Mirip Buku 2 PDF
Mirip Buku 2 PDF
KOMPLEKS
Berdasarkan definisi tersebut, kurva C disebut kurva mulus bagian demi bagian
jika di dalam x = x(t) dan y = y(t), a t b berlaku x dan y kontinu bagian
demi bagian pada [a,b]. Kurva mulus bagian demi bagian disebut lintasan.
Pada kurva C dengan x= x(t) dan y = y(t), a t b, titik (x(a),y(a)) disebut titik
pangkal kurva C dan (x(b),y(b)) disebut titik ujung kurva C.
Berorientasi positif
Berorientasi negatif
Integral Garis
Misalkan y, a t b adalah kurva mulus dan M permukaan terbatas yaitu paling
sedikit terdefinisi pada kurva C.
Kontruksi integral garis .
(1) Buatlah partisi untuk selang [a,b] dengan titik pembagian
selang bagian ke-I dari partisi adalah [ti-1,ti] dan panjang partisinya dengan =
maks ti, 1 i n
(2) Kurva C terbagi atas n bagian yaitu P0P1, P1P2, , Pi-1Pi, , Pn-1Pn
(3) Pilih Pi* = (ci,di) Pi-1Pi , i = 1,2,3,.,n
(4)Didefinisikan jumlah
M (c , d )x
i
i 1
(5) Tentukan
lim
M ( c , d ) x
i 1
Jika limit ini ada, maka M terintegralkan pada C. Dalam kasus M terintegralkan
pada C, integral garis dari M(x,y) pada C didefionisikan dengan
M ( x, y)dx lim
C
M (c , d )x
i 1
Y
xi
P0 (x(a),y(a)
L=M(ci,di)
a = to Y
P0(x(b),y(b))
b = to
X
M ( x, y)dxartinya proyeksi daerah di bawah permukaan z = M(x,y) dan di atas kurva C pada bidang XOY yang menghasilkan
C
DEFINISI 5.1.3:
Diberikan kurva mulus C : F (t ) x(t ) i y (t ) j , a t b. Jika z = M(x,y) permukaan terbatas pada C, maka
(a)
M ( x, y)dx lim
M ( x(t
i 1
*
i
), x ' (ti )) ti
*
M ( x(t
i 1
*
i
), y ' (ti )) ti
*
M(x(t),y(t))y'(t)dt
M ( x, y)dx
Apabila lintasan integral yang diberikan bukan dalam bentuk parameter, tetapi berbentuk y = f(x) dan x = g(y) dengan titik awal
(a,b) dan titik akhir (c,d), maka dengan substitusi diperoleh:
c
(1)
(2)
Sifat-sifat dari
M ( x, y)dx
C
b.
c.
kM ( x, y)dx k M ( x, y)
C
,kR
, a t b, maka
a. (x(a),y(a)) titik pangkal dari C dan (x(b),y(b)) titik ujung dari C. Perubahan t
dari a ke b menghasilkan orientasi dari C. Perubahan t dari b ke a, akan diperoleh kurva yang sama dengan orientasi yang
berlawanan
(x(b),y(b))
C
-C
(x(a),y(a))
C1 : F (t ) x1 (t ) i y1 (t ) j
b. Jika,
,a1 t b1 dan
C2 : F (t ) x2 (t ) i y2 (t ) j
c
Secara sama didefinisikan C =
i 1
C.
M ( x, y)dx M ( x, y)dx
,a2 t b2
3. Jika M kontinu M ( x, y) k
Contoh:
Tentukan integral garis terhadap kedua peubah bagian fungsi (x,y) = 2x + y2 sepanjang kurva C = C1 + C2 + C3 dimana
C1: Busur lingkaran x2 + y2 = 4 dengan orientasi negatif dari (-2,0) ke (2,0)
C2: Ruas garis lurus dari (2,0) ke (-2,-2)
C3: Ruas garis lurus dari (-2,-2) ke (-2,0)
Penyelesaian:
X
-2
M ( x, y)dy
C
sedangakan
M ( x, y)dx
C
M ( x, y)dy (2 x y
C
)dy
C2
C3
C1 : F (t ) 2 cos t i 2 sin t j , t 2
Sehingga diperoleh x = 2 cos t dan y = -2 sin t.
Dengan demikian diperoleh,
(2 x y
C1
2
3
4
1
x 1, x : 2 2, y : 0 2
2
Diperoleh:
C2 : y
2
1
2
2
2
3
M
(
x
,
y
)
dy
(
4
(
y
1
)
y
)
dy
(
y
2
)
d
(
y
2
)
(
y
2
)
] 2
C
0
0
3
3
0
2
C3: x = -2, y : -2 0
Diperoleh,
o
0
2
1
1
C M ( x, y)dy 2(4 y )dy (4 y 3 y 3 ) ]2 5 3
3
Jadi,
(2 x y
C
2
1
)dy 2 5 4 8
3
3
2
Arti dari (2 x y )dy = 4 8
adalah proyeksi daerah di bawah z = 2x + y2 dan di atas C pada bidang YOZ yang
LATIHAN 5.1
1. Hitunglah
ydy ( x y)dy
jika
a.
b.
c.
d.
xdy ydx
2
y
)
dx
(
y
2
x
)
dy
1
3. Hitung nilai dari
jika C adalah ellips
16
9
C
jika C berorintasi negatif
f ( z )dz
(1)
Buatlah partisi pada [a,b] dengan titik pembagian a = tO < t1 < t3 < < ti-1 < ti < < tn = b
Selang bagian ke-I pada partisi adalah [ti-1,ti] dan panjang partisinya adalah dengan
diperlihatkan pada gambar berikut
zo
Zi-1
z1
z1
ti-1
a=to
Zn-1
ti
tn-1
zn
tn = b
t1
(2) Kurva terbagi atas n bagian yaitu zo z1 , z1z2, ..., zi-1zi, ..., zn-1zn dengan
zo = (x(a),y(a)) dan zn = (x(b),y(b))
(3) Pilih ci zi-1 zi , 1 i n
i 1
i 1
Contoh:
Tentukanlah integral berikut
a. dz
b. zdz
C
Penyelesaian:
a.
dz lim
C
lim
f (c )z, c z
i 1
f (c ).(z
i 1
i 1 i
zi 1 )
dz lim
C
(z
i 1
zi 1 )
lim ( zn zn 1 )
0
zn
z n z0 z ]
z0
b.
zdz lim
lim
f (c )z, c z
i
i 1
n
f (c ).(z
i
i 1
i 1 i
zi 1 )
zdz lim
lim
.(zi zi 1 )
i 1
i 1
(z
i 1
i 1 i
Diambil ci = zi , maka
zdz lim
lim
z .( z
i 1
n
(z
i 1
2
i
zi 1 )
2 f ( z )dz lim
C
(z
i 1
zi 1 )
2
lim ( zn z0 )
2
z n z0
2
f ( z )dz
1 2
1 zn
2
( z n z0 ) z 2 ]
2
2 z0
Pada teorema di atas, terdapat hal yang menarik untuk disimak bahwa jika C merupakan suatu
unterval pada sumbu real, maka f pada C akan menjadi fungsi dari x saja. Dengan demikian
adanya integral untuk fungsi x yang kontinu merupakan kasus khusus pada teorema di atas.
Dalam pengertian tersebut suatu integral kompleks dapat dipandang sebagai perluasan dari
integral real.
Penggunaan rumus pada Teorema 5.2.1 akan diilustrasikan melalui contoh-contoh, setelah
disampaikan beberapa sifat dasar integral kompleks yang disajikan di bawah ini.
SIFAT-SIFAT
f ( z )dz :
C
1. C tetap, f dipandang
sebagai variabel
(b)
C1 C 2
C1
C2
3.
Contoh:
Hitunglah zdz dengan
C1 : y = 4xC x2; x : 3 0, y : 3 4 0
C2 : y = x; x : 0 3, y : 0 1=
C3 : x = 3; y : 1 3
C = C1 + C2 + C3
Penyelesaian:
C1
4
C2
3
(2)
C1
(1)
C2
C3
C1
C1
C1
C1
f ( z) M
(2)
C2
C2
3
C
1 2
C
3 2
C2
3
1
1
xdx ydy i ( xdx xdx)
0
0
0 3
0 3
1 1
4 0
2 2
(3)
C3
C3
C3
C3
Jadi,
C1
C2
C3
Contoh:
Misalkan C : z 1 = 1 dengan orientasi negatif. Hitunglah
Penyelesaian
Y
t = /2
t=
t = 0 = 2
X
t = 3/2
a.
zdz
C : z 1 1
2
2
C : ( x 1) y 1
C : F (t ) (cos t 1) i sin t j , 0 t 2
x cost 1, 0 t 2
y sin t
Diperoleh,
2
0
2
(cos t 1 )d (cos t 1 )
0
2
1
(cos t 1 )2 ]
0
2
0
2
0
2
1
sin 2 t ]
0
2
0
2
0
2
(
0
1 1
cos t )dt cos tdt
2 2
0
0
2
(
0
1 1
cos t )dt
2 2
Jadi,
zdz 0 0 i( ( )) 2i
C
LATIHAN 5.2
1. Hitunglah zdz
, jika
C
a. C adalah busur parabola y = 1 x2 dari z = -2 3i ke z = i
b. C adalah ruas garis lurus dari z = 0 ke z = 2 + i
c. C adalah ruas garis lurus dari z = 0 ke z = -2i dilanjutkan dari z = 2i ke
z=2+I
2. Hitunglah zdz , jika
C
a. C adalah
lingkaran z 1 1 dengan orientasi positif
b. C adalah persegi panjang dengan titik sudut z = 0, z = 2i, z = 4 + 2i, dan z=4,
dengan orientasi C negatif
3. Hitunglah
z dz , jika
C
Pengintegralan Cauchy
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik dengan
daerah integrasi suatu lintasan tertutup sederhana. Pengintegralan dari fungsi analitik tersebut
disajikan dalam teorema Cauchy Goursat. Sebelum membicarakan teorema Cauchy Goursat,
didahului dengan teorema Cauchy yang merupakana dasar lahirnya teorema Cauchy Goursat
tersebut.
f ( z)dz 0
C
Bukti:
Misalkan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dan f analitik pada D. Jadi f ada untuk setiap z D dan
f (z) = ux(x,y) + ivx(x,y) = vy(x,y) iuy(x,y). Karena f kontinu pada D, maka u, v, ux, uy,v, dan vy
semuanya kontinu pada D. Dengan demikian u dan v memenuhi syarat berlakunya teorema
Green, yaitu
Karena u dan v memenuhi persamaan Cauchy Reimann pada D, maka integral lipat dua
di ruas kanan menjadi nol. Sedangkan di ruas kiri adalah rumus untuk
= 0.
f ( z)dz 0
C
Bukti teorema tersebut cukup panjang, oleh karena itu dalam pembicaraan di sini tidak akan
dibuktikan.
Konvers dari Teorema Cauchy Goursat adalah salah, yaitu
Jika
terhubung
f ( z)
1 . Integral
z
jika C lintasan tertutup sederhana yang tak melalui 0, tetapi f tak analitik di 0.
Bukti:
Y
D
L
z2
C
z2
z1
C
z1
K
f ( z )dz f ( z)dz
f ( z )dz f ( z )dz
f ( z )dz f ( z )dz
K
Contoh:
Hitunglah
( 3z
2 z )dz
dimana
C1 : busur lingkaran x2 + y 2=1 dari titik (-1,0) ke (0,1)
C2 : ruas garis dari titik (0,1) ke (1,0)
C = C1 + C2
Penyelesaian:
Y
1
C
C2
-1
Karena f(z) = 3z2 2z analitik pada C yang memuat z1 = -1 dan z2 = 1. Menurut teorema di atas harus
dipilih lintasan sebarang dari z1 dan z2. Lintasan yang paling mudah dalam kasus ini garis lurus dari
ke z2 adalah lintasan K: y = 0, -1 x 1.
Dengan demikian diperoleh,
1
2
2
( 3z 2 z )dz ( 3x 2 x )dx 2
C
A( z )
z1
d z
f ( w )dw A ( z ) ( f ( w )dw ) f ( z )
dz z1
'
Bukti:
A' ( z ) lim
z 0
lim
z z
z1
A( z z ) A( z )
z
z
f ( w )dw f ( w )dw
z1
z 0
lim
z z
z 0
lim
f ( w )dw
z z
( f ( w ) f ( z ) f ( z ))dw
z
z 0
lim
z z
( f ( w ) f ( z ))dw
z 0
f ( z )dw
z 0
lim
z z
z z
( f ( w ) f ( z ))dw
z
lim
z 0
z z
f ( z )dw
z
Karena
z z
z z
f ( z )dw f ( z ) dw
z
z z
f ( z )[ w ]
z
f ( z )[( z z ) z ]
f ( z )z
maka diperoleh,
z z
f ( z )dw
lim
z 0
lim
z 0
f ( z ).z
f(z)
z
[ f (w) f ( z )]dw . z
z
z z
[ f ( w ) f ( z )]dw
z
z
z
Akibatnya,
z z
[ f (w) f ( z)]dw
lim
z 0
DEFINISI 5.3.5:
Diberikan D C terbuka dan fungsi f : D C. Fungsi F : D C disebut anti turunan f
pada D, jika berlaku F(z) = f(z) untuk setiap z D.
TEOREMA 5.3.6:
Diberikan fungsi f : D C analitik pada D. Jika fungsi G : D C anti turunan dari f,
maka terdapat konstanta k C sehingga H(z) = G(z) + k, untuk setiap z D.
Bukti:
Karena G dan H anti turunan fungsi f pada D, diperoleh
G(z)=f(z)=H(z) untuk setiap z D atau (H G)(z)=f(z) - f(z)=0 untuk setiap z D.
Jika (H G)(z) = 0 untuk setiap z D, maka terdapat k C sehingga berlaku
(H-G)(z) = k, untuk setiap z D.
Diberikan D daerah terhubung sederhana, z1 dan z2 titik tetap di D. Jika f analitik pada D
z2
z2
f ( z )dz f ( z1 ) f ( z 2 ) f ( z ) ]
z1
z1
Bukti:
F( z )
z2
z1
z1
G( z 2 ) k
f ( w )dw
z1
z1
G( z1 ) k
f ( w )dw k 0 k
z1
Akibatnya
z2
G( z 2 ) G( z1 )
f ( w )dw
z1
Jadi, diperoleh
z2
f ( w )dw G( z
) G( z1 )
z1
z2
f ( z )dz k F ( z
) k F ( z1 )
z1
F ( z2 ) F ( z1 )
Integral dari suatu fungsi yang menyeluruh sepanjang sebarang lintasan yang menghubungkan
dua titik pada bidang datar dapat dihitung secara langsung, asalkan anti turunan fungsi
tersebut dapat ditemukan. Demikian pula integral dari fungsi analitik, asalkan titik awal dan
titik akhir lintasan integrasinya seluruhnya terletak di dalam daerah terhubung sedehana di
mana fungsi itu analitik.
Contoh:
1 i
1.
i
i
2.
z 1
z 1
e dz e ] 2e
0
i
3.
1 i
2
2 zdz z ] 1 2i
LATIHAN 5.3
1.
a.
( z
z 1 )dz
2i
b.
cosh z dz
i
i
c.
ze
z2
dz
d.
( e
sin z )dz
sin z )dz
e.
( e
0
f.
z cos
z dz
2.
3.
sin z
dz
z2
f ( z ) f ' ( z )dz
5.4 Annulus
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik pada suatu annulus tertutup dan bagaimana mengkaji
penggunaan Teorema Cauchy dalam masalah ini. Sebelum membicarakan masalah tersebut lebih lanjut, akan disajikan
terlebih dahulu definisi dari annulus. 5.4 Annulus
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik pada suatu annulus tertutup dan bagaimana mengkaji
penggunaan Teorema Cauchy dalam masalah ini. Sebelum membicarakan masalah tersebut lebih lanjut, akan disajikan
terlebih dahulu definisi dari annulus.
DEFINISI 5.4.1:
(a) Diberikan C lintasan sederhana dan D daerah yang dibatasi oleh C. Interior C didefinisikan dengan IntC = D 0 dan eksterior
C dengan EksC=(Dc)0
(b) Diberikan C dan K dua lintasan tertutup sederhana dengan Int K Int C.
Annulus yang ditentukan oleh C dan K didefinisikan dengan
Ann(C,K) = Int C Eks K = Himpunan semua titik yang terletak di dalam C dan di luar K
Ann(C,K)
C
K
(c) Diberikan C,K1 ,K2 , ,Kn adalah (n+1) lintasan tertutup sederhana dengan Int Ki Int C, (i = 1, 2, 3, , n) dan
Int Ki Int Kj =, (i j).
Ann(C, K1, K2, , Kn) = Int C ( eks Ki) = Himpunan semua titik yang terletak di dalam C dan di luar K1, K2, , Kn
i 1
K1
K3
K2
Kn
f ( z )dz f ( z )dz
C
C
K
Catatan:
Teorema Annulus digunakan jika f tak analitik di suatu titik pada interior K.
Bukti:
K1
C1
r2
K2
r1
C2
C1 + r1- K1 r2 dan C2 + r2 K2 r1
Menurut Teorema Cauchy diperoleh
f ( z )dz
C1 r1 K 1 r2
f ( z )dz 0
C 2 r2 K 2 r1
Karena r1 dan r2 dijelajahi dalam kedua arah, maka dari integrasi di atas tidak memeberikan arti apa-apa, sehungga
f ( z)dz f ( z)dz 0
C1 K1
C2 K 2
f ( z )dz f ( z )dz 0
C1 C 2
K1 K 2
f ( z )dz f ( z )dz
C
Diberikan C, K1, K2, , Kn adalah (n + 1) lintasan tertutup sederhana. Jika f analitik pada C ( Ki ) Ann( C , K1 , K 2 ,...,K n )
i 1
maka
f ( z)dz f ( z)dz
i 1 K i
Contoh:
dz
Hitunglah C z
Penyelesaian:
Kasus (1): 0 Int C
Y
C
.
X
0
Misalkan D = C Int C dan f ( z )
1
z
dz
0
C z
Y
C
X
Misalkan K = { z : z 1 }.
Karena f analitik pada C K Ann(C,K) dengan C, K lintasan tertutup sederhana, maka menurut Teorema Annulus diperoleh
dz
dz
C z
K z
.
Misalkan
z e it
it
dengan 0 t 2, maka dz ie dt
dz
K z
2
ieit
0 eit 0 idt it ]0 2i
Dengan demikian
dz 0,0 IntC
z 2i,0 IntC
C
TEOREMA 5.4.4:
Diberikan C, K lintasan tertutup sederhana di daerah terhubung sederhana D. Jika f analitik pada C K
Ann(C,K), maka
dz
0, zo IntC
C z zo
2ii , zo IntC
, 0 t 2, r > 0
z z o re it
dz ireit dt
C z zo
0 re
0
1
f(z)
dz
2i C z zo
Bukti:
f ( z)
zz
[ f ( z ) f ( z o )] f ( z o )
dz
z zo
C
dz
f ( z ) f ( zo )
dz
dz f ( zo )
z zo
z zo
Karena f analitik pada C Int C, maka f (z) ada untuk setiap z C Int C. Karena zo Int C, maka
f (zo) ada, sehingga f kontinu di zo. Hal ini berarti untuk setiap > 0 terdapat > 0 sehingga jika
z zo berlaku
f ( z ) f ( zo )
Misalkan
f ( z) f ( zo )
f ( z) f ( zo )
dz dengan L =
z z o dz
z
z
o
L
Diperoleh 0
Jadi,
Misalkan
f ( z) f ( zo )
dz L 2 , L 2 2
z zo
f ( z ) f ( zo )
f ( z ) f ( zo )
dz
dz 0
z zo
z
z
o
L
dz
zz
{z : z z o }
2
. (1)
dz
, K { z : z zo 1 } , maka
z zo
zz
dz 0 f ( zo ).2i 2if ( zo )
dz
zz
2i (2)
o
Contoh:
Tentukan
dz
4z
n!
f(z)
dz
2i C ( z zo )n 1
dimana
a. C : z 1 , orientasi C positif
b. C : z 4, orientasi C positif
Penyelesaian:
a.
z 3 4 z z( z 2 4 ) z( z 2i )( z 2i )
f(z)
1
z 4z
3
Y
2
C
X
-1
2
dz
4z
dz
1
z 4 dz
z
C
2
dz
g( z )
dz
4z C z
2i .g( 0 )
1
i
2
b. C : z 4 , orientasi C positif
Y
4
1
2
1
2
1
z 2i
2
z 2i
Dengan K1 K2 = , K1 K3 = , dan K2 K3 = .
Jadi, diperoleh
z( z
dz
dz
dz
dz
2
2
2
4 ) K 1 z( z 4 ) K 2 z ( z 4 ) K 3 z ( z 2 4 )
1
1
1
2
z(z 2i)
z(z - 2i)
dz z 4 dz
dz
z
2i
z
z
2i
K1
K2
K3
1
1
1
2i 2
2i
2i
z 4 z 0
z( z 2i ) z 2i
z( z 2i ) z 2i
1
1
1
2i 2i 2i
8
4
8
0
LATIHAN 5.4
1.
:
dz
( z 1 )2
, C : z 4
e2 z z 2
z 1 3 dengan orientasi positif
b. ( z 2 )3 dz , C :
C
c
.
Sinz
dz
2
z 2 dz
d. ( z 2 4 )2
C
, C : z 2i 2 dan C : z 4
, C : z 4