Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae yang hidup di alam bebas, seperti sungai, sumur, atau danau. Sumber utama penyebaran bakteri kolera adalah air atau
makanan yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
Selain itu, tubuh juga bisa terinfeksi melalui tangan yang tidak dicuci bersih atau dicuci dengan air yang terkontaminasi bakteri V. cholerae.
Bakteri kolera dalam makanan tidak semerta-merta dapat menginfeksi manusia. Dibutuhkan bakteri dalam jumlah banyak untuk membuat seseorang terkena penyakit kolera. Di
mana 1 dari 10 orang yang terinfeksi bakteri kolera akan mengalami gejala pencernaan dalam hitungan jam hingga 5 hari setelah infeksi.
Saat bakteri kolera berhasil masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi, bakteri akan berkembang biak di dalam usus kecil. Di mana, perkembang biakan ini dapat mengganggu
penyerapan air dan mineral dalam sistem pencernaan. Akibatnya, penderita akan mengalami diare cair yang cukup parah sehingga sering kali mengalami dehidrasi.
Selain beberapa sumber infeksi di atas, terdapat sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kolera, yaitu:
Cairan asam lambung dapat menjadi tameng untuk mencegah tumbuhnya bakteri V. cholerae. Pasalnya, bakteri tersebut tidak dapat bertahan di lingkungan dengan tingkat
keasaman tinggi. Artinya, seseorang yang memiliki tingkat asam lambung rendah akan lebih rentan terkena infeksi kolera.
Bakteri kolera dapat tumbuh dengan pesat di lingkungan yang memiliki sistem sanitasi kurang baik, seperti kurangnya suplai air bersih. Inilah mengapa kolera sering ditemukan
pada tempat pengungsian, daerah peperangan, dan sejenisnya.
Kolera adalah penyakit infeksi yang dapat menular melalui jalur makanan. Jika Anda tinggal satu rumah dengan penderita kolera dan berbagi makanan bersama, maka risiko
tertular infeksi bakteri kolera akan semakin tinggi. Terutama jika tidak didukung dengan sanitasi yang baik, serta tidak menjaga kebersihan makanan dan minuman yang
dikonsumsi.