Anda di halaman 1dari 140

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi sesuai dengan jadwal
yang telah direncanakan untuk melaksanakan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara ini merupakan acuan yang akan
dipakai dalam Uji Publik guna mendapatkan masukan dan saran dari berbagai
pihak terutama dari Anggota Dewan, SKPD, Camat dan Lurah/ Kepala Desa serta
pemangku kepentingan lainnya.
Penentuan Area Prioritas (Priority Setting) pembangunan sanitasi pada Buku
Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara dilakukan dengan menggunakan hasil
studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA), data sekunder yang
tersedia dan persepsi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang secara
langsung menangani pembangunan sektor sanitasi yaitu Bappeda, BLH, Dinas
Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi ini diharapkan sebagai dasar bagi penyusunan
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang dijadikan acuan pemutakhiran data
Buku Putih Sanitasi untuk penyusunan SSK nantinya.
Kami menyadari bahwa Buku Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu saran dan perbaikan dari berbagai pihak,
terutama yang berpengalaman dalam bidang Sanitasi sangat kami harapkan,
untuk kesempurnaan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi.
Atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dalam penyusunan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara ini, kami ucapkan terima kasih
dengan harapan semoga dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini bermanfaat
bagi pembangunan dan pengembangan sanitasi di Kabupaten Barito Utara.

Muara Teweh, 11 September 2014

Bupati Barito Utara

NADALSYAH

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ i
Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar Tabel ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- iv
Daftar Peta ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ vi
Daftra Gambar ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- vii
Daftar Istilah ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- viii
Ringkasan Eksekutif ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ix
Bab 1:
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Pendahuluan -------------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------------------------ 1
Landasan Gerak ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 3
Maksud danTujuan -------------------------------------------------------------------------------------------------- 6
Metodologi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 7
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ---------------------------------- 10

Bab 2:
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Bab 3:
3.1
3.2

Gambaran UmumWilayah ------------------------------------------------------------------------------------- 16


Geografis, Administratif, dan KondisiFisik ------------------------------------------------------------------- 16
Demografi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 24
Keuangan dan PerekonomianDaerah ------------------------------------------------------------------------ 27
Tata Ruang Wilayah ---------------------------------------------------------------------------------------------- 33
Sosial dan Budaya ------------------------------------------------------------------------------------------- 41
Kelembagaan Pemerintah Daerah ---------------------------------------------------------------------------- 41
Komunikasi Dengan Media -------------------------------------------------------------------------------------- 45
Profil Sanitasi Wilayah ----------------------------------------------------------------------------------------- 47
Wilayah Kajian Sanitasi ------------------------------------------------------------------------------------------- 47
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi ----------------------------------------------- 50
3.2.1 Tatanan Rumah Tangga -------------------------------------------------------------------------------- 50
3.2.2 Tatanan Sekolah --------------------------------------------------------------------------- 56
Pengelolaan AirLimbah Domestik ----------------------------------------------------------------------------- 60
3.3.1 Kelembagaan ----------------------------------------------------------------------------------- 60
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan -------------------------------------------------------------- 65
3.3.3 Peran Serta Masyarakat -------------------------------------------------------------------------------------- 70
3.3.4 Komunikasi dan Media----------------------------------------------------------------------------------- 72
3.3.5 Peran Swasta ---------------------------------------------------------------------------------------- 73
3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan --------------------------------------------------------------------- 73
3.3.7 Permasalahan mendesak ------------------------------------------------------------------------------ 74
Pengelolaan Persampahan ------------------------------------------------------------------------------------- 76
3.4.1 Kelembagaan ----------------------------------------------------------------------------------- 76
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan ------------------------------------------------------------- 79
3.4.3 Peran Serta Masyarakat -------------------------------------------------------------------------------------- 84
3.4.4 Komunikasi dan Media ---------------------------------------------------------------------------------- 86
3.4.5 Peran Swasta ---------------------------------------------------------------------------------------- 87
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan --------------------------------------------------------------------- 88
3.4..7 Permasalahan mendesak ----------------------------------------------------------------------------- 89
Pengelolaan Drainase Lingkungan -------------------------------------------------------------- 89
3.5. 1 Kelembagaan ---------------------------------------------------------------------------------- 90
3.5..2 Sistemdan Cakupan Pelayanan ------------------------------------------------------------- 93
3.5 3 Peran Serta Masyarakat ------------------------------------------------------------------------------------- 98
3.5.4 Komunikasi dan Media --------------------------------------------------------------------------------- 100
3.5.5 Peran Swasta -------------------------------------------------------------------------------------- 100
3.5.6 Pendanaandan Pembiayaan -------------------------------------------------------------------- 101
3.5.7 Permasalahan mendesak ----------------------------------------------------------------------------- 102
Pengelolaan KomponenTerkait Sanitasi --------------------------------------------------------------- 103
3.6.1 Pengelolaan Air Bersih --------------------------------------------------------------------------------- 103

3.3

3.4

3.5

3.6

ii

3.6.2 Pengelolaan AirLimbah Industri RumahTangga ------------------------------------------------- 106


3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis --------------------------------------------------------------------- 107
Bab 4:
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan --------------------------- 109
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait sanitasi ---------------------------------------------- 109
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ----------------------------------------------------- 111
Peningkatan Pengelolaan Persampahan ------------------------------------------------------------------- 112
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan --------------------------------------------------------- 114
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi -------------------------------------------------------------- 116

Bab 5:

Area Berasiko Sanitasi ---------------------------------------------------------------------------------------- 119

Lampiran ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ 120

iii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Daerah Aliran Sungai (DAS) diKabupaten Barito Utara ---------------------------------------------------- 17

Tabel 2.2

Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan, Kondisi Air Tanah
di Kabupaten Barito Utara Klimatologi dan Curah Hujan Kabupaten Barito Utara ------------------ 19

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Utara 3-5 tahun terakhir ------------------------------------------- 25

Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Saat Ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun ---------------------------------------- 26
Tabel 2.5

Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Barito Utara --------------------------------------------- 28

Tabel 2.6

Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Barito Utara --------------------------- 29

Tabel 2.7

Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Barito Utara ------------------------------ 31

Tabel 2.8

Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Barito Utara ------------------------------------------------------ 32

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi sanitasi perkapita Kabupaten Barito Utara --------------------------- 32
Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian yang tersedia Kabupaten Barito Utara -------------------------------------- 33
Tabel 2.11 Jumlah Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Barito Utara --------------------------------- 40
Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan di Kabupaten Barito Utara ---------------------------------- 41
Tabel 2.13 Jumlah Rumah Perkecamatan di Kabupaten Barito Utara ------------------------------------------------- 41
Tabel 2.14 Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi -------------------------------------------------------------------------- 46
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi ----------------------------------------------------------- 46
Tabel 3.1

Rekapitulasi jumlah sarana air bersih dan sanitasi tingkat Sekolah Dasar/MI ----------------------- 58

Tabel 3.2

Kondisi sarana sanitasi sekolah ---------------------------------------------------------------------------------- 59

Tabel 3.3

PHBS terkait Sanitasi pada Sekolah Dasar ------------------------------------------------------------ 62

Tabel 3.4

Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik 63

Tabel 3.5

Daftar Peraturan Air Limbah Domestik ------------------------------------------------------------------- 63

Tabel 3.6

Cakupan Layanan Air Limbah yang ada di Kabupaten Barito Utara ------------------------------------ 69

Tabel 3.7

Kondisi Prasarana dan Saran Air Limbah Domestik -------------------------------------------------------- 70

Tabel 3.8

Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masdyarakat ------------------------------ 71

Tabel 3.9

Pengelolaan saran Air Limmbah Domestik oleh Masyarakat --------------------------------------------- 71

Tabel 3.10 Penyedia Layanan air limbah domestik yang ada diKabupaten Barito Utara ------------------------ 73
Tabel 3.11 Rekapitulasi dan Potensi Restribusi Air Limbah ------------------------------------------------------------- 74
Tabel 3.12 Realisasi dan Restribusi Air Limbah ----------------------------------------------------------------------------- 74
Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik -------------------------------------------------------------- 75
Tabel 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan ----------- 77
Tabel 3.15 Daftar Peraturan persampahan di Kabupaten Barito Utara ---------------------------------------------------- 78
Tabel 3.16 Sistem Pengelolaan yang Ada di Kabupaten Barito Utara ------------------------------------------------- 83
Tabel 3.17 Kondisi Prasarana Persampahan di Kabupaten Barito Utara --------------------------------------------- 84
Tabel 3.18 Daftar Program/ Kegiatan Persampahan berbasis Masyarakat ------------------------------------------ 85
Tabel 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat ------------------------------------------------------- 86
Tabel 3.20 Peran Swasta dalam Penyedian Layanan Persampahan di Kabupaten Barito Utara ------------- 88
Tabel 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan ------------------------------------------------ 88
iv

Tabel 3.22 Realisasi dan Potensi Restribusi Sampah --------------------------------------------------------------------- 89


Tabel 3.23 Permasalahan Mendesak Persampahan ---------------------------------------------------------------------- 89
Tabel 3.24 Daftar pemangku kepentingan dalam pembanguinan dan pengelolaan Drainasi ------------------- 91
Tabel 3.25 Daftar Peraturan Drainase perkotaan kabupaten Barito Utara ------------------------------------------- 92
Tabel 3.26 Luas Wilayah Genangan yang ada di Kabupaten ------------------------------------------------------------ 96
Tabel 3.27 Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase yang ada di Kabupaten Barito Utara ---------------------- 98
Tabel 3.28 Daftar Program/ Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat --------------------------------- 98
Tabel 3.29 Pengelolaan sarana Drainase Perkotaan Oleh Masyarakat ----------------------------------------------- 99
Tabel 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang ada di Kabupaten Barito Utara ----- 101
Tabel 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan -------------------------------------------------- 101
Tabel 3.32 Realisasi dan Potensi Retribusi Perkotaan ------------------------------------------------------------------- 101
Tabel 3.33 Permasalahan Mendesak Komponen Drainase ------------------------------------------------------------- 102
Tabel 3.34 Sistem Penyediaan dan Pengelolaan air Bersih di Kabupaten Barito Utara ------------------------- 105
Tabel 3.35 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Barito Utara -------------------------------- 107
Tabel 3.36 Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-fasilitas Kesehatan --------------------------------------------- 107
Tabel 4.1

Rencana Program dan Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2015 ------------------------------- 109

Tabel 4.2

Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Yang Berjalan ------------------------------------------------------------- 110

Tabel 4.3

Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 -------------- 111

Tabel 4.4

Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik yang Sedang Berjalan ---------------------------------- 112

Tabel 4.5

Rencana Program dan kegiatan Pengelolaan Persampahan 2015 ------------------------------------ 113

Tabel 4.6

Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang Sedang Berjalan ------------------------------------------- 113

Tabel 4.7

Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase PerkotaanTahun 2015 ------------------- 114

Tabel 4.8

Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan yang Sedang Berjalan ----------------------------------- 115

Tabel 4.9

Rencana Program Kegiatan saat Ini --------------------------------------------------------------------------- 116

Tabel 4.10 Kegiatan Terkait Sanitasi yang Sedang Berjalan ----------------------------------------------------------- 118
Tabel 5.1

Penentuan Area Beresiko Sanitasi Air Limbah -------------------------------------------------------------- 126

Tabel 5.2

Penentuan Area Beresiko Sanitasi Persampahan ---------------------------------------------------------- 127

Tabel 5.4

Penentuan Area Beresiko Sanitasi Drainase ---------------------------------------------------------------- 129

DAFTAR PETA
Peta 2.1

Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Barito Utara ----------------------------------------- 18

Peta 2.2

Peta Administrasi Kabupaten Barito Utara -------------------------------------------------------------------- 20

Peta 2.3

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Barito Utara ----------------------------------------------------------- 38

Peta 2.4

Rencana Pola Ruang Kabupaten Barito Utara --------------------------------------------------------------- 39

Peta 3.1

Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Barito Utara ----------------------------------------------------- 49

Peta 3.2

Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kabupaten Barito Utara -------------- 67

Peta 3.3

Peta Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Barito Utara ---------------------------------------- 82

Peta 3.4

Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Barito Utara ----------------------------- 94

Peta 3.5

Peta Cakupan Layanan Air Bersih Kabupaten Barito Utara ---------------------------------------------- 104

Peta 5.1

Peta Area Berasiko Sanitasi Komponen Air Limbah Kabupaten Barito Utara ---------------------- 120

Peta 5.2

Peta Area Beresiko Sanitasi Komponen Persampahan Kabupaten Barito Utara ------------------ 122

Peta 5.3

Peta Area Beresiko Sanitasi Komponen Drainase Kabupaten Barito Utara ------------------------- 124

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Struktur Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Barito Utara ------------------------------------ 44
Gambar 2.2 Struktur SKPD terkait Sanitasi Kabupaten --------------------------------------------------------------------- 45
Gambar 3.1 Grafik CPTS di Lima Waktu Penting ---------------------------------------------------------------------------- 53
Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk Yang Melakukan BABS ------------------------------------------------------ 54
Gambar 3.3. Pengelolaan Air Minum -------------------------------------------------------------------------------------------- 54
Gambar 3.4 Pengelolaan Sampah Setempat ---------------------------------------------------------------------------------- 55
Gambar 3.5 Grafik Pencemaran SPAL ------------------------------------------------------------------------------------------ 55
Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Air Tinja ----------------------------------------------------------------------------- 66
Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septick Suspek aman ------------------------------------------------------------ 66
Gambar 3.8 Diagram Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Barito Utara -------------------------------------- 68
Gambar 3.9 Grafik Penyuluhan Yang Pernah Diikuti di Kabupaten Barito Utara ------------------------------------- 72
Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah ------------------------------------------------------------------------------------- 80
Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah ---------------------------------------------------------------------------------- 81
Gambar 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan ----------------------------------------------------- 83
Gambar 3.13 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Kabupaten Barito Utara ------------- 87
Gambar 3.14 Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin ------------------------------------- 93
Gambar 3.15 Diagram Sistem sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan --------------------------------------------- 95
Gambar 3.16 Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah diikuti di Kabupaten Barito Utara --------- 100
Gambar 3.17 Grafik Akses Terhadap Air Bersih/ Sumber Air Minum dan Masak ---------------------------------- 105

vii

DAFTAR ISTILAH
APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB

Buang Air Besar

Bappeda

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BKKBN

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BLT

Bantuan Langsung Tunai

BOD

Biological Oxygen Demand

BORDA

Bremen Overseas Researchand Development Agency

BPS

Badan Pusat Statistik

CI

Confidence Interval

CL

Confidence Level

CSR

Corporate Social Responsibility

CTPS

Cuci Tangan Pakai Sabun

DBD

Demam Berdarah Dengue

DPPKA

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

BLH

Badan Lingkungan Hidup

DPRD

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

DSCR

Debt-Service Coverage Ratio

DSS

Diagram Sistem Sanitasi

EHP

Environmental Health Project

EHRA

Environmentand Health Risk Assessment

Enu

Enumerator (petugas pengumpulan data)

FGD

Focus Group Discussion

GIS

Geographical Information System

HU

Hidran Umum

IPAL

Instalasi Pengolahan Air Limbah

IPLT

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

Kemenkes

Kementerian Kesehatan

KFM

Kebutuhan Fisik Minimum

KK

Kepala Keluarga

KLUI

Kelompok Lapangan Usaha Industri

Korcam

Koordinator Kecamatan

viii

RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku Putih Sanitasi (BPS) merupakan data dasar (baseline) kondisi sanitasi
Kabupaten Barito Utara saat ini yang lebih banyak memberikan panduan pencapaian
tahapan pencapaian (milestone) dokumen ini juga mengindikasikan produk pada tiaptiap bobot penilaian (milestone): 1) Internalisasi dan penyamaan persepsi; 2) Penyiapan
profil wilayah; 3) Penilaian profil sanitasi; 4) Penetapan area berasiko sanitasi; 5)
Finalisasi buku putih.
Profil Sanitasi Wilayah Kajian Sanitasi merupakan upaya pemerintah dalam
rangka pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Barito Utara memberikan ulasan wilayah
kajian sanitasi berdasarkan kondisi lapangan (eksisting). Wilayah kajian studi di Barito
Utara meliputi kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan perdesaan di seluruh
wilayah administrasi kabupaten Barito Utara yang mencakup 9 Kecamatan. Wilayah
kajian tersebut disepakati Pokja berdasarkan kriteria kepadatan penduduk, angka
kemiskinan, daerah/ wilayah yang dialiri sungai dan daerah tergenang banjir,
berdasarkan Indeks Resiko Sanitasi (IRS) studi EHRA sesuai dengan tingkat
presentasenya adalah masalah genangan air (80%), air minum (74%), air limbah (73%),
PHBS (54%) dan persampahan (50%), tetapi secara keseluruhan

kelima indeks

sanitasi tersebut merupakan permasalahan mendesak dan utama yang harus diatasi
karena tingkat presentase kelimanya cukup tinggi diatas 50%.
Permasalahan mendesak sanitasi kabupaten Barito Utara adalah sebagai
berikut: 1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi antara lain
masalah tidak mencuci tangan dengan sabun pada lima waktu penting; Masyarakat
masih melakukan BABS; Masih adanya pencemaran pada wadah penyimpanan dan
penanganan air minum; Masih adanya pencemaran karena SPAL. 2) Pengelolaan Air
Limbah Domestik antara lain masalah tempat penyaluran akhir tinja masih di
cubluk/lubang tanah; Masih ada tanki septik yang tidak aman dimiliki masyarakat;
Pembuangan akhir tinja pada aliran sungai; Pembuangan akhir tinja pada lahan
kosong/rawa. 3) Pegelolaan Persampahan antara lain masalah belum adanya
dokumen perencanaan pengelolaan persampahan misalnya Master Plan Persampahan
skala kabupaten, studi kelayakan lokasi TPA Sampah, DED TPA Sampah dan studi
lingkungan sarana dan prasarana persampahan;belum adanya Perda tentang
pengelolaan persampahan skala kabupaten;kurangnya partisipasi dalam mengikuti
penyuluhan dan sosialisasi; minimnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
ix

persampahan skala individual;sampah terlambat diangkut oleh petugas dan belum


menyeluruh. 4) Pengelolaan Drinase antara lain masalah wilayah Barito Utara masih
mengalami banjir musiman walaupun sudah ada dokumen perencanaan pengelolaan
drainase misalnya Master Plan Drainase skala kawasan, DED Drainase dan studi
lingkungan sarana dan prasarana drainase tetapi belum terlaksana dengan maksimal;
Pembuangan Grey Water (air bekas cucian pakaian, air bekas cucian piring dan air dari
kamar

mandi)

masih

kesaluran

tersier

dan

sekunder

serta

langsung

ke

sungai;minimnya partisipasi masyarakat mengikuti penyuluhan tentang drainase serta


kurangnya jumlah dan kualitas SDM spesialis bidang drainase.
Penentuan area berisiko didasarkan pada penilaian SKPD diberikan berdasarkan
pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki indivindu anggota
pokja kabupaten Barito Utara. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi
EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan dari nilai IRS
yaitu kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan
persampahan ditingkat rumah tangga, kondisi drainase, aspek perilaku Hidup Bersih
dan sehat (PHBS), hygiene jamban, penanganan air minum, buang air besar
sembarangan.
Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
daerah sedangkan data primer bersumber dari studi EHRA, persepsi SKPD dan studi
pendukung yang lain dimasukan dalam instrumen Sanitasi sebagai data dasar
pengolahan instrument profil Sanitasi untuk 93 desa dan 10 Kelurahan yang ada di
kabupaten Barito Utara. Pengolahan data komputer secara otomatis mengeluarkan nilai
area beresiko tiap kelurahan atau desa. Nilai ini kemudian digunakan sebagai database
yang menggambarkan kondisi riil sanitasi sementara hasil analisis instrument profil
sanitasi digunakan untuk menentukan area berisiko di kabupaten Barito Utara yang
ditampilkan dalam peta Area Beresiko dengan pembobotan sebagai berikut: Nilai
4:Sangat Tinggi (Merah), Nilai 3:Tinggi (Kuning), Nilai 2 :Rendah (Hijau), Nilai 1:Sangat
Rendah (Biru).
Area berisiko air limbah domestik diambil dari komponen nilai-nilai air limbah
domestik yang dihasilkan oleh instrument profil sanitasi sehingga diperoleh area
berisiko air limbah domestik 14 Wilayah Kelurahan/ desa dengan resiko sangat tinggi
bewarna merah, sebagian besarnya terdiri atas desa resiko tinggi bewarna kuning, 40
Kelurahan/Desa resiko rendah bewarna hijau dan 35 Desa resiko sangat rendah
bewarna biru.
x

Area berisiko persampahan yaitu 8 Wilayah Kelurahan/desa dengan risiko


sangat tinggi bewarna merah, 33 Kelurahan/ desa resiko tinggi bewarna kuning, 28
kelurahan/desa resiko rendah bewarna hijau dan 34 desa resiko sangat rendah
bewarna biru.
Area berisiko drainase diambil dari komponen nilai-nilai drainase yang dihasilkan
oleh instrument profil sanitasi sehingga diperoleh area berisiko drainase yaitu 8 desa
dengan risiko sangat tinggi bewarna merah, 30 kelurahan/ desa resiko tinggi bewarna
kuning, 38 desa resiko rendah bewarna hijau dan 27 desa resiko sangat rendah
bewarna biru.

xi

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Millennium Development Goals


MDGs)

mengandung

delapan

tujuan

(Tujuan Pembangunan Milenium, atau


sebagai

respon

atas

permasalahan

perkembangan global, dengan target pencapaian pada tahun 2015.

