81
82
lapisan batas.
diameter dari butirannya, kurang dari ketebalan sublapisan laminer akan tetap terbentuk dan plat akan
berkelakuan sebagaimana kalau dia halus. Tetapi kalau
kekasaran (atau diameter butiran) lebih besar dari
ketebalan sub-lapisan, sehingga tersimbul ke luar, maka
titik yang tinggi akan menimbulkan ulakan dan plat dapat
dianggap kasar. Sublapisan laminer menipis kalau Re
meningkat. Konsekwensinya, setiap plat dapat berperilaku
sebagai halus maupun kasar tergantung pada bilangan
Reynolds.
9. Meskipun pekerjaan dalam buku berikut didasarkan pada
kejadian dari plat datar dalam arus seragam. Tetapi
penjelasan utama di sini dibuat untuk aliran pipa, karena
dalam pengaruhnya, pipa dapat dibayangkan sebagai plat
datar yang dibungkuskan melingkar sampai bersambungan
sendiri, dan banyak dari data empiris yang menonjol dalam
teori plat datar didapatkan dari percobaan pada aliran pipa.
10.
Dalam teori lapisan batas adalah normal untuk
membuat anggapan bahwa
tekanan adalah seragam di sepanjang lapisan batas
-dan
fluida
dianggap
berperilaku
sebagai
tidak
kompresibel.
84
85
vdy
0
1)
v 2 dy
0
2)
Karena kecepatan aliran yang sama terjadi pada ON dan
kecepatan di sana adalah V , kecepatan perubahan momentum
V vdy
pada ON =
F= V vdy v 2 dy = ( v V v 2 ) dy= v ( V v ) dy
0
86
v
v2
2
V V
() dy
Atau
3)
F= V
( V v ) =
( y )
4)
( )
5)
F= V
0
v
v
1
V
V
dy
V 2 {r ( 2r )r 2 ( 2r )2 } dy
0
87
5
r5
V 2 r 2 r 3+ r 4
3
5
F=
2
V 2
15
6b)
1 /7
()
=r 1/ 7
dengan
F= V 2
Maka,
r=
7)
v
v
1
dy
V
V
V 2 ( r 1/ 7r 2 /7 ) dr
0
V 2
7 8 /7 7 9 /7
r r
8
9
1
0
F=
7
2
V
72
8)
F= 0 dx
9)
Dengan
{dvdy }
y=0
{ dvdy }
10)
y=0
dv
dy
, berkurang.
Diikuti bahwa T0, adalah fungsi dari x meskipun bukan fungsi yang
sama untuk semua kejadian laminer maupun turbulen.
x
F= 0 dx , 0=
0
dF
dx
0=
2
2
F= V x
5
11)
dF 2
d
= V 2
dx 5
dx
12)
T 0 =
{dvdy }
y=0
r=
dv
=2V ( 1r )
dr
dv dv dr
1
= x =2V ( 1r ) x
dr dr dy
dan
Karena F= 0 kalau y= 0,
0=
{dvdy }
y=0
2V
2 V 2
d
= V 2
15
dx
13)
15
dx
Dengan memisahkan variabel,
30
dx= 2 d
30 x
= 2+C
V
Karena = 0kalau x= 0, maka konstanta integrasi C = 0
90
Jadi,
2 30 v
=
x
xV
()
v=
dimana
5,48
=
x Re
Yaitu
dengan
Re =
xV
v
14)
yang merupakan persamaan teoritis untuk permukaan dari
lapisan batas laminer.
0 =
{ dvdy }
yang
y=0
dipakai
dalam
kejadian
1 /7
v
y
=
V
()
adalah
maka
{dvdy }
y=0
=0
dan
( )
F=
7
V 2
72
7
d
V 2
72
dx
1
4
v
d = 0,023
7
V
( )x
4 4
v
=0,237
5
V
=0,237 x
4
5
v 15
v
=0,377
V
V x
( )
1
4
dengan
v=
1
4
( )x
1
5
( )x
91
=0,377 R e5
x
Yaitu
=5,00 Re2
x
15)
92
93
Dalam bab ini kita akan meninjau karakteristik dari aliran luar
yang melewati berbagai benda. Kita akan mengkaji aspek-aspek
kualitatif dari aliran-aliran serupa itu dan mempelajari cara
menentukan berbagai gaya pada benda yang dikelilingi oleh
cairan Sebuah benda yang terendam di dalam fluida yang
bergerak mengalami gaya-gaya resultan akibat interaksi antara
benda dengan fluida di sekelilingnya. Dalam beberapa situasi
(seperti pesawat yang terbang melewati udara yang diam), fluida
yang berada jauh dari benda berada dalam keadaan diam dan
benda tersebut bergerak melalui fluida dengan kecepatan U.
Dalam situasi lainnya (seperti angin yang bertiup melewati
sebuah bangunan), benda dalam keadaan diam dan fluida
mengalir melewati benda tersebut dengan kecepatan U. Pada
kasus manapun, kita dapat menetapkan sistem koordinat pada
benda
96
97
tajam dari lapisan batas. Artinya u -> U ketika kita semakin jauh
dari pelat; tidaklah tepat benar u= U pada y = . Kita
mendefinisikan ketebalan lapisan batas, , sebagai, jarak dari
pelat di mana kecepatan fluida telah mencapai suatu nilai
sembarang, yang tertentu dibandingkan kecepatan hulunya.
Biasanya, sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.3a
ditetapkan
* = y di mana u = 0,99 U
Untuk menghilangkan ketidakpastian dalam penentuan
tersebut (apa istimewanya 99%, mengapa tidak 98%?), definisidefinisi berikut diperkenalkan. Ditunjukkan dalam Gambar 3.3b
dua profil kecepatan untuk aliran yang melewati sebuah pelat
datar yang satu adalah jika tidak terdapat viskositas (sebuah
profil seragam) dan yang lainnya adalah jika terdapat viskositas
dan tidak ada slip pada dinding (profil lapisan batas). Karena
berkurangnya kecepatan sebesar Uu di dalam lapisan batas,
laju aliran melintasi b-b kurang dari yang melintasi bagian a-a.
Namun demikian, jika kita memindahkan pelat pada bagian a-a
dengan besar yang tepat *, yang disebut sebagai ketebalan
perpindahan lapisan batas, laju aliran di setiap bagian akan
sama.
Hal ini akan berlaku jika
bU= ( U u ) b dy
0
= 1
u
dy
U
1)
u ( Uu ) dA= b u ( U u ) dy
0
b U =b u ( U u ) dy
2
Atau
=
0
u
u
1
dy
U
U
2)
,
dan
100
dan tekanan yang biasa ditunjukkan pada Gambar 3.6a dan 3.6b.
Baik w dan p bervariasi besar dan arahnya di sepanjang
permukaan.
Seringkali berguna jika kita mengetahui distribusi terperinci
dari tegangan geser dan tekanan di seluruh permukaan benda,
meskipun informasi serupa itu sulit didapatkan. Namun
demikian, seringkali yang diperlukan hanya efek resultan secara
keseluruhan. Gaya resultan dalam arah yang sama dengan
kecepatan hulu disebut sebagai drag (gaya seret), D , dan gaya
resultan yang tegak lurus terhadap arah kecepatan hulu disebut
sebagai lift (gaya angkat), L, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.6c. Untuk beberapa benda tiga dimensi, mungkin
juga terdapat sebuah gaya samping yang tegak lurus
terhadap bidang yang memuat D dan L.
Resultan dari tegangan geser dan distribusi tekanan dapat
diperoleh dengan mengintegrasikan pengaruh-pengaruh dari
kedua besaran ini pada permukaan benda seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3.7. Komponen x dan y dari gaya
fluida pada elemen luas kecil sebesar dA adalah
dF x = (p dA) cos + ( w dA) sin
dan
dF y = (p dA) sin + ( w dA) cos
Jadi, komponen x dan y netto dari gaya pada benda adalah:
3.1)
3.2)
sederhana.
Tanpa informasi terperinci yang berkaitan dengan distribusi
tegangan geser dan tekanan pada sebuah benda, Persamaan 3.1
dan 3.2 tidak dapat digunakan. Alternatif yang banyak digunakan
adalah dengan mendefinisikan koefisien lift dan drag yang tak
berdimensi dan menentukan nilai-nilai perkiraannya dengan
cara-cara baik menggunakan analisis yang disederhanakan,
atau dengan beberapa teknik numerik, atau eksperimen yang
sesuai. Koefisien lift, CL, dan koefisien drag, CD, didefinisikan
sebagai:
C L=
L
1
2
U A
2
Dan
CD=
D
1
2
U A
2
D
1
2
U A
2
3.3)
Drag Gesekan
Drag gesekan, Df, adalah bagian dari drag yang langsung
disebabkan oleh tegangan geser, w, pada benda. Drag ini bukan
hanya merupakan fungsi dari besar tegangan geser dinding,
tetapi juga arah orientasi permukaan di mana gaya tersebut
bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan faktor w sin dalam
104
105
Kondisi aliran
CDf = 1,328/(Re)0,5
Aliran laminar
Transisional dengan Rexcr = 5 x 105
Turbulen penuh
Drag Tekanan
Drag tekanan, Dp, adalah bagian dari drag yang langsung
disebabkan oleh tekanan, p, pada sebuah benda. Drag ini sering
disebut sebagai drag bentuk, karena ketergantungan yang sangat
kuat pada bentuk dari benda. Drag tekan adalah fungsi dari
besarnya tekanan dan orientasi arah elemen permukaan dima na
gaya tekanan tersebut bekerja. Sebagai contoh, gaya tekanan
pada kedua sisi pelat datar sejajar aliran mungkin saja sangat
besar, tetapi gaya tersebut tidak berkontribusi pada drag
karena gaya tersebut bekerja pada arah tegak lurus terhadap
106
Dp
1
U 2 A
2
pcosdA = C p cosdA
1
U 2 A
2
Reynolds.
