komitmen bersama
penanganan permukiman kumuh
2 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
rusunawa
komitmen bersama
penanganan permukiman kumuh
2 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
sambutan
budi Yuwono P
Solusi Percepatan
Pembangunan Rusunawa
Hunian vertikal atau rumah susun
merupakan salah satu solusi
untuk penanganan perumahan
dan permukiman kumuh sekaligus
mencegah tumbuhnya enclaves
kumuh baru sebagai konsekuensi
dari
pesatnya
pembangunan
kawasan perkotaan yang menuai
dampak
seperti
meningkatnya
kepadatan penduduk, tingginya
kepadatan bangunan, rendahnya
kualitas infrastruktur serta makin
langkanya lahan yang diperuntukkan
bagi permukiman.
Rusunawa yang akan dibangun
oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
pada RPJMN 2010-2014 adalah
sejumlah 250 twin block, sehingga
sekitar 24.750 unit satuan rumah
susun akan tersedia untuk melayani
masyarakat berpenghasilan rendah
dalam kaitan penanganan kawasan
kumuh dengan cara sewa. Tentu
bukan suatu hal yang mudah
bagi Ditjen Cipta Karya untuk
menyelenggarakannya tanpa kerja
4 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
kata pengantar
amwazi idrus
04
10
12
13
13
17
6 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Permukiman Kumuh
24 Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai Penyelenggara
Rusunawa
28
28
29
29
mempersiapkan pembangunan
rusunawa
Kriteria Kota; Lokasi
Lokasi
Lahan
Pemanfaatan
daftar isi
30
30
30
31
31
31
31
31
Peluang Komersialisasi
Status Aset
Teknis
Pengelolaan
Penghunian
Bantuan Teknis
Uang sewa atau iuran
Kelembagaan
6
7
8
penutup
8 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
latar belakang
latar belakang
10 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
latar belakang
11
12 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
latar belakang
kawasan
permukiman
kumuh
13
14 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
latar belakang
Penetapan Lokasi
(1) Penetapan lokasi perumahan dan permukiman
kumuh wajib memenuhi persyaratan:
15
Pemugaran
Pemukiman Kembali
Peremajaan
(1)
Peremajaan sebagaimana dilakukan untuk
mewujudkan kondisi rumah, perumahan,
permukiman, dan lingkungan hunian yang
lebih baik guna melindungi keselamatan dan
keamanan penghuni dan masyarakat sekitar.
(2) Peremajaan harus dilakukan dengan terlebih
dahulu menyediakan tempat tinggal bagi
masyarakat terdampak.
(3) Kualitas rumah, perumahan, dan permukiman
yang diremajakan harus diwujudkan secara
lebih baik dari kondisi sebelumnya.
(4)
Peremajaan
dilakukan
oleh
pemerintah
dan pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya dengan melibatkan peran
masyarakat.
16 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
latar belakang
17
18 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
rusunawa
rusunawa
20 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
21
yang
Renstra
Kementerian
PU
2010-1014
mengamanatkan pembangunan 250 Twin Block
(TB) yang difokuskan untuk membantu Pemda
dan menata permukiman perkotaan. Pada periode
tahun 2010-2012 telah dibangun sebanyak 110
TB, sisanya sebanyak 140 TB direncanakan akan
dibangun pada periode tahun 2013-2014.
Menurut UU No. 20/2011, penyelenggaraan rusun
meliputi :
1. Perencanaan, Pembangunan dan Penguasaan.
2. Pemanfaatan, Pengelolaan dan Pemeliharaan.
3.
Perawatan,
Pengendalian,
Kelembagaan,
Pendanaan dan Sistem Pembiayaan.
4. Peran serta masyarakat yang dilaksanakan
secara sistematis, terpadu, berkelanjutan dan
bertanggungjawab.
