Anda di halaman 1dari 3

Penularan Kolera

Pada daerah endemic, air terutama berperan dalam penularan kolera namun pada
epidemic yang besar penularan juga terjadi pada makanan yang terkontaminasi oleh
tinja atau air yang mengandung V.cholerae khususnya pada El Tor yang dapat
bertahan selama beberapa bulan di air. Tidak ada hewan reservoir. Dosis infeksi
relative tinggi tetapi ditandai dengan penurunan hipoklorhidrik, pada individu yang
menggunakan antasida, dan ketika asam lambung dibuffer oleh makanan. Pada orang
dewasa insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita. Sementara belum diketahui
pengaruh musim dalam penyebaran. Di daerah endemic, anak- anak dibawah usia 2
tahun sedikit yang terkena kolera berat daripada anak yang berusia lebih tua, mungkin
disebabkan karena imunitas pasif yang didapatkan dari ASI. Pasien dengan infeksi
yang ringan atau asimtomatik berperan penting pada penyebaran penyakit ini.
Bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya,
maka orang lain yang melakukan kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera
itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan
dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi
bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di sungai) dijadikan air minum oleh orang lain
yang bermukim disekitarnya. Hal ini akan semakin meningkatkan resiko terjadinya penyakit
kolera. Dalam situasi adanya wabah (epidemic), biasanya tinja orang yang telah terinfeksi
menjadi sumber kontaminasi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat yang tidak
mempunyai penanganan pembuangan kotoran (sewage) dan pengolahan air minum yang
memadai. Makanan dan minuman pada saat itu diolah dengan air yang tercemar dan di jual
oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang dikemaspun juga tercemar oleh
Vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada saat wabah itu terbukti berperan
sebagai media penularan kolera.
Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan tercemar dengan
Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama epidemi, biasanya tinja orang
yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah dengan pengobatan yang
tidak memadai limbah dan air minum.

Adapun cara penularannya yaitu masuk melalui makanan atau air minum yang
terkontaminasi secara langsung atau tidak langsung oleh tinja atau muntahan dari orang yang

terinfeksi. El Tor dan O139 dapat bertahan di air dalam jangka waktu yang lama. Penularan
yang cepat dari kolera terjadi melalui air yang tercemar karena sistem PAM perkotaan yang
tidak baik, air permukaan yang tercemar, sistem penyimpanan air di rumah tangga yang
kurang baik.
Terjadinya wabah maupun munculnya kasus sporadis sering di sebabkan oleh karena
mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang. Kasus sporadis kolera justru timbul
karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang yang di tangkap dari perairan
yang tidak tercemar.
Sebagai contoh Kasus kolera yang muncul menyerang orang-orang yang mengkonsumsi
kerang yang di ambil dari pantai dan muara sungai yang di ketahui sebagai reservoir alami
dari vibrio cholera O1 serotipe Inaba, muara sungai yang tidak terkontaminasi oleh air
limbah. Kolera klinis di daerah endemis biasanya di temukan pada kelompok masyarakat
ekonomi lemah.

Masa Inkubasi
Gejala dimulai dalam 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, bervariasi mulai dari diare ringantanpa komplikasi sampai diare berat-yang bisa berakibat fatal.Beberapa orang yang terinfeksi,
tidak menunjukkan gejala.Penyakit biasanya dimulai dengan diare encer seperti air yang
terjadi secara tiba-tiba, tanpa rasa sakit dan muntah-muntah.Pada kasus yang berat, diare
menyebabkan kehilangan cairan sampai 1 liter dalam 1 jam. Kehilangan cairan dan garam
yang berlebihan menyebabkan dehidrasi disertai rasa haus yang hebat, kram otot, lemah dan
penurunan produksi air kemih.
Banyaknya cairan yang hilang dari jaringan menyebabkan mata menjadi cekung dan kulit
jari-jari tangan menjadi keriput.Jika tidak diobati, ketidakseimbangan volume darah dan
peningkatan konsentrasi garam bisa menyebabkan gagal ginjal, syok dan koma.Gejala
biasanya menghilang dalam 3-6 hari. Kebanyakan penderita akan terbebas dari organisme ini
dalam waktu 2 minggu, tetapi beberapa diantara penderita menjadi pembawa dari bakteri ini.
Diare cair dan muntah timbul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam (rata-rata 2-3 hari)
kadang-kadang sampai 7 hari. Kolera dimulai dengan awitan diare berair tanpa rasa nyeri
(tenesmus) dengan tiba-tiba yang mungkin cepat menjadi sangat banyak dan sering langsung
disertai muntah. Feses memiliki penampakan yang khas yaitu cairan agak keruhdengan

lendir, tidak ada darah dan berbau agak amis. Kolera dijuluki air cucian beras (rise water
stool) karena kemiripannya dengan air yang telah digunakan untuk mencuci beras.

Anda mungkin juga menyukai