DESSERT THERMODYNAMICS
FREEZE BANANA WITH CHOCOLATE MELT FLUID
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
Lembar Pengesahan
Jakarta, 27 April 2016
Proposal ini telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Kewirausahaan
Universitas Negeri Jakarta
No
1
Unsur Pembiayaan
Jenis Usaha
2
3
Skala Usaha
Lokasi Usaha
4
5
6
Uraian
Penjualan freeze banana with chocolate
melt fluid
Usaha kecil
JL. Kampar Raya No.542 RT 13/001
Kecamatan Cilincing, Kelurahan Semper
Barat Jakarta Utara
Rp 15.500.000
Modal sendiri
Jangka waktu kredit adalah 2 tahun (kredit
investasi) dan 1 tahun (kredit modal kerja) ,
tanpa tenggang waktu
Kelayakan Usaha
-
Periode proyek
Kapasitas produksi
2 tahun
Rp2.320.000
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
FREEZE BANANA WITH CHOCO MELT FLUID
2.1
Tahun Berdiri
: 2015
Pimpinan/Pemilik
Beta Devita
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Indah Mutiara
Ayu Rezky
2.2
Pola Pembiayaan
Pembuatan usaha penjualan dessert thermodynamics yakni freeze banana with choco
melt fluid dibuat dengan modal pribadi. Modal pribadi ini digunakan untuk membeli
bahan-bahan yang digunakan untuk membuat freeze banana choco melt tersebut seperti
pisang dan coklat cair.
Dalam perkembangan sumber pembiayaan tidak hanya berasal dari modal pribadi, akan
tetapi juga berasal dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Merujuk pada perkembangan
perbankan syariah, maka pada buku ini akan disampaikan contoh pembiayaan syariah.
Salah satu contoh alternative produk syariah yang digunakan untuk pembiayaan usaha
freeze banana choco melt fluid adalah murabahah (jual beli). Kriteria yang menjadi
pertimbangan ank dalam melakukan analisis kredit/pembiayaan kepada nasabah adalah 5C,
yaitu character (watak), capacity (kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan)
dan condition (kondisi).
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1
Aspek Pemasaran
3.1.1
Permintaan
Dengan keadaan dimana penduduk yang begitu banyak dan terus bertambah,
maka dari itu kebutuhan pangan tentu akan terus meningkat juga. Konsumsi pisang
coklat pada masa mendatang diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan
banyaknya masyarakat terlebih anak-anak yang dominan menyukai coklat serta
kesadaran masyarakat akan arti penting nilai gizi produk pisang coklat bagi kesehatan.
3.1.2
Penawaran
Akibat permintaan yang semakin meningkat maka penawaran yang disajikan juga
akan ditingkatkan. Semakin banyak orang-orang yang menyadari gizi pada pisang,
terlebih anak-anak yang menyukai akibat rasa coklat pada pisang. Mengubah pandangan
orang yang semula tidak menyukai pisang menjadi tertarik pada produk pisang coklat.
Oleh karena itu, usaha kami meningkatkan jumlah penawaran pada pisang.
3.1.3
3.2
Aspek Pemasaran
Pada aspek pemasaran usaha pisang coklat akan dibahas tentang kondisi harga
jual dan jalur pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian dan secara umum.
3.2.1. Harga
Harga jual freeze banana with choco melt fluid dijual dengan harga 3000 perbuah.
1 buah tersebut terdiri dari pisang yang ditusuk dengan stik eskrim dan dibekukan lalu
dicelupkan ke dalam coklat meleleh. Namun, ketika pisang coklat didistribusikan ke
pasar, akan dijual dengan harga 2500 perbuah, dan oleh pasar dijual lagi ke konsumen
dengan harga 3000 rupiah per buah.
3.2.2
Jalur Pemasaran
Pertama-tama pemasaran pisang dipasarkan dari petani kebun pisang ke pasar lalu
dipasarkan ke konsumen. Sedangkan coklat cair didistribusikan dari pabrik ke pasaran.
Pemasaran pisang coklat yang telah jadi dilakukan melalui 2 jenis distribusi yaitu distribusi
langsung dang distribusi tidak langsung. Distribusi tidak langsung yaitu dilakukan pemasaran ke
beberapa tempat, yang utama disalurkan ke beberapa pasar untuk dijual kembali kepada para
konsumen di pasar. Selanjutnya akan disalurkan ke beberapa warung-warung terdekat. Dan
selanjutnya terdapat distribusi langsung yaitu disalurkan ke para konsumen . Jalur pemasaran
produksi pisang secara ringkas dapat dijelaskan dalam table 3.1 berikut:
Table 3.1 jalur pemasaran pisang
Keterangan
Anggota kelompok
Pisang
Petani
Coklat
Pabrik
Pedagang
Pedagang
Konsumen
Konsumen
Petani
Pabrik
Pedagang/
Pedagang/
Tengkulak
Tengkulak
Konsumen
Konsumen
3.2.3
Kendala Pemasaran
Kendala pemasaran dalam pembuatan pisang coklat ini adalah pada harga coklat.
Pasaran sering menetapkan harga coklat cair dengan harga yang melonjak, padahal harga
dari pabrik tidak mencapai harga segitu. Dan untuk pisang, sering kali terdapat pisang
yang busuk karna pisang merupakan buah yang cepat matang.
Hal lain yang masih menjadi kendala adalah belum mampunya petani dalam
menjalin networking langsung kepada konsumen/ pelanggan khususnya pelanggan besar
dalam rangka menjamin kontinuitas pasar. Petani juga masih lemah dalam menjalin
komunikasi dengan komunitas pasar yang ada. Padahal hal tersebut sangat bermanfaat
untuk mendapatkan akses informasi yang sempurna tentang kondisi pasar, baik dalam hal
harga maupun besarnya permintaan pasar.
BAB IV
ASPEK TEKNIS, PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
4.1
Lokasi Budidaya
Syarat-syarat lokasi yang tepat harus dipenuhi agar proses jual beli pisang coklat dapat terpenuhi:
a. Lokasi strategis, dekat ke tempat manapun dan mudah dijangkau oleh orang-orang setempat
b. Padat lalu lintas. Tempat penjualan pisang coklat ramai dilalui orang yang berlalu lalang,
sehingga banyak terlihat orang-orang. Tidak hanya orang-orang sekitar perumahan saja
c. Lokasi menarik perhatian sehingga orang tertarik untuk membeli karna melihat lokasi
d. Lokasi bersih dan bebas sampah
4.2
Proses Produksi
Pertama-pertama memilih pisang dengan ukuran mini. Selanjutnya masingmasing pisang ditusuk dengan menggunakan stik eskrim. Pisang yang telah ditusukkan
dengan menggunakan stik eskrim, ditaruh di atas nampan kosong. Pisang-pisang tersebut
dimasukan ke dalam freezer. Sedemikian mungkin diatur suhu dalam freezer dan waktu
pembekuan agar pisang dapat beku sedemikian rupa.
Coklat cair dimasukan ke dalam sebuah wadah besar. Selanjutnya pisang yang
telah beku dicelupkan ke dalam coklat cair. Sehingga terbentuklah freeze banana with
choco melt fluid yang mengndung banyak kandungan gizi.
Pisang sebagai bahan utama makanan ini dipilih dengan mempertimbangkan
kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh. Begitupun dengan coklat yang
digunakan dapat membuat orang menghilangkan rasa stressnya. Coklat ini juga rendah
lemak.
4.3
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan produk ini adalah sekitar 2-3
orang untuk pembuatan produksi, 1 orang di bagian keuangan dan 1 orang di bagian
pemasaran.
Keberhasilan usaha penjualan pisang coklat ini sangat ditentukan oleh kejujuran
dan kedisiplinan karyawan atau pelaksana kerja sehari-hari. Kontrol yang ketat
merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi kebocoran-kebocoran yang berakibat
pada pembengkakan pada biaya operasional.
4.4
Input yang digunakan untuk kegiatan penjualan pisang coklat yang utama adalah
buah pisang. Disamping itu juga membutuhkan berbagai jenis bahan habis pakai seperti
coklat cair.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penjualan pisang coklat yang diperlukan
peralatan penunjang dan sarana produksi utama penjualan pisang coklat. Adapun fasilitas
produksi dan jenis peralatan yang digunakan dalam satu unit usaha penjualan pisang
coklat dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
4.5
Jumlah
1 buah
2 buah
5 pack
10 buah
Kendala Produksi
Kendala dalam pembuatan produk ini adalah cepat membusuknya pisang sebagai bahan
utama pembuatan. Sehingga sulit untuk disimpan. Pisang harus cepat cepat dikonsumsi karena
akan cepat menghitam dan lembek. Pisang yang dibeli harus segera habis sehingga bisa membeli
pisang yang baru lagi.
BAB V
ASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis apakah usaha
budidaya pembesaran ikan lele akan memperoleh pendapatan yang secara ekonomis
menguntungkan serta mampu mengembalikan pembiayaan yang diberikan Lembaga Pembiayaan
Syariah/LKS dalam jangka waktu yang wajar. Hasil analisis ini juga dapat dijadikan masukan
bagi LKS dalam menilai setiap permohonan pembiayaan yang diajukan untuk penjualan pisang
coklat. Selain itu dari analisis ini juga akan diketahui kelayakan usaha dari sisi keuangan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani/pembudidaya dalam perencanaan dan pengelolaan
usahanya.
5.1.
Produk pembiayaan konvensional hanya mengenal satu macam produk yaitu pembiayaan
dengan sistem perhitungan suku bunga. Sedangkan pada pola syariah mempunyai keragaman
produk pembiayaan dan perhitungan keuntungan (perolehan hasil) yang fleksibel.
Untuk produk syariah banyak ragamnya, diantaranya mudharabah, musyarakah, salam,
istishna, ijarah dan murabahah. Dari produk tersebut, setiap produk juga masih mempunyai
turunannya. Oleh karena itu, pada pola pembiayaan syariah satu usaha bisa memperoleh
pembiayaan lebih dari satu macam produk.
Sedangkan untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan bisa menggunakan
sistem margin atau nisbah bagi hasil. Margin merupakan selisih harga beli dengan harga jual
sebagai besar keuntungan yang diharapkan. Nisbah bagi hasil adalah proporsi keuntungan yang
diharapkan dari suatu usaha. Pada perhitungan nisbah bagi hasil dapat menggunakan metode bagi
untung dan rugi (profit and loss sharing/PLS) atau metode bagi pendapatan (revenue sharing).
Profi t sharing, nisbah bagi hasil diperhitung -kan setelah dikurangi seluruh biaya (keuntungan
bersih). Sementara revenue sharing perhitungan nisbah berbasis dari pendapatan usaha sebelum
dikurangi biaya operasionalnya.
Keragaman produk pembiayaan dan perhitungan tingkat keuntungan ini dapat memberi
keluwesan/fl eksibilitas baik untuk pihak LKS maupun pengusaha guna memilih produk
pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Bagi pihak
LKS, pemilihan ini dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dan tingkat risiko terhadap nasabah dan
usahanya. Sehingga bisa terjadi untuk usaha yang sama, mendapat produk pembiayaan maupun
besaran margin atau nisbah per nasabahnya berbeda.
5.2.
5.2.1
5.3.
Perhitungan finansial mengenai pendapatan dan biaya usaha, kemampuan usaha untuk
membayar kredit dan kelayakan usaha memerlukan dasar-dasar perhitungan yang diasumsikan
berdasarkan hasil survei dan pengamatan yang terjadi di lapangan serta informasi dari beberapa
literatur. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan ini disajikan pada sebagai
berikut:
1. Peralatan penunjang
Material
Justifikasi
Pemakaian
Freezer
Termos Es
Nampan
Box
Kuantitas
1
10
4
10
Harga/Satuan (RP)
3.640.000,00
150.000,00
15.000,00
30.000,00
Sub Total ( Rp)
Keterangan
3.640.000,00
1.500.000,00
60.000,00
300.000,00
4.500.000,00
Justifikasi
Pemakaian
Pisang
Plastik
Stik Es Krim
Cokelat Cair
Kuantitas
464 Sisir
48 Pcs
96 Pcs
80 Pcs
Harga/Satuan (RP)
10.000,00
10.000,00
5.000,00
20.000,00
Sub Total ( Rp)
Keterangan
4.640.000,00
480.000,00
480.000,00
1.600.000,00
7.200.000
3. Lain Lain
Material
Promosi
Kesekretariatan
Dokumentasi
Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas
34
10
1
Harga Satuan
(Rp)
100.000,00
30.000,00
100.000,00
SUB TOTAL (Rp)
Keterangan
3.400.000,00
300.000,00
100.000,00
3.800.000,00
Total ( Keseluruhan )
15.500.000,00
5.4.
Usaha penjualan freeze banana with chocolate melt fluid langsung mulai dapat
menghasilkan pada tahun pertama. Diperoleh hasil produksi dari penjualan ini sebagai berikut:
Keterangan
Jumlah produksi
1 sikulus (1 tahun)
2320
Pendapatan pertahun
Rp 12.660.000
5.5 Proyeksi Laba rugi Usaha dan Break Even Point (BEP)
Freeze Banana With Chocolate Melt Fluid
Laporan Laba/Rugi
Untuk tahun yang berakhir 2015
Pendapatan
Pendapatan Barang
Pendapatan Bunga
Total Pendapatan
Beban-beban
Harga pokok produksi
Beban Bahan Baku
Beban Gaji
Beban Perlengkapan
Total HPP
Laba Kotor
Biaya Operasi
Beban Listrik dan telpon
Transportasi
Beban Penyewaan Tempat
Total Beban
Laba Bersih
35.715.000
8.048.000+
43.765.000
12.055.000
5.550.000
1.000.000+
37.023.000
8.852.000+
45.875.000
12.475.000
6.000.000
1.000.000+
18.605.00025.160.000
1.500.000
2.000.000
9.000.000+
19.475.000
26.400.000
1.750.000
2.500.000
9.000.000+
12.500.00012.660.000
13.250.00013.150.000
15.500.00
0
850.000
1.291.000
31.660.00
0
B EP=
15.500.00
0
1.291.000
2.195.000
32.970.00
0
Modal Awal 15.500 .000
BEP=
=
=7,06 bulan
Laba Kotor 2.195 .000
2016
45.875.000
6.000.000
19.475.000
20.400.000
17.448.000
28.748.000
11.300.000
3.100.000
3.300.000
7.600.000
14.000.000
1.500.000
8.000.000
9.500.000
BAB VI
KESIMPULAN
1. Secara umum usaha penjualan freeze banana with chocolate melt fluid merupakan usaha yang
bagus. Dilihat dari modal yang tidak terlalu besar dan mudah dibuat serta banyak orang yang
menyukai akibat rasanya yang enak dan menyehatkan.
2. Kebutuhan modal usaha penjualan freeze banana with chocolate melt fluid sebesar Rp 15.500.000
3. Hasil analisis Laba Rugi menunjukkan bahwa usaha penjualan pisang coklat mampu menghasilkan
keuntungan bersih sebesar Rp 12.660.000 per tahun
4. Berdasarkan analisis kelayakan keuangan usaha penjualan freeze banana with chocolate melt fluid dengan
masa proyek 2 tahun
5. Usaha penjualan freeze banana with chocolate melt fluid memberikan dampak positif terhadap kesehatan
karena mengandung gizi dan kandungan lainnya yang baik pada buah pisang dan terdapat banyak
kandungan lainnya juga pada coklat rendah lemak, dapat membebaskan dari rasa stress.