22 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Renstra Kementerian PU
mengamanatkan pembangunan
250 TB sepanjang tahun 20102014. Dalam periode tahun
2010-2012 telah dibangun 110
TB. Sisanya sebanyak 140 TB
direncanakan dibangun tahun
2013-2014
23
24 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
mempersiapkan
pembangunan rusunawa
25
mempersiapkan
pembangunan rusunawa
Lokasi
Lokasi tempat rusunawa akan dibangun ditetapkan sendiri oleh masingmasing Pemerintah Daerah sesuai kebijakan lokal berdasarkan kriteria dan
peraturan nasional yang berlaku serta pertimbangan radius atau jarak serta
kemudahan transportasi bagi warga calon penghuni dari tempat awal dan
atau tempat mereka bekerja. Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan
antara lain adalah :
Bertolak dari penanganan permukiman kumuh yang diawali dengan
pemetaan dan kajian kelayakan untuk menetapkan tingkatan kekumuhan
sehingga memerlukan upaya peremajaan yang berdampak pada
kebutuhan akan hunian sewa vertikal sebagai salah satu solusinya.
Tinjauan terhadap RTRW untuk menentukan kelayakan lokasi ditilik dari
fungsi lahan dan tata guna tanah.
26 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
mempersiapkan pembangunan
tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan
(diperlukan kajian amdal).
4. Tidak berdampak sosial negatif, artinya bahwa
pembangunannya diyakini tidak menimbulkan
gejolak sosial yang merugikan dan berlangsung
lama.
Luas lahan minimal yang disyaratkan adalah :
50m2 x 100m2 = 5000 meter persegi dan kondisi
lahan matang/siap bangun.
Pemanfaatan
Pola Investasi
Lahan
Tempat gedung negara yang berupa rusunawa
tersebut dibangun harus dijamin bahwa :
1. Memenuhi syarat administratif yang diartikan
bahwa lahan tersebut adalah milik Pemda (atau
perguruan tinggi/lembaga-lembaga lain yang
telah selasai diseleksi dan disetujui oleh Ditjen
Cipta Karya) yang syah dan tidak menyalahi
peraturan lokal, regional maupun nasional.
2. Memenuhi persyaratan fisik yang dimaksudkan
bahwa lahan tersebut tidak rawan bahaya dan
atau bencana permanen periodik yang tidak
bisa diatasi.
3. Memenuhi persyaratan ekologi yang artinya
dibangunnya hunian bertingkat jamak tersebut
27
Peluang Komersialisasi
Peluang komersialisasi sangat mungkin dilakukan
dengan cara membangun hunian vertikal campuran
dalam satu lingkungan, yang terdiri atas hunian
sewa bagi masyarakat menengah keatas dengan
tarif sewa sesuai dengan harga pasar yang
pengadaan dan pengelolaannya dikelola swasta
dengan hunian rusun sewa bagi MBR. Disamping
itu juga bisa didirikan bangunan komersial lainnya
sebagai sumber pendapatan. Kondisi ini tentu
hanya bisa dilakukan jika lokasi bangunannya
terletak di kawasan yang strategis dengan luas
kawasan memadai serta dukungan peraturan yang
kondusif untuk implementasinya.
Status Aset
Gedung negara berupa rusunawa sebelum
diserahkan kepada Pemda sebagai status
aset tetap, masih menjadi aset Negara yang
pembangunannya telah dibiayai APBN. Penyerahan
kepada Pemda secara bertahap dimulai saat proses
konstruksi dimulainya yaitu dengan melengkapi
dokumen-dokumen sesuai peraturan yang ada,
yakni berdasarkan UU No.1 tahun 2004, dan PP
No.6 tahun 2006.
Teknis
Teknis pelaksanaan pembangunan rusunawa
ditetapkan
sebagai
kebijakan
Kementerian
Pekerjaan Umum C/q Ditjen Cipta Karya yang telah
dipertimbangkan secara matang dari berbagai
sisi baik teknis sosial maupun ekonomi dengan
tidak mengabaikan peraturan yang ada baik lokal,
regional maupun nasional.
Beberapa hal yang menjadi ketentuan spesifikasi
teknis bangunan rusunawa adalah sebagai berikut :
1. Bangunan vertikal berlantai 5 (lima), sebuah
bangunan vertikal masih diijinkan tanpa elevator.
2. Satuan bangunan yang disebut twin blok yang
memuat 48 unit sarusun setiap bloknya atau 96
unit sarusun. Setiap twin block ditambah 3 (tiga)
28 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
mempersiapkan pembangunan
Pengelolaan
Pengelolaan rusunawa paska konstruksi menjadi
tanggungjawab Pemerintah Daerah. Berdasarkan UU
No. 20 tahun 2011 pasal 57 ayat 3 dimungkinkan bagi
Pemerintah Daerah untuk memberikan subsidi biaya
pengelolaan bagi rusunawa tersebut.
Pengelolaan rusunawa merupakan tahap lanjut yang
menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan
termasuk masyarakat berkaitan dengan keberlanjutan
kemanfaatan yang harus senantiasa dijaga, dimulai
sejak gedung rusunawa tersebut dinyatakan layak
untuk dihuni. Dalam hal ini peran aktif Pemerintah
Daerah sangat berpengaruh pada keberhasilan
pemanfaatan rusunawa sebagai salah satu program
penanggulangan kemiskinan dan bentuk keberpihakan
kepada MBR hingga keberadaannya sebagai ikon kota
yang bebas dari kawasan kumuh.
Penghunian
Penghunian rusunawa merupakan bagian penting
dari pengelolaan yang harus segera dilakukan oleh
Pemerintah Kota/Kabupaten pada proses paska
kontruksi. Hal terkait penghunian semestinya telah
dipersiapkan dengan matang, termasuk penghuni
yang diperbolehkan menyewa atau tinggal di unit-unit
sarusun saat Pemerintah Kota/Kabupaten mengusulkan
pembangunan rusunawa.
Bantuan Teknis
Bantuan teknis pengelolaan dan penghunian rusunawa
akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini
Ditjen Cipta Karya untuk mengantisipasi pra dan pasca
konstruksi. Kegiatan tersebut berupa pendampingan
dilapangan yang sebelumnya telah diawali dengan proses
sosialisasi dengan panduanpanduan sebagai berikut :
Pra Konstruksi
Bantuan teknis pra konstruksi kepada Pemda dapat
berupa :
1. Pemahaman tentang penanganan kawasan kumuh.
2. Pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat.
Kelembagaan
Pengelolaan rusunawa pada awal penghunian
dilakukan oleh UPT (Unit Pengelola Teknis) yang
keanggotaan sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Setelah berkembang dan status gedung
negara tersebut sudah dihibahkan kepada Pemda,
maka Pemda dianjurkan untuk mengembangkan
manajemen pengelolaan yang disesuaikan dengan
kondisi lokal tempat gedung tersebut berada.
Badan Layanan Umum (BLU) atau sistem
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
adalah kelembagaan dan cara legal yang dapat
dipertimbangkan dalam rangka pengelolaan aset
rusunawa ketika gedung negara tersebut telah
diserahkan sebagai aset tetap .
29
30 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
31
32 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Tandatangan Perjanjian
Kerjasama
Jika seluruh persyaratan dipenuhi dan
masing-masing pihak (Pemerintah,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
KabupatenKota) telah memahami
tugas dan tanggungjawabnya, maka
PKS ditandatangani ketiga belah
pihak sebagai pegangan pemenuhan
tugas dan tanggungjawabnya.
Usulan
Usulan pembangunan rusunawa oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten disampaikan kepada Kementerian
Pekerjaan Umum c/q Ditjen Cipta Karya dengan
memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Pemerintah Kota/Kabupaten sudah memiliki
rencana penanganan kawasan pemukiman
kumuh perkotaan (tercantum dalam Rencana
Strategis Daerah), SPPIP/RPKPP yang memuat
profil kawasan kumuh.
33
Kelengkapan Usulan
Usulan pembangunan rusunawa yang dipersiapkan
Pemerintah Daerah harus dilengkapi Surat
34 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Pelaksanaan Konstruksi
1. Penyerahan lokasi kerja.
2. SPMK.
3. Program mutu.
4. Rapat pra pelaksanaan kontrak.
5. Mobilisasi
6. Pemeriksaan bersama.
7. Pekerjaan dimulai.
8. Pekerjaan selesai PHO-FHO.
Pelaksanaan Fisik
Dalam tahapan pelaksanaan tahapan fisik,
dilakukan beberapa kegiatan yang dimulai sejak
penyerahan lokasi hingga serah terima yang
prosesnya diuraikan sebagai berikut :
1. Penyerahan lokasi kerja dilakukan PPK kepada
kontraktor setelah sebelumnya PPK menerima
lokasi tersebut dari Pemerintah Daerah.
2 Program mutu dibuat oleh kontraktor yang
diserahkan saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak yang berisi pekerjaan yang akan
dilaksanakan,
organisasi
kerja,
jadwal
pelaksanaan, prosedur pelaksanaan, prosedur
instruksi kerja dan pelaksanaan kerja.
3. Rapat persiapan pelaksanaan kontrak, dihadiri
oleh PPK, kontraktor, manajemen konstruksi,
35
peresmian rusun asrama mahasiswa itb jatinangor oleh menteri pekerjaan umum, djoko kirmanto dan rektor itb
Prof. dr. akhmaloka didampingi wakil menteri pekerjaan umum, hermanto dardak dan dirjen cipta karya, budi yuwono
Pengelolaan/Penghunian
36 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Proses Hibah
Proses oleh Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara, Kementerian
Keuangan.
Koordinasi dengan PBMN.
Kelengkapan dokumen.
Setelah
selesainya
pembangunan/konstruksi
segera harus disiapkan persiapan penghunian,
pengelolaan penghunian hingga proses hibahnya.
Untuk kelancaran proses yang sangat krusial ini
peran aktif Pemerintah Daerah sangat menentukan.
BMN
RUSUNAWA TERBANGUN
TOTAL TA 2003-2011 : 235,5 TB
RUSUNAWA TERhuni
TOTAL TA 2003-2011 : 142,5 TB
Presentase Terhuni 61%
37
Pemerintah Pusat
Selaku pelaksana pembangunan rusunawa Pemerintah Pusat, Kementerian
Pekerjaan Umum berperan memfasilitasi dan memberikan bantuan teknis
bagi penyediaan rusun. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan tingginya
dinamika kebutuhan hunian diperkotaan serta sebagai langkah penting untuk
menghilangkan kawasan kumuh tanpa harus memarjinalkan komunitas
tidak mampu. Dalam kaitan ini Pemerintah Pusat berperan mendorong
kemandirian Pemda dalam pengelolaan dan pengembangan rusunawa
dengan menetapkan :
1.
Pedoman
Perencanaan,
Pengembangan,
Pengawasan,
dan
Pengendalian Pembangunan.
2. Menetapkan Pedoman tentang standar pelayanan minimal yang dapat
ditindak lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
rusunawa di wilayahnya.
3. Melakukan bantuan teknis pembangunan, penghunian dan pengelolaan
rusunawa pra konstruksi sampai konstruksi.
40 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
41
peresmian rusunawa sukoharjo, jawa tengah oleh menteri pekerjaan umum, djoko kirmanto
42 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Provinsi berperan sebagai (agen
of
development)
dari
Pemerintah
Pusat
utamanya dalam menunjang pembangunan
rusunawa. Pemerintah Provinsi memfasilitasi dan
mengkoordinasikan antara Pemerintah Pusat
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, pembinaan
pencapaian
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki peran
penting dalam suksesnya pembangunan fisik
hingga pengelolaan dan penghunian Rusunawa.
Keberhasilan pengelolaan Rusunawa pada
akhirnya
ikut
mencerminkan
kesuksesan
peran Pemda didalam menangani wilayahnya.
Peran Pemda sangat penting sejak tahap awal
43
44 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
45
suasana
di rusunawa
banyuangga,
Probolinggo
Jawa timur
46 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
best practices
47
48 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukinan kumuh
best practices
49
50 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
best practices
51
52 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
pencapaian
53
54 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
penutup
penutup
56 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
penutup
57
Sumatera
sumatera Utara
nanggro aceh darussalam
2 Banda Aceh (2)
riau
2
kepulauan riau
4
bangka-belitung
2
sumatera barat
Padang, UNAND (1) 1
Kota Padang (2) 2
bengkulu
bengkulu (1)
sumatera selatan
lampung
bandar lampung (1)
60 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Jawa
Jawa tengah
banten
1,5 Tangerang, Manis Jaya (1,5)
11
dki jakarta
3
Jawa barat
yogyakarta
Sleman (1)
Sleman (1)
1 Bogor (1)
2
jawa timur
5
11
KETERANGAN
2003-2004
2005-2006
2007
2008-2009
2004-2005
2006-2007
2007-2008
2010-2011
Kalimantan
Kalimantan barat
1
Entikong (1)
Kalimantan timur
1
samarinda (1),
Tarakan, Boom Panjang (1)
Kalimantan tengah
1 palangkaraya (1)
Kalimantan selatan
KETERANGAN
2003-2004
2005-2006
2007
2008-2009
2004-2005
2006-2007
2007-2008
2010-2011
62 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
banjarmasin (1)
sulawesi utara
sulawesi tengah
kota palu (1)
bitung (1)
sulawesi selatan
Makassar, Daya (1)
mataram (1)
sulawesi tenggara
3
Papua
papua
KETERANGAN
2003-2004
2005-2006
2007
2008-2009
2004-2005
2006-2007
2007-2008
2010-2011
64 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Riau
27
160
Jawa Barat
21
192
Banten
21
1.5
144
Jawa Tangah
Surakarta, Begalon
21
96
DI Yogyakarta
21
72
Jawa Timur
21
192
Surabaya Wonorejo
21
96
21
96
Gresik
21
96
Makassar, Daya
21
96
13.5
1240
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Sulawesi Selatan
TA 2004-2005
No
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Sumatera Utara
Medan, Belawan
21
96
DKI Jakarta
30
300
Jawa Barat
Depok, Cimanggis
21
96
Bekasi, Jaya
21
96
27
80
30
80
Sleman
21
96
844
DI Yogyakarta
65
TA 2005-2006
No
Propinsi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
21
96
Kota/Kabupaten/Lokasi
Sumatera Utara
Medan, USU
21
96
Sumatera Selatan
Palembang, Kasnaryansyah
21
96
DKI Jakarta
30
200
Jawa Barat
27
80
Bandung, Cingised
21
96
21
288
21
96
Semarang, UNDIP
21
96
96
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Yogyakarta, UGM
21
Jawa Timur
21
96
Surabaya, Wonorejo
21
192
Kalimatan Barat
Entikong
21
96
Kalimatan Timur
21
96
10
Sulawesi Selatan
Makassar, Marisso
21
288
11
Papua
Jayapura, Dok 9
21
96
Jayapura, UNCEN
21
96
23
2200
66 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
TA 2006-2007
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Medan, Belawan
21
96
Medan, USU
21
96
Tanjung Balai
21
96
Sumatera Selatan
Palembang, UNSRI
21
192
Sumatera Barat
Padang, UNAND
21
96
Jawa Barat
Sumedang, UNPAD
21
192
Bandung, Cingised
21
96
Bandung, ITB
21
96
Depok
21
192
Semarang, Kaligawe
21
192
Surakarta, Begalon
21
96
Sukoharjo
21
96
Cilacap
21
96
Semarang, UNDIP
21
192
Karanganyar
21
96
Yogyakarta, Kalicode
21
96
Yogyakarta, UGM
21
96
Yogyakarta, UMY
21
288
Surabaya, ITS
21
384
Sidoarjo
21
192
Surabaya, Sidotopo
21
288
No
1
Propinsi
Sumatera Utara
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kota/Kabupaten/Lokasi
Gresik
21
192
Kalimantan Selatan
21
96
Sulawesi Selatan
Makassar, UNHAS
21
192
Makassar Kota
21
96
10
Sulawesi Utara
Bitung
21
96
11
Papua
Jayapura, UNCEN
21
96
42
4032
67
TA 2007
No
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Lampung
Bandar lampung
21
96
Jawa Barat
Bogor
27
80
Jawa Tengah
Pekalongan, Krapyak
21
96
Wonosobo, UNSIQ
21
96
Surakarta, UNS
21
96
Sleman
21
96
560
DI Yogyakarta
68 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
TA 2007-2008
No
Propinsi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Batam 1, Sekupang
24
198
Kota/Kabupaten/Lokasi
Kepulauan Riau
Batam 2, Sekupang
24
198
Sumatera Utara
Medan, Belawan
21
96
Bengkulu
Bengkulu
21
96
Lampung
21
96
DKI Jakarta
Komarudin 1
30
200
30
200
Pinus Elok 1
30
200
Pinus Elok 2
30
200
Cakung Barat
36
160
Bogor, Menteng
27
80
Bandung, Cingides
21
96
Sukoharjo
21
192
Surakarta, UMY
21
96
Pekalongan, Krapyak
21
192
Karanganyar, Sroyo
21
96
21
96
Semarang 1, Kaligawe
24
198
Semarang 2, Kaligawe
24
198
21
96
Yogyakarta, Gowongan
21
96
21
192
Sidoarjo, Tambakwaru
21
96
Samarinda
21
96
24
99
6
7
8
9
10
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimanta Timur
11
Kalimantan Tengah
Palangkaraya
21
96
12
Sulawesi Tenggara
Kendari
21
96
Bau-Bau, Barataguru
24
198
13
Sulawesi Selatan
Makassar, UNISMU
21
192
21
288
46
4433
69
TA 2008-2009
No
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
Banda Aceh
24
198
Sumatera Utara
24
198
Kota Medan
24
198
Kepulauan Riau
24
198
Bangka Belitung
24
198
Banten
Kota Tangerang
24
198
Kab. Serang
21
96
24
99
30
400
24
99
Bandung Cingised
24
99
24
297
Kab. Semarang
24
99
24
198
Kab. Kudus
24
198
Kab. Jepara
24
99
Kab. Bantul
24
198
Kab. Sleman
24
99
24
198
24
99
24
198
24
198
Kota Probolinggo
24
99
6
7
9
10
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Jember
24
99
11
Mataram
24
99
12
Kalimantan Barat
24
99
13
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
21
96
14
Kalimanta Timur
Kota Balikpapan
24
99
15
Sulawesi Selatan
24
198
24
99
16
Sulawesi Tenggara
Kab. Kolaka
24
198
17
Sulawesi Tengah
Kota Palu
24
99
18
Sulawesi Utara
Kota Manado
24
99
Kota Bitung
24
99
Kota Bitung
24
99
54
5344
70 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
TA 2010-2011
No
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Type
Twin
Blok
Jml
Unit
198
Sumatera Barat
Kota Padang
24
Sumatera Utara
24
99
Kepulauan Riau
Kota Batam 1
24
198
Kota Batam 2
24
198
Sumatera Selatan
Kota Palembang
24
198
Bangka Belitung
24
198
Lampung
24
198
Banten
Kota Tangerang
24
198
Jawa Barat
Kota Cimahi 1
24
198
Kota Cimahi 2
24
99
Kab. Bandung 1
24
198
Kab. Bandung 2
24
99
Kab. Jepara 1
24
198
Kab. Jepara 1
24
99
Kota Surakarta 1
24
99
Kota Surakarta 2
24
99
Jawa Tengah
Kota Salatiga
24
198
10
DI Yogyakarta
Kab. Sleman
24
99
Kab. Bantul
24
99
11
Jawa Timur
Kab. Sidoarjo 1
24
99
Kab. Sidoarjo 2
24
198
Kota Probolinggo 1
24
99
Kota Probolinggo 2
24
99
Kota Madiun
24
99
Kota Kediri
24
198
Kota Surabaya
24
99
12
Kalimantan Selatan
Kota Banjarmasin
24
99
13
Sulawesi Selatan
Kota Bantaeng
24
99
40
4059
71
TA 2011-2012
No
Propinsi
Kota/Kabupaten/Lokasi
Type
Twin
Blok
Unit
198
24
Sumatera Utara
24
99
Kota Sibolga
24
198
Kota Medan
24
198
Kota Binjai
24
99
24
198
297
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Kota Palembang
24
Kepulauan Riau
Kota Batam
24
396
297
Riau
Kota Pekanbaru
24
Jawa Barat
Kab.Bandung 1
24
297
Kota Bandung
24
99
Kota Sukabumi
24
99
Bandung (ITB)
24
198
Kab. Bandung 2
24
99
Kota Tegal
24
198
Kab. Cilacap
24
198
Kota Semarang 1
24
198
Kota Kudus
24
198
Kab. Pemalang
24
99
Kota Semarang 2
24
198
Kab. Klaten
24
198
Kab. Bantul
24
99
Kab. Sleman 1
24
297
Kab. Sleman 2
24
99
24
0,5
49,5
24
0,5
49,5
24
99
24
198
Kota Probolinggo
24
99
Kota Kediri
24
297
Kota Blitar
24
198
Kab. Lumajang
24
198
Kota Pasuruan
24
