a.
Penguapan
Senyawa alelopati ada yang dilepaskan melalui penguapan. Beberapa genus
tumbuhan yang melepaskan senyawa alelopati melalui penguapan adalah
Artemisia, Eucalyptus, dan Salvia. Senyawa kimianya termasuk ke dalam
golongan terpenoid. Senyawa ini dapat diserap oleh tumbuhan di sekitarnya dalam
bentuk uap, bentuk embun, dan dapat pula masuk ke dalam tanah yang akan
diserap akar.
b.
Eksudat akar
Banyak terdapat senyawa kimia yang dapat dilepaskan oleh akar tumbuhan
(eksudat akar), yang kebanyakan berasal dari asam-asam benzoat, sinamat, dan
fenolat.
c.
Pencucian
Sejumlah senyawa kimia dapat tercuci dari bagian-bagian tumbuhan yang berada
di atas permukaan tanah oleh air hujan atau tetesan embun. Hasil cucian daun
tumbuhan Crysanthemum sangat beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain
yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
d.
b.
Abutilon theoprasti
beberapa jenis
Agropyron repens
berbagai jenis
Agrostemma githago
gandum
Allium vineale
oat
Amaranthus spinosus
Kopi
Ambrosia artemisifolia
berbagai jenis
A. trifida
Artemisia vulgaris
mentimun
Asclepias syriaca
Sorgum
Avena fatua
berbagai jenis
Celosia argentea
Bajra
Chenopodium album
Cynodon dactylon
Kopi
Cyperus esculentus
Jagung
C. rotundus
sorgum, kedelai
Euporbia esula
Holcus mollis
Barli
Imperata cylindrica
berbagai jenis
Poa spp.
Tomat
Polygonum persicaria
Kentang
Rumex crisparus
jagung, sorgum
Setaria faberii
Jagung
Stellaria media
Barli
Pengaruh Alelopati
Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara lain :
Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan
kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan.
Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan.
Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi
pembesaran sel tumbuhan.
Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar.
Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein.
Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada
sel tumbuhan.
Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim.
Ageratum conyzoides L.
Ageratum conyzoides L. merupakan gulma semusim,
dengan nama lokal babadotan (Jawa Barat) dan wedusan
(Jawa Tengah dan Timur) . A. conyzoides L. termasuk ke
dalam famili Asteraceae. A. conyzoides L. mempunyai
daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah tumbuh di
mana-mana dan sering menjadi gulma yang merugikan
para petani penyebaran A. conyzoides L. cukup luas,
mencapai daerah tropis dan subtropis. A. conyzoides L.
menyebar dari tenggara Amerika Utara ke Amerika
Tengah, tetapi pusat asalnya di Amerika Tengah dan
Karibia. Ageratum conyzoides L. diduga kuat
mempunyai zat alelopati yang dapat menekan pertumbuhan tanaman lainnya
penggunaan daun A. conyzoides L. dengan dosis 2 ton/ha dapat menekan sampai
75% pertumbuhan beberapa gulma pada pertanaman padi seperti Aeschynomene
indica, Monochoria vaginalis dan Echinochloa crus-galli var. formo-sensis
menambahkan bahwa metabolit sekunder dari A. conyzoides L. meliputi
flavonoid, alkaloid, coumarin, minyak esensial dan tannin
Cyperus rotundus L.
Cyperus rotundus L. merupakan salah satu gulma
merugikan di dunia, tersebar secara luas di seluruh
daerah tropis dan subtropis di 52 pertanaman yang
berbeda dan di 92 negara. Crotundus L. dikenal dengan
nama umum teki, dengan nama asing nut grass, nut
sedge dan coco sedge. C. rotundus L. termasuk ke
dalam famili Cyperaceae (teki-tekian).
Organ-organ penting pada C. rotundus L. antara lain :
(1) akar, C. rotundus L. memiliki perakaran serabut
yang tertutup dengan bulu-bulu halus. C. rotundus L.
memiliki warna rhizoma atau rimpang pada awalnya
berwarna putih dengan daging tipis, ujung rhizoma liat berwarna hitam, berakhir
di umbi. Ukuran umbi pada C. rotundus L. kecil dengan panjang kurang lebih 2,5
cm dengan bentuk yang tidak teratur atau agak bulat. Pada awalnya umbi
berwarna putih dan sekulen yang berkembang terus serta membentuk umbi dalam
tanah, kemudian tunas/kuncup berkecambah membentuk tumbuhan baru. (2)
batang, C. rotundus L. memiliki batang tegak, soliter, tingginya mencapai 15-30
(1-75) cm x 1-2 mm dengan bentuk segitiga atau triangular di dasar umbi. (3)
daun, C. rotundus L. memiliki daun dengan bentuk pipih, agak kaku dengan
pinggiran daun rata, bentuknya makin ke ujung lancip. Warna daun C. rotundus L.
ada bagian atas hijau tua, pada bagian bawah pucat, jumlah daunnya sebanyak 410 dengan panjang 10-60 cm x 1-2 mm. Pelepah daun berwarna coklat
kemerahan, sebagian pelepah berada di bawah tanah. (4) bunga, C. rotundus L.
memiliki bunga majemuk pada bagian ujung. (5) buah, buah C. rotundus L
memiliki ciri khas yaitu berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang
melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1.5-4.5 cm dengan diameter 5-10 mm.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Soedarsan, Basuki, Soemantri Wirjahardja, Mien Rifai. 1984. Pedoman
Pengenalan Berbagai Jenis Gulma Penting Pada Tanaman Perkebunan. Jakarta.
Rambe,T.D., Lasiman Pane, Sudharto Ps., Caliman, J.P. 2010. Pengelolaan Gulma Pada
Perkebunan Kelapa Sawit di PT. Smart Tbk. Jakarta.