan menyebabkan selulitis atau infeksi kulit lapisan dalam. Jika
dibiarkan, bakteri bisa menyebar dari kulit ke seluruh tubuh melalui aliran
darah.

Sama seperti jaringan parut pada ecthyma, komplikasi berupa infeksi kulit dan gangguan ginjal
juga sangat jarang terjadi. Namun apabila secara kebetulan Anda mengalaminya, maka kondisi
ini harus ditangani secara serius dan segera karena jika tidak dapat berakibat fatal.
Mencegah penularan impetigo

Jika Anda bukan penderita impetigo dan ingin menghindari penyakit kulit ini, maka caranya
cukup sederhana. Hindari bersentuhan fisik langsung dengan penderita atau berbagi penggunaan
barang dengan mereka, seperti handuk, baju, kasur, atau peralatan makan. Selain itu jagalah
kebersihan kulit Anda, terutama jika Anda memiliki luka akibat teriris benda tajam, cakaran, atau
bahkan luka akibat penyakit kulit lain, misalnya eksim.
Sama halnya jika Anda atau anak Anda merupakan penderita impetigo, langkah pencegahan
harus dilakukan agar tidak menularkan penyakit ini kepada orang lain. Langkah pencegahan
yang dimaksud bisa berupa tidak berbagi penggunaan barang-barang dengan orang lain. Anda
juga bisa mencuci barang-barang tersebut setelah digunakan agar bakteri mati.
Untuk luka atau koreng akibat impetigo, penting untuk tidak tersentuh oleh Anda, apalagi dengan
sengaja menggaruknya untuk menghindari kontaminasi bakteri melalui tangan Anda. Hindari
kegiatan seperti memasak, mengasuh anak, atau membersihkan rumah hingga infeksi benarbenar pulih.
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan apabila selesai mengobati impetigo dengan antibiotik
oles dan menutup luka impertigo dengan perban kasa.
Penularan impetigo pada anak rawan terjadi di sekolah atau taman bermain, sedangkan pada
orang dewasa lebih rawan terjadi di kantor atau fasilitas umum olahraga. Karena itu hindarilah
tempat-tempat tersebut selama impetigo Anda belum sembuh atau setidaknya dua hari setelah
pengobatan dimulai.

Radang Selaput Otak

Radang selaput otak atau meningitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan di sekitar otak
dan sumsum tulang belakang. Pada remaja dan orang dewasa, gejala utamanya adalah sakit
kepala, demam dan leher kaku.
Anak-anak mungkin memiliki gejala seperti flu atau lekas marah yang ekstrem. Viral meningitis
biasanya ringan, tetapi meningitis bakteri lebih berat dengan konsekuensi serius jika tidak
ditangani dengan cepat.Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mencegah meningitis.

enis-Jenis Penyakit Meningitis


Dilihat dari jenisnya ada 2 jenis utama penyakit meningitis yakni :
1. Meningitis Viral. Penyakit meningitis viral ini biasanya tidak menyababkan
penyakit serius. Dalam kondisi yang parah, penyakit meningitis jenis ini dapat
menyebabkan panas demam berkepanjang disertai dengan kejang-kenjang.
2. Meningitis Bakteri. Penyakit meningitis bakteri ini tidak bisa dianggap sepele,
karena meningitis yang disebabkan oleh bakteri begitu serius dan harus
mendapatkan perawatan serta pengobatan yang serius untuk mencegah
kerusakan otak dan keluhan tubuh yang berkelanjutan yang akhirnya
beresiko pada kematian.

Penyebab Timbulnya Penyakit Meningitis


Pada dasarnya penyakit meningitis ini disebabkan oleh paparan virus tidak berbahaya dan akan
pulih tanpa perawatan dan pengobatan yang spesifik. Hanya saja, meningitis yang disebabkan
oleh bakteri dapat menyebabkan kondisi yang serius, seperti misalkan kerusakan yang terjadi
pada otak, hilanganya kemampuan belajar, berkurangnya kemampuan mendengar dan bahkan
dapat menyebabkan resiko kematian. Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh jamur,
biasanya amat jarang terjadi, jenis ini umumnya diderita oleh pasien yang menderita kerusakan
daya tahan tubuh (sistem immun) seperti halnya penderita AIDS.

Bakteri yang Dapat Mengakibatkan Serangan Meningitis


1. Streptococcus Pneumoniae (pneumococcus)

Bakteri Streptococcus Pneumoniae (pneumococcus) adalah salah satu bakteri penyebab


meningitis terbanyak yang menyerang bayi dan anak-anak. Jenis bakteri ini juga dapat
menyebabkan infeksi paru (pneumonia), telinga dan bagian rongga hidung (sinusitis).
2. Neisseria Meningitidis (meningococcus)

Menurut sumber yang didapat bakteri jenis ini disebutkan sebagai bakteri penyebab terbanyak
kedua setelah bakteri Streptococcus pneumoniae yang menjadi sumber bakteri penyebab
meningitis. Meningitis yang disebabkan oleh bakteri ini terjadi akibat adanya infeksi yang
menyerang saluran pernafasan dibagian atas yang selanjutya bakteri masuk ke dalam peredaran
darah dan berjalan menuju otak, sehingga menjadi penyebab timbulnya meningitis. Infeksi akibat
serangan bakteri ini amat beresiko karena dapat menyebabkan kematian hanya dalam jangka
waktu 24 hingga 48 jam.
3. Haemophilus Influenzae (haemophilus)

Bakteri Haemophilus influenzae type b adalah jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
pernafasan bagian atas dan telinga bagian dalam serta sinusitis. Infeksi yang ditimbulkan dari
bakteri jenis ini bisa diatasi dengan pemberian vaksin (Hib vaccine).
4. Listeria Monocytogenes (listeria)

Bakteri penyebab meningitis ini umumnya dapat dijumpai dibanyak tempat, bahkan pada
makanan yang telah tercampur dengan bakteri ini. Bakteri listeria ini berasal dari hewan yang

dipelihara dan makanan yang memiliki potensi terkontaminasi bakteri dengan jenis listeria
adalah keju, hot dog dan daging sandwich.
5. Staphylococcus Aureus dan Mycobacterium Tuberculosis

Bakteri penyebab meningitis lainnya adalah bakteri Staphylococcus Aureus dan Mycobacterium
Tuberculosis, yang merupakan salah satu penyebab TBC.

Tanda dan Gejala yang Muncul Pada Pasien yang Menderita


Meningitis
Tanda dan gejala penyakit meningitis yang umum dikalangan pasien usia remaja dan dewasa
adalah leher kaku dan terasa sakit, terutama ketika anda mencoba untuk menempatkan dagu pada
bagian dada. Sedangkan gejala lainnya yang mungkin ditimbulkan adalah demam, kejang,
muntah, kepala yang terasa nyeri, hingga hilangnya kesadaran.
Sementara itu, anak-anak, orang dewasa dengan orang yang memiliki riwayat medis yang
bermasalah mungkin memiliki gejala penyakit meningitis yang berbeda. Pada bayi gejala yang
perlihatkan mungkin akan sedikit sulit dikenali, karena umunya mereka belum bisa menunjukan
detail ekspresi, hanya saja mungkin bayi menjadi rewel dan tak mau makan, timbulnya ruam
yang ketika disentuh akan membuat mereka menangis. Sementara itu, gejala pada anak mirip
seperti flu, yakni dapat berupa batuk atau kesulitan saat bernafas. Sedangkan gejala yang akan
timbul pada orang dewasa atau orang yang lebih tua dengan orang yang memiliki riwayat medis
yang bermasalah mungkin hanya berupa sakit kepala yang disertai dengan demam.

Apakah Penyakit Meningitis Ini Menular?


Jawabannya, ya. Penyakit minigitis ini penularannya mudah, penularan ini bisa disebabkan oleh
mikroorganisme, bakteri, virus dan jamur. Jika tidak disembuhkan sejak usia dini maka
dikhawatirkan akan mengakibatkan keluhan tubuh yang lebih fatal, diantaranya tuna ganda
seperti lumpuh ataupun gangguan mental. Adapun media yang dapat menjadi bagian penularan
penyakit meningitis ini adalah melalui ingus dan cairan ludah saat bersin, tertawa ataupun
berbicara. Dan media lainnya yang menjadi media penularan penyakit meningitis ini bisa terjadi
pada gelas, piring dan peralatan makan yang digunakan si penderita. Selain itu handuk dan tisu
juga bisa menjadi media penularan, untuk itu sebaiknya berhati-hati.

Penanganan Penyakit Meningitis


Ketika gjala-gejala diatas dirasakan, sebaiknya pasien mendapatkan penanganan medis oleh
dokter, fungsi lumbal merupakan tes laboratorium yang amat penting untuk penyakit meningitis.
Hal ini juga disebut dengan spinal tap. Nantinya pasien akan diperiksa lebih dalam dan sampel
cairan akan diambil dari dalam tulang belakang dan diuji untuk diperiksa apakah mengandung
organisme yang menyebabkan penyakit. Selain itu, dokter juga akan melakukan tes lainnya,
seperti tes darah, CT scan dan masih banyak lagi.

Pencegahan Penyakit Meningitis


1. Menjaga dan Meningkatkan Kebersihan. Tranmisi penyakit meningitis ini
dapat dicegah dengan meningkatkan tingkat kebersihan antara orang-orang
dengan resiko infeksi dan diantara mereka yang mungkin menyebarkan
penyakit. Hal yang paling penting adalah menjaga kebersihan tangan, karena
tangan adalah media yang paling beresiko untuk menularkan virus dan
bakteri. Untuk itu biasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun
antikuman dan bilas dengan air yang mengalir.
2. Hindari Berbagi Peralatan. Berbagi peralatan seperti menggunakan piring,
gelas, sedotan, handuk dan peralatan lain yang sama dengan si penderita
akan memudahkan penyebaran bakteri meningitis, untuk itu hidari berbagi
peralatan dengan penderita untuk mencegah timbulnya penyakit meningitis.
3. Tutuplah Hidung dan mulut saat bersin.

4. Konsumsi antibiotik saat sedang bersama-sama dengan orang yang terjangkit


virus. Hal ini merupakan pencegahan terhadap bagaiamana mudahnya virus
meningitis menyebar.

Meningitis atau radang selaput otak adalah penyakit menular. Kuman yang menyebabkan
penyakit meningitis ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melaui batuk dan
kontak pada jarak yang dekat. Untuk itu penting sekali untuk segera pergi kedokter jika gejalagejala meningitis dirasakan oleh anda dan orang-orang terdekat anda. Karena hanya dokter yang
dapat menentukan apakah penyebab meningitis yang anda derita. Karena setiap penyebab
meningitis mendapatkan penanganan dan therapy yang berbeda. Penyakit meningitis yang
disebabkan oleh bakteri dapat mematikan jika tidak segera diobati. Itulah dia pengetahuan
lengkap mengenai penyakit meningitis atau radang selaput otak, semoga bermanfaat.

Sumber : Waspada! Kenali Meningitis (Radang Selaput Otak) Penyebab dan


Pencegahannya - Bidanku.com http://bidanku.com/waspada-kenali-meningitisradang-selaput-otak-penyebab-dan-pencegahannya#ixzz4ECIp8jEg

Bintitan

Secara medis bintit disebut dengan hordeolum, yaitu benjolan yang terjadi karena adanya infeksi
pada kelopak mata. Bintit disebabkan oleh bakteri staphylococcal yang sebetulnya hidup secara
normal dan tidak berbahaya namun bisa terperangkap dalam kantung air mata menyebabkan
infeksi seperti jerawat. Lingkungan berdebu, kebiasaan mengucek mata, bantal kotor
meningkatkan risiko infeksi karena bakteri bisa terperangkap oleh kotoran.
Gejala-gejala Bintitan

Indikasi bintitan termasuk mudah terdeteksi karena tumbuhnya benjolan merah yang mirip bisul
pada kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:

Mata berair dan merah.

Kelopak mata yang bengkak dan terasa nyeri.

Munculnya kotoran mata di sekeliling kelopak mata.

Hampir semua kasus bintitan tidak membutuhkan penanganan medis khusus dan bisa sembuh
sendiri, tapi risiko komplikasi tetap ada. Karena itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke
dokter jika bintitan yang Anda alami tidak menunjukkan tanda-tanda membaik setelah dua hari
dan pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain wajah, seperti pada pipi.
Penyebab Bintitan

Penyebab utama bintitan adalah bakteri stafilokokus. Bakteri ini biasanya hidup pada kulit
manusia tanpa menyebabkan penyakit. Tetapi risiko bintitan akan meningkat jika kita menyentuh
mata dengan tangan yang kotor. Contoh infeksi akibat bakteri yang dapat memicu bintitan adalah
infeksi yang terjadi pada akar bulu mata, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.
Di samping bakteri, peradangan pada kelopak mata atau blefaritis juga dapat memicu terjadinya
bintitan. Terutama jika Anda mengidap blefaritis jangka panjang. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh infeksi bakteri atau komplikasi akibat penyakit kulit rosaseae.
Langkah Pengobatan Bintitan

Sebagian besar bintitan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-20 hari. Bintitan akan
sembuh setelah pecah dan mengeluarkan nanah. Tetapi jangan pernah memencet atau
memecahkan benjolan bintitan Anda. Tunggu sampai benjolan pecah sendiri.

Terdapat langkah-langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi gejala serta
ketidaknyamanan karena bintil tersebut. Beberapa di antaranya adalah:

Menjaga kebersihan mata, misalnya dengan menghindari pemakaian


kosmetik untuk sementara.

Kompres air hangat. Mengompres kelopak mata dengan air hangat


sebanyak 3-6 kali sehari dapat mengurangi rasa nyeri sekaligus
mempercepat kesembuhan.

Jangan memakai lensa kontak. Hindari lensa kontak sampai bintitan


sembuh.

Analgesik. Anda bisa mengonsumsi analgesik atau obat pereda sakit jika
dibutuhkan.

Jika bintitan Anda tidak kunjung sembuh dan rasa nyeri bertambah parah, sebaiknya berobat ke
dokter. Langkah penanganan yang umumnya dilakukan adalah mengeluarkan nanah agar tekanan
pada mata akan berkurang.
Selain itu, penggunaan antibiotik terkadang akan dianjurkan. Terutama jika Anda juga
mengalami komplikasi lain, misalnya kalazion (kista yang disebabkan tersumbatnya salah satu
kelenjar pada kelopak mata) atau selulitis preseptal (infeksi pada jaringan di sekitar mata).
Pencegahan Bintitan

Menjaga kebersihan mata adalah langkah terpenting agar terhindar dari bintitan. Proses tersebut
dapat kita lakukan melalui langkah-langkah sederhana sebagai berikut:

Jangan menggosok mata. Tindakan ini dapat memicu iritasi dan berpindahnya
bakteri ke mata.

Lindungi mata Anda dengan senantiasa mencuci tangan sebelum menyentuh


mata atau memakai kacamata pelindung saat membersihkan rumah agar
terhindar dari debu.

Jika Anda menggunakan lensa kontak, cuci dan sterilkan sebelum digunakan.
Pastikan Anda tidak lupa mencuci tangan sebelum memasangnya.

Perhatikan kosmetik yang Anda gunakan. Hindari kosmetik yang kedaluarsa,


bersihkan dandanan Anda sebelum tidur, dan buanglah kosmetik untuk mata
yang pernah Anda gunakan sebelum dan sewaktu mengidap bintitan.

Segera tangani infeksi atau inflamasi pada kelopak mata dengan seksama.

Bisulan

Menurut dr Aditya Suryansyah, SpA, bisul merupakan infeksi pada kulit, sering berhubungan
dengan makanan yang allergen terhadap anak. Dimulai timbulnya gatal setelah mengonsumsi
makanan yang mengandung bahan allergen seperti telur, ikan laut, susu sapi, dam makanan
berpengawet. Nah, kemudian muncul gatal yang lantas akan timbul bisul.
Beberapa cara untuk mencegah timbulnya bisul :

Biasakan untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dengan mandi 2 kali sehari
menggunakan sabun, terutama untuk bagian yang rentan terkena bisul seperti ketiak atau
bagian pangkal paha.

Pilihlah pakaian yang nyaman digunakan serta dapat meyerap keringat agar terhindar dari
jamur sehingga meminimalisir terjadinya infeksi serta penularannya.

Memilih menu makanan yang tepat dan sehat serta pola makan yang benar agar terhindar
dari bermacam penyakit.

Selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

Gejala penyakit bisul:

Timbulnya benjolan berwarna merah di permukaan kulit.

Saat bisul mulai membesar maka akan muncul bintik putih yang disebabkan oleh mata
nanah pada bagian tengahnya.

Rasa nyeri dan panas di sekitar benjolan

Rasa gatal pada bagian kulit tertentu

Beberapa macam bisul:

Hidradenitis Suppurativa, bisul ini biasanya muncul pada daerah lipatan seperti ketiak
dan pangkal paha, penyebabnya adalah karena terjadinya peradangan pada kelenjar
keringat dan bersifat lokal.

Akne Kista, bisul ini biasanya muncul pada daerah kulit yang banyak mengandung
minyak seperti pada wajah, penyebabnya adalah karena terjadinya penyumbatan pada
kelenjar minyak yang terinfeksi oleh bakteri.

Kista Pilonidal, bisul ini biasanya muncul pada daerah pantat, penyebabnya adalah
karena terjadinya infeksi pada folikel rambut serta diperparah dengan adanya gesekan,
tekanan dan iritasi maka bisul ini semakin meradang.

Penyebab terjadinya bisul:

Kurang menjaga kebersihan tubuh.

Terjadinya infeksi oleh karena bakteri.

Pola makan yang tidak sehat.

Sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.

Lemahnya kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Cara mengatasi bisul:

Untuk bisul yang baru timbul sebaiknya segera diobati, kalau bisa jangan sampai bisul
menjadi matang karena akan menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan kulit.

Jika bisul masih tergolong ringan maka bisa disembuhkan dengan mengoleskan salep
antibiotik, dan salep ini sangat efektif untuk mengatasi bisul.

Jika bisul sudah membesar dan agak dalam selain salep antibiotik maka diperlukan juga
obat antibiotik yang diminum.

Obat penisilin bisa menjadi pilihan namun ada efek negatifnya jika menggunakan
penisilin karena bakteri seperti staphylococcus aureus penyebab bisul akan mengeluarkan
enzim sehingga penisilin tidak akan berfungsi dengan baik malah bakteri tersebut
menjadi resisten terhadap penisilin selain itu obat ini seringkali menimbulkan reaksi
alergi.

Jika bisul sudah mengeluarkan mata nanah sebaiknya dibawa ke dokter untuk
mengeluarkan nanahnya dengan menggunakan pisau yang steril, hindari memecah bisul
sendiri dengan memencetnya karena akan mengakibatkan rusaknya jaringan kulit
sehingga mengakibatkan luka parut dan tak mungkin akan normal kembali.

Hindari menggaruk bisul dengan kuku karena bakteri penyebab bisul akan dengan mudah
menular.

Jika bisul seringkali muncul atau berulang sebaiknya periksakan ke dokter karena ada
kemungkinan terkait dengan penyakit lainnya seperti diabetes.

Cara mengobati bisul secara alami, anda bisa memilih salah satu dari beberapa cara di
bawah ini:

Daging lidah buaya dihancurkan lalu oleskan pada bisul.

Getah kamboja dioleskan pada bisul.

Daun kamboja yang sudah dilemaskan dioleskan dengan minyak kelapa lalu tempelkan
pada bisul.

Daun pare yang sudah dicuci bersih lalu direbus 3 gelas menjadi 1 gelas, disaring dan
diminum setelah agak dingin.

Daun murbei yang sudah dicuci bersih lalu direbus 2 gelas menjadi 1 gelas, disaring dan
diminum setelah agak dingin.

Kanker Darah

Leukemia atau kanker darah merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada anak-anak,
dengan jumlah mencapai 30 persen. Gejala yang perlu diwaspadai dan sering ditemukan pada
leukemia antara lain pucat, demam, atau pendarahan yang tidak jelas sebabnya, nyeri tulang, dan
pembengkakan perut. Leukemia mempunyai harapan sembuh dengan pengobatan yang tepat dan
benar.
Jenis-jenis Kanker Darah

Ada berbagai jenis kanker darah. Berdasarkan kecepatan perkembangannya, kanker ini dapat
dikelompokkan menjadi akut dan kronis.
Kanker darah akut berkembang dengan cepat akibat penambahan jumlah sel darah putih yang
abnormal yang pesat dan penyebarannya ke dalam aliran darah. Jenis ini harus ditangani dengan
segera.
Sementara itu, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dan dalam jangka
panjang. Gejalanya cenderung tidak segera dirasakan sehingga baru terdiagnosis setelah
bertahun-tahun. Sel-sel darah putih yang seharusnya sudah mati akan tetap hidup dan menumpuk
dalam aliran darah, sumsum tulang, serta organ-organ lain yang terkait.
Kanker darah juga dapat dikategorikan menurut jenis sel darah putih yang diserang. Kanker
darah yang menyerang sel-sel limfa dikenal dengan istilah leukemia limfotik dan yang
menyerang sel-sel mieloid disebut leukemia mielogen.
Berdasarkan dua pengelompokan di atas, terdapat empat jenis kanker darah yang paling sering
terjadi. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing jenis.
Leukemia limfotik akut atau acute lymphocytic leukemia (ALL)

ALL dapat menghambat fungsi limfosit sehingga pengidapnya berpotensi mengalami infeksi
yang serius. Kanker darah ini umumnya diidap oleh anak-anak, tapi juga mungkin menyerang
dewasa.
Leukemia mielogen akut atau acute myelogenous leukemia (AML)
Ini adalah jenis kanker darah yang umumnya menyerang dewasa. Tetapi AML juga dapat diidap
oleh anak-anak serta remaja. Kanker ini akan membentuk sel-sel mieloid yang tidak sempurna
dan dapat menyumbat pembuluh darah.
Leukemia limfotik kronis atau chronic lymphocytic leukemia (CLL)
Jenis kanker darah ini hanya dialami oleh orang dewasa. CLL umumnya baru terdeteksi pada
stadium lanjut karena pasien cenderung tidak merasakan gejala-gejalanya untuk waktu yang
lama.
Leukemia mielogen kronis atau Chronic myelogenous leukemia (CML)
Jenis kanker darah ini umumnya diderita oleh dewasa. CML memiliki dua tahap. Pada tahap
pertama, sel-sel abnormal akan berkembang secara perlahan-lahan. Lalu saat memasuki tahap
kedua, jumlah sel-sel abnormal akan bertambah dengan pesat sehingga kondisi pasien akan
menurun secara drastis.
Secara umum, kanker darah atau leukemia terjadi akibat produksi sel darah putih yang terlalu
cepat sehingga banyak sel yang masih belum terbentuk secara sempurna dan akhirnya kekebalan
tubuh penderitanya tidak berfungsi secara maksimal.
Gejala-gejala Kanker Darah

Gejala kanker darah sangat beragam. Tiap penderita biasanya mengalami indikasi yang berbedabeda, tergantung kepada jenis kanker darah yang diidap.
Indikasi-indikasi kanker ini juga cenderung sulit dikenali karena cenderung mirip dengan kondisi
lain, seperti flu. Karena itu, kita perlu mewaspadai gejala-gejala umum yang tidak kian membaik
atau mereda, seperti:

Lemas atau kelelahan yang berkelanjutan.

Demam.

Menggigil.

Sakit kepala.

Muntah-muntah.

Keringat berlebihan, terutama pada malam hari.

Nyeri pada tulang atau sendi.

Penurunan berat badan.

Pembengkakan pada limfa noda, hati, atau limpa.

Muncul infeksi yang parah atau sering terjadi.

Mudah mengalami pendarahan (misalnya sering mimisan) atau memar.

Muncul bintik-bintik merah pada pada kulit.

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera hubungi dan periksakan diri ke
dokter. Terutama untuk gejala yang sering kambuh atau tidak kunjung membaik.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Darah

Penyebab dasar kanker darah belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat sejumlah faktor yang
diduga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ini. Faktor-faktor pemicu
kanker darah tersebut meliputi:

Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker


darah, risiko Anda untuk terkena kanker yang sama akan meningkat.

Kelainan genetik, misalnya sindrom Down.

Pernah menjalani pengobatan kanker. Kemoterapi atau radioterapi


tertentu diduga dapat memicu kanker darah.

Pengaruh kelainan darah yang diderita, misalnya myelodysplastic


syndrome.

Pernah mengalami pajanan terhadap radiasi tingkat tinggi atau zatzat kimia tertentu. Misalnya orang yang pernah terlibat dalam kecelakaan
yang berhubungan dengan reaktor nuklir atau mengalami pajanan zat kimia
seperti benzena.

Merokok. Rokok tidak hanya akan meningkatkan risiko kanker darah


(terutama leukemia mielogen akut), tapi juga berbagai penyakit lain.

Diagnosis dan Pengobatan Kanker Darah

Pada tahap awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang ada sebelum memeriksa kondisi
fisik Anda. Jika menduga Anda mengidap kanker darah, misalnya karena adanya pembengkakan
pada limfa noda, hati, atau limpa, dokter akan menganjurkan pemeriksaan lebih mendetail yang
meliputi tes darah serta biopsi sumsum tulang.
Tes darah akan menunjukkan kadar sel darah putih yang abnormal. Sementara biopsi sumsum
tulang digunakan untuk memastikan keberadaan sel-sel kanker darah. Prosedur yang dilakukan
dengan mengambil sampel sumsum tulang ini juga digunakan untuk mengetahui jenis kanker
darah.
Setelah diagnosis kanker darah positif, dokter akan mendiskusikan langkah pengobatan yang
tepat. Jenis penanganan yang akan Anda jalani tergantung kepada banyak faktor, antara lain usia
dan kondisi kesehatan Anda serta jenis dan stadium kanker darah yang Anda idap. Berikut ini
adalah metode pengobatan yang umumnya dianjurkan untuk menangani kanker darah.

Kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker.

Radioterapi untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel


kanker.

Terapi terfokus untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel


kanker.

Terapi biologis untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan


menyerang sel-sel kanker.

Transplantasi sel induk atau stem cell untuk penggantian sumsum


tulang yang sudah rusak dengan yang sehat. Sel-sel induk yang digunakan
bisa berasal dari tubuh Anda sendiri atau tubuh orang lain sebagai pendonor.
Kemoterapi atau radioterapi biasanya akan dilakukan sebagai langkah
persiapan sebelum menjalani prosedur transplantasi ini.

Neuroblastoma

dr Endang Windiastuti SpA(K) menjelaskan neuroblastoma merupakan kanker yang diawali


dengan adanya kelainan sel saraf. Kondisi ini bisa dialami bayi yang baru lahir, namun
manifestasinya baru terlihat saat usianya sudah lebih tua, biasanya di usia 2-4 tahun.
Neuroblastoma paling sering muncul dalam dan di sekitar kelenjar adrenal, yang memiliki asalusul yang serupa dengan sel saraf dan berada di atas ginjal. Namun, neuroblastoma dapat juga
berkembang di daerah-daerah lain seperti perut dan di dada atau leher dan panggul.
euroblastoma kerap kali berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut. Kemudian menyebar
dengan cepat ke hati, kelenjar getah bening, tulang, dan sumsum tulang. Sekitar 75 persen kanker
ini diderita anak di bawah 5 tahun. Belum diketahui pasti penyebab munculnya kanker ini,
namun faktor keturunan diduga ikut berperan dalam terbentuknya sel-sel tumor.
GEJALA
Gejalanya
tergantung
kepada
asal
tumor
dan
luas
penyebarannya.
Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut.
Gejalanya juga bisa berhubungan dengan penyebaran tumor:

Penyebaran kanker sampai ke tulang bisa mengakibatkan munculnya nyeri tulang.

Penyebaran kanker hingga ke sumsum tulang mengakibatkan berkurangnya jumlah


trombosit hingga anak menjadi mudah memar, anemia akibat kekurangan sel darah
merah, dan anak rentan terinfeksi akibat kurangnya sel darah putih.

Kanker yang telah menyebar ke kulit bisa menyebabkan terbentuknya benjolan-benjolan


di kulit.

Penyebaran kanker ke paru-paru mengakibatkan gangguan pernapasan.

Penyebaran kanker hingga ke korda spinalis dapat mengakibatkan kelemahan pada


lengan dan tungkai.

