Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

Analisis Karakter Kepribadian


Film Hafalan Shalat Delisa
Mata Kuliah: Pengembangan Kepribadian Profesi
Dosen: Dr. Bagus Riyono, MA.

MAGISTER TEKNIK SIPIL


Nama: Nadya Nor Azila
NIM : 12914013
Email : Nadyanor.azila@yahoo.co.id
KONSENTRASI MANAJEMEN REKAYASA
KEGEMPAAN
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2013

Nadya Nor Azila 190


1
REVIEW HAFALAN SHALAT DELISHA

1.

PENDAHULUAN
Film berjudul hafalan shalat Delisa ini diangkat dari novel dengan judul yang

sama karya penulis Tere Liye. Film ini bercerita tentang seorang anak kecil bernama
Delisa yang akan menempuh ujian untuk menghafal bacaan shalat di madrasahnya.
Delisa tinggal di satu desa kecil di Aceh bernama Lhok Nga. Ia tinggal bersama umi
Salamah, dan ketiga saudaranya yaitu kak fatimah, kak zahra dan kak aisyah.
ayahnya, abi usman bekerja di kapal minyak dan selalu berlayar dari satu negara ke
negara lain sehingga tidak pernah berada di rumah. Mereka hidup dengan bahagia
walaupun ditengah keterbatasan.
Film ini berlatar cerita tsunami yang terjadi di Aceh 26 Desember 2004 silam.
Banyak hal yang bisa dipetik sebagai pembelajaran dalam film ini. Keikhlasan,
pengertian, pemahaman, penerimaan, kasih sayang serta keteguhan hati merupakan
sesuatu yang besar maknanya dalam kehidupan dan sulit untuk dilaksanakan. Namun,
seorang anak kecil bernama Delisaa memberikan tauladan betapa semuanya itu
mudah asalkan ada niat untuk ikhlas walaupun begitu sulit kondisi yang harus
dijalani.

2.

RINGKASAN CERITA
Delisa, gadis kecil periang bungsu dari empat bersaudara. Hidupnya

sederhana, namun sangat bahagia. Sehari-hari delisa hidup dengan uminya dan ketiga
kakaknya. Kak Fathimah si sulung, Kak Zahra dan Kak Aisyah yang walaupun
kembar namun memiliki kepribadian yang berbeda. Setiap hari mereka diajarkan ilmu
agama oleh umi salamah salah satunya yaitu untuk selalu shalat berjamaah dan
menghafal surat-surat.

Nadya Nor Azila 190


1
Hari itu, seperti biasa mereka melakukan shalat jamaah subuh. Seperti biasa
pula Delisa yang paling susah dibangunkan. Hampir tiap subuh Delisa-lah yang
paling terlambat bangun. Kakak-kakaknya lah yang selalu membangunkan dan selalu
meledek Delisa. Namun umi Salamah selalu menyemangati Delisa dan menasihati
agar berdoa sebelum tidur.
Di keluarga Delisa, sudah menjadi kebiasaan bahwa umi salamah akan
memberikan hadiah kalung kepada anak-anaknya yang sudah bisa menghafal bacaan
shalat dengan baik. Begitu juga dengan Delisa. Saat itu giliran Delisa yang harus
menghafal bacaan shalat. Kemudian umi salamah mengajak Delisa ke toko emas koh
Acan untuk membeli kalung dan menemukan sebuah kalung dengan inisial D yang
berarti Delisa. Namun, ternyata kakak delisa yaitu kak Aisyah merasa iri dengan
hadiah yang diberikan oleh umi salamah kepada Delisa. Pada saat yang hampir
bersamaan, ayah Delisa yaitu abi Usman menelepon, dan menjanjikan akan
membelikan sepeda baru kepada Delisa jika ia bisa menghafal bacaan Shalat dengan
baik. Aisyah bertambah cemburu dan iri dengan itu semua, namun Umi Salamah sang
bunda memberikan pengertian kepada Aisyah agar tidak mudah iri dengan barang
yang bukan miliknya terutama milik saudara sendiri dan juga memberikan
pemahaman agar dalam menghafal bacaan shalat bukan karena hadiah, tetapi karena
mengharap ridha-Nya.
Delisa memiliki teman baik bernama Tiur. Tiur adalah anak yatim namun
dengan kondisinya ia tidak melulu bersedih, ia tetap menjadi anak riang, bahkan ia
membantu Delisa untuk belajar naik sepeda. Beda halnya dengan teman Delisa yang
bernama Umam, ia adalah anak jahil yang senang mengganggu temannya ketika
shalat dan gemar menyembunyikan sendal teman-temannya. Namun dengan segala
tingkah polah anak-anak tentu saja mereka tetap berteman, bermain bola bersama dan
gemar menghabiskan waktu senggang untuk bermain bersama-sama.
Di madrasah, Delisa diajar oleh seorang ustadz bernama Rahman. Pagi itu,
sewaktu sedang belajar, Ustadz Rahman sedang mengajarkan tentang pentingnya

Nadya Nor Azila 190


1
khusyu ketika shalat. Ia menceritakan tentang shalat seorang sahabat Rosul yang
digambarkan

saking

khusyunya

shalat

sampai-sampai

kalajengking

yang

menggigitnya pun tidak dia rasakan. Dari cerita ini, Ustadz Rahman mengajak para
murid-murid untuk fokus dan khusyu ketika shalat, tidak terganggu dengan segala
bentuk gangguan termasuk dengan kejahilan Umam.
Tibalah saat ujian hafalan shalat yang harus di hadapi oleh Delisa. Pagi itu, 24
Desember 2004 Delisa meminta kepada Umi Salamah untuk memakai kalung yang
dibeli di toko Koh Acan. Alhasil sebelum pergi ke madrasah Umi Salamah dan Delisa
pulang ke rumah untuk mengambil kalung tersebut. sesampainya di rumah, ketika
berada di Kamar tiba-tiba terasa goncangan yang begitu hebat. Gempa!! Delisa
berlindung pada ibunya. Sementara Umi Salamah memegang erat Delisa dan
memastikan tidak ada barang yang melukai Delisa. Tak berapa lama kemudian
gocangan dahsyat itu berhenti. Delisa dan Umi keluar rumah, memastikan keadaan
yang lain. Fatimah, Zahra dan Aisya berlari menuju minya. Mereka panik, namun
saling menguatkan satu sama lain. Setelah semuanya dirasa sudah tenang,
berangkatlah Umi dan Delisa ke madrasah. Kemudian hal yang tidak pernah
dibayangkanpun terjadi. Ketika tiba giliran Delisa untuk praktek Shalat, gelombang
tsunami menerjang wilayah tersebut. Umi Salamah yang sedari awal menunggui
Delisa dari luar ruangan meneriaki Delisa, begitu pula dengan ustadz Rahman.
Namun, karena begitu khusyunya Delisha Shalat ia tidak bergeming sedikit pun
hingga segalanya tidak dapat tertolong lagi.
Sementara itu, di tengah lautan luas, Abi Usman mendengar berita bahwa
terjadi tsunami di Aceh di kota tempat keluarganya tinggal. Betapa hancur hatinya.
Bagaimana dengan keadaan istrinya?? Anak-anaknya?? Fathimah, Aisyah, Zahra dan
Delisa?? Apakah mereka selamat?? Bagaimana kondisi mereka saat ini?? Pertanyaan
tersebut selalu berputar-putar di kepalanya. Berbagai cara pun dia lakukan agar dapat
kembali ke tempat tinggalnya di Lhok Nga. Dan benar saja, setibanya di sana,
seluruhnya habis, luluh lantak, tiada bersisa. Habis di terpa gelombang ganas tsunami.

Nadya Nor Azila 190


1
Makin pilu lah hatinya. Apalagi setelah ia bertemu dengan ayah Umam yang
mengatakan bahwa Fatimah sudah meninggal, dan sama halnya dengan Aisyah dan
Zahra yang ditemukan koh Acan sudah tidak bernyawa. Hanya tinggal dua orang
yang belum diketahui keberadaannya, Umi dan Delisa. Berhari-hari Abi Usman
mencari keberadaan kedua orang itu.
Delisa selamat, ia diselamatkan oleh tim evakuasi beberapa hari setelah
kejadian mengerikan itu. Namun kondisinya tidak dapat dibilang baik, ia harus
kehilangan sebelah kakinya untuk diamputasi akibat luka yang serius. Anak kecil
periang yang gemar main bola harus kehilangan salah satu kakinya?? Betapa kasihan
hidupnya. Di rumah sakit, Delisa dirawat oleh seorang suster bernama Sofie. Suster
itu yang selalu menemani Delisa. Lalu ada pula relawan, yang menyelamatkan Delisa
ketika ia terdampar, yaitu Smith, seorang tentara Amerika. Kedua orang tersebut yang
sehari-hari menemani Delisa. Sampai pada suatu hari Ayah Delisa, Abi usman
mendapat kabar tentang keberadaan Delisa dari Koh Acan. Dengan bergegas Abi
Usman berlari menuju tempat dimana Delisa di rawat, dan pertemuan yang
mengharukanpun terjadi.
Dari pertemuan itu, akhirnya Delisa mengetahui bahwa ketiga kakaknya
sudah meninggal. Begitu juga dengan Tiur beserta ibu dan kakak-kakaknya serta Ibu
dan kakak-kakak Umam. Banyak orang-orang terdekat Delisa yang pergi
mendahuluinya. Dan ia merasa sangat sedih ditinggalkan oleh orang-orang tersebut.
ia merasa kesepian. hanya tersisa ia dan Abinya. Namun ditengah kesedihan tersebut
Abi Usman selalu menguatkan Delisa. Walaupun sebenarnya Abi Usman juga sama
sedihnya dengan Delisa.
Di pengungsian Delisa bertemu dengan Koh Acan, dan ustadz Rahman. Delisa
juga bercerita mengenai saudaranya yang sudah meninggalnya kepada Ustadz
Rahman. Namun, walaupun tergurat kesedihan yang mendalam di wajahnya, tak
sedikitpun air mata keluar. Terlihat jelas bagaimana keikhlasan dirinya terhadap
keadaan yang menimpa. Namun terkadang, karena sifatnya yang polos dan ingin

Nadya Nor Azila 190


1
tahu, ia banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menyayat hati, yang
terkadang membuat Abi Usman merasa sedih dan bingung bagaimana menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ya, sifat anak-anak, ketika merasa sedih, kemudian
menangis, ketika merasa ada hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan
marah, namun ia tetap ceria, tetap semangat, bahkan ia yang mengajak temantemannya untuk tetap bermain bola walaupun dengan kondisi kakinya yang tidak
seperti dulu. Delisa yang membangkitkan semangat teman-temannya. Ia yang juga
menyadarkan Umam, tentang lebih pentingnya mendoakan orang-orang yang
disayangi yang telah pergi daripada hanya menyalahkan keadaan dan selalu
bermurung.
Pada suatu siang, ketika ia hendak nermain bola, dan menunggui Umam yang
sedang memompa bola yang kempes, tiba-tiba ayah Umam datang dan mengatakan
bahwa Ibu Umam ternyata ditemukan selamat. Hati Delisa sedih, ia merasa Tuhan
tidak adil padanya, umam yang seorang anak nakal masih mendapati ibunya selamat,
sedangkan dirinya?? Sungguh saat itu teramat sangat kerinduan yang ia rasakan
kepada Umi Salamah, ibunya. Delisa merasa dirinya ditinggalkan oleh orang-orang
yang disayangi. Sepi, sedih, kecewa, rindu. Mungkin itulah kata-kata yang tepat
menggambarkan keadaannya saat itu. Kemudian ia pergi, berlari, mencari ketenangan
hati. Abi Usman mencari keberadaan Delisa sepanjang hari. Malam itu, hujan deras
mengguyur pengungsian. Membuat kondisi di tempat itu mencekam. Delisa yang
ternyata sedang menggigil kedinginan di rumahnya ditemukan oleh Abi Usman. Ia
mengigau, mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang telah merenggut seluruh
kehidupannya. Kemudian, Abi Usman membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit,
setelah siuman, banyak orang yang datang menjenguknya. Delisa pun tersadar, bahwa
walaupun beberapa orang yang sangat ia cintai pergi meninggalkannya, namun masih
banyak orang-orang yang sayang dan perhatian kepadanya. Ia tak lagi sedih.
Delisa hanyalah seorang anak kecil yang mengalami masa-masa yang begitu
berat, untuk anak seusianya. Penerimaan yang harus ia lakukan terhadap kondisi-

Nadya Nor Azila 190


1
kondisi yang sedang ia jalani, keikhlasan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh
sang pencipta, memang sulit untuk dibayangkan untuk mampu dilalui dengan baik,
namun ia membuktikan bahwa sungguhnya segala sesuatu yang ia kerjakan jika
didasari dengan kecintaan karena Allah, maka semuanya akan menjadi mudah dan
mungkin. Dan pada akhirnya ia mampu menyelesaikan hafalan shalatnya, lulus
dengan penilain sempurna.
Delisa cinta Umi karena Allah
Delisa cinta Abi Karena Allah

3.

HIKMAH YANG TERKANDUNG DALAM FILM


Film Hafalan Shalat Delisha ini sarat dengan nilai-nilai moral dan keagamaan.

Bagaimana penerimaan diri terhadap keadaan yang begitu sulit menjadi suatu hal
yang menjadi sorotan dalam film ini. Ikhlas terhadap takdir yang telah ditentukan
oleh Sang Pemilik alam semesta memang sangat sulit untuk dijalankan. Tidak semua
orang mampu menjalani yang disebut dengan ikhlas, apalagi untuk anak seusia
Delisa. Dengan begitu banyak perjuangan yang dilakukan, dengan begitu banyak air
mata kesedihan, kekecewaan, pada akhirnya tibalah disuatu masa dimana seseorang
akan menemukan titik terang, ia akan merasa pasrah, dan ikhlas menerima kondisi
yang dialaminya. Segala sesuatu yang dilakukan karena kecintaan kepada Allah maka
akan terasa mudah, tanpa mengharapkan imbalan selain yang berasal dari-Nya.
Pengharapan berupa materi hanya akan menjadi pemicu sementara, namun ketika
yang diharapkan tidak tercapai maka yang ada hanyalah kekecewaan. Berbeda halnya
dengan pengharapan atas ridha-Nya, janji Allah selalu benar adanya, segala sesuatu
pasti jika didasari karena Allah maka akan timbul kebaikan-kebaikan. Ketika segala
sesuatunya sudah ikhlas Tillahi taala, maka tidak akan ada kekecewaan, segalanya
menjadi mudah, dan yang terpenting adalah penerimaan terhadap segala hasil yang
didapat.

Nadya Nor Azila 190


1
Selain itu, ketegaran dan kemauan untuk bangkit dari keterpurukan keadaan
juga menjadi hal yang dapat diambil pelajarannya dari film ini. Bagaimana seorang
anak kecil mampu mengatasi kesedihan dan keterpurukan, dan tidak hilang harapan
untuk melanjutkan hidup. Kebanyakan orang-orang saat ini hanya melulu mengeluh
mengenai hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Manusiawi, namun seharusnya
dengan keterpurukan mampu membuat seseorang lebih bisa melihat jauh kedepan.
Kondisi yang buruk seharusnya justru membangkitkan semangat kepada diri sendiri
untuk memperbaiki dan terus berjuang agar mampu keluar dari keterpurukan dan
merubah hidup menjadi lebih baik. Bersyukur atas segala sesuatunya akan
mempermudah seseorang dalam menerima kondisi yang dialami dan menjadikan
kondisi tersebut sebagai pemicu diri agar selalu mengembangkan diri dan
memperbaiki diri tanpa harus kehilangan harapan apa lagi putus asa.

4. KARAKTER TOKOH DI DALAM FILM


A. Delisa

Delisa adalah tokoh utama dalam film ini. Ia merupakan anak yang periang,
cerdas, dan penuh semangat. Merupakan bungsu dari empat bersaudara, tidak
mengherankan bila ia sedikit manja dan agak malas. Delisa juga seorang anak yang
suka memberi.

Nadya Nor Azila 190


1
Di dalalm film ini digambarkan tokoh delisa yang begitu kritis. Rasa ingin tahu
akan hal-hal yang tidak ia mengerti membuat dirinya senang bertanya, salah satunya
yaitu ketika bertanya kepada uminya mengenai kesulitannya untuk bangun subuh
serta mengapa ia masih merasa mengantuk ketika sudah bangun subuh.
Delisa juga merupakan anak yang gigih dalam berusaha, pantang menyerah dan
tidak mudah putus asa. Terbukti pada akhirnya ia mampu menghafal bacaan shalat
dan memperoleh penilaian sempurna dari gurunya. Walaupun pada awalnya terasa
sulit dalam menghafal, sampai-sampai abi dan uminya harus memancing dengan
iming-iming hadiah, namun akhirnya Delisa tersadar bahwa yang perlu ia lakukan
adalah menghafal bacaan shalat dengan baik agar ia dapat mendoakan orang-orang
yang ia cintai. Delisa merupakan cerminan dari seseorang yang menjadi lebih kuat
dan lebih baik setelah tempaan hidup yang dialaminya. Ia mampu bangkit dari
keterpurukan hidup dan melihat masa depan dengan lebih cerah. Ia tidak kalah
dengan kondisi, namun ia mampu membuat kondisi sulit itu menjadi kekuatan bagi
dirinya untuk selalu berusaha yang terbaik dan ikhlas terhadap semua hasil yang
nantinya bakal diperoleh.
B. Umi Salamah

Umi salamah merupakan sosok seorang ibu yang sangat bersahaja. Ia sangat
sayang kepada semua anak-anaknya. Umi salamah memperlakukan semua anaknya
dengan adil, sesuai dengan porsinya. Umi salamah juga mengajarkan ilmu agama

Nadya Nor Azila 190


1
kepada anak-anaknya terbukti ia selalu mengajak anaknya untuk selalu shalat
berjamaah.
Umi salamah merupakan sosok ibu yang penyabar. Dengan berbagai karakter
anak-anaknya ia mampu memberikan pengertian kepada masing-masing anak tanpa
ada unsur pemaksaan. Ia tidak pernah marah dan selalu memberikan nasihat kepada
anak-anaknya dengan bahasa-bahasa yang ringan sehingga anak-anaknya mampu
memahami dan melekat pada diri masing-masing.
C. Abi Usman

Abi usman adalah ayah dari delisa. Ia digambarkan sebagai sosok ayah yang
bertanggung jawab dan sayang kepada keluarga. Abi Usman merupakan ayah yang
sabar. Di tengah kondisi yang sangat sulit, kehilangan istri dan tiga orang anaknya,
rumah serta sanak saudara, Abi Usman dengan sabar merawat Delisa, anak semata
wayangnya. Abi usman dengan telaten membesarkan Delisa dan menguatkan Delisa
agar anaknya tidak bersedih dengan apa yang telah dialami oleh keluarga mereka.
D. Kak Fatimah
Kak Fatimah merupakan sulung dari empat bersaudara keluarga Abi Usman. Ia
merupakan kakak yang perhatian dan sayang kepada adik-adiknya. Ia juga termasuk
anak yang penurut kepada orang tuanya dan memiliki jiwa besar serta sabar.
E. Kak Zahra

Nadya Nor Azila 190


1
Zahra adalah kakak dari delisa. Ia merupakan saudara kembar dari Aisya. Zahra
memiliki sifat yang begitu bertolak belakang dengan Aisya. Ia murah senyum dan
disiplin. Ia lebih pendiam dari anak-anak yang lain, namun ia tetap merupakan sosok
anak yang periang.

F. Kak Aisyah
Aisyah, saudara kembar Zahra. Ia adalah kakak Delisa yang paling sering
bertengkar dengan Delisa. Aisya memiliki sifat yang tegas. Namun ia juga memiliki
sifat cemburu dan iri hati. Disamping itu, ia juga merupakan anak yang penurut.
Dibalik sosoknya yang pemarah dan cerewet, dan sering menegur Delisa, ia tetap
sayang kepada adiknya itu.
G. Ustadz Rahman
Ustadz Rahman adalah guru dari Delisa dan teman-temannya. Beliau memiliki
sifat yang baik dan bersahaja. Beliau dekat dengan seluruh muridnya dan mau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh murid-muridnya.
H. Koh Acan
Koh Acan adalah seorang pedagang perhiasan di pasar Lhok Nga. Walaupun ia
beragama konghuchu namun ia tetap bisa membaur dengan orang-orang di tempat itu
yang notaben nya memiliki agama yang berbeda. Ia sangat menghargai toleransi antar
umat beragama. Koh Acan merupakan sosok yang tidak mudah menyerah. Ia
merupakan orang berada, pedangan emas, namun setelah terjadi musibah tersebut,
semua harta bendanya habis. Dengan kondisi seperti itu ia tidak lantas patah
semangat, justru ia termasuk salah satu orang yang membantu menguatkan Delisa
untuk menerima kondisi yang sedang terjadi bagaimanapun sulitnya keadaan saat itu.
I.

Umam

Nadya Nor Azila 190


1
Teman delisa yang memiliki sifat jahil. Ia sering mengerjai teman-temannya
ketika sedang shalat. Ia juga sering menyembunyikan sandal milik teman-temanya.
Pasca kejadian tsunami, ia menjadi lebih pendiam dan murung. Ia tidak lagi usil
kepada kawan-kawannya. Namun, setelah ia bertemu lagi dengan Delisa dan melihat
Delisa yang semangat menghadapi cobaan, ia kemudian mulai bangkit. Ia menyesali
kesalahan-kesalahan yang telah ia perbuat.
J.

Tiur
Teman delisa yang merupakan anak yaitim. Tiur merupakan anak yang baik dan

suka menolong teman-temannya. Ia juga termasuk anak yang ceria.


K. Prajurit Smith

Prajurit smith adalah relawan asal Amerika yang menemukan Delisa. Ia memiliki
sifat empati yang cukup besar. Bahkan ia bersedia mengangkat Delisa sebagai
anaknya. Ia juga merupakan sosok yang baik dan selalu memberikan semangat
kepada Delisa.
L. Kak Sofie
Kak sofie adalah perawat yang merawat Delisa pasca Tsunami terjadi. Ia juga
merupakan relawan asing. Kak Sofie merupakan sosok yang penyabar dan mencintai
anak-anak. Ia juga memiliki rasa empati yang besar tehadap kejadian tsunami dan
para korban-korbannya.

Nadya Nor Azila 190


1
5. NILAI-NILAI YANG DAPAT DIAMBIL
Pelajaran yang dapat dipetik dari film Hafalan Shalat Delisa ini jika dikaitkan
dengan teori-teori mengenai konsep motivasi adalah sebagai berikut.
1. Dalam hidup kita harus selalu memiliki pegangan. Pengaan hidup dapat
berasal dari diri sendiri, orang lain maupun kepada material. Jika dikaitkan
kepada film ini, sosok Delisa pada awalnya memiliki motivasi untuk
menghafal bacaan shalat melalui hadiah-hadiah yang dijanjikan oleh orang
tuanya. Ia belum memahami bahwa jika melakukan sesuatu seperti menghafal
bacaan shalat tidak boleh karena hadiah melainkan karena kemauan diri
sendiri untuk menghafal dan agar shalat yang dilaksanakan menjadi sempurna
sehingga ia dapat mengirimkan doa-doanya kepada orang yang ia sayangi.
Setelah melalui berbagai kejadian yang memilukan, barulah ia menyadari,
ternyata bukan hadiah yang membuat ia harus belajar menghafal, namun
karena kecintannya kepada orang-orang yang ia sayangi dan karena Allah
2.

maka ia menghafal bacaan shalat tersebut.


Pengaruh terbesar dalam motivasi adalah harapan atau Hope. Seseorang
yang hilang harapan tidak akan memiliki gairah untuk hidup. Kepada siapa
boleh berharap? Tentu saja hanya kepada Allah azza wa jalla. Terkadang,
manusia bergantung pada materi seperti Delisa yang menghafal karena hadiah
namun akhirnya ia tersadar bahwa apa yang ia lakukan salah. Begitu juga
ketika Delisa berharap kepada Uminya. Ia berharap uminya akan kembali,
namun ketika ia mendapati kenyataan bahwa Uminya telah tiada ia merasa
kecewa dan hancur. Dari cerita ini dapat disimpulkan bahwa segala
pengharapan manusia hanya boleh karena Allah. Berharap pada diri sendiri,
terkadang dapat menimbulkan sifat egois, seperti yang dilakukan Umam. Ia
tidak mencoba membuka diri kepada orang luar pada awalnya pasca kejadian
tsunami, jadilah ia menjadi anak yang murung. Ia hanya berfikir seorang diri.
Namun setelah ia melihat Delisa, ia sedikit mulai membuka diri, ia mulai
memiliki motivasi dan mulai kembali bermain dengan kawan-kawannya.

Nadya Nor Azila 190


1

GOD

R.U.H

Gambar 5.1 Diagram Teori R.U.H

Dari teori R.U.H di atas, terlihat bahwa pegangan yang tertinggi adalah Tuhan.
Dari segala macam pegangan yang mungkin ada seperti self, others, virtues maupun
materials tidak ada satupun yang dapat membuat seseorang dapat berpegang pada
sesuatu yang pasti. Hanya Tuhan yang mampu meberikan kekuatan pada manusia
ketika dia dalam kondisi terpuruk.

Nadya Nor Azila 190


1
Selain teori R.U.H ada pula hal yang mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu
freedom to choose. Kebebasan seseorang untuk memilih apakah dirinya akan terus
terpuruk dalam kondisi atau untuk bangkit dan merubah kondisi yang buruk itu.
Beberapa hal yang mempengaruhi seseorang dalam memilih diantaranya adalah
sebagai berikut.

Gambar 5.2 Diagram Free will


-

Challange. Merupakan sesuatu yang berasal dari luar individu. Seperti rasa
tanggung jawab, kepercayaan, target, serta tuntutan. Dalam film ini
digambarkan kondisi Delisa yang memiliki target untuk dapat menghafal
bacaan shalat. Target tersebut yang menjadikan Delisa fokus untuk berusaha
menghafal bacaan shalat tersebut. Adanya tantangan membuatnya untuk
memilih untuk berusaha dan tidak putus asa. Begitu juga halnya yang terjadi
pada Abi Usman. Ia memiliki tangung jawab yang besar untuk membesarkan
Delisa. Walaupun sebenarnya kondisinya juga tidak dalam kondisi yang baik.
Rasa tanggung jawab ini juga lah yang membuat Abi Usman memilih untuk

Nadya Nor Azila 190


1
tidak terpuruk dengan keadaan dan berkeinginan untuk melanjutkan
-

kehidupannya.
Incentive. Hal ini berkaitan tentang segala sesuatu yang terjadi pada individu
itu sendiri. Semua hal yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil
keputusan yang berasal dari individu itu sendiri. Pengakuan, dan dukungan
merupakan hal yang mempengaruhi keputusan. Seperti halnya yang terjadi
pada Umam. Dirinya pada akhirnya mengakui bahwa dia telah banyak
melakukan kesalahan. Dari pengakuan yang dilakukannya, maka timbullah
motivasi pada dirinya untuk melajutkan hidup dan tidak melulu terpuruk
dalam kesedihan. Hal ini terlihat pada adegan Umam yang menangis di
padang rerumputan bekas rumah tinggalnya, dan ia merasa benar-benar
bersalah. Namun setelah itu, ia kembali menjadi anak yang riang, tidak lagi

murung, dan ia memilih untuk kembali melanjutkan hidupnya.


Urge. Merupakan dorongan yang berasal dari dalam individu, dan menjadi
sebuah keinginan maupun desakan untuk melakukan sesuatu. Rasa dendam,
keinginan, kebutuhan merupakan hal yang mendorong seseorang untuk
memilih. Urge terkadang memiliki dampak buruk pada pertimbangan
seseorang dalam memilih. Hal ini dikarenakan urge lebih menitik beratkan
pada kondisi manusia yang bergantung pada kondisi psikologisnya.
Berdasarkan film ini, dapat dilihat bagaimana desakan dari diri sendiri yang
terjadi pada Delisa, yaitu keinginan untuk memperoleh hadiah dari umi dan
Abinya mendorong dirinya untuk menghafal bacaan shalat. Dorongan ini yang
terkadang menjadi hal negatif, karena dorongan tersebut bukan berasal dari
keinginan yang murni, melainkan keinginan karena sesuatu yang sifatnya

materi.
Meaning. Merupakan nilai yang terkandung dalam perilaku tertentu sehingga
hal tersebut harus dilaksanakan. Hal-hal yang termasuk pada meaning adalah
amal jariyah, serta kebermaknaan perilaku seseorang. Dalam film ini, terlihat
pada perilaku Delisa yang mau berbagi tanpa pamrih yaitu ketika Delisa diberi
cokelat oleh Uztad Rahman dan dia rela untuk berbagi dengan Aisyah. begitu

Nadya Nor Azila 190


1
juga pada saat Delisa memperoleh oleh-oleh coklat dari Sofie dan ia
3.

membagi-bagikan coklat tersebut kepada orang-orang terdekatnya.


Kesabaran dan keikhlasan. Sangat jelas bahwa nilai yang dapat dipetik dari film
ini adalah bagaimana Delisa mampu dengan sabar dan ikhlas menerima keadaan
yang terjadi pada dirinya. Tidak ada suatu apapun yang boleh dicintai melebihi
kecintaan kepada Allah. Dengan cinta kepada Allah, maka seseorang akan
mampu mengikhlaskan serta sabar menghadapi segala jenis cobaan.

Anda mungkin juga menyukai