BAB II
HASIL KUNJUNGAN PROYEK
Diponegoro
direncanakan
dibangun
di
kali
Waduk
DIponego
ro
250 m
Dari Kampus Undip
Rusunaw
a
Undip
Stadion
Undip
: 7,52
km
4)
0,0174
5)
Elevasi muka air normal
+174,00 m
6)
13.500 m2
7)
Volume genangan pada muka air normal
102.860 m3
8)
Elevasi muka air banjir (0,5 PMF)
+175,96 m
9)
Luas genangan pada muka air banjir
21.522 m2
10)
Volume genangan pada muka air banjir
122.000 m3
11)
Debit banjir rencana (0,5 PMF)
146,77m3/det
2. Bendungan
1)
Type
: Urugan
(batu dan random) berinti lempung kedap
2)
Panjang puncak bendungan
: 162,36 m
3)
Tinggi bendungan
: 14,75 m
4)
Lebar puncak bendungan
: 8,00 m
5)
Elevasi puncak bendungan
: +177,75 m
6)
Elevasi dasar bendungan
: +163,00 m
7)
Elevasi counterweight (hulu) : +171,00 m
8)
Elevasi counterweight (hilir) : +172,00 m
9)
Lebar counterweight (hulu & hilir) : 5,00 m
Tipikal potongan bendungan dapat dilihat pada Gambar 1.2.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
: Konduit
: +162,00 m
: 143,90 m
: +152,49 m
2.1.4
Bangunan Operasi
a. Type
: Kisi-kisi vertikal
b. Type konduit
: Beton dan pipa baja
c. Elevasi
: +167,65 m
d. Panjang
: 143,90 m
e. Diameter konduit
: 2 x 1,80 m
f. Diameter pipa intake
: 0,25 m (250 mm)
g. Elevasi dasar outlet
: +152,49
h. Pintu pengatur
: Valve
Ruang Lingkup Proyek
Proyek Waduk Diponegoro terdiri dari beberapa pekerjaan
struktur dapat dilihat pada Gambar 1.5.
Sungai
Seketak
Inle
t
AS
Bendungan
Spillway
Powe
r
Hous
e
Gambar 1.5. Site Plan Proyek Waduk Siponegoro
Adapun lingkup pekerjaan dari Proyek Waduk Diponegoro
adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan waduk
2. Pekerjaan Spillway
Spillway atau saluran pelimpah pada proyek Waduk Diponegoro
ini menggunakan tipe saluran pengelak samping seperti terlihat
pada Gambar 1.6.
Spillway
Pekerjaan Timbunan
Tubuh Bendung
Inlet
Gambar1.9. Denah
Lokasi Inlet, Outlet,
Outlet &
Power House
Bangunan
Operasi
Gambar
1.12. Proses
Pekerjaan
Perkuatan
Tebing
yang
telah
dilaksanakan
pada
proyek
Perencanaan Konstruksi
Waduk Diponegoro direncanakan dibangun di Kali
Krengseng
Seketak,
Kelurahan
Tembalang,
Kecamatan
Gambar 1.13. Section tipikal pada bendungan yang terletak pada batuan.
(EM 1110-2-2300)
2.
Fungsi
jagaan
secara
umum
adalah
untuk
jagaan
untuk
mempertimbangkan keadaan
Bendungan
urugan
harus
normal, muka air banjir dengan periode ulang 1000 tahun dan
muka air banjir saat PMF.
Data untuk Waduk Diponegoro sebagai berikut :
Koefisien Gempa Statik
= 0.132
Perioda Gelombang
= 1.00
= 9.810 m/det2
Percepatan Gravitasi
Kedalaman Rata-Rata Waduk
= 10.00
det
m
= 21.80 derajat
= 0.15
m
= 2.16
= 1.942
= 0.750
m
= +182.0
= +184.0
m
m
= +184.15
= +184.16 m
= +184.900 m
3.
1.
2.
3.
kecil,
namun
mengingat
banyak
terdapat
Bangunan Pelimpah
Pendekatan yang digunakan untuk merencanakan bangunan
pelimpah adalah rumus kontinuitas dan persamaan Manning
sebagai berikut:
Q = A. V
\V = 1/n . R2/3 . I1/2
A
R
O
Dimana :
R = jari-jari hidrolis
n = koefisien kekasaran Manning
V = kecepatan aliran
A = luas penampang
O = keliling penampang basah
2.1.6
1.
Pelaksanaan Konstruksi
Land striping keseluruhan
Membatasi rencana kaki hiir, hulu sampai bangunan
2.
3.
4.
filter kasar,
filter hilir
Manajemen Konstruksi
Manajemen Proyek
Pendekatan
dengan
menyusun
suatu
konsep
sistem
proyek
berjalan.
Tahapan
yang
berlaku
dalam
Waduk/Waduk
Diponegoro
adalah
Pelaksana Adminstrasi
Pelaksana Teknik
BPP
Direksi Pekerjaan
SUYANTO, SE.
1. AGUNG NUGROHO
2. INDRA SUSANTO, SH.
3. DWI PURNOMO
4. GUNAWAN FITRIYANA
Pengawas Lapangan
TRI HARTADI, ST.
Direktur II
Drs. Sri Mulyono
Team Leader
Ir. Edy Susilo, MT
Juru Gambar
Rajiman,
Soepriyono
Chief Surveyor
Anang S., ST
Rudty Chrisnando,
Ahli Lingkungan
ST
Hermalinda, ST
Bor Master
Wagiman
Mekanik Bor
Surveyor
Danang P.,ST
Akhmad,
Marmo S
Adi Noor S., ST
3.
proyek
pembangunan
dan
memahami
pengawas
pada
pembangunan
Waduk
4.
dalam
proyek
pembangunan
Waduk
dalam
setiap
aspek
dituntut
untuk
Menekan
dan
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
penyimpangan;
2
Pengendalian Mutu
Pada proyek pembangunan Waduk Diponegoro hal-hal
yang perlu diketahui dalam pengendalian mutu pada suatu
sesuai
perencanaan;
Rekam (catat) hasil pelaksanaan atau produk
yang diperoleh.
diwujudkan
dalam
suatu
Kerja lembur
Jam kerja tambahan yang dilakukan di luar jam kerja
normal,
biasanya
dilakukan
untuk
mengejar
sasaran/keterlambatan jadwal.
Pekerja langsung atau merangkul sub-kontraktor
Kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan
lapangan ada dua cara yaitu dengan merekrut langsung
tenaga kerja atau menyerahkan paket kerja tertentu
kepada sub-kontraktor.
Kepadatan tenaga kerja
Kepadatan tenaga kerja
dinyatakan
dengan
Pengendalian Waktu
Pengawasan dan pengendalian waktu pelaksanaan
wajib dilaksanakan agar proyek dapat terlaksana sesuai
jadwal
yang
telah
ditentukan.
Pengendalian
waktu
menggunakan
bar
chart
agar
mudah
mengidentifikasi
unsur
waktu
dan
urutan
dalam
(intensitas
tinggi)
dan
kemiringan
landai