Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT KOLERA

IRFAN SAZALI NASUTION


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR


PENYAKIT KOLERA

• Kolera adalah salah satu penyakit infeksi akut yang menyerang


usus halus.
• Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera, yang ditandai
dengan BAB dan muntah. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat,
orang yang terserang kolera dalam waktu 24 jam akan sangat
banyak kehilangan cairan, dehidrasi, yang dapat beresiko fatal.
Namun, dengan penanganan yang segera pasien dapat diselamatkan
(Cahyono, 2009).
Kolera adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penderitanya
mengalami dehidrasi akibat diare parah. Penularan kolera biasanya
terjadi melalui air yang terkontaminasi.

Pada saat mengalami dehidrasi akibat kolera, seseorang dapat


merasakan beberapa gejala dibawah ini:
• Mulut kering
• Aritmia atau gangguan irama jantung
• Mata cekung
• Mudah marah
• Merasa sangat haus
• Tubuh lesu
• Hipotensi atau tekanan darah rendah
• Letargi
• Urine yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada
• Kulit berkerut dan kering (KEMENKES, 2017)
Gejala-Gejala Penyakit Kolera

1. Gejala Penyakit Kolera Disebabkan Bakteri Vibrio Cholerae O1


• Gejala yang paling menonjol dari kolera adalah cairan yang
dikeluarkan melalui tinja itu jumlahnya besar sekali sehingga tidak
diganti dengan cepat akan terjadi dehidrasi.
• Gejala yang tampak adalah (Lesmana, 2006) :
a. Diare mendadak, berupa air yang rupanya seperti air bekas cucian
beras (rice water stool)
b. Mual
c. Muntah, biasanya mengikuti diare
d. Tidak ada demam
e. Meskipun beberapa penderita mengeluh adanya sakit perut, tetapi pada
umumnya nyeri perut tidak menyertai kolera. Bila terjadi nyeri perut, ini
biasanya karena distensi abdominal akibat pengumpalan cairan di usus atau
berhubungan dengan kejang otot umum yang timbul karena gangguan
metabolisme kalsium.

f. Dehidrasi, terjadi bila penggantian cairan yang keluar (lewat tinja dan
muntahan) terlambat. Pada dehidrasi yang berat, tampak tanda-tanda :
• 1) Penderita merasa haus
• 2) Turgor kulit menurun
• 3) Selaput lendir dan kulit tampak kering
• 4) Tangan keriput seperti tangan tukang cuci
• 5) Mata cekung
• 6) Denyut nadi kecil dan cepat
• 7) Urine berkurang
2. Gejala Penyakit Kolera Disebabkan Bakteri Vibrio Cholerae O139

Gambaran klinis penyakit diare dan pola wabah dari V.


cholerae O139 tidak berbeda dengan yang disebabkan oleh
serogrup O1 yaitu diare sekretorik dengan sifat-sifat serangan
diare yang mendadak, muntah dan dehidrasi dalam berbagai
derajat tanpa diikuti demam.
Perjalanan Penyakit Kolera

Riwayat alamiah penyakit (natural history of diseases) merupakan proses


perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang dilakukan oleh
manusia dengan sengaja dan terencana. Dibagi menjadi beberapa tahap
(Irianto, 2013):
• 1. Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)
Tahapan dimana terjadi interaksi antara host, bibit penyakit dan
lingkungan. Interaksi di luar tubuh manusia. Pada tahap ini penyakit belum
ditemukan, daya tahan tubuh host masih kuat, walaupun sudah terancam
akibat interaksi tersebut. Pada tahap ini kondisi masih sehat.
• 2. Tahap inkubasi (stage of presymtomatic diseases)
Tahapan dimana bibit penyakit sudah masuk kedalam tubuh host, namun gejala
penyakit belum nampak. Pada tahap ini, infeksi V. cholerae O1 terjadi karena masuknya
kuman ini ke dalam saluran cerna melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
atau tercemar oleh V. cholerae O1. Tergantung dari jumlah inokulun dan kerentanan dari
individu yang bersangkutan, masa inkubasi infeksi V. cholerae O1 umumnya antara 12
sampai 72 jam.
• 3. Tahap penyakit dini (stage of clinical diseases)
Pada tahap ini, V. cholerae O1 yang melewati lambung dan bertahan hidup dari
pengaruh asam lambung, kuman-kuman akan mencapai bagian proksimal usus halus di
mana terjadi interaksi antara bakteri dan pejamu. Seperti pada semua kuman-kuman
penyebab diare, V. cholerae O1 juga harus mempunyai kemampuan untuk melekatkan diri
pada mukosa usus.
• 4. Tahap penyakit lanjut
Pada tahap ini penyakit makin bertambah hebat,
penderita tidak dapat melakukan pekerjaan dan jika
berobat umumnya telah memerlukan perawatan.
• 5. Tahap akhir penyakit
Pada tahap ini, perjalanan penyakit akan berhenti
dengan beberapa keadaan yaitu :
• a. Sembuh sempurna : kondisi host baik bentuk dan
fungsi tubuh kembali semula seperti keadaan sebelum
sakit.
• b. Meninggal dunia : terbentuknya perjalanan penyakit
dan pejamu meninggal dunia. Tahapan ini merupakan
keadaan yang tidak diharapkan.
Pengobatan Penyakit Kolera

