Anda di halaman 1dari 10

Laguna (atau lagoon dalam bahasa Inggris) adalah sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh

penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Jadi, air yang tertutup di
belakanggugusan karang (barrier reef) atau pulau-pulau atau di dalam atol disebut laguna.
Istilah lagoon dalam bahasa Inggris dimulai tahun 1769. Diadaptasi dari laguna Venesia (cf
Latin lacuna, 'ruang kosong'), yang secara khusus menunjuk ke pembatas Venesia, tanah
pembendung air laut, yang melindungi dari Laut Adriatik dengan pantai penghalang Lido (lihat Laguna
Venesia). Laguna menunjuk ke laguna pantai yang terbentuk oleh pasir atau karang di pantai yang
dangkal dan laguna atol yang terbentuk dari pertumbuhan terumbu karang. Dari bahasa Inggris inilah
kata laguna dalam bahasa Indonesia berasal.

Hampir separuh daerah Kiritimati diliputi laguna, sebagian air tawar dan sebagian air asin.

Laguna pantai biasa ditemukan di pantai dengan pasang surut relatif kecil. Ia mencakup kira-kira 13
persen dari keseluruhan garis pantai. Umumnya memanjang sejajar dengan pantai dan dipisahkan
dari laut oleh pulau penghalang, pasir dan bebatuan atau terumbu karang. Penghalang laguna bukan
karang dibentuk oleh aksi gelombang atas arus pelabuhan yang terus menerus membuat sedimen
kasar lepas pantai. Sekali penghalang laguna terbentuk, sedimen yang lebih runcing bisa menetap di
air yang relatif tenang di belakang penghalang, termasuk sedimen yang dibawa ke laguna
oleh sungai. Khasnya laguna pesisir memiliki bukaan sempit ke laut. Sebagai akibatnya, keadaan air
dalam laguna bisa agak berbeda dari air terbuka di laut dalam hal suhu, salinitas, oksigen yang
dibebaskan dan muatan sedimen.
Di sejumlah daerah yang penduduknya menuturkan bahasa Inggris, laguna pesisir kadang-kadang
disebut sound, bay, river, atau lake.Albemarle Sound di North Carolina, Great South Bay, antara Long
Island dan pantai penghalang di Fire Island di New York, Banana River di Florida dan Lake
Illawarra di New South Wales semuanya laguna. Di Britania Raya ada laguna di Montrose,

(Skotlandia) danTywyn (Wales), sedangkan pengembangan air di Chesil Beach, Inggris, dikenal
sebagai fleet, bisa juga disebut laguna. Ada juga satu laguna dekat kota kecil Dingle di Irlandia barat.
Di Meksiko kadang penggunaan "laguna", yang juga diterjemahkan sebagai "lagoon", digunakan
untuk menunjukkan danau, sebagaimana Laguna Catemaco.
Di Indonesia, ada sebuah teluk yang kadang disebut 'laguna', itu adalah Teluk Tapanuli

Lingkungan pengendapan adalah bagian dari permukaan


bumi dimana proses fisik, kimia dan biologi berbeda dengan
daerah yang berbatasan dengannya (Selley, 1988). Sedangkan
menurut Boggs (1995) lingkungan pengendapan adalah
karakteristik dari suatu tatanan geomorfik dimana proses fisik,
kimia dan biologi berlangsung yang menghasilkan suatu jenis
endapan sedimen tertentu. Nichols (1999) menambahkan yang
dimaksud dengan proses tersebut adalah proses yang
berlangsung selama proses pembentukan, transportasi dan
pengendapan sedimen. Perbedaan fisik dapat berupa elemen
statis ataupun dinamis. Elemen statis antara lain geometri
cekungan, material endapan, kedalaman air dan suhu, sedangkan
elemen dinamis adalah energi, kecepatan dan arah pengendapan
serta variasi angin, ombak dan air. Termasuk dalam perbedaan
kimia adalah komposisi dari cairan pembawa sedimen, geokimia
dari batuan asal di daerah tangkapan air (oksidasi dan reduksi
(Eh), keasaman (Ph), salinitas, kandungan karbon dioksida dan
oksigen dari air, presipitasi dan solusi mineral). Sedangkan
perbedaan biologi tentu saja perbedaan pada fauna dan flora di
tempat sedimen diendapkan maupun daerah sepanjang
perjalanannya sebelum diendapkan.
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam, mulai
dari pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert), delta
sampai ke laut. Dengan analogi pembagian ini, lingkungan pengendapan
secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni darat
(misalnya sungai, danau dan gurun), peralihan (atau daerah transisi
antara darat dan laut; seperti delta, lagun dan daerah pasang surut) dan
laut. Banyak penulis membagi lingkungan pengendapan berdasarkan versi
masing-masing.
Selley
(1988)
misalnya,
membagi
lingkungan
pengendapan menjadi 3 bagian besar: darat, peralihan dan laut (Tabel

VII.1). Namun beberapa penulis lain membagi lingkungan pengendapan ini


langsung menjadi lebih rinci lagi. Lingkungan pengendapan tidak akan
dapat ditafsirkan secara akurat hanya berdasarkan suatu aspek fisik dari
batuan saja. Maka dari itu untuk menganalisis lingkungan pengendapan
harus ditinjau mengenai struktur sedimen, ukuran butir (grain size),
kandungan fosil (bentuk dan jejaknya), kandungan mineral, runtunan
tegak dan hubungan lateralnya, geometri serta distribusi batuannya.

Fasies merupakan bagian yang sangat penting dalam


mempelajari ilmu sedimentologi. Boggs (1995) mengatakan
bahwa dalam mempelajari lingkungan pengendapan sangat
penting untuk memahami dan membedakan dengan jelas antara
lingkungan sedimentasi (sedimentary environment) dengan
lingkungan facies (facies environment). Lingkungan sedimentasi
dicirikan oleh sifat fisik, kimia dan biologi yang khusus yang
beroperasi menghasilkan tubuh batuan yang dicirikan oleh
tekstur, struktur dan komposisi yang spesifik. Sedangkan facies
menunjuk kepada unit stratigrafi yang dibedakan oleh litologi,
struktur dan karakteristik organik yang terdeteksi di lapangan.
Kata fasies didefinisikan yang berbeda-beda oleh banyak penulis.
Namun demikian umumnya mereka sepakat bahwa fasies
merupakan ciri dari suatu satuan batuan sedimen. Ciri-ciri ini
dapat berupa ciri fisik, kimia dan biologi, seperti ukuran tubuh
sedimen, struktur sedimen, besar dan bentuk butir, warna serta
kandungan biologi dari batuan sedimen tersebut. Sebagai contoh,
fasies batupasir sedang bersilangsiur (cross-bed medium
sandstone facies). Beberapa contoh istilah fasies yang
dititikberatkan pada kepentingannya:
Litofasies: didasarkan pada ciri fisik dan kimia pada
suatu batuan
Biofasies: didasarkan pada kandungan fauna dan flora
pada batuan
Iknofasies: difokuskan pada fosil jejak dalam batuan
Berbekal pada ciri-ciri fisik, kimia dan biologi dapat
dikonstruksi lingkungan dimana suatu runtunan batuan sedimen
diendapkan. Proses rekonstruksi tersebut disebut analisa fasies.

Tabel VII.1: Klasifikasi lingkungan pengendapan (Selley, 1988)

Terestrial

Padang pasir (desert)


Glasial

Daratan
Sungai
Encer (aqueous)

Rawa (paludal)
Lakustrin

Delta

Peralihan

Estuarin

Lagun
Litoral (intertidal)

Reef

Laut

Neritik (kedalaman 0-200 m)

Batial (kedalaman 200-2000

m)
Abisal (kedalaman >2000 m)
Gb. VII.15 Skema rekonstruksi geomorfik lingkungan lagun dan
sekitarnya (Einsele)

Akibat terhalang oleh tanggul, maka pergerakan air di lagun dipengaruhi


oleh arus pasang surut yang keluar/masuk lewat celah tanggul (inlet).
Kawasan tersebut secara klasik dikelompokkan sebagi daerah peralihan
darat - laut (Pettijohn, 1957), dengan salinitas air dari tawar (fresh
water) sampai sangat asin (hypersalin). Keragaman salinitas tersebut
akibat adanya pengaruh kondisi hidrologi, iklim dan jenis material batuan
yang diendapkan di lagun. Lagun di daerah kering memiliki salinitas yang
lebih tinggi dibanding dengan lagun di daerah basah (humid), hal ini
dikarenakan kurangnya air tawar yang masuk ke daerah itu.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut diatas maka batuan sedimen lagun
sepintas kurang berarti dalam aspek geologi. Akan tetapi bila diamati
lebih rinci mengenai aspek lingkungan pengendapannya, lagun akan
dapat bertindak sebagai penyekat perangkap stratigrafi minyak.
Transportasi material sedimen di lagun dilakukan oleh, air pasang energi
ombak, angin yang dengan sendirinya dikendalikan iklim sehingga akan
mempengaruhi kondisi biologi dan kimia lagun. Endapan delta (tidal
delta) dapat terbentuk dibagian ujung alur pemisah tanggul, yaitu didalam
lagun atau dibagian laut terbuka (Boggs, 1995). Material delta tersebut
agak kasar sebagai sisipan pada fraksi halus, yaitu bila terjadi aktifitas
gelombang besar yang mengerosi tanggul dan terendapkan di lagun
melalui celah tersebut.

VII.3.A Bentuk dan Genesa Lagun


Bentuk
dan
genesa
lagun
berkaitan
erat
dengan
genesa
tanggul (barrier), sehingga dalam hal ini mencirikan pula kondisi geologi
dan fisiografi daerah lagun. Bentuk lagun umunnya memanjang relatif
sejajar dengan garis panti sedangkan yang dibatasi oleh atol reef bentuk
lagunnya relatif melingkar.

Bentuk lagun yang memanjang sejajar garis pantai terjadi apabila tanggul
relatif sejajar dengan garis pantai yang disusun oleh reef ataupun berupa
sedimen klasik yang lain misalnya satuan batu pasir. Lagun yang dibatasi
atol reef terbentuk relatip bersamaan dengan pembentukan atol, akibat
proses penurunan dasar cekungan (tempat reef tumbuh) kecepatnya
seimbang dengan pembentukan reef.
Kondisi muka-laut juga berpengaruh terhadap lagun. Pada laut yang
konstan maka dibagian bawah lagun akan terendapkan sedimen klastik
halus yang kemudian ditutupi oleh rawa - rawa dengan ketebalan
mencapai setengah tinggi air pasang. Kontak antara batuan sedimen dan
batuan di bawahnya adalah horizontal. Satuan batuan fraksi halus dengan
sisipan batubara muda (peat) di daerah rawa akan berhubungan saling
menjari dengan batupasir di daerah tanggul. Selain itu batuan sedimen
lagun yang menebal ke atas dan menumpang di bagian atas shoreface
biasanya terjadi menyertai proses transgresi. Lagun juga dapat terbentuk
pada daerah tektonik estuarine (Fairbridge RW, 1980 dalam Boggs, 1995)
yang disebabkan oleh aktivitas tektonik sehingga terjadi pengangkatan di
bagian tepi pantai dan membelakangi bagian rendahan yang membentuk
lagun.

VII.3.B Lingkungan Pengendapan


Lingkungan lagun karena ada tanggul maka berenergi rendah sehingga
material yang diendapkan berupa fraksi halus, kadang juga dijumpai
batupasir dan batulumpur. Beberapa lagun yang tidak bertindak sebagai
muara sungai, maka material yang diendapkan didominasi oleh material
marin. Material pengisi lagun dapat berasal dari erosi barrier (wash over)
yang berukuran pasir dan lebih kasar. Apabila ada penghalang berupa
reef, dapat juga dijumpai pecahan-pecahan cangkang di bagian
backbarier atau di tidal delta. Akibat angin partikel halus dari tanggul
dapat terangkut dan diendapkan di lagun. Angin tersebut dapat juga
menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang menerpa garis pantai
dan menimbulkan energi tinggi sehingga terjadi pengikisan dan
pengendapan fraksi kasar.
Struktur sedimen yang berkembang umumnya pejal (pada batulempung
abu-abu gelap) dengan sisipan tipis batupasir halus (batulempung Formasi
Lidah di Kendang Timur), gelembur - gelombang dengan beberapa internal
small scale cross lamination yang melibatkan batulempung pasiran.
Struktur bioturbasi sering dijumpai pada batulempung pasiran (siltstone)
yang bersisipan batupasir dibagian dasar lagun (Boggs, 1995). Batupasir

tersebut ditafsirkan sebagai hasil endapan angin, umumnya berstruktur


perarian
sejajar
dan
kadang
juga
berstrukturripple
crosslamination (Gambar VII.18).
Gb.VII.18 Komposit stratigrafi daerah barier - lagun berumur Kapur di
Alberta
selatan Canada, (Reinson G.E. 1984 dalam Boggs, 1995)

Pada umumnya lapisan bitumen padat terdapat dalam endapan batuan serpih, dan
berasosiasi dengan endapan batugamping terumbu dalam lingkungan laut dangkal atau
lagoon. Mengingat bahwasanya pada Formasi Rambatan yang tersebar cukup luas di
daerah penyelidikan, yang terdiri dari endapan batuan serpih dan batupasir gampingan,
serta di beberapa tempat terdapat endapan batugamping yang diendapkan dalam
lingkungan laut terbuka, maka di harapkan dapat ditemukan adanya endapan bitumen
padat yang terkandung di dalam batuan serpih tersebut.
Endapan bitumen padat terjadi karena terakumulasinya tumbuhan sejenis ganggang
atau algae pada endapan batuan bebutir halus seperti lempung, silt atau lempung
pasiran dalam lingkungan pengendapan pantai, lagoon maupun danau, yang telah
tersedimentasikan. Pada lingkungan pengendapan lagoon adalah tempat yang paling
ideal sebagai wadah terbentuknya endapan bitumen padat, yang biasanya berasosiasi
dengan endapan batugamping terumbu atau endapan gosong pasir (sand bar).

Lingkungan Pengendapan
Lingkungan lagun karena ada tanggul maka berenergi rendah sehingga
material yang diendapkan berupa fraksi halus, kadang juga dijumpai
batupasir dan batulumpur. Beberapa lagun yang tidak bertindak sebagai
muara sungai, maka material yang diendapkan didominasi oleh material
marin. Material pengisi lagun dapat berasal dari erosi barrier (wash over)
yang berukuran pasir dan lebih kasar. Apabila ada penghalang berupa
reef, dapat juga dijumpai pecahan-pecahan cangkang di bagian
backbarier atau di tidal delta. Akibat angin partikel halus dari tanggul
dapat terangkut dan diendapkan di lagun. Angin tersebut dapat juga
menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang menerpa garis pantai
dan menimbulkan energi tinggi sehingga terjadi pengikisan dan
pengendapan fraksi kasar.
Struktur sedimen yang berkembang umumnya pejal (pada batulempung
abu-abu gelap) dengan sisipan tipis batupasir halus (batulempung Formasi
Lidah di Kendang Timur), gelembur - gelombang dengan beberapa internal
small scale cross lamination yang melibatkan batulempung pasiran.

Struktur bioturbasi sering dijumpai pada batulempung pasiran (siltstone)


yang bersisipan batupasir dibagian dasar lagun (Boggs, 1995). Batupasir
tersebut ditafsirkan sebagai hasil endapan angin, umumnya berstruktur
perarian
sejajar
dan
kadang
juga
berstrukturripple
crosslamination (Gambar VII.18).

Anda mungkin juga menyukai