Anda di halaman 1dari 3

I.

II.

TUJUAN

Mampu menjelaskan penyakit kolera

Mampu menangani penyakit kolera

Materi
Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus
akibat terkena bakteria Vibrio Cholerae. Infeksi biasanya ringan atau tanpa
gejala, tapi terkadang parah.
Gejala klinis diawali dengan munculnya diare yang encer kemudian
dalam waktu singkat feses yang semula berwarna dan berbau menjadi lebih
encer, masif, dan berwarna putih seperti cairan cucian air beras (rice water
stool). Cairan ini mengandung mucus, sel epitel dan sejumlah besar V.
Cholerae.
Pemberian cairan dan elektrolit merupakan hal yang paling penting di
dalam pengobatan penderita kolera. Pemberian cairan secara dini dapat
menghindarkan terjadinya dehidrasi, sedangkan bilamana diberikan setelah
terjadi dehidrasi maka. upaya ini penting untuk memulihkan keseimbangan
cairan dan menghindarkan kematian. Terapi cairan dibagi dua fase: (i) fase
rehidrasi, pada saat di mana air dan elektrolit yang hilang karena dehidrasi
diganti, dan (ii) fase maintenance, di mana cairan tinja yang keluar diganti.
Terapi cairan intravena atau intravenous fluid therapy (IVFD) merupakan
pengobatan terpilih untuk rehidrasi penderita dehidrasi berat dan untuk
penggantian cairan pada penderita dengan muntah yang persisten. Sedangkan
cairan per oral diberikan pada penderita dengan dehidrasi ringan/sedang yang
tidak mengalami muntah hebat dan sebagai maintenance hidrasi setelah
keadaan dehidrasi terkoreksi.

Tetrasiklin adalah antibiotika pertama yang secara sistematis dikaji


penggunaannya dalam pengobatan kolera dan hingga kini masih merupakan
antibiotika yang paling umum digunakan untuk kolera. Antibiotika lain yang
juga

efektif

untuk

kolera

adalah

eritromisin,

furazolidon,

trimetoprimsulfametoksazol dan golongan quinolon (norfloksasin).


Dua jenis vaksin secara oral tersedia saat ini yaitu an attenuated live
vaccine berdasarkan genetically modified V.cholerae galur O1 (Orochol) yang
diberikan dalam dosis tunggal dan sel dari galur O1 V.cholerae yang sudah
dimatikan dengan purified cholera toxin (Dukoral) yang memberikan
pencegahan yang sangat kuat diberikan dalam 2 dosis 1-6 minggu secara
terpisah. Orochol tidak dianjurkan bagi wisatawan untuk penggunaan secara
rutin bila berkunjung ke daerah endemik kolera, kecuali mereka yang
mempunyai risiko tinggi seperti petugas kesehatan yang bertugas di derah
endemik. Wisatawan dianjurkan makan dan minum yang bersih. Dosis ulang
dibutuhkan karena imunitas tidak berlangsung lama. Vaksin Dokoral saat ini
sedang dicoba di Mozambique untuk menurunkan insidens pada populasi yang
berisiko tinggi. Vaksin baru sedang dicoba berdasarkan pemahaman molekuler
dari patognenitas kolera.
III.

Pembahasan
Kolera merupakan penyakit pandemik yang artinya penyakit tersebut
terjadi dalam jangkauan daerah yang sangat luas dan mencakup populasi yang
banyak di berbagai negara.
Perbedaan kolera dan disentri terletak pada bakteri penyebabnya
dimana untuk kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae sedangkan

disentri disebabkan oleh bakteri Disentri Basiler. Kemudian perbedaan


selanjutnya terjadi pada gejala dimana tinja pada kolera seperti air cucian beras
Pertolongan pertama pada pasien kolera yaitu pemberian oralit untuk
menanggulangi dehidrasi yang terjadi.
Konseling yang dapat diberikan pada pasien adalah untuk tidak panik
dan tetap menjaga cairan tubuh stabil serta melakukan langkah preventif
dengan menjaga kebersihan sanitasi yang ada dan higenitas diri.Jika
diresepkan antibiotik harus dihabiskan meskipun kondisi tubuh telah stabil.
IV.

V.

Kesimpulan

Telah mampu menjelaskan penyakit kolera

Telah mampu menangani penyakit kolera

Daftar Pustaka
Anonim.2005.Kolera.www.bt.cdc.gov/disasters/tsunamis/translations/cholerabasaha.
pdf Diakses tanggal 21 Oktober 2014
Anonim.2011. IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI Vibrio cholerae
TERISOLASI DARI ES BAHAN PENGAWET IKAN YANG
DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG HASIL LAUT PASAR MODERN
DAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA DENPASAR. Diakses tanggal
21 Oktober 2014
Lesmana,M.2004. Perkembangan mutakhir infeksi kolera . www.univmed.org
Diakses tanggal 21 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai