DISUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
b) Penyebab kolera
Sumur umum yang terkontaminasi sering menjadi wabah kolera skala besar.
Orang yang hidup dalam kondisi padat tanpa sanitasi yang memadai sangat berisiko
terpapar bakteri ini.
• Makanan Laut
Mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang, terutama kerang yang
berasal dari perairan yang tercemar dapat membuat seseorang terkena bakteri.
Buah dan sayuran mentah yang tidak dikupas sering menjadi sumber infeksi kolera di
daerah yang rentan kolera. Di negara berkembang, pupuk kandang yang tidak
dikomposkan atau air irigasi yang mengandung limbah mentah dapat mencemari
produk makanan.
• Biji-bijian
Di daerah di mana kolera sangat sering terjadi, biji-bijian seperti beras bahkan bisa
terkontaminasi bakteri. Ini karena setelah disimpan pada suhu kamar semalam, bakteri
tetap dapat tumbuh.
c) Gejala kolera
Kebanyakan pengidap kolera tidak menunjukkan gejala sama sekali atau gejala ringan
hingga sedang. Gejala kolera mungkin dapat berupa:
• Diare mendadak
• Mual
• Muntah
• Dehidrasi ringan sampai berat.
Dehidrasi yang terkait dengan kolera seringkali parah dan dapat menyebabkan tanda
dan gejala seperti:
• elelahan.
• Murung.
• Mata cekung.
• Mulut kering.
• Kulit keriput.
• Haus yang ekstrim.
• Jumlah urin berkurang.
• Detak jantung tidak teratur.
• Tekanan darah rendah.
Sementara itu, anak-anak yang mengidap kolera biasanya memiliki gejala yang sama
dengan orang dewasa. Anak-anak juga mungkin mengalami:
• Mengantuk parah.
• Demam.
• Kejang.
• Koma.
d) Pengobatan kolera
Perawatan ini menambah cairan dalam tubuh dan merehidrasinya. Pengobatan ini juga
membantu mengurangi jangka waktu diare.
2. Demam kuning
a) Pengertian penyakit demam kuning
gejala demam kuning muncul dalam tiga fase, yaitu fase inkubasi, akut, dan toksik.
Berikut penjelasannya:
1. Fase inkubasi
Pada fase ini, virus yang masuk ke dalam tubuh belum menimbulkan tanda-tanda atau
gejala. Fase inkubasi berlangsung selama 3–6 hari setelah terinfeksi.
2. Fase akut
Fase ini terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 setelah terinfeksi, dan dapat berlangsung
selama 3–4 hari. Pada fase ini, penderita demam kuning mulai merasakan gejala-
gejala, seperti:
• Demam
• Menggigil
• Pusing
• Nyeri otot
• Sakit kepala
• Kemerahan di mata, wajah, atau lidah
• Silau terhadap cahaya
• Hilang nafsu makan
• Mual dan muntah
• Mudah lelah
Setelah fase akut berakhir, gejala-gejala tersebut akan menghilang. Sebagian besar
orang sembuh dari demam kuning setelah fase ini. Namun, sebanyak 15–25%
penderita justru akan memasuki fase yang lebih serius dari demam kuning, yaitu fase
toksik.
3. Fase toksik
Pada fase ini, gejala yang muncul saat fase akut akan kembali dirasakan oleh penderita
setelah 24 jam tidak muncul. Gejala pada fase akut tersebut disertai dengan keluhan
yang lebih serius, seperti:
tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit demam kuning selain sistem
kekebalan tubuh masing-masing penderita. Kendati demikian, terdapat beberapa
metode penanganan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi gejala, yaitu:
Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi
bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Penyakit ini yang banyak terjadi di negara-negara berkembang dan
lebih sering dialami oleh anak-anak. Tifus dapat membahayakan nyawa jika tidak
ditangani dengan baik dan secepatnya.
b) Penyebab tipes
Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella thypi. Jenis bakteri
ini juga berkaitan langsung dengan penyakit Salmonellosis yang menyebabkan infeksi
pada sistem pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tipes.Salmonella thypi dapat
menular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada
makanan atau minuman bisa terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan
atau mengonsumsi makanan yang dibersihkan menggunakan air yang tercemar
bakteri Salmonella thypi.
c) Gejala tipes
Gejala tipes umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh
terinfeksi dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan
sakit perut. Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.Jika tidak segera
ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan internal atau
pecahnya sistem pencernaan (usus). Risiko komplikasi juga akan berkembang menjadi
membahayakan nyawa jika situasi tersebut tidak segera ditangani dengan baik.Jika
tidak ditangani dan mendapatkan perawatan yang benar, diperkirakan 1 dari 5 orang
akan meninggal karena tipes. Sementara yang tetap hidup berisiko mengidap
komplikasi yang disebabkan infeksi. Umumnya, tipes diobati dengan pemberian
antibiotik.
d) Pengobatan tipes
Cara yang paling efektif dalam menangani tipes adalah dengan segera mungkin
memberikan terapi antibiotik. Selain itu, obat penurun demam juga bisa diberikan untuk
menurunkan suhu tubuh. Pengobatan tipes dalam dilakukan di rumah sakit, tetapi jika
gejala masih ringan dan terdeteksi lebih cepat, maka perawatan bisa dilakukan di
rumah.
4. Pes
a) Pengertian penyakit pes
Penyakit pes adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia
pestis. Seseorang bisa terserang penyakit pes bila digigit kutu yang
sebelumnya mengisap darah hewan terinfeksi bakteri Yersinia pestis.
b) Penyebab pes
Penyakit pes disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini juga
menginfeksi banyak jenis hewan, seperti tikus, kelinci, tupai, kucing, dan anjing liar.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri Yersinia pestis melalui beberapa cara berikut:
Khusus pada pneumonic plague, penyebaran antarmanusia bisa terjadi jika seseorang
tidak sengaja menghirup percikan ludah yang keluar ketika penderita pes bersin atau
batuk.
c) Gejala pes
➢ bubonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang sistem
limfatik atau kelenjar getah bening. Bubonic plague menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di leher, ketiak,
atau selangkangan. Kelenjar limfa bisa membengkak sampai sebesar
telur ayam, teraba padat, dan terasa nyeri bila disentuh
Gejala bubonic plague umumnya muncul 1–7 hari setelah penderita terinfeksi. Keluhan
lain yang mungkin muncul pada bubonic plague antara lain:
• Demam
• Menggigil
• Pusing
• Lemas
• Nyeri otot
• Kejang
• Diare
• Mual dan muntah
• Demam dan menggigil
• Nyeri perut
• Tubuh terasa sangat lemas
• Perdarahan
• Syok
• Kematian jaringan (gangrene)
• Batuk darah
• Sesak napas
• Mual dan muntah
• Demam tinggi
• Sakit kepala
• Nyeri dada
• Lemas
d) Pengobatan pes
Metode pengobatan yang dilakukan oleh dokter adalah pemberian antibiotik dosis kuat,
seperti:
• Ciprofloxacin
• Chloramphenicol
• Gentamicin
• Doxycycline
• Levofloxacin
• Moxifloxacin
Selain obat-obatan di atas, pasien juga akan diberikan infus cairan dan bantuan
oksigen. Khusus pada pasien yang menderita pneumonic plague, isolasi perlu
dilakukan untuk mencegah penyebaran
5. Demam bolak balik.
a) Pengertian demam bolak balik
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas rata-rata suhu harian.
Orang dewasa dianggap demam apabila pengukuran suhu oral (lewat mulut) di atas 38
derajat Celsius, atau suhu rektal (diukur melalui anus) maupun telinga di atas 38,3
derajat Celsius.Namun, demam sering kali baru menjadi perhatian jika suhu sudah
mencapai >39,4 derajat Celsius.Sementara itu, anak dan balita dianggap demam
apabila suhu rektalnya >38 derajat Celsius. Suhu tubuh yang meningkat—walaupun
sedikit—dapat merupakan tanda dari infeksi yang serius. Demam bukanlah suatu
penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang mendasari. Banyak ahli yang
mengatakan bahwa demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan
infeksi. Oleh karena itu, orang pada segala usia dapat mengalaminya.
b) Penyebab demam
• Infeksi merupakan penyebab demam yang tersering. Infeksi yang paling umum
menyebabkan demam adalah infeksi saluran napas atas, saluran pencernaan, paru-
paru, dan saluran kemih.
• Efek samping obat, seperti antibiotik, narkotik, dan antihistamin.
• Trauma atau cedera berat, seperti serangan jantung, stroke, dan luka bakar.
• Penyakit non-infeksi, seperti kanker, penyakit autoimun, gangguan tiroid, dan radang
sendi.
• Efek samping imunisasi pada anak.
c) Gejala demam
Bergantung pada penyebabnya, beberapa gejala dan tanda yang dapat menyertai
demam adalah:
• berkeringat
• menggigil
• sakit kepala
• nyeri sendi
• nyeri otot
• hilangnya nafsu makan
• rasa lemas
• dehidrasi
• demam tinggi yang berkisar antara 39,4 – 41,1 derajat Celsius bisa menyebabkan
halusinasi, disorientasi, kejang, gelisah, hingga syok akibat dehidrasi
• rewel atau gelisah pada anak
d) pengeobatan demam
Cara mengobati demam yang spesifik sangat bergantung pada penyebab dan
usia penderitanya. Pada usia dewasa, Anda bisa menghubungi dokter spesialis
penyakit dalam, atau dokter spesialis anak untuk usia bayi dan anak.Tidak semua
demam perlu diatasi karena ini merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal
di dalam tubuh.Demam juga sebenarnya diperlukan. Alasannya, suhu tubuh yang
meningkat akan memperbanyak jumlah zat pertahanan tubuh sehingga bakteri dan
virus sulit berkembang biak. Penanganan dan cara menghilangkan demam di rumah
dapat dilakukan dengan:
Oleh karena itu, orang yang demam dianjurkan untuk minum air putih paling sedikit 8
gelas sehari, serta mengonsumsi oralit, jus, atau air kaldu.
Cairan-cairan ini dapat menggantikan air, garam, dan ion-ion yang hilang akibat
demam.
Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihan
lingkungan, menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air
dan menaburkan bubuk abate.
c) Gejala demam berdarah dengue
• sakit kepala
• Mual hingga muntah
• Nyeri di belakang mata, tulang, dan otot
• Muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit
• Radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum
Setelah itu, gejala awal demam berdarah biasanya diikuti dengan gejala tambahan
yang menandakan virus sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh dan menyebabkan
peradangan, seperti:
• Mimisan
• Gusi berdarah
• BAB berwarna hitam atau gelap
• Muntah darah
Setelah muncul gejala tersebut, Anda akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Di
fase ini, banyak orang yang menyangka sudah sembuh karena demam tinggi tadi
sudah menurun, rasa sakit di tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa
gejala tambahan. Padahal, fase ini harus diwaspadai karena bisa
menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan
berpotensi menyebabkan kematian.
Belum ada pengobatan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam
berdarah, Anda hanya perlu mencegah terjadinya komplikasi dengan menurunkan
gejala yang muncul sekaligus melakukan upaya pencegahan infeksi virus yang lebih
parah.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menangani demam berdarah adalah:
7. Campak
a) Pengertian penyakit campak
Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit
ini ditandai dengan ruam kulit di seluruh tubuh dan gejala seperti flu.
Campak atau disebut juga rubeola disebabkan oleh virus. Umumnya, gejala
muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah tubuh terpapar virus tersebut.
Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan bisa berakibat fatal.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan mendapatkan vaksin
b) Penyebab campak
Gejala awal infeksi campak biasanya berupa batuk berdahak, pilek, demam
tinggi dan mata merah. Anak-anak mungkin juga memiliki bintik-bintik koplik (bintik-
bintik merah kecil dengan pusat biru-putih) di dalam mulut sebelum ruam dimulai. Ruam
kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal dimulai. Urutan kemunculan bercak
ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya, ruam akan
menyebar ke seluruh tubuh.
Oleh karena disebabkan oleh virus, jadi tidak ada pengobatan medis khusus untuk
kondisi ini. Penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya.
8. influenza.
a) Pengertian influenza
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat umum terjadi
di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika
3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu,
b) Penyebab influenza
Virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur
(droplet) ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Kamu dapat
menghirup tetesannya secara langsung, atau mendapatkan virus saat memegang
benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut. Orang yang
terinfeksi virus kemungkinan dapat menularkan virusnya sejak sekitar satu hari sebelum
gejala muncul, sampai sekitar lima hari setelah gejala muncul. Anak-anak dan orang-
orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin akan menularkannya dalam
waktu yang sedikit lebih lama. Virus influenza terus bermutasi, dengan jenis baru yang
muncul secara teratur. Jika kamu pernah mengalami influenza sebelumnya, tubuh telah
membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu. Jika virus influenza di
masa depan serupa dengan yang kamu temui sebelumnya (baik dengan penyakit atau
vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala.
Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu.
c) Gejala influenza
Pada awalnya, flu mungkin tampak seperti pilek biasa dengan hidung meler, bersin, dan
sakit tenggorokan. Gejala umum flu meliputi:
• Demam.
• Otot sakit.
• Menggigil dan berkeringat.
• Sakit kepala.
• Batuk kering yang berkelanjutan (kronis).
• Sesak napas.
• Kelelahan dan kelemahan.
• Hidung meler atau tersumbat.
• Sakit tenggorokan.
• Sakit mata.
• Muntah dan diare, tetapi ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa.
Gejala tersebut umumnya muncul 2–3 hari setelah terinfeksi virus. Sebagian besar
gejala akan hilang dalam waktu kurang dari 1 minggu. Meskipun demikian, batuk dan
lemas bisa berlangsung hingga bebererapa minggu
d) Pengobatan influenza
Biasanya, pengidap flu hanya membutuhkan istirahat dan minum banyak cairan untuk
mengobati flu. Sebab, secara umum flu dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu,
ada beberapa upaya yang dapat pengidap flu lakukan untuk meredakan gejalanya,
yaitu:
• Cuci tangan secara rutin, untuk menghindari penyebaran virus flu ke benda atau
orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, lalu
buang tisu tersebut.
• Pastikan tubuh terhidrasi dengan minum banyak cairan, seperti air putih, jus
buah, atau sup hangat, guna mencegah dehidrasi.
• Konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol, untuk meredakan gejala
demam dan nyeri otot.
9. Difteri
a) Pengertian difteri
Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu
menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu
yang melapisi tenggorokan dan amandel.Difteri tergolong penyakit menular
berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, bakteri penyebab
difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
b) Penyebab difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria, yang dapat
menyebar dari orang ke orang. Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja
menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau
bersin.
Penularan juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur
penderita, seperti gelas atau sendok.
Difteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terserang difteri akan lebih tinggi
pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga
lebih berisiko terjadi pada orang yang:
c) Gejala difteri
• Sakit tenggorokan
• Suara serak
• Batuk
• Pilek
• Demam
• Menggigil
• Lemas
• Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah
bening
d) Pengobatan difteri
Difteri tergolong penyakit serius dan harus diatasi sesegera mungkin. Menurut
data statistik, 1 dari 10 pasien difteri meninggal dunia meski telah mendapat
pengobatan.
• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Ruam merah
d) Pengobatan tifus
Ensefalitis atau radang otak diawali dengan gejala ringan yang menyerupai flu,
seperti demam, sakit kepala, muntah, tubuh terasa lelah, serta nyeri otot dan sendi.
Seiring perkembangannya, radang otak dapat menimbulkan gejala yang lebih serius,
seperti:
ada bayi dan anak-anak, gejala radang otak umumnya tidak disadari, karena
menyerupai gejala penyakit lain. Gejala yang dapat muncul adalah:
12. Polio
a) Pengertian polio:
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menular. Paparan
virus ini memicu cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan, kesulitan
bernapas, hingga kematian. Meskipun penyakit ini sangat rentan dialami oleh anak-
anak, bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terpapar penyakit polio. Melakukan
pencegahan yang tepat menjadi tindakan yang efektif untuk menghindari paparan virus
penyebab polio.
b) penyebab polio
Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Biasanya, penularan terjadi melalui
kontak langsung atau mengonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi
dengan feses yang mengandung virus polio. Meskipun tidak memiliki gejala, tetapi
pengidap polio tetap bisa menularkan virus polio kepada orang lain.
c) Gejala polio
• Demam.
• Nyeri menelan.
• Nyeri kepala.
• Muntah.
• Lemas.
• Meningitis.
• Gejala awal yang muncul dapat menyerupai polio tipe non-paralisis namun
setelah satu minggu, gejala lainnya akan mengikuti.
• Kehilangan refleks.
• Nyeri otot dan kram otot yang parah.
• Kaki menjadi terkulai.
• Paralisis yang terjadi tiba-tiba, hal ini dapat bersifat temporer maupun permanen.
• Kelainan ekstremitas bawah, terutama pada pinggul dan pergelangan kaki
d) Pengobatan polio
Saat ini belum ada obat yang bisa mengobati penyakit polio. Namun, penyakit ini
bisa diatasi dengan melakukan beberapa perawatan yang sesuai dengan anjuran
dokter, seperti:
Batuk rejan atau pertusis disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi paru-paru
dan saluran pernapasan. Bordetella pertussis adalah jenis bakteri yang menjadi
penyebab utama batuk rejan. Gejala khas dari batuk rejan adalah batuk keras yang
tidak terkendali sampai pengidapnya kesulitan bernapas.
Penyebab batuk rejan adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis yang bisa
menyebar melalui udara. Mulanya, bakteri ini menyerang dinding trakea dan bronkus
(percabangan trakea yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri). Kemudian saluran
udara membengkak sebagai hasil reaksi dari infeksi bakteri. Alhasil, pembengkakan
saluran udara membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut
karena kesulitan bernapas. Hasil tarikan napas yang kuat inilah yang memunculkan
bunyi dengkingan yang panjang. Saat bakteri menginfeksi dinding saluran udara, maka
tubuh akan memproduksi lendir kental. Inilah mengapa tubuh akan merangsang
pengidap untuk mengeluarkan lendir kental tersebut dengan cara batuk.
c) Gejala pertusis
Umumnya, gejala batuk rejan dapat muncul antara 7 hingga 21 hari setelah
bakteri bordetella pertussis masuk ke dalam saluran pernapasan. Gejala batuk rejan
dapat terbagi menjadi tiga tahapan terutama pada bayi dan anak-anak, yaitu:
• Tahap Pertama
Pada tahap awal ini, gejala yang muncul masih termasuk ringan, seperti bersin-bersin,
hidung berair dan tersumbat, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan, hingga
demam. Tahap ini bisa berlangsung hingga dua minggu, dan di tahap inilah, pengidap
batuk rejan berisiko menularkannya ke orang-orang di sekelilingnya.
• Tahap Kedua
Tahap ini ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, tetapi batuk justru
bertambah parah dan tak terkontrol. Pengidap kemudian akan batuk keras terus-
menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut. Setelah serangan batuk, bayi
dan anak-anak yang mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh
mengalami kelelahan. Kondisi ini bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu atau lebih.
• Tahap Ketiga
Nah, di tahap inilah tubuh mulai membaik, tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan
bisa batuk lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua bulan atau lebih
tergantung dari pengobatan. Berikut beberapa kondisi yang harus segera ditangani oleh
dokter:
d) Pengobatan pertussis
batuk rejan tidak bisa diobati menggunakan obat batuk biasa yang dijual di
pasaran. Pengobatannya pun bisa berbeda-beda tergantung usia dan keparahan
gejala.
14. Malaria
a) Pengertian malaria
Penyakit malaria adalah kondisi demam intermiten dan remiten yang disebabkan
oleh parasit protozoa yang menyerang sel darah merah. Parasit ini ditularkan oleh
nyamuk di banyak daerah tropis dan subtropis.
b) Penyebab malaria
Lebih spesifik lagi, penyakit ini disebabkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina yang terinfeksi. Ada lima spesies parasit yang menyebabkan malaria pada
manusia. Namun, P. falciparum dan P. vivax, merupakan ancaman terbesar. Setelah
memasuki tubuh manusia, parasit akan melakukan perjalanan ke hati, berkembang
biak, dan menyerang sel darah merah yang bertugas membawa oksigen. Setelah
masuk ke dalam darah, parasit akan bertelur dan berkembang biak sampai sel darah
merah pecah. Kalau sudah begini, kondisi tubuh akan mengalami sakit dari
sebelumnya.
c) Gejala malaria
• Demam Periodik
Ini karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang mengeluarkan berbagai antigen.
Proses pematangan skizon berbeda tiap jenis plasmodium.
• Anemia
Sakit kepala, mual muntah, nyeri otot, berkeringat dan kedinginan, merasa bingung,
lelah, sakit perut, diare, kehilangan selera makan, nyeri otot, kulit dan sklera kuning,
sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas.
d) Pengobatan malaria
Kondisi ini dapat disembuhkan dengan pemberian obat. Jenis obat dan lama
pengobatan tergantung pada jenis malaria, lokasi orang tersebut terinfeksi, usia,
apakah sedang hamil atau tidak, dan seberapa sakit pada awal pengobatan.
15. Hepatitis
a) Pengertian hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang memiliki gejala berupa peradangan pada organ
hati. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol, paparan zat
beracun atau obat-obatan tertentu. Jenisnya terbagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu
akut dan kronis. Hepatitis akut terjadi secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang
cenderung singkat. Sementara yang kronis berkembang perlahan dan merupakan
kondisi jangka panjang. Sialnya, keduanya sama-sama mengganggu berbagai fungsi
tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Hal ini terjadi karena hati
berperan penting dalam metabolisme tubuh, seperti menghasilkan empedu, mengurai
berbagai zat, menetralisir racun, mengaktifkan enzim dan lain sebagainya.
b) Penyebab hepatitis
Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Ada pun
jenis-jenis virus yang patut kamu waspadai, seperti:
• Hepatitis A
Jenis hepatitis A terjadi akibat virus hepatitis A (HAV). Dapat menular melalui
makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari pengidap.
• Hepatitis B
Penyakit ini terjadi akibat virus hepatitis B (HBV). Jenis ini umumnya menular
melalui cairan tubuh dari pengidap, seperti darah, cairan Miss V, dan air
mani.Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui proses persalinan. Simak
selengkapnya di sini → Hepatitis B Bisa Menular Melalui Persalinan, Benarkah?
• Hepatitis C
Hepatitis C terjadi akibat infeksi virus hepatitis C (HCV). Cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom dapat
menularkan penyakit ini.
• Hepatitis D
Jenis hepatitis berikutnya yaitu hepatitis D, yang terjadi akibat oleh virus hepatitis D
(HDV). Virus tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya
hepatitis B. Penyakit dapat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
• Hepatitis E
Penyebab hepatitis jenis ini ialah virus hepatitis E (HEV). Jenis ini banyak terjadi di
lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus pada
sumber air.
• Hepatitis Autoimun
Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh dapat salah mengira bahwa hati
sebagai organ yang berbahaya dan menyerangnya. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya peradangan berkelanjutan yang kadarnya ringan hingga berat, dan sering kali
menghambat fungsi hati. Penyakit ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada
pria. Penyebab penyakit ini belum jelas. Namun kondisi tersebut lebih mungkin muncul
pada orang dengan kondisi autoimun lain, seperti tiroiditis, diabetes tipe 1, anemia
hemolitik, penyakit celiac, dan kolitis ulseratif
• hepatitis Neonatal
Hepatitis neonatal merupakan peradangan hati yang terjadi hanya pada awal masa
bayi, biasanya antara satu hingga dua bulan setelah lahir. Mengutip Johns Hopkins
Medicine, sekitar 20 persen bayi dengan kondisi ini terinfeksi oleh virus yang
menyebabkan peradangan sebelum lahir yang tertular dari ibunya. Kondisi yang dapat
terjadi setelah bayi lahir juga termasuk cytomegalovirus, rubella (campak), dan virus
hepatitis A, B, atau C. Sementara itu dalam kebanyakan kasus lainnya, virus tidak
dapat teridentifikasi secara spesifik sebagai penyebabnya.
c) Gejala hepatitis
Penyakit ini tak selalu menunjukan gejala. Gejalanya baru timbul setelah tubuh
terjadinya kerusakan yang dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila bersifat akut, tanda
dan gejalanya dapat muncul dengan cepat.
Adapun sejumlah gejala yang umumnya terjadi pada pengidap hepatitis yaitu:
16. Meningitis
a) Pengertian Meningitis
Meningitis adalah penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi
pada selaput otak yang bernama meningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung
yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini seringkali sulit untuk
dikenali karena gejala yang muncul pada awal penyakit terjadinya cenderung
menyerupai flu, demam, atau sakit kepala.
b) Penyebab Meningitis
c) Gejala Meningitis
d) Pengobatan Meningitis
• Meningitis Virus
Kondisi ini bisa pulih dengan sendirinya. Namun, meningitis virus yang parah
biasanya akan ditangani dengan konsumsi obat golongan antiviral. Pengobatan perlu
dilengkapi dengan cukup beristirahat dan banyak minum air putih.
• Meningitis Bakteri
Peradangan yang disebabkan oleh jamur diatasi dengan konsumsi obat antijamur.
Jangan lupa juga untuk melengkapinya dengan istirahat dan menerapkan gaya hidup
sehat.
17. Antrax
a) Pengertian antrax
Antraks adalah penyakit yang jarang namun sangat berat jika menginfeksi
manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri antraks bernama Bacillus anthracis yang
umumnya menginfeksi hewan.
b) Penyebab antrax
Antraks disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Bakteri ini tinggal di
tanah, berkembang biak dengan menghasilkan spora yang dapat bertahan bertahun-
tahun di tanah. Spora tersebut dapat masuk ke tubuh manusia. Di dalam tubuh, spora
pecah dan mengeluarkan bakteri, lalu bakteri menghasilkan racun yang berdampak
buruk bagi manusia.
• Antraks kulit
Penyebaran melalui kulit paling sering terjadi dan tergolong ringan.
Biasanya penularan terjadi saat kontak dengan luka kulit penderita. Gejala
anthrax kulit berupa munculnya benjolan (seperti gigitan binatang, merah,
terasa gatal) yang tidak nyeri dan berwarna hitam, serta pembengkakan
kelenjar getah bening.
• Antraks saluran cerna
Antraks saluran cerna terjadi ketika mengkonsumsi daging yang mengandung bibit
(spora) antraks. Gejalanya antara lain:
• Mual
• Muntah
• Nyeri perut
• Nyeri kepala
• Demam
• Tidak nafsu makan
• BAB berdarah cukup banyak (pada tahap lanjutan)
• Nyeri tenggorokan
• Sulit menelan
• Bengkak pada leher
• Antraks saluran napas
Terjadi ketika Anda menghirup udara yang mengandung spora kuman
antraks.Jenis ini adalah yang paling fatal, walau telah diterapi secara adekuat.
Gejalanya berupa flu (serak, demam ringan, pegal otot), nyeri dada ringan, sesak nafas,
mual, nyeri saat menelan hingga batuk darah.Kondisi dapat memburuk dan
menyebabkan sulit bernafas, tekanan darah turun drastis, demam tinggi
d) Pengobatan antrax
18. Radies
a) Pengertian radies
rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Virus penyebab rabies
umumnya menular ke manusia melalui gigitan hewan. Jika tidak cepat ditangani, rabies
dapat menyebabkan kematian.
b) Penyebab radies
Hewan utama penular rabies adalah anjing. Selain anjing, hewan yang juga
dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia adalah kelelawar, kucing,
dan kera. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang
tertular rabies. Hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah
hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
c) Gejala radies
Munculnya gejala rabies bisa sangat bervariasi, antara 5 hari hingga sekitar 1
tahun. Namun, gejala penyakit ini umumnya muncul 30–90 hari setelah penderita
tergigit hewan yang terinfeksi. Gejala rabies bisa lebih cepat muncul jika lokasi gigitan
atau cakaran hewan dekat dengan otak, misalnya di dada, leher, atau di kepala.
Gejala awal yang dapat muncul meliputi:
Setelah itu, ada beberapa keluhan lanjutan yang dapat dialami oleh penderita rabies,
seperti kram otot, sesak napas, halusinasi dan koma. Gejala lanjutan tersebut
menandakan bahwa kondisi pasien makin memburuk.
d) Pengobatan radies
Jika Anda baru saja digigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, lakukan hal-
hal berikut sebagai langkah pertolongan pertama:
• Bila mengalami perdarahan aktif, tekan bagian yang terluka dengan kain bersih
atau kain kasa untuk menghentikan perdarahan
• Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15
menit.
• Setelah itu, oleskan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang
mengandung povidone iodine ke luka tersebut.
• Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
setelah sampai di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau
cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuannya adalah untuk
membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies sehingga infeksi dan
peradangan pada otak dapat dicegah. Akan tetapi, virus rabies yang telah menginfeksi
otak akan lebih sulit ditangani, karena belum diketahui metode yang benar-benar efektif
untuk mengatasinya.