Anda di halaman 1dari 3

DISUSUN OLEH :

ANANDA NURHUDA

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2

MARTAPURA

TAHUN 2010/2011
Al-Hasan bin Yasar-dikatakan juga Al-Hasan bin Abil Hasan- Abu Sa’id Al-Bashri. Beliau dilahirkan pada
tahun terakhir dari masa kekhalifahan ‘Umar bin Al-Khaththab (tahun 21 H). Asal keluarganya
sebenarnya dari Sabi Misan, suatu desa yang terletak antara Bashrah dan Wasith. Namun kemudian
mereka pindah ke Madinah.
Ayah Al-Hasan adalah budak milik Zaid bin Tsabit Al-Anshari radhiallahu ‘anhu dan ibinya adalah budak
milik Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, istri Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu Salamah
radhiallahu ‘anha sering mengutus budaknya tersebut untuk suatu keperluan sehingga beliaulah yang
sibuk menyusui Al-Hasan Al-Bashri yang waktu itu masih kecil. Maka masyarakat waktu itu pun menduga
bahwa ilmu dan hikamah yang diberikan kepada Al-Hasan disebabkan barakah susuan tersebut.
Al-Hasan tumbuh di Madinah dan bertemu dengan para shahabat sera mendengar ilmu dari mereka.
Beliau adalah orang yang terkemuka dalam keilmuan, sehingga digelari dengan “Syaikhul Bashrah”.
Asy-Sya’bi berkata pada seorang yang hendak ke Bashrah, “Jika Anda melihat seorang yang tertampan
dari penduduk Bashrah dan yang paling disegani oleh mereka maka dialah Al-Hasan (Al-Bashri), maka
sampaikan salamku kepadanya.”
Al-Hasan juga dikenal sebagai seorang yang sangat pemberani. Dan dulu jika Al-Muhallab bin Abi
Shafrah hendak memerangi orang-orang Musyrik, maka beliaulah yang dikedepankan.
Malik bin Dinar bercerita tentang orang-orang yang memiliki pengaruh di hati-hati (manusia-pent): “Iya
demi Allah, sungguh kami melihat mereka itu adalah Al-Hasan, Sa’id bin Jubair, dan orang-orang yang
seperti mereka. Allah telah menghidupkan sejumlah baesar manusia dengan sebab perkataan salah
seorang dari mereka.”
Al-A’masy berkata: “Dulu apabila Al-Hasan disebut di sisi Abu Ja’far bin ‘Ali bin Al-Husain-yakni Al-Baqir-
beliaupun berkata: “Dialah (Al-Hasan) orang yang ucapannya menyerupai perkataan para nabi”.
Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari berkata:”Aku belum pernah meliahat seseorang yang menyerupai
para shahabat Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam selain beliau (Al-Hasan).”
Al-Hasan adalah sosok tabi’in yang senantiasa bersedih karena banyaknya mengingat akhirat, akan
tetapi tidaklah hal ini sampai membawa beliau kepada akhlak orang-orang a’jam (asing) sebagaimana
yang tersebar di zamannya.
Beliau adalah orang yang sederhana dalam hal makanan, dan mengenakan pakaian yang mudah bagi
beliau. Beliau pernah ditanya pakaian yang paling disukainya, maka ia menjawab : Yang paling tebal,
paling kasar (tidak licin) dan paling rendah menurut manusia.” Namun bukan berarti beliau
membenarkan perbuatan sebagian ahlul ibadah dalam cara berpakaian mereka yang buruk, bahkan Al-
Hasan pernah mengingkarinya. Sungguh pernah disebutkan kepadanya tentang orang-orang yang
memaki bulu shuf (wol, bulu domba) maka beliau berkata: Kenapa mereka itu? Mudah-mudahan
sebagian mereka kehilangan sebagian yang lain…mereka menyembunyikan kesombongan di dalam hati-
hati mereka.”
Beliau menghafal Al-Qur’an pada usia 12 tahun, dan tidaklah beliau berpindah dari satu surat ke surat
yang lainnya kecuali setelah mengetahui tafsir dan sebab turunnya surat tersebut. Beliau tidak
mengurus satu dirhampun dalam perdagangan, bukan pula sebagai sekutu seorang penguasa. Tidakalah
beliau memerintahkan sesuatu sehingga telah dilaksanakan dan tidak pula melarang dari sesuatu sampai
telah meninggalkannya. Beliau wafat pada malam Jum’at, awal bulan Rajab pada tahun 110 H, dan
beliau hidup sekitar 88 tahun sebagaiman telah dikatakan oleh putra beliau.

Anda mungkin juga menyukai