Anda di halaman 1dari 47

• Ni Putu Mia Radina Putri (XI.

1/ 17)
• Ni Made Mita Purnama Dewi (XI.1/ 18)
• Rizka Dianti Wahyudi (XI.1/ 25)
• I Gst Agung Surya Ardha A.P (XI.1/29)
By : Kelompok 1
• Penyakit yang bersifat kausal (causa) adalah penyakit yang
dapat diketahui penyebabnya dan berdasarkan penyebabnya,
maka penyakit dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu
penyakit dengan penyebab biotis (organisme hidup) dan
abiotis (bukan organisme hidup).
1. Penyakit dengan penyebab biotis virus
A. Influenza
• Influenza (flu) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang
umum dari jenis Haemophilus influenza. Virus influenza sangat mudah
menular dan ditularkan oleh penderita melalui udara. Virus ini menyerang
saluran pernapasan sehingga si penderita mengalami kesulitan bernapas.
• Gejala umum yang timbul akibat influenza adalah pilek, demam, pusing,
batuk kering hingga batuk berdahak, kerongkongan gatal, hidung
mampet, bersin, dan badan terasa pegal-pegal (fatig).
B. Kanker Leher Rahim (Serviks)/Silent Killer
• Penyakit ini disebabkan oleh virus Human Papiloma Virus (HPV) onkogen.
Virus ini termasuk virus ganas karena mengalami pembelahan sangat
cepat, tidak terkendali, dan tanpa disadari oleh inang (penderita). Oleh
karena reproduksi virus yang sangat cepat dan tanpa disadari, biasanya
penderita baru menyadari saat stadium lanjut.
• Penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas pada stadium awal,
tetapi pada stadium lanjut dapat dikenali dengan gejala : keputihan
yang tidak biasa, pendarahan setelah berhubungan badan, pendarahan
setelah menopause, atau vagina mengeluarkan cairan kekuningan,
berbau, dan bercampur nanah.
C. Avian Influenza atau Flu Burung
• Disebabkan oleh virus influenza tipe A jenis H5N1 yang ditularkan melalui
ungags dan menyerang manusia. Negara-negara di Asia dikonfirmasi paling
mudah terinfeksi virus H5N1. Virus H5N1 merupakan virus yang ganas dan
mematikan, delapan dari sepuluh penderita flu burung tidak dapat
diselamatkan. Pemerintah menetapkan aksi tanggap darurat terhadap virus
H5N1 untuk mkencegah terjangkitnya virus ini.
• Gejala flu burung adalah demam tinggi, keluhan pernapasan, atau sakit
perut. Penderita fluburung biasanya telah melakukan kontak langsung
dengan ungags (hopes/inang) yang terinfeksi virus H5N1.
D. Cacar Air
• Disebabkan oleh virus Varicella zoster. Cacar hanya mengidap manusia sekali
selama hidup. Disarankan untuk menjaga kekebalan tubuh untuk menghindari
virus ini.
• Gejalanya adalah demam, pilek, lemah, letih, lesu, dan kemudian muncul
ruam kemerahan di tubuh berisi cairan. Cacar air akan sembuh dengan
sendirinya, karena akan meninggalkan bekas luka. Penderita hendaknya
dikarantina agar tidak menulari orang lain, dan usahakan tetap mandi agar
terhindar kuman dan bakteri yang berkembang biak pada kulit.
• Cacar air • Flu Burung
E. Herpes
• Disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Herpes dapat menyerang kulit,
mulut, dan alat kelamin (herpes genitalis).
• Herpes dikenal dengan penyakit radang pada kulit yang ditandai
dengan ruam kemerahan dengan gelembung-gelembung berisi air yang
mengelompok.
• Herpes ditularkan melalui kontak langsung atau melalui bersin, batuk,
atau pakaian yang terkena cairan dari herpes.
• Cara menangani herpes adalah menjaga agar gelembung tersebut tidak
pecah agar tidak menjadi jalan masuknya kuman atau bakteri.
F. Hepatitits
• Disebabkan oleh virus Hepatitis A, B, non-A, non-B. dikenal juga dengan
penyakit kuning atau liver karena virus ini menyerang organ hati.
• Penyebab lain penyakit hepatitis adalah terinfeksi virus, adanya
gangguan metabolisme tubuh, mengonsumsi alcohol, autoimun, komplikasi
karena penyakit lain, terlalu banyak dan sering mengonsumsi obat-
obatan yang dapat memberikan beban kerja berlebihan pada hati, dan
lain-lain.
G. Polio
• Disebabkan oleh Polivirus. Polio menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh,
terutama kaki.
• Virus ini dapat masuk melalui mulut kemudian menginfeksi saluran usus,
kemudian masuk ke dalam aliran darah dan menyerang saraf pusat
hingga menyebabkan kelumpuhan permanen dalam hitungan jam.
• Balita berusia 3-5 tahun rawan terserang polio, karena system imunitas
balita belum sekuat orang dewasa.
• Polio menular melalui kontak antarmanusia atau feses yang
terkontaminasi virus.
Hepatitis polio
H. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
• Disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS dikenal
dengan berbagai gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya system
kekebalan tubuh.
• Virus HIV akan menyerang system kekebalan tubuh seseorang yang
terjangkit sehingga jika penderita terserang suatu penyakit ringan
sekalipun-misalnya flu atau penyakit lain maka akan sulit sekali untuk
sembuh.
• Gejala umum penderita AIDS adalah demam, berkeringat di malam hari,
mengalami pembengkakan kelenjar, lemah, dan akan terus mengalami
penurunan berat badan. AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual
(sperma atau cairan vagina), transfuse darah, lapisan kulit, dalam
(membrane mukosa), atau jarum suntik yang terkontaminasi virus HIV dari
darah penderita AIDS.
2. Penyakit dengan penyebab biotis bakteri
A. Tuberkulosis (TBC)
• Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis,bersifat menular, umumnya menyerang saluran
pernapasan atau paru-paru, tetapi dapat juga menyerang
organ lain seperti tulang, kelenjar getah bening, usus, ginjal,
Rahim, bahakan otak. Penyakit TBC mudah menular melalui
cairan dari dalam saluran pernapasan yang keluar ketika
penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang
lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC
tersebut.
• Gejala awal orang yang terinfeksi penyakit TBC dapat
dikenali dari kondisi fisik penderita yang antara lain
mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, tetapi
berlangsung lama. Demam biasanya dialami pada malam
hari disertai dengan keluarnya keringat.
Kadang-kadang demam disertai dengan influenza
yang bersifat timbul sebentar dan kemudian hilang lagi.
Berikut adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang
dapat dikenali sejak dini :
1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai
keluarnya darah.
2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada
bagian dada.
3. Penderita mengalami demam lebih dari sebulan.
4. Penderita berkeringat pada waktu malam hari tanpa
penyebab yang jelas
5. Penderita merasa lemah dan lesu.
6. Penderita mengalami penurunan berat badan
dikarenakan hilangnya nafsu makan.
B. Kolera

• Penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholera, bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi.
• Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racun) pada saluran usus sehingga
terjadilah diare disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang
dalam waktu hanya beberapa hari akan kehilangan banyak cairan tubuh dan
masuk pada kondisi dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian.

Gejala yang timbul pada penyakit kolera :


1. Diare dengan feses (tinja) yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh
rasa mulas (tenesmus).
2. Feses yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh
(seperti air cucian beras) tanpa bau busuk atau amis, tetapi seperti manis yang
menusuk.
3. Diare terjadi berulang (lebih dari 4 kali dalam sehari) dan dalam jumlah yang
cukup banyak.
4. Penderita akan menghalami muntah setelah didahului dengan diare hebat,
tanpa merasakan mual sebelumnya.
5. Kejang otot perut dapat juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
C. Tifus Abdominalis
• adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi yang biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi
klinis yang sama dengan enteritis (peradangan usus halus) akut.
• Masa inkubasi rata-rata 2 minggu dengan gejala cepat lelah, malaise,
anoreksia, sakit kepala, rasa tidak enak di perut, dan nyeri seluruh badan.
• Demam akan terjadi terutama pada sore dan malam hari (febris remitten).
Demam berangsur-angsur naik selama minggu pertama, kemudian pada
minggu ke-2 dan ke-3 suhu badan akan terus meninggi (febris continue) dan
kemudian berangsur-angsur turun.
• Gejala yang biasa ditimbulkan adalah demam (demam tifoid) tinggi lebih
dari 1 minggu, gangguan pada saluran pencernaan, dan gangguan
kesadaran.
• Gejala lain yang mungkin akan dirasakan adalah gangguan saluran
pencernaan, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor dan berselaput putih
di bagian pinggir (hipermis), perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan,
bradikardi relative, kenaikan denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu
badan (Junadi, 1982).
D. Lepra (Kusta)
• Penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae
yang ditemukan oleh seorang ahli fisika yang berasal dari Norwegia
bernama Gerhard Armauer Hansen, pada tahun 1873.
• Secara umum tanda-tanda penyakit lepra adalah :
1. Adanya bercak tipis seperti panu pada tubuh yang semakin lama
semakin melebar dan banyak.
2. Adanya pelebaran saraf
3. Kelenjar keringat mengalami penurunan fungsi sehingga kulit menjadi
tipis dan mengkilat.
4. Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma atau nodul) yang tersebar
pada kulit.
5. Alis rambut rontok.
6. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut juga facies leomina
(muka singa).
E. Disentri
• Berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “dys” yang berarti “gangguan”
dan “enteron” yang berarti “usus” sehingga dapat diartikan sebagai
radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja berlendir dan
bercampur darah yang disebabkan bakteri Shigella dysentriae.

• Gejala-gejala disentri antara lain :


1. Buang air besar berdarah.
2. Feses encer dengan volume sedikit.
3. Buang air besar dengan feses bercampur lender (mukus).
4. Buang air besar tanpa rasa mulas.
F. Tetanus
• Disebabkan oleh Colostridium tetani. Bakteri masuk ke dalam
jaringan tubuh akibat luka dalam dan kotor, kemudian akan
tumbuh dan berkembang di dalam tubuh dan menghasilkan racun
yang disebut tetanospamin.
• Melalui peredaran darah racun ini akan berikatan dengan
jaringan pada susunan saraf dan memblokir sinyal
pelemasan/relaksasi otot, akibatnya terjadi gangguan
keseimbangan fungsi otot ketika terjadi dominasi kontraksi otot
yang berlebihan (kejang), berulang dan berlangsung lama,
tanpa diselingi relaksasi.
G. Sifilis
• Merupakan penyakit seksual menular yang disebabkan oleh
Treponema pallidum.
• Penyakit ini menular melalui hubungan seksual baik melalui
vagina, rectum, anal, maupun oral. Sifilis tidak menular melalui
peralatan makan, dudukan toilet, knop pintu, air kolam renang,
dan tukar-menukar pakaian.
• Gejala penyakit sifilis berlangsung 3-4 minggu atau hingga 13
minggu dengan timbulnya benjolan-benjolan disekitar alat
kelamin.
H. Gonore (kencing nanah)
• Merupakan infeksi penyakit seksual menular yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menular melalui hubungan
seksual. Gonore umumnya menyerang alat kelamin, uretra, rectum,
mata dan tenggorokan. Pada wanita, gonore juga dapat
menginfeksi leher Rahim.
• Bayi dapat terinfeksi saat dilahirkan jika ibunya terinfeksi penyakit
ini. Pada bayi, gonore umumnya menginfeksi mata.
I. Batuk Rejan
• Disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini ditularkan
dari dahak penderita yang terpapar ke udara dan tanpa
disengaja terpapar ke orang lain.
• Batuk pada penyakit ini sangat khas, yaitu batuk kering yang
disertai dengan tarikan napas seperti orang sesak napas, bahkan
sering kali penderita tidak sempat untuk menarik napas karena
batuk yang terus-menerus terjadi.
3. Penyakit dengan penyebab biotis jamur
a. Mikosis Superfisial  merupakan infeksi jamur pada
permukaan kulit (dermatosis)
Tinea capitis
• Merupakan mikosis superfisial yang menyerang permukaan kulit
(stratum corneum) kepala dan rambut pada kepala, yang
disebabkan oleh jamur Mikrosporum dan Trikofiton. Gejalanya
adalah rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan
hanya menyisakan rambut yang pendek-pendek pada daerah
yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan
edematous dan benanah.
Tinea favosa
• Merupakan mikosis superfisial pada kulit kepala, kulit badan yang
tidak berambut dan kuku. Penyebabnya adalah jamur Trichophyton
schoenleinii. Gejalanya berupa bitnik-bintik putih pada kulit kepala
kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning
kotor. Kerak ini sangat lengket dan dalam jika diangkat akan
meninggalkan luka basah atau bernanah.
Tinea barbae
• Merupakan mikosis superfisial yang menyerang daerah yang
berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel rambut.
Penyebabnya adalah jamur jenis Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton violaceum, atau Microsporum cranis.
Dermagofitosis (tinea pedis atau athelete foot)
• Merupakan mikosis superfisial yang kronis mengenai kulit terutama
kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
Tinea versicolor (panu)
• Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih
kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada,
bahu, punggung, aksila, leher, dan perut bagian atas. Penyebabnya
adalah jenis jamur Malassezia furfur.
Tinea circinata/tinea corporis (kadas/kurap)
• Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin), terjadi
pada jaringan granulomatous, yaitu dengan pengelupasan lesi kulit
disertai rasa gatal. Gejalanya bermula berupa papula kemerahan
yang melebar.
Otomycosis (mryngomycosis)
• Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan
kulit disekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Jika ada
infeksi sekunder akan menjadi bernanah. Penyebabnya adalah
Epidermophyton floccosum dan Trichophyton sp.
b. Mikosis Sistemik
Nokardiosis
• Merupakan mikosis yang menyerang jaringan subkutan yang dapat
menimbulkan pembengkakan jaringan hingga terlihat lubang-lubang
yang mengeluarkan nanah. Penyebabnya adalah jamur yang berupa
granula dari jenis Nocardia asteroides.
Kandidiasis
• Merupakan mikosis yang menerang kulit, kuku, atau organ tubuh
seperti jantung dan paru-paru, selaput lender dan juga vagina.
Infeksi ini terjadi karena factor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS,
daerah kulit yang lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah jamur
jenis Candida albicans.
Aktinomikosis
• Merupakan mikosis yang yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatosis yang bernanah disertai dengan terjadinya abses dan
fistula. Penyebabnya adalah Actinomyces bovis.
Maduromikosis (Madura foot)
• Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan
terjadinya massa granulomatosis yang biasanya meluas ke
jaringan lunak dan tulang kaki. Gejalanya dimulai dengan
adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang, timbul massa
granulomatosis dan abses yang kemudia terjadi sinus-sinus
yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah
Allescheris boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella
mycetomi, atau Madurella grisea.
Coccidioidomycosi
• Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang
disebabkan oleh Coccidioides immitis. Gejalanya mirip dengan
pneumonia, berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang
biasanya disertai dengan pleuritic.
Sporotrikosis
• Merupakan mikosis yang bersifat granulomatosis menimbulkan
benjolan gumma, ulkus, dan abses yang biasanya mengenai juga kulit
dan kelenjar permukaan limfa.
• Penyebabnya adalah Sporotrichum schenckii. Gejala awalnya
berupa benjolan (nodul) di bawah kulit kemudian membesar, meerah,
meradang, mengalami nekrosis kemudian terbentuk ulkus. Nodul yang
sama terjadi sepanjang jaringan limfa.

Blastomikosis
• Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, visera, tulang
dan system saraf.
• Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis atau Blastomyces
brasieliensis. Blastomikosis kulit gejalanya berupa papula atau
pustula yang berkembang menjadi ulkus kronis dengan jaringan
granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah,
leher, lengan dan kaki. Jika menyerang organ dalam, gejalanya
mirip tuberkulosis.
4. Penyakit dengan penyebab biotis protozoa
Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati
(eukariotik) dan memiliki dinding sel, serta termasuk dalam
kelompok monera. Protozoa berasal dari kata “protos” yang
berarti “pertama” dan “zoom” yang berart “hewan” sehingga
disebut sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3-1000
mikron dan merupakan organisme mikroskopis bersifat heterotrof.
• Protozoa memiliki alat gerak, yaitu ada yang berupa kaki
semu, bulu getar (cilia) atau bulu cambuk (fiagel). Beberapa
protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang
disebut troposit dan fase dorman dalam bentuk sista.
• Tropozoit akan aktif mencari makan dan berproduksi selama
kondisi lingkungan memungkinkan, jika kondisi tidak
memungkinkan maka protozoa akan membentuk sista.
• Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan
berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjdi pada
bakteri. Pada saat sista protozoa mampu bertahan hidup
dalam lingkungan kering dan basah. Pada umumnya
berkembang biak dengan membelah diri.
Amebiasis (disentri ameba)
• Amebiasis adalah infeksi usus yang disebabkan oleh ameba
Entamoeba histoytica yang dapat menyebabkan diare
bercampur dengan darah.
• Entamoeba histolytica tergolong jenis spesies ameba
berbahaya, tapi mikroorganisme ini hanya menyebabkan
gejala kronis yang ringan seperti feses berair, sakit perut,
kram, kelelahan, sembelit, diare dengan pembengkakan perut
dan perut kembung.
• Pengobatan disenti ameba dapat menggunakan antibiotik atau
antiameba.
Malaria
• Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit
plasmodium dan penyakit malaria ditularkan melalui gigitan
nyamuk yang sudah terinfeksi parasit tersebut. Di dalam tubuh
manusia, parasit plasmodium akan berkembang biak di organ
hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah.
• Pasien yang sudah terinfeksi oleh malaria akan menunjukan
gejala awal menyerupai penyakit influenza, tetapi jika tidak
ditangani dengan segera akan menyebabkan komplikasi yang
berujung pada kematian.
• Daerah selatan Sahara di Afrika serta Papua Nugini
merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria
tertinggi. Dikenal 3 jenis penyakit malaria, yaitu :
Malaria Tropika Malaria Tertiana Malaria Kwartana
Penyebab Plasmodium Plasmodiumvivax Plasmodium
falcifarum Plasmodium ovale malariae

