Anda di halaman 1dari 17

(Limpa Spleen)

OLEH :

NAMA

: ANDI HERNI YUNITA

NIM

: N111 15 502

KELAS

: IMUNOLOGI C

MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji syukur yang dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan hidayah untuk berfikir sehingga dapat melaksanakan
tugas untuk pembuatan makalah dalam upaya untuk memenuhi syarat
dalam mata kuliah Imunologi yang berjudul Limpa (spleen).
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang saya
sajikan ini, tentunya tidak luput dari adanya berbagai kekurangan. Maka
dari itu, dengan segala kerendahan hati dan keterbatasan, saya mohon maaf
kepada pembaca.
Demikian kiranya dan sebagai harapan saya, semoga makalah ini
dapat membawa manfaat bagi yang membutuhkan, semoga bisa diterima
sebagai berkas ataupun penalaran yang mendasar.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 5 Oktobe 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................

ii

Daftar Isi......................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................
B. Rumusan masalah...............................................................................
C. Tujuan penulisan................................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Sistem limfatik....................................................................................

II.2 Organ Limfoid.....................................................................................

II.3 Limpa/Lien .......................................................................................

II.3.1 Anatomi & Fisiologi Limpa....................................................

II.3.2 Fungsi Limpa..........................................................................

II.3.3 Struktur & Bagian Limpa.......................................................

II.3.4 Gangguan Pada Limpa............................................................ 10


BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur
patogen (misalnya, bakteri, virus, fungi, protozoa, dan parasit) yang dapat
menyebabkan infeksi pad amanusia. Infeksi yang terjadi pada orang
normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen.
Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu ruang sistem yang
disebut sistem imun, yang melindungi tubuh.
Sistem imun tubuh adalah suatu organ komplek yang memproduksi
sel-sel khusus yang dibedakan dengan sistem peredaran darah dari sel
darah merah (eritrosit), tetapi bekerja sama dalam melawan infeksi
penyakit ataupun masuknya benda asing kedalam tubuh (sebagai
antigen). Semua sel imun mempunyai bentuk dan jenis sangat bervariasi
dan bersirkulasi dalam sistem imun dan diproduksi oleh sumsum tulang
(bone

marrow).

Sedangkan

kelenjar

limfe

adalah

kelenjar

yang

dihubungkan satu sama lain oleh saluran limfe yang merupakan titik
pertemuan dari sel-sel sistem imun yang mempertahankan diri dari benda
asing yang masuk kedalam tubuh. Limpa adalah organ yang penting
tempat dimana sel imun berkonfrontasi dengan mikroba asing, sedangkan
kantung-kantung organ limfoid yang terletak diseluruh bagian tubuh
seperti: sumsum tulang, thimus, tonsil, adenoid dan apendik adalah juga
merupakan jaringan limfoid.
Sistem imun aktif jika ada bahan asing (antigen) beredar di dalam
tubuh setelah masuk dinding sel. Hal ini terjadi disebabkan pertahanan
pertama tubuh tidak mampu menetralisir agen infeksi sehingga agen
infeksi tersebut masuk dan beredar melalui peredaran darah keseluruh
tubuh. Pertahanan pertama yang bertanggung jawab terhadap serangan
agen infeksi adalah sel imun non spesifik (innate immunity) seperti sel

monosit, makrofag, neutrofil, basofil, polimorfonuklear, sel dendrit, sel


langerhan dan sel mast. Jika sel-sel tersebut tidak mampu menetralisir
agen infeksi maka selanjutnya terjadilah penginfeksian dan kemudian
sistem

pertahanan

kedua

muncul

yang

dikenal adaptive

immune

responses. Pertahanan kedua aktif setelah terjadi komunikasi diantara sel


imun yang didahului adanya sekresi sitokin dan ekspresi peptida antigen
ke permukaan sel imun nonspesifik yang dikenal dengan antigen
precenting cells (APC) dan selanjutnya akan mengaktifkan sel B dan sel T.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud sistem limfatik ?


Apa pengertian limpa dan bagian-bagiannya?
Bagaimana fungsi dari limpa?
Bagaimana struktur limpa?
Apa saja gangguan yang terdapat pada limpa?

I.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk mengetahui sistem limfatik


Untuk mengetahui limpa dan bagian-bagiannya
Untuk mengethaui fungsi dari limpa
Untuk mengetahui struktur limpa
Untuk mengetahui gangguan yang terdapat pada limpa

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 SISTEM LIMFATIK


Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan
cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler
sistem kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu
disebut limfa (lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan
komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem
sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan atrium kanan.
Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik
cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut
membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluh
limfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan
ke arah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul)
limfa (lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam
nodus limfa terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn
ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut
berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya
kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) ,
limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus limfatik, organ
limfatik, nodul limfatik, sel limfatik
Adapun fungsi dari sistem limfa adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.


Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.

5. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk


menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
6. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
II.2 ORGAN LIMFOID
Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik.
Organ-organ limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus,
dan tonsil. Berdasarkan fungsinya organ limfoid dibagikan atas:
a. Organ Limfoid Primer
Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar
timus dan susmsum tulang. Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai
tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat
dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang merupakan
diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi
limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius.
Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara
sedikit sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai
stroma dan jarang ditemukan serabut retikuler.
b. Organ Limfoid Sekunder
Organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses
reaksi imun. Misalnya : , MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue)
Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung selsel limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral
menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen
imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat
sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut

retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar


tergolong dalam jaringan ini, contohnya limfa, tonsil, limfonodus.
II.3 LIMPA/LIEN
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di
sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh
peritoneum. Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan
membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping
sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk
degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit, dan tempat
limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan
eritrosit, granulosit dan trombosit.
II.3.1 Anatomi dan fisiologi limpa
Anatomi
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticuloendothelial
system) yg terletak di cavum abdomen pada regio hipokondrium/
hipokondriaka sinistra. Lien terletak sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra
dan ekstremitas inferiornya berjalan ke depan sampai sejauh linea
aksillaris media. Lien juga merupakan organ intra peritoneal.
fisiologi Lien
Lien memiliki 2 facies, facies diaphragmatica yang berbentuk
konvex dan facies visceralis yg berbentuk lebih datar.
Facies diaphragmatica lien berhadapan dengan diaphragm dan costa IXXI sinistra. Sedangkan facies visceralis nya memiliki 3 facies, yaitu facies
renalis yang berhadapan dengan ren sinistra, facies gastric yang
berhadapan dengan gaster, dan facies colica yang berhadapan dengan
flexura coli sinistra. Ketiga facies tersebut bertemu pada hilus lienalis.
Dimana hilus lienalis merupakan tempat keluar dan masuknya dari vasa.

N. lienalis. Pada hilus lienalis, juga merupakan tempat menggantungnya


cauda pancreas.
Lien memiliki 2 margo, yaitu margo anterior dan margo posterior.
Selain itu, lien juga memiliki 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas superior, dan
ekstremitas inferior.
Limpa atau disebut juga dengan Lien atau Spleen, merupakan salah
satu organ jaringan limfatik dengan massa lunak yang terletak di bagian
kiri atas rongga abdomen (rongga perut), diantara diafragma dan gaster
(lambung). Limpa merupakan kelenjar tanpa saluran (ductless), berfungsi
untuk memecah dan megurai sel darah merah (filter darah) serta berperan
dalam sistem imun manusia. Limpa termasuk salah satu organ sistem
limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar limfe. Sistem limfoid itu sendiri
berfungsi untuk melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat asing. Sel-sel
pada sistem ini dikenal dengan sel imunokompeten yaitu sel yang mampu
membedakan sel tubuh dengan zat asing dan melakukan perusakan
benda-benda asing . Sel imunokompeten terdiri atas :
1. sel utama bergerak, yakni sel limfosit dan makrofaga, dan
2. sel utama menetap, yakni retikuloendotel dan sel plasma
Limpa memiliki warna kemerahan, dan merupakan sebuah massa
limfoid terbesar di dalam tubuh. Limpa berbentuk lonjong dan berukuran
sebesar kepalan tangan manusia. Limpa memiliki banyak fungsi bagi
tubuh, namun limpa bukan merupakan organ vital bagi tubuh, limpa tidak
begitu berarti untuk kelangsungan hidup manusia (seorang manusia
masih mampu bertahan hidup tanpa adanya limpa) .
II.3.2 fungsi limpa