Jika viskositas nol, drag tekanan pada setiap, benda
berbentuk apapun (simetris atau tidak) dalam aliran tunak akan
bernilai nol. Mungkin akan terdapat gaya tekanan yang besar
pada bagian depan benda, tetapi mungkin akan terdapat gaya
tekanan yang sama besar (dan arahnya berlawanan) pada
bagian belakang.
108
109
3.4)
D
1
U 2 l2
2
2C lU 2 C
=
U 2 l 2
110
112
drag
untuk
serangkaian
benda
dua-dimensi
113
114
menjadi sekunder.
Untuk kebanyakan benda, nilai dari C D meningkat secara
dramatis di sekitar Ma = 1 (aliran sonik). Perubahan karakter ini,
ditunjukkan oleh Gambar 3.14, disebabkan oleh adanya
gelombang-gelombang kejut (suatu daerah yang sangat sempit
di dalam medan aliran di mana parameter aliran yang
melintasinya berubah hampir secara diskontinu).
Karakter koefisien drag sebagai fungsi dari bilangan Mach
berbeda pada benda-benda tumpul dibandingkan bendabenda lancip. seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.14,
benda-benda yang lancip menghasilkan koefisien drag
maksimumnya di sekitar daerah Ma = 1 (aliran sonik),
sementara koefisien drag untuk benda tumpul meningkat dengan
Ma jauh di atas Ma = 1. Perilaku ini disebabkan oleh sifat dari
struktur
gelombang
kejut
dan
separasi
aliran
yang
menyertainya. Ujung depan dari sayap pesawat udara
subsonik seringkali dibulatkan dan tumpul, sementara pesawat
super sonik cenderung dibuat lancip.
115
kompleks
dari
bilangan
Froude
dan
bentuk
benda.
Ketergantungan yang agak "unik" dari koefisien drag
gelombang, C Dw = D w /(U 2 2/2), pada bilangan Froude yang
ditunjukkan adalah khas. Hal tersebut disebabkan oleh kenyataan
bahwa struktur gelombang yang dihasilkan oleh lambung kapal
merupakan fungsi yang sangat kuat dari kecepatan kapal atau,
dalam bentuk tak berdimensi, bilangan Froude. Struktur dari
gelombang ini juga merupakan fungsi dari bentuk benda. Sebagai
contoh gelombang bow, yang sering merupakan kontributor
utama dari drag gelombang, dapat dikurangi dengan
menggunakan bentuk desain yang tepat dari bulb pada bow,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.16. Dalam hal ini benda
streamlined (lambung tanpa bulb) memiliki drag yang lebih besar
daripada yang tidak streamlined.
Drag Benda Komposit. Perkiraan perhitungan drag
untuk benda kompleks seringkali dapat diperoleh dengan
memperlakukan benda sebagai, kumpulan dari berbagai
bagiannya. Sebagai contoh, drag pada pesawat terbang dapat
diperkirakan dengan menjumlahkan drag yang dihasilkan oleh
berbagai komponennyasayap, fuselage, bagian ekor, dan
seterusnya.
Perhatian
penuh
harus
diberikan
dalam
menggunakan pendekatan seperti itu karena adanya interaksi
antara berbagai bagian. Sebagai contoh, aliran yang melewati
akar sayap (di dekat pertemuan antara sayap - fuselage)
sangat berubah oleh adanya fuselage.
118
119
120
L
1
2
U A
2
122
Gambar 3.19. Beberapa koefisien drag untuk bendabenda tiga dimensi beraturan
Peralatan penghasil lift yang paling umum (airfoil, fan,
spoiler pada mobil, dan lain-lain) bekerja dalam kisaran bilangan
Reynolds yang besar di mana aliran mempunyai sebuah sifat
lapisan batas, dengan efek viskos yang terbatas pada lapisan
batas dan daerah olakan. Dalam kasus seperti itu, tegangan
geser dinding, w hanya sedikit memberikan kontribusi terhadap
lift. Kebanyakan lift berasal dari distribusi tekanan permukaan.
Suatu distribusi tekanan yang khas pada mobil yang bergerak
123
124
127
Gambar 3.24. Dua cara penyajian dari data lift dan drag
yang sama untuk suatu jenis airfoil: (a) rasio lift terhadap
drag sebagai fungsi dari sudut serang, dengan mulai
terjadinya separasi lapisan batas pada permukaan atas
yang ditunjukan oleh terjadinya stall (b) diagram polar lift
dan drag dengan berbagai sudut serang
Seperti ditunjukkan di atas, lift dan drag pada sebuah
airfoil dapat diubah dengan mengubah sudut serang. Hal ini
secara aktual mewakili perubahan dalam bentuk benda.
128
129
130
2 ( p 1p 2 )
3.5)
( 1 4 )
p1 V 1 p 2 V 2
+ = + +h
2 g 2g L
131
2 ( p1 p 2 )
( 1 4 )
36)
di mana Ao = d2/4 adalah luas lubang pada pelat orifis. Nilai dari
Co adalah sebuah fungsi dari 0 = d/D dan bilangan Reynolds Re
= VD/, di mana V = Q/A1 Nilai Co yang khas diberikan pada
Gambar. 3.28. Perhatikan bahwa nilai Co tergantung pada
konstruksi spesifik orifis meter (yaitu penempatan tap tekanan,
apakah tepi pelat orifis bujur sangkar atau dikontur bevel, dan
lain-lain). Kondisi-kondisi sangat presisi yang mengatur
konstruksi orifis meter standar telah dibuat untuk memberikan
akurasi yang sebaik mungkin.
132
G
ambar 3.29 Kontruksi nossel meter yang khas
133
Q=C n Qideal =C n A n
2 ( p1 p 2 )
( 1 4 )
37)
134
2 ( p1 p2 )
( 1 4 )
135
bensin mobil. Alat ukur ini hanya terdiri atas satu bagian
utama yang bergerak dan relatif tidak mahal serta akurat. Prinsip
kerjanya sangat sederhana, namun mungkin akan sulit
memahami pengoperasiannya tanpa pertama-tama benar-benar
memeriksa dan mengamatinya. Alat ukur ini terdiri dari ruang
pengukur dengan sisi-sisi bulat dan bagian atas dan bawah
berbentuk kerucut. Sebuah piringan terpasang pada bola tengah
dan membagi ruang menjadi dua bagian. Piringan dibatasi
berada pada sudut yang tidak tegak lurus terhadap sumbu
simetri ruang. Sebuah pelat radial (diafragma) membagi ruang
sedemikian rupa sehingga fluida yang masuk menyebabkan
piringan bergoyang mengangguk-angguk dengan fluida mengalir
bergantian melalui bagian atas atau bawah piringan. Fluida
keluar dari ruang setelah piringan melengkapi satu anggukan,
yang bersesuaian dengan
138
139
Latihan
1. Tebal perpindahan lapisan batas adalah (a) jarak dari batas
yang terpengaruh oleh tegangan geser batas; (b) setengah tebal
lapisan batas yang sebenamya; (c) jarak ke titik di mana u/U =
0,99; (d) jarak tergesemya aliran utama; (e) tiada di antara
jawaban ini.
2. Koefisien hambat untuk pelat datar (D = hambatan) adalah (a)
2D/U2l; (b) Ul/D; (c) UI/2D; (d) U2l/2D; e) tiada di antara
jawaban-jawaban ini.
3. Tebal lapisan batas laminar sebanding dengan (a ) 1/ x 1 / 2 ; (b)
x 1 / 7 ; (c) x 1 / 2 ; (d) x 6 / 7 ; (e) tiada di antara jawaban-jawaban ini.
4. Udara pada kondisi standar mengalir melewati sebuah pelat
datar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Pada kasus (a)
pelat sejajar dengan aliran hulu, dan (b) pelat tegak lurus
aliran hulu. Jika distribusi tekanan dan tegangan geser pada
permukaan benda seperti yang ditunjukkan (diperoleh baik
dengan eksperimen atau secara teori), tentukan lift dan drag
pada pelat.
Gambar 1.
5. Udara yang mengalir ke dalam sebuah saluran duct bujur
sangkar bersisi 2- ft dengan kecepatan seragam sebesar 10
ft/s membentuk sebuah lapisan batas pada dinding seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 2. Fluida di dalam daerah inti (di
luar lapisan batas) mengalir seakan-akan fluida tersebut inviscid.
140
(1)
Gambar 2.
141