Sekitar 90% neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin, yang dapat menyebabkan
meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).
Gejala lain yang mungkin muncul, antara lain:

Kulit terlihat pucat

Tampak lingkaran hitam disekeliling mata

Diare

Rasa lelah yang berlebihan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan

Keringat berlebihan

Rewel

Rasa tidak enak badan (malaise) berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulanbulan

Gerakan mata yang tak terkendali

Gondongan

Gondongan atau parotitis atau mumps merupakan radang di kelenjar ludah. Kondisi ini bisa
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, maupun karena obat atau sumbatan di saluran
kelenjarnya. Gondongan bisa disebabkan virus Paramyxovirus ataupun bakteri Staphylococcus.
Demam biasanya menjadi salah satu pertanda penyakit ini yang diikuti bengkak sekitar leher dan
pipi.
Penyakit gondongan merupakan penyakit menular dan umumnya diderita oleh anak-anak.
Penyakit ini disebabkan oleh salah satu virus dari keluarga paramyxovirus yang penyebarannya
mirip dengan virus flu, misalnya apabila kita turut menghirup udara yang terkontaminasi virus
gondongan saat berada di dekat penderita gondongan yang bersin atau batuk.
Penyebaran virus gondongan juga bisa terjadi secara tidak langsung atau melalui media
perantara, misalnya kita memakai gelas atau handuk yang juga dipakai oleh penderita
gondongan. Contoh lainnya adalah apabila penderita gondongan menyentuh mulut atau
hidungnya, lalu tangan mereka yang telah terkontaminasi virus memegang gagang pintu, maka
kita pun berpeluang tertular apabila turut memegang gagang pintu tersebut.
Virus gondongan akan masuk ke saluran pernapasan dan selanjutnya menuju kelenjar parotid
untuk berkembang biak dan berinkubasi selama empat belas hingga dua puluh lima hari.
Gejala gondongan

Setelah virus gondongan berinkubasi, maka gejala akan muncul. Selain pembengkakan kelenjar
parotid yang menyebabkan sisi wajah penderita tampak membesar, gondongan juga bisa
menyebabkan gejala-gejala lainnya, seperti:

Nyeri sendi

Demam tinggi

Mulut kering

Nyeri perut

Hilang nafsu makan

Lelah

Sakit kepala

Gejala-gejala tersebut sering kali terasa sebelum pembengkakan kelenjar parotid terjadi dan
ketika sudah terjadi pembengkakan, biasanya penderita akan kesulitan menelan dan merasakan
nyeri pada sisi wajah.
Diagnosis gondongan

Meskipun penyakit gondongan bukan tergolong penyakit serius, dianjurkan untuk menemui
dokter jika Anda atau anak Anda merasakan gejala-gejalanya. Dokter perlu memastikan bahwa
Anda memang sakit gondongan karena ada beberapa penyakit lain yang lebih serius (misalnya
radang amandel dan demam kelenjar) yang gejalanya mirip dengan gondongan.
Diagnosis biasanya didapat dokter setelah mengecek suhu tubuh pasien, melihat dan menyentuh
pembengkakan pada sisi wajah, dan setelah melakukan pemeriksaan mulut untuk melihat kondisi
amandel.
Pengobatan gondongan

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat mengatasi gondongan. Kesembuhan didapat setelah
sistem kekebalan tubuh kita sendiri berhasil melawan infeksi. Sementara sistem kekebalan tubuh

melakukan pemulihan, kita juga perlu melakukan langkah-langkah perawatan untuk


meringankan gejala.
Kompres bagian yang bengkak dan terasa sakit dengan air hangat. Selain itu, dianjurkan untuk
cukup istirahat dan banyak minum air putih. Jangan mengonsumsi minuman yang dapat
mengiritasi kelenjar parotid, seperti jus buah, dan konsumsi makanan lunak agar terhindar dari
rasa sakit akibat mengunyah.
Minumlah obat pereda rasa sakit (misalnya parasetamol atau ibuprofen) yang telah diresepkan
oleh dokter sesuai dosis yang dianjurkan. Penyakit gondongan biasa sembuh dalam waktu 1-2
minggu. Apabila setelah jangka waktu tersebut gejala gondongan tidak memperlihatkan tandatanda membaik atau bahkan tiba-tiba memburuk, segera temui dokter kembali.
Komplikasi gondongan

Selain menjangkiti kelenjar parotid, virus gondongan juga bisa mengontaminasi cairan yang
melindungi tulang belakang dan otak (cairan serebrospinal), dan selanjutnya dapat menyebar ke
beberapa bagian tubuh lainnya, seperti menyerang pankreas, otak, indung telur, atau testis.
Jika penyebaran ke bagian-bagian tersebut sudah terjadi, maka bisa mengakibatkan komplikasi,
antara lain:

Pembengkakan testis. Pembengkakan testis biasanya dimulai pada hari ke


empat sampai delapan hari setelah pembengkakan kelenjar parotis pada
pasien yang telah mencapai usia pubertas. Jika Anda mengalami kondisi ini,
kompres testis Anda dengan air hangat atau minum obat pereda rasa sakit.
Ibuprofen atau parasetamol bisa dikonsumsi untuk meredakan sakit. Selain
itu, gunakan celana dalam yang nyaman. Setelah sembuh, pembengkakan
testis sangat jarang sekali menyebabkan penurunan volume sperma,
penyusutan testis, atau bahkan kemandulan.

Pembengkakan indung telur. Sama seperti pembengkakan testis, kasus


pembengkakan indung telur juga hanya berpotensi terjadi pada perempuan
yang menderita gondongan setelah masa pubertas. Kondisi ini tidak
tergolong serius dan akan sembuh dengan sendirinya setelah sistem
kekebalan tubuh berhasil mengatasi gondongan. Gejala yang biasanya
muncul adalah mual, demam, dan nyeri di perut bagian bawah.

Pankreatitis akut. Pada kasus pankreatitis akut yang berkaitan dengan


gondongan, gejala yang muncul biasanya ringan. Selain nyeri di bagian
tengah perut yang terasa secara tiba-tiba, penderita komplikasi ini juga
berpotensi mengalami diare, demam, mual, dan hilang nafsu makan.
Meskipun tergolong ringan, dokter bisa menganjurkan penderita untuk
dirawat di rumah sakit hingga kondisi organ pankreas pulih.

Meningitis virus. Meningitis pada jenis ini berbeda dengan meningitis


mematikan yang disebabkan oleh bakteri. Jenis meningitis ini hanya
menyebabkan gejala-gejala ringan, seperti sakit flu dan biasanya dapat
sembuh dalam waktu dua minggu. Selain gejala seperti flu, gejala lainnya
adalah sakit kepala, leher terasa kaku, dan meningkatnya sensitivitas mata
terhadap cahaya.

Pencegahan gondongan

Penyakit gondong bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan imunisasi MMR pada anak
Anda. Pemberian vaksin dilakukan saat anak berusia usia 12-18 bulan dan harus diulang sekali
lagi ketika dia berusia 6 tahun.
Sedangkan apabila kita terlanjur tidak mendapatkan vaksin saat kecil, maka kita bisa melakukan
langkah pencegahan dengan cara selalu menjaga kebersihan tangan, tidak berbagi peralatan
mandi atau makan dengan orang lain, dan memakai masker.

Apabila Anda atau anak Anda terlanjur terdiagnosis sakit gondongan, maka jangan beraktivitas
dulu di luar rumah untuk sementara waktu sampai sembuh. Penyakit ini mudah sekali menular ke
orang lain, terutama beberapa hari sebelum kelenjar parotid membengkak hingga beberapa hari
setelahnya.
Jika penderita hendak bersin atau batuk, hendaknya gunakan tisu untuk menutup mulut dan
hidung, lalu buang tisu tersebut, setelah itu cuci tangan sampai bersih. Dengan mencuci tangan,
maka virus tidak akan menempel pada media-media lain yang berpotensi tersentuh oleh orang
lain yang masih sehat.

Gatal-gatal dan Borok

Anak-anak memang sangat menyukai air. Berenang atau sekadar bermain dengan teman
sebayanya di dalam air adalah hal yang mereka sukai. Namun saat banjir tiba, anak-anak kerap
bermain dengan air yang merupakan luapan sungai.
Air banjir biasanya mengandung banyak kuman dan bisa menyebabkan gangguan pencernaan
seperti sakit perut dan diare. Tidak hanya itu saja, terlalu lama kontak dengan air kotor bisa
menjadi pemicu sakit kulit yaitu gatal-gatal dan borok.
Selalu Menjaga Kebersihan Kulit Tubuh
SELALU menjaga kebersihan kulit merupakan salah satu cara mencegah timbulnya gatal-gatal
pada kulit. Jika timbul gejala gatal pada kulit, sebaiknya bisa menahan diri untuk tidak
menggaruknya. Karena pada saat terjadi luka akibat garukan kuku, di sinilah awalnya masuknya
kuman penyakit.
Menurut dr Cici Lia Novita, salah satu yang menyebabkan terjadinya infeksi kulit adalah karena
penderita tidak bisa menahan diri untuk menggaruk kulit yang gatal. Makanya, jangan heran, jika
bekas gigitan serangga pun bisa menjadi koreng yang besar. Karena pada saat luka dan kondisi
kulit tidak bersih, bakteri masuk, inilah yang kemudian menjadi koreng, ujarnya.
Begitu juga bagi seseorang yang suka berkeringat. Kulit yang lembab terutama pada daerah
lipatan kulit akan mudah didatangi jamur. Sehingga muncul efek sangat gatal pada kulit. Dan ini
memang sulit ditahan, maka segera berikan salep antigatal dan antijamur sehingga tidak
keterusan untuk menggaruknya, ujarnya.
Malah, disarankan bagi yang suka berkeringat untuk sering mengganti baju. Minimal
menggunakan bahan pakaian yang menyerap keringat. Sehingga tidak membuat kulit lembab.
Yang tidak kalah penting adalah, mandi secara rutin, minimal dua kali sehari, sehingga kulit
bisa bersih, paparnya.
Jika muncul gejala gatal yang terus menyebar dan menimbulkan infeksi kulit, sebaiknya untuk
tidak dibiarkan. Segera lakukan pemeriksaan sehingga bisa diberikan pengobatan sesuai dengan
penyebabnya.
Karena ada beberapa kasus yang ditemukan bahwa hanya karena gatal-gatal yang dibiarkan
menyebabkan munculnya borok besar pada kulit. Malah ada yang menjadi selulitis. Jika sudah
terjadi selulitis, biasanya penanganannya harus dengan tindakan bedah. Jika bakteri yang
berkumpul pada borok menembus pembuluh darah bisa menyebabkan septikimia. Darah
keracunan bakteri, ini bisa mengakibatkan kematian, ujarnya.

Gigi Berlubang

Gigi berlubang adalah salah satu masalah yang paling sering ditemukan pada anak. Kerap kali
penyebabnya sangat sepele, misalnya kesalahan dalam proses pemberian makanan. Misalnya
anak tidur sambil terus mengisap botol susu. Alhasil mulut anak selalu asam sehingga bakteri
berkembang dan berpotensi merusak gigi.
Lubang gigi terbentuk ketika bakteri di dalam mulut kita merusak gigi. Lubang gigi yang terbentuk dimulai dari ukuran
yang sangat kecil pada email gigi. Bila dibiarkan saja, lubang kecil tersebut akan semakin membesar dan merusak
struktur gigi lebih dalam, bahkan dapat mencapai syaraf gigi yang menyebabkan sakit gigi yang parah sampai terasa
nyut-nyutan. Sehingga terkadang alternatif perawatan untuk lubang gigi yang dibiarkan membesar dan mengenai
seluruh jaringan gigi hanyalah pencabutan gigi karena gigi tersebut sudah tidak tertolong atau tidak dapat
dipertahankan. Secara alami kita memiliki ribuan bakteri di dalam mulut kita. Makanan bagi bakteri yang ada di
dalam mulut kita adalah gula yang dalam proses pencernaan atau fermentasinya akan menghasilkan asam yang
secara kimiawi merusak gigi kita dan menyebabkan lubang gigi.
Pertama, bakteri memakan gula yang kita konsumsi. Kapanpun kita mengonsumsi makanan dan minuman yang
mengandung gula akan membuat mulut kita juga penuh dengan gula. Bakteri mengonsumsi gula dan kemudian
menghasilkan asam. Asam ini melekat pada permukaan gigi sampai dibersihkan oleh air liur kita atau dibersihkan
saat kita menyikat gigi. Jika asam ini dibiarkan saja akan mulai menggerogoti email gigi.
Kumpulan bakteri yang berkembang biak tersebut terkandung di dalam plak gigi. Di mana plak ini mudah untuk
dibersihkan atau dihilangkan, baik dengan menyikat gigi atau pun menggunakan benang gigi untuk membersihkan di
bagian sela-sela gigi. Bila tidak dibersihkan, plak akan menyerap kalsium dan mineral lain untuk membentuk
perlindungan diri dan semakin sulit untuk dibersihkan. Ketika lubang gigi mulai terbentuk, kita mungkin tidak bisa
melihatnya secara kasat mata. Jika asam dibiarkan terus berada pada permukaan gigi, ia akan mulai memakan
permukaan gigi secara besar-besaran. Bakteri akan masuk dan semakin berkembang biak di lubang tersebut dan
mengonsumsi lebih banyak gula dan menghasilkan lebih banyak asam. Proses tersebut terus berlanjut sampai
merusak dentin bahkan syaraf.
Butuh waktu untuk terbentuk lubang gigi. Perlindungan terbaik untuk melawannya salah satunya adalah dengan
membatasi jumlah gula yang kita konsumsi. Bila Anda memakan atau meminum sesuatu yang manis segeralah
berkumur dengan air putih. Menyikat gigi lah 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Menggunakan benang gigi atau dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi dan temui dokter gigi Anda 6 bulan
sekali.

Gangguan Kulit Hidradenitis

Gangguan kulit yang biasanya muncul dengan gejala kulit memerah dan adanya benjolan kecil di
kulit yang diduga akibat dari tekanan dan adanya keringat secara intens. Namun hidradenitis juga
ditemukan pada anak yang gemar bermain game komputer ataupun game konsol.
Bermain selama berjam-jam dalam sehari, tentu membuatnya menggenggam controller,
berulang-ulang menekan tombol, dan mungkin berkeringat karena ketegangan dalam permainan
yang dimainkannya. Para dokter pun kemudian menamai kasus semacam ini sebagai kondisi
'PlayStation palmar hidradenitis'.
Biasanya, hidradenitis suppurativa muncul pada masa puber dan bertahan selama beberapa
tahun. Beberapa faktor yang memengaruhi risiko seseorang terkena hidradenitis suppurativa
adalah:

Keturunan. Hidradenitis suppurativa bisa muncul pada seseorang karena


faktor genetik.

Wanita. Dibandingkan pria, hidradenitis suppurativa lebih sering menyerang


wanita.

Faktor usia. Biasanya hidradenitis suppurativa menyerang seseorang yang


masih remaja atau berusia 20 tahunan.Jarang pada usia sebelum pubertas
atau setelah menopause.

Obesitas atau perokok. Kebanyakan penderita hidradenitis suppurativa


mengalami obesitas atau seorang perokok.

Hirsutisme. Seorang yang memiliki kondisi tubuh yang memiliki


pertumbuhan rambut berlebihan dengan atau tanpa jerawat, punya risiko
lebih besar terkena hidradenitis suppurativa.

Gejala Hidradenitis Suppurativa

Gejala adalah sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Kadang gejala pertama
yang dirasakan penderita hidradenitis suppurativa hanyalah benjolan meradang yang terasa
nyeri. Benjolan seperti ini bisa bertahan beberapa hari hingga berbulan-bulan.
Benjolan hidradenitis suppurativa bisa lebih dari satu tapi masih dalam area yang sama, misalnya
beberapa benjolan di area ketiak. Dan bisa muncul di beberapa area. Jika benjolan tersebut
terletak di lapisan kulit yang dalam, saat sembuh acne inversa bisa meninggalkan bekas luka.
Selain benjolan, gejala hidradenitis suppurativa lainnya adalah komedo yang berkumpul dan
membentuk pola berpasangan.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika muncul benjolan nyeri yang tidak membaik selama
beberapa minggu, sering kambuh, sangat nyeri serta muncul di beberapa tempat.
Penyebab Hidradenitis Suppurativa

Sampai saat ini belum diketahu penyebab pasti hidradenitis suppurativa. Penyakit kulit yang
tidak menular ini akan muncul ketika kelenjar keringat dan folikel-folikel rambut penderita
tersumbat.
Menurut British Association of Dermatologists, munculnya hidradenitis suppurativa ada
hubungannya dengan penyakit Crohn yang diidap seseorang. Banyak penderita hidradenitis
suppurativa juga mengidap penyakit autoimun.
Diagnosis Hidradenitis Suppurativa

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Untuk mendiagnosis hidradenitis
suppurativa, dokter akan melakukan beberapa hal berikut:

Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa bagian kulit penderita yang


terinfeksi, mendiagnosis berdasarkan lokasi benjolan-benjolan maupun
lubang-lubang luka, dan frekuensi kambuhnya infeksi tersebut.

Pengambilan sampel. Jika terdapat nanah di dalam benjolan, maka dokter


akan mengambil sampel nanah untuk dianalisis di laboratorium.

Setelah diagnosis selesai, dokter akan mengklasifikasikan hidradenitis suppurativa yang diidap
penderita berdasarkan tingkat keparahannya yaitu:

Stadium 1: Hanya ada satu atau beberapa abses terisolir tanpa jaringan
parut atau saluran sinus.

Stadium 2: Muncul abses-abses kambuhan di lebih dari satu area kulit dan
saluran sinus mulai terbentuk.

Stadium 3: Abses-abses muncul di banyak area kulit. Terdapat saluran sinus


di bawah kulit yang saling terhubung antara abses. Penderita mungkin akan
memiliki jaringan parut parah yang selalu basah.

Pengobatan Hidradenitis Suppurativa

Jenis penanganan yang dijalani penderita tergantung dari seberapa parah hidradenitis suppurativa
yang dideritanya. Jika hidradenitis suppurativa masih pada tahap ringan, maka penderita bisa
mengompres sendiri benjolan dengan air hangat.

Selain mengompres, beberapa tindakan penanganannya adalah:


Pemberian obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hidradenitis suppurativa yaitu:

Obat anti peradangan non steroid. Obat-obatan jenis ini mampu


mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.

Antibiotik. Obat jenis akan melawan infeksi dan bisa mencegah penyakit ini
menjadi lebih parah serta kambuh kembali.

Kortikosteroid. Dokter akan menyuntikkan obat steroid ke dalam benjolan,


untuk mengurangi peradangan, rasa nyeri, dan pembengkakan.

Retinoid oral. Obat jenis ini mampu menangani hidradenitis suppurativa


yang sudah cukup parah.

Terapi hormon dengan pil kontrasepsi yang mengandung estrogen buatan


mampu mengurangi sekresi dari kelenjar keringat serta mengontrol benjolan.

Obat biologis. Dokter akan menyuntikkan obat-obatan jenis ini untuk


mendorong sistem pertahanan tubuh agar menyerang kuman. Namun, obat
jenis ini memiliki efek samping yang cukup serius.

Pembedahan
Untuk menangani hidradenitis suppurativa yang tumbuh makin dalam, penderita umumnya harus
menjalani prosedur pembedahan. Beberapa jenis pembedahan yang bisa dilakukan adalah:

Insisi dan drainase abses, untuk membuka benjolan yang telah menjadi
kantong dan mengeringkannya dari cairan nanah.

Membuka saluran sinus antar benjolan, dengan memotong kulit dan


daging yang menjadi atap saluran.

Operasi pengangkatan untuk mengangkat seluruh benjolan dan bagian


kulit yang terinfeksi.

Pembedahan laser, akan dilakukan untuk menangani benjolan baru yang


berada di lapisan kulit Namun, laser juga akan menghancurkan folikel rambut
penderita.

Komplikasi Hidradenitis Suppurativa

Ada beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita hidradenitis suppurativa jika penyakitnya
tidak segera ditangani yaitu:

Terhalangnya drainase kelenjar getah bening yang menyebabkan


pembengkakan pada lengan, kaki, atau area genital. Hidradenitis suppurativa
seringkali melibatkan kelenjar getah bening yang berada di dekat kelenjar
keringat.

Terbatasnya gerak tubuh penderita. Keadaan ini adalah akibat nyeri


pada benjolan hidradenitis suppuratriva dan kulit yang kehilangan
elastisitasnya akibat jaringan parut.

Perubahan tekstur kulit dan jaringan parut. Kulit menjadi lebih gelap
pada area bekas hidradenitis suppurativa yang sudah membaik atau
membentuk cekungan-cekungan.

Terisolasi dari lingkungan akibat bentuk dan bau yang ditimbulkan


hidradenitis suppurativa.

Pencegahan Hidradenitis Suppurativa

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hidradenitis suppurativa
berkembang menjadi lebih parah dan agar tidak kambuh kembali, yaitu:

Kenakan pakaian yang tidak terlalu ketat.

Berhenti merokok.

Jaga kebersihan kulit dan anggota badan.

Mengontrol berat badan.

Jangan mencukur area kulit yang terinfeksi, agar tidak terjadi iritasi.
Sekaligus hindari penggunaan parfum atau deodoran pada area yang
terinfeksi.

Jaga suhu tubuh agar tidak terlalu sering berkeringat.

Kerusakan Hati

Makanan manis umumnya disukai anak-anak. Padahal konsumsi makanan manis secara
berlebihan bisa merusak hati. Penyakit hati berlemak akibat makanan non-alkohol dapat memicu
kondisi hati semakin parah yang disebut dengan non-alcoholic steatohepatitis.
Saat peradangan makin parah, jaringan parut menggantikan jaringan sehat sehingga merusak
kemampuan hati untuk melakukan banyak fungsinya. Kondisi tersebut sering disebut sebagai
sirosis hati. Jadi, bukan hanya alkohol yang bisa merusak hati namun juga makanan manis dalam
jumlah besar yang dikonsumsi.
Hati adalah organ padat paling besar yang berada di dalam tubuh manusia. Hati memiliki banyak
fungsi penting bagi tubuh, berikut ini beberapa fungsi hati dalam tubuh.

Menyimpan nutrisi berlebih dan mengembalikan sebagian nutrisi ke dalam


aliran darah.

Memproduksi protein dalam darah untuk membantu penggumpalan,


pengiriman oksigen, dan fungsi kekebalan tubuh.

Membantu menyimpan gula dalam bentuk glikogen.

Menyingkirkan unsur berbahaya dalam aliran darah, termasuk di antaranya


minuman keras dan obat-obatan.

Menghancurkan lemak jenuh dan menghasilkan kolesterol.

Memproduksi cairan empedu, yaitu unsur yang dibutuhkan untuk mencerna


makanan.

Hati umumnya adalah organ yang sangat tangguh karena dapat terus bekerja meski sudah
terluka. Hati akan berusaha memperbaiki dirinya sendiri hingga organ ini benar-benar terluka
parah dan tidak bisa berfungsi lagi.
Gejala Sirosis

Sirosis pada tahap awal hanya memunculkan sedikit gejala, tapi ketika fungsi hati sudah
berkurang secara signifikan, muncul gejala-gejala seperti:

Kehilangan selera makan.

Keletihan atau kekurangan energi.

Pembengkakan pada pergelangan kaki dan perut atau edema.

Penurunan atau kenaikan berat badan secara tiba-tiba.

Memar.

Kulit dan putih mata berwarna kuning atau sakit kuning (jaundice).

Mual dan muntah.

Muntah darah.

Kulit mengalami gatal-gatal.

Penyebab Sirosis

Beberapa kondisi yang menyebabkan sirosis adalah virus hepatitis B, virus hepatitis C,
mengonsumsi minuman keras berlebihan, dan kondisi lainnya yang bisa merusak jaringan hati.
Diagnosis Sirosis

Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendiagnosis sirosis, yaitu:

Pemeriksaan fisik. Dokter akan mengamati perubahan fisik yang terjadi


pada pasien.

Tes darah. Sampel darah diambil untuk mengetahui tingkat fungsi hati dan
kerusakan jika ada.

Pencitraan. CT scan, MRI, ultrasound, dan beberapa prosedur pencitraan


lain mungkin diperlukan untuk melihat kondisi hati.

Biopsi. Pengambilan sampel jaringan dari hati.

Pengobatan Sirosis

Sirosis tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan adalah untuk menghambat
perkembangan penyebab dasar yang mengakibatkan munculnya sirosis sejak awal. Selain itu,
pengobatan dilakukan untuk memperlambat kerusakan jaringan hati, serta menangani gejala dan
juga komplikasi yang muncul akibat sirosis.
Misalnya dengan mengonsumsi obat antivirus untuk mengatasi hepatitis C akan membantu
mencegah sirosis bertambah parah. Kemudian Anda akan diminta untuk mengurangi atau
menghentikan konsumsi minuman keras, serta menurunkan berat badan jika Anda mengalami
obesitas.
Jaringan rusak akibat sirosis bisa menyebabkan fungsi hati berhenti jika sudah memasuki
tahapan lanjutan. Pada kondisi ini, satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan transplantasi hati.
Pencegahan terhadap Sirosis

Pencegahan sirosis yang disebabkan oleh konsumsi minuman keras yang berlebihan dapat
dilakukan dengan membatasi diri dalam mengonsumsi minuman yang beralkohol. Berikut ini
beberapa standar ukuran konsumsi minuman keras.

Kadar minuman keras bagi pria adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7 persen per hari.

Kadar minuman keras bagi wanita adalah maksimal 2 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7 persen per hari.

Selain itu, sirosis bisa disebabkan oleh penyakit hepatitis. Hepatitis B dan C adalah penyakit
menular yang bisa diderita melalui hubungan seks yang tidak aman atau berbagi jarum suntik di
antara sesama pengguna narkotika suntik. Agar tidak terjangkit hepatitis B dan C, sebaiknya
Anda menggunakan kondom saat berhubungan seks bebas atau tidak berbagi jarum suntik.
Vaksinasi juga tersedia untuk mencegah penyakit hepatitis B, tapi belum tersedia vaksin untuk
hepatitis C.

Batuk Kering

Ciri dari batuk kering adalah batuk yang terdengar seperti suara menggonggong dan dahak sulit
sekali keluar. Penyebab batuk adalah peradangan pada saluran bagian atas, biasanya disebabkan
oleh virus.
Jika pernapasan menjadi sangat terganggu, perawatan rumah sakit mungkin diperlukan. Namun,
kebanyakan batuk akan sembuh setelah satu minggu. Batuk ini biasanya terjadi pada anak di
bawah 5 tahun.
Penyebab Batuk Kering Batuk kering dapat disebabkan oleg berbagai kondisi, yang paling sering
adalah: Radang tenggorokan Terhirupnya iritan seperti debu atau asap Asma Reaksi alergi Sealin
itu, ada kondisi yang lebih serius yang dapat menimbulkan batuk kering, walaupun hal ini
tergolong sangat langka seperti : PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) GERD (gastro
oesophagal reflux disease) Penyakit jantung (dalam kasus yang jarang) Batuk Berdahak dan
Kering beserta Penyebabnya Jenis Batuk Kering Batuk kering dibagi lagi menjadi tiga jenis
yaitu: Batuk kering biasa Paling sering disebabkan oleh infeksi virus dari hidung dan
tenggorokan. Di mana Anda akan mengalami batuk terus menerus dengan perasaan ada sesuatu
yang mengganjal di tenggorokan. Biasanya akan sembuh dalam 1 atau 2 minggu. Batuk
menggonggong atau croup batuk yang begitu gigih dan sampai-sampai suaranya mirip dengan
lolongan anjing, terutama terlihat pada penyakit laringitis (Pembengkakan atau infeksi pita
suara). Ketika pasien batuk, ada rasa sakit di tenggorokan dan kesulitan bernafas. Batuk rejan
disebut juga dengan batuk 100 hari atau pertusis, yang disebabkan oleh bakteri. Saat ini
kejadiannya sangat jarang karena adanya program imunisasi (DPT) yang dijalankan oleh
pemerintah Indonesia. Kondisi ini biasanya hanya terlihat pada anak-anak. Ini adalah batuk di
mana pasien batuk terus menerus, setelah itu ada suara teriakan karakteristik dan suara keras
tarikan napas.

'Congekan'

Infeksi telinga bisa menjadi otitis media supuratif kronik (OMSK) dalam waktu dua sampai tiga
bulan. Ini merupakan infeksi yang menyebabkan gendang telinga tak bisa menutup lantaran
munculnya jaringan yang menghambat penutupan gendang telinga. Akibatnya, telinga akan
mengeluarkan cairan atau nanah yang seringkali disebut 'congek' oleh masyarakat awam.
Cairan keluar terus menerus sehingga membuat telinga anak sering berair. Pada beberapa kasus,
cairan ini juga bisa mengeras dan mengering di dalam telinga, sehingga membuat anak
mengalami gangguan pendengaran.

Apakah congekan itu?