Fungsi limpa berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh serta filter
darah. Secara umum limpa berfungsi untuk mengakumulasi limfosit dan
makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ
pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah .
Di dalam organ limpa terdapat Spleen Phagocytoses (Limpa fagosit) yang
berfungsi sebagai penghancur eritrosit (sel darah merah) yang sudah tua.
Setiap harinya limpa akan membuang 20 ml sel darah merah yang sudah tua.
Selain iru sel-sel yang sudah terikat pada Ig G pada permukaan akan dibuang
oleh monosit. Limpa juga akan membuang sel darah putih yang abnormal,
platelet dan sel-sel debris.
Membebaskan haemoglobin dari eritrosit, yang nantinya akan di ubah oleh
hati menjadi bilirubin.
Spleen Phagocytoses (Limpa fagosit) juga berfungsi sebagai penghasil
limfosit dan sel Plasma. Limfosit yang dihasilkan tersebut juga nantinya akan
disimpan dan menghasilkan antibody yang dapat membantu sistem kekebalan
tubuh.
Limpa juga berfungsi sebagai Penyimpan cadangan sel darah merah, dan
melepaskannya ketika terjadi perdarahan. Oleh karena itu limpa juga
berfungsi sebagai sistem pengendalian darah agar tetap berjalan sebagaimana
mestinya dalam pembuluh darah.
Membentuk eritrosit baru selama masa janin (in utero) dan bayi baru lahir.
Menghancurkan Leukosit dan Trombosit
Menghasilkan Antibody sebagai sistem reticulo-endotelial (limposit-B
dibentuk di sum-sum tulang sebagai antibody, sedangkan limposit-T dibentuk
di kelenjar getah bening dan limpa yang juga di program sebagai antibody
untuk melawan antigen tertentu). Limpa juga menyaring darah dengan cara
yang sama seperti sebuah nodus yang menyaring getah bening, sel B dan sel
T yang bermigrasi dari sumsum tulang merah dan Thymus yang telah matang
pada limpa (Ada 3 jenis sel T yang menakjubkan, itu adalah memori T sel
yang dapat mengenali patogen yang telah memasuki tubuh sebelumnya. Dan
dapat menangani mereka dengan lebih cepat, sel T lainnya disebut helper dan
sitotoksik) yang melaksanakan fungsi kekebalan, sedangkan sel makrofag
limpa menghancurkan sel-sel darah patogen yang dilakukan oleh fagositosis.

Mengangkut kelebihan air dari jaringan kembali ke darah (mengatur cairan


dan pengolahan makanan). Cairan interestial yang menggenangi jaringan
secara terus menerus yang diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut
dengan Limfa. Limfa mengalir melalui sistem pembuluh yang akhirnya
kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitas dari sistem kapiler
limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringan yang
kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler ke
limfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening.
Getah bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen.
Dari sana getah bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam
saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam
aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi.
Limpa mengekstraksi nutrisi dari makanan dan mengangkutnya ke bagian
tubuh lainnyatermasuk otot, menjamin kekuatan dan pengembangan otot serta
anggota gerak.
Produksi opsonin tufsin dan properdin. Tufsin mempromosikan fagositosis.
Properdin menginisiasi pengaktifan komplemen untuk dekstruksi bakteri dan
benda asing yang terperangkap di dalam limpa.
II.3.3 struktur dan bagian limpa
Limpa memiliki bentuk yang lonjong, dengan ukuran panjang kirakira 12 cm (5 inci), lebar 7 cm dan tinggi 4 cm, serta memiliki berat sekitar
150 g. Normalnya limpa tidak dapat di raba kecuali ketika terjadi
pembesaran pada limpa (spleenomegali). Secara anatomis, tepi limpa
yang normal berbentuk pipih. Limpa terletak intraperitoneal (dalam
peritoneum), pada rongga abdomen kiri atas. Posisi limpa ini bergantung
terhadap respirasi (pernapasan), karena letaknya yang sangat berdekatan
dengan diafragma.
Limpa terletak di bawah diafragma dan di postero-lateral (samping
belakang) lambung. Bagian konveks dari limpa berbatasan dengan
diafragma (facies diaphragmatica) , sedangkan bagian konkafnya
menghadap ke viscera abdominis (facies visceralis).
8

Limpa dikelilingi oleh suatu kapsul dari jaringan fibroelastic dan otot
lunak. Kapsul itu ditutupi oleh suatu Serous Membrane Peritoneum.
Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula.
Trabekula mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe
1. Hubungan limpa dengan organ lain:

Ke Anterior (depan) : Gaster (lambung), cauda pankreatis, dan


flexura coli sinistra.

Ke Posterior (belakang) : Diafragma, pleura sinistra (recessus


costodiaphragmaticus), pulmo sinstra, dan costae IX, X, dan XI.

2. Parenkim Limpa
Parenkim limpa terdiri dari dua jenis jaringan yang disebut
dengan pulpa putih dan pulpa merah. Pulpa merah terdiri dari sinussinus vena yang berisi darah dan corda dari jaringan limpayang
disebut splenic cords atau Billroths cords. Pulpa merah ini berwarna
merah gelap pada potongan limpa segar. Vena-vena sangat berkaitan
erat dengan pulpa merah tersebut.
Sedangkan Pulpa putih adalah suatu jaringan limfoid yang
tersusun atau biasa dikenal pariarteriolar limphoid sheats (PALS) dan
dikelilingi

arteri-arteri.

Kumpulan-kumpulan

dari

limfosit

yang

mengelilingi arteri splenic nodules atau malphigi corpus. Pulpa putih


tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih
kelabu (nodul putih diseminata).
3. Peredaran darah limpa
Hilum splenicum merupakan tempat keluar masuknya pembuluh
darah pada limpa. Limpa diperdarahi oleh beberapa arteri dan vena
Arteri pada limpa : Arteri lienalis adalah arteri yang besar dan
merupakan percabangan terbesar trunkus coeliacus. Jalan arteri ini
berkelok-kelok di sepanjang margo superior pancreas. Arteri lienalis
ini kemudian bercabang menjadi enam pembuluh darah arteri yang
memasuki limpa melalui hilum splenicum.
9

Vena pada limpa : vena lienalis, berjalan keluar melalui hilum dan
berjalan di belakang collum pancreatic, vena lienalis bergabung
dengan vena mesentrica superior membentuk vena porta hepatis.
4. Aliran limf dan persarafan limpa
Pembuluh limf juga keluar dari hilum spleen-icum dan
berjalan melalui beberapa kelenjar limf yang terletak di sepanjang
arteri lienalis kemudian bermuara ke nodi coeliaci. Sedang-kan
saraf pada limpa juga berjalan mengikuti arteri lienalis dan berasal
dari plexus coeliacus.
II.3.4 Gangguan Pada Limpa
a. Splenomegali
Limpa membesar (Splenomegali): Limpa yang membesar, biasanya
disebabkan oleh mononukleosis virus ( "mono"), penyakit hati, kanker
darah (limfoma dan leukemia), atau kondisi lainnya.
b. Ruptur Limpa
limpa rentan terhadap cedera, dan limpa pecah bisa menyebabkan
pendarahan internal yang serius yang mengancam jiwa dan merupakan
darurat yang mengancam jiwa. Limpa cedera dapat pecah segera setelah
cedera, atau dalam beberapa kasus, hari atau minggu setelah cedera.
c. Penyakit Sel Sabit
Dalam bentuk ini mewarisi anemia, kelainan sel darah merah
memblokir aliran darah melalui pembuluh dan dapat menyebabkan
kerusakan organ, termasuk kerusakan limpa. Orang dengan penyakit sel
sabit membutuhkan imunisasi untuk mencegah penyakit limpa mereka
membantu perjuangan.
d. Trombositopenia
Trombositopenia

(jumlah

trombosit

rendah)

yaitu

sebuah

pembesaran limpa kadang-kadang toko nomor berlebihan trombosit


tubuh. Splenomegali dapat mengakibatkan abnormal beberapa trombosit
yang beredar dalam aliran darah di mana mereka berada.
e. Limpa Aksesori

10

Limpa aksesori: Sekitar 10% dari orang memiliki limpa ekstra kecil.
Hal ini menyebabkan tidak ada masalah dan dianggap normal.
kanker limpa
f. Kanker Limpa
Kanker yang berasal limpa relatif jarang, menurut HealthGrades
'Medicine lebih baik. Ketika kanker terjadi, hampir selalu limfoma, kanker
darah yang terjadi di sistem limfatik. Biasanya limfoma mulai di daerah lain
dan menyerang limpa. Menurut National Cancer Institute, limfoma nonHodgkin dewasa dapat memiliki panggung limpa. Jenis limpa invasi juga
dapat terjadi dengan leukemia, kanker darah yang berasal sumsum
tulang. Jarang, jenis kanker lainnya - seperti paru-paru atau lambung akan menyerang limpa. Gejala kanker limpa mungkin menyerupai dingin
atau mungkin ada rasa sakit atau kepenuhan di perut bagian atas.
Pembesaran limpa juga dapat menjadi hasil dari kanker limpa.

11

BAB III
PENUTUP

III. 1 Kesimpulan
Limpa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Limpa dibungkus
oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan jaringan penyokong
yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula ke dalam parenkim
limpa disebut trabekula.
Fungsi limpa berhubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh serta filter
darah. Secara umum limpa berfungsi untuk mengakumulasi limfosit dan
makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan darah, dan sebagai organ
pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam darah.
III. 2 Saran
Di dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan baik dari
segi penulisan, penyusunan, pemaparan maupun penjelasan. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun tentunya.

12

DAFTAR PUSTAKA

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya


Bakti.
Guyton & Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:EGC.
Kenneth Walker, Dallas Hall, and Willis Hurst.1990.Clinical Methods: The
History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston:
Butterworths.
Nurrachmah, Elly. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : Salemba
Medika
Syaifuddin.2011.Anatomi Fisiologi Edisi 4.Jakarta:EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai