0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
53 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang program surveilans AFP (acute flaccid paralysis) dan virus polio liar untuk mendeteksi virus polio liar secara dini dan menilai kinerja program eradikasi polio. Indikator kinerja surveilans meliputi laporan rumah sakit, tingkat kejadian AFP non polio, dan persentase spesimen yang dikirim sesuai standar, dimana hasil review di Jawa Timur menunjukkan dua indikator tidak terpenuhi sehingga pernyataan bebas polio di provinsi
Dokumen ini membahas tentang program surveilans AFP (acute flaccid paralysis) dan virus polio liar untuk mendeteksi virus polio liar secara dini dan menilai kinerja program eradikasi polio. Indikator kinerja surveilans meliputi laporan rumah sakit, tingkat kejadian AFP non polio, dan persentase spesimen yang dikirim sesuai standar, dimana hasil review di Jawa Timur menunjukkan dua indikator tidak terpenuhi sehingga pernyataan bebas polio di provinsi
Dokumen ini membahas tentang program surveilans AFP (acute flaccid paralysis) dan virus polio liar untuk mendeteksi virus polio liar secara dini dan menilai kinerja program eradikasi polio. Indikator kinerja surveilans meliputi laporan rumah sakit, tingkat kejadian AFP non polio, dan persentase spesimen yang dikirim sesuai standar, dimana hasil review di Jawa Timur menunjukkan dua indikator tidak terpenuhi sehingga pernyataan bebas polio di provinsi
Tujuan program eradikasi polio adalah tercapainya Indonesia bebas polio
Indikator kinerja program eradikasi polio adalah cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan setiap adanya transmisi virus polio liar baru dapat dihentikan dalam waktu kurang dari 1 tahun sejak ditemukan Tujuan surveilans AFP dan virus polio liar adalah terdeteksi dini adanya virus polio liar Indikator kinerja surveilans AFP dan virus polio liar : (1) Kelengkapan laporan mingguan rumah sakit lebih dari 80 % per tahun per kabupaten/kota (2) AFP rate non polio ditemukan minimal 2 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun per tahun per Provinsi (3) Spesimen adekuat (diambil, dikirim dan diperiksa sesuai dengan standar) lebih dari 80 % kasus AFP yang ditemukan Makna indikator kinerja surveilans AFP tersebut diatas adalah sebagai berikut : (1) Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Jawa Timur (contoh), di Jawa Timur tidak ditemukan virus polio liar selama tahun 2010, maka dapat dinyatakan bahwa program eradikasi polio telah berhasil menjadikan Jawa Timur bebas polio. (2) Untuk memastikan laporan tersebut berkualitas baik dan dapat dipercaya, dapat diuji denganterpenuhinya indikator kinerja surveilans, yaitu : (a) Jawa Timur memiliki 35 kabupaten/kota, dengan laporan kegiatan surveilans AFP sebagai berikut : (1) Dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur, 33 kabupaten/kota dengan kelengkapan laporan mingguan lebih dari 80 % per Kabupaten/kota selama tahun 2010 (2) AFP rate non polio ditemukan sebesar 2,45 per 100.000 anak berusia kurang dari 15 tahun selama tahun 2010 (3) Spesimen adekuat sebesar 60 % kasus AFP yang ditemukan selama tahun 2010 (b) Berdasarkan indikator kinerja surveilans AFP tersebut diatas, dapat diketahui bahwa indikator kinerja surveilans (1) dan (3) tidak sesuai dengan indikator kinerja
surveilans AFP yang ditentukan. Berdasarkan indikator kinerja surveilans ini, maka pernyataan bahwa Jawa Timur bebas polio adalah tidak cukup berkualitas atau tidak dapat dipercaya.