• 1. Terapi cairan dan elektrolit


• Pemberian cairan pada penderita kolera merupakan upaya yang sangat penting
dalam tata laksana penyakit. Bila cairan diberikan secara dini, pada permulaan
penyakit, dehidrasi dapat dicegah.
• Penderita dengan kolera berat memerlukan beberapa liter cairan intravena (bisa
sampai 8-10 L) untuk membuat keadaannya stabil sebelum dapat diganti dan
dilanjutkan dengan dehidrasi oral.
Pengobatan untuk kolera biasanya melibatkan proses rehidrasi, yaitu dengan
(Medkes, 2014) :
• 1. Solusi rehidrasi melalui oral (oralit)
• 2. Solusi rehidrasi dengan intravena (infus) untuk kasus kolera berat.
• 3. pantau terus keadaan pasien selama satu sampai dua jam dan terus
lakukan rehidrasi. Jika dnegan rehidrasi kondisi tidak membaik, berikan
infus. 200 mL/kg atau lebih mungkin akan dibutuhkan dalam 24 jam
pertama.
• 4. setelah enam jam (bayi) atau tiga jam (pasien yang lebih tua), lakukan
observasi penuh. Beralih ke oralit jika rehidrasi berhasil dan pasien dapat
minum.
2. Terapi antibiotika
• a. pemberian antibiotika dapat mengurangi waktu ekskresi kuman
V. cholerae O1 di tinja di samping mengurnagi gejal-gejala
penyakit.
• b. Pemberian antibiotika dapat memperpendek lamanya diare.
• c. Pemberian antibiotika dapat mengurangi jumlah cairan intravena
maupun oral yang diperlukan untuk rehidrasi penderita.
Jenis- jenis antibiotika yang efektif untuk kolera adalah (Lesmana,
2006) :
• a. Tetrasiklin
• b. Doksisiklin
• c. Trimetoprin-sulfametokzasol
• d. Norfloksasin
Pencegahan Penyakit Kolera

• Vaksin Kolera
Vaksin kolera ada 2 macam, yakni vaksin yang telah dimatikan dan vaksin
hidup yang dilemahkan.
• Pada saat ini ada 3 jenis vaksin kolera yang terdaftar dan dapat
diperoleh di berbagai negara. Vaksin tersebut adalah :
a. Vaksin lama dari sel yang dimatikan, diberikan secara parenteral (killed
whole-cell parenteral vaccine)
b. Vaksin dari subunit B dari sel yang dimatikan (BS/WCV), diberikan
secara oral
c. Vaksin hidup dari V. cholerae galur CVD 103-HgR, diberikan secara oral
Selain vaksin kolera, dapat juga dilakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah
masuknya bakteri Vibrio cholerae ke dalam saluran pencernaan (Irianto, 2013) :
• 1. Hanya minum air matang
• 2. Gunakan air bersih untuk memasak, mencuci piring, sikat gigi, mandi, mencuci baju.
• 3. Hati-hati jika mencampur minuman dengan es batu jangan menggunakan es batu dari
air mentah.
• 4. Jangan makan daging mentah atau makanan laut yang kurang matang seperti kerang.
• 5. Kupas buah atau sayuran saan akan memakannya.
• 6. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
• 7. Miliki fasilitas MCK dengan pembuangan limbah yang baik agar
tidakmengkontaminasi air bersih di sumur.
Kolera biasanya mewabah di daerah yang padat penduduk
tanpa sanitasi yang memadai. Dengan perawatan yang cepat dan tepat,
kolera dapat diatasi dengan baik. Perawatan yang murah dan
sederhana, seperti oralit, bisa digunakan untuk mencegah dehidrasi
akibat kolera.
Besar Masalah Penyakit Kolera Masyarakat

• Pertama, untuk mencegah wabah di masa depan, negara-negara memerlukan


sistem pengawasan kesehatan masyarakat yang kuat untuk mengidentifikasi
dan memastikan kasus kolera dengan cepat, sehingga memungkinkan
dilakukannya tindakan segera. Negara-negara dengan wabah yang meluas
memerlukan dukungan segera untuk melacak dan mengatasi krisis saat
ini. Kita tidak bisa memecahkan masalah yang tidak bisa kita lihat.
• Kedua, hentikan siklus yang membawa kita dari keadaan darurat ke keadaan
darurat dengan berinvestasi pada air, sanitasi, dan kebersihan
(WASH). Ketika terjadi wabah kolera, petugas pertolongan segera
membawa sabun dan tablet klorin, membawa air bersih dengan truk, dan
membangun jamban sementara untuk mencegah penyebaran wabah.
Besar Masalah Penyakit Kolera Masyarakat

• Ketiga, memfokuskan upaya pada titik rawan kolera. Memerangi kolera


memerlukan pendekatan yang ditargetkan dan berpusat pada titik-titik rawan –
zona kesehatan atau distrik – di mana kasus kolera terkonsentrasi. Berfokus
pada wabah kolera akan meningkatkan laba atas investasi pada air bersih,
sanitasi dan kebersihan lebih dari dua kali lipat: dari US$4,30 menjadi US$10
untuk setiap US$1 yang diinvestasikan.
• Keempat, mendukung pengembangan dan implementasi rencana kolera
nasional, termasuk anggaran yang dialokasikan untuk WASH. Rencana
nasional ini menjabarkan tindakan multisektoral yang diperlukan untuk
pencegahan dan pengendalian kolera yang berkelanjutan, termasuk penggunaan
vaksin kolera oral, dengan menempatkan masyarakat sebagai pusatnya. (WHO,
MARET 2023)
ALHAMDULILLAH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai