2. Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama
masa likuidasi
3. Menyelesaikan dan melunasi kewajiban firma contohnya dengan
3.
Kreditur kemitraan.
Maksudnya yaitu kewajiban kemitraan atas pinjaman yang dilakukan
kepada kreditur pihak ketiga.
Tagihan mitra selain modal dan keuntungan, seperti hutang dan
bunga hutang pinjaman.
Tagihan mitra untuk modal atau keuntungan, berupa saldo kredit
dalam rekening modal.
Maksudnya yaitu dalam proses liquidasi, setiap mitra yang memiliki saldo
kredit dalam rekening modal yang artinya defisit, maka perseketuan yang
lainnya harus melakukan kontribusi kepada mitra yang melakukuntuk
menghilangkan
Tagihan Terhadap Aset Pribadi
Kreditur pribadi mitra individu.
Maksudnya yaitu kewajiban para sekutu atas pinjaman yang
dilakukan terhadap persekutuannya sendiri.Dan memiliki status yang
sama dengan kewajiban persekutuan kepada kreditur pihak ketiga.
Jadi tidak ada saling hapus antara kewajiban dengan akun modal
sekutu.
Untuk mitra umum, kreditur kemitraan untuk kewajiban mitra yang
belum dibayar, terlepas dari neraca modal mitra di dalam kemitraan.
Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat likuidasi
(berupa ratio
pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak dilakukan
2.
3.
harta pribadi.
Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu.
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
I.
Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud
pembagian hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih
(modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
II.
Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab
sekutu tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran
utang kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal
kepada sekut
Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai
(likuidasi secara langsung)
2. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan
(likuidasi bertahap)
A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai
(likuidasi secara langsung)
Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah seluruh aktiva
non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi
yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan
langsung dapat dibebankan kepada modal masing-masing sekutu.
Contoh 3.1
Persekutuan Cinta Sekali yang anggotanya A,B, dan C. Pada tanggal 2 januari
2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga anggotanya
tersebut tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya. Semua aktiva non
kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi uang kas. Pembagian laba ruginya
dengan perbandingan 4:4:2.
Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian
modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau
beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada dua kemungkinan dalam
permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal
mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit modal tidak mampu
membayar. Permasalahan yang lebih serius lagi apabila hasil realisasi aktiva non
kas tidak mampu menutupi hutangnya.
1. 1.
Pada Tahap realisasi aktiva non kas menjadi uang kas apabila terjadi kerugian
dalam merealisasikannya, maka bisa timbul masalah adalah salah satu atau
beberapa anggota mengalami defisit modal tersebut. Konsekuensinya maka
anggota yang mengalami defisit modalnya tersebut harus menutupi defisitnya
dengan cara menyetorkan uang tunai atau aktiva lainnya kedalam persekutuan,
sehingga saldo defisitnya habis.
1. 2. Anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu
membayar
Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal
setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan
modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aktiva
tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak
mampu menyetor modal maka yang menanggung defisit tersebut adalah anggota
yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba
rugi.
Contoh 3.3
Dengan menggunakan contoh CV CINTA SEKALI diatas, apabila sekutu A dan C
yang mengalami defisit dan tidak mampu membayar baik dengan uang tunai
maupun aktiva tertentu, maka penyelesaiannya sekutu B yang tidak defisit modal
yang menanggungnya.
1. 3.
Apabila hasil realiasasi aktiva non kas sangat kecil, maka kerugian yang dialami
perusahaan sangat besar, sehingga tidak mencukupi untuk untuk melunasi hutang
kepada pihak eksternal. Dalam hal seperti ini jumlah modal sekutu secara
keseluruhan akan mengalami defisit. Defisitnya modal sekutu tersebut ada yang
mampu menutupi dan ada juga sekutu yang tidak mampu untuk menutupi defisit
modalnya. Apabila ada sekutu yang tidak mampu menutupi defisit modalnya
maka anggota sekutu yang mampu menutup defisit modal anggota sekutu yang
tidak mampu untuk melunasi hutang kepada pihak eksternal. Hal ini sesuai
dengan salah satu karakteristik persekutuan yaitu tanggung jawab yang tidak
terbatas.
Contoh 3.4
Persekutuan AMANAH yang anggota-anggotanya A, B, dan C. Pada tanggal 2
januari 2003 bersepakat melakukan likuidasi perusahaannya karena ketiga
anggota tersebut sudah tidak ada kecocokan lagi untuk menjalankan usahanya.
Semua aktiva non kas dapat direalisasikan seluruhnya menjadi kas. Dari ketiga
sekutu yang paling mampu secara materiil adalah sekutu A. Pembagian laba
ruginya dengan perbandingan 4:4:3. Adapun laporan keuangannya menunjukkan
data sebagai berikut:
Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana , yaitu likuidasi yang pembagian kasnya
dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai
tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang
e.
Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup dengan
utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada
salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan
hutang persekutuan kepada sekutu.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3)
Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
Pelunasan hutang sekutu.
Pembagian kas.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai
negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada hutang
persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang
defisit tersebut dengan setoran kas.
1.
2.
3.
4.
5.
Langkah-langkah:
Realisasi nilai aktiva non-kas.
Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang
dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah dikurangi
prosentase sekutu tidak mampu.
Seluruh kewajiban selain kepada sekutu telah dibayar, dan para sekutu
memperkirakan penjualan tanah dan bangunan akan memakan waktu
beberapa bulan. Maka dari itu, mereka sepakat bahwa seluruh kas yang
ada di tangan, di luar Rp 10.000.000 untuk menutup biaya dan
kontijensi, harus diidstribusikan secepatnya. Dengan informasi ini, skedul
pembayaran aman dipersiapkan untuk menentukan jumlah kas yang bias
didistribusikan secara aman untuk tiap sekutu. Skedul pembayaran aman
untuk Budi, Mina dan Nani diberikan pada table berikut.
LAP =
Sebagai contoh, pada 1 Mei 20X5 Aldi memiliki saldo kredit akun modal sebesar
Rp 34.000.000 dan 40 persen dari bagian laba dan rugi Persekutuan ABC. LAP
Aldi adalah :
LAP =
Rp34.000.000
0,4
= Rp85.000.000
Ini berarti bahwa kerugian dalam penghapusan aset nonkas atau beban likuidasi
tambahan sebesar Rp 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun
modal Aldi dengan perhitungan :
Rp 85.000.000 x 0,40 = Rp 34.000.000
Disolusi
Masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama atau
meninggalnya sekutu lama akan mengakibatkan disolusi (pembubaran)
persekutuan
Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi, baik dengan masuknya
sekutu baru atau dengan pengunduran diri atau meninggalnya sekutu lama,
suatu perjanjian persekutuan baru perlu dibuat untuk kelanjutan usaha
persekutuan