Gejala Serangan demam tidak Demam berkala Demam berkala


menentu disertai nyeri yang timbul 3 hari setiap 4 hari
kepala hebat.dapat sekali sekali
terjadi kerusakan
eritrosit dalam jumlah
besardan akan
menyumbat pembuluh
kapiler ke otak dan
dapat menyebabkan
kematian dalam
beberapa hari.

Sifat penyakit Tidak rasidif Residif (sering Residif (sering


(dapat sembuh kambuh) kambuh)
total, tidak disebabkan bentuk disebabkan bentuk
berulang kambuh) eksoeritrosit eksoeritrosit
sekunder. sekunder.
5. Penyakit dengan penyebab biotis cacing
Cacing parasit adalah cacing yang hidup sebagai parasit pada
organisme lain, baik manusia atau hewan yang meyebabkan kerugian
karena menyerap nutrisi tubuh yang ditumpangi. Penyerapan ini
menyebabkan kelemahan dan penyakit. Cacing parasit umumnya
merupakan anggota cestoda, nematoda, dan trematoda.
Gejala penyakit cacing :
1. Mulas
2. kejang usus,
3. kehilangan nafsu makan ,
4. pucat (anemia) dan lain-lain.
Pencegahan penyakit ini dengan :
1. Menjaga kebersihan, baik tubuh maupun makanan
2. Memasak dengan benar makanan yang dikonsumsi (daging, ikan,
sayur, dll)
3. Mencuci tagan seelum makan
4. Obat cacing digolongkan berdasarkan khasiatnya terhadapenis
cacing yang menginfeksi.
Cacing Kremi (Oxyuris vermicularis)
• Termasuk golongan cacing bulat, masa hidup cacing dewasa tidak lebih
dari 6 mingu. Cacing betina menempatkan telurnya di sekitar anus pada
malam hari sehingga menyebabkan rasa gatal. Dengan garukan, telur
cacing akan pndah ke tangan dan dapat tertelan kembali. Obat yang
sesuai adalah mebendazol (obat pilihan untuk semua pasien berusia lebih
dari 2 tahun) dan piparazin.

Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)


• Termasuk acing bulat yang dapat mencapai ukuran cukup besar dan
cukup berbahaya karena dapat keluar dari usus, menjalar ke organ-
organ lain jika tidak diobati dengan tepat dan segera. Obat pilihan yang
paling efektif adalah levamizol.
Cacing Pita (Taenia saginata, Taenia solium, Taenia
linata)
• Merupakan cacing pipih beruas-ruas, yang penularannya
melalui daging yang mengandung telur cacing pita karena
dimasak tidak matang. Taenia saginata terdapat dalam
daging sapi, taenia solium terdapat dalam daging babi,
taenia linata terdapat dalam daging ikan.

Cacing Tambang (Ankylostoma duodenale dan Necator americanus)


• Cacing ini menyebabkan anemia karena defisiensi besi. Pengobatannya
mencakup pembasmian cacing sekaligus pengobatan anemia.
Mebendazol merupakan pilihan karena memiliki spektrum luas dan efektif
terhadap cacing tambang.
Filaria
• Ditularkan oleh larva mikrofilaria dan cacing Wuchereria bancrofti
atau Brugia malay melalui gigitan nyamuk culex. Mikrofilaria dan
cacing akan mengandung getah bening pada kaki dan daerah
sekitar kandung kemih sehingga mengakibatkan daerah yang
diserang menjadi bengkak dan besar. Keadaan ini disebut
elephabtiasis (kaki gajah).
• Obat utama terhadap infeksi ini adalah dietil karbamazin.

Schistosoma
• Merupakan genus cacing pipih yang ditularkan oleh larva
mirasidium melalui kulit atau siput yang dimakan manusia.
• Schistosoma hematobium dewasa hidup dalam vena saluran kemih
sedangkan Schistosoma mansonil hidup di vena kolon, Schustosoma
japonica tersebar lebihluas pada hati. Paru-paru dan sistem saraf
pusat.
• Gejalanya demam, gatal-gatal, kulit kemerahan, diare dengan
feses berlendir, hematuria, dll.
• Obat pilihan utama untuk infeksi cacing ini adalah frasikuantel
yang efektif terhadap semua jenis dari genus Schistosima.
Cacing Benang (Strongiloides stercularis)
• Ditularkan melalui kulit oleh larva yang berbentuk benang dan hidup
dalam usus.
• Larva yang dihasilkan dapat menembus dinding usus dan menyusup ke
jaringan, menimbulkan siklus auto infeksi.
• Obat Tiabendazol, sementara sebagai alternatif dapat digunakan
Albendazol.
• Invermektin merupakan obat alternatif yang paling efektif untuk infeksi
kronis.
1.Pencemaran
Pencemaran lingkungan umumnya akan membuat bahan beracun atau toksik
dan berbahaya secara sengaja atau tidak sengaja masuk kedalam tubuh
manusia.
Contoh bahan berbahaya dan beracun :
1. Buangan Industri yang berupa B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) :
- Merkuri (Hg)
- Kadmium (Cd)
2. Buangan Kendaraan Bermotor berupa :
- Partikel debu
- Timbal
- Gas SO2
- Gas NO2
- Gas CO
- Bahan Oksidan atau gas HC
3. Serat silikat mineral dari atap asbes yang menyebabkan
asbestosis
4. Zat pemicu alergi :
• Udara dingin
• Debu
• Uap
• Bau cat
• Polusi udara
• Tinta cetak
• Bau masakan
• Bubuk detergen
• Bau minuman berakohol dll
• Yang dapat menyebabkan asma dan rinitis.
Penyakit yang dapat timbul karena pencemaran lingkungan dari B3
antara lain :
Asma
Adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang
disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut.
Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika
suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin. Pengobatan
asma menggunakan obat-obat bronkodilator, kortikosteroid, dan
antialergi.
Gejala penyakit asma antara lain :
• Napas yang berbunyi,
• Napas pendek, biasanya hanya terjadi ketika berolahraga,
• Rasa sesak di dada,
• Batuk-batuk hanya pada malam hari dan cuaca dingin,
• Serangan asma yang hebat sehingga menyebabkan penderita tidak
dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernapasan.
Asbestosis
• Suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes (terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi
kimiawi berbeda), yang dapat membentuk jaringan parut yang luas
pada paru-paru. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan
penebalan pleura.

