Anda di halaman 1dari 3

Nama :Nofi putri

Nim:P00331022027

Kelas:1A

Judul materi:Kolera

Pengertian kolera

Kolera merupakan penyakit akibat infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang
terkontaminasi. Penyakit ini akan menyebabkan pengidapnya mengalami diare parah dan dehidrasi. Jika
tidak diobati, kolera bisa berakibat fatal dalam beberapa jam saja, bahkan pada orang yang sebelumnya
sehat.

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat antara 1,3 hingga 4 juta kasus kolera di seluruh
dunia setiap tahun, yang menyebabkan 21.000 hingga 143.000 kematian. Negara yang terkena dampak
perang, kemiskinan, dan bencana alam berada pada risiko terbesar wabah kolera. Pasalnya, kondisi
tersebut cenderung memaksa masyarakat untuk tinggal di kawasan pada penduduk tanpa sanitasi yang
layak.

Penyebab Penyakit Kolera

Bakteri yang disebut Vibrio cholerae menyebabkan infeksi kolera. Efek mematikan dari penyakit ini
adalah hasil dari racun yang dihasilkan bakteri di usus kecil. Toksin menyebabkan tubuh mengeluarkan
sejumlah besar air, menyebabkan diare, dan kehilangan cairan dan garam (elektrolit) dengan cepat.

Bakteri kolera mungkin juga tidak menyebabkan penyakit pada orang yang terpapar. Namun mereka ia
bisa menyebarkan bakteri tersebut melalui tinja, yang kemudian dapat mencemari persediaan makanan
dan air. Pasokan air yang terkontaminasi adalah sumber utama infeksi kolera. Nah, bakteri ini dapat
ditemukan di:

Permukaan Air atau Air Sumur

Sumur umum yang terkontaminasi sering menjadi wabah kolera skala besar. Orang yang hidup dalam
kondisi padat tanpa sanitasi yang memadai sangat berisiko terpapar bakteri ini.
Makanan Laut

Mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang, terutama kerang yang berasal dari perairan
yang tercemar dapat membuat seseorang terkena bakteri.

Mengonsumsi Buah dan Sayuran Mentah

Buah dan sayuran mentah yang tidak dikupas sering menjadi sumber infeksi kolera di daerah yang
rentan kolera. Di negara berkembang, pupuk kandang yang tidak dikomposkan atau air irigasi yang
mengandung limbah mentah dapat mencemari produk makanan.

Biji-bijian

Di daerah di mana kolera sangat sering terjadi, biji-bijian seperti beras bahkan bisa terkontaminasi
bakteri. Ini karena setelah disimpan pada suhu kamar semalam, bakteri tetap dapat tumbuh.

Faktor Risiko Penyakit Kolera

Setiap orang rentan terkena kolera, kecuali bayi yang mendapatkan kekebalan dari ibu menyusui yang
sebelum pernah mengidap kolera. Namun, faktor-faktor tertentu dapat membuat seseorang lebih
rentan terhadap penyakit atau lebih cenderung memiliki tanda dan gejala yang parah.

Faktor risiko kolera meliputi:

Kondisi Sanitasi yang Buruk. Kolera lebih mungkin berkembang dalam situasi di mana lingkungan sanitasi
(termasuk pasokan air yang aman) sulit dipertahankan. Kondisi seperti itu biasa terjadi di daerah
pengungsian, negara-negara miskin, dan daerah yang dilanda kelaparan, perang, atau bencana alam.

Dalam situasi yang tidak terlalu ekstrem, orang yang tidak mendapatkan pengobatan segera dapat
meninggal karena dehidrasi dan syok beberapa jam hingga beberapa hari, setelah gejala pertama kolera
muncul.

Meskipun syok dan dehidrasi parah adalah komplikasi kolera yang paling buruk, masalah lain masih bisa
terjadi. Misalnya:

Gula darah rendah (hipoglikemia).

Kadar kalium rendah.

Gagal ginjal.

Pencegahan Kolera

Tindakan pencegahan kolera yang dapat diupayakan yaitu:


Sering-sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Terutama setelah menggunakan toilet sebelum
memegang makanan. Jika tidak ada air, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

Minumlah air yang aman, misalnya air kemasan atau air yang direbus hingga mendidih.

Hindari menambahkan es ke minuman kecuali kamu membuatnya sendiri menggunakan air matang.

Konsumsi makanan yang benar-benar matang dan panas. Hindari membeli makanan yang terlihat tidak
higienis.

Pilih buah dan sayuran yang bisa dikupas sendiri. Misalnya pisang, jeruk, dan alpukat.

Lakukan vaksin kolera, namun vaksin ini hanya tersedia di beberapa negara saja.

Anda mungkin juga menyukai