Tujuan

Pembangunan Milenium terdapat dalam Deklarasi Milenium yang diadopsi oleh


189 negara dan ditandatangi oleh 147 kepala Negara dan pemerintahan pada UN
Millennium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000. Delapan butir
MGDs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60 indikator.
Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah
penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi
dasar, dengan indikator:

Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas;

Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas;


MDGs mencanangkan pada 2015 sebanyak 77,2 persen penduduk Indonesia

ditargetkan telah memiliki akses air minum yang layak dan minimal 59,1 persen
penduduk Indonesia di Kota dan Desa sudah memperoleh pelayanan sanitasi yang
memadai (Status Millenium Development Goal Indonesia 2009). Secara nasional,
Indonesia telah mencapai target ini, tetapi cakupan ini belum merata dan belum
menggambarkan kualitas yang sebenarnya mengenai fasilitas sanitasi tersebut.
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kondisi ini, antara lain
disebabkan lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi, yang ditandai dengan
pembangunan sanitasi tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan
tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup
bersih dan sehat.
Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan
sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan.
Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan kabupaten di Indonesia untuk
menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) yang memiliki
prinsip:
1

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

- Berdasarkan data primer dan aktual;


- Berskala kabupaten;
- Disusun sendiri oleh kabupaten (dari, oleh, dan untuk kabupaten tersebut);
- Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down.
Dalam rangka menghasilkan SSK yang demikian, maka kota atau kabupaten
harus mampu memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi
yang baik hanya bisa dibuat apabila kota atau kabupaten mampu mendapatkan
informasi

lengkap,

akurat,

dan

mutakhir

tentang

kondisi

sanitasi,

baik

menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih
merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan SSK.
Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah
penduduk yang tidak memiliki akses terhadap kebutuhan air minum yang aman
dan sanitasi dasar, dengan indikator :
1. Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas;
2. Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas;
Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara dirasakan perlu
karena terdapat hal mendasar dalam perencanaan untuk melakukan perubahan
mendasar pada proses pengelolaan sanitasi yang tersebar di kecamatan dan
kelurahan maupun desa. Permasalahan sanitasi di Kabupaten Barito Utara selama
ini berada di wilayah pemukiman pemukiman lama. Lokasi pemukiman lama
yang dimaksud adalah lingkungan pemukiman yang ada di pinggiran sungai dan
juga lingkungan kawasan kumuh yang sistim sanitasinya masih dirasakan kurang
memadai.
Ada beberapa pola sanitasi pemukiman yang ada di sekitar pinggiran sungai
untuk masyarakat yang ada di Kabupaten Barito Utara yang kita kenal.Sebagian
masyarakat bantaran sungai saat ini masih mengenal jenis sanitasi yang di sebut
Lanting Jamban dimana obyek sanitasi memanfaatkan aliran sungai, sebagai
penghanyut pembuangan sanitasi. Selain itu juga kondisi bangunan Jamban
tersebut material lantai bangunannya berasal dari kayu log bulat dan tempat
pembuangan sanitasinya terbuat dari kerangka dan papan kayu.
Pada permukiman sungai kabupaten Barito Utara, daerah aliran sungai
dimanfaatkan sebagai mandi, cuci dan kakus (MCK). Hal tersebut terjadi karena
wilayah pedalaman sungai sebagian besar aktivitasnya berada di pinggiran sungai
2

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

dan belum memiliki sumur pompa atau PDAM untuk pemenuhan kebutuhan air
bersih.
Daerah aliran sungai yang berada di Kabupaten Barito Utara banyak yang
sudah tercemar oleh aktivitas penambangan liar maupun aktivitas masyarakat itu
sendiri. Adapun sebagian kegiatan penambangan yang ada di pinggiran sungai
tersebut adalah kegiatan penambangan emas yang biasa di sebut sebagai
penambangan PETI (Penambangan Tanpa Izin).
Buku

putih

sanitasi

(BPS) Kabupaten

Barito

Utara

Tahun

2014

menyampaikan gambaran profil sanitasi wilayah berupa promosi higiene dan


sanitasi, pengelolaan drainase lingkungan, pengelolaan air limbah domestik,
pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan serta komponen
masalah sanitasi dan analisis pokok masalah yang sebenarnya terjadi dalam
sanitasi wilayah Kabupaten Barito Utara.
Dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) merupakan kerangka dasar kondisi
sanitasi yang ada saat ini di Kabupaten Barito Utara, sehingga hal ini perlu
langkah langkah untuk perbaikan sanitasi yang ada, selain itu juga Buku
Putih Sanitasi (BPS) juga sebagai penetapan prioritas pengembangan sanitasi
perkotaan yang memuat strategi sanitasi dan rencana anggaran perbaikan
maupun pengembangan sanitasi dan pengadaan sanitasi untuk Kabupaten
Barito Utara, Buku Putih Sanitasi juga bertujuan sebagai dasar atau langkah
kedepan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) di Kabupaten Barito
Utara.
1.2.

LANDASAN GERAK
Dalam landasan gerak ini menyampaikan visi dan misi kabupaten yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018 sebagai tujuan
penataan ruang wilayah yang peruntukanya bagi Kabupaten Barito Utara yang di
uraikan secara umum dalam Rencana Tata Ruang (RTRW) sehingga hal hal
yang berkaitan dalam sanitasi bisa di pahami bagaimana cara atau upaya
membuang limbah cair domestik (Kotoran Manusia) selain itu juga terkait
dengan sampah sebagai salah satu upaya penanganannya dari bentuk wujud
pemerintah

Kabupaten Barito Utara serius dalam menangani kebersihan

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

lingkungan dan pola hidup sehat agar terbebas dari masalah sampah, baik
sampah yang ada dilingkungan rumah tangga, maupun lingkungan perumahan.
1.2.1 Definisi Sanitasi
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
965/Menkes/SK/XI/1992, penertian Sanitasi adalah segala upaya yang
dilakukan

untuk

menjamin

terwujudnya

kondisi

yang

memenuhi

persyaratan kesehatan.
Pengertian sanitasi sendiri tertuju pada 3 (Tiga) lingkup sektor yaitu air
limbah, persampahan dan jaringan drainase lingkungan yang ada di
lingkungan masyarakat. Sedangkan air limbah dimaksud berasal dari air
limbah domestik yang berasal dari lingkungan masyarakat berupa air
kotor berupa air cucian, air tinja, dan limbah masyarakat, buangan dari
kamar mandi, dan dapur.
Adapun juga persampahan merupakan bentukan material sisa material
yang wujudnya berupa sampah kering dan sampah basah, serta B3.
Drainase sendiri merupakan sarana saluran air buangan yang tempat
menghanyutkan limbah atau buangan masyarakat, dan dimanfaatkan
sebagai kawasan aliran resapan air untuk mengendalikan banjir.
1.2.2. RuangLingkupSanitasi
A. Sub Sektor Air Limbah
a. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan
yang berasal dari kamar mandi, dapur dan tempat cuci. Grey water
sering mengandung material organik karena buangan yang berasal
dari dapur. Material organik ini umumnya mudah mengurai secara
alamiah (easily biodegradable) dan dibuang ke drainase tersier.
b. Black water adalah limbah yang dihasilkan dari WC (WaterCloset)
sebagai pembuangan (user-interface). Dalam rumah tangga miskin,
limbah ini sering dibuang saja kecubluk atau sebagian kecil ke

septic tank. Black water terdiri dari:

Urine adalah air kencing murni yang tidak tercampur tinja/ air;

Tinja tanpa urine dan air pembersih;

Air pembersih anus air hasil bersih tubuh setelah buang air
besar dan atau air kecil. Ini hanyalah air yang dihasilkan oleh
4

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

pengguna untuk membersihkan anus dan tidak termasuk


materi kering seperti kertas toilet/ tisu, dan lain-lain.

Materi pembersih dan materi lainnya dapat berupa kertas toilet,


kain lap, batu dan atau materi kering lainnya yang dipakai
untuk membersihkan anus (sebagai pengganti air). Sesuai
kategori sistemnya, materi pembersih kering mungkin dibuang
ke kloset atau dikumpulkan secara terpisah.

Air guyur adalah air yang

dipakai

untuk menggelontor

kotoran manusia dari jamban(user interface). Air tawar, air


hujan, air limbah rumah tangga yang didaur ulang, atau
kombinasi ketiganya bisa dipakai sebagai sumber air guyur.
c.

Penanganan air limbah rumah tangga yaitu pengolahan air limbah


rumah tangga (domestik) dengan sistem:

Pengolahan limbah On Site menggunakan sistem tangki septik


atau cubluk dengan peresapan ke tanah dalam limbah rumah
tangga.

Pengolahan adalah pengolahan limbah rumah tangga yang


dilakukan secara terpusat ataupun komunal.

B. Sub-sektor Persampahan
Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan
sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari
rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung
melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemprosesan Akhir(TPA).
Produksi sampah rumah tangga bisa di perkirakan sebagai berikut
(SNI3242:2008):
Rumah permanen (per orang/hari):2,5L
Rumah semi permanen (perorang/hari):2,25L
Rumah non permanen (perorang/hari):2,0L
C. Sub-sektor Drainase
a. Penanganan

drainase

lingkungan

adalah

memfungsikan

saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan mematuskan


air permukaan. Padahal pada kenyataannya, sistem drainase
tersier sangat mempengaruhi pelayanan perbaikan sanitasi. Hal
5

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

ini terjadi karena drainase tersier punya fungsi ganda, yaitu


sebagai tempat pembuangan dan pengaliran grey water dan
bahkan black water sepanjang tahun dan sebagai penyaluran air
hujan/ limpasan saat musim hujan tiba.
b. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kabupaten
Barito Utara untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik
melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari
air sumur.
D. PHBS (Promosi Hidup Bersih dan Sehat)
Merupakan aspek non teknis dari sanitasi meliputi promosi
kesehatan, perubahan perilaku dan sanitasi di rumah tangga (5 pilar
STBM)
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam

kebijakan

nasional

upaya

penanganan

sanitasi

dengan

melaksanakan kegiatan program percepatan pembangunan sanitasi permukiman,


yang

mana

dalam

menyusun

diperlukan

prioritas

untuk

penanganan,

peningkatan pelayanan sanitasi tersebut hingga informasi tersebut dapat


menghasilkan pemetaan kondisi sanitasi permukiman yang baik, dan hal tersebut
juga akan di sampaikan dalam Buku Putih Sanitasi.
Adapun maksud penyusunan buku putih sanitasi untuk Kabupaten Barito
Utara ini adalah untuk menyediakan dan mempersiapkan dasar dasar yang
menjadi acuan bagi dimulainya pekerjaan pengembangan sanitasi yang lebih
tertintegrasi

sebagai

panduan

dalam

kebijakan

daerah

untuk

kegiatan

pengelolaan sanitasi, serta rencana tindak anggaran perbaikan dan peningkatan


sanitasi. Jelasnya akan disusun secara rinci mengenai tujuan penyusunan Buku
Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara yaitu sebagai berikut :
1. Mempersiapkan data exsisting dan mengolah data tersebut sebagai bahan
sanitasi yang meliputi limbah domastik, drainase lingkungan, persampahan,
PHBS, air bersih serta limbah medis yang ada di sarana medis setempat yang
kedepannya dijadikan prioritas pembangunan sanitasi.

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

2. Menyusun pedoman pelaksanaan untuk menyediakan pengembangan sanitasi


Kabupaten

Barito

Utara

sehingga

sasaran

pengembangan

maupun

pembangunan sanitasi tepat guna di lingkungan masyarakat.


3. Menyusun pedoman pelaksanaan untuk menyediakan acuan strategis sanitasi
kota/kabupaten karena menjadi tolak ukur dan dasar dalam penyusunan
strategi sanitasi kabupaten/kota (SSK).
4. Dijadikan sebagai bahan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan
daerah khususnya bidang air limbah domestik.
5. Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan investasi di
bidang sanitasi.
6. Dimanfaatkan sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana target
pencapaian pembangunan di bidang sanitasi dikembangkan.
7. Sebagai wadah untuk memberikan informasi bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dalam upaya agar terciptanya sinergi dalam menjalankan
peran pembangunan sanitasi ke depan.
8. Dapat memberikan bahan yang mendasar bagi penetapan kebijakan daerah
dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang sehingga lebih
terencana dalam penyusunan (SSK) Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota.
9. Dasar Penerapan Penyusunan Stragei Sanitasi Kabupaten/Kota.
1.4. Motodelogi
1.4.1.Metode Penyusuan Buku Putih Sanitasi ( BPS )
Dalam metodologi ada beberapa hal yang terkait akan disampaikan baik
penyusunan metode penyusunan BPS (buku putih sanitasi) itu sendiri yang
nantinya pengumpulan data primer dan data sekunder dibedakan atas data
sekunder teknis dan non teknis untuk profil sanitasi yang meluputi atas data
sebagai berikut :

Air limbah domestik;

Persampahan;

Drainase lingkungan, serta;

Adanya data promosi higiene dan sanitasi.

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Data sekunder dijadikan sebagai data dasar oleh pokja sanitasi dan
AMPL Kabupaten Barito Utara untuk menyusun profil umum wilayah, serta
memetakan profil, dan menganalisis guna penentuan awal area beresiko
Kabupaten Barito Utara.
Adapun sumber data sekunder lainya adalah dokumen Rancangan
RTRW Kabupaten Barito Utara, RJMD Kabupaten Barito Utara, Barito Utara
Dalam Angka, RPIJM, dan juga Renstra dan Renja SKPD, laporan realisasi
APBD Kabupaten Barito Utara serta beberapa dokumen pendukung
perencanaan yang berkaitan dengan Kabupaten Barito Utara baik sektor
wilayah lainya.
Data primer diperoleh dari Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan
atau yang dikenal dengan sebutan EHRA (Environmental Health Risk

Assessment) karena data studi EHRA merupakan studi pendekatan yang


menggunakan partisipatif untuk mengetahui sarana sanitasi yang ada
dalam tingkat rumah tangga serta higienitas pada lingkungan di dalam
perilaku masyarakat.
Sebagai contoh, kebiasaan masyarakat untuk mencuci tangan
menggunakan sabun atau buang air besar sembarangan. Langkah
kedepan, studi EHRA sendiri akan di gunakan sebagai penetapan area
beresiko sanitasi yang berdampak buruk bagi wilayah tertentu yang
memerlukan pengembangan sanitasi Kabupaten Barito Utara.
Sedangkan

data

primer

lainya

berupa studi

komunikasi

dan

pemetaan media, pelaksanaan studi pemberdayaan masyarakat baik dari


sisi Gender dan Kemiskinan dan juga ketersediaanya wadah untuk
layanan

sanitasi

( Sanitation

Supply

Assesment/

SSA) ,

kajian

kelembagaan, Kajian Keuangan dan Kajian Sanitasi Sekolah.


1.4.2.

Kerangka Penyusunan Buku Putih Sanitasi ( BPS )


Dalam kerangka penyusunan buku putih sanitasi (BPS) merupakan
diagram alur proses mulai tahapan awal sampai dengan tahapan akhir
yang menjadi intisari dalam proses penyusunan Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Barito Utara yang disepakati oleh kelompok kerja (Pokja) yang
sudah terbentuk.
8

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Kerangaka penyusunan tersebut akan dijelaskan melalui diagram


alur proses penyusunan sebagai pegangan dasar dalam pelaksanaan
penyusunan buku putih sanitasi ini untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
dalam kerangka Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Barito Utara
berikut ini.

PROSES
INTERNALISASI & PENYIAPAN
PERSEPSI
Kick Of meeting Kabupaten
Barito Utara
Kesepahaman pentingnya BPS
Sepakati Rencana Kerja Pokja
Pembagian dan Tanggung
Jawab anggota Pokja

PENYIAPAN PROFIL WILAYAH


Ruang Lingkup SanitasiKick Of
meeting Kabupaten Barito
Utara
Penyepakatan cakupan wilayah
kajian BPS
Pengumpulan Data Sekunder

PENETAPAN AREA BERESIKO


SANITASI

PENILAIAN PROFIL SANITASI


Sistem Sanitasi di kabupaten
Barito Utara
Permasalahan & isu Strategi
Indetifikasi
program
dan
kegiatan pengembangan Sanitasi
Yang sedang Berjalan
Pengumpulan Data Primer Studi
Penilaian Resiko Kesehatan
Lingkungan (EHRA), Studi peran
serta Swasta dalam penyediaan
layanan Sanitasi,konsolidasi data
kelembagaan terkait sanitasi,
Pemetaan
keuangan
dan
perekonomian Daerah, Kajian
Peran serta Masyarakat, Kajian
sanitasi sekolah

Penentuan
Awal Area
Beresiko
Verifikasi Hasil penetapan
awal dengan melakukan
kunjungan lapangan
Konsultasi dengan SKPD
terkait dan tetapkan area
beresiko sanitasi
Penentuan area beresiko
PETA AREA BERESIKO

FINALISASI BUKU PUTIH


Ringkasan buku putih
Advokasi
ke
SKPD
Terkait
Konsultasi publik
Finalisasi
dan
pengesahan

Masukan
untuk
penyusunann
dokumen SSK

PRODUK

Bab 1 dan Bab 2

Bab 3 dan Bab 4

Bab 5

BUKU PUTIH
SANITASI
KABUPATEN
BARITO UTARA

1.5. Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lainya


1.5.1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang ada kaitannya dengan dokumen perencanaan
lainya ini adalah salah satu ketertkaitan payung hukum sebagai
landasan dasar dalam pelaksanaan penyusunan buku putih sanitasi
9

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

karena itu bunyi dari dasar hukum tersebut itu juga menjadi pondasi
yang

menghubungkan

dalam

pencapaian

pelaksanaan

sanitasi

permukiman yang bersifat staregis. Adapun dasar hukumnya adalah


sebagai berikut :
1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar


Pokok-Pokok Agraria;

2.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber


Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya;

3.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

4.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

5.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah;

6.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

7.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

8.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah;

9.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas Dan


Angkutan Jalan;

10. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
12. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
13. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
15. Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
17. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
18. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
10

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

19. Undang-undang Nomor 17 tahun 2006, tentang Rencana


20. Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan
Tanaman;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
25. Peraturan

Pemerintah

Nomor

15

Tahun

2010

tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang;


26. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan
Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2011Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang
Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di
Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 44);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
11

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

31. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan


Nasional Pengeloaan Sumber Daya Air;
32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air;
33. Permendagri Nomor 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan;
34. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1997 Tentang Kualitas
Air Bersih;
35. Peraturan Menteri Kesehatan RI No:907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
36. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
37. Peraturan Presiden Republik Indonesia 7 Tahun 2005 tentang
Rencana Jangka Menengah Nasional Tahun 2005 2009.
38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah tanggal 4 Pebruari
2008.
39. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No 04 Tahun 2010
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah 2005 s/d 2025 (Lembaran Daerah Propinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 04, Tambahan Lembaran
Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 34).
40. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor: 1 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Tahun 2010-2015;
41. Keputusan Bupati Barito Utara Nomor

188.45/017/2014 tentang

Pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Sanitasi


Permukiman Kabupaten Barito Utara.
1.5.2. Keterkaitan

Hubungan

Buku

Putih

Sanitasi

dengan

Perencanaan Lainya
Ada beberapa hal keterkaitan Buku Putih sanitasi yang menjadi
acuan dengan dokumen perencanaan lainnya. Salah satunya adalah
12

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

dokumen RPJMD Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018 terkait


muatan sanitasi yang mana dalam RPJMD sendiri menyebutkan bahwa
ada beberapa point yang menjadi sorotan yaitu sebagai berikut :
1.

Masih

rendahnya

penggunaan

dan

pengelolaam

serta

pengendalian pemanfaatan sumber daya alam;


2.

Menurunnya kualitas pemukiman (Kawasan Kumuh) pencemaran


lingkungan melalui air, udara dan sampah, terutama daerah
pinggiran sungai;

3.

Belum adanya payung hukum Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) sebagai dasar dalam pemanfaatan ruang.

4.

Tingginya kerusakan lingkungan akibat exploitasi sumber daya


alam

kurang

terkendali

(Pertambangan,

Kehutanan,

HTI,

Permukiman)
5.

Alih fungsi guna lahan untuk perkebunan, HTI, Permukiman dan


Pertambangan.
Beberapa

isu

strategis

itulah

yang

menjadikan

landasan

pembangunan infrastruktur sesuai visi, misi dan program kerja Bupati


Barito Utara terpilih Tahun 2013-2018 yang merupakan tahap kedua
Rencana

Pembangunan

Jangka

Panjang Daerah 20052025. Misi

diarahkan untuk membawa masyarakat Kabupaten Barito Utara menuju


suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berkeadilan, berakhlak,
bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan
Kabupaten Barito Utara tahun 20132018 adalah:

Terwujudnya Percepatan Pembangunan di Berbagai Bidang


serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Secara Berkeadilan
Menuju Kabupaten Barito Utara Yang Lestari dan Sejahtera
Visi Pembangunan Kabupaten Barito Utara Tahun 2013-2018 ini
menjadi arah dan cita-cita pembangunan daerah bagi penyelenggara
pemerintahan dan segenap pemangku kepentingan pembangunan di
Kabupaten Barito Utara.

13

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

1.5.3. Hubungan Buku Putih Sanitasi Dengan Rancangan Peraturan


Daerah RTRW Kabupaten
Muatan RTRW Kabupaten tentunya menjadi tolak ukur yang
dapat dijadikan dasar sebagai acuan untuk mengetahui wilayah
pengembangan dalam suatu kabupaten. Oleh karena itu, Kabupaten
Barito

Utara

melakukan langkah

dalam

pengembangan wilayah

pemukiman perkotaan yang masih sangat memerlukan program dan


pengembangan sanitasi secara terencana dan tepat sasaran terhadap
peruntukannya.
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara mengambil
langkah penetapan wilayah pengembangan (WP), baik sampai dengan
sub satuan wilayah pengembangan (SSWP) maupun dalam berbagai
sektor pendukung yang ada di tiap masing wilayah berdasarkan
peruntukannya, karena di Kabupaten Barito Utara sendiri pemanfaatan
wilayah pengembangan mengandalkan potensi sumber daya alam
sehingga diharapakan pengembangan suatu kabupaten bisa mengikuti
perkembangan potensi alam yang ada menjadi pengembangan roda
perekonomian masyarakat.
Rencana strategis pembangunan daerah Kabupaten Barito Utara
berpijak pada visi, misi Kepala Daerah dan prioritas pembangunan
yang salah satunya mencakup pembangunan infrastruktur dasar.
Infastruktur dasar yang dimaksud adalah prasarana perhubungan,
pendidikan dan kesehatan yang meliputi salah salatunya adalah
sanitasi wilayah.
Perencanaan pembangunan sanitasi wilayah seperti WC umum
dan sarana penolahan limbah diharapkan mampu meningkatkan status
kesehatan masyarakat kota maupun desa yang berbasis masyarakat.

14

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Dalam gambaran umum wilayah kabupaten Barito Utara yang pada BAB II ini
menguraikan perihal yang berkaitan dengan kondisi Geografis, fisik, kependudukan,
keuangan dan perekonomian daerah, serta kebijakan penataan ruang, serta struktur
organisasi pemangku kepentingan.
Selain itu juga dalam gambaran umum wilayah akan menampilkan beberapa
gambaran situasi daerah baik wilayah admistratif kabupaten dalam bentuk peta
administrasi maupun tabel.
2.1

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

a. Geografis
Topografi dan morfologi daerah Kabupaten Barito Utara terdiri dari
sebelah Selatan ke Timur merupakan dataran agak rendah sedangkan ke arah
Utara dengan bentuk daerah lipatan, patahan yang dijajari oleh pegunungan
Muller/Schwaner. Bagian wilayah dengan kelerengan 0-2% terletak dibagian
selatan tepi sungai Barito yaitu kecamatan Montallat dan Teweh Tengah seluas
165 km2 (1,46%). Bagian wilayah dengan kemiringan 2-15% tersebar di semua
kecamatan seluas 4.785 km2 (42,35%). Kemiringan 15-40% tersebar di semua
kecamatan seluas 4.275 km2 (37,83%) dan bagian wilayah dengan kemiringan di
atas 40% seluas 2.075 km2 (18,36%).
Sungai utama yang ada di Kabupaten Barito Utara adalah Sungai Barito.
Sungai Barito mengalir dari daerah hulu di Kabupaten Murung Raya melewati
Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, hingga ke Kabupaten Barito
Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Sungai ini tercatat mempunyai panjang lebih
kurang 900 km (dapat dilayari 780 Km), lebar rata-rata 650 meter dengan
kedalaman 8 meter dan bermuara ke Laut Jawa. Selain itu sungai yang cukup
berperan dalam sistem hidrologi di Kabupaten Barito Utara adalah sungai
Montallat, Sungai Teweh dan sungai Lahei yang merupakan anak sungai Barito.

15

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS
di Wilayah Kabupaten Barito Utara
No

Nama DAS

Luas (Ha)

Sub DAS Maduit

47.409,02

Sub DAS Tuhup

242,10

Sub DAS Ayuh

26.254,93

Sub DAS Montallat

70.603,96

Sub DAS Malahipua

2.304,86

Sub DAS Pendreh

65.590,40

Sub DAS Makunjung

19.449,87

Sub DAS Patas

5.143,97

Sub DAS Pandran Maranen

63.811,82

10

Sub DAS Lemo

58.696,23

11

Sub DASSumber Barito

26.222,73

12

Sub DAS Teweh

306.428,81

13

Sub Tuhup

287.937,66

Jumlah
Sumber: Bappeda Kab. Barito Utara, 2013.

979.096,35

16

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

Peta 2.1.
PetaDAS SubDASdi Wilayah Kabupaten Barito Utara

Sumber: Bappeda Kab. Barito Utara, 2013

17

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

b. Administratif
Kabupaten Barito Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Kalimantan Tengah yang berada di tengah-tengah pulau Kalimantan dan terletak
di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 1140 20'3,32'' 115050'47'' Bujur Timur
dan 0049'00'' Lintang Utara 10 27'00'' Lintang Selatan, dengan batas-batas :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten


Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur.

Sebelah

Selatan

berbatasan

dengan

Kabupaten

Barito

Selatan

dan

Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan.

Sebelah

Timur

berbatasan

dengan

Kabupaten

Kutai

Barat

Provinsi

Kalimantan Timur.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas dan Murung Raya.


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor: 4 Tahun 2012 Tentang Pemekaran

Wilayah Kecamatan di kabupaten Barito Utara, terdapat 3 (tiga) kecamatan


pemekaran yaitu Kecamatan Teweh Selatan, Teweh Baru dan Lahei Barat.
Sehingga jumlah keseluruhan menjadi 9 (sembilan) kecamatan.

18

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel : 2.2
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
Jumlah
kelurahan/desa

Luas Wilayah

Adminitrasi
Terbangun
(Ha)
(%)
(Ha)
(%)
terhadap
terhadap
total
total
Montallat
4 Kelurahan/ 8 Desa
688,22
6,76
5.180
0,52
Gunung Timang 16 Desa
1.163,17
11,42
16.527
1,67
Gunung Purei
11 Desa
1.467,716
14,41
35.020
3,54
Teweh Timur
12 Desa
827,888
8,84
9.641
0,97
Teweh Tengah
2 Kelurahan/ 8 Desa
1.134,37
11,13
2.121
0,21
Lahei
2 Kelurahan/ 11 Desa 3.190,897
31,13
21.978
2,22
Teweh Baru
2 Kelurahan/ 8 Desa
824,978
8,10
3.322
0,34
Teweh Selatan
10 Desa
479,42
4,71
2.269
0,29
Lahei Barat
11 Desa
337,836
3,32
3.079
0,31
Total Wilayah 12 keluraha/ 93 Desa 10.191,44
100 991.370
100
Sumber: BPS Barito Utara, 2010 dalam Studi Pemekaran Kecamatan di Kabupaten Barut
Nama
kecamatan

19

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014
Peta 2.2
Peta Administrasi Kabupaten Barito Utara

20

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

21

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

c. Kondisi Fisik
Kondisi hidrogeologi yang digambarkan melalui dugaan ketersediaan air
tanah dan produktivitas akifernya. Kondisi hidrogeologi sebagian besar wilayah
Kabupaten Barito Utara terdiri dari :
a) Akifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir ( aquifers in which flow is

intergranular)
Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang. Kedudukan muka air
tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 5 m dari muka air tanah
setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 50 ltr/detik. Debit sumur
diperkirakan mencapai 10 ltr/detik.
Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, mode-

rately productive aquifers)


Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang sampai rendah.
Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 14
meter dari muka tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 25
ltr/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 5 ltr/detik.
Setempat,

akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately

productive aquifers)
Akifer terutama pasir lempungan, tidak menerus, tipis dengan
keterusan rendah. Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat
permukaan, kurang dari 10 meter dari muka tanah setempat. Debit mata
air umumnya kurang dari 10 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan kurang dari
5 ltr/detik.
b) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar Butir ( aquifers in which

flow is both through fissures and interstices)


Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah
beragam. Debit mata air umumnya kurang dari 200 ltr/detik. Debit sumur
diperkirakan mencapai lebih dari 5 ltr/detik.

22

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
Akifer

produktivitas

sedang,

dengan

penyebaran

2014
luas

(extensive,

moderately productive aquifers)


Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedalaman muka air tanah
bebas umumnya dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 100 ltr/detik.
Debit sumur diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.
Setempat,

akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately

productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedudukan muka air tanah
bebasnya, dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 50 ltr/detik.
c) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan Saluran (aquifers in which

flow is through fissures, fractures and channels ).


Akifer produktif tinggi sampai sedang (highly to moderately productive

aquifers)
Aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran
pelarutan. Debit sumur dan mata air beragam dalam kisaran yang besar,
debit mata air kurang dari 1 sampai 400 ltr/detik.
d) Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah Langka
(aquifers fissured or porous of poor productivity and regions without

exploitable groundwater)
Akifer dengan produktivitas kecil, setempat, berarti (poorly productive

aquifers of local importance)


Setempat, pada zona pelapukan, air tanah dangkal dalam jumlah
terbatas masih dapat diperoleh. Kedalaman muka air tanah bebas dekat
permukaan sampai 11 meter dari muka tanah setempat. Pemunculan mata
air pada zona rekahan kurang dari 2 ltr/detik.
Daerah air tanah langka (regions without axploitable groundwater)
Kondisi geohidrologi daerah Barito Utara mayoritas adalah daerah perbukitan
dan sebagian berupa daerah rawa, sedimen dll. Catchment area mengalir dari
Utara ke Selatan. Air berasal dari Pegunungan Mueller Schwanner.
Daerah Barito Utara yang berada pada daerah pegunungan mayoritas daerah
sedimen dan sebagian daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan beku
asam, dengan produlktivitas yang sedang sampai rendah. Daerah yang terdiri dari
23

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
dataran

rendah

sampai

aluvial

sungai,

umumnya

2014
berada

pada

daerah

konglomerat/breksi dan batuan berporous.


Keadaan klimatologi di Kabupaten Barito Utara pada saat ini, bagian
timurnya termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas. Sesuai
pengamatan Station Meteorologi Beringin Muara Teweh, keadaan temperatur
udara rata-rata maximum lebih kurang 32,30 C dan minimum kurang lebih 22,70 C
dengan kelembaban nisbi rata-rata 86%. Berdasarkan data dari Stasiun Beringin
Muara Teweh tahun 2003-2010, curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni
hingga September setiap tahunnya. Pada bulan-bulan ini curah hujan hanya
berkisar antara 154 162 mm dan hari hujan hanya berkisar antara 11 15 hari.
Sedangkan untuk bulan Oktober hingga Desember curah hujan mencapai antara
244 449 mm, dengan hari hujan diatas 20 hari per bulannya. Curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Desember setiap tahunnya.
2.2

Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Barito Utara Tahun 2012 (per 31 Desember
2012) adalah 178.789 jiwa berdasarkan registrasi penduduk per 25 September
2012 oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Berdasarkan sensus penduduk
oleh BPS jumlah penduduk di Barito Utara pada tahun 2010 adalah 121.573 jiwa,
tahun 2011 berjumlah 123.602 jiwa dan tahun 2012 berjumlah 123.781 jiwa
dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 108 dan kepadatan penduduk rata-rata 15
jiwa per kilometer persegi. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan
Teweh Tengah sedangkan yang terjarang penduduknya adalah Kecamatan
Gunung Purei.
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kalimantan Tengah, maka
persentase jumlah penduduk Kabupaten Barito Utara berkisar antara 17,2% 18,84%, atau rata-rata 18,10% dari penduduk Kalimantan Tengah. Selama kurun
waktu tahun 2003-2010 pertumbuhan penduduk Kabupaten Barito Utara terus
meningkat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata mencapai 1,19% setiap
tahunnya.

24

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

T a b el 2.3
J u ml a h P en d u d u k d an K e p a d at an ya (3 T ah u n T er a k hir)
d i K a b u p at e n B arit o U t ar a

Nama
Kecamatan

JumlahPenduduk

Jumlah KK

Tahun

Tahun

Tingkat
Pertumbuhan (%)
Tahun

Kepadatan
Penduduk(Jiwa/Km2)
Tahun

2011

2012

2013

2011

2012

2013

2011

2012

2013

2011

2012

2013

Montallat

10.737

10.843

10.939

2.684

2.710

3.943

0,97

0,98

0,89

17

20

21

Gunung Timang

10.145

10.243

10.315

2.536

2.561

4.443

0,99

0,88

0,79

10

11

12

Gunung Purei

2.454

2.475

2.495

613

618

1.069

0,82

0,88

0,79

Teweh Timur

7.304

7.369

7.427

1.826

1.842

2.349

0,88

0,88

0,79

10

11

Teweh Tengah

70.861

71.591

72.263

17.715

17.898

19.131

1,03

1,03

0,94

31

42

43

Lahei

21.594

21.788

21.960

5.399

5.447

4.644

0,89

0,88

0,79

Teweh Baru

24.062

6.902

28

Teweh Selatan

18.918

5.572

39

Lahei Barat

16.434

3.830

13

Sumber :BPS (Badan Pusat Statistik) dan Disdukcapil Kabupaten Barito Utara, 2013.
Catatan Tanda (*) Kecamatan Sebelum Pemekaran

Data Sex Ratio berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan


yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan
pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Hasil Sensus Penduduk tahun
2011 menunjukkan bahwa sex ratio penduduk Kabupaten Barito Utara

adalah

sebesar 108, yang artinya adalah penduduk laki-laki di kabupaten ini 8% lebih
banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuannya.

25

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014
T a bel 2.4

J u ml a h P e n d u d u k , K e p a d ata n P e n d u d u k d a n Pro y e ksi ny a 5 T a h u n


K a b u p a t e n B a rit o U t a r a

Jumlah Penduduk
Tahun

Nama Kecamatan

Jumlah KK
Tahun

Tingkat Pertumbuhan
Tahun

Kepadatan Penduduk
Tahun

Montallat

2014
11.036

2015
11.124

2016
11.203

2017
11.282

2018
11.344

2014
2.759

2015
2.781

2015
2.800

2017
2.820

2018
2.836

2014
0,88

2015
0,79

2016
0,71

2017
0,71

2018
0,55

2014
20

2015
20

2016
20

2017
20

2018
21

Gunung Timang

10.396

10.468

10.532

10.596

10.644

2.599

2.617

2.633

2.649

2.661

0,78

0,80

0,61

0,61

0,45

12

12

12

12

12

Gunung Purei

2.514

2.532

2.547

2.563

2.574

628

633

636

640

643

0,78

0,70

0,61

0,61

0,45

Teweh Timur

7.485

7.573

7.583

7.629

7.663

1.871

1.893

1.895

1.907

1.915

0,78

0,70

0,61

0,61

0,45

15

15

15

15

15

Teweh Tengah

72.936

73.552

74.111

74.671

75.115

18.234

18.388

18.527

18.667

18.778

0,93

0,70

0,75

0,75

0,60

115

116

117

118

118

Lahei

22.132

22.286

22.423

22.559

22.660

5.533

5.571

5.605

5.639

566

0,78

0,84

0,61

0,61

0,45

13

13

14

14

14

Teweh Baru

23.303

23,536

23.771

24.009

24.249

5.826

5.884

5.943

6.002

6.062

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

27

27

28

28

28

Teweh Selatan

19.107

19.298

19.491

19.686

19.883

4.777

4.825

4.873

4.921

4.971

1,01

1,01

1,01

1,01

1,01

22

22

23

23

23

Lahei Barat

16.598

16.764

16.932

17.101

17.272

4.150

4.191

4.233

4.275

4.318

0,98

0,98

0,98

0,98

0,98

19

19

20

20

20

Sumber :BPS (Badan Pusat Statistik) dan Disdukcapil Kabupaten Barito Utara, 2013.

26

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
2.3

2014

Keuangan dan Perekonomian Daerah


Sumber pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam perencanaan
APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan capaian yang harus
diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran, diketahui realisasi penerimaan
atas pendapatan daerah. Berdasarkan data tahun 2012, Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Barito Utara dalam realisasinya mampu menyumbangkan
sebesar 4,39.% dari total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar
berasal dari Pendapatan Transfer sebesar 94,82% dari total pendapatan daerah,
sedangkan sisanya merupakan Lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar
0,78%.
Proporsi pendapatan transfer cenderung meningkat dari tahun 2009-2011.
Pada tahun 2009, proporsi dana perimbangan mencapai 94,21% dan pada tahun
2011 naik menjadi 96,03%. Namun pada tahun 2012 proporsinya mengalami
penurunan menjadi 94,82% namun secara umum proporsi dana perimbangan
dari tahun 2009-2012 menunjukkan kemandirian daerah. Kenaikan proporsi
dana perimbangan diikuti dengan peningkatan proporsi PAD. Selama tahun
2009-2012, pergeseran proporsi PAD hanya berkisar 4,11%.
Proporsi PAD pada tahun 2009 adalah sebesar 4,53% dan pada tahun
2012

menjadi

4,39%. Pergeseran proporsi

pendapatan

yang signifikan

bersumber dari lain-lain pendapatan yang sah. Pada tahun 2009, proporsinya
hanya sebesar 1,26% dan pada tahun 2012 mencapai 0,78%. Pendapatan
daerah Kabupaten Barito Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Selama tahun 2009-2012, rata-rata pertumbuhannya mencapai 13,00%/tahun.
Pertumbuhan yang tertinggi adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang ratarata pertumbuhannya mencapai 13,68.% per tahun.

27

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

T a bel 2.5
R e k a pit ul a si R e a slis a si A P B D K a b u p a t e n B a rit o

Utara

Tahun 2010 2014

REALISASI ANGGARAN

2010

2011

Tahun
2012

2013

2014

Rata-Rata
Pertumbuhan

PENDAPATAN ASLI DAERAH


1. Pendapatan Pajak Daerah
2. Pendapatan Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yg Dipisahkan
4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah

20.872.844.369,58
1.302.707.754,00
8.999.185.259,60
2.198.092.868,55

19.955.692.040,63
2.584.709.208,00
8.346.310.919,03
2.824.037.213,96

28.659.428.341,88
3.185.381.518,00
13.399.928.898,00
3.371.549.337,88

24.500.000.000,00
3.440.000.000,00
13.687.500.000,00
3.601.073.000,00

35.000.000.000
5.310.000.000,00
12.948.000.000,00
6.000.000.000,00

8.372.858.487,43

6.200.634.699,64

8.702.568.588,00

7.471.427.000,00

10.742.000.000,00

PENDAPATAN TRANSFER
1. Transfer Pemerintah Pusat-Dana
Perimbangan
2. Transfer Pemerintah Pusat-lainnya
3. Transfer Pemerintah Provinsi
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
6. Pendapatan Lainnya

480.584.564.587,00
454.863.777.288,00

568.791.443.544,00
502.906.987.366,00

618.556.412.139,74
567.580.548.870,00

640.197.911.346,00
475.180.280.000,00

680,045,062,894.00
514.638.471.000,00

9.682.000.000,00
16.038.787.299,00
-

48.353.868.800,00
17.530.587.378,00
3.564.396.260,00
3.564.396.260,00

25.818.023.000,00
25.157.840.269,74
5.118.820.815,30
5.118.820.815,30

126.585.921.346,00
38.431.710.000,00
8.149.600.000,00
8.149.600.000,00

124.549.381.894,00
41.821.651.578,73
7.000.000.000,00
7.000.000.000,00

--

501.457.408.956,58

592.311.531.844,63

652.334.661.296,92

815.339.608.918,15

756.866.714.472,73

PENDAPATAN DAERAH

10 %

Sumber :DPPKA Kabupaten Barito Utara, 2013.

28

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD
Kabupaten Barito UtaraTahun 2010 2014
No

SKPD

1
PU-CK
1a Investasi
Persampahan
Air Bersih
Drainase
Air Limbah
Operasional/Pemeliharaa
1b
n (OM)
2
BLH
2a Investasi
Persampahan
Air Limbah
Operasional
2b
/Pemeliharaan (OM)
3
Dinas Kesehatan
3a Investasi
PHBS
Operasional
3b
/Pemeliharaan (OM)
4
Bappeda
4a Investasi
Persampahan
Air Bersih
Operasional /Pemeliharaan

4b (OM)
5
Belanja Sanitasi

2010

841.543.200,00
3.442.794.950,00
1.639.509.350,00
576.231.000,00
499.983.000,00
299.000.000,00

2011

795.490.000,00
2.307.360.400,00
859.995.763,00
699.349.900,00
540.000.000,00
123.820.000,00

Tahun
2012

1.003.510.500,00
2.720.795.200,00
2.015.660.000,00
770.447.000,00
600.000.000,00
427.550.000,00

2013

Rata-rata
Pertumbuhan

2014

1.195.420.000,00
1.876.140.000,00
766.260.000,00
670.351.000,00
369.213.500,00

1.857.560.000,00
1.519.234.000,00
6.294.600.000,00
1.342.977.000,00

1,20
-0,05
2,8
1,3

770.000.000,00
-

0,54
-

428.374.000,00

0,87

7.299.061.000,00

4.530.526.858,49

5.522.304.715,66

4.877.384.500,00

10.869.768.000,00

0,6
29

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

No
6
7
8
9
10
11

SKPD
Pendanaan Investasi
Sanitasi
Pendanaan OM
Belanja Langsung
Proporsi Belanja Sanitasi
- Belanja Langsung
Proporsi Investasi
Belanja Sanitasi
Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi

2010

2011

2014
Tahun
2012

2013

Rata-rata
Pertumbuhan

2014

7.299.061.000,00

4.530.526.858,49

5.522.304.715,66

4.877.384.500,00

10.869.768.000,00

0,6

224.647.177.051

305.869.091.164,38

285.803.120.478,49

344.334.420.491,25

406.234.584.325,00

0,81

0,03

0,02

0,03

0,02

0,03

Sumber : Pertanggung Jawaban Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Barito Utara, 2014.

30

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

Tabel 2.7
Tabel Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD
Kabupaten Barito Utara Tahun 2009 2013
N
o
1
1.
1
1.
2
1.
3
1.
4
1.
5
2
2.
1
2.
2
2.
3
2.
4

Uraian

2010

Belanja Sanitasi (Rp.)


2012

2011

2013

Rata- rata
pertumbuhan

2014

Belanja Sanitasi
(1.1+1.2+1.3+1.4)
Air Limbah Domestik

576.231.000,00

699.349.900,00

770.447.000,00

766.260.000,00

1.342.977.000,00

1,33

1.341.526.200,00

1.949.089.000,00

2.201.788.500,00

2.163.862.850,00

1.857.560.000,00

89

1.639.509,35

859.995.763,00

2.015.660.000,00

6.294.600.000,00

10,9

29.900.000,00

123.820.000,00

427.550.000,00

369.213.500,00

428.374.000,00

0,69

Air Bersih

3.442.794.950,00

2.307.360.400,00

2.720.795.200,00

1.876.140.000,00

1.519.234.000,00

-333

Total
Dana Alokasi khusus
(2.1+2.2+2.3)

7.029.961.500,00

5.939.615.063,00

8.136.240.700,00

5.175.476.350,00

11.442.745.000,00

7,65

DAK Sanitasi

473.300.000,00

567.800.000,00

638.770.000,00

608.550.000,00

920.780.000,00

0,77

DAK Lingkungan Hidup


DAK Perumahan dan
Permukiman

915.500.000,00

1.037.000.000,00

1.205.610.000,00

873.000.000,00

1.189.150.000,00

0,47

DAK Air Bersih

776.000.000,00

825.200.000,00

809.230.000,00

1.290.980.000,00

1.007.810.000,00

0,40

2.164.800.000,00

2.430.000.000,00

2.653.610.000,00

2.772.530.000,00

3.117.740.000,00

1,65

4.865.161.500,00

3.509.615.063,00

5.482.630.700,00

2.402.946.350,00

8.325.005.000,00

Sampah Rumah Tangga


Drainase perkotaan
PHBS

Total
Pinjaman/Hibah untuk
3
Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi
4
untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi
(1-2-3)

31

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a
Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja
Langsung

2014

224.647.177.051,0
0

305.869.091.164,3
8

285.803.120.478,4
9

344.334.420.491,2
5

406.234.584.325,0
0

2,1

0,1

Sumber :Pertanggung Jawaban Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Barito Utara, 2013.

32

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

Tabel 2.8
Belanja Sanitasi Perkapita
Kabupaten Barito Utara Tahun 2010 2014
No

Tahun

D e s k ri p si

T o t al B ela nja S a nit a si K a b u p a t e n / K o t a

Ju mlah pen d u duk


B el a nj a S a bi t a si P e r k a pi t a ( R p / Ji w a )

Rata rata

2011

2012

2013

2014

Pertu m b u ha n

224.647.177.051

305.869.091.164,38

285.803.120.478,49

344.334.420.491,25

406.234.584.325,00

121.900

123.610

124.309

184.049

185.507

1.842.880,86

2.474.468,82

2.299.134,58

1.870.884,50

2.189,861,21

2010

18%

Sumber: Pertanggung Jawaban Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Barito Utara, 2013.

No

Uraian

Tabel 2.9
Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita
Kabupaten Barito Utara Tahun 2009 2013
Belanja Sanitasi (Rp.)
2010

2011

2012

2013

2014

Rata-rata
pertumbuhan

Retribusi Air Limbah

1.a

R e a lis a si r etri b u si

1.b

P o t e n si r et ri b u si

Retribusi Sampah

5 1.840.00 0

5 2.000.00 0

5 2.840.00 0

5 3.000.00 0

5 3.840.00 0

3,86

2.a

R e a lis a si r etri b u si

5 1.840.00 0

5 2.000.00 0

5 2.840.00 0

5 3.000.00 0

5 3.840.00 0

3,86

2.b

P o t e n si r et ri b u si

5 1.840.00 0

5 2.000.00 0

5 2.840.00 0

5 3.000.00 0

5 3.840.00 0

3,86

Retribusi Drainase

3.a

R e a lis a si r etri b u si

3.b

P o t e n si r et ri b u si

T o t a l R e a li s a si R e t ri b u si S a n it a si ( 1 a + 2 a + 3 a )

5 1.840.00 0

5 2.000.00 0

5 2.840.00 0

5 3.000.00 0

5 3.840.00 0

3,86

T o t al P o t e n si R et ri b u si S a ni t a si ( 1 b + 2 b + 3 b )

5 1.840.00 0

5 2.000.00 0

5 2.840.00 0

5 3.000.00 0

5 3.840.00 0

3,86

P r o p o r si T o t al R e a lis a si - P o t e n s i R e t ri b u si S a ni t a si ( 4 / 5 )

Sumber :Pertanggung Jawaban Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten Barito Utara, 2013.

33

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 2.10
Peta PerekonomianKabupaten Barito Utara
Tahun 2009 2013
No
1
2
3

Deskripsi

2010

PDRB Harga Konstan


(Struktur Perekonomian) (Rp)
(dalam jutaan)
Pendapatan Perkapita
Kabupaten Barito Utara (Rp)
Pertumbuhan Ekonomi (%)

Tahun
2012

2011

2013

2014

1.067.822,63 1.135.589,74 1.207.893,00 1.304.598,00 1.207.893,00


8.783.386,37 9.186.875,95 9.958.307,00 9.967.312,00 9.985.304,00
5,80

6,35

6,37

6,38

6,40

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Barito Utara, 2013.

2.4 Tata Ruang Wilayah


2.4.1. Arah Pengembangan Struktur Ruang Kabupaten Barito Utara
Penataan ruang Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah

Kabupaten

yang

berkeseimbangan

lingkungan,

berbasis

pengembangan pertanian, agroindustri, pertambangan dan pariwisata.


Kebijakan penataan ruang kabupaten sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pengaturan keseimbangan pemanfaatan ruang budidaya dan non
budidaya secara berkelanjutan;
b. pengembangan

prasarana

wilayah

dalam

rangka

mendukung

pemerataan pembangunan dan keseimbangan perkembangan wilayah;


c.

pengembangan

sektor

pertanian

dengan

pola

intensifikasi

dan

ekstentifikasi dengan berorientasi pada keseimbangan dan kelestarian


lingkungan hidup;
d. pengembangan

industri

pengolahan

hasil

kegiatan

agro

dengan

memanfaatkan komoditas unggulan wilayah (agroindustri);


e. pengembangan

sektor

pertambangan

dengan

prinsif

pengelolaan

berkelanjutan; dan
f.

pengembangan

sektor

pariwisata

dengan

memanfaatkan

potensi

unggulan wisata daerah.


Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten terdiri atas :
a. pusat-pusat kegiatan;
b. sistem jaringan prasarana utama; dan
c.

sistem jaringan prasarana lainnya.

34

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Barito Utara sebagaimana


dimaksud terdiri atas :
a. pusat Kegiatan Wilayah (PKW);
b. pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp);
c.

pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan

d. pusat Pelayanan Lokal (PPL).


Pusat-pusat Kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, yaitu Kota Muara Teweh yang merupakan Ibukota Kabupaten.
(2) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, yaitu Kota Kandui yang merupakan Ibukota Kecamatan
Gunung Timang.
(3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, terdiri atas:
a. kota Benangin di Kecamatan Teweh Timur;
b. kota Lampeong di Kecamatan Gunung Purei;
c. kota Muara Lahei di Kecamatan Lahei; dan
d. kota Tumpung Laung di Kecamatan Montallat.;
e. kota Hajak di Kecamatan Teweh Baru;
f.

kota Trahean di Kecamatan Teweh Selatan; dan

g. kota Benao Hilir di Kecamatan Lahei Barat.


(4) Pusat Pelayanan Lokal (PPL) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, terdiri atas:
a. desa Trans 52 di Kecamatan Teweh Tengah;
b. desa Sikui di Kecamatan Teweh Baru; dan
c. desa Karendan di Kecamatan Lahei.
2.4.2. Identifikasi Wilayah Jaringan Air dan Sanitasi
2.4.2.1. Sistem Jaringa air
Sistem jaringan sumberdaya air berbasis wilayah sungai yang berada di
Kabupaten terdiri atas :
a.

wilayah sungai (WS);

b.

jaringan irigasi; dan

c.

jaringan air baku untuk air minum.


35

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Rencana pengembangan sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana


dimaksud dalam ayat 1 terdiri atas aspek konservasi sumberdaya air,
pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air secara terpadu
(integrated) dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan
sumberdaya air Wilayah Sungai Barito.
(1) Wilayah sungai adalah Wilayah Sungai yang berada di Kabupaten Barito
Utara, lintas kabupaten dan lintas provinsi.
(2) Wilayah Sungai lintas kabupaten dan lintas provinsi adalah DAS Barito,
sedangkan yang berada di wilayah Kabupaten Barito Utara adalah Sub DAS
Lahei, Sub DAS Teweh, Sub DAS Pendreh, Sub DAS Lemo dan Sub DAS
Montallat.
(3) Jaringan irigasi terdiri atas :
a. daerah Irigasi (DI) Kabupaten mencakup DI Trinsing, DI Trahean, DI
Montalat, DI Majangkan, DI Baliti, DI Walur, DI Bawang, DI Malungai, DI
Mantiong, DI Inu dan DI Jamud;
b. rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan jaringan irigasi yang ada;
c.

pengembangan Daerah Irigasi pada seluruh daerah potensial yang


memiliki lahan pertanian yang ditujukan untuk mendukung ketahanan
pangan dan pengelolaan lahan pertanian berkelanjutan; dan

d. membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah teknis
menjadi kegiatan budidaya lokal lainnya.
Jaringan air baku untuk air minum terdiri atas:
a. rencana pengembangan sumber air baku, terdiri atas :
1. Sungai Barito;
2. Bendungan Trahean; dan
3. Air Tanah
Rencana pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air
permukaan dengan prinsip keterpaduan air tanah. SPAM di Kabupaten
Barito Utara dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk
menjamin ketersediaan air baku. Prasarana jaringan air minum terdiri
atas intake air baku, jaringan perpipaan air baku dan instalasi
pengelolaan air minum yang dikembangkan pada lokasi air baku
potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan dan
36

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

pembangunan rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan


prasarana pengelolaan air baku untuk air minum.
2.4.2.2. Sistem Sanitasi dan Prasarana lingkungan
Sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri atas :
a.

sistem penyediaan air minum;

b.

sistem pengelolaan persampahan; dan

c.

sistem pengelolaan air limbah;


Sistem penyediaan air minum sebagaimana dimaksud terdiri atas

pengembangan

kapasitas

instalasi

pengolahan

hingga

kebutuhan

sebesar 42.281.802 liter/hari atau 489 liter/detik dapat terpenuhi.


Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas :
a. memperbaiki sistem pengelolaan sampah dengan skala terpadu
pada tiap kawasan;
b. pengolahan sampah pada sumbernya (skala individu); dan
c.

pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di daerah


perbatasan Kecamatan Teweh Tengah dan Kecamatan Lahei
dengan menggunakan sistem sanitary landfill.
Sistem pengelolaan air limbah menggunakan sistem setempat

(on-site sanitation), yaitu sistem pengolahan secara sistem setempat


yang diterapkan dengan menggunakan cubluk individu, cubluk komunal
dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan dan sistem
pengelolaan air limbah domestik yang bukan tinja.
2.4.3. Skenario Pengembangan Wilayah kabupaten Barito Utara berdasarkan rencana
penataan tata ruang (RTRW)
Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan wilayah Kabupaten Barito
Utara adalah : Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Barito Utara dalam
rangka memenuhi kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang
dengan senantiasa memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi
alokasi investasi, dan bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya
sehingga

dapat

dijadikan

sebagai

acuan

dalam

penyusunan

program

pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat".


Sedangkan

sasaran

yang

diharapkan

dari

pengembangan

wilayah

Kabupaten Barito Utara adalah :


37

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

a) Terkendalinya berbagai kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Barito


Utara, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;
b) Terciptanya keserasian antara pelestarian Kawasan Lindung dan pemanfaatan
Kawasan Budidaya ;
c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di
wilayah Kabupaten Barito Utara;
d) Terdorongnya

minat

investasi

masyarakat

dan

dunia

usaha

untuk

menanamkan investasinya di wilayah Kabupaten Barito Utara dalam berbagai


sektor pembangunan;

38

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peta 2.3.
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Barito Utara

39

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peta 2.4.
Rencana Pola Ruang Kabupaten Barito Utara
40

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
2.5.

2014

Sosial Budaya

2.5.1 Pendidikan
Sebagaimana kita ketahui bahwa tersedianya SDM yang berkualitas
merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan pembangunan suatu
daerah

sehingga

pemerintah

daerah

Kabupaten

Barito

Utara

sangat

memperhatikan adanya ketersediaan gedung sekolah dan tenaga pengajar untuk


mengejar mutu dalam kualitas pendidikan.
Upaya pencapaian kualitas dan kuantitas pendidikan yang memadai di
Barito Utara dilaksanakan dengan membangun saran dan prasarana pendidikan
seperti pembangunan gedung sekolah dasar, menengah maupun tingkat atas
maupun tingkat tinggi diploma dan strata satu.
Tabel 2.11
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Di Kabupaten Barito Utara
Nama Kecamatan
Montallat
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Teweh Tengah
Lahei
Teweh Baru
Teweh Selatan
Lahei Barat

SD
17
21
9
13
36
23
24
14
16

Jumlah Fasilitas Pendidikan


Umum
Agama
SLTP SMA SMK LPT
MI MTs MA
3
2
2
1
4
1
1
1
1
2
1
1
0
10
2
4
1
2
3
1
3
1
1
1
6
1
1
2
1
1
3
1
1
1
4
1
-

LPT
1
-

Sumber : Barito Utara dalam Angka, 2013.

2.5.2 Kemiskinan
Kemiskinan

berupa

persoalan

yang

Utara

menjadi

tugas

dan

tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah. Kemiskinan merupakan masalah


sosial yang mencakup aspek taraf hidup guna meningkatkan ke arah lebih baik.
Pengukuran kemiskinan yang dikenal dengan garis batas kemiskinan ( Poverty

Line).
Keberadaan penduduk miskin masih didominasi oleh masyarakat di
pedalaman dan masyarakat bantaran sungai yang masih menggunakan sungai
sebagai sarana sanitasi sehari-hari.

41

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 2.12.
Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan
di Kabupaten Barito Utara
Nama Kecamatan

Jumlah Keluarga Miskin (KK)


287
515
132
533
681
225
939
239
200
3.751

Montallat
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Teweh Tengah
Lahei
Teweh Baru
Teweh Selatan
Lahei Barat
Jumlah
Sumber :TNP2K, 2013.

Tabel 2.13.
Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Barito Utara
Nama Kecamatan

Jumlah Rumah

Montallat
Gunung Timang
Gunung Purei
Teweh Timur
Teweh Tengah
Lahei
Teweh Baru
Teweh Selatan
Lahei Barat

2.416
2.370
761
1.398
9.875
1.585
3.307
3.301
1.028

Sumber : Dinas PU Kabupaten Barito Utara, 2013

2.6.

Kelembagaan Pemerintah Daerah


Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Utara mengacu
pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Struktur Organisasi
Pemerintah Daerah. Pada Perda tersebut diuraikan tentang SKPD beserta
susunan

perangkat

penambahan

jabatan

organisasi

yang

perangkat

melekat

di

dalamnya.

daerah

yaitu

BPBD,

Terdapat
KPPT

dan

Pemekaran 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Teweh Baru, Teweh


Selatan dan Lahei Barat.

42

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
Kabupaten

Barito

Utara

sebagai

Kabupaten

2014
Induk

dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan


Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1820);
Sebagai daerah otonomi maka penetapan Perangkat Daerah
Kabupaten Barito Utara berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 pasal 27 yang menjelaskan bahwa; penetapan perangkat
daerah yang baru dibentuk dan belum mempunyai Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dilakukan dengan keputusan Pejabat Bupati setelah
persetujuan Menteri Dalam Negeri dan Menteri yang bertanggung jawab
Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pada tahun 2012 telah dikeluarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Barito Utara dimana Perangkat Daerah Kabupaten Barito Utara
terdiri dari:
I. Sekretaris Daerah yang terdiri dari 3 (tiga) asisten dan 10 (sepuluh) Bagian
II. Staf Ahli
III. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
IV. Dinas-Dinas
1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan
5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
6. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
7. Dinas Koperasi dan UKM
8. Dinas Pertambangan dan Energi
9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

43

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

10. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika


11. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
12. Dinas Pemuda dan Olahraga dan Pariwisata
V. Lembaga Teknis Daerah
1. Inspektorat
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Kepegawaian Daerah
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
5. Badan Lingkungan Hidup
6. Badan Kesbangpol
7. Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan
8. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan
9. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
10. Kantor Ketahanan Pangan
11. Rumah Sakit Umum Daerah
12. Satuan Polisi Pamong Praja

44

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014
BUPATI

1. STAFAHLI BIDANGHUKUMDANPOLITIK
2. STAFAHLI BIDANGPEMERINTAHAN
3. STAFAHLI BIDANGPEMBANGUNAN
4. STAFAHLI BIDANGKEMASYARAKATAN
DANSDM
5. STAFAHLI BIDANGEKONOMIDAN
KEUANGAN

DPRD

WAKIL BUPATI

SEKRETARIATDPRD
SEKRETARISDAERAH

LEMBAGATEKNISDAERAH
1. INSPEKTORAT
2. BADANPERENCANAANPEMBANGUNAN
DAERAH
3. BADANKEPEGAWAIANDAERAH
4. BADANPEMBERDAYAANMASYARAKATDAN
DESA
5. BADANLINGKUNGANHIDUP
6. BADANKESBANGPOL
7. BADANKBDANPEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
8. KANTORPERPUSTAKAANDANKEARSIPAN
9. KANTORPELAYANANPERIJINANTERPADU
10. KANTORKETAHANANPANGAN
11. RUMAHSAKIT UMUMDAERAH
12. SATUANPOLISI PAMONGPRAJA

KECAMATAN

KELURAHAN

1. ASSISTENPEMERINTAHAN
2. ASSISTENPEMBANGUNANDANKESRA
3. ASSISTENADMINISTRASI UMUM

DINAS-DINAS
1. DINASPENDIDIKAN
2. DINASPEKERJAANUMUM
3. DINASKESEHATAN
4. DINASPERTANIAN, PERIKANANDAN
PETERNAKAN
5. DINASKEHUTANANDAN
PERKEBUNAN
6. DINASPENDAPATAN, PENGELOLAAN
KEUANGANDANASET
7. DINASKOPERASIDANUKM
8. DINASPERTAMBANGANDANENERGI
9. DINASSOSIAL, TENAGAKERJADAN
TRANSMIGRASI
10. DINASPERHUBUNGANKOMUNIKASI
DAN INFORMATIKA
11. DINASKEPENDUDUKANDAN
CATATANSIPIL
12. DINASPEMUDADANOLAHRAGADAN
PARIWISATA

Gambar 2.1.
Struktur Organisasi KabupatenBarito Utara

45

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Kelembagaan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Utara yang berperan


aktif dalam pokja sanitasi kabupaten adalah Bappeda, Dinas PU, BLH dan Dinas
Kesehatan serta Bagian Administrasi Pembangunan Setda selaku koordinator
pelaporan.
BUPATI

BAGIAN ADMINISTRASI
PEMBANGUNAN SETDA

BAPPEDA
Bidang Perencanaan Pembangunan
Fisik dan Prasarana

DINAS PU
1. Bidang Cipta Karya
2. Bidang Tata Kota
3. Bidang Tata Ruang

BLH

DINAS KESEHATAN

Bidang Pengendalian
Lingkungan dan
Pengelolaan Limbah

Bidang Pengendalian
Masalah Kesehatan

Gambar 2.2
Struktur SKPD Terkait Pembangunan Sanitasi Kabupaten

____ : Jalur Koordinasi Pelaksanaan Program


------- : Jalur koordinasi pelaporan
2.7. Komunikasi dan Media
Pemerintah kabupaten Barito Utara menjalin kerjasama dalam bidang
komunikasi publik terkait penyebarluasan informasi sanitasi dan kesehatan
lingkungan.
Masyarakat kabupaten Barito Utara diharapkan mampu menerima informasi
melalui Surat Kabar Harian (SKH), Leaflet Radio dll serta menerapkan prinsip
prinsip hidup sehat sesuai anjuran sebagai cerminan sanitasi dan budaya hidup
sehat. Penyebarluasan informasi kesehatan, sanitasi dan pengelolaan persampahan
dan mitigasi bencana dilaksanakan oleh instansi terkait melalui Radio Siaran
Pemerintah daerah dan SKH di Kalimantan Tengah.

46

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 2.14.
Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi
No

Kegiatan

1.

Iklan
Layanan
Masyarakat
(ILM)
di
Radio RSPD
Batara
Iklan
Layanan
Masyarakat
(ILM)
di
Radio RSPD
Batara

2.

Tahun

Dinas
Pelaksana
Diskes Kab.
Barito Utara

2013

BLH
Kab.
Barito Utara
2013

Tujuan Kegiatan
Mengimbau kepada
masyarakat
untuk
waspada
perkembangbiakan
jentik
nyamuk
Demam Berdarah
Mengimbau kepada
masyarakat
untuk
membuang sampah
pada tempat dan
waktu yang sudah
ditentukan

Khalayak
Sasaran
Masyaraka
t umum

Masyaraka
t umum

Pesan Kunci

Pembelajaran

Dengan bersihnya
sumber air keluarga
mencegah korban
DBD

Efektifitas
kerjasama mediapemda
dalam
penyebarluasan
informasi
kesehatan
Efektifitas
kerjasama mediapemda
dalam
penyebarluasan
informasi
kesehatan

Dengan bersihnya
lingkungan
meningkatkan
tingkat kesehatan
dan
perolehan
Adipura

Sumber: BLH, Diskes Kab. Barito Utara

Tabel 2.15.
Media Komunikasi dan Kerjasama Terkait Sanitasi
No
1

Jenis Media
Brosur
BPBD Barito
Utara

Brosur
BPBD Barito
Utara

Brosur
Diskes
Barito Utara

Khalayak
Masyarakat
Barito
Utara
Yang bertempat
tinggal
di
Kawasan Rawan
Bencana Banjir
DAS Barito
Masyarakat
Barito
Utara
Yang bertempat
tinggal
desa
pedalaman

Pendanaan
Badan
Penggulangan
Bencana
Daerah
Kab.
Barito Utara

Isu Yang Diangkat


Masyarakat
yang
Berada
di
Aliran
Sungai agar selalu
Waspada
di
saat
Memasuki
Musim
Penghujan

Pesan Kunci
Bersama-sama
mengurangi
resiko Banjir

Efektifitas
Masyarakat
Barito
Utara Yang bertempat
tinggal Di DAS Barito
berupaya memperbaki
kondisi sanitasinya

Badan
Penggulangan
Bencana
Daerah
Kab.
Barito Utara

Bersama-sama
mengurangi
resiko
kebakaran
lahan

Masyarakat
Barito
Utara Yang bertempat
tinggal
pedalaman
berupaya mencegah
dan
mengendalikan
kebakaran hutan dan
lahan

Seluruh
Masyarakat
Barito Utara

Diskes
Kab.
Barito Utara

Masyarakat
petani
ladang
agar
melakukan
pengawasan
dan
pengendalian bahaya
kebakaran hutan dan
lahan saat musim
kemarau
Masyarakat
Barito
Utara
agar
lebih
mengawasi
sanitasi
sumber
air
dari
bahaya pertumbuhan
jentik nyamuk DBD

Bersama-sama
mengurangi
resiko DBD

Masyarakat
Barito
Utara
mewaspadai
bahaya DBD

Sumber: Diskes, BPBD Kab. Barito Utara

47

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
Secara umum kondisi sanitasi Kabupaten Barito Utara saat ini masih perlu
peningkatan dan perbaikan. Badan air berupa sungai yang ada di Kabupaten Barito
Utara merupakan muara dari penerima drainase air hujan dan limbah cair rumah
tangga. Pada beberapa kawasan kualitasnya cenderung menurun dari tahun ke tahun,
dan sampai saat ini masih kurang upaya untuk meningkatkan kualitasnya. Permukiman
yang berada di tepian sungai memperlakukan sungai sebagai penampung air limbah
domestik baik limbah padat maupun limbah cair tanpa pengelolaan terlebih dahulu.
Paradigma masyarakat yang menganggap air akan menghanyutkan limbah yang
dibuang harus segera dianggap serius oleh Pemerintah Daerah dan memerlukan
penanganan khusus.
Orientasi hidup masyarakat Kabupaten Barito Utara yang sebagian masih berada
di daerah aliran sungai menyebabkan segala aktivitas dilakukan di atas sungai. Mereka
mendirikan rumah di bantaran/tepi sungai. Semua aktivitas masyarakat mulai dari
mandi dan mencuci hingga buang air besar disana. Selain itu,karena badan rumah ada
yang berada di atas air maka apabila mereka membuat kakus/jamban di dalam rumah,
tinjanya juga secara langsung maupun tidak langsung dibuang kebadan air juga.
Kebiasaan masyarakat yang masih ada sampai saat ini terutama masyarakat yang
berdomisili dibantaran Sungai Barito, masih menggunakan WC terapung atau dengan
nama lain WC helikopter. Secara langsung kotoran yang terbuang itu langsung
dihanyutkan oleh air dan kadang dihabiskan oleh biota sungai. Ada juga sebagian
masyarakat merasa lebih gampang dan mudah buang hajat di sungai, ini dikarenakan
pola hidup dan kebiasaan masyarakat yang berdomisili di bantaran sungai.
Kabupaten Barito Utara mempunyai permasalahan di dalam penyediaan sarana
dan prasarana, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Permasalahan penyediaan
sarana dan prasarana dikaitkan dengan pengembangan wilayah-wilayah. Untuk itu
perlu diupayakan penataan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk memenuhi
kebutuhan fasilitas kehidupan penduduknya. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Barito
Utara

terus meningkat, hal ini sejalan dengan semakin bertambahnya penyediaan

sarana dan prasarana seperti jalan, pembukaan lahan-lahan baru untuk perumahan,
48

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

penanganan air limbah domestik, persampahan, drainase dan air bersih. Bagaimana
pembangunan/ penyediaan untuk salah satu infratruktur yang jarang pernah disentuh
yaitu Sanitasi.
3.1. Wilayah Kajian Sanitasi
Dalam pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs) tahun
2015, Kabupaten Barito Utara memberikan ulasan wilayah kajian sanitasi
berdasarkan kondisi eksisting dan RTRW. Kabupaten Barito Utara yang meliputi
kawasan peruntukan permukiman perkotaan di seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Barito Utara

yang meliputi 9 Kecamatan. Wilayah kajian tersebut

disepakati Pokja berdasarkan kriteria kepadatan penduduk, angka kemiskinan,


daerah/wilayah yang dialiri sungai dan daerah tergenang banjir yang meliputi:
a. Kecamatan Mantallat yaitu Desa Tumpung Laung I;
b. Kecamatan Gunung Timang yaitu Desa Payang Ara,Desa Walur,Desa Batu
RayaII;
c. Kecamatan Gunung Purei yaitu Desa LampeongI;
d. Kecamatan Teweh Tengah yaitu Kelurahan Melayu, Kelurahan Lanjas, Desa
Lemo I, Desa Rimba Sari;
e. Kecamatan Teweh Timur yaitu Desa MampuakI,Desa BenanginV;
f.

Kecamatan Lahei yaitu Kelurahan Lahei I, Desa Ipu;

g. Kecamatan Teweh Baru yaitu Desa Jambu;


h. Kecamatam Teweh Selatan yaituDesaBukit Sawit;
i.

Kecamatan Lahei Barat yaitu Desa Benao Hulu;

49

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

Peta 3.1WilayahKajian Sanitasi

50

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi


Berbagai macam Trobosan kesehatan baik dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten
Barito Utara bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai
upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam
masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Sampai saat ini penerapan Promosi Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) di Kabupaten
Barito Utara sudah dilakukan dalam tatanan rumah tangga dan sekolah. Kampanye
gerakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan air mengalir telah dilakukan di tatanan
rumah tangga dan di sekolah serta dilakukan secara intensif di Puskesmas, Pustu dan
Posyandu. Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara sebagai SKPD yang mempunyai
tugas dan fungsi sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten di bidang kesehatan
sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten Barito Utara dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara menyusun
berbagai kebijakan, program dan kegiatan.
3.2.1 Tatanan Rumah Tangga
Program kesehatan di masyarakat menekankan pada kegiatan kampanye
dan aktivitas lainnya dengan target-target sasaran tertentu di dalam masyarakat.
Fasilitator

masyarakat

dan

petugas

kesehatan

setempat

seperti

sanitarian/petugas kesehatan lingkungan, PKK, kader desa dan bidan desa


secara

bersama-sama

dapat

melakukan

kegiatan

promosi

kesehatan.

