TINJAUAN PUSTAKA
Kucing
Kucing merupakan hewan karnivora yang banyak tersebar di berbagai
belahan dunia. Kucing lokal (Fellis catus) adalah kucing hasil persilangan
antara Fellis silvetris dengan Libica yang merupakan keturunan dari Fellis
silves. Ciri khas dari kucing lokal ialah bulunya pendek dengan warna yang
bermacam-macam
: Animalia
Phylum
: Chordata
Sub Phylum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Sub Kelas
: Theria
Sub Ordo
: Fissipedia
Famili
: Felidae
Sub Famili
: Machairodonynae
Genus
: Fellis
lebih besar. Serangan biasanya terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh
dengan kaki depan yang kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat
perkelahian jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah
mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering terlibat
banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada berbagai luka di
bagian wajah, seperti hidung atau telinga.
Feline fanleukopenia
Etiologi
Feline Panleukopenia (FP)adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
parvo kucing atau panleukopenia virus (FPV), virus ini memiliki DNA beruntai
tunggal termasuk dalam keluarga Virus Parvovirida. FPV berkaitan erat dengan
parvovirus lainnya, seperti enteritis virus (MEV), rakun parvovirus (RPV), tipe 2
parvovirus anjing (CPV2) dan rubah biru parvovirus (BFPV). Penyakit FPV yang
menyerang
kucing dapat mencapai kematian 75% (Syafriati, 2004). Menurut Kurnia, (2015)
Virus ini menyerang jaringan pembentukan darah dan limfe, juga mukosa organ
pencernaan sehingga menyebabkan penurunan jumlah leukosit dan mengalami
enteritis (radang usus). Selain itu, virus ini juga dapat menyerang saluran
reproduksi dan sistem saraf. Infeksi pada sistem imun akan menyebabkan
terjadinya atropi timus sehingga produksi sel darah putih menurun. Infeksi pada
organ pencernaan akan mengakibatkan kerusakan sel kripta pada jejunum dan
ileum, enteritis akut dengan disertai muntah dan diare. Sedangkan infeksi pada
sistem reproduktif mengakibatkan kematian fetus.
Feline Leukemia Virus (FeLV) adalah retrovirus yang menginfeksi kucing.
FeLV dapat ditularkan dari kucing yang terinfeksi melalui air liur atau cairan
hidung yang terkena. Jika sistem kekebalan tubuh hewan rendah, virus dapat
menyebabkan penyakit yang dapat mematikan. Satu penyakit yang disebabkan
oleh virus ini adalah bentuk kanker sel darah yang disebut limfosit (leukemia a).
Feline leukemia virus (FeLV), dinamakan demikian karena cara tindakan dalam
sel yang terinfeksi. Semua retrovirus, termasuk feline immunodeficiency virus
(FIV) dan human immunodeficiency virus (HIV), menghasilkan enzim reverse
transcriptase, yang memungkinkan mereka untuk memasukkan salinan genetik
mereka sendiri ke dalam sel mereka yang terinfeksi. Meskipun saling terkait,
FeLV dan FIV berbeda dalam banyak hal, termasuk bentuk mereka, FeLV lebih
melingkar sementara FIV memanjang. Kedua virus juga cukup berbeda secara
genetik, dan consituents protein mereka berbeda dalam ukuran dan komposisi.
Meskipun banyak dari penyakit yang disebabkan oleh FeLV dan FIV yang sama,
cara-cara khusus di mana mereka disebabkan berbeda (anonymous, 2015).
Patogenesa
Feline panleukopenia virus termasuk ke dalam virus tipe DNA famili
parvoviridae subgrup feline parvovirus, virus ini masuk melalui mulut ataupun
hidung menuju tonsil dan limfoglandula di daerah tenggorokan dan kemudian
menginfeksi serta mengancurkan sel-sel yang aktif melakukan pembelahan seperti
sel-sel pada sumsum tulang, jaringan limfoid, epitel usus, cerebellum dan retina,
serta sel-sel pada anakan. Virus ini akan menekan produksi sel darah putih di
sumsum tulang sehingga jumlah seluruh sel darah putih berkurang sehingga
penyakit ini dinamakan panleukopenia. Di saluran usus virus ini menyebabkan
ulcer yang memicu terjadinya diare, dehidrasi, dan infeksi oleh bakteri. Sebagian
besar kasus kematian terjadi akibat dehidrasi dan infeksi bakteri yang parah
(Saputro, 2010).
Menurut Aiello, (2000) pada induk kucing yang bunting virus akan
menular secara intraprasental dan menyerang embrio atau fetus secara cepat
sehingga menyebabkan kematian embrio, mumifikasi, aborsi, dan lahir mati.
Infeksi pada saat kelahiran akan menyebabkan kerusakan pada epital germinal di
cerebelum yang mengakibatkan hipoplasia cerebral, inkordinasi, dan tremor
karena
cerebelum
merupakan
bagian
dari
sistem
syaraf
pusat
yang
saliva, dan mukus selama fase akut dari penyakit ini dan dapat bertahan pada feses
kucing selama 6 minggu setelah penyembuhan.
Gejala klinis
Sebagian besar infeksi dari virus panleukopenia berlangsung secara
subklinis. Kucing yang terinfeksi sebagian besar terkena pada saat berumur di
bawah 1 tahun. Gejala klinis yang terlihat yaitu demam, depresi, dan anorexia
selama periode inkubasi 2-7 hari. Muntah akan terlihat 1-2 hari setelah demam,
umumnya berhubungan dengan empedu dan tidak terkait dengan makanan. Diare
yang terjadi merupakan gejala yang tampak terakhir. Muntah dan diare terjadi
secara teratur, diare terkadang disertai dengan darah. Dehidrasi parah terus terjadi
meskipun kucing terus minum. Physical examination menunjukkan adanya
depresi yang parah, dehidrasi, dan terkadang adanya rasa sakit di daerah abdomen.
Palpasi pada abdomen dapat menginduksi kejadian muntah, selain itu
kebengkakan dan penebalan usus serta kebengkakan limfoglandula mesenterica
akan teraba. Pada kucing muda dengan kelainan cerebellum akan terlihat gejala
ataksia dan tremor. Gejala akan terlihat selama 5-7 hari. Anak kucing yang
menderita penleukopenia perakut akan mati dalam waktu 24 jam setelah timbul
gejala klinis (Aiello, 2000).
Diagnosa
Diagnosis penyakit FPL dapat dilakukan berdasarkan sejarah penyakit,
gejala klinis, isolasi dan identifikasi virus serta pemeriksaan serologik. Virus FPL
dapat tumbuh secara efisien pada biakan sel lestari ginjal, organ paru-paru, lidah
kucing dibandingkan dengan pada biakan sel lain seperti yang berasal dari biakan
sel organ anjing (Truyen dan Parrish,1992). Pemeriksaan serologik untuk
mengetahui ada atau tidaknya antibodi terhadap virus FPL didalam serum, pada
saat ini sering menggunakan teknik haemagglutination - inhibition (HI) dan atau
menggunakan serum neutralization test (SNT) teknik mikro (Joo dkk., 1975).
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan penyakit panleukopenia pada kucing dilakukan dengan vaksin
aktif yang dimodifikasi dan vaksin inaktif. Vaksin aktif tidak boleh diberikan pada
kucing bunting, mengalami imunosupresi, sakit, atau kucing di bawah umur 4
minggu. Kucing divaksinasi pada umur 8-10 minggu kemudian diulang pada
umur 12-14 minggu, setelahnya diulang setiap tahun. Pengobatan berkala bisa
menyembuhkan kucing yang terkena panleukopenia. Saat menemukan gejala
panleukopenia, segera bawa ke dokter hewan. Dokter hewan dapat memberikan
kucing infus untuk mengembalikan tubuh dan hidrat cairan yang hilang. Elektrolit
dapat diberikan untuk menyeimbangkan cairan tubuh dan antibiotik untuk
mencegah infeksi sekunder. Kucing biasanya juga akan diberikan obat antimuntah untuk menghentikan muntah dan mengurangi dehidrasi (Saputro, 2015).