Congekan adalah istilah yang umum digunakan untuk otitis media, yaitu infeksi telinga tengah
yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang berasal dari saluran pernafasan bagian atas.
Penyakit ini umumnya terjadi pada balita namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. Congekan
sering kali ditandai dengan keluarnya nanah atau lendir berwarna kekuningan dan berbau tidak
sedap dari telinga.

Mengapa bisa congekan?


Congekan sering kali terjadi karena infeksi bakteri pada saluran pernafasan bagian atas seperti
batuk pilek atau radang tenggorokan. Bakteri yang ada pada saluran pernafasan menyebar
melewati tuba eustachius menuju telinga bagian tengah. Infeksi yang disebabkan bakteri
menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan telinga bagian tengah. Kemudian sel-sel darah
putih akan membunuh bakteri ini dan membentuk nanah atau lendir berwarna kekuningan yang
keluar dari telinga.
Congekan lebih umum terjadi pada balita karena tuba eustachius mereka lebih pendek dan
berbentuk lebih datar daripada orang dewasa. Inilah yang menyebabkan bakteri dari saluran
pernafasan bagian atas lebih mudah menyebar ke telinga bagian tengah. Selain itu, kekebalan
tubuh balita masih lebih lemah daripada orang dewasa sehingga menyebabkan mereka rentan
terhadap congekan.

Apa gejala balita Anda terkena congekan?


Ada beberapa gejala umum yang dapat memberitahu Anda bahwa balita Anda terkena congekan,
antara lain:

Adanya nanah/lendir kekuningan berbau tidak sedap yang keluar dari telinga.

Balita Anda akan sering mengeluh nyeri pada telinganya. Jika dia belum bisa berbicara,
dia akan sering menarik-narik atau menggaruk telinganya.

Jika balita Anda sudah bisa berbicara, dia akan mengeluh telinganya bergema atau
berdengung dan terasa penuh.

Congekan biasanya terjadi bersamaan dengan batuk pilek, demam tinggi atau sakit
kepala.

Balita Anda akan mengalami kesulitan mendengar dan menyeimbangkan tubuhnya.

Bagaimana cara menyembuhkan congekan?


Jika Anda sudah melihat gejala-gejala ini pada telinga balita Anda, maka Anda harus segera
bertindak untuk menyembuhkan congekan. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

Berikan obat pereda nyeri atau penurun demam yang mengandung acetaminophen.

Bawalah segera ke puskesmas atau rumah sakit bagian THT.

Berikan obat tetes telinga dan antibiotik sesuai anjuran dokter.

Anda dapat mengorek nanah pada telinga bagian luar tetapi jangan mengorek ke bagian
dalam telinga.

Ketika balita tertidur, posisikan kepalanya agak lebih tinggi dengan menggunakan bantal.

Perbanyak minum air putih atau jus buah karena gerakan menelan yang sering akan
membantu mengeluarkan nanah dari telinga.

Berikan balita Anda asupan gizi yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya.

Bagaimana cara mencegah congekan?


Bagaimana jika balita Anda belum terkena congekan dan Anda ingin agar itu tetap tidak terjadi
pada balita Anda? Anda dapat mencegah congekan pada balita dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

Segera obati balita Anda ketika dia terkena batuk pilek, radang tenggorokan, atau demam
tinggi.

Hindari balita Anda dari asap rokok karena asap akan menyumbat saluran telinga.

Hindari telinganya kemasukan air, terutama ketika mandi atau berenang.

Jaga kebersihan tubuh, terutama telinga balita Anda. Bersihkan telinganya dengan cotton
buds dan sedikit minyak bayi. Namun, Anda perlu mengingat untuk tidak mengorek
terlalu dalam.

Perhatikan gejala-gejala umum di atas, terutama jika anak Anda sering menggaruk atau
menarik-narik telinganya.

Congekan adalah salah satu penyakit yang sangat umum terjadi pada balita. Anda tidak perlu
panik jika balita Anda terkena congekan. Anda dapat membantu mengurangi rasa sakit dan tidak
nyaman yang balita Anda rasakan dan menyembuhkan congekannya dengan bersikap tenang dan
mengikuti langkah-langkah pengobatan sesegera mungkin.

Infeksi Telinga Tengah

Anak-anak rentan terhadap infeksi telinga. Saat udara dingin, saluran yang menghubungkan
telinga ke tenggorokan (eustachius) terblokir dan menyebabkan radang. Kondisi ini membuat
cairan terperangkap di dalam telinga tengah atau di belakang gendang telinga dan
memungkinkan kuman untuk berkembang biak.
Infeksi telinga tengah mempunyai gejala yang mirip dengan infeksi virus influenza. Gejala
awalnya adalah batuk, pilek, dan terjadi perubahan warna pada gendang telinga.
Otitis media merupakan salah satu penyebab yang paling umum dari sakit telinga. Berikut ini
adalah tanda dan gejala yang bisa terjadi pada anak-anak:

Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga.

Mengalami demam.

Tidak mau makan.

Mudah marah atau rewel.

Tidak bereaksi dengan suara lirih atau pelan.

Susah tidur di malam hari.

Gejala yang dialami orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar ketika sakit otitis media
adalah munculnya rasa sakit pada telinga dan kehilangan pendengaran. Rasa sakit yang
diakibatkan oleh infeksi ini terjadi karena inflamasi dan penimbunan cairan di telinga bagian
tengah.
Penyebab Otitis Media

Sebagian besar kasus otitis media muncul karena terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri.
Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir di telinga tengah.
Telinga tengah berfungsi menyampaikan suara ke telinga bagian dalam melalui getaran dari tiga
tulang kecil di dalamnya.

Saluran eustachius, yaitu tabung yang berfungsi menyalurkan udara ke dalam telinga bagian
tengah, pada anak-anak berukuran lebih kecil daripada orang dewasa. Karena itulah anak-anak
lebih rentan terhadap infeksi ini dan menjadikan mereka lebih mudah terserang otitis media.
Pengobatan Otitis Media

Sebagian besar kasus otitis media tidak memerlukan penanganan oleh dokter. Kondisi ini akan
pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari. Berikut ini beberapa tanda yang perlu Anda
waspadai dan butuh penanganan medis, yaitu:

Gejala tidak membaik dalam waktu tiga hari.

Merasa sangat kesakitan pada bagian telinga.

Terdapat nanah atau cairan keluar dari telinga.

Memiliki kondisi medis bawaan, seperti kistik fibrosis atau penyakit jantung
turunan, yang membuat Anda atau anak-anak lebih rentan mengalami
komplikasi.

Pengobatan yang akan diberikan berguna untuk meredakan rasa sakit dan demam yang mungkin
dialami. Obat yang bisa diberikan adalah parasetamol sebagai pereda rasa sakit atau ibuprofen
yang memiliki fungsi sama.
Untuk mengatasi otitis media akibat bakteri, biasanya dokter memberikan antibiotik. Obat ini
akan diberikan jika gejala yang muncul berkelanjutan atau cukup parah.
Pencegahan pada Otitis Media

Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena otitis media:

Jauhkan anak-anak dari lingkungan yang penuh asap atau berada di


lingkungan perokok.

Lakukan vaksinasi terbaru pada anak-anak, terutama vaksin pneumokokus


dan vaksin DTP/IPV/Hib.

Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula.

Menghindari kontak langsung dengan anak-anak yang sedang sakit atau


terserang infeksi.

Jangan memberi makan pada anak saat mereka berbaring.

Setelah anak berusia 6-12 bulan, jangan memberikan dot pada mereka.

Beberapa cara di atas hanya dilakukan untuk mengurangi risiko terkena otitis media karena tidak
ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi telinga tengah.

Sindrom Reye's

Sindrom Reye's merupakan penyakit yang jarang ditemukan, tapi bisa menimbulkan kondisi
yang serius karena menyebabkan pembengkakan pada hati dan otak. Penyakit ini lebih sering
diderita oleh anak-anak yang terkena infeksi virus atau memiliki kelainan pada sistem
metabolismenya.
Gejala yang ditimbulkan biasanya baru akan muncul 3 sampai 5 hari setelah terinfeksi virus.
Gejalanya adalah pusing, flu dan infeksi saluran pernapasan. Pada anak di bawah usia 2 tahun,
gejala awalnya menyebabkan diare dan napasnya cepat. Sedangkan anak yang lebih tua ditandai

muntah yang terus menerus, tidak bisa tidur, lesu, iritasi, pusing, kelumpuhan pada lengan, serta
bisa mengakibatkan hilangnya Gejala-Gejala Dari Reye Syndrome
Gejala-gejala dari Reye syndrome termasuk:

muntah yang gigih atau berulan

kelesuan

perubahan-perubahan kepribadian termasuk sifat lekas marah atau menyerang

disorientasi atau kebingungan

delirium (mengigau)

convulsions

kehilangan kesadaran.

Jika gejala-gejala ini hadir selama atau segera setelah penyakit virus, perhatian medis harus
segera dicari. Gejala-gejala dari RS pada bayi-bayi tidak mengikuti pola yang khas; contohnya,
muntah tidak selalu terjadi.
Penyebab Reye Syndrome
Penyebab dari RS tetap adalah misteri. Bagaimanapun studi-studi telah menunjukan bahwa
menggunakan aspirin atau obat-obat yang mengandung salicylate untuk merawat penyakit virus
meningkatkan risiko mengembangkan RS. Dokter harus dikonsultasikan sebelum memberi anak
segala aspirin atau obat-obat anti mual selama penyakit virus, yang dapat menyembunyikan
gejala-gejala dari RS.
Adakah Perawatan Untuk Reye Syndrome ?
Tidak ada penyembuhan untuk RS. Menajemen yang sukses, yang tergantung pada diagnosis
dini, adalah terutama ditunjukan pada perlindungan otak terhadap kerusakan yang tidak dapat
dibalikan dengan mengurangi pembengkakan otak, membalikan luka metabolik, mencegah
komplikasi-komplikasi pada paru-paru, dan mengantisipasi cardiac arrest (berhentinya jantung).
Telah dipelajari bahwa beberapa kesalahan-kesalahan metabolisme yang dibawa sejak lahir
meniru RS dimana manifestasi pertama dari kesalahan-kesalahan ini mungkin adalah
encephalopathy dengan disfungsi hati. Penyakit-penyakit in harus dipertimbangkan pada semua
kasus-kasus RS yang dicurigai. Beberapa bukti menyarankan bahwa perawatan pada stadiumstadium akhir dari RS dengan hypertonic IV glucose solutions mungkin mencegah progresi dari
sindrom.

Infeksi Tungau Kudis

Kudis disebabkan tungau kecil yang bersembunyi di dalam kulit dan menyebabkan rasa gatal,
yang biasanya memburuk di malam hari. Tungau tersebut cenderung menggali kulit di area
tangan, kaki, dan pinggang, sehingga menimbulkan lubang kecil.
Kudis sangat mudah menyebar melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, misalnya dengan
memeluk atau memegang tangan. Penularan juga dapat terjadi melalui penggunaan handuk,
pakaian, sprai, dan barang-barang lain yang digunakan bergantian dengan orang yang terinfeksi.

Ruam dan Gatal-gatal Akibat Kudis

Penyebab penyakit menular ini adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau-tungau tersebut akan
menggali liang untuk bersarang di bawah lapisan kulit. Daerah di sekitar sarang tersebut
kemudian akan terasa sangat gatal, terutama pada malam hari, dan akhirnya membentuk ruam.
Kudis biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 30-60 hari sebelum muncul rasa gatal dan ruam.
Tetapi jika Anda pernah mengidap kudis sebelumnya, waktu kemunculan gejala akan jauh lebih
cepat.
Pada anak-anak, ruam tempat tungau bersarang sering muncul pada kulit kepala, wajah, leher,
telapak tangan, dan telapak kaki. Sementara para pengidap dewasa umumnya mengalami gejala
ini pada sela-sela jari, ketiak, sekitar selangkangan, pergelangan tangan, siku, sekitar payudara
dan puting, telapak tangan dan kaki, bokong, serta sekitar organ intim.
Tungau kudis akan terus berkembang biak dalam lapisan kulit pengidap jika tidak ditangani atau
langkah pengobatannya tidak tepat. Tungau ini tahan terhadap air hangat serta sabun, jadi tidak
bisa diberantas walau pengidap sudah menggosok tubuh sampai bersih pada saat mandi.
Pengidap tetap membutuhkan penanganan medis.
Diagnosis dan Pengobatan Kudis

Proses diagnosis utama untuk kudis adalah dengan memeriksa gejala-gejala dan bentuk ruam
akibat sarang tungau yang muncul di kulit pengidap. Jika dibutuhkan pemeriksaan untuk
memastikan diagnosis, dokter akan melakukan uji tinta serta biopsi kulit.
Uji tinta digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan sarang tungau pada kulit. Tinta akan
dioleskan pada ruam yang gatal, lalu dibasuh dengan kapas beralkohol. Jika terdapat sarang
tungau, akan terdapat sisa-sisa tinta dan berbentuk garis-garis kecil.
Diagnosis juga bisa dilakukan dengan mengambil sedikit jaringan kulit untuk diperiksa di
laboratorium. Proses ini disebut dengan biopsi kulit.
Setelah pasien positif terdiagnosis mengidap kudis, dokter akan memberikan obat untuk
mengatasinya, yaitu dengan losion atau krim. Obat-obatan oles ini mengandung insektisida untuk
membunuh tungau kudis.
Obat-obat tersebut biasanya dioleskan pada ruam dan daerah sekitarnya yang berada pada bagian
leher ke bawah, lalu didiamkan selama setidaknya delapan jam. Premethrin, lindane, dan
malathion merupakan contoh obat-obatan oles kudis.
Selain obat oles, pengidap juga dapat mengonsumsi antihistamin untuk mengatasi rasa gatal
akibat kudis. Obat ini dijual bebas dan dapat diperoleh di apotek.
Rasa gatal ini bahkan dapat berlangsung selama beberapa minggu setelah pengidap
menyelesaikan proses pengobatan akibat reaksi alergi terhadap tungau-tungau yang mati.
Kompres air dingin dan losion kalamin dapat membantu mengurangi rasa gatal tersebut.
Khusus bagi mereka yang memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh serta mengidap kudis
keropeng, dokter terkadang juga memberikan obat telanivermectin.
Jika rasa gatal tidak berkurang juga selama sekitar 14 hari setelah Anda menjalani pengobatan,
atau bahkan kondisi ruam justru bertambah parah, Anda disarankanuntuk menghubungi dokter.
Komplikasi Impetigo dan Kudis Keropeng

Jika terus digaruk, permukaan kulit tempat ruam kudis akan mengalami luka sehingga rentan
untuk terkena infeksi akibat bakteri, misalnya impetigo. Infeksi kulit ini biasanya disebabkan
oleh bakteri staphylococci dan streptococci.

Komplikasi berupa jenis kudis yang lebih parah, sering disebut sebagai kudis keropeng, juga
dapat terjadi. Ruam kudis akan bersisik, membentuk koreng, dan berukuran besar. Komplikasi
ini muncul akibat jumlah tungau yang sangat banyak. Tetapi ruam ini umumnya tidak terasa
gatal.
Ada beberapa kelompok orang yang lebih berisiko mengalami komplikasi ini, yaitu manula, ibu
hamil, serta orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, misalnya akibat
mengidap HIV, menjalani kemoterapi, atau menggunakan obat steroid.
Penularan dan Pencegahan Kudis

Pengidap kudis umumnya tidak menyadari bahwa dirinya sudah tertular karena masa inkubasi
penyakit ini cukup lama. Akibatnya penyebaran kudis dapat terjadi dengan sangat cepat. Metode
penularan utamanya adalah melalui sentuhan kulit, termasuk saat berhubungan seks. Penyakit ini
juga dapat ditularkan jika terjadi kontak langsung dengan hewan yang mengidap kudis. Maka
sangat penting untuk menjaga kebersihan hewan piaraan serta hindari kontak dengan hewanhewan liar.
Selain sentuhan kulit secara langsung, kudis juga terkadang dapat menular jika Anda saling
meminjamkan pakaian atau handuk dengan pengidap. Karena itu, dokter biasanya akan
menganjurkan orang-orang yang pernah mengalami kontak dengan pengidap untuk ikut berobat.
Terutama pasangan atau anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pengidap.
Jika salah seorang anggota keluarga Anda mengidap kudis, terdapat beberapa langkah mudah
untuk mencegah penularannya. Anda dianjurkan menggunakan air panas untuk mencuci pakaian,
handuk, serta seprai yang dipakai oleh pengidap. Jemur di bawah terik matahari yang sangat
panas atau keringkan dengan panas yang tinggi di dalam mesin cuci.
Khusus untuk barang-barang yang tidak bisa dicuci, bungkuslah dengan rapat dalam plastik dan
letakkan di tempat yang jauh dari jangkauan selama setidaknya dua minggu agar tungau-tungau
mati. Kontak dengan orang-orang yang tinggal serumah juga sebaiknya dihindari sebisa mungkin
hingga pengidap kudis sepenuhnya.

Kejang Demam

Anak yang berada dalam rentang usia 1 bulan hingga 5 tahun rentan terkena demam kejang. Saat
suhu badan mencapai 38 derajat Celcius lebih berpotensi membuat kejang. Kejang demam
biasanya terjadi karena faktor keturunan, adanya infeksi pada otak, gangguan metabolisme
tubuh, epilepsi, dan infeksi organ dalam lainnya.
Untuk kejang demam sederhana pada anak, biasanya terjadi karena orang tua atau saudaranya
pernah mengalami kejang demam juga saat kecil sehingga menurun pada anak. Kejang demam
sederhana ini tidak begitu fatal akibatnya pada anak. Sedangkan, kejang demam yang terjadi
karena adanya infeksi otak dan organ dalam lainnya perlu segera diobati dan diberikan
penanganan khusus.
Pada umumnya anak yang kejang demam mengalami kondisi sebagai berikut:

Hilang kesadaran dan berkeringat.

Tangan dan kakinya kejang.

Demam tinggi.

Terkadang keluar busa dari mulutnya atau muntah.

Matanya terkadang juga akan terbalik.

Setelah reda, dia akan terlihat mengantuk dan tertidur.

Gejala-gejala kejang demam pada anak dapat beragam, mulai dari yang ringan, seperti menatap
dengan melotot, hingga yang berat, seperti tubuh yang bergetar parah atau otot-otot menjadi
kencang dan kaku. Berdasarkan durasinya, kejang demam dikategorikan sebagai berikut:

Kejang demam sederhana: paling umum terjadi, dengan durasi kejang


beberapa detik hingga kurang dari 15 menit. Kejang yang terjadi pada
seluruh bagian tubuh ini tidak akan terulang dalam periode 24 jam.

Kejang demam kompleks: terjadi lebih dari 15 menit pada salah satu bagian
tubuh dan dapat terulang dalam 24 jam.

Pada umumnya sebagian besar kejang demam dialami bayi usia 6 bulan hingga anak umur 5
tahun. Kejang demam jarang dimulai pada anak dibawah 6 bulan ataupun setelah 3 tahun.
Penyebab kejang demam yang sebenarnya belum diketahui. Tapi pada sebagian besar kasus,
kejang demam berhubungan erat dengan demam tinggi akibat infeksi virus flu, infeksi telinga,
cacar air, atau tonsilitis (yang dikenal sebagai radang amandel).
Selain itu, kejang demam pada anak juga relatif sering terjadi pascaimunisasi, seperti DPT/PT
(Diphteri-Pertussis-Tetanus/vaksin ulangannya), MMR (Mumps-Measles-Rubella). Meski
demikian, bukan vaksinnya yang menjadi penyebab kejang demam, melainkan karena demam
yang dialami anak. Faktor genetik juga meningkatkan kecenderungan terjadinya kejang demam.
Satu dari empat anak yang mengalami kejang demam kompleks memiliki riwayat anggota
keluarga yang pernah mengalami kondisi ini.
Setelah terjadi sekali, kejang demam bisa saja terulang, terutama jika:

Terdapat anggota keluarga dekat yang memiliki riwayat kejang demam.

Kejang demam terjadi pertama kali sebelum anak berusia 1 tahun.

Anak Anda mengalami kejang padahal suhu tubuhnya saat demam tidak
begitu tinggi.

Periode antara anak mulai demam dengan waktu kejangnya tergolong


singkat.

Kabar baiknya, hampir semua anak dapat pulih seperti semula setelah mengalami kejang demam.
Bagaimana Cara Menanganinya?

Penting untuk tetap tenang saat menangani kejang demam pada anak. Pada umumnya kejang
terjadi di awal masa demam anak, sehingga memberikan obat penurun panas kepadanya, seperti
parasetamol atau ibuprofen, hanya bermanfaat membuat anak lebih nyaman dengan suhu tubuh
yang tidak terlalu tinggi, tapi tidak mencegah timbulnya kejang demam itu sendiri.
Hindari pemberian aspirin karena dapat berisiko memicu terjadinya Reyes syndrome pada
sebagian anak dan dapat berujung kematian. Obat diazepam, lorazepam, dan clonazepam dapat
diresepkan oleh dokter anak Anda jika Anak mengalami kejang demam kompleks atau kejang
berulang.
Jika kejang demam pada anak terjadi untuk kedua kalinya saat Anda belum berada di rumah sakit
atau ke dokter:

Jangan tahan gerakan kejang anak Anda. Namun letakkan ia di permukaan


yang aman seperti pada karpet di lantai.

Untuk menghindari tersedak, segera keluarkan jika ada sesuatu di dalam


mulutnya saat ia kejang. Jangan taruh obat dalam bentuk apa pun di dalam
mulutnya saat anak sedang kejang.

Untuk mencegah agar ia tak menelan muntahnya sendiri (jika terjadi),


letakkan ia menyamping, bukan telentang, dengan salah satu lengan berada
di bawah kepala yang juga ditengokkan ke salah satu sisi.

Hitung durasi kejang demam. Panggil ambulans atau larikan ke instalasi


gawat darurat (IGD) jika kejang terjadi lebih dari 10 menit.

Tetaplah berada di dekatnya untuk menenangkannya.

Pindahkan benda tajam di sekitarnya.

Longgarkan pakaiannya.

Untuk mendiagnosis penyebab kejang demam, dokter biasanya akan melakukan beberapa
pemeriksaan berikut: tes urin, tes darah, atau pemeriksaan cairan tulang belakang (lumbar
puncture) untuk mengetahui apakah terjadi infeksi sistem saraf pusat seperti meningitis.
Dokter bisa saja menyarankan electroencephalogram (EEG) jika anak mengalami kejang
demam kompleks. EEG adalah tes untuk mengukur aktivitas otak. Selain itu, jika kejang hanya
terjadi pada salah satu sisi tubuh, maka kemungkinan dokter akan merekomendasikan
pemeriksaan MRI untuk memeriksa otak anak Anda. Jika kejang diiringi dengan infeksi serius,
apalagi sumber infeksi belum terdeteksi, maka si Kecil mungkin akan diminta untuk beristirahat
di rumah sakit untuk observasi lebih lanjut.

Roseola

Campak, campak jerman, dan roseola sering kali sulit dibedakan. Padahal ketiganya merupakan
penyakit yang berbeda. Roseola disebabkan Human Herpes Virus 6. Ruam pada roseola akan
timbul saat panas sudah turun dan biasanya berlangsung selama beberapa jam hingga dua hari.
Kebanyakan penyakit ini diderita oleh anak berusia 6-24 bulan, dengan masa inkubasi umumnya
berlangsung 5-15 hari.
Penyebab Roseola

Roseola biasanya disebabkan oleh virus HHV-6 atau virus herpes tipe 6. Penularan virus ini sama
seperti kasus-kasus pilek pada umumnya, yaitu secara langsung ketika anak Anda turut
menghirup butiran-butiran liur yang dikeluarkan oleh anak penderita roseola yang sedang berada
di dekatnya melalui batuk atau bersin dan secara tidak langsung ketika anak Anda memegang
benda yang telah terkontaminasi virus HHV-6 atau berbagi penggunaan sesuatu dengan anak
penderita roseola, misalnya piring, gelas, dan sendok.
Pengobatan Roseola

Roseola biasanya sembuh dalam waktu satu minggu (terhitung dari munculnya demam sampai
ruam) cukup melalui perawatan di rumah. Namun apabila anak Anda mengalami demam tinggi
hingga lebih dari 39,4 derajat celsius, ruam di kulitnya masih belum hilang setelah tiga hari, atau
bahkan mengalami kejang-kejang akibat demamnya, segera periksakan dirinya ke dokter.
Komplikasi kejang yang berkaitan dengan demam pada kasus roseola sebenarnya merupakan hal
yang jarang terjadi.
Saat anak Anda mulai mengalami demam, pastikan dia beristirahat di atas tempat tidurnya secara
total sampai kondisinya benar-benar pulih. Jagalah suhu kamar anak Anda agar tetap sejuk dan
jangan beri dia selimut yang terlalu tebal.

Berikan anak Anda minum sesering mungkin meski dia tidak merasa haus agar demam bisa cepat
reda dan terhindar dari dehidrasi. Sebisa mungkin hindari penggunaan obat-obatan pereda rasa
sakit, seperti ibuprofen atau parasetamol, kecuali anak Anda merasa tertekan akibat kondisinya
tersebut. Jangan berikan aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun tanpa resep dari dokter.
Hal terpenting yang harus Anda lakukan ketika akan memberikan anak Anda obat adalah selalu
menaati petunjuk penggunaannya, baik yang tertera pada kemasan (apabila obat tersebut dijual
bebas di apotik) maupun dari dokter (apabila diresepkan). Pemberian dosis di luar ketentuan bisa
berbahaya.
Pencegahan Roseola

Anak-anak yang sudah pernah terkena roseola umumnya tidak akan terkena kondisi ini lagi
untuk kedua kalinya karena antibodi yang sudah mampu melawan virus HHV-6 sudah terbentuk.
Karena itu kasus roseola pada orang dewasa merupakan hal yang sangat langka, terkecuali
penderita belum pernah terkena kondisi ini saat kecil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lemah karena suatu kondisi (misalnya akibat virus HIV atau akibat efek samping pengobatan
kemoterapi).
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah roseola karena itu langkah terbaik
yang bisa dilakukan untuk mencegah penularannya adalah menjauhkan anak Anda dari penderita
agar tidak terpapar. Begitu pula sebaliknya, jika anak Anda sedang sakit roseola, liburkan dahulu
seluruh aktivitas yang biasa dia lakukan di luar (misalnya bermain atau belajar) hingga gejalanya
sembuh total.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan apabila terdapat penderita roseola di rumah agar
kita tidak menjadi media penularan secara tidak langsung di luar.

Rubella (Campak Jerman)

Rubella, disebut juga campak jerman, disebabkan virus Rubella RNA. Penyakit ini ditandai
dengan demamnya ringan, di mana kurang dari 38,5 derajat Celcius. Campak jerman bisa
berbahaya jika dialami ibu hamil karena dapat menyebabkan kematian bayi dalam kandungan
atau keguguran.
Untuk mencegah campak jerman atu rubella adalah dengan imunisasi Measles, Mumps and
Rubella (MMR). Selain itu, biasakan untuk mencuci tangan secara rutin dengan sabun.
Gejala atau Ciri-ciri Campak Jerman Seseorang akan menunjukkan gejala setelah 2 sampai 3
minggu terpapar virus rubella. Gejala yang muncul secara berurutan, sebagai berikut: Demam
ringan sekitar 37,5 38,5 C atau lebih rendah Sakit kepala Terkadang disertai Hidung tersumbat
atau meler (pilek) Mata merah meradang Pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang
leher dan di belakang telinga 2-3 hari kemudian timbul ruam merah muda yang dimulai pada
wajah dan menyebar dengan cepat ke bawah hingga lengan dan kaki, kemudian menghilang
dengan urutan yang sama pula. Nyeri sendi, terutama pada wanita muda *tidak jarang juga saya
jumpai pasien yang demikian.

Infeksi Kutu Rambut

Gejala utama dari adanya kutu di kepala adalah kulit kepala seringkali terasa gatal yang
disebabkan oleh gigitan kutu tersebut. Gigitan ini bisa menyebabkan infeksi yang tampak merah,
berkerak atau bisa juga mengakibatkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher jika sudah
sangat parah. Selain gejala tersebut anak-anak juga memiliki tanda merah kecokelatan di sekitar

kulit kepalanya.
Kebanyakan dokter menyetujui penggunaan sampo pestisida untuk mengusir kutu dari kepala
anak. Pilihan lain yang lebih alami adalah dengan minyak zaitun, minyak pohon teh, atau
petroleum jelly, yang membuat kutu mati lemas.
Kutu rambut hanya diidap manusia dan hanya dapat menular antarmanusia saja. Parasit ini tidak
dapat ditularkan pada hewan atau pun sebaliknya. Penularan kutu rambut dapat terjadi melalui:

Kontak langsung. Penularan ini terjadi ketika rambut seseorang


bersentuhan dengan rambut penderita yang memungkinkan kutu rambut
merayap dan berpindah tempat.

Kontak tidak langsung. Penularan ini terjadi melalui perantara benda yang
dipakai bersama yang telah terkontaminasi kutu rambut atau telurnya.
Contohnya sikat rambut, sisir, helm, topi, seprai, bantal, earphone, handuk,
dan baju.

Kutu rambut tidak bisa terbang atau melompat dari satu kepala ke kepala orang lain. Infeksi kutu
rambut tidak berkaitan dengan kebersihan rambut seseorang.
Penularan kutu rambut lebih sering terjadi di dalam keluarga atau di kalangan anak-anak yang
aktif berinteraksi dan melakukan kontak fisik dengan teman-teman sebaya.
Mendeteksi keberadaan kutu rambut

Karena secara kasatmata keberadaan kutu rambut sulit terlihat, maka cara yang paling efektif
adalah dengan menggunakan sisir serit. Sisir serit merupakan sisir khusus yang dapat menjaring
atau menangkap kutu rambut karena dilengkapi dengan gigi-gigi yang berjarak rapat, yaitu
sekitar nol koma dua hingga nol koma tiga milimeter. Sisir yang terbuat dari plastik atau kayu ini
bahkan dapat menjaring anak maupun telur kutu.
Ada dua cara menggunakan sisir serit, yaitu dengan cara basah atau kering. Dengan cara basah:

Cuci rambut terlebih dahulu dengan sampo apa saja.

Gunakan kondisioner untuk melembutkan rambut.

Sisir rambut dengan menggunakan sisir biasa untuk memastikan tidak ada
rambut yang kusut agar tidak menghalangi pergerakan sisir serit nantinya.

Gunakan sisir serit perlahan-lahan dari kulit kepala, lalu tarik sisir hingga ke
ujung rambut.

Periksalah sisir serit Anda apakah ada kutu, atau bahkan telur kutu pada
permukaan sisir atau yang terselip di antara gigi-gigi sisir.

Ulangi cara ini hingga seluruh rambut tersisir secara merata.

Untuk mencegah kutu rambut jatuh ke lantai dan sulit untuk dilihat, maka
alasi lantai dengan kain atau kertas berwarna putih.

Langkah-langkah menggunakan sisir serit dengan cara kering hampir tidak jauh berbeda dengan
cara basah. Bedanya rambut tidak perlu dikeramas dengan sampo atau dilembutkan terlebih
dahulu dengan kondisioner. Namun cara pertama dianggap lebih akurat karena kutu tidak akan
bergerak jika rambut kita dalam keadaan basah.
Selain pada diri Anda sendiri, lakukanlah pendeteksian dengan sisir serit ini pada keluarga,
terutama pada anak Anda. Jika hasil penyisiran memperlihatkan adanya kutu atau telur, maka
segeralah lakukan pengobatan.

Mengobati kutu rambut

Sebelum mengobati kutu rambut dengan menggunakan obat-obatan, sebaiknya lakukan


penanganan dengan cara sederhana terlebih dahulu. Cara sederhana ini sama seperti langkahlangkah mendeteksi keberadaan kutu rambut dengan memakai sisir serit. Metode penyisiran yang
sebaiknya digunakan adalah dengan cara basah.
Lakukan prosedur ini secara berkala, yaitu pada hari ketiga, keenam, kesembilan, keduabelas,
dan kelimabelas. Jarak waktu ini bertujuan agar Anda dapat membersihkan seluruh kutu rambut,
termasuk anak-anak kutu yang baru menetas sebelum mereka menjadi dewasa dan berkembang
biak.
Jika pembersihan menggunakan sisir rambut belum berhasil, cobalah untuk menggunakan obat
antiparasit yang dijual bebas di apotek. Salah satunya adalah permethrin. Efek samping obat ini
tergolong ringan, yaitu rasa gatal dan kemerahan pada kulit kepala. Ikutilah petunjuk
penggunaan permethrin yang tertera pada kemasan obat.
Pemeriksaan ke dokter hanya dianjurkan jika obat kutu rambut yang Anda beli langsung di
apotek tidak menunjukkan hasilnya. Kemungkinan dokter akan meresepkan obat seperti:

Malathion. Obat antiparasit berbentuk sampo ini berisi kandungan alkohol


tinggi dan hanya boleh digunakan pada orang-orang di atas usia 6 tahun.
Untuk petunjuk penggunaan malathion, ikuti saran dokter atau baca
informasi yang tertera pada kemasan obat.

Lindane. Obat antiparasit ini sebenarnya masuk ke dalam kategori obat


keras dan dilarang digunakan oleh mereka yang memiliki riwayat kejangkejang, positif HIV, wanita mengandung, dan memiliki berat badan di bawah
50 kilogram. Lindane untuk kutu rambut tersedia dalam bentuk sampo.

Mencegah kutu rambut

Ada beberapa tips pencegahan kutu rambut yang bisa diterapkan kepada diri sendiri, anak, atau
keluarga.

Hindari kontak kepala dengan kepala saat melakukan aktivitas di dalam


rumah atau di luar rumah.

Rutin memeriksa keberadaan kutu rambut dengan menggunakan sisir serit


sebagai penanganan dini sebelum menyebar pada orang lain.

Sebisa mungkin menjaga jarak dengan penderita kutu rambut dan jika perlu
hindari kontak dengannya untuk sementara waktu.

Jangan berbagi barang-barang pribadi seperti sisir, sikat rambut, bantal,


selimut, pakaian, dan sebagainya untuk mencegah penularan kutu rambut.

Typus

Gejalanya yaitu biasanya saat pagi hari panasnya turun akan tetapi ketika malam panasnya naik
lagi. Selain itu biasanya yang bersangkutan mengalami sakit kepala, sakit perut, susah buang air
besar atau bahkan diare, dan sakit tenggorokan. Pada keadaan yang berat pasien bisa mengalami
kehilangan kesadaran.

Tipes Bisa Menyerang Pada Bayi


Bukan hanya pada anak-anak, tipes pun tak ragu menyerang bayi bahkan yang
baru lahir sekalipun. Pada bayi terdapat 2 cara penularan yaitu melalui ibu dan
melalui makanan tambahan. Penularan yang pertama melalui ibu dapat terjadi

sejak bayi masih didalam kandungan hingga memasuki masa persalinan. Bahkan
penyebaran tipes pun dapat terjadi melalui air susu ibu, bahkan ditemukan kasus
bayi yang mengalami tipes beberapa jam setelah kelahiran padahal bayi tersebut
belum mengkonsumsi asi. Setelah diambil sampel dari cairannya ternyata ada
kuman yang dibawa ibu semasa dikandungan. Hal yang harus diketahui bahwa
kuman tipes bersifat penetratif dan dapat menembus dinding-dinding barrier.
Pengobatan untuk tipes dilihat dari kondisi bayi dan penyebaran virus pada tubuh
bayi. Apabila ringan maka dokter akan menyarankan untuk istirahat dirumah dan
memberikan obat antibiotik yang harus dihabiskan. Sedangkan untuk kondisi yang
lebih parah, maka perawatan medis akan membantu menghentikan invasi kuman.
Selain pengobatan penyebab tipes juga harus diteliti apa penyebabnya. Apabila
disebabkan karena pemberian asi yang terkena kuman maka harus dibersihkan dari
bakteri penyebab tipes, apabila tidak maka bayi akan mudah terserang kembali.
Meskipun demikian bukan berarti pemberian asi yang mempunyai sifat antibody
harus dihentikan, hanya pengobatan pada ibu harus dilakukan.

Tipes dan Gejalanya


Tipes atau lebih dikenal dengan typus adalah penyakit akibat terinfeksinya usus
halus oleh bakteri Salmonella Thypi dan Salmonella Parathypi. Pada beberapa
penderita tipes permukaan lidah mereka terdapat selaput putih. Rasa pahit dilidah
terkadang bisa membuat kulit berwarna kuning seperti terkena penyakit hepatitis.
Hal ini karena pada penderita tipes juga dapat terjadi pembekakan rongga hati
seperti yang terjadi pada penderita hepatitis. Jika tidak segera ditangani dengan
tepat, penyakit tipes akan semakin parah. Pada minggu kedua sakit penderita tipes
akan mengalami demam yang semakin tinggi, gangguan pencernaan yang lebih
hebat, asupan nutrisi kurang hingga tak jarang akan mengalami hilangnya
kesadaran.
Badan pun akan semakin lemah hingga tak sanggup bergerak. Pada tahap lebih
lanjut, tipes dapat mengakibatkan usus semakin luka hingga dapat menimbulkan
pendarahan usus. Pendarahan dapat keluar melalui kotoran saat buang air besar.
Kadang juga dapat menimbulkan berbagai macam radang sebagai akibat adanya
komplikasi. Penderita tipes akut juga kemungkinan mengalami rambut rontok
walaupun sifatnya sementara, hal ini karena adanya demam yang cukup lama.

Cacingan

Penyakit yang banyak diderita anak-anak adalah cacingan akibat sanitasi yang buruk, juga
kebiasaan makan dengan tangan yang kotor, ataupun makan makanan yang kurang direbus
dengan baik. Cacing di tubuh bisa menyebabkan malnutrisi lantaran zat gizi di tubuh turun, juga
mengganggu kecerdasan anak.
Anak yang cacingan juga bisa terkena anemia karena setiap cacing yang berhasil masuk ke
dalam tubuh mampu menghisap darah manusia hingga 0,05 cc/hari. Untuk mengatasinya dengan
minum obat cacing. Lakukan juga gaya hidup bersih.
Cacingan bisa saja terjadi pada orang dewasa, namun kecenderungannya lebih banyak terjadi
pada anak-anak karena anak-anak lebih sulit untuk menjaga kebersihan terutama pada saat
mereka bermain. Kurangnya pemahaman dan kesadaran akan manfaat kebersihan membuat anak
tidak perduli dengan kebersihan mereka di tambah sikap orang tua yang juga menganggapnya
sepele bisa membuat tingkat kejadian cacingan pada anak menjadi lebih besar. Ini sangat berbeda
jauh dengan orang tua yang sudah paham dan sadar akan kebersihan, sehingga bilapun ada orang
dewasa yang cacingan, jumlahnya sangat minim.

Ciri-Ciri Orang yang Cacingan


Berdasarkan jenis cacing yang menginfeksinya:

Cacing kremi : Gejalanya adalah rasa gatal di sekitar daerah anus atau vulva (kemaluan
wanita). Gejala ini akan memburuk di malam hari ketika cacing kremi biasanya akan
keluar dari permukaan tubuh untuk menaruh telurnya di sekitar anus/vulva. Cacing juga
biasanya dapat terlihat di feses.

Cacing gelang : Biasanya tidak menimbulkan gejala, meskipun untuk jenis toxocara
canis dapat menyebabkan masalah penglihatan apabila terdapat di mata karena
menimbulkan radang & luka pada retina mata. Cacing gelang ini juga dapat berpindah ke
bagian paru-paru menyebabkan timbulnya batuk & asma, serta menimbulkan bengkak di
organ tubuh lain.

Cacing pita : Dapat menimbulkan rasa sakit di daerah perut. Cacing pita dapat menutupi
daerah otot, kulit, jantung, mata & otak.

Gejala yang bisa dilihat secara umum

Wajah agak pucat, lesu dan kurang bergairah

Kurus dan perut agak buncit

Berat badan tidak naik-naik meski nafsu makan tidak berkurang

Pada anak(bayi) tampak gelisah dimalam hari dan sering-garuk pantat (bagian anus)

Sering mengalami gangguan lambung, mulas, diare atau sulit buang air besar (seperti
gejala penyakit maag)

Suka batuk

Dan lain-lain.

Apabila terjadi infeksi yang lebih lanjut menunjukkan cacing sudah berpindah tempat dari usus
ke organ lain, sehingga menimbulkan kerusakan organ & jaringan, dapat timbul gejala :

Demam

Adanya benjolan di organ/jaringan tersebut

Dapat timbul reaksi alergi terhadap larva cacing

Infeksi bakteri

Kejang atau gejala gangguan syaraf apabila organ otak sudah terkena

Penangan Cacingan
Karena terkadang sulit mendeteksi orang yang cacingan, maka anda harus rutin untuk minum
obat cacing setiap enam bulan satu dosis yang sesuai dan dianjurkan. Jika anda sudah
mengetahui jika terkena cacingan , segera bawa ke Dokter agar dapat diperiksa lebih lanjut
kejadian cacingan yang menyerang anggota keluarga kita. Sehingga anda bisa mendapatkan obat
cacingan yang diresepkan dan sesuai.

Pengobatan Cacingan
Obat yang mempunyai efek sebagai anti parasit dapat digunakan untuk pengobatan cacingan ini,
ada 2 jenis obat yang biasa digunakan yaitu :
Pyrantel pamoat
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya adalah :
Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Mebendazole
Dosis untuk pengobatan cacingan yang belum diketahui jenisnya, sama dengan dosis diatas,
yaitu:
Dewasa/anak-anak : 10 mg/kg BB, diberikan dalam dosis tunggal
Apabila ada anggota keluarga yang terkena cacingan, sebaiknya pengobatan juga diberikan untuk
seluruh anggota keluarga untuk mencegah/mewaspadai terjadinya penularan cacingan tersebut.
Selama masa pengobatan hindari penularan cacingan ke anggota keluarga lain dengan cara
mencuci tangan dengan sabun setiap habis ke toilet atau sebelum menyentuh makanan, hindari
juga untuk menyentuh mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Ada baiknya juga, untuk mencegah terjadinya cacingan, anda bisa minum obat cacing setiap
enam bulan satu kali. Ini sesuai dengan anjuran yang ada.
Mata Merah atau Konjungtivitis

Konjungtivitis adalah suatu peradangan atau infeksi membran transparan (konjungtiva) yang
melapisi kelopak mata dan bagian dari bola mata. Peradangan menyebabkan pembuluh darah
kecil di konjungtiva menjadi lebih menonjol, sehingga menyebabkan bagian putih pada mata
terlihat kemerahan.
Penyebab mata merah umumnya infeksi bakteri atau virus, reaksi alergi atau terbukanya sebuah
saluran air mata yang tidak sempurna pada bayi. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, anak
mungkin memerlukan tetes mata antibiotik.
Penyebab Konjungtivitis

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan konjungtiva mengalami peradangan dan munculnya
penyakit konjungtivitis. Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:

Konjungtivitis alergi atau reaksi alergi terhadap tungau debu atau serbuk sari.

Konjungtivitis iritasi yang terjadi akibat mata terkena unsur penyebab iritasi
seperti sampo, air berklorin, atau bulu mata yang menggesek mata.

Konjungtivitis infektif atau infeksi yang terjadi akibat virus atau bakteri.

Perawatan Konjungtivitis

Obat tetes mata antibiotik bisa digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada konjungtivitis
yang parah, namun kebanyakan konjungtivitis tidak memerlukan perawatan karena biasanya
gejala akan hilang dalam dua pekan.
Bersihkan kelopak dan bulu mata dengan menggunakan kapas dan air dari lapisan yang lengket
atau berkerak. Sebelum gejala konjungtivitis hilang, jangan memakai lensa kontak terlebih dulu.
Usahakan untuk menghindari pemicu alergi. Pengobatan dengan antihistamin biasanya
digunakan untuk mengatasi konjungtivitis alergi. Untuk mencegah penyebaran, hindari berbagi
penggunaan handuk atau bantal, dan cucilah tangan secara rutin.
Komplikasi Konjungtivitis

Kebanyakan konjungtivitis yang terjadi tidak menimbulkan masalah kesehatan serius, tapi bisa
menimbulkan frustrasi, terutama pada penderita konjungtivitis alergi.

Walau jarang terjadi, komplikasi konjungtivitis bisa menimbulkan masalah serius, seperti
jaringan parut pada mata akibat konjungtivitis alergi yang parah. Selain itu, penyakit infeksi lain
yang lebih parah, seperti meningitis, bisa muncul jika infeksi penyebab konjungtivitis menyebar.

Pertusis

Di musim panas anak-anak banyak yang terkena batuk rejan atau pertusis. Batuk ini berlangsung
lama, tidak berhenti-henti, dan sangat mengganggu. Kadang-kadang batuk ini disertai demam.
Pertusis disebabkan oleh bakteri di paru-paru dan kerongkongan yang radang dan mudah
menular.

Pengertian Pertusis
Pertusis adalah penyakit pernapasan akibat bakteri yang sangat menular dan menyebabkan batuk
tidak terkendali, batuk rejan. Batuk dapat membuat kesulitan dalam bernapas. Suara batuk rejan
yang dalam sering terdengar saat pasien mencoba untuk mengambil napas (lihat mekanisme
batuk).

Penyebab Pertusis
Pertusis umumnya dikenal sebagai batuk rejan, adalah jenis penyakit menular yang disebabkan
oleh jenis bakteri yang disebut Bordetella pertussis. Bakteri ini menempel pada silia (kecil, mirip
rambut) dari sistem pernapasan bagian atas. Bakteri ini melepaskan racun bakteri yang merusak
dan menyebabkan peradangan silia saluran napas.

Cara Penularan Pertusis


Pertusis adalah penyakit yang sangat menular hanya ditemukan pada manusia dan menyebar dari
orang ke orang. Orang dengan pertusis biasanya menyebarkan penyakit melalui batuk atau bersin
dengan orang lain yang terdekat, yang kemudian menghirup bakteri pertusis. Banyak bayi yang
terkena pertusis terinfeksi dari yang orang dewasa, orang tua, saudara atau pengasuh yang
mungkin tidak tahu bahwa mereka memiliki penyakit pertusis. Gejala pertusis biasanya
berkembang dalam waktu 7-10 hari setelah terkena, tapi kadang-kadang tidak selama 6 minggu.
Vaksin pertusis sangat efektif dalam melindungi Anda dari penyakit, tetapi tidak ada vaksin yang
100% efektif. Jika Anda telah divaksinasi, infeksi biasanya kurang parah. Jika Anda atau anak
Anda terkena batuk berat atau batuk yang berlangsung untuk waktu yang lama, mungkin
pertusis. Cara terbaik untuk tahu adalah dengan menghubungi dokter Anda.

Gejala dan Tanda Pertusis


Gejala awal, mirip dengan flu biasa, biasanya berkembang sekitar satu minggu setelah terpapar
bakteri. Episode yang parah dari batuk mulai sekitar 10 sampai 12 hari kemudian. Pada anakanak, batuk sering berakhir dengan suara teriakan. Suara diproduksi ketika pasien mencoba
untuk mengambil napas. Suara teriakan jarang terjadi pada pasien di bawah usia 6 bulan dan
pada orang dewasa.
Batuk dapat menyebabkan muntah atau kehilangan kesadaran yang singkat. Pertusis harus selalu
dipertimbangkan ketika muntah terjadi dengan batuk. Pada bayi, tersedak adalah kejadian yang
paling sering.
Gejala pertusis lainnya meliputi:

Hidung ingusan (meler)

Sedikit demam (102 F atau lebih rendah)

Diare

Setelah sekitar 1 sampai 2 minggu batuk. Batuk bisa berlangsung selama lebih dari satu menit,
anak dapat berubah menjadi merah atau ungu. Pada akhirnya, anak dapat membuat suara rejan
karakteristik saat bernapas dalam atau mungkin muntah.

Pengobatan Pertusis
Jika penanganan dilakukan lebih dini, antibiotik seperti eritromisin dapat membuat gejala hilang
lebih cepat. Sayangnya, kebanyakan pasien didiagnosis terlambat, ketika antibiotik tidak sangat
efektif. Namun, obat-obatan dapat membantu mengurangi kemampuan pasien untuk
menyebarkan penyakit kepada orang lain.
Bayi berusia di bawah 18 bulan membutuhkan pengawasan konstan karena napas mereka
sementara mungkin berhenti selama terjadinya batuk. Bayi dengan kasus yang parah harus
dirawat di rumah sakit. Batuk campuran, ekspektoran, dan penekan batuk biasanya tidak
membantu dan TIDAK harus digunakan.
Komplikasi potensial lainnya termasuk kesulitan bernapas, periode apnea, membutuhkan oksigen
terutama selama batuk, dan dehidrasi karena kurangnya asupan oral.
Cairan intravena (IV) mungkin diperlukan jika anak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi atau
memiliki kesulitan makan. Meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah infeksi menyebar ke
pasien lain, staf rumah sakit, dan pengunjung.

Polio

Dunia seharusnya sudah bebas dari polio. Namun belakangan ada anak-anak, terutama di negaranegara berkembang, yang terkena polio. Gejalanya sama dengan selesma tetapi virusnya
menyerang otot kaki dan badan sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan serta kematian.
Penyakit ini dapat kembali di usia dewasa dan menyebabkan kelemahan otot. Vaksin menjadi
upaya untuk pencegahan.
2
Masa inkubasi
Biasanya
7
sampai
14
hari
,
dengan kurun waktu antara
3
sampai
35
hari
.
Penanganan
Orang yang diduga terinfeksi harus dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih
lanjut dan isolasi
.
Dewasa ini
,
tidak ada perawatan penyembuhan untuk penyakit tersebut
.
Pencegahan
Vaksinasi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah pe
nyakit polio

.
Terdapat dua jenis vaksin
polio
:
Vaksin Polio Oral
(OPV)
yang diberikan melalui mulut
dan Vaksin Polio Inaktivasi
(IPV)
yang
diberikan melalui suntikan
.
Anak
anak yang berada di
Hong Kong
harus mengikuti jadwal yang
direkomendasikan dalam
Pro
gram Imunisasi Anak Hong Kong
(HKCIP)
<www.chp.gov.hk/en/view_content/17982.html>
untuk vaksinasi
.
Vaksin Polio Inaktivasi
telah
digunakan dalam
HKCIP
sejak tahun
2007.
Para orang tua harus berkonsultasi dengan dokter keluarga
untuk keterangan lebih lanju
t
.
Dikarenakan kotoran pasien ada kemungkinan mengandung virus
,
perawat harus mengambil tindakan
pencegahan ekstra dalam hal kebersihan saat merawat pasien
Cacar Air

Gejalanya berupa bintik-bintik merah yang akhirnya berubah menjadi bisul-bisul kecil berair
pada tubuh dan wajah. Terasa gatal tetapi bila digaruk dan dapat meninggalkan bekas seumur
hidup pada kulit penderitanya.
Demam juga menyertai penyakit ini dan virus ditularkan melalui bersin atau pakaian yang
dipakai pasien. Penyakit ini dapat berlangsung satu sampai dua minggu. Sekali terkena penyakit
ini si pasien umumnya akan kebal seumur hidup, namun beberapa tahun kemudian bisa muncul
lagi dan menyebabkan yang bersangkutan terkena penyakit shingle atau herpes zoster.
Penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini umumnya ditandai dengan munculnya
ruam pada kulit yang menjadi gejala utama cacar air. Ruam tersebut akan berubah menjadi bintil
merah berisi cairan yang terasa gatal yang kemudian akan mengering, menjadi koreng, dan
terkelupas dalam waktu 7-14 hari. Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil cacar air
adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, lengan dan kaki.

Pengobatan dan Komplikasi Cacar Air

Cacar air tidak memiliki langkah penanganan khusus. Tujuan pengobatannya adalah untuk
mengurangi gejala. Dua jenis obat yang biasa digunakan untuk menangani cacar adalah
parasetamol untuk menurunkan demam dan losion atau bedak kalamin untuk mengurangi rasa
gatal pada kulit.
Tidak semua anak yang tertular cacar air dapat sembuh dengan sendirinya tanpa penanganan
medis. Gejala tidak biasa yang sebaiknya Anda waspadai adalah infeksi yang terjadi pada bintilbintil di kulit atau jika anak Anda mengalami sakit dada dan kesulitan bernapas. Segera hubungi
dokter jika kondisi cacar air anak Anda makin serius.
Kondisi pengidap cacar air dewasa cenderung lebih parah dan berisiko mengalami komplikasi.
Obat penangkal virus (antivirus) mungkin bisa efektif untuk mengobati pengidap cacar air
dewasa jika diberikan pada tahap awal penyakit.
Cacar air pada wanita hamil, bayi yang baru lahir, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh
yang lemah juga lebih rentan terhadap komplikasi serius. Mereka sebaiknya mencari bantuan
medis secepatnya jika terpajan virus ini atau mengalami gejala-gejalanya.
Langkah Pencegahan Cacar Air

Cacar air dapat dicegah dengan proses vaksinasi. Di Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk
daftar imunisasi wajib untuk anak, tapi tetap dianjurkan.
Penularan cacar air juga umumnya sangat mudah dan cepat terjadi. Langkah pencegahan
penyebaran pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengisolasi penderita cacar air dari
tempat-tempat umum seperti sekolah atau kantor sampai bintil-bintil mengering dan menjadi
koreng.
Virus cacar air paling mudah menular pada 1-2 hari sebelum ruam muncul hingga seminggu ke
depan, ketika bintil-bintil telah mengering dan menjadi koreng.

Selesma

Selesma (common cold) merupakan penyakit yang paling sering menyerang dan gampang
menulari anak kecil maupun dewasa. Gejalanya berupa sedikit demam, pilek, batuk dan sakit
kepala. Ada sekitar 200 macam virus penyebab selesma, antara lain rhinovirus (yang paling
sering), adenovirus, coronavirus, dan lain-lain.
Selesma dalam istilah asing disebut dengan common cold. Selesma adalah penyakit
dengan gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, batuk atau kurang enak badan.
Selesma merupakan gabungan berbagai gejala yang mengganggu saluran napas bagian
atas, terutama selaput lendir hidung. Pertama kali, virus akan menyerang mukosa
hidung, leher dan saluran pernafasan, dimana bulu-bulu getarnya dirusak. Keadaan ini
timbul bila imunitas tubuh sedang tidak baik.
Selesma bersifat self-limiting yang berarti sembuh sendiri dengan kisaran waktu
sekitar 5 - 10 hari. Virus penyebabnya antara lain virus rhinovirus, coronavirus,
adenovirus dan respiratory syncytial virus (RSV). Uniknya, virus influenza dan
parainfluenza juga bisa menyebabkan gejala selesma, terutama dengan manifestasi
gejala yang lebih ringan.
Salah satu yang paling mudah untuk membedakan selesma dan flu adalah dengan
memonitor suhu tubuh kita. Apabila pilek batuk disertai dengan demam tinggi dan
badan linu pegal-pegal, maka itu merupakan gejala influenza, bukan selesma.
Pada saat musim pancaroba dan musim hujan penderita penyakit selesma meningkat
tajam khususnya pada balita. Temperatur yang sering berubah-ubah dan kelembapan
yang rendah, dapat membuat daya tahan tubuh menurun dan kondisi ini juga sangat
ideal bagi banyak virus untuk lebih cepat berkembang biak, termasuk selesma.
Balita lebih rentan terkena selesma karena sistem daya tahan tubuh masih lemah dan

relatif belum matang dibandingkan orang dewasa . Ditambah lagi diameter saluran
nafas lebih kecil dari dewasa sehingga jika terjadi peradangan saluran nafas, gejala
yang ditimbulkan lebih berat, misalnya sesak nafas. Hindari memberikan makanan dan
minuman dingin kepada anak secara berlebihan dan pakaikan masker hidung dan
mulut apabila berada di lingkungan yang tidak bersih.
Pencegahan merupakan obat paling manjur untuk mengatasi selesma. Bahkan hingga
saat ini masih belum ada obat yang dipasarkan khusus untuk selesma. Yang paling
banyak adalah untuk obat flu atau influenza. Beberapa hal untuk mencegah selesma
antara lain:
- Memperhatikan kebersihan tangan dan tubuh. Rajinlah mencuci tangan dengan
sabun terutama jika baru pulang dari bepergian keluar rumah.
- Menghindari kontak dengan penderita selesma dan influenza
- Menggunakan masker, terutama dalam ruang tertutup, misal dalam kereta, mall atau
ruang kerja.
- Makan makanan yang bergizi, perbanyak sayur dan buah yang mengandung banyak
vitamin untuk membangun daya tahan tubuh.
- Tetap olah raga teratur untuk menjaga kebugaran dan stamina tubuh.
- Konsumsilah makanan dan minuman yang hangat. Mandi air hangat juga dapat
membantu.
- Istirahat yang cukup agar badan selalu fit. Tubuh yang kelelahan dapat menurunkan
kekebalan tubuh sehingga mudah terserang virus.

Kolera

Retinoblastoma

Anda mungkin juga menyukai