Target/sasaran kegiatan seperti ibu muda yang mempunyai anak bayi/balita, ibu
hamil, remaja putri, kelompok perempuan dan kelompok laki-laki, karang taruna,
kelompok miskin dan kelompok menengah ke atas. Yang perlu di perhatikan
adalah kemampuan membaca dari masyarakat dan kesederhanaan pesan yang di
sampaikan.
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan dalam

Kesehatan di

Masyarakat, adalah :
Penyuluhan kelompok terbatas;
Penyuluhan kelompok besar (masa);
51

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education);


Pemutaran film/video;
Penyuluhan dengan metode demonstrasi;
Pemasangan poster;
Pembagian leaflet;
Kunjungan/wisata kerja ke daerah lain;
Kunjungan rumah;
Pagelaran kesenian;
Lomba kebersihan antar RT/RW/Desa;
Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan tempat-tempat umum;
Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air;
Pelatihan kader, unit kesehatan;
A. Stop buang air besar sembarangan
Kebiasaan buang air besar di tempat terbuka/ sembarang tempat, harus
dirubah menjadi kebiasaan buang kotoran di tempat yang benar dan aman
sesuai dengan kaidah kesehatan lingkungan. Seandainya belum mempunyai
jamban, dengan buang kotoran di tempat jauh dari sumber air, dan ditutup
dengan tanah sudah dapat mencegah terjadinya penularan penyakit.
STBM adalah suatu pendekatan partisipatif yang mengajak masyarakat
untuk menganalisa kondisi sanitasi mereka melalui suatu proses pemicuan,
sehingga

masyarakat

dapat

berpikir

dan

mengambil

tindakan

untuk

meninggalkan kebiasaan buang air besar mereka yang masih di tempat terbuka
dan

sembarang

tempat.

Pendekatan

yang

dilakukan

dalam

STBM

menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang


kondisi lingkungannya. Melalui pendekatan ini kesadaran akan kondisi yang
sangat tidak bersih dan tidak nyaman ditimbulkan. Dari pendekatan ini juga
ditimbulkan kesadaran bahwa sanitasi (kebiasaan BAB disembarang tempat)
adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua masyarakat
sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan dipecahkan secara bersama.

52

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

B. Mencuci Tangan Pakai Sabun


Tangan dapat terkontaminasi dengan tinja sewaktu cebok atau pada
waktu membersihkan anak setelah buang air besar. Tangan harus dicuci dengan
sabun setelah kontak dengan tinja (setelah buang air besar/ setelah
membersihkan kotoran bayi atau balita), yaitu dengan menggunakan sabun,
karena untuk melarutkan partikel lemak yang mengandung kuman penyakit.
Mencuci tangan sebelum makan, sebelum menyuapi anak, sebelum
menyiapkan makanan juga dapat mencegah penularan penyakit yang perlu
diingat dan perlu dilakukan sehingga menjadi kebiasaan ialah Mencuci tangan
dengan sabun setelah terjadi kontak dengan tinja.
C. Pengamanan Air Minum dan makanan
Kebersihan dan penanganan air minum di tingkat rumah tangga juga
merupakan satu hal yang penting dalam menurunkan angka penyakit yang
berbasis air dan lingkungan. Masyakat perlu difasilitasi dalam menjamin
kebersihan dan keamanan air yang mereka konsumsi untuk berbagai kebutuhan.
Kegiatan-kegiatan mulai dari mengambil air dari titik-titik air bersih,
penyimpanannya sampai pada proses pengolahannya, harus menjamin air yang
di konsumsi bebas dari bakteri penyebab penyakit. Makanan yang dikonsumsi
masyarakat juga harus mendapatkan perhatian, baik makanan yang disediakan
di rumah tangga, di warung makan dan restoran, juga makanan yang disajikan
di kantin-kantin sekolah.
D. Pengolahan sampah dengan benar
Sampah merupakan merupakan produk sampingan kegiatan di rumah
tangga. Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa sampah merupakan benda
atau barang yang tidak berguna dan harus dibuang. Perkembangan dewasa ini
ternyata bergeser, dimana sampah dapat juga dimanfaatkan kembali, melalui
pendekatan yang disebut 3R (reduse, reuse dan recycle). Sampah organik
seperti daun, bekas makanan, dll dapat dimanfaatkan kembali untuk bahan
pupuk. Sampah an-organik dapat dipilah-pilah, dan kemudian dimanfaatkan
sesuai dengan jenis dan kebutuhan.
E. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman
53

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Dengan banyaknya air yang tersedia di masyarakat, akibat suksesnya


program penyediaan air bersih dan air minum bagi masyarakat akan
menyebabkan jumlah limbah cair yang harus dibuang juga meningkat. Limbah
cair yang dibuang tidak dengan benar akan menyebabkan turunnya keindahan
dan kebersihan lingkungan, dan juga sebagai tempat perindukan faktor penyakit
menular.

Gambar 3.1
Grafik CTPS di Lima Waktu Penting

CTPS DI LIMA WAKTU PENTING DI KABUPATEN


BARITO UTARA TAHUN 2014
16,9

Tidak
83,1

Ya

Berdasarkan Hasil EHRA dapat diketahui bahwa Kesadaran masyarakat


Kabupaten Barito Utara untuk melakukan CTPS di Lima waktu Penting masih rendah
yakni 16,9 % dan yang tidak melakukan CTPS di Lima Waktu Penting sebanyak 83%.

54

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.2
Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS

Perilaku BABS
0% 0%
44%
Ya, BABS

56%

Tidak BABS

Dari Hasil Study EHRA diketahui bahwa Terdapat 44% masyarakat di Kabupaten
Barito Utara masih melakukan BABS dan hanya 56% tidak melakukannya.
Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum
(Pencemaran pada Wadah Penyimpanan dan Penanganan Air)

Pencemaran Pada Wadah Penyimpanan dan


Penanganan
Ya, tercemar

Tidak tercemar
0%
16%

84%

Dari Grafik Diatas Berdasarkan Studi EHRA diketahui di Kabupaten Barito Utara
84 % Sumber Air mereka Terlindungi/ sudah aman dalam pengelolaan air minum dan
hanya 16 % sumber air tercemar.

55

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.4
Grafik Pengelolaan Sampah Setempat

Pengelolaan Sampah Setempat


Tidak diolah

diolah

2%

98%

Berdasarkan Studi EHRA Pengelolaan Sampah setempat di kabupaten Barito


Utara diketahui bahwa 98% sampah yang dihasilkan dikelola, dan 2% tanpa
pengelolaan oleh masyarakat.

Gambar 3.5
Grafik Pencemaran karena SPAL

Pencemaran kerena SPAL


Ya

Tidak
37%

63%

Berdasarkan Hasil Studi EHRA Tingkat Pencemaran Karena SPAL di Kabupaten


Barito Utara bahwa 63% tidak tercemar dan 37% Tercemar karena belum mengelola
air limbah dari dapur kamar mandi dan tempat cucian dengan benar.

56

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Permasalahan mendesak dan isu strategis


No
1.

Permasalahan Mendesak
Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat dalam pembangunan sarana dan
prasarana sanitasi

Isu Strategis
Pentingnya peningkatan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat dalam pembangunan
sarana dan prasarana sanitasi agar hidup lebih
sehat dan berkualitas.

2.

Masih rendahnya kepemilikan sarana dan


prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan kepemilikan sarana


dan prasarana sanitasi agar hidup lebih sehat
dan berkualitas.

3.

Masih rendahnya pemeliharaan sarana dan


prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan pemeliharaan dalam


pemeliharaan sarana dan prasarana sanitasi
agar hidup lebih sehat dan berkualitas.

4.

Belum optimalnya peran kelembagaan sanitasi


(KSM) dalam pembangunan dan pengelolaan
sarana dan prasarana sanitasi

Pentingnya peningkatan peran kelembagaan


sanitasi (KSM) dalam pembangunan dan
pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi.

3.2.2. Tatanan Sekolah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah

penyakit,

meningkatkan

kesehatannya,

serta

berperan aktif

dalam

mewujudkan lingkungan sehat. Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai
PHBS di sekolah yaitu :
a.

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun;

b.

Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah;

c.

Menggunakan jamban yang bersih dan sehat;

d.

Olahraga yang teratur dan terukur;

e.

Memberantas jentik nyamuk;

f.

Tidak merokok di sekolah;

g.

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan;

h.

Membuang sampah pada tempatnya;

57

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Pengelolaan sampah di beberapa sekolah di Kabupaten Barito Utara secara aktif


telah melakukan pemilahan sampah dan pengomposan. Kegiatan pemilahan dan
pengomposan dilakukan oleh murid dengan bimbingan guru di sekolah. Kondisi sarana
sanitasi di sekolah di Kabupaten Barito Utara sudah cukup baik karena air selalu
tersedia di toilet. Sumber air berasal dari PDAM bagi sekolah yang telah memiliki akses
perpipaan PDAM, sedangkan yang belum memiliki akses PDAM sumber air berasal dari
Sumur Gali (SGL). Air dari toilet semuanya diolah di septik tank. Air kotor yang berasal
dari talang, dari kamar mandi dan dari air hujan hampir sebagian besar sudah dialirkan
ke SPAL.
Pada sebagian besar sekolah di Kabupaten Barito Utara telah diberikan
pengetahuan tentang higiene dan sanitasi pada saat pertemuan/ penyuluhan tertentu.
Akan tetapi ada juga sekolah yang tidak pernah diberikan pengetahuan tentang higiene
dan sanitasi. Pendanaan untuk penyuluhan PHBS masih berasal dari sekolah, semua
sekolah menyatakan tidak memiliki dana khusus untuk air bersih/ sanitasi/ pendidikan
higiene. Perihal cara pengelolaan sampah yaitu dengan cara dikumpulkan, dipisahkan
dan dibuat kompos.
Pada Tabel 3.1 Kondisi sarana sanitasi di sekolah(SD/MI) (sumber air, toilet,
SPAL dan tempat cuci tangan) terlihat bahwa jumlah WC siswa dan guru tidak
seimbang dari kebutuhan riil di sekolah. Kebutuhan WC untuk siswa berbanding 1 WC
untuk 20 siswa. Rekapitulasi jumlah sarana air bersih sanitasi tingkat sekolah dasar/MI
di kabupaten Barito utara dari 30 sekolah dasar baik negeri, swasta dan MI pada
wilayah kajian masih belum memenuhi standar meskipun sumber air bersih yang
digunakan berasal dari PDAM karena fasilitas cuci tangan, fasilitas pengolahan sampah
dan saluran drainase sangat tidak memadai.
Pada Tabel 3.2 Kondisi sarana sanitasi sekolah (tingkat sekolah/setara: SD/MI)
(pengelolaan sampah dan hygiene dan sanitasi) terlihat bahwa pengelolaan sampah
masih dikumpulkan, belum dilakukan.

58

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

Tabel 3.1
Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/ MI

No

Status Sekolah Dasar

Jumlah
Sekolah

Jumlah Siswa

Jumlah
Guru

Sumber Air Bersih *)

Toilet Guru**)

Fas. Cuci
tangan

Toilet Siswa***)

Fas
Pengolaha
n sampah

Saluran
Drainase

PDAM

SPT/PL

SGL

L/P

L&P

L/P

L&P

Sekolah Dasar Negeri

28

2.475

2.545

130

318

19

16

10

15

11

21

20

15

13

Sekolah Dasar Swasta

68

89

14

MI

298

590

24

30

2.841

3.224

140

356

21

17

11

16

12

22

21

16

14

Total

Sumber : Tabel Pelaporan Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara, Juni 2014

59

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.2
Kodisi sarana sanitasi sekolah (SD/ MI)

No

Kondisi Sarana Sanitasi

% Sangat Baik

% Baik

% Kurang
Baik

Toilet Guru

10

86,7

3,3

Toilet Siswa

10

86,7

3,3

Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun


(CTPS)

26,7

23,3

50,0

Sarana Air Bersih

70,0

6,7

23,3

Pengelolaan Sampah

20

53,3

23,3

Saluran Drainase

30

43,3

20

Ketersediaan dana untuk kegiatan


Higiene dan sanitasi

20,,0

6,7

73,3

Pendidikan Higiene dan Sanitasi

13,3

56,7

30,0

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

Dari kondisi sarana sanitasi sekolah Dasar/MI pada 30 Sekolah dasar diatas
dapat kita lihat masuk katergori baik dan kurang baik. bahwa sudah 70 % memiliki
sarana air bersih yang sangat baik. Sedangkan kondisi sarana sanitasi sekolah (SD/MI)
yang masuk kategorikurang baik ialah fasilitas cuci tangan pakai sabun (CPTS) dengan
persentase sebesar 50%.
Tabel 3.3
PHBS terkait Sanitasi Sekolah Dasar/MI
Perilaku Higiene dan Sanitasi

Baik

Kurang baik

Cuci tangan pakai sabun

12

40

18

60

Penggunaan toilet/jamban

25

83

17

Prilaku PHBS

29

97

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

60

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik


Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kabupaten Barito Utara
ditangani melalui sistem setempat (on site) ataupun melalui sistem terpusat (off
site). Secara umum air limbah domestik diolah secara on site dengan
menggunakan tangki septik. Pada permukiman yang berada di tepian sungai, air
limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke badan air / sungai. Jamban yang
dimiliki warga juga ada yang telah menggunakan tangki septik yang sehat tetapi
masih ada juga yang menggunakan cubluk. Kabupaten Barito Utara belum
memiliki pengolahan air limbah domestik terpusat. Permasalahan yang dihadapi
Kabupaten Barito Utara selama ini adalah belum memiliki Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja (IPLT) untuk mengolah lumpur tinja dari tangki septik. Sehingga saat
ini warga harus membuat tangki septik baru saat tangki septik telah penuh.
Sehingga untuk masa yang akan datang perencanaan dan pembangunan IPLT
harus menjadi prioritas.
3.3.1. Kelembagaan
Keberhasilan jasa sanitasi sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah,
baik di tingkat pusat maupun daerah. Aspek hukum dan peraturan diidentifikasi
sebagai salah satu dari sejumlah aspek yang perlu didorong untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung.

Dalam rangka mencapai penatalaksanaan air

limbah domestik perkotaan dan perdesaan yang lebih baik diperlukan perhatian
terhadap tiap-tiap bagian proses penatalaksanaannya: (1) perencanaan dan
pengembangan program, (2) perancangan, (3) pembangunan, (4) operasional dan
pemeliharaan, dan (5) pemantauan.
Kerangka perundangan dan peraturan yang jelas harus dirancang untuk
mendorong bagaimana proses penatalaksanaan ini dapat diatur dengan baik.
Sebuah penelitian menyeluruh

diperlukan untuk mengevaluasi seluruh kondisi

yang ada seperti bagaimana peraturan mengatur penatalaksanaan air limbah


domestik

secara

keseluruhan,

identifikasi

aspek-aspek

peraturan

untuk

mencipatkan peran lebih banyak dari pemerintah daerah dan pusat.

61

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Sejauh ini, tidak ada perundangan khusus yang mengatur penatalaksanaan


limbah domestik di Kabupaten Barito Utara karena sebagian besar peraturan
ditetapkan untuk perlindungan lingkungan dan kesehatan lingkungan, bukan
penatalaksanaan air limbah. Dalam mencapai perlindungan lingkungan dan
kesehatan lingkungan, penatalaksanaan air limbah domestik menjadi bagian yang
penting.
Belum adanya peraturan tentang penatalaksanaan air limbah domestik
mengakibatkan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Barito Utara
menjadi terkesampingkan. Padahal resiko pencemaran air akibat air limbah
domestik cukup besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Oleh karena
itu program penyehatan lingkungan yang melekat pada Dinas Kesehatan saat ini
harus mengintegrasikan pengelolaan air limbah domestik. Terkait pengelolaan,
Bidang Cipta Karya pada Dinas PU dipercaya sebagai pemangku kebijakan dalam
pelaksanaannya.

Struktur Organisasi Dinas PU Kabupaten Barito Utara


Kabid. Cipta Karya

Kabid. Cipta Karya

Kasi Tata bangunan dan


Tata Lingkungan

Staff

Kasi Perumahan dan


Pemukiman

Staff

62

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.4
Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat dalam Pengelolan Air Limbah Domestik
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyarakat

Bappeda/ PU

Bappeda/ PU

Bappeda/PU/BLH

PU/Dinkes

PU/Dinkes

PU

PU

BLH

BLH/PDAM

BLH

BLH/PU

BLH/PU

BLH/PU

PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah
domestik skala kab/kota.
Menyusun rencana program air limbah
domestik dalam rangka pencapaian target.
Menyusun rencana anggaran program air
limbah domestik dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air
limbah domestic
Membangun sarana pengumpulan dan
pengolahan awal (Tangki Septik)
Menyediakan sarana pengangkutan dari
tangki septik ke IPLT (truk tinja)
Membangun
jaringan
atau
saluran
pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa
kolektor)
Membangun sarana IPLT dan atau IPAL

PU
PU

PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur
tinja
Mengelola IPLT dan atau IPAL
Melakukan penarikan retribusi penyedotan
lumpur tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air
limbah domestik, dan atau penyedotan air
limbah domestic
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas
teknis bangunan (tangki septik, dan saluran
drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
Mengatur prosedur penyediaan layanan air
limbah domestik (pengangkutan, personil,
peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah
domestik

63

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran


pengelolaan air limbah domestik
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan air limbah
domestik skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan
air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan air limbah domestik, dan
atau menampung serta mengelola keluhan
atas layanan air limbah domestik
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
baku mutu air limbah domestic

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyarakat

BLH/PU

BLH

BLH

BLH

BLH

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

Tabel. 3.5
Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik KabupatenBarito Utara
Ketersediaan
Peraturan

Ada
(Sebutkan)

Pelaksanaan

Tidak
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Ket

AIR LIMBAH DOMESTIK


Target capaian pelayanan
pengelolaan air limbah
domestik di Kab/Kota ini

Rencana
Induk
Drainase

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah
Kab/Kota
dalam penyediaan layanan
pengelolaan air limbah
domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah
Kab/Kota
dalam
memberdayakan
masyarakat dan badan
usaha dalam pengelolaan
air limbah domestik
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat
dan atau
pengembang
untuk
menyediakan
sarana

Tersedia
Program
Limbah

Perda No
12/2005

Perda No
12/ 2005

64

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
Ketersediaan
Peraturan

Ada
(Sebutkan)

pengelolaan air limbah


domestik di hunian rumah
Kewajiban dan sanksi bagi
industri
rumah
tangga
untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha
Kewajiban dan sanksi bagi
kantor untuk menyediakan
sarana pengelolaan air
limbah domestik di tempat
usaha
Kewajiban penyedotan air
limbah
domestik untuk
masyarakat, industri rumah
tangga, dan kantor pemilik
tangki septik
Retribusi penyedotan air
limbah domestik
Tatacara perizinan untuk
kegiatan pembuangan air
limbah
domestic
bagi
kegiatan
permukiman,
usaha rumah tangga, dan
perkantoran
Peluang
keterlibatan
swasta dalam pengelolaan
air limbah domestik

2014

Pelaksanaan

Tidak
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Ket

Perda No
12 2005

Tata
cara
Perizinan
pembuanga
n air limbah

Sedot
lumpur Tinja

Milik
pribadi/
Swasta

Kewajiban dan sanksi bagi


swasta dalam pengelolaan
air limbah domestik
Layanan
Pemerintah
Kab/Kota bagi masyarakat
yang tidak mampu dalam
pengelolaan air limbah
domestik

Pembuatan
drainase air
limbah

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

3.3.2. Sistem dan Cakupan Pelayanan


Cakupan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Barito Utara
berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dapat digambarkan sebagai
berikut :

65

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Barito Utara masih banyak


menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu
secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak
warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang
limbahnya ke saluran atau sungai.
Terdapat

dua

macam

sistem

dalam

pengelolaan

air

limbah

domestik/permukiman yaitu:
a.

Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site yaitu
fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk.

b.

Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem
sewerage.
Sebagian besar masyarakat Kabupaten Barito Utara masih menggunakan

sistem pengelolaan air limbah on site berupa jamban keluarga. Selebihnya


penduduk yang tinggal di tepi sungai memiliki jamban terapung yang langsung
terbuang ke sungai. Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang dilakukan
masyarakat Kabupaten Barito Utara sebagai berikut :
a. Membuang air limbah rumah tangga ke got/parit/ saluran drainase dekat
rumahnya dengan atau tanpa melalui pipa
b. Membuang ke sungai dengan atau tanpa melalui pipa
c. Menampung /meresapkan air limbah rumah tangga ke dalam lubang/
kubangan terbuka yang dibuat dekat kamar mandi
d. Memakai air limbah rumah tangga untuk menyiram jalan.
Ada beberapa alasan yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan
air limbah seperti disebutkan di atas adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya pelayanan pengelolaan air limbah rumah tangga seperti halnya
sampah;
b. Cara itu lebih mudah;
c. Tidak membutuhkan biaya;
d. Tidak ada larangan membuang air limbah ke got;

66

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.6
Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Tempat Penyaluran Akhir Tinja


Tangki septik

Pipa sewer

Sungai/danau/pantai

Tidak tahu

0% 0% 10%

Cubluk/lobang tanah

0%

90%

Dari Hasil Studi EHRA diketahui bahwa tempat penyaluran akhir Tinja 90%
Masyarakat menjawab ke Cubluk/ Lubang Tanah, hanya 10.% yang menjawab
pembuangan akhir tinja ke Tangki Septik.

Gambar 3.7
Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman


Suspek aman

Tidak aman

27%
73%

Dari Grafik Hasil Studi EHRA Diatas dapat diketahui 73 % masyarakat Kabupaten
Barito Utara memiliki Tangki Septik Suspek Aman dan 27 % masyarakat tidak memiliki
tangki suspek aman.

67

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

Peta3.2.
PetacakupanLayananPengelolaanAir LimbahDomestikTermasukIPAL terpusat

68

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.8
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Barito Utara
(A)
Produk Input

Human

User Interface

(B)

(D)
(C)

Pengumpulan
dan
Penampungan
Pengolahan awal

Pengangkutan/
Pengaliran

Jamban Heli Kopter

(Semi)
pengolahan
Akhir
Terpusat

(E)
Daur Ulang/
Pembuangan
Akhir

Sungai

tanki septik

Truck Tinja

Kloset duduk dan


Kloset jongkok
Lahan Kosong/Rawa

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

69

B u k u P uti h S a nit asi


K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

T a b el 3. 6
C a k u p a n L a y a n a n A ir li m b a h D o m e s ti k Y a n g A d a di K a b u p a t e n B a r it o U t a r a

S ar a n a Ti d a k
BABS*

Sara na Layak

Layak
O n site Syste m

O ffsit e S y st e m

I n di vi d u al
No

B e r b a sis K o m u n a l

Ka w asan/

N a m a Keca m atan

ter p us at
(K K)

C u bl uk t a n gki

Ja m b a n

MCK

MCK++

T a n g ki s e ptic

IPAL

Sa mbungan

s e p t i k ti d a k a m a n

k eluar g a d g n

U m u m /Ja m ba n

(K K)

Ko m u n al

Ko m u n al

Rumah

(K K)

ta n g ki s e p tic

B ersa m a (K K)

(K K)

(K K)

(K K)

ti d a k a m a n ( K K )
1

M o nt allat (3.4 2 8 K K)

3428

1,37 1

686

686

---

---

---

---

G u n u n g Ti m a n g ( 3 7 5 9 K K)

3759

1,50 4

752

752

---

---

---

---

G u n u n g P ur ei (841 K K)

841

336

168

168

---

---

---

---

T e w e h Ti m u r ( 2 0 4 7 K K)

2047

819

409

409

---

---

---

---

T e w e h T e n g a h (16 46 7 K K)

16467

6,58 7

3,29 3

3,29 3

---

---

---

---

La h ei (41 0 9 K K)

4109

1,64 4

822

822

---

---

---

---

T e w e h Bar u (601 6 K K)

6016

2,40 6

1,20 3

1,20 3

---

---

---

---

T e w e h S el a t a n ( 4 7 3 2 K K)

4732

1,89 3

946

946

---

---

---

---

La h ei bar at (33 0 2 K K)

3302

1,32 1

660

660

---

---

---

---

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

70

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.7
Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik

No

Jenis

Satuan

Jumlah
Kapasitas

Kondisi
Berfungsi

Sistem On site
Berbasis Komunal
-IPAL Komunal
-MCK++
-Tangki septic Kumunal
Truk Tinja

Tidak
Berfungsi

Keterangan

---1 Unit

Milik
Pribadi/
swasta

IPLT: Kapasitas
M3/hari
Sistem Offsite
4
IPAL Kawasan/Terpusat
-Kapasitas
M3/hari
-Sistem
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

3.3.3 Peran Serta Masyarakat


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di masyarakat Kabupaten Barito Utara
bahwa pemahaman masyarakat tentang air limbah domestik hanya terbatas pada
dampak yang dapat dilihat dan dirasakan secara visual dan seketika, seperti
menimbulkan bau, membuat lingkungan kotor dan sebagai tempat berkembangnya
nyamuk. Sementara dampak air limbah domestik terhadap pencemaran air tanah dan
air permukaan hanya sebagian kecil yang mengetahui.
Hal ini memberikan gambaran bahwa pemahaman masyarakat tentang air
limbah domestik terkait dengan dampaknya terhadap pencemaran air masih rendah.
Tetapi di sisi lain masyarakat kelihatan cukup kritis melihat perhatian pemerintah
terhadap keberadaan air limbah domestik di Kabupaten Barito Utara. Sebagian besar
masyarakat merasa prihatin terhadap kurangnya upaya pemerintah dalam mengelola
air limbah domestik. Hal ini merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan entry point
bagi pemerintah untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama melakukan
pengelolaan air limbah yang berbasis masyarakat.

71

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pengelolaan


air limbah domestik maka masyarakat membutuhkan pemahaman yang utuh tentang
dampak air limbah domestik terhadap sumber daya air baik air permukaan maupun air
tanah. Dengan pemahaman yang baik pada masyarakat tentang air limbah diharapkan
akan melahirkan inisiatif yang konstruktif dalam upaya pengelolaan air limbah domestik.
Dengan demikian masyarakat tidak lagi memandang air limbah domestik hanya sebatas
jijik dan prihatin apalagi menganggap biasa saja tetapi menjadi sebuah ancaman bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tabel 3.8
Daftar Program/Kegiatan layanan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat

No

Nama
Program/
Kegiatan

Penerima
manfaat
Pelaksana/
PJ

Lokasi

Tahun
Program

Jumlah
sarana

Kondisi sarana
saat Ini
Berfungsi

On site
Individual
STBM

BPMD
(PNPM-MPd)

Desa Benangin I
2007
DesaMajangkan
2008
Desa Kandui
2008
Desa TapenRaya
2008
Desa Sampirang II
2008
Desa Sei Liju
2008
Desa Jingah
2008
Desa Trinsing
2008
Desa Sei Rahayu II
2008
Desa Payang
2009
Desa Liju
2010
Total
11
Sumber Data: Data sekunder POKJA Sanitasi Kab.Barito Utara 2014

30
7
7
7
100
50
7
7
7
40
30

20
3
3
3
50
40
3
3
3
20
10

5
1
1
1
15
9
1
1
1
6
4

Tidak
Berfungsi

5 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
15unit
9 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

Tabel 3.9
Sistem Pengelolaan air limbah domestik yang ada di Barito Utara
No

Jenis Sarana

MCK

Tahun
Sarana
dibangun
2007
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2010

Lokasi

Desa Benangin I
Desa Majangkan
Desa Kandui
Desa Tapen Raya
Desa Sampirang II
Desa Sei Liju
Desa Jingah
Desa Trinsing
Desa Sei Rahayu II
Desa Payang
Desa Liju

Pengelola
Lembaga
Kondisi
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif

Biaya Operasi
dan
Pemasaran
------------

Pengosongan
Tangki
Waktu
Layanan
-----------------------

72

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

2
3
4

MCK++
----IPAL Komunal
----Sepik tank
----Komunal
Sumber Data: Data sekunder POKJA Sanitasi Kab.Barito Utara 2014

3.3.4 Komunikasi dan Media


Kegiatan komunikasi dan media merupakan kegiatan penting diantara kegiatan
non teknis dalam bidang sanitasi khususnya peningkatan akses kepemilikan sarana dan
prasarana air limbah domestik dan akses layanan air limbah untuk skala kesehatan.
Dengan memetakan media dalam peningkatan pengelolaan sanitasi diharapkan adanya
kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Barito Utara untuk meningkatkan peran media
dalam pembangunan bidang sanitasi.
Media komunikasi di Kabupaten Barito Utara berupa media elektronik, yaitu
stasiun Televisi Lokal (Batara TV), TVRI Kalteng,dan media cetak lokal seperti Palangka
Post, Kalteng Post dan Radar Barito. Pada umumnya setiap SKPD tidak memiliki dana
khusus dalam penyampaian informasi tentang kegiatan/ pengelolaan air limbah di
Kabupaten Barito Utara, akan tetapi setiap SKPD yang terkait dengan sanitasi umumnya
dan

pengelolaan

air

limbah

khususnya

secara

rutin

menyampaikan

program/kegiatannya kepada khalayak masyarakat melalui sosialisasi kepada LKM,


aparat desa/ kelurahan/ kecamatan dan juga pelatihan bagi kader posyandu/ bidan
desa.
Gambar 3.9
Penyuluhan yang pernah diikuti Kabupaten Barito Utara
0% Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti
23%

47%

2 Air limbah dan


jamban keluarga

16%

7%

1 Masalah sampah dan


kebersihan lingkungan

7%

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Dari hasil FGD 60 responden, sebanyak 7 % menyatakan pernah mendapatkan


dan mengikuti pennyuluhan atau sosialisasi tentang Air limbah dan jamban keluarga
73

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

sedangkan 93% responden menyatakan tidak pernah mendapatkan dan mengikuti


penyuluhan atau sosialisasi tentang Air limbah dan jamban keluarga lingkungan di
Kabupaten Barito Utara.
3.3.5. Peran Swasta
Dalam pembangunan sanitasi khususnya air limbah domestik di Kabupaten Barito
Utara terdapat peran pihak swasta/pribadi dalam penyediaan layanan penyedotan atau
pengurasan lumpur tinja.

Tabel.3.10
Penyedian Layanan air Limbah Domestik Yang ada di Kabupaten Barito Utara

No

Nama Provider/
Mitra Potensial
Eman

Tahun Mulai
Oprasional
2009

Jenis Kegiatan/
Kontribusi
Terhadap Sanitasi

Volume
Potensi Kerjasama
(liter)

Penyedian
jasa 1.200
penyedotan lumpur
tinja.

Pelayanan
pemeliharaan
perangkat
pengurasan
septik

dan

tangki

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3.3.6. Pendanaan dan Pembiayaan


Sementara ini tidak ada penganggaran investasi peruntukan pengelolaan air
limbah di Kabupaten Barito Utara, karena masyarakat mengelola secara mandiri air
limbahnya. Air limbah skala besar hanya dihasilkan oleh perusahaan (PBS dan Hotel)
yang limbahnya dikelola oleh masing-masing perusahaan.

74

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.11
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik
Belanja (Rp) Jutaan
No

Komponen
2010

2011

2012

2013

2014

Ratarata
(Rp)
Jutaan

Pertumbuhan
(%)

--

--

Air Limbah
(1a+1b)

1.a

Pendanaan
Investasi air
limbah

--

--

--

--

--

1.b

Pendanaan
OM yang
dialokasikan
dalam APBD

1.c

Perkiraan
biaya OM
berdasarkan
infrastruktur
terbangun

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014


Tabel 3.12
Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah

No

SKPD

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


2010

2011

2012

2013

2014

Pertumbuhan
(%)

Retribusi Air Limbah

1.a

Realisasi retribusi

1.b

Potensi retribusi

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Sampai saat ini belum ada perda tentang retribusi layanan air limbah domestik
dan belum adanya layanan air limbah domestik di Kabupaten Barito Utara.

3.3.7. Permasalahan Mendesak


Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat bahwa
sarana sanitasi air limbah belum menjadi kebutuhan yang mendesak. Sebagian
masyarakat Kabupaten Barito Utara lebih mudah membuang limbahnya ke saluran/

75

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

sungai, halaman atau karena keterbatasan ekonominya belum mampu menyediakan


sarana sanitasi sendiri.
Permasalahan air limbah rumah tangga di Kabupaten Barito Utara secara rinci
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan penanganan air limbah yang betul seperti
pembuangan air limbah digabung dengan saluran drainase, hal ini menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan yang berimplikasi pada kesehatan masyarakat.
2. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga,
dibeberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak tertata
atau dikelola dengan benar.
3. Kurangnya ketersediaan air bersih untuk Jamban dan MCK cenderung mendorong
masyarakat berperilaku kurang sehat.
4. Masyarakat dari kalangan kurang mampu sering beralasan tidak memiliki biaya
untuk membuat jamban.
5. Belum adanya peran sektor swasta dalam mengolah air limbah di Kabupaten Barito
Utara.
Tabel 3.13
Permasalahan Mendesak Komponen air limbah domestik Kab. Barito Utara
No

Permasalahan Mendesak

Belum adanya master plan air limbah dan perencanaan serta studi lain bidang air
limbah domestik

Kurangnya kepemilikan jamban dan septik tank/cubluk yang memenuhi syarat

Masih banyak masyarakat yang BABS

Kurangnya pendanaan pembangunan air limbah domestik

Kurangnya jumlah dan kualitas SDM bidang air limbah domestik

Belum tersedianya Peraturan daerah bidang air limbah domestik

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3.4. Pengelolaan Persampahan


Pengelolaan
berkesinambungan

persampahan
yang

merupakan

meliputi

kegiatan

pemilahan,

yang

sistematis

pengumpulan,

dan

pemindahan,
76

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

pengangkutan dan pemrosesan akhir sampah. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum

Nomor

Pengembangan

21/PRT/M/2006
Sistem

tentang

Pengelolaan

Kebijakan

Persampahan

dan

Strategi

(KSNP-SPP)

Nasional

juga

telah

ditetapkan salah satu sasaran yang akan dicapai adalah peningkatan kualitas
pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill untuk Kota Metropolitan dan Kota Besar,
serta controlled landfill untuk Kota Sedang dan Kota Kecil.
Pada Kabupaten Barito Utara sendiri pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Badan
Lingkungan Hidup hanya menyediakan tong sampah pada setiap jalan, tempat
ibadah, tempat umum, perkantoran dan sekolah yana ada di ibu kota kabupaten
sebelum diangkut ke TPA.
Sedangkan bagi pemukiman masyarakat yang berada dibantaran sungai
masih membuang sampah kesungai dan diperlukan pembimbingan, edukasi dan
sosialisasi mengenai pengelolaan sampah karena masih banyak yang membuang
sampah di sungai.
3.4.1.

Kelembagaan
Kabupaten Barito Utara sendiri memilik Perda Pengelolaan Sampah yaitu

Nomor 2 Tahun 2005 tentang persampahan, jika melanggar diancam pidana


kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda pidana paling banyak Rp.
5.000.000,00.

77

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Struktur Organisasi Dinas PU Kabupaten Barito Utara


Kepala Dinas PU

Kabid. Tata Kota

Kasi. Kebersihan

Kasi. Pertamanan dan


Dekorasi Kota

Staff

Staff

Tabel 3.14
Daftar Pemangku Kepentingan Yang Telibat Dalam Pengelolaan Persampahan
Kabupaten Barito Utara
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota,
Menyusun rencana program persampahan dalam rangka
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program persampahan
dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber
sampah
Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari
sumber sampah ke TPS)
Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara
(TPS)
Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Membangun sarana TPA
Menyediakan sarana composting

Pemerintah
Kabupaten

Swasta

Masyarakat

Bappeda/PU
Bappeda/PU
Bappeda/PU

PU

PU

PU

PU
PU
PU

PENGELOLAAN

78

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI
Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS

Pemerintah
Kabupaten
Masyarakat

Mengelola sampah di TPS

Masyarakat

Mengangkut sampah dari TPS ke TPA

Swasta

Masyarakat

PU

Mengelola TPA

Masyarakat

Melakukan pemilahan sampah*

Masyarakat

Melakukan penarikan retribusi sampah

PDAM

Memberikan izin usaha pengelolaan sampah

PU

PENGATURAN DAN PEMBINAAN


Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam
pengangkutan, personil, peralatan, dll)
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam
hal pengelolaan sampah
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan
sampah
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian
target pengelolaan sampah skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas
infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
layanan persampahan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas layanan persampahan

PU
PU
PU

PU
PU
PU

Sumber : Pokja Sanitasi KabupatenBarito Utara Tahun 2014

Tabel 3.15
Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Barito Utara
Peraturan
PERSAMPAHAN

Target capaian pelayanan


pengelolaan persampahan di
Kab/Kota ini

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah Kab/Kota dalam
menyediakan layanan
pengelolaan sampah

Kewajiban dan sanksi bagi


Pemerintah Kab/Kota dalam
memberdayakan masyarakat dan
badan usaha dalam pengelolaan
sampah

Kewajiban dan sanksi bagi


masyarakat untuk mengurangi
sampah, menyediakan tempat
sampah di hunian rumah, dan
membuang ke TPS

Kewajiban dan sanksi bagi kantor


/ unit usaha di kawasan komersial

Ketersediaan
Ada
Tidak
(Sebutkan)
Ada

Efektif
Dilaksanakan

Pelaksanaan
Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

Perda No.2
Tahun 2005

Sanksi bagi
kantor yang

Perda No.2
Tahun 2005

Perda No.2
Tahun 2005

79

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

Peraturan
/ fasilitas social / fasilitas umum
untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah,
dan membuang ke TPS

Pembagian kerja pengumpulan


sampah dari sumber ke TPS, dari
TPS ke TPA, pengelolaan di TPA,
dan pengaturan waktu
pengangkutan sampah dari TPS ke
TPA
Kerjasama pemerintah kab/kota
dengan swasta atau pihak lain
dalam pengelolaan sampah
Retribusi sampah atau kebersihan

Ketersediaan
Ada
Tidak
(Sebutkan)
Ada
tidak
membuang
sampah
pada
tempatnya
Pembagian
Kerja dari
TPS sampai
ke TPA

Efektif
Dilaksanakan

Pelaksanaan
Belum Efektif
Dilaksanakan

2014

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

Berkerja
Sama
dengan
PDAM

Pembayan
restribusi

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Persampahan merupakan Salah satu masalah, sejalan dengan meningkatnya
pertambahan penduduk dan semakin berkembangnya sektor industri, muncul pula
masalah kompleks yang harus di selesaikan, dimana diperlukan suatu usaha
penanganan yang baik dan terpadu. Rencana sistim pengelolaan persampahan di
arahkan pada pencapaian agar setiap kota kecamatan mampu mengelola sampah
perkotaan di bawah satu organisasi pengelolaan yang teratur.
Cakupan Layanan Persampahan di Kabupaten Barito Utara hanya dilakukan di
satu kecamatan yaitu kecamatan Teweh Tengah Kelurahan Lanjas dan kelurahan
Melayu dengan cara atau proses pengambilan sampah mulai dari tempat pewadahan
atau penampungan sampai ke tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah yang
akhirnya ke tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah. TPS Sampah yang berupa
kontainer hanya sebatas pengumpulan sementara dimana lokasi kontainer diletakkan di
ibukota Kabupaten Barito Utara (Muara Teweh) Sampai sekarang jumlah kontainer yang
ada di Kabupaten Barito Utara berjumlah 4 Unit.
Pola pengangkutan sampah di Kota Muara Teweh dan sekitarnya sampai saat ini
menggunakan pola pengangkutan estafet dimana truk sampah berkeliling menjemput/
mengambil sampah dari kontainer/tempat sampah dan tong sampah sementara
dipingiran jalan serta RT yang disediakan oleh Pemda Barito Utara (Dinas PU) langsung
80

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

dipindahkan ke kontainer yang ada di badan truk. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA)
Sampah Kabupaten Barito Utara terletak di Desa Melayu Kecamatan teweh Tengah
jalan trans Puruk Cahu yang berjarak sekitar 13 Km dari Kota Muara Teweh. Luas lahan
TPA sekarang sekitar 4 hektar, dimana sistem pengolahan sampahnya masih dengan
cara Open Dumping. Di kabupaten Barito Utara sendiri belum ada bank sampah.

Gambar 3.10
Grafik Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
Dibiarkan
saja sampai
membusuk
0%

Lain-lain Dikumpulkan
Dibuang ke
1% dan dibuang ke
lahan
kosong/kebun/h
TPS
Tidak tahu
utan dan
9%
0%
dibiarkan
membusuk
8%

Dibuang ke
sungai/kali/laut/
danau
29%

Dibua
ng ke
dalam
lubang Dibuang
tetapi ke dalam
tidak
lubang
ditutu
dan
ditutup
p
denga dengan
tanah
n
tana
0%

Dibakar
49%

Pada Grafik Diatas menurut data Studi EHRA 49% Pengelolaan Sampah di
Kabupaten Barito Utara masih dikelola dengan cara dibakar, 29% dibuang ke sungai, 8
% dibuang kelahan kosong/ kebun, 4 % dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup
dengan tanah dan hanya 9% pengelolaan sampah dikumpulkan/ dibuang ke TPS.

81

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.11
Grafik Pengangkutan Sampah

Seberapa Sering Petugas Mengangkut


Sampah dari Rumah
Sekali dalam seminggu
16%

0%

Tidak pernah

84%

Berdasarkan data EHRA Pengangkutan di Kabupaten Barito Utara oleh petugas


Hanya 16 % yang diangkut sekali dalam seminggu dan 84% tidak pernah diangkut
oleh petugas.

82

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan Kabupaten Barito Utara

83

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.12
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Produk
Input

User Interface

Pengumpulan
Setempat

Penampungan
Sementara
(TPS)

Pengangkutan

(Semi)
Pengolahan
Akhir
Terpusat

Daur Ulang/Pembuangan
Akhir

Sampah
Organik dan
Anorganik

Becak
Motor

Bak Sampah

Truck Sampah
TPA

Sampah dari Rumah

Truck Sampah
Bak Container

Bak sampah Rumah

Sungai

Tong sampah
Dibakar

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

Tabel 3.16
Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Barito Utara

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Kecamatan/
Kelurahan

Jumlah
Penduduk
(Orang)

Timbunan
Sampah
(m3)
Montallat
11.036
Gunung Timang
10.396
Gunung Purei
2.514
Teweh Timur
7.485
Teweh Tengah
0,05
72.936
Lahei
22.132
Teweh Baru
Pemekaran
Teweh Selatan
Pemekaran
Lahei Barat
Pemekaran
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

Volume Terrlayani
3R
(%)
-

(m3)
0,025
-

Institusi
Pengelola
(%)
(m3)
-

TPA
(%)
-

(m3)
0,05
-

Tidak
Terlayani
(%)
(m3)
0
-

Catatan : Sistem pengelolaan persampah yang ada di Kabupaten barito utara hanya Kecamatan Teweh
tengah disebabkan Kecamatan tersebut berada di ibu Kota Kabupaten.

84

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.17
Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan yang ada di Kabupaten Barito Utara

No
(i)

Jenis Prasarana/Sarana

Satuan

Jumlah/
Kapasitas

Ritasi/Hari

(ii)

(iii)

(iv)

(v)

Kondisi
Berfungsi
Tidak
Berfungsi
(vi)

Keterangan

(vii)

(viii)

Pengumpulan
Setempat
-Gerobak
-Becak Motor

0 Unit
3 Unit

2 m3

1 Kali

Berfungsi

Penampungan
Sementara
-Bak Biasa
-Container
-Transfer Depo

1 Unit
4 Unit
0 Unit

2 m3
6 m3

1 Kali
1 Kali

Berfungsi
Berfungsi

Milik Pemda
Milik Pemda

Pengangkutan
-Dump Truck
-Arm Roll Truck
-Compaction Truck

3 Unit
3 Unit
1 Unit

6 m3
6 m3
10 m3

1 Kali
1 Kali
1 kali

Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi

Milik Pemda
Milik Pemda
Milik Pemda

Pengelolaan Akhir
Terpusat (Semi)
-TPS 3R
-SPA

0 Unit
0 Unit

0 Ha
0 Ha
4 Ha

4 jam

Berfungsi

Terguna 1 ha belum
digunakan 3 ha

1 Unit
1 Unit
1 Unit

Milik Pemda
Milik Pemda
Milik Pemda

TPA
-Sanitary Landfiil
-Controlled Landfiil
-Open Dumping

Alat Berat
-Bulldozerl
-Truck Loader
-Excavator

Milik Pemda

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

3.4.3 Peran Serta Masyarakat


Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat tahun 2013 telah menempatkan aspek pemberdayaan masyarakat
sebagai prinsip utama untuk melakukan perbaikan kondisi sanitasi. Dengan demikian,
peran Pemerintah pun bukan lagi sebagai penyedia layanan, tetapi lebih sebagai
fasilitator pembangunan layanan sanitasi yang berbasis dan dikelola masyarakat. Dalam
konteks penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK), pelibatan laki-laki dan perempuan,
85

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

kaya dan miskin, serta aspek kesetaraan jender harus dimulai sejak proses penetapan
Kelompok Kerja Sanitasi, pemetaan kondisi sanitasi, penyusunan Strategi Sanitasi Kota,
penyusunan rencana kegiatan, dan tahap monitoring dan evaluasi. Mekanisme
monitoring dan evaluasi yang partisipatif dan sadar jender menjadi kunci bagi
masyarakat untuk memastikan bahwa aspirasi mereka benar-benar diakomodasi.
Pemberdayaan Masyarakat merupakan sebuah proses dalam memberikan
kesempatan dan memberdayakan masyarakat melalui partisipasi, alih pengetahuan,
keahlian dan keterampilan. Masyarakat yang merupakan komponen dalam suatu
komunitas menempati posisi penting dalam pengelolaan sanitasi. Namun sejauh ini
partisipasi mereka belum mendapat perhatian yang proporsional dari berbagai pihak.
Disadari juga bahwa pembangunan sanitasi seringkali mengabaikan kepentingan
kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Tabel 3.18
Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat

No

Program/
Kegiatan

Pelaksana/
PJ

Lokasi

Tahun
Kegiatan

Penerima
Manfaat
L
P

Kondisi sarana Saat Ini


Jumlah
Sarana

Berfungsi

Tidak
Berfungsi

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Catatan:Pada Kabupaten Barito Utara sendiri program/kegiatan persampahan berbasis masyarakat


Belum ada karena kurangnya perhatian dan dorongan dari berbagai pihak

86

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.19
Pengelolaan Sarana Persampahan Oleh Masyarakat Kabupaten Barito Utara
Pengelola
No

Jenis Kegiatan

Lokasi

Pemilahan Sampah
di Rumah Tangga

Kelurahan Lanjas
dan kelurahan
Melayu

Pengangkutan
Sampah ke TPS
Pengelolaan sampah
a. Pengelolaan
sampah organik

Setiap
RW/Lingkungan

Lembaga
-

Kondisi
-

Kerjasama
dengan
pihak lain
-

Keterangan

Pemilahan
Sampah
hanya dilakukan di
Rumah Tangga
Sebelum ke bak sampah
-

b. Pengelolaan
Sampah non
Organik
c. Pengelolaan
Sampah
Terpadu
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Catatan: Di Kabupaten Barito Utara pengeloaan sarana persampahan oleh masyarakat sampai saat ini
belum ada hanya pemilahan di rumah tangga sebelum ke bak sampah atau TPS.

3.4.4 Komunikasi dan Media


Komunikasi dan media merupakan penilaian kualitatif tentang potensi dan
tantangan kebijakan dan pembangunan sanitasi, khususnya dari tinjauan aspek
komunikasi, di tingkat kabupaten/kota melalui dukungan data primer dan sekunder
yang relevan.
Dengan pemetaan ini diharapkan dapat menggambarkan informasi-informasi berikut:
1. Identifikasi isu dan pesan-pesan kunci pembangunan dan kebijakan terkait sanitasi.
Klasifikasi perangkat dan salurannya (communications tools dan channels) yang
sesuai dengan kelompok sasaran (khalayak).
2. Saluran-saluran komunikasi dan media) untuk kegiatan advokasi, mobilisasi sosial,
dan komunikasi (sosialisasi) program pembangunan dan kebijakan pemerintah.
3. Gambaran potensi sumberdaya, peluang dan alternatif pendanaan komunikasi, dan
promosi pembangunan dan kebijakan sanitasi (baik dari sumber setiap SKPD terkait
maupun potensi di luar pemerintahan).
87

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
4. Jadwal

dan

momentum

(seperti

milestone)

2014
komunikasi

kebijakan

dan

pembangunan.
Gambar 3.13
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah diikuti Kabupaten Barito Utara

0%

Penyuluhan atau sosialisasi yang


pernah diikuti 1 Masalah sampah dan
23%
47%

16%
7%

kebersihan lingkungan
2 Air limbah dan jamban
keluarga
3 saluran air kotor
4 air bersih

7%

6 lainnya

Dari FGD 60 responden, sebanyak 47 % menyatakan pernah mendapatkan dan


mengikuti pennyuluhan atau sosialisasi tentang Masalah persampahan dan kebersihan
lingkungan sedangkan 53% responden menyatakan tidak pernah mendapatkan dan
mengikuti pennyuluhan atau sosialisasi tentang Masalah persampahan dan kebersihan
lingkungan di Kabupaten Barito Utara
3.4.5 Partisipasi Dunia Usaha
Minat dan dukungan dunia usaha untuk berinvestasi di sektor sanitasi masih
rendah. Alasan yang umum dikemukakan adalah pertimbangan ekonomis dan
keuangan, peraturan dan perundangan yang belum mendukung dan sebagainya.
Berikut bentuk partisipasi dunia usaha dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten
Barito Utara.
Tabel 3.20
Penyedia layanan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Barito Utara

No
1
2

Nama Provider/
Mitra Potensial

Tahun Mulai
Oprasional

Jenis Kegiatan/
kontribusi terhadap
Sanitasi

Volume

Potensi
Kerjasama

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014


Catatan: Saat ini belum ada kegiatan penyedia layanan persampahan di Kabupaten Barito Utara.
88

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan


Anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi Kabupaten Barito Utara pada 4
tahun terakhir mengalami fluktuasi. Belanja modal sanitasi per penduduk di Kabupaten
Barito Utara mengalami Penurunan yang signifikan mulai tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014.
Berikut tabel ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi sub sektor
sampah Kabupaten Barito Utara.
Tabel 3.21
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Persampahan
No
1
2
2.a

Subsektor

2010

Belanja (Rp)
2012

2011

Air Limbah
(1a+1b)
Sampah
(2a+2b)
Pendanaan
Investasi
persampahan 1.341.526.200 1.949.089.000 2.201.788.500
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

Ratarata

2013

2014

2.163.862.850

1.857.560.000

Pertumbuhan
(%)

8,9

Tabel 3.22
Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah
No

SKPD

Retribusi
Sampah

1.a

Realisasi
retribusi

1.b

Potensi retribusi

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


2010

2011

2012

2013

2014

Pertumbuhan
(%)

138.900.000

79.144.800

127.070.150

175.908.000

36.152.500

-0,54

154.105.000

155.380.000

236.195.000

231.885.000

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tqhun 2014

3.4.7.

Permasalahan mendesak
Permasalahan yang dihadapi adalah persepsi dari sebagian masyarakat bahwa

sarana Persampahan menjadi kebutuhan yang mendesak. Permasalahan mendesak


dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten Barito Utara dituangkan dalam bentuk tabel
dibawah ini :
89

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.23
Permasalahan pengelolaan persampahan Kabupaten Barito Utara

No
1.
2.
3.
4.

Permasalahan Mendesak
Belum terlaksananya dengan efisien tentang perda persampahan
Kurangnya pendanaan bidang persampahan
Minimnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan skala
individual
Kurangnya jumlah dan kualitas SDM bidang persampahan

5
Masih minimnya TPS skala Kabupaten
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

3.5

Pengelolaan Drainase Perkotaan


Jaringan drainase di Kabupaten Barito Utara sebagian besar terdapat di pusat-

pusat kegiatan dan di sepanjang jaringan jalan utama. Sedangkan di luar pusat kota
sebagian besar menggunakan sistem jaringan drainase alami dimana kondisi fisiknya
masih berupa tanah serta dalam keadaan dangkal (tertutup tanah).
Secara umum, kondisi drainase di Kabupaten masih belum memadai karena
berbagai hal misalnya sistem jaringan yang ada belum terpadu dan terpola dengan
baik, sebagian besar kondisi salurannya terputus, fisik saluran masih berupa tanah, dsb.
Sistem pengaliran umumnya masih mengandalkan sistem gravitasi. Keadaan ini
menyebabkan besarnya potensi erosi terutama di daerah yang mempunyai tingkat
kemiringan lereng sedang sampai dengan tinggi.
Banyaknya daerah cekungan dengan tidak dilengkapi saluran drainase yang
memadai terhadap timbulnya genangan-genangan akibat arus pembuangan air hujan
yang kurang lancar. Dari masterplan drainase yang dimiliki oleh Kabupaten Barito Utara
terlihat semua sistem saluran drainase di Kabupaten Barito Utara bermuara di Sungai
Barito.
3.5.1 Kelembagaan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Utara Nomor 01 Tahun 2012
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Barito Utara. Dinas
Pekerjaan Umum adalah SKPD yang diberi kewenangan dan pengelolaan drainase di
Kabupaten Barito Utara. Wewenang operasional melekat pada bidang Bidang Cipta
90

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Karya Seksi Penyehatan Lingkungan Permukiman. Kabupaten Barito Utara belum


memiliki Peraturan Daerah tentang drainase lingkungan.
Struktur Organisasi Dinas PU Kabupaten Barito Utara
Kabid. Cipta Karya

Kasi Tata bangunan


dan Tata Lingkungan

Kasi Perumahan dan


Pemukiman

Staf

Staf

Tabel 3.24
Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Perkotaan

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten

PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan drainase lingkungan skala Bappeda/PU
kab/kota
Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka Bappeda/PU
pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan Bappeda/PU
dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
PU
Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan
PENGELOLAAN
PU
Membersihkan saluran drainase lingkungan
PU
Memperbaiki saluran drainase lingkungan yang rusak
PU
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan
(saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
PU
Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan
permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di
wilayah yang akan dibangun
PU
Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder)
dengan sistem drainase sekunder dan primer
PU
Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
pengelolaan drainase lingkungan

91

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

FUNGSI
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan
drainase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target
pengelolaan drainase lingkungan skala kab/kota
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas
infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
layanan drainase lingkungan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase lingkungan

2014

PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten
PU
-

PU

PU

PU

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014.

92

B u k u P u t i h Sanitasi
K a b u p ate n B arito Ut ar a

2014

T a b el 3. 2 5
D a ft ar P er at ur a n Dr ai na s e P er k o t a a n K a b u p a t e n B a rit o U t ar a

Ketersediaan
Peraturan
Ada (Sebutkan)

Pelaksanaan
Tidak
Ada

Efektif Dilaksanakan

Belum Efektif
Dilaksanakan

Tidak Efektif
Dilaksanakan

Keterangan

DRAINASE PERKOTAAN

T a r g e t c a p a i a n p el a y a n a n p e n g el ol a a n dr ai n a s e

li n g k u n g a n d i K a b / K o t a i n i

K e w a ji b a n d a n s a n k si b a gi P e m e r i nt a h K a b / K o t a

d a l a m m e n y e d i a k a n d r a i n a s e li n g k u n g a n

K e w a ji b a n d a n s a n k si b a gi P e m e r i nt a h K a b / K o t a

d ala m m e m b er da y a k a n m a sy a r a k at dala m
p e n g e l o l a a n d r a i n a s e li n g k u n g a n

K e w a ji b a n d a n s a n k si b a gi m a s y a r a k a t d a n a ta u

p e n g e m b a n g u nt uk m e n y e di a k a n sar a na dr ain a s e
li n g k u n g a n , d a n m e n g h u b u n g k a n n y a d e n g a n
sist e m dr ai n a s e s e k u n d e r

K e w a ji b a n d a n s a n k si b a gi m a s y a r a k a t u n t u k

m e m e li h a r a s a r a n a d r a i n a s e li n g k u n g a n s e b a g a i
s al ur a n p e m a t u s a n air h uja n

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

93

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan


Selain berfungsi sebagai penyalur air hujan, saluran drainase di kawasan
permukiman di Kabupaten Barito Utara juga berfungsi sebagai penyalur air bekas
mandi, mencuci dan memasak. Air limbah tersebut disalurkan langsung ke saluransaluran drainase di tepi jalan yang umumnya terbuka.
Saluran drainase di Kabupaten Barito Utara baru terpusat pada daerah perkotaan
dan jalan utama saja. Sedangkan di luar kawasan perkotaan masih berupa saluran
alami sehingga mengakibatkan permasalahan genangan air pada daerah yang tidak
memiliki saluran drainase. Secara umum sistem drainase yang ada di Kabupaten Barito
Utara adalah melalui selokan/parit baik yang berasal dari kamar mandi/WC maupun
yang berasal dari dapur/tempat cuci. Kemudian mengalir ke sungai yang ada di
sekitarnya tanpa ada pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan masyarakat yang
bermukim di sepanjang sungai langsung membuang air limbah ke sungai. Semua
sistem saluran drainase di Kabupaten Barito Utara bermuara di Sungai Barito.
Gambar 3.14
Grafik persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin

Apakah Banjir Biasa Terjadi Secara Rutin


Ya

Tidak
45%

55%

Persentase Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin berdasarkan studi EHRA
di Kabupaten Barito Utara hanya 45 %. Masyarakat mengalami banjir secara rutin dan
55 % tidak pernah mengalami banjir rutin.

94

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014
Gambar 3.5
Peta Jaringan Drainase dan wilayah Genangan Kabupaten Barito Utara

95

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.15
Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan drainase Perkotaan
(A)
Produk Input

Grey Water:
Air Cucian dari Dapur
Air Bekas Mandi
Air Cucian Pakaian

User Interface

(B)
Pengumpulan &
Penampungan/
Penengelolaan
Awal

(C)
Pengangkutan/
Pengaliran

(D)
(Semi)
Pengolahan
akhir Terpusat

(E)
Daur Ulang &
Pembuangan Akhir

Air cucian Piring

Air dari Kamar


mandi

Selokan/Got

Sungai

Air cucian Pakaian

Dari Bangunan:
Halaman

Talang Air
Selokan/ got
Sungai

Dari Jalan:
Ruang Publik

Selokan/Got
Sungai

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara tahun 2014

96

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.26
Luas Wilayah Genangan yang ada di Kabupaten Barito Utara

No
1

Nama Kecamatan/
Kelurahan dan Desa

Ketinggian
(M)

Kec. Montallat

Kelurahan Montallat I
Kelurahan Montallat II
Desa Rubei
Desa Kamawen
Desa Ruji
Desa Tumpung Laung
Desa Pepas

Luas
(Ha)

Wilayah Genangan
Lama
Frekuensi
(Jam/Hari) (Kali/Tahun)

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan
10
37
169,8
126,2
105
123
107,8

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1
1
1
1
1

Kec.Gunung Timang

Desa Rarawa
Desa Walur

Penyebab

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan
197,8
117,6

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam

1
1

Kec.Gunung Purei

Kec.Teweh Timur

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan

Desa Sampirang I
Desa Sampirang II
Desa Liju
Desa Benangin I
Desa Benangin II

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1
1
1

Kec.Teweh Tengah

Kelurahan lanjas
Kelurahan Melayu
Desa Lemo I
Desa Sei Rahayu I
Desa Sei rahayu II

164,4
279,4
328,2
86
138,8

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan
17,6
13
76
95
20,4

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1
1
1

Kec.Lahei

Kelurahan Lahei I
Kelurahan Lahei II
Desa Ipu
Desa Mukut
Desa Muara Bakah
Desa Juju Baru
Desa Bangahon

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan
145,8
78,2
229,4
188
538,2
236,8
618,8

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1
1
1
1
1
97

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
Desa Muara Inu
Desa Rahaden
Desa Muara Puri
Desa Hurung Enep

153,4
279,4
319,2
317,2

1
1
1
1
Curah hujan yang tinggi
sewaktu musim
penghujan

36
35,2
230,8
74,8
18
64,6
50,8

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1
1
1
1
1

Kec.Teweh Selatan

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan

Desa Bintang Ninggi I


Desa Bintang Ninggi II
Desa Butong
Desa Buntok Baru

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

Kec.Teweh Baru

Kelurahan Jinggah
Kelurahan Jambu
Desa Liang Naga
Desa Sabuh
Desa Hajak
Desa Malawaken
Desa Gandring

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2014

28,6
29,2
26,2
39,8

Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm
Diatas 30 cm

2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam
2-5 jam

1
1
1

Kec.Lahei Barat

Curah hujan yang tinggi


sewaktu musim
penghujan

Desa Hihan Hilir


Desa Nihan Huu
Desa Luwe Hilir
Desa Luwe Hulu
Desa Jangkang Lama
Desa Jangkang Baru
Desa Papar Pujung
Desa Teluk Malewai
Desa Benoa Hilir
Desa Benoa hulu
Desa Karamuan

14,4 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
131,6 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
90,8 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
20,8 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
21,2 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
165 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
31,6 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
39,4 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
29 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
38,8 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
33,2 Diatas 30 cm
2-5 jam
1
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
Catatan : Hanya ada satu Kecamatan di Kabupaten Barito Utara yaitu Kecamatan Gunung Purei tidak
pernah mengalami banjir di keranakan Desa yang ada berdada dikecamatan tersebut pada
daerah perbukitan
Tabel 3.27
Kondisi sarana dan Prasarana Drainase Yang Ada Di Kabupaten Barito Utara
No
1

Jenis
Sarana/Prasarana
Saluran Primer
-S.Primer A
-S.Primer B
Saluran Sekunder

Satuan

Jumlah
Kapasitas

Kondsi
Berfungsi

Tidak
Berfungsi

Status
Pemerintah

Mandiri

Frekuensi
Pemeliharaan
(kali/Tahun)

98

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

-S.Sekunder A1
-S.Sekunder A2
-S.Sekunder B1
-S.Sekunder B2
Bangunan Lengkap
-Rumah Pompa
-Pintu Air
Drainase Mandiri
(Masyarakat)

32 Km
43 Km
0 unit
0 unit
25,750Km

55%
40%

45 %
60%

50%

50%

2014

1-2 kali/ tahun


1-2 kali/ tahun

1-2 kali/ tahun

Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3.5.3 Peran Serta Masyarakat


Tabel 3.28
Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat Kabupaten Barito Utara

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tahun
Program/
Kegiatan

Penerima
Manfaat

Pelaksana/
PJ

Pembuatan
Saluran Drainase
Perbaikan Saluran
Drainase Pasar
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Pembuatan
Gorong Gorong
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Pembuatan
Gorong Gorong
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Pembuatan
Gorong Gorong
Perbaikan Parit
Tepi Jalan
Pembuatan
Saluran Drainase
Pembuatan
Saluran Drainase
Pembuatan
Gorong Gorong
Pembuatan
Saluran Drainase
Pembuatan
Saluran Drainase
Pembuatan
Saluran Drainase
Total

BPMD PNPM-MP

Tumpung Laung I

2007

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Bintang Ninggi I

2008

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Bukit Sawit

2008

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Tawan Jaya

2008

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Rimbasari

2009

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Tawan Jaya

2009

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Pepas

2010

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Tumpung Laung II

2010

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Mampuak I

2010

12 Unit

12 Unit

BPMD PNPM-MP

Butong

2010

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Bintang Ninggi I

2010

4 Unit

4 Unit

BPMD PNPM-MP

Pandran Permai

2010

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Tumpung Laung I

2011

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Malungai

2011

1 Unit

1 Unit

2011

8 Unit

8 Unit

BPMD PNPM-MP

Lokasi

Mampuak II

Jumlah
Sarana

Kondisi Sarana Saat


Ini
Tidak
Brefungsi
berfungsi
1 Unit

Nama
Program/Kegiatan

BPMD PNPM-MP

Pandran Permai

2013

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Batu Raya

2014

1 Unit

1 Unit

BPMD PNPM-MP

Trahean

2014

1 Unit

1 Unit

84

84

Sumber : Data Sekunder Pokja, Wawancara SKPD dan Kujungan Lapangan Th. 2014
99

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peran serta masyarakat dapat dilihat dalam kegiatan kerja bakti yang dilakukan
oleh masyarakat untuk membersihkan lingkungannya termasuk drainase. Kerja bakti
biasanya dilakukan oleh kaum pria. Masyarakat sebetulnya perlu motor penggerak
untuk dapat secara giat membersihkan lingkungannya. Tidak tersedia data pengelolaan
drainase lingkungan di tingkat kelurahan/kecamatan Kabupaten Barito Utara. Sampai
saat ini juga belum ada program/proyek layanan yang berbasis masyarakat.
Tabel 3.29
Pengelolaan Sarana Drinase Perkotaan Oleh Masyarakat Kabupaten Barito Utara
No

Jenis Sarana

Lokasi

Jaringan Drainase
Perkotaan
Sepanjang 32 Km
Jaringan Drainase
Perkotaan
Sepanjang 43 Km

Kelurahan Melayu

Kelurahan Lanjas

Pengelolaan
Lembaga Kondisi
Kelurahan
Melayu

Iuran

Ket

Tidak
ada

Kelurahan
Lanjas

Tidak
ada

Sumber : Data Sekunder Pokja, Wawancara Dengan SKPD dan Kujungan Lapangan Tahun 2014

3.5.4 Komunikasi dan Media


Sampai saat ini belum ada kegiatan komonikasi terkait bidang drainase
lingkungan Kabupaten Barito Utara walaupun Memiliki Radio swasta dan Televisi Lokal
Batara.
Gambar 3.16
Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah di Ikuti Kabupaten Barito Utara

Penyuluhan atau sosialisasi yang


pernah diikuti
1 Masalah sampah dan
kebersihan lingkungan

0%
23%
47%
16%

2 Air limbah dan


jamban keluarga
3 saluran air kotor

7%
4 air bersih
7%
6 lainnya

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014


100

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Dari FGD 60 responden, sebanyak 7 % menyatakan pernah mendapatkan dan


mengikuti pennyuluhan atau sosialisasi tentang Drainase perkotaan/ saluran air kotor
dan

93%

responden

menyatakan

tidak

pernah

mendapatkan

dan

mengikuti

pennyuluhan atau sosialisasi tentang Drainase perkotaan/ saluran air kotor lingkungan
di Kabupaten Barito Utara.
3.5.5 Peran Swasta
Kegiatan bidang drainase yang bekerjasama dengan swasta belum ada, akan
tetapi banyak potensi kerjasama dengan swasta yang dapat dilaksanakan di Kabupaten
Kabupaten Barito Utara yang dapat diwujudkan dalam bentuk CSR kepada drainase
lingkungan sekitarnya yang terintegrasi dengan sistem drainase di Kabupaten
Kabupaten Barito Utara.
Tabel 3.30.
Penyedia layanan pengelolaan drainase lingkungan yang ada di Kab. Barito Utara
No
1
2

Nama Provider/
Mitra Potensial
-

Tahun Mulai
Operasi
-

Jenis
Kegiatan
-

Volume
-

Potensi Kerja
Sama
-

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Barito Utara belum

melakukan

Memorandum OfUnderstanding (MOU) dan Perjanjian Kerjasama Swasta dalam


pengelolaan drainase.
3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Pendanaan untuk belanja investasi dan operasional pemeliharaan dilakukan oleh
SKPD terkait sanitas. Pendanaan untuk bidang drainase di Kabupaten Barito Utara
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.31
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Komponen drainase Perkotaan di Kabupaten barito Utara
No
1

1.a
1.b

Subsektor

2010

2011

Belanja (Rp)
2012

2013

2014

Ratarata

Pertumbuhan
(%)

Drainase (3a+3b)

Pendanaan
Investasi drainase
lingkungan
Pendanaan OM

1.639.509.350

859.995.763

2.015.660.000

6.294.600.000

10,9

10,9

101

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

1.c

2014

yang dialokasikan
dalam APBD
Perkiraan biaya
OM berdasarkan
infrastruktur
terbangun

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun2014


Tabel 3.32
Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Lingkungan
No

SKPD

2010

Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)


2011
2012
2013

1
Retribusi Drainase
1.a Realisasi retribusi
1.b Potensi retribusi
Jumlah
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun2014

2014

Pertumbuhan
(%)

Realisasi dan potensi retribusi drainase lingkungan sampai saat ini belum
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Barito Utara. Hal ini disebabkan belum adanya
Perda yang mengatur tentang tata cara pemungutan retribusi drainase lingkungan.
3.5.7 Permasalahan mendesak dan Isu strategis
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase makin meningkat khususnya Kabupaten Barito Utara.Pada
umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan.
Akibatnya permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula. Pada
umumnya penanganan sistem drainase di Barito Utara masih bersifat parsial, sehingga
tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.
Pengelolaan drainase

perkotaan

harus

dilaksanakan secara

menyeluruh,

mengacu pada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design
(perencanaan), Land Acquisation (pembebasan lahan), Construction (konstruksi),

Operation (operasi) dan Maintenance (pemeliharaan), serta ditunjang dengan


peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan
pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana
maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan
permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaikbaiknya.

102

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 3.33
Permasalahan Mendesak Pengelolaan drainase Kabupaten Barito Utara
No

Permasalahan Mendesak

1.
2.

Kabupaten Barito Utara masih mengalami banjir secara rutin


Belum terlaksana dengan efisien dokumen perencanaan pengelolaan drainase
misalnya Master Plan Drainase skala kawasan, DED Drainase dan studi lingkungan
sarana dan prasarana drainase

3.

Saluran drainase tidak berfungsi dengan baik

4.
5.

Minimnya partisipasi masyarakat mengikuti penyuluhan tentang drainase


Kurangnya jumlah dan kualitas SDM bidang drainase
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

3.6. Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi


Pada Kabupaten Barito Utara Pengelolaan bidang sanitasi dalam implementasi
program dan kegiatan akan terkait dengan sektor atau bidang lainnya, diantaranya
adalah penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah industri rumah tangga dan
pengelolaan limbah medis. Terintegrasinya sektor lain dalam pengelolaan sanitasi amat
dibutuhkan demi terselengaranya layanan kesanitasian secara terintegrasi. Belum
adanya keberpihakan dan pengelolaan sanitasi

pada level pemerintah daerah yang

terwujud dalam politik anggaran sehingga program pengelolaan sanitasi belum menjadi
arus utama pembangunan.
Banyak faktor utama dan penunjang yang menyebabkan kebijakan dalam
pembangunan sanitasi menjadi kurang terperhatikan pada level pengambil kebijakan,
masyarakat dan dunia usaha. Melalui penyebarluasan informasi dan pendampingan
yang terus menerus kepada pemangku kepentingan pada semua level diharapkan
adanya peningkatan dan keperpihakan dalam pengelolaan sanitasi di Kabupaten Barito
Utara.
3.6.1. Pengelolaan Air Bersih
Sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti untuk rumah tangga,
industri, dan untuk kebutuhan lain berasal dari PDAM, sumur gali dan sungai. Kualitas
air yang ada cukup baik untuk dikonsumsi kecuali di beberapa daerah tertentu airnya
agak Kekuningan diwaktu Musim kemarau dan musim Penghujan sehingga bila akan
diminum perlu dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Fasilitas air bersih dari PDAM
103

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

baru tersedia di kawasan perkotaan, sedangkan di daerah-daerah lain menggunakan


sumur gali dan bahkan dibeberapa daerah tertentu disamping menggunakan sumur gali
juga menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Masyarakat Kabupaten Barito Utara hanya sebagian kecil yang dapat menikmati
pelayanan air bersih melalui PDAM Kabupaten Barito Utara. Jumlah penduduk yang
dilayani PDAM masih sangat kecil yaitu 58,69 % atau 62.384 Jiwa dari sambungan yang
umumnya dari segi kuantitas dan kualitas untuk sementara masih cukup memadai.

104

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

Peta3.5
PetaCakupanLayananAir BersihMuaraTewehKabupatenBaritoUtara

105

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Gambar 3.17.
Grafik Sumber Air Minum dan Memasak
Lainnya
Air dari waduk/danau
Air dari sungai
Air hujan
Mata air tdk terlindungi
Mata air terlindungi
Air sumur gali tdk terlindungi
Air sumur gali terlindungi
Air sumur pompa tangan
Air kran umum -PDAM/PROYEK
Air hidran umum - PDAM
Air Ledeng dari PDAM
Air isi ulang
Air botol kemasan

Masak
Minum

,0

5,0

10,0 15,0 20,0 25,0 30,0

Dari grafik diatas sumber air yang banyak digunakan masyarakat Kabupaten
Barito Utara untuk masak dan minum yaitu air ledeng PDAM air ledeng (PDAM) 17,5%
untuk minum dan 25,5% untuk masak dan air sungai 16,6% untuk minum dan 25,6%
untuk memasak.
Tabel 3.34
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Barito Utara
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Uraian

Satuan

Sistem
Perpipaan
PDAM

Ket

Pengelola
Tingkat Pelayanan
90 %
Kapasitas Produksi
50 Lt/detik
Kapasitas Terpasang
218 Lt/detik
Jumlah Sambungan Rumah (Total)
10.668 Unit
Jumlah Kran Air/HU
10.668 Unit
Kehilangan Air (UFW)
20,90 %
Retribusi/Tarif (rumah tangga)
Rp.2.300/M3
Jumlah pelanggan per kecamatan
Montallat
812 Pelanggan
Gunung Timang
486 Pelanggan
Gunung Purei
0 Pelanggan
Teweh Timur
0 Pelanggan
Teweh Tengah
7.576 Pelanggan
Lahei
665 Pelanggan
Teweh Baru
726 Pelanggan
Teweh Selatan
503 Pelanggan
Lahei Barat
0 Pelanggan
Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Barito UtaraTahun 2014
106

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Dari 9 (sembilan) Kecamatan yang ada di kabupaten Barito Utara, Hanya 6


(enam ) Kecamatan telah dapat menikmati sistem penyediaan air bersih melalui PDAM.
6 Kecamatan yang dilayani air minum PDAM adalah Montallat, Gunung Timang, Teweh
Tengah, Lahei, Teweh Baru dan Teweh selatan.
Keseluruhan pelayanan PDAM di 6 (Enam ) Kecamatan tersebut diatas
memanfaatkan air PDAM, Fasilitas air bersih dari jaringan perpipaan di Kabupaten
Barito Utara baru tersedia di kawasan perkotaan sedangkan bagi masyarakat perdesaan
fasilitas air bersih terdistribusi melalui Hidran umum, Sumur Gali dan Air Sungai.
Pemenuhan kebutuhan air bersih sebagian besar masyarakat Kabupaten Barito Utara
dilayani oleh PDAM Muara Teweh, yang hingga saat ini baru mencakup sekitar 10.668
pelanggan. Sedangkan sisanya masih memanfaatkan air tanah dangkal dengan
kedalaman sumur antara 15-20 m, yang umumnya dari segi kuantitas dan kualitas tidak
memenuhi kebutuhan.
3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Limbah industri rumah tangga ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya
asam anorganik dan senyawa orgaik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka
akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air
dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia.
Industri Rumah Tangga yang ada di Kabupaten Barito Utara seperti industi tahu
tempe, industri sablon, industri pembuatan gifsum tetapi limbah yang dihasilkan tidak
dikelola dan di salurkan langsung

ke drainase, tanah dan langsung ke sub sungai

barito.
Tabel 3.35
Pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten/kota
Jenis Industri
Rumah Tangga
Industri
Tangga
Tempe

Lokasi

Rumah Kecamatan
Tahu Teweh Tengah

Jumlah
industri RT
2

Jenis Pengolahan

Tidak ada/ langsung


disalurkan
kedrainase, ke sub
DAS Barito.
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Kapasitas
(m3/hari)
75

107

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

3.6.3. Pengelolaan Limbah Medis


Limbah medis merupakan hasil buangan dari aktivitas medis. Limbah medis
harus segera diolah atau ditempatkan terpisah berdasarkan klasifikasi limbah medis
dalam wadah yang tertutup, tidak tercampur dengan limbah non medis, serta
pembatasan akses lokasi dan pemilihan tempat yang tepat.
Di Kabupaten Barito Utara sendiri mengunakan mesin generatot yang ukuran bak
kurang lebih 200 cm persgi untuk menghacurkan limbah-limbah medis yang kemudian
limbah-limbah medis tersebut menjadi abu
Fasilitas pengelolaan limbah medis di fasilitas fasilitas kesehatan di Kabupaten
Barito Utara seperti terlihat pada tabeI berikut :
Tabel 3.36
Pengelolaan limbah medis di fasilitas-fasilitas kesehatan

Nama Fasilitas Kesehatan

Lokasi

Jenis Pengolahan
Limbah Medis

Kapasitas
(m3/hari)

RSUD Muara Teweh/


Barito Utara

Muara Teweh

Dihancukan menggunakan mesin


generator dan akhir mejadi abu

1-2

Puskesmas Lanjas

Muara Teweh

Diantar ke RSUD seminggu 1 kali


untuk dihancurkan menggunakan
mesin

Puskesmas Melayu

Muara Teweh

Dibakar Manual

Puskesmas sei Rahayu

Sei Rahayu

Dibakar Manual

Puskesmas Lemo

DS.Lemo I

Dibakar Manual

Puskesmas Butong

Bukit Sawit

Dibakar Manual

Puskesmas Lahei I

DS.Lahei I

Dibakar Manual

Puskesmas Lahei II

DS.Lahei II

Dibakar Manual

Puskesmas Sikui

DS.Sikui

Dibakar Manual

Puskesmas Benao

DS.Benao Hulu

Dibakar Manual

Puskesmas Mampuak

DS.Mampuak I

Dibakar Manual

Puskesmas Benangin

DS.Benangin

Dibakar Manual

Puskesmas Lampeong

DS. Lampeong I

Dibakar Manual

Puskesmas Batu Raya

DS.Batu Raya

Dibakar Manual

Puskesmas Ketapang

DS.Ketapang

Dibakar Manual

Puskesmas Kandui

DS.Kandui

Dibakar Manual

Puskesmas Tumpung Laung

DS. Tumpung Laung

Dibakar Manual

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara 2014

108

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

BAB IV
PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI
DAN YANG DIRENCANAKAN

4.1

Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi


Program pengembangan PHBS dalam sanitasi bertujuan untuk melakukan
perubahan yang menyentuh perilaku langsung dari para pelaku (Stake holder)
dan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal Perubahan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ini Pemerintahan Kabupaten Barito Utara
berupaya mewujudkan masyarakat yang lebih mengenal arti Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat menuju MDGs tahun 2015 telah menganggarkan melalui APBD
Kabupaten Barito Utara. Pemerintah Kabupaten merencanakan program dan
kegiatan PHBS terkait

sanitasi

tahun 2015

dalam bentuk

penyuluhan,

pengembangan media promosi, pengkajian dan sosialisasi kebijakan lingkungan


sehat yang menunjang perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang
tercantum dalam Tabel berikut :
Tabel 4.1:
Rencana Program dan Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2015
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Vol

Indikasi biaya
(Rp)

Nama progam/kegiatan

Sat

Pembinaan PSM di sekolah


melalui UKS/UKGS
Pembinaan PSM sekolah
melalui PHBS
Revitalisasi dan peningkatan
yankes di posyandu
Penyemprotan/fogging
sarang nyamuk
Program
Penyehatan
Lingkungan Pemukiman
Pengembangan
media
promosi dan informasi sadar
hidup sehat
Penyuluhan
kesehatan
masyarakat tentang pola
hidup sehat
Pendataan PHBS

Paket

77.000.000

Paket

55.000.000

Paket

148.720.000

Paket

187.000.000

Paket

192.500.000

Paket

99.000.000

Paket

Paket

Penyuluhan
menciptakan
lingkungan sehat

Paket

Sumber
pendanaan/
pembiayaan

SKPD
penanggung
jawab

Sumber
Dokumen
perencanaan

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinkes

Renstra

Dinkes

Renstra

Dinkes

Renstra

Dinkes

Renstra

Dinkes

Renstra

Dinkes

Renstra

38.500.000

APBD
Kabupaten

Dinkes

Renstra

33.000.000

Dinkes

Renstra

442.028.750

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinkes

Renstra

Sumber : Pokja sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014

109

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Pemerintah Kabupaten Barito Utara telah melaksanakan Kegiatan PHBS


terkait sanitasi tahun 2014 yang menunjang perubahan perilaku hidup bersih
dan sehat dengan penganggaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Adapun kegiatan PHBS terkait sanitasi yang sedang dilaksanakan pada tahun
2014 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2:
Kegiatan PHBS Terkait sanitasi yang sedang berjalan Tahun 2014
No
1
2

Nama program/kegiatan

Sat

Vol

Biaya (Rp)

Sumber dana

Lokasi
kegiatan

Pelaksana
kegiatan

Pembinaan PSM di sekolah


melalui UKS/UKGS

Paket

70.000.000

APBD
Kabupaten

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

Pembinaan PSM
melalui PHBS

Paket

50.000.000

APBD
Kabupaten

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

sekolah

Revitalisasi dan peningkatan


yankes di posyandu

Paket

130.200.000

APBD
Kabupaten

Penyemprotan/fogging
sarang nyamuk

Paket

170.000.000

APBD
Kabupaten

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

175.000.000

APBD
Kabupaten

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

9 (sembilan)
Kecamatan

Renstra

Program
Penyehatan
Lingkungan Pemukiman
Pengembangan
media
promosi
dan
informasi
sadar hidup sehat
Penyuluhan
masyarakat
hidup sehat

kesehatan
tentang pola

Paket

Paket

90.000.000

APBD
Kabupaten

Paket

37.000.000

APBD
Kabupaten

Pendataan PHBS

Penyuluhan
menciptakan
lingkungan sehat

Paket

25.000.000

APBD
Kabupaten

Paket

383.662.500

APBD
Kabupaten

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

110

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
4.2

2014

Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik


Sektor Air Limbah Domestik merupakan kegiatan sanitasi Kabupaten
Barito Utara, yang bertujuan untuk melakukan peningkatan pengelolaan air
limbah domestik yang belum tersentuh langsung dalam menganggarkan kegiatan
ini. Pemerintahan Kabupaten Barito Utara

berupaya mewujudkan masyarakat

yang lebih Hidup Bersih dan Sehat menuju MDGs tahun 2015.
Penganggaran melalui dengan dana APBD Kabupaten Barito Utara
Kedepannya. Rencana Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik
akan dilaksanakan tahun 2015, tercantum dalam Tabel berikut :

Tabel 4.3:
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015

No

Nama progam/kegiatan

Sat

Vol

Indikasi biaya
(Rp)

Sumber
pendanaan/
pembiayaan

SKPD
penanggung
jawab

Sumber
dokumen
perencanaan

Pengelolaan B3 dan Limbah


B3

Keg

100.000.000

APBD
Kabupaten

BLH

Renja

Penertiban
Pertambangan
Tanpa Izin (PETI)

Keg

75.000.000

APBD
Kabupaten

BLH

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Pembangunan Air Limbah


Komunal
berbasis
Masyarakat di Kel. Jambu
Pembangunan Air Limbah
Komunal
berbasis
Masyarakat di Kel. Jingah
Pembangunan Air Limbah
Komunal
berbasis
Masyarakat di Kel. Melayu

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014

Adapun Program dan kegiatan pengelolaan air limbah domestik tahun


2014 ini sedang dilaksanakan, tercantum dalam Tabel 4.4 berikut :

111

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 4.4:
Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik
yang sedang berjalan Tahun 2014

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Keg

75.000.000

Sumber
pendanaan/
pembiayaan
APBD

Penertiban
Pertambangan
Tanpa Izin (PETI)

Keg

75.000.000

APBD

BLH

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Keg

660.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Nama progam/kegiatan

No

3
4
5

Pembangunan
Air
Limbah
Komunal berbasis Masyarakat di
Kel. Jambu
Pembangunan
Air
Limbah
Komunal berbasis Masyarakat di
Kel. Jingah
Pembangunan
Air
Limbah
Komunal berbasis Masyarakat di
Kel. Melayu

Sat

Vol

Indikasi
biaya (Rp)

SKPD
penanggung
jawab
BLH

Sumber
dokumen
perencanaan
Renja

Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014

4.3

Peningkatan Pengelolaan Persampahan


Sektor Persampahan merupakan kegiatan yang sangat mendukung dalam
sanitasi Kabupaten Barito Utara, yang bertujuan untuk melakukan perubahan
yang menyentuh perilaku langsung dari para pelaku (Stake holder) dan
masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal peningkatan
pengelolaan persampahan Pemerintahan Kabupaten Barito Utara berupaya
mewujudkan masyarakat yang lebih mengenal arti Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat menuju MDGs tahun 2015 telah menganggarkan melalui dana APBD
Kabupaten Barito Utara Rencana Program dan kegiatan Persampahan tahun
2015 dalam bentuk Amdal dan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat yang
menunjang perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang tercantum dalam
Tabel berikut :
Tabel 4.5:
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015

No

Nama progam/kegiatan

Sat

Vol

Indikasi
biaya (Rp)

Penetapan daya tampung


beban pencemaran pada
sumber daya air

Paket

450.000.000

Koordinasi Penilaian Kota


Sehat/Adipura

Keg

132.000.000

Sumber
pendanaan/
pembiayaan
APBD
Kabupaten

SKPD
penanggung
jawab
BLH

Sumber
dokumen
perencanaan
Renja

APBD
Kabupaten

BLH

Renja

112

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
3

Pengelolaan Sampah

Keg

25.000.000

Pengajian
Lingkungan

Keg

74.000.000

Peningkatan
PengelolaanLH

Keg

40.000.000

Dampak

2014

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

BLH

Renja

BLH

Renja

APBD
Kabupaten

BLH

Renja

Sumber : Renja BLH Kabupaten Barito Utara Tahun 2014

Adapun kegiatan Pengelolaan Persampahan yang sedang berjalan tahun


2014 dalam bentuk Amdal dan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat yang
menunjang perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang tercantum dalam
Tabel berikut :
Tabel 4.6:
Kegiatan Pengelolaan Persampahan yang sedang berjalan Tahun 2014
No

Sumber
dana

Lokasi
kegiatan

Institusi
pelaksana

Nama program/kegiatan

Sat

Vol

Biaya (Rp)

Penetapan daya tampung


beban pencemaran pada
sumber daya air

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Kabupaten

BLH

Koordinasi Penilaian Kota


Sehat/Adipura

Keg

125.000.000

APBD
Kabupaten

Kabupaten

BLH

Pengelolaan Sampah

Keg

25.000.000

APBD
Kabupaten

Kabupaten

BLH

Pengajian
Lingkungan

Dampak

Keg

74.000.000

APBD
Kabupaten

Kabupaten

BLH

Peningkatan
LH

Pengelolaan

Keg

40.000.000

APBD
Kabupaten

Kabupaten

BLH

Sumber data : Pokja Sanitasi Barito Utara Tahun 2014

4.4

Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan


Sektor Drainase merupakan kegiatan yang sangat mendukung sekali
dalam sanitasi Kabupaten Barito Utara, yang bertujuan untuk melakukan
perubahan yang menyentuh perilaku langsung dari para pelaku (Stake holder)
dan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal peningkatan
pengelolaan Drainase Lingkungan, Pemerintahan Kabupaten Barito Utara
berupaya mewujudkan masyarakat yang lebih mengenal arti Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat menuju MDGs tahun 2015.
113

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Selanjutnya menganggarkan dana APBD Kabupaten Barito Utara Program


dan kegiatan

pengelolaan drainase lingkungan saat ini tahun 2014

dalam

bentuk pembangunan saluran air limbah dan gorong-gorong yang menunjang


perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang tercantum dalam Tabel berikut :
Tabel 4.7:
Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan
yang sedang berjalan tahun 2015
No
a
b
c
D
e
f
g
h
i
j
k
l
m

n
o
p
q
r

Nama progam/kegiatan

Sat

Vol

Indikasi biaya
(Rp)

Pembuatan Gorong-gorong
Kel. Jambu
Pembuatan Saluran Drainase
di Desa Datai Nirui RT. 4

Paket

150.000.000

Paket

210.000.000

Pembuatan Saluran Drainase


Pasar Desa Sikui
Pembuatan Saluran Drainase
Desa Liang Naga
Pembuatan Drainase Desa
Datai Nirui RT. 4
PembuatanGorong-gorong Kel.
Jambu
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan RT. 5 Kel. Lanjas
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan RT. 02 Ds.Kandui

Paket

150.000.000

Paket

175.000.000

Paket

210.000.000

Paket

150.000.000

Paket

150.000.000

Paket

150.000.000

Pembuatan Saluran Limbah


Kel. Tp. Laung

Paket

175.000.000

Pembuatan Saluran Drainase


Dalam Kota Kandui
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan Perumnas Nur Asri
Perdana (Lanjutan)
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan
Panti
Ajar
(Lanjutan)
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan
Margorukun
(Lanjutan)
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan
Komp.
SDLB
(Lanjutan)
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan RT. 33 Kel. Lanjas
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan LP III RT. 15
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan
Komp.
Mekar
Indah (Lanjutan)
Pembuatan Saluran Limbah
Lingkungan Jalan Nangka

Paket

175.000.000

Paket

210.000.000

Paket

Paket

Sumber
pendanaan/
pembiayaan

SKPD
penanggung
jawab

Sumber
dokumen
perencanaan

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Dinas PU

Renja

210.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

210.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

210.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

150.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

150.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Sumber : Renja Dinas PU Barito Utara Tahun 2015, 2014.

114

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Adapun kegiatan pengelolaan drainase lingkungan yang sedang berjalan


tahun 2014 dalam bentuk pembangunan saluran air limbah dan gorong-gorong.
Hal ini merupakan kebijakan yang mendukung lingkungan sehat yang menunjang
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan dimaksud tercantum dalam
Tabel berikut :
Tabel 4.8:
Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang sedang berjalan tahun 2014

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 18 Kel. Lanjas

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan Jl. Wira Praja III

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan Margo Rukun

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

c
d

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 05 Kel. Melayu

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 01 Kel. Lanjas

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

e
f

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 02 Kel. Lanjas

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 21 Kel. Lanjas

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 07 Kel. Lanjas

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan RT 19 Kel. Lanjas

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Pembuatan Saluran air limbah


Lingkungan Gg. Dayak Mandiri
Rt. 4 Desa Lemo
Pembuatan Saluran air limbah
Lingkungan RT.01 Desa Lemo
II
Pembuatan Saluran air limbah
Desa Trahean
Pembuatan Saluran air limbah
Desa Sabuh
Pembuatan
Gorong-Gorong
Desa Sabuh

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Paket

120.000.000

APBD
Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah

Renja

Paket

120.000.000

120.000.000

Paket

50.000.000

Kec. Teweh
Tengah
Kec. Teweh
Baru
Kec. Teweh
Baru

Renja

Paket

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

l
m
n

Biaya (Rp)

Pelaksana
kegiatan

Vol

Lokasi
kegiatan

Nama program/kegiatan

Sat

Sumber
dana

No

Sumber : Renja Dinas PU Barito Utara Tahun 2014, 2013.

Renja
Renja

115

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
4.5

2014

Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi


Kegiatan Komponen merupakan kegiatan yang sangat mendukung sekali
dalam sanitasi Kabupaten Barito Utara, yang bertujuan untuk melakukan
perubahan yang menyentuh perilaku langsung dari para pelaku (Stake holder)
dan masyarakat menuju perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam hal peningkatan
komponen terkait sanitasi Pemerintahan Kabupaten Barito Utara berupaya
mewujudkan masyarakat yang lebih mengenal arti Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat menuju MDGs tahun 2015 telah menganggarkan dengan dana APBD
Kabupaten Barito Utara Rencana Program dan kegiatan tahun 2015 dalam