1.
PENDAHULUAN
Film berjudul hafalan shalat Delisa ini diangkat dari novel dengan judul yang
sama karya penulis Tere Liye. Film ini bercerita tentang seorang anak kecil bernama
Delisa yang akan menempuh ujian untuk menghafal bacaan shalat di madrasahnya.
Delisa tinggal di satu desa kecil di Aceh bernama Lhok Nga. Ia tinggal bersama umi
Salamah, dan ketiga saudaranya yaitu kak fatimah, kak zahra dan kak aisyah.
ayahnya, abi usman bekerja di kapal minyak dan selalu berlayar dari satu negara ke
negara lain sehingga tidak pernah berada di rumah. Mereka hidup dengan bahagia
walaupun ditengah keterbatasan.
Film ini berlatar cerita tsunami yang terjadi di Aceh 26 Desember 2004 silam.
Banyak hal yang bisa dipetik sebagai pembelajaran dalam film ini. Keikhlasan,
pengertian, pemahaman, penerimaan, kasih sayang serta keteguhan hati merupakan
sesuatu yang besar maknanya dalam kehidupan dan sulit untuk dilaksanakan. Namun,
seorang anak kecil bernama Delisaa memberikan tauladan betapa semuanya itu
mudah asalkan ada niat untuk ikhlas walaupun begitu sulit kondisi yang harus
dijalani.
2.
RINGKASAN CERITA
Delisa, gadis kecil periang bungsu dari empat bersaudara. Hidupnya
sederhana, namun sangat bahagia. Sehari-hari delisa hidup dengan uminya dan ketiga
kakaknya. Kak Fathimah si sulung, Kak Zahra dan Kak Aisyah yang walaupun
kembar namun memiliki kepribadian yang berbeda. Setiap hari mereka diajarkan ilmu
agama oleh umi salamah salah satunya yaitu untuk selalu shalat berjamaah dan
menghafal surat-surat.
saking
khusyunya
shalat
sampai-sampai
kalajengking
yang
menggigitnya pun tidak dia rasakan. Dari cerita ini, Ustadz Rahman mengajak para
murid-murid untuk fokus dan khusyu ketika shalat, tidak terganggu dengan segala
bentuk gangguan termasuk dengan kejahilan Umam.
Tibalah saat ujian hafalan shalat yang harus di hadapi oleh Delisa. Pagi itu, 24
Desember 2004 Delisa meminta kepada Umi Salamah untuk memakai kalung yang
dibeli di toko Koh Acan. Alhasil sebelum pergi ke madrasah Umi Salamah dan Delisa
pulang ke rumah untuk mengambil kalung tersebut. sesampainya di rumah, ketika
berada di Kamar tiba-tiba terasa goncangan yang begitu hebat. Gempa!! Delisa
berlindung pada ibunya. Sementara Umi Salamah memegang erat Delisa dan
memastikan tidak ada barang yang melukai Delisa. Tak berapa lama kemudian
gocangan dahsyat itu berhenti. Delisa dan Umi keluar rumah, memastikan keadaan
yang lain. Fatimah, Zahra dan Aisya berlari menuju minya. Mereka panik, namun
saling menguatkan satu sama lain. Setelah semuanya dirasa sudah tenang,
berangkatlah Umi dan Delisa ke madrasah. Kemudian hal yang tidak pernah
dibayangkanpun terjadi. Ketika tiba giliran Delisa untuk praktek Shalat, gelombang
tsunami menerjang wilayah tersebut. Umi Salamah yang sedari awal menunggui
Delisa dari luar ruangan meneriaki Delisa, begitu pula dengan ustadz Rahman.
Namun, karena begitu khusyunya Delisha Shalat ia tidak bergeming sedikit pun
hingga segalanya tidak dapat tertolong lagi.
Sementara itu, di tengah lautan luas, Abi Usman mendengar berita bahwa
terjadi tsunami di Aceh di kota tempat keluarganya tinggal. Betapa hancur hatinya.
Bagaimana dengan keadaan istrinya?? Anak-anaknya?? Fathimah, Aisyah, Zahra dan
Delisa?? Apakah mereka selamat?? Bagaimana kondisi mereka saat ini?? Pertanyaan
tersebut selalu berputar-putar di kepalanya. Berbagai cara pun dia lakukan agar dapat
kembali ke tempat tinggalnya di Lhok Nga. Dan benar saja, setibanya di sana,
seluruhnya habis, luluh lantak, tiada bersisa. Habis di terpa gelombang ganas tsunami.
3.
Bagaimana penerimaan diri terhadap keadaan yang begitu sulit menjadi suatu hal
yang menjadi sorotan dalam film ini. Ikhlas terhadap takdir yang telah ditentukan
oleh Sang Pemilik alam semesta memang sangat sulit untuk dijalankan. Tidak semua
orang mampu menjalani yang disebut dengan ikhlas, apalagi untuk anak seusia
Delisa. Dengan begitu banyak perjuangan yang dilakukan, dengan begitu banyak air
mata kesedihan, kekecewaan, pada akhirnya tibalah disuatu masa dimana seseorang
akan menemukan titik terang, ia akan merasa pasrah, dan ikhlas menerima kondisi
yang dialaminya. Segala sesuatu yang dilakukan karena kecintaan kepada Allah maka
akan terasa mudah, tanpa mengharapkan imbalan selain yang berasal dari-Nya.
Pengharapan berupa materi hanya akan menjadi pemicu sementara, namun ketika
yang diharapkan tidak tercapai maka yang ada hanyalah kekecewaan. Berbeda halnya
dengan pengharapan atas ridha-Nya, janji Allah selalu benar adanya, segala sesuatu
pasti jika didasari karena Allah maka akan timbul kebaikan-kebaikan. Ketika segala
sesuatunya sudah ikhlas Tillahi taala, maka tidak akan ada kekecewaan, segalanya
menjadi mudah, dan yang terpenting adalah penerimaan terhadap segala hasil yang
didapat.
Delisa adalah tokoh utama dalam film ini. Ia merupakan anak yang periang,
cerdas, dan penuh semangat. Merupakan bungsu dari empat bersaudara, tidak
mengherankan bila ia sedikit manja dan agak malas. Delisa juga seorang anak yang
suka memberi.
Umi salamah merupakan sosok seorang ibu yang sangat bersahaja. Ia sangat
sayang kepada semua anak-anaknya. Umi salamah memperlakukan semua anaknya
dengan adil, sesuai dengan porsinya. Umi salamah juga mengajarkan ilmu agama
Abi usman adalah ayah dari delisa. Ia digambarkan sebagai sosok ayah yang
bertanggung jawab dan sayang kepada keluarga. Abi Usman merupakan ayah yang
sabar. Di tengah kondisi yang sangat sulit, kehilangan istri dan tiga orang anaknya,
rumah serta sanak saudara, Abi Usman dengan sabar merawat Delisa, anak semata
wayangnya. Abi usman dengan telaten membesarkan Delisa dan menguatkan Delisa
agar anaknya tidak bersedih dengan apa yang telah dialami oleh keluarga mereka.
D. Kak Fatimah
Kak Fatimah merupakan sulung dari empat bersaudara keluarga Abi Usman. Ia
merupakan kakak yang perhatian dan sayang kepada adik-adiknya. Ia juga termasuk
anak yang penurut kepada orang tuanya dan memiliki jiwa besar serta sabar.
E. Kak Zahra
F. Kak Aisyah
Aisyah, saudara kembar Zahra. Ia adalah kakak Delisa yang paling sering
bertengkar dengan Delisa. Aisya memiliki sifat yang tegas. Namun ia juga memiliki
sifat cemburu dan iri hati. Disamping itu, ia juga merupakan anak yang penurut.
Dibalik sosoknya yang pemarah dan cerewet, dan sering menegur Delisa, ia tetap
sayang kepada adiknya itu.
G. Ustadz Rahman
Ustadz Rahman adalah guru dari Delisa dan teman-temannya. Beliau memiliki
sifat yang baik dan bersahaja. Beliau dekat dengan seluruh muridnya dan mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh murid-muridnya.
H. Koh Acan
Koh Acan adalah seorang pedagang perhiasan di pasar Lhok Nga. Walaupun ia
beragama konghuchu namun ia tetap bisa membaur dengan orang-orang di tempat itu
yang notaben nya memiliki agama yang berbeda. Ia sangat menghargai toleransi antar
umat beragama. Koh Acan merupakan sosok yang tidak mudah menyerah. Ia
merupakan orang berada, pedangan emas, namun setelah terjadi musibah tersebut,
semua harta bendanya habis. Dengan kondisi seperti itu ia tidak lantas patah
semangat, justru ia termasuk salah satu orang yang membantu menguatkan Delisa
untuk menerima kondisi yang sedang terjadi bagaimanapun sulitnya keadaan saat itu.
I.
Umam
Tiur
Teman delisa yang merupakan anak yaitim. Tiur merupakan anak yang baik dan
Prajurit smith adalah relawan asal Amerika yang menemukan Delisa. Ia memiliki
sifat empati yang cukup besar. Bahkan ia bersedia mengangkat Delisa sebagai
anaknya. Ia juga merupakan sosok yang baik dan selalu memberikan semangat
kepada Delisa.
L. Kak Sofie
Kak sofie adalah perawat yang merawat Delisa pasca Tsunami terjadi. Ia juga
merupakan relawan asing. Kak Sofie merupakan sosok yang penyabar dan mencintai
anak-anak. Ia juga memiliki rasa empati yang besar tehadap kejadian tsunami dan
para korban-korbannya.
GOD
R.U.H
Dari teori R.U.H di atas, terlihat bahwa pegangan yang tertinggi adalah Tuhan.
Dari segala macam pegangan yang mungkin ada seperti self, others, virtues maupun
materials tidak ada satupun yang dapat membuat seseorang dapat berpegang pada
sesuatu yang pasti. Hanya Tuhan yang mampu meberikan kekuatan pada manusia
ketika dia dalam kondisi terpuruk.
Challange. Merupakan sesuatu yang berasal dari luar individu. Seperti rasa
tanggung jawab, kepercayaan, target, serta tuntutan. Dalam film ini
digambarkan kondisi Delisa yang memiliki target untuk dapat menghafal
bacaan shalat. Target tersebut yang menjadikan Delisa fokus untuk berusaha
menghafal bacaan shalat tersebut. Adanya tantangan membuatnya untuk
memilih untuk berusaha dan tidak putus asa. Begitu juga halnya yang terjadi
pada Abi Usman. Ia memiliki tangung jawab yang besar untuk membesarkan
Delisa. Walaupun sebenarnya kondisinya juga tidak dalam kondisi yang baik.
Rasa tanggung jawab ini juga lah yang membuat Abi Usman memilih untuk
kehidupannya.
Incentive. Hal ini berkaitan tentang segala sesuatu yang terjadi pada individu
itu sendiri. Semua hal yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil
keputusan yang berasal dari individu itu sendiri. Pengakuan, dan dukungan
merupakan hal yang mempengaruhi keputusan. Seperti halnya yang terjadi
pada Umam. Dirinya pada akhirnya mengakui bahwa dia telah banyak
melakukan kesalahan. Dari pengakuan yang dilakukannya, maka timbullah
motivasi pada dirinya untuk melajutkan hidup dan tidak melulu terpuruk
dalam kesedihan. Hal ini terlihat pada adegan Umam yang menangis di
padang rerumputan bekas rumah tinggalnya, dan ia merasa benar-benar
bersalah. Namun setelah itu, ia kembali menjadi anak yang riang, tidak lagi
materi.
Meaning. Merupakan nilai yang terkandung dalam perilaku tertentu sehingga
hal tersebut harus dilaksanakan. Hal-hal yang termasuk pada meaning adalah
amal jariyah, serta kebermaknaan perilaku seseorang. Dalam film ini, terlihat
pada perilaku Delisa yang mau berbagi tanpa pamrih yaitu ketika Delisa diberi
cokelat oleh Uztad Rahman dan dia rela untuk berbagi dengan Aisyah. begitu