pyogranulomatous vasculitis. Jadi lebih tepat jika FIP dikatakan penyakit yang berkelanjutan
karena pada dasarnya baik effusive maupun noneffusive FIP terbentuk dengan mekanisme
yang sama (Greene CE 2012).
Dapus
Greene CE. 2012. Feline Coronavirus in Infectious Disease of the Dog and Cat. Ed ke-4.
London (UK): WB Saunders Company.
Patogenesa FLUTD
Penyebab FLUTD paling sering adalah feline idiophatic cystitis (FIC). Diagnosa ini
diambil jika semua penunjang diagnosa tidak dapat mendeteksi adanya kelainan lain seperti
adanya batu. Oleh karena itu, FIC sebenarnya adalah penyakit dengan penyebab yang tidak
diketahui. Beberapa kemungkinan penyebab timbulnya FIC antara lain adalah cacat pada
permukaan vesica urinaria. Permukaan VU terbentuk dari glycosaminoglycan (GAGs) yang
berfungsi melapisi sel-sel VU dari bahan-bahan iritan yang terkandung dalam urin. Pada
kondisi cacat, GAGs tidak melapisi seluruh bagian VU sehingga sel-sel dibawahnya akan
rusak karena iritasi. Selain itu, stimulasi sistem saraf oleh iritasi lokal atau respon stress akan
menyebabkan dikeluarkannya neurotransmitter yang menginduksi rasa sakit dan respon
inflamasi. Mekanisme stress dapat menjadi penyebab dari FIC karena pada saat stress, terjadi
peningkatan glucocorticoid yang akan menyebabkan konstriksi spincter (Vet Cornell 2014).
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan mengarahkan diagnosa pada terbentuknya
kristal struvit pada vesivca urinaria. Pada pemeriksaan fisik sebelumnya, dilakukan squeezing
VU namun urin tidak dapat keluar. Hal ini dimungkinkan karena kristal struvit yang terbentuk
menyumbat urethra sehingga urin tidak dapat keluar. Struvit merupakan kristal yang
terbentuk pada saluran urinasi dan biasanya disertai dengan infeksi bakteri Staphylococcus
proteus spp yang memproduksi urease. Kristal struvit terbentuk ketika terkandung spesifik
mineral pembentuk urolith pada urin telah jenuh. Pertumbuhan kristal tergantung pada
kemampuan endapan bertahan di saluran urinari, lama waktu urin dalam keadaan jenuh,
struktur fisik kristal yang tebentuk, komposisi mineral, dan faktor resiko infeksi (Osborne et
al. 2000). Struvite yang terbentuk selain karena faktor predisposisi yaitu kucing persia, usia
menengah, jantan, dan merupakan kucing rumahan, juga disebabkan karena diet tinggi
magnesium, fosfor, kalsium, serat dan chloride, protein sedang, dan rendah lemak. Selain itu,
urin yang jenuh menjadi penyebab terbentuknya struvit (Cannon et al. 2007).
Manajemen kesehatan yang perlu dilakukan untuk mengeliminasi batu dan mencegah
terbentuknya kembali kristal struvit adalah dengan menurunkan konsentrasi magnesium,
fosfat dan amonia dalam urin. Saturasi urin harus dijaga agar tidak jenuh dan penambahan
urin accidification untuk menjaga pH urine dibawah 6. Biasanya, pada diet khusus pasien
penderita kristal struvit, telah dimodifikasi dengan protein, fosfat, dan magnesium yang
rendah dan sodium yang tinggi. Hal ini akan menghasilkan osmotic diuresis untuk
mnegurangi pengeluaran urea dan meningkatkan volume urin. Selain itu, bakteri penghasil
urease harus dieliminasi dengan pemberian antibiotik (Scott AB 2013)
Dapus
Scott AB. 2013. Urolithiasis in small animals. The Mercks Veterinary Manual. [internet]
[diunduh
pada
2016
Oktober
5].
Tersedia
pada
:
http://www.merckvetmanual.com/mvm/urinary_system/noninfectious_diseases_of_the_urinar
y_system_in_small_animals/urolithiasis_in_small_animals.html
VetCornell. 2014. Feline lower urinary tract disease. New York (US): Cornell University
College of Veterinary Medicine. [internet] [diunduh pada 2016 oktober 5]. Tersedia pada :
http://www.vet.cornell.edu/FHC/health_information/UrinaryConcerns.cfm