Rinitis
• Merupakan radang pada hidung. Gejala rinitis alergik dapat
dicetuskan oleh berbagai factor (allergen), diantaranya adalah
pajanan udar dingin, debu, uap, bau cat, polusi udara, tinta cetak,
bau masakan, bubuk detergen, atau bau minuman beralkohol.
Pengobatan rhinitis alergik umumnya menggunakan obat-obat
antialergi seperti loratadin, kloramfeniramin maleat, difenhidramin,
pseudoefedrin, terfenadin, dll.
2.Gangguan Kejiwaan
Pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) menyusun
klasifikasi gangguan kejiwaan sebagai berikut :
1. Gangguan Psikomatik (contoh: schizophrenia)
2. Gangguan Cemas (contoh : panic attack,phobia)
3. Gangguan Mood (contoh : Bipolar mood,depresi)
4. Gangguan Amnesia (contoh : amnesia)
5. Gangguan disosiatif (contoh : multiple personalite)
6. Gangguan Somatisasi (contoh : Hipocondria,pain,converzion)
7. Gangguan Tidur (contoh : Insomnia,mimpi buruk)
8. Gangguan Makan (contoh : obesitas,anoreksia,nervosa,ibulimia)
9. Gangguan seksual (contoh : premature ejakulation, dysparenia,
vaginismus)
10. Gangguan Impuls (contoh : Kleptomania,pyromania)
11. Gangguan Kepribadian (contoh : eksploitatif,paranoia)
12. Gangguan ketergantungan zat (contoh : ketergantungan alkohol
dan heroin)
13. Gangguan factitious (contoh : munchausen)
14. Gangguan penyesuaian diri ( contoh : adjusment disorder)
3.Pengaruh Asupan Makanan
• Marasmus adalah salah satu dari tiga bentuk serius mainutrisi protein
kronis , terutama pada kelompok balita. Dua bentuk lainnya adalah
kwashihorkor dan marasmus kwashihorkor.
• Marasmus dan kwashihorkor adalah masalah global yang
melibatkan lebih dari 50jt anak berusia kurang dari 5 tahun. Data
WHO menytakan 49 % dari 10,4 jt kematian yang terjadi pada
anak-anak balita dinegara berkembang berkaitan dengan mainutrisi
protein.
• Gejala mainutrisi kronis ini antar lain adalah perubahan pigmen kulit
penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk mendapatkan suatu
berat badan dan pertumbuhan.
4.Alergi
• Alergi adalah suatu reaksiberlebihan dari sistem pertahanan tubuh
untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistem
kekebalan tubuh berfungsi memproduksi antibodi untuk melawan zat
berbahaya.
5.Zat Teratogenik
Zat teratogenik adalah setiap zat yang dapat menimbulkan
kelainan anggota tubuh pada bayi yang dilahirkan. Kalinan tubuh (
malformasi ) yang sering ditemukan antara lain :
Sirenomelia
• Anggota tubuh seperti ikan duyung,tidak memiliki anggota tubuh
bagian belakang dan anggota tubuh bagian depan lebih
pendek dari normal.
Fokomelia
• Tubuh seperti anjing laut tangan dan kaki seperti sirip
mendayung.
• Polidaktili ( berjari banyak )
• Sindaktili ( tidak memiliki jari kaki dan tangan , memiliki ekor )
• Dwarfisme ( kerdil )
• Crehorisme ( cebol )
• Gigantisme (raksasa )
Berikut adalah beberapa contoh zat yang terbukti dan dicurigai
teratogenik :
• Alkohol termasuk teratogenik kuat yang dapat menyebabkan bayi
lahir mati.
• Tembakau dalam rokok. Mengandug bermacam-macam zat (
nikotin,kotinin,sianida,karbonmonoksida,tiosianat,timbal) dapat
menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah sehingga
menyebabka pertumbuhan janin melambat, berat badan bayi baru
lahir sangat rendah hingga kematian janin dalam kandungan.
• Narkotika dan zat psikotimulan
Metamfetamin menyebabkan berat badab bayi baru lahir sangat
rendah. Kokain menyebabkan kelainan pada
tengkorak,otak,kulit,jantung,abdomen,gangguan kognitif dan
psikomotor hingga kematian janin.
• Obat anti konfulsan
Obat-obatan untuk pengobatan untuk penyakit epilepsi ini banyak
yang masuk dalam kategori D penggunaannya pada wanita hamil
sehingga wanita dengan epilepsi memiliki resiko keliana janin yang
lebih besar 2-3 kali lipat.
• Obat Perintang ACE dan perintang reseptor angiotensin ( obat
hipertensi )
Obat hipertensi golongan ini ( kaptropil,lisinopril, dan terutama
enalapril ) sudah dikenal fetotoksik dan embriotoksik.
• Obat inflamasi non steroid / AINS
Obat golongan ini sebenarnya tidak termasuk kategori obat yang
teratogenik, tetapi dapat menyebabkan efek samping pada janin
apabila digunakan pada trimester ke-3.
• Antibiotik golongan Aminoglikosida , kloramfenikol,sulfa dan tetrasiklin
Antibiotik golongan aminoglikosida dapat meyebabkan tuli dan
kerusakan ginjal
Golongan kloramfenikol dapat menyebabkan baby gray syndrom
( sindrom bayi abu-abu ), yaitu bayi tampak pucat kebiruan , pembuluh
darah collaps, yang berujung pada kematian
Pada wanita hamil yang menggunakan obat golongan sulfa pada
dalam periode kehamilannya dapat menyebabkan bayi yang
dilahirkan kuning.
• Obat antiinflamasi kortikosteroid
Obat golongan kortikosteroid seperti deksametason,hidrokortison atau
pradnison

Anda mungkin juga menyukai