Anda di halaman 1dari 2

TEMPO Interaktif, Malang - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa

Timur menilai pembangunan Apartemen Menara Soekarno-Hatta di Kota


Malang telah melanggar lingkungan. Hal ini disebabkan lokasi
apartemen berada di daerah sepadan Sungai Brantas.
"Sepadan Sungai Brantas adalah ruang terbuka hijau yang tak boleh ada
bangunan," kata Koordinator Walhi Jatim Simpul Malang, Purnawan D
Negara, Rabu (14/7).
Dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Malang Nomor 7 tahun 2001
tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) disebutkan sepadan
sungai termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang harus dilindungi.
Menurut Purnawan, Sepada Sungai Brantas adalah daerah kritis yang
harus tetap dipertahankan keberadaannya.
Lokasi pembangunan Apartemen Menara Soekarno-Hatta berada di
sepadan Sungai Brantas yang melintasi Jalan Soekarno-Hatta.
Kedalaman sungai di daerah tersebut sekitar 3 meter dengan lebar
sekitar 30 meter.
Purnawan khawatir karena ada bangunan di sepadan sungai, maka
daerah tersebut akan tercemar dan juga akan merusak Daerah Aliran
Sungai Brantas di sepanjang Kota Malang. "Tapi saya heran, mengapa
ijin mendirikan bangunan bisa keluar," ujarnya.
Staf ahli PT Java Mitra, pengelola Apartemen Menara Soekarno-Hatta
Jusuf Tojib mengatakan pembangunan ini tak menyalahi tata lingkungan
karena analisa mengenai dampak lingkungan untuk pembangunan
apartemen sudah tuntas seiring dengan keluarnya IMB. "Tak ada
masalah dengan pembangunan proyek ini." katanya.
Lokasi pembangunan apartemen berjarak lebih dari 15 meter. Posisi

apartemen nantinya akan menghadap jalan dengan posisi sungai persis


berada di samping bangunan. "Aspek lingkungan tetap diutamakan
dengan tidak membelakangi sungai," ujar Jusuf.
BIBIN BINTARIADI

Anda mungkin juga menyukai