Anda di halaman 1dari 27

Klipping

18 Penyakit yang Menimbulkan wabah

DISUSUN OLEH:

AINI HAMDANA B00221002

DOSEN PEMBIMBING:

Sriwati SKM, M. Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BARAMULI PINRANG
2022/2023
1. Cholera
a) Pengertian penyakit cholera
Kolera merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang biasanya
menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penyakit ini akan
menyebabkan pengidapnya mengalami diare parah dan dehidrasi. Jika
tidak diobati, kolera bisa berakibat fatal dalam beberapa jam saja, bahkan
pada orang yang sebelumnya sehat.

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat antara 1,3


hingga 4 juta kasus kolera di seluruh dunia setiap tahun, yang
menyebabkan 21.000 hingga 143.000 kematian. Negara yang terkena
dampak perang, kemiskinan, dan bencana alam berada pada risiko
terbesar wabah kolera. Pasalnya, kondisi tersebut cenderung memaksa
masyarakat untuk tinggal di kawasan pada penduduk tanpa sanitasi yang
layak.

b) Penyebab kolera

Bakteri yang disebut Vibrio cholerae menyebabkan infeksi kolera. Efek


mematikan dari penyakit ini adalah hasil dari racun yang dihasilkan bakteri di
usus kecil. Toksin menyebabkan tubuh mengeluarkan sejumlah besar air,
menyebabkan diare, dan kehilangan cairan dan garam (elektrolit) dengan cepat.
Bakteri kolera mungkin juga tidak menyebabkan penyakit pada orang yang
terpapar. Namun mereka ia bisa menyebarkan bakteri tersebut melalui tinja,
yang kemudian dapat mencemari persediaan makanan dan air.

Pasokan air yang terkontaminasi adalah sumber utama infeksi kolera.


Nah, bakteri ini dapat ditemukan di:

• Permukaan Air atau Air Sumur

Sumur umum yang terkontaminasi sering menjadi wabah kolera skala besar.
Orang yang hidup dalam kondisi padat tanpa sanitasi yang memadai sangat berisiko
terpapar bakteri ini.

• Makanan Laut

Mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang, terutama kerang yang
berasal dari perairan yang tercemar dapat membuat seseorang terkena bakteri.

• Mengonsumsi Buah dan Sayuran Mentah

Buah dan sayuran mentah yang tidak dikupas sering menjadi sumber infeksi kolera di
daerah yang rentan kolera. Di negara berkembang, pupuk kandang yang tidak
dikomposkan atau air irigasi yang mengandung limbah mentah dapat mencemari
produk makanan.
• Biji-bijian

Di daerah di mana kolera sangat sering terjadi, biji-bijian seperti beras bahkan bisa
terkontaminasi bakteri. Ini karena setelah disimpan pada suhu kamar semalam, bakteri
tetap dapat tumbuh.

c) Gejala kolera

Kebanyakan pengidap kolera tidak menunjukkan gejala sama sekali atau gejala ringan
hingga sedang. Gejala kolera mungkin dapat berupa:

• Diare mendadak
• Mual
• Muntah
• Dehidrasi ringan sampai berat.

Dehidrasi yang terkait dengan kolera seringkali parah dan dapat menyebabkan tanda
dan gejala seperti:

• elelahan.
• Murung.
• Mata cekung.
• Mulut kering.
• Kulit keriput.
• Haus yang ekstrim.
• Jumlah urin berkurang.
• Detak jantung tidak teratur.
• Tekanan darah rendah.

Dehidrasi dapat menyebabkan hilangnya mineral dalam darah, yang dapat


menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Gejala pertama dari ketidakseimbangan
elektrolit adalah kram otot yang parah. Ketidak seimbangan elektrolit pada akhirnya
dapat menyebabkan syok

Sementara itu, anak-anak yang mengidap kolera biasanya memiliki gejala yang sama
dengan orang dewasa. Anak-anak juga mungkin mengalami:

• Mengantuk parah.
• Demam.
• Kejang.
• Koma.

d) Pengobatan kolera

. Metode umum untuk mengobati kolera meliputi:

• Garam rehidrasi oral atau oralit.


• Larutan elektrolit lainnya.
• Rehidrasi cairan intravena (IV).
• Antibiotik.
• Suplemen zinc.

Perawatan ini menambah cairan dalam tubuh dan merehidrasinya. Pengobatan ini juga
membantu mengurangi jangka waktu diare.

2. Demam kuning
a) Pengertian penyakit demam kuning

Demam kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan


ditularkan melalui perantaraan nyamuk. Demam kuning ditandai dengan
demam tinggi, serta mata dan kulit yang menguning akibat penurunan fungsi
hati.
Demam kuning atau yellow fever merupakan penyakit yang berbahaya.
Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini berisiko tinggi menimbulkan
komplikasi serius, seperti gagal ginjal dan koma. Pada sejumlah kasus,
demam kuning bahkan bisa menyebabkan kematian.
b) Penyebab demam kuning
Demam kuning umumnya ditemukan di wilayah Afrika, Amerika
Selatan, Amerika Tengah, dan Karibia. Demam kuning juga dapat
menyerang penduduk yang tinggal di daerah endemik, atau orang yang
sedang mengunjungi daerah tersebut.Demam kuning disebabkan oleh
virus jenis Flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti, Aedes
albopictus, Haemagogus sp., dan Sabethes sp. Jenis nyamuk ini
berkembang biak di lingkungan sekitar manusia, termasuk di air bersih.
Nyamuk Aedes aegypti membawa virus setelah menggigit manusia atau
monyet yang terinfeksi. Virus kemudian memasuki aliran darah nyamuk
dan menetap di kelenjar air liur nyamuk.Ketika nyamuk tersebut kembali
menggigit manusia atau monyet lain, virus akan memasuki aliran darah
dan menyebar di dalam tubuh manusia atau monyet
tersebut.Nyamuk Aedes aegypti paling aktif pada siang hari. Oleh sebab
itu, penyebaran virus demam kuning paling banyak berlangsung pada
waktu tersebut.
c) Gejala demam kuning

gejala demam kuning muncul dalam tiga fase, yaitu fase inkubasi, akut, dan toksik.
Berikut penjelasannya:
1. Fase inkubasi
Pada fase ini, virus yang masuk ke dalam tubuh belum menimbulkan tanda-tanda atau
gejala. Fase inkubasi berlangsung selama 3–6 hari setelah terinfeksi.
2. Fase akut
Fase ini terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 setelah terinfeksi, dan dapat berlangsung
selama 3–4 hari. Pada fase ini, penderita demam kuning mulai merasakan gejala-
gejala, seperti:

• Demam
• Menggigil
• Pusing
• Nyeri otot
• Sakit kepala
• Kemerahan di mata, wajah, atau lidah
• Silau terhadap cahaya
• Hilang nafsu makan
• Mual dan muntah
• Mudah lelah

Setelah fase akut berakhir, gejala-gejala tersebut akan menghilang. Sebagian besar
orang sembuh dari demam kuning setelah fase ini. Namun, sebanyak 15–25%
penderita justru akan memasuki fase yang lebih serius dari demam kuning, yaitu fase
toksik.

3. Fase toksik

Pada fase ini, gejala yang muncul saat fase akut akan kembali dirasakan oleh penderita
setelah 24 jam tidak muncul. Gejala pada fase akut tersebut disertai dengan keluhan
yang lebih serius, seperti:

• Kulit dan bagian putih mata (sklera) menguning


• Perdarahan dari hidung, mulut, dan mata
• Muntah yang terkadang disertai darah
• Gangguan irama jantung (aritmia)
• Urine yang keluar sedikit
• Sakit perut
• Gagal ginjal
• Gagal hati
• Syok
• Gangguan otak, meliputi delirium, kejang, hingga koma.

d) Pengobatan demam kuning

tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit demam kuning selain sistem
kekebalan tubuh masing-masing penderita. Kendati demikian, terdapat beberapa
metode penanganan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi gejala, yaitu:

• Memberikan oksigen tambahan


• Menjaga tekanan darah tetap stabil dengan infus cairan
• Melakukan prosedur transfusi darah, bila terjadi anemia akibat perdarahan
• Menjalankan prosedur cuci darah jika mengalami gagal ginjal
• Memberikan obat demam dan pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen
• Memberikan antibiotik atau pengobatan lain jika demam kuning disertai infeksi
bakteri

3. Tifus bercak merah


a) Pengertian tipes

Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi
bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Penyakit ini yang banyak terjadi di negara-negara berkembang dan
lebih sering dialami oleh anak-anak. Tifus dapat membahayakan nyawa jika tidak
ditangani dengan baik dan secepatnya.

b) Penyebab tipes

Penyebab utama dari penyakit ini adalah bakteri Salmonella thypi. Jenis bakteri
ini juga berkaitan langsung dengan penyakit Salmonellosis yang menyebabkan infeksi
pada sistem pencernaan yang lebih buruk dibandingkan tipes.Salmonella thypi dapat
menular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi. Paparan bakteri pada
makanan atau minuman bisa terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan
atau mengonsumsi makanan yang dibersihkan menggunakan air yang tercemar
bakteri Salmonella thypi.

c) Gejala tipes

Gejala tipes umumnya mulai muncul pada 1 hingga 3 minggu setelah tubuh
terinfeksi dengan ciri-ciri berupa demam tinggi, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan
sakit perut. Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu.Jika tidak segera
ditangani dengan baik, dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan internal atau
pecahnya sistem pencernaan (usus). Risiko komplikasi juga akan berkembang menjadi
membahayakan nyawa jika situasi tersebut tidak segera ditangani dengan baik.Jika
tidak ditangani dan mendapatkan perawatan yang benar, diperkirakan 1 dari 5 orang
akan meninggal karena tipes. Sementara yang tetap hidup berisiko mengidap
komplikasi yang disebabkan infeksi. Umumnya, tipes diobati dengan pemberian
antibiotik.

d) Pengobatan tipes

Cara yang paling efektif dalam menangani tipes adalah dengan segera mungkin
memberikan terapi antibiotik. Selain itu, obat penurun demam juga bisa diberikan untuk
menurunkan suhu tubuh. Pengobatan tipes dalam dilakukan di rumah sakit, tetapi jika
gejala masih ringan dan terdeteksi lebih cepat, maka perawatan bisa dilakukan di
rumah.

4. Pes
a) Pengertian penyakit pes
Penyakit pes adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia
pestis. Seseorang bisa terserang penyakit pes bila digigit kutu yang
sebelumnya mengisap darah hewan terinfeksi bakteri Yersinia pestis.
b) Penyebab pes

Penyakit pes disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini juga
menginfeksi banyak jenis hewan, seperti tikus, kelinci, tupai, kucing, dan anjing liar.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri Yersinia pestis melalui beberapa cara berikut:

• Gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi


• Gigitan kutu yang sebelumnya meminum darah hewan terinfeksi
• Kontak langsung dengan darah hewan yang terinfeksi, terutama jika ada luka
terbuka di kulit

Khusus pada pneumonic plague, penyebaran antarmanusia bisa terjadi jika seseorang
tidak sengaja menghirup percikan ludah yang keluar ketika penderita pes bersin atau
batuk.

c) Gejala pes
➢ bubonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang sistem
limfatik atau kelenjar getah bening. Bubonic plague menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) di leher, ketiak,
atau selangkangan. Kelenjar limfa bisa membengkak sampai sebesar
telur ayam, teraba padat, dan terasa nyeri bila disentuh

Gejala bubonic plague umumnya muncul 1–7 hari setelah penderita terinfeksi. Keluhan
lain yang mungkin muncul pada bubonic plague antara lain:

• Demam
• Menggigil
• Pusing
• Lemas
• Nyeri otot
• Kejang

➢ Septicemic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang aliran


darah. Gejalanya muncul 2–7 hari setelah seseorang terinfeksi.
Namun, septicemic plague juga dapat menyebabkan kematian
sebelum gejalanya muncul.
Gejala septicemic plague antara lain:

• Diare
• Mual dan muntah
• Demam dan menggigil
• Nyeri perut
• Tubuh terasa sangat lemas
• Perdarahan
• Syok
• Kematian jaringan (gangrene)

➢ Pneumonic plague adalah jenis penyakit pes yang menyerang paru-


paru. Jenis pes ini paling jarang terjadi, tetapi lebih berisiko
menyebabkan wabah karena dapat menyebar antarmanusia lewat
percikan ludah (droplet).
Gejala yang dapat dialami oleh penderita pneumonic plague antara lain:

