Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN NYERI

RSUD SELASIH
KAB. PELALAWAN

SPO
(STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL)

No Dokumen
03.AP.1.0.7.2015

No. Revisi

Halaman 1 dari 2

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Selasih
Kabupaten Pelalawan
Tanggal Terbit
31 Desember 2015
Dr. Ahmad Krinein
Penata TK1
NIP. 19740103 200604 1 004
Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang
nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan
Kategori nyeri menjadi tiga tipe yaitu :

PENGERTIAN

Nyeri akut merupakan hasil dari injuri akut, penyakit atau


pembedahan, nyeri kronik non keganasan dihubungkan dengan
kerusakan jaringan yang dalam masa penyembuhan atau tidak
progresif
Nyeri kronik keganasan adalah nyeri yang dihubungkan dengan
kanker atau proses penyakit lain yang progresif.
Manajemen nyeri adalah: penanganan nyeri yang memerlukan
perhatian serius dari semua unsur pelayanan kesehatan (perawat
dan dokter) yang telah mendapatkan pengetahuan tentang nyeri
dan cara penanggulangannya dengan menggunakan pendekatan
holistik dari seluruh aspek kehidupan dengan memadukan
pendekatan non farmakologik dan farmakologik

TUJUAN

Manajemen nyeri bertujuan sebagai upaya penanganan nyeri bagi


pasien dengan pendekatan farmakologik dan non farmakologik
yang disesuaikan dengan tingkatan nyeri pasien

KEBIJAKAN

1. Berdasarkan SK Direktur Nomor: KPTS.445/BLUDRSUD/2015/1549 Tentang Kebijakan Manajemen Nyeri


2. SK Perberlakuan Panduan Asesmen Pasien Rumah
Sakit Nomor: KPTS.445/BLUD-RSUD/2015/1548
3. Setiap pasien baik rawat inap maupun rawat jalan
dilakukan asesmen terhadap tingkatan nyeri yang
dirasakan (manajemen nyeri).

MANAJEMEN NYERI

RSUD SELASIH
KAB. PELALAWAN

PROSEDUR

No Dokumen
03.AP.1.7.1.2015

No. Revisi

Halaman 2 dari 2

1. Manajemen nyeri non farmakologik (dapat dilakukan oleh


tenaga perawat dan dokter). Pendekatan non
farmakologik biasanya menggunakan terapi perilaku
(hipnotis,
biofeedback),
pelemas
otot/relaksasi,akupuntur, terapi kognitif (distraksi),
restrukturisasi kognisi, imajinasi dan terapi fisik.
2.
Manajemen nyeri dengan pendekatan farmakologik
Ada tiga kelompok utama obat yang digunakan untuk
menangani rasa nyeri :
a. Analgetika golongan non narkotika (berbentuk tablet
dapat diberikan oleh perawat terlatih)
b. Analgetika golongan narkotika (diberikan oleh dokter
dpjp)
c. Adjuvant therapy
3. Prosedur invasive (diberikan oleh dokter spesialis
anastesi)
Prosedur invasif yang
dilakukan adalah dengan
memasukan opioid ke dalam ruang epidural atau
subarakhnoid melalui intraspinal, cra ini dapat
memberikan efek analgesik yang kuat tetapi dosisnya
lebih sedikit. Prosedur invasif yang lain adalah blok
saraf,
stimulasi
spinal,
pembedahan
(rhizotomy,cordotomy)
teknik
stimulasi,
stimulasi
columna dorsalis.
4. Semua hasil pengkajian nyeri dan implementasi
penanganan nyeri di dokumentasikan dalam catatan
medik

UNIT TERKAIT

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Instalasi Rawat Jalan


Semua SMF
Bagian administrasi pasien dan informasi medis
Customer service
Bagian Kedokteran
Bagian Keperawatan
Komite Keperawatan
Komite Medik

Anda mungkin juga menyukai