198
Kab. Sidoarjo 2
24
198
10
Jawa Tengah
D I Yogyakarta
Jawa Timur
Kota Surabaya
Kab. Sidoarjo 1
72 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
TA 2011-2012
No
Propinsi
Type
Twin
Blok
Unit
Kota Tarakan
24
99
Kota/Kabupaten/Lokasi
11
Kalimantan Timur
Kota Balikpapan
24
99
12
Kalimantan Barat
24
99
13
Sulawesi Selatan
Kab. Jeneponto
24
99
Kab. Bantaeng
24
99
Kota Palu
24
99
24
198
70
6930
14
15
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
73
74 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
75
76 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
77
78 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
79
80 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
81
marunda, jakarta
marunda, jakarta
82 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
83
84 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
85
86 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
87
jayapura, papua
jayapura, papua
88 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
jayapura, papua
89
90 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
dok 9, papua
91
92 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
93
94 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
95
96 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
97
ugm, yogyakarta
98 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
ugm, yogyakarta
99
100 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
101
102 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
103
104 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
rusunawa, bengkulu
rusunawa,
bengkulu
rusunawa,
bengkulu
105
sroyo, karanganyar,
jawa tengah
sroyo, karanganyar,
jawa tengah
106 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
107
108 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
sukoharjo,
jawa tengah
uns, surakarta,
jawa tengah
rusunawa, bengkulu
109
110 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
penjaringan, jakarta
111
112 rusunawa,
komitmen bersama penanganan permukiman kumuh
113
Daftar Istilah
APBD
: Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan Belanja Nasional
BLU
: Badan Layanan Umum
DED
: Detail Engineering Design
DIPA
: Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DPR
: Dewan Perwakilan Rakyat
DPPKA
: Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset
ICETT
: International Center for Environmental Technology Transfer
MBR
: Masyarakat Berpenghasilan Rendah
MDGs
: Millenium Development Goals
PDAM
: Perusahaan Daerah Air Minum
Pokja
: Kelompok Kerja
PKN
: Pusat Kegiatan Nasional
PKW
: Pusat Kegiatan Wilayah
PNPB
: Penerimaan Negara Bukan Pajak
PP
: Peraturan Pemerintah
PPK
: Pejabat Pembuat Komitmen
PSD
: Pembangunan Sarana Dasar
RPIJM
: Rencana Program Investasi Jangka Menengah
RPJM
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah
RPJMN
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPKPP
: Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas
RTH
: Ruang Terbuka Hijau
RTRW
: Rencana Tata Ruang Wilayah
RT/RW
: Rukun Tetangga/Rukun Warga
RTRWN
: Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Rusun
: Rumah Susun
SCM
: Show Case Meeting
SPPIP
: Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
TB
: Twinblok
Tupoksi
: Tugas Pokok dan Fungsi
UU
: Undang-undang
UPT
: Unit Pengelola Teknis
USAID :
United States Agency for International Development
Budi Yuwono
Pengarah
Amwazi Idrus
Penanggung Jawab
Nieke Nindyaputri
Christ Robert Marbun
Hendarko Rudy Susanto
Th. Sri Mulyantini Respati
Fitri Peranginangin
Pelaksana
Deva Kurniawan
Kusumawardhani
Muhammad Danial
Arifandi Pohan
Astri Paramitha
Irawanto
Dessiana Sinukaban
Penerbit