• Batuk darah
• Sesak napas
• Mual dan muntah
• Demam tinggi
• Sakit kepala
• Nyeri dada
• Lemas

d) Pengobatan pes

Metode pengobatan yang dilakukan oleh dokter adalah pemberian antibiotik dosis kuat,
seperti:

• Ciprofloxacin
• Chloramphenicol
• Gentamicin
• Doxycycline
• Levofloxacin
• Moxifloxacin
Selain obat-obatan di atas, pasien juga akan diberikan infus cairan dan bantuan
oksigen. Khusus pada pasien yang menderita pneumonic plague, isolasi perlu
dilakukan untuk mencegah penyebaran
5. Demam bolak balik.
a) Pengertian demam bolak balik
Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh di atas rata-rata suhu harian.
Orang dewasa dianggap demam apabila pengukuran suhu oral (lewat mulut) di atas 38
derajat Celsius, atau suhu rektal (diukur melalui anus) maupun telinga di atas 38,3
derajat Celsius.Namun, demam sering kali baru menjadi perhatian jika suhu sudah
mencapai >39,4 derajat Celsius.Sementara itu, anak dan balita dianggap demam
apabila suhu rektalnya >38 derajat Celsius. Suhu tubuh yang meningkat—walaupun
sedikit—dapat merupakan tanda dari infeksi yang serius. Demam bukanlah suatu
penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang mendasari. Banyak ahli yang
mengatakan bahwa demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh dalam melawan
infeksi. Oleh karena itu, orang pada segala usia dapat mengalaminya.
b) Penyebab demam

Demam memang mudah diukur, tetapi menentukan penyebabnya tergolong sulit.


Umumnya, kondisi ini merupakan respons terhadap:

• Infeksi merupakan penyebab demam yang tersering. Infeksi yang paling umum
menyebabkan demam adalah infeksi saluran napas atas, saluran pencernaan, paru-
paru, dan saluran kemih.
• Efek samping obat, seperti antibiotik, narkotik, dan antihistamin.
• Trauma atau cedera berat, seperti serangan jantung, stroke, dan luka bakar.
• Penyakit non-infeksi, seperti kanker, penyakit autoimun, gangguan tiroid, dan radang
sendi.
• Efek samping imunisasi pada anak.
c) Gejala demam
Bergantung pada penyebabnya, beberapa gejala dan tanda yang dapat menyertai
demam adalah:

• berkeringat
• menggigil
• sakit kepala
• nyeri sendi
• nyeri otot
• hilangnya nafsu makan
• rasa lemas
• dehidrasi
• demam tinggi yang berkisar antara 39,4 – 41,1 derajat Celsius bisa menyebabkan
halusinasi, disorientasi, kejang, gelisah, hingga syok akibat dehidrasi
• rewel atau gelisah pada anak
d) pengeobatan demam
Cara mengobati demam yang spesifik sangat bergantung pada penyebab dan
usia penderitanya. Pada usia dewasa, Anda bisa menghubungi dokter spesialis
penyakit dalam, atau dokter spesialis anak untuk usia bayi dan anak.Tidak semua
demam perlu diatasi karena ini merupakan tanda bahwa ada sesuatu yang tidak normal
di dalam tubuh.Demam juga sebenarnya diperlukan. Alasannya, suhu tubuh yang
meningkat akan memperbanyak jumlah zat pertahanan tubuh sehingga bakteri dan
virus sulit berkembang biak. Penanganan dan cara menghilangkan demam di rumah
dapat dilakukan dengan:

• Menjaga kecukupan cairan tubuh. Demam dapat menyebabkan kehilangan


cairan tubuh yang signifikan sehingga berisiko dehidrasi.

Oleh karena itu, orang yang demam dianjurkan untuk minum air putih paling sedikit 8
gelas sehari, serta mengonsumsi oralit, jus, atau air kaldu.

Cairan-cairan ini dapat menggantikan air, garam, dan ion-ion yang hilang akibat
demam.

• Batasi aktivitas dan istirahat yang cukup.


• Usahakan suhu ruangan tetap sejuk. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman.
Hindari menggunakan selimut yang terlalu tebal saat tidur karena akan membuat
suhu tubuh semakin meningkat.
• Kompres atau mandi air hangat.
• Obat penurun demam. Sebagai catatan, penggunaan obat penurun panas umumnya
kurang disarankan pada demam yang ringan (<38,3oC) karena dapat menyamarkan
gejala suatu penyakit. Efeknya, dapat mempersulit penentuan penyebab demam.
6. Demam berdarah dengue
a) Pengertian demam berdarah dengue
demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit yang
disebabkan virus dengue dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit ini akan membuat penderitanya mengalami nyeri hebat, bahkan
seluruh tulang dan persendian seakan-akan terasa patah. Jika tidak
ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi
yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
b) Penyebab demam berdarah dengue
penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini merupakan
penyebab DBD yang akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap
darah korbannya. Jenis nyamuk tersebut biasanya menyerang di pagi dan sore
hari. Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah dikenali dengan warnanya yang
belang hitam-putih dengan ciri fisiknya yang kecil. Mereka tidak suka mendiami
tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak
mandi. Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang membuat Anda lebih rentan
terkena penyakit demam berdarah, antara lain

• Tinggal atau sedang bepergian ke daerah tropis.


• Memiliki riwayat infeksi virus dengue.
• Anak-anak, lansia, dan orang yang kekurangan sistem kekebalan tubuh.

Maka dari itu, sebagai upaya pencegahan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihan
lingkungan, menimbun barang bekas yang tidak terpakai, menghilangkan genangan air
dan menaburkan bubuk abate.
c) Gejala demam berdarah dengue
• sakit kepala
• Mual hingga muntah
• Nyeri di belakang mata, tulang, dan otot
• Muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit
• Radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum

Setelah itu, gejala awal demam berdarah biasanya diikuti dengan gejala tambahan
yang menandakan virus sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh dan menyebabkan
peradangan, seperti:

• Mimisan
• Gusi berdarah
• BAB berwarna hitam atau gelap
• Muntah darah

Setelah muncul gejala tersebut, Anda akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari. Di
fase ini, banyak orang yang menyangka sudah sembuh karena demam tinggi tadi
sudah menurun, rasa sakit di tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa
gejala tambahan. Padahal, fase ini harus diwaspadai karena bisa
menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan
berpotensi menyebabkan kematian.

d) Pengobatan demam berdarah dengue

Belum ada pengobatan khusus yang bisa dilakukan untuk mengatasi demam
berdarah, Anda hanya perlu mencegah terjadinya komplikasi dengan menurunkan
gejala yang muncul sekaligus melakukan upaya pencegahan infeksi virus yang lebih
parah.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menangani demam berdarah adalah:

• Konsumsi obat penurun panas untuk menurunkan demam.


• Konsumsi air putih dalam jumlah cukup untuk mencegah dehidrasi.
• Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar.
Jika pasien sudah sangat lemah dan tidak mampu mengkonsumsi air putih dalam
jumlah banyak, biasanya dokter akan memberikan cairan tambahan lewat metode infus.
Selain itu, Anda tidak disarankan mengkonsumsi obat pereda nyeri karena bisa
meningkatkan risiko perdarahan.

7. Campak
a) Pengertian penyakit campak

Campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit
ini ditandai dengan ruam kulit di seluruh tubuh dan gejala seperti flu.

Campak atau disebut juga rubeola disebabkan oleh virus. Umumnya, gejala
muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah tubuh terpapar virus tersebut.
Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan bisa berakibat fatal.
Namun, penyakit ini bisa dicegah dengan mendapatkan vaksin

b) Penyebab campak

Campak merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dari


keluarga paramyxovirus. Penularan umumnya terjadi melalui percikan liur
yang dikeluarkan oleh orang yang terinfeksi saat ia bersin dan batuk.
Siapa pun yang menghirup percikan liur tersebut akan tertular penyakit ini.
Virusnya sendiri bisa bertahan selama beberapa jam dan dengan mudah
menempel pada benda-benda. Jika seseorang menyentuh benda yang
sudah terkontaminasi oleh virus campak, maka besar kemungkinan ia
akan tertular.
c) Gejala campak

Gejala awal infeksi campak biasanya berupa batuk berdahak, pilek, demam
tinggi dan mata merah. Anak-anak mungkin juga memiliki bintik-bintik koplik (bintik-
bintik merah kecil dengan pusat biru-putih) di dalam mulut sebelum ruam dimulai. Ruam
kemudian akan muncul 3–5 hari setelah gejala awal dimulai. Urutan kemunculan bercak
ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya, ruam akan
menyebar ke seluruh tubuh.

Berikut ini merupakan gejala-gejalanya, yaitu:

• Mata merah dan sensitif terhadap cahaya.

• Menyerupai gejala pilek seperti batuk kering, hidung beringus, dan


sakit tenggorokan.
• Lemas dan letih.
• Demam tinggi.
• Sakit dan nyeri.
• Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan.
• Diare atau/dan muntah-muntah.
•Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan
tenggorokan.
d) Pengobatan campak

Oleh karena disebabkan oleh virus, jadi tidak ada pengobatan medis khusus untuk
kondisi ini. Penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya.

Untuk meredakan gejalanya, berikut perawatan yang bisa dilakukan:

1. Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.


2. Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap
cahaya.
3. Minum obat penurun demam dan obat pereda sakit serta nyeri

8. influenza.
a) Pengertian influenza
Flu atau influenza merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang
dapat menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat umum terjadi
di musim pancaroba. Penyakit ini sangat mudah menular ke orang lain, terutama ketika
3–4 hari pertama setelah pengidapnya terinfeksi virus flu,
b) Penyebab influenza

Virus influenza menyebar melalui udara dalam tetesan atau percikan liur
(droplet) ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara. Kamu dapat
menghirup tetesannya secara langsung, atau mendapatkan virus saat memegang
benda tertentu, dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut. Orang yang
terinfeksi virus kemungkinan dapat menularkan virusnya sejak sekitar satu hari sebelum
gejala muncul, sampai sekitar lima hari setelah gejala muncul. Anak-anak dan orang-
orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin akan menularkannya dalam
waktu yang sedikit lebih lama. Virus influenza terus bermutasi, dengan jenis baru yang
muncul secara teratur. Jika kamu pernah mengalami influenza sebelumnya, tubuh telah
membuat antibodi untuk melawan jenis virus influenza tertentu. Jika virus influenza di
masa depan serupa dengan yang kamu temui sebelumnya (baik dengan penyakit atau
vaksinasi), antibodi dapat mencegah infeksi atau mengurangi keparahan gejala.
Namun, tingkat antibodi dapat menurun seiring berjalan waktu.

c) Gejala influenza

Pada awalnya, flu mungkin tampak seperti pilek biasa dengan hidung meler, bersin, dan
sakit tenggorokan. Gejala umum flu meliputi:

• Demam.
• Otot sakit.
• Menggigil dan berkeringat.
• Sakit kepala.
• Batuk kering yang berkelanjutan (kronis).
• Sesak napas.
• Kelelahan dan kelemahan.
• Hidung meler atau tersumbat.
• Sakit tenggorokan.
• Sakit mata.
• Muntah dan diare, tetapi ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa.

Gejala tersebut umumnya muncul 2–3 hari setelah terinfeksi virus. Sebagian besar
gejala akan hilang dalam waktu kurang dari 1 minggu. Meskipun demikian, batuk dan
lemas bisa berlangsung hingga bebererapa minggu

d) Pengobatan influenza

Biasanya, pengidap flu hanya membutuhkan istirahat dan minum banyak cairan untuk
mengobati flu. Sebab, secara umum flu dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu,
ada beberapa upaya yang dapat pengidap flu lakukan untuk meredakan gejalanya,
yaitu:

• Cuci tangan secara rutin, untuk menghindari penyebaran virus flu ke benda atau
orang lain.
• Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, lalu
buang tisu tersebut.
• Pastikan tubuh terhidrasi dengan minum banyak cairan, seperti air putih, jus
buah, atau sup hangat, guna mencegah dehidrasi.
• Konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol, untuk meredakan gejala
demam dan nyeri otot.

9. Difteri
a) Pengertian difteri

Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu
menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu
yang melapisi tenggorokan dan amandel.Difteri tergolong penyakit menular
berbahaya dan berisiko mengancam jiwa. Jika tidak ditangani, bakteri penyebab
difteri dapat mengeluarkan racun yang merusak jantung, ginjal, atau otak.
b) Penyebab difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria, yang dapat
menyebar dari orang ke orang. Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja
menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau
bersin.
Penularan juga bisa terjadi jika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur
penderita, seperti gelas atau sendok.
Difteri dapat dialami oleh siapa saja. Namun, risiko terserang difteri akan lebih tinggi
pada orang yang tidak mendapat vaksin difteri secara lengkap. Selain itu, difteri juga
lebih berisiko terjadi pada orang yang:

• Tinggal di area padat penduduk atau buruk kebersihannya


• Bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah difteri
• Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS

c) Gejala difteri

Gejala difteri muncul 2 sampai 5 hari setelah seseorang terinfeksi. Meskipun


demikian, tidak semua orang yang terinfeksi difteri mengalami gejala. Apabila muncul
gejala, biasanya berupa terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi
tenggorokan dan amandel penderita.
Selain lapisan abu-abu di tenggorokan, gejala lain yang dapat muncul meliputi:

• Sakit tenggorokan
• Suara serak
• Batuk
• Pilek
• Demam
• Menggigil
• Lemas
• Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah
bening
d) Pengobatan difteri

Difteri tergolong penyakit serius dan harus diatasi sesegera mungkin. Menurut
data statistik, 1 dari 10 pasien difteri meninggal dunia meski telah mendapat
pengobatan.

Beberapa jenis pengobatan yang dilakukan untuk menangani difteri


adalah:
• Suntik antiracu
• antibiotik
• komplikasi difteri
• pencegahan difteri
10. tifus perut
a) pengerian tifus perut
Tifus atau typhus adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Rickettsia dan Orientia. Penyakit ini dapat menular melalui gigitan
kutu atau tungau yang terinfeksi. Tifus bisa menimbulkan demam, sakit
kepala, hingga ruam merah di kulit.
Tifus berbeda dengan tipes atau demam tifoid. Tifus merupakan penyakit
akibat infeksi bakteri Rickesttsia dan Orientia. Sementara tipes
diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhii.
b) Penyebab tifus
Tifus disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, Rickettsia prowazekii,
atau Orientia tsutsugamushi. Penyebarannya bisa melalui gigitan kutu dan tungau,
serta kotoran kutu atau tungau tersebut. Meskipun penyakit ini tidak menular, tifus lebih
sering terjadi pada orang yang berkunjung ke wilayah di mana banyak terjadi kasus
tifus.
c) Gejala tifus
Gejala tifus tergantung pada jenis yang dialami pasien. Gejala tifus umumnya akan
muncul 5–14 hari setelah seseorang terinfeksi. Beberapa tanda dan gejala tifus yang
umum terjadi adalah:

• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Ruam merah

d) Pengobatan tifus

pengobatan tifus adalah dengan pemberian obat antibiotik. Agar hasilnya


maksimal, obat-obatan tersebut perlu diminum segera setelah keluhan muncul. Oleh
karena itu, segera ke dokter bila mengalami gejala tifus untuk mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat.

11. Encephalitis (radang otak)


a) Pengertian penyakit encephalitis
Radang otak atau ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak yang dapat
menyebabkan gejala gangguan saraf. Gejala yang ditimbulkan dapat berupa penurunan
kesadaran, kejang, atau gangguan dalam bergerak.Radang otak dapat terjadi akibat
infeksi virus, bakteri, atau jamur. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan
lansia, karena sistem kekebalan tubuh mereka cenderung lebih lemah. Meski jarang
terjadi, radang otak berpotensi menjadi serius dan mengancam nyawa. Oleh karena itu,
diperlukan deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin.
b) Penyebab encephalitis
pada sebagian besar kasus, radang otak disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi
virus ini dapat langsung menyerang otak atau disebut radang otak primer. Namun, bisa
juga berasal dari organ tubuh lain yang menyerang otak, atau disebut radang otak
sekunder.
Jenis virus yang dapat menyebabkan radang otak antara lain:

• Virus herpes simpleks, penyebab penyakit herpes di mulut


dan herpes genital,serta herpes pada bayi
• Virus Varicella zoster, penyebab cacar air dan herpes zoster
• Virus Epstein-Barr, penyebab penyakit mononukleosis
• Virus penyebab penyakit campak (measles), gondongan (mumps),
dan rubela
• Virus dari hewan, seperti rabies dan virus nipah
• Virus SARS-CoV-2 (COVID-19)
• Japanese encephalitis virus, penyebab Japanese en
c) Gejala encephalitis

Ensefalitis atau radang otak diawali dengan gejala ringan yang menyerupai flu,
seperti demam, sakit kepala, muntah, tubuh terasa lelah, serta nyeri otot dan sendi.
Seiring perkembangannya, radang otak dapat menimbulkan gejala yang lebih serius,
seperti:

a) Demam hingga lebih dari 39oC


b) Linglung
c) Halusinasi
d) Emosi tidak stabil
e) Gangguan bicara, pendengaran, atau penglihatan
f) Lemah otot
g) Kelumpuhan pada wajah atau bagian tubuh tertentu
h) Kejang
i) Penurunan kesadaran

ada bayi dan anak-anak, gejala radang otak umumnya tidak disadari, karena
menyerupai gejala penyakit lain. Gejala yang dapat muncul adalah:

• Mual dan muntah


• Hilang nafsu makan
• Tubuh anak terlihat kaku
• Muncul tonjolan di bagian ubun-ubun kepala
• Rewel dan sering menangis
d) Pengobatan encephalitis

Radang otak membutuhkan penanganan di rumah sakit. Makin cepat


penanganan diberikan, makin tinggi tingkat keberhasilan proses pengobatan.Tujuan
pengobatan radang otak adalah untuk mengatasi penyebab, meredakan gejala, dan
mencegah komplikasi. Pengobatan yang akan diberikan dokter saraf dapat berupa

12. Polio
a) Pengertian polio:

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menular. Paparan
virus ini memicu cedera saraf yang berisiko menyebabkan kelumpuhan, kesulitan
bernapas, hingga kematian. Meskipun penyakit ini sangat rentan dialami oleh anak-
anak, bukan berarti orang dewasa tidak berisiko terpapar penyakit polio. Melakukan
pencegahan yang tepat menjadi tindakan yang efektif untuk menghindari paparan virus
penyebab polio.

b) penyebab polio

Penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Biasanya, penularan terjadi melalui
kontak langsung atau mengonsumsi air dan makanan yang telah terkontaminasi
dengan feses yang mengandung virus polio. Meskipun tidak memiliki gejala, tetapi
pengidap polio tetap bisa menularkan virus polio kepada orang lain.

c) Gejala polio

Gejala penyakit polio dialami berbeda-beda oleh setiap pengidapnya. Bahkan, 95


hingga 99 persen pengidap polio tidak mengalami gejala. Berikut beberapa gejala polio
yang perlu diwaspadai:

Gejala dari polio tipe non-paralisis:

• Demam.
• Nyeri menelan.
• Nyeri kepala.
• Muntah.
• Lemas.
• Meningitis.

gejala dari polio tipe paralisis:

• Gejala awal yang muncul dapat menyerupai polio tipe non-paralisis namun
setelah satu minggu, gejala lainnya akan mengikuti.
• Kehilangan refleks.
• Nyeri otot dan kram otot yang parah.
• Kaki menjadi terkulai.
• Paralisis yang terjadi tiba-tiba, hal ini dapat bersifat temporer maupun permanen.
• Kelainan ekstremitas bawah, terutama pada pinggul dan pergelangan kaki

d) Pengobatan polio

Saat ini belum ada obat yang bisa mengobati penyakit polio. Namun, penyakit ini
bisa diatasi dengan melakukan beberapa perawatan yang sesuai dengan anjuran
dokter, seperti:

• Melakukan bed rest.


• Memberikan obat untuk mengurangi rasa nyeri.
• Obat antispasmodic untuk membuat otot menjadi rileks.

• Antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih.


• Mesin yang membantu pernapasan.
• Fisioterapi

13. Pertusis (batuk rejan)


a) Pengertian pertusis (batuk rejan)

Batuk rejan atau pertusis disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi paru-paru
dan saluran pernapasan. Bordetella pertussis adalah jenis bakteri yang menjadi
penyebab utama batuk rejan. Gejala khas dari batuk rejan adalah batuk keras yang
tidak terkendali sampai pengidapnya kesulitan bernapas.

b) Penyebab pertussis (batuk rejan)

Penyebab batuk rejan adalah infeksi bakteri Bordetella pertussis yang bisa
menyebar melalui udara. Mulanya, bakteri ini menyerang dinding trakea dan bronkus
(percabangan trakea yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri). Kemudian saluran
udara membengkak sebagai hasil reaksi dari infeksi bakteri. Alhasil, pembengkakan
saluran udara membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut
karena kesulitan bernapas. Hasil tarikan napas yang kuat inilah yang memunculkan
bunyi dengkingan yang panjang. Saat bakteri menginfeksi dinding saluran udara, maka
tubuh akan memproduksi lendir kental. Inilah mengapa tubuh akan merangsang
pengidap untuk mengeluarkan lendir kental tersebut dengan cara batuk.
c) Gejala pertusis

Umumnya, gejala batuk rejan dapat muncul antara 7 hingga 21 hari setelah
bakteri bordetella pertussis masuk ke dalam saluran pernapasan. Gejala batuk rejan
dapat terbagi menjadi tiga tahapan terutama pada bayi dan anak-anak, yaitu:

• Tahap Pertama

Pada tahap awal ini, gejala yang muncul masih termasuk ringan, seperti bersin-bersin,
hidung berair dan tersumbat, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan, hingga
demam. Tahap ini bisa berlangsung hingga dua minggu, dan di tahap inilah, pengidap
batuk rejan berisiko menularkannya ke orang-orang di sekelilingnya.

• Tahap Kedua

Tahap ini ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, tetapi batuk justru
bertambah parah dan tak terkontrol. Pengidap kemudian akan batuk keras terus-
menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut. Setelah serangan batuk, bayi
dan anak-anak yang mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh
mengalami kelelahan. Kondisi ini bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu atau lebih.

• Tahap Ketiga

Nah, di tahap inilah tubuh mulai membaik, tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan
bisa batuk lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa bertahan hingga dua bulan atau lebih
tergantung dari pengobatan. Berikut beberapa kondisi yang harus segera ditangani oleh
dokter:

• Bayi berusia 0-6 bulan yang terlihat sangat tidak sehat.


• Pengidap mulai mengalami kesulitan untuk bernapas.
• Pengidap mengalami komplikasi serius, seperti kejang atau pneumonia.
• Pengidap mengeluarkan bunyi saat menarik napas.
• Pengidap muntah akibat batuk rejan yang parah.
• Tubuh menjadi memerah atau membiru

d) Pengobatan pertussis

batuk rejan tidak bisa diobati menggunakan obat batuk biasa yang dijual di
pasaran. Pengobatannya pun bisa berbeda-beda tergantung usia dan keparahan
gejala.
14. Malaria
a) Pengertian malaria

Penyakit malaria adalah kondisi demam intermiten dan remiten yang disebabkan
oleh parasit protozoa yang menyerang sel darah merah. Parasit ini ditularkan oleh
nyamuk di banyak daerah tropis dan subtropis.

b) Penyebab malaria

Lebih spesifik lagi, penyakit ini disebabkan melalui gigitan nyamuk anopheles
betina yang terinfeksi. Ada lima spesies parasit yang menyebabkan malaria pada
manusia. Namun, P. falciparum dan P. vivax, merupakan ancaman terbesar. Setelah
memasuki tubuh manusia, parasit akan melakukan perjalanan ke hati, berkembang
biak, dan menyerang sel darah merah yang bertugas membawa oksigen. Setelah
masuk ke dalam darah, parasit akan bertelur dan berkembang biak sampai sel darah
merah pecah. Kalau sudah begini, kondisi tubuh akan mengalami sakit dari
sebelumnya.

c) Gejala malaria

Penyakit malaria memiliki beberapa gejala menonjol yaitu menggigil, demam,


dan keluar keringat yang banyak. Beberapa gejala lain yang dapat diketahui lainnya
adalah:

• Demam Periodik

Ini karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang mengeluarkan berbagai antigen.
Proses pematangan skizon berbeda tiap jenis plasmodium.

-P. falciparum (demam hampir setiap hari)

-P. vivax/ovale (demam setiap 3 hari/tertiana)

-P. malariae (demam setiap 4 hari / kuartana)

-Splenomegali: merupakan gejala malaria kronik.

• Anemia

Terjadi akibat pecah atau tidaknya eritrosit yang terinfeksi.

• Gejala Sistemik lainnya

Sakit kepala, mual muntah, nyeri otot, berkeringat dan kedinginan, merasa bingung,
lelah, sakit perut, diare, kehilangan selera makan, nyeri otot, kulit dan sklera kuning,
sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas.
d) Pengobatan malaria

Kondisi ini dapat disembuhkan dengan pemberian obat. Jenis obat dan lama
pengobatan tergantung pada jenis malaria, lokasi orang tersebut terinfeksi, usia,
apakah sedang hamil atau tidak, dan seberapa sakit pada awal pengobatan.

15. Hepatitis

a) Pengertian hepatitis

Hepatitis adalah penyakit yang memiliki gejala berupa peradangan pada organ
hati. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol, paparan zat
beracun atau obat-obatan tertentu. Jenisnya terbagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu
akut dan kronis. Hepatitis akut terjadi secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang
cenderung singkat. Sementara yang kronis berkembang perlahan dan merupakan
kondisi jangka panjang. Sialnya, keduanya sama-sama mengganggu berbagai fungsi
tubuh, terutama yang berkaitan dengan metabolisme. Hal ini terjadi karena hati
berperan penting dalam metabolisme tubuh, seperti menghasilkan empedu, mengurai
berbagai zat, menetralisir racun, mengaktifkan enzim dan lain sebagainya.

b) Penyebab hepatitis

Kondisi ini dapat terjadi karena infeksi maupun bukan karena infeksi. Ada pun
jenis-jenis virus yang patut kamu waspadai, seperti:

• Hepatitis A

Jenis hepatitis A terjadi akibat virus hepatitis A (HAV). Dapat menular melalui
makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari pengidap.

• Hepatitis B

Penyakit ini terjadi akibat virus hepatitis B (HBV). Jenis ini umumnya menular
melalui cairan tubuh dari pengidap, seperti darah, cairan Miss V, dan air
mani.Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui proses persalinan. Simak
selengkapnya di sini → Hepatitis B Bisa Menular Melalui Persalinan, Benarkah?

• Hepatitis C

Hepatitis C terjadi akibat infeksi virus hepatitis C (HCV). Cairan tubuh, terutama
melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom dapat
menularkan penyakit ini.

• Hepatitis D

Jenis hepatitis berikutnya yaitu hepatitis D, yang terjadi akibat oleh virus hepatitis D
(HDV). Virus tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya
hepatitis B. Penyakit dapat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
• Hepatitis E

Penyebab hepatitis jenis ini ialah virus hepatitis E (HEV). Jenis ini banyak terjadi di
lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus pada
sumber air.

• Hepatitis Autoimun

Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh dapat salah mengira bahwa hati
sebagai organ yang berbahaya dan menyerangnya. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya peradangan berkelanjutan yang kadarnya ringan hingga berat, dan sering kali
menghambat fungsi hati. Penyakit ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada
pria. Penyebab penyakit ini belum jelas. Namun kondisi tersebut lebih mungkin muncul
pada orang dengan kondisi autoimun lain, seperti tiroiditis, diabetes tipe 1, anemia
hemolitik, penyakit celiac, dan kolitis ulseratif

• hepatitis Neonatal

Hepatitis neonatal merupakan peradangan hati yang terjadi hanya pada awal masa
bayi, biasanya antara satu hingga dua bulan setelah lahir. Mengutip Johns Hopkins
Medicine, sekitar 20 persen bayi dengan kondisi ini terinfeksi oleh virus yang
menyebabkan peradangan sebelum lahir yang tertular dari ibunya. Kondisi yang dapat
terjadi setelah bayi lahir juga termasuk cytomegalovirus, rubella (campak), dan virus
hepatitis A, B, atau C. Sementara itu dalam kebanyakan kasus lainnya, virus tidak
dapat teridentifikasi secara spesifik sebagai penyebabnya.

c) Gejala hepatitis

Penyakit ini tak selalu menunjukan gejala. Gejalanya baru timbul setelah tubuh
terjadinya kerusakan yang dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila bersifat akut, tanda
dan gejalanya dapat muncul dengan cepat.

Adapun sejumlah gejala yang umumnya terjadi pada pengidap hepatitis yaitu:

• Mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan lemas.


• Feses berwarna pucat.
• Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
• Nyeri di bagian perut.
• Turun berat badan.
• Urine menjadi gelap seperti teh.
• Kehilangan nafsu makan.
d) Pengobatan hepatitis

Pada umumnya, hepatitis A, B, dan E akut jarang membutuhkan pengobatan


spesifik. Jika dilakukan, pengobatan akan fokus untuk meredakan gejala-gejala
hepatitis yang muncul (seperti mual muntah dan sakit perut).

16. Meningitis
a) Pengertian Meningitis

Meningitis adalah penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi
pada selaput otak yang bernama meningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung
yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini seringkali sulit untuk
dikenali karena gejala yang muncul pada awal penyakit terjadinya cenderung
menyerupai flu, demam, atau sakit kepala.

b) Penyebab Meningitis

Penyebab penyakit meningitis secara umum adalah bakteri dan virus.


Sementara, untuk kondisi meningitis purulenta, paling sering disebabkan oleh
Meningococcus, Pneumococcus, dan Haemophilus influenzae. Lalu, penyebab utama
penyakit meningitis serosa adalah mycobacterium tuberculosis dan virus.
Pneumococcus menjadi salah satu penyebab meningitis terparah dari semua jenis
bakteri yang menjadi penyebab penyakit ini.

c) Gejala Meningitis

Penyakit meningitis umumnya menimbulkan beragam gejala, seperti sakit kepala


dan demam. Sementara itu, gejala yang timbul pada bagian neurologis umumnya
berupa kejang, gangguan sensorik, dan gangguan perilaku pada pengidap. Saat
terserang meningitis, pengidap juga bisa mengalami penurunan kesadaran dan edema
otak. Jika dibiarkan tanpa penanganan, bisa berujung pada herniasi otak.

d) Pengobatan Meningitis

Pengobatan penyakit meningitis diberikan sesuai dengan penyebabnya. Berikut


penjelasan dan cara mengobati meningitis:

• Meningitis Virus

Kondisi ini bisa pulih dengan sendirinya. Namun, meningitis virus yang parah
biasanya akan ditangani dengan konsumsi obat golongan antiviral. Pengobatan perlu
dilengkapi dengan cukup beristirahat dan banyak minum air putih.

• Meningitis Bakteri

Pada kondisi ini, pengobatan dilakukan dengan konsumsi antibiotik atau


kortikosteroid untuk membunuh bakteri penyebab penyakit.
e) – Meningitis Jamur

Peradangan yang disebabkan oleh jamur diatasi dengan konsumsi obat antijamur.
Jangan lupa juga untuk melengkapinya dengan istirahat dan menerapkan gaya hidup
sehat.

17. Antrax

a) Pengertian antrax

Antraks adalah penyakit yang jarang namun sangat berat jika menginfeksi
manusia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri antraks bernama Bacillus anthracis yang
umumnya menginfeksi hewan.

b) Penyebab antrax

Antraks disebabkan oleh bakteri bernama Bacillus anthracis. Bakteri ini tinggal di
tanah, berkembang biak dengan menghasilkan spora yang dapat bertahan bertahun-
tahun di tanah. Spora tersebut dapat masuk ke tubuh manusia. Di dalam tubuh, spora
pecah dan mengeluarkan bakteri, lalu bakteri menghasilkan racun yang berdampak
buruk bagi manusia.

Anda berisiko tinggi terkena antraks jika:

• Bertugas di tempat yang berisiko tinggi tertular antraks


• Peneliti kuman antrax di laboratorium
• Bekerja sebagai penjaga hewan atau dokter hewan
• Bekerja dengan hewan-hewan pemakan rumput
• Bekerja mengolah kulit binatang
• Pecandu narkoba suntik
c) Gejala antrax

Gejala penyakit antraks tergantung cara penularannya. Secara spesifik, berikut


ini empat rute penularan antraks yang sering terjadi.

• Antraks kulit
Penyebaran melalui kulit paling sering terjadi dan tergolong ringan.
Biasanya penularan terjadi saat kontak dengan luka kulit penderita. Gejala
anthrax kulit berupa munculnya benjolan (seperti gigitan binatang, merah,
terasa gatal) yang tidak nyeri dan berwarna hitam, serta pembengkakan
kelenjar getah bening.
• Antraks saluran cerna

Antraks saluran cerna terjadi ketika mengkonsumsi daging yang mengandung bibit
(spora) antraks. Gejalanya antara lain:

• Mual
• Muntah
• Nyeri perut
• Nyeri kepala
• Demam
• Tidak nafsu makan
• BAB berdarah cukup banyak (pada tahap lanjutan)
• Nyeri tenggorokan
• Sulit menelan
• Bengkak pada leher
• Antraks saluran napas
Terjadi ketika Anda menghirup udara yang mengandung spora kuman
antraks.Jenis ini adalah yang paling fatal, walau telah diterapi secara adekuat.
Gejalanya berupa flu (serak, demam ringan, pegal otot), nyeri dada ringan, sesak nafas,
mual, nyeri saat menelan hingga batuk darah.Kondisi dapat memburuk dan
menyebabkan sulit bernafas, tekanan darah turun drastis, demam tinggi
d) Pengobatan antrax

Penyakit antraks dapat disembuhkan. Pengobatan antraks dilakukan dengan


pemberian antibiotik selama 60-100 hari. Namun pada antraks saluran napas, toksin
yang dihasilkan dapat lebih banyak dari bisa dieliminasi dengan obat, sehingga dapat
dibantu dengan penyuntikan antitoksin. Pada beberapa kasus, diperlukan upaya untuk
menyingkirkan penyebab infeksi/membersihkan daerah infeksi dengan operasi untuk
menghilangkan kuman sebanyak mungkin.

18. Radies

a) Pengertian radies

rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf. Virus penyebab rabies
umumnya menular ke manusia melalui gigitan hewan. Jika tidak cepat ditangani, rabies
dapat menyebabkan kematian.

b) Penyebab radies

Hewan utama penular rabies adalah anjing. Selain anjing, hewan yang juga
dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia adalah kelelawar, kucing,
dan kera. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan, atau cakaran hewan yang
tertular rabies. Hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah
hewan liar atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
c) Gejala radies
Munculnya gejala rabies bisa sangat bervariasi, antara 5 hari hingga sekitar 1
tahun. Namun, gejala penyakit ini umumnya muncul 30–90 hari setelah penderita
tergigit hewan yang terinfeksi. Gejala rabies bisa lebih cepat muncul jika lokasi gigitan
atau cakaran hewan dekat dengan otak, misalnya di dada, leher, atau di kepala.
Gejala awal yang dapat muncul meliputi:

• Demam atau menggigil


• Kesemutan
• Sakit kepala
• Lelah atau lemas
• Hilang nafsu makan

Setelah itu, ada beberapa keluhan lanjutan yang dapat dialami oleh penderita rabies,
seperti kram otot, sesak napas, halusinasi dan koma. Gejala lanjutan tersebut
menandakan bahwa kondisi pasien makin memburuk.
d) Pengobatan radies
Jika Anda baru saja digigit hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, lakukan hal-
hal berikut sebagai langkah pertolongan pertama:

• Bila mengalami perdarahan aktif, tekan bagian yang terluka dengan kain bersih
atau kain kasa untuk menghentikan perdarahan
• Cuci luka gigitan atau cakaran menggunakan air dan sabun, selama 10–15
menit.
• Setelah itu, oleskan alkohol 70% atau cairan antiseptik yang
mengandung povidone iodine ke luka tersebut.
• Segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

setelah sampai di rumah sakit, dokter akan membersihkan luka gigitan atau
cakaran, kemudian memberikan serum dan vaksin rabies. Tujuannya adalah untuk
membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus rabies sehingga infeksi dan
peradangan pada otak dapat dicegah. Akan tetapi, virus rabies yang telah menginfeksi
otak akan lebih sulit ditangani, karena belum diketahui metode yang benar-benar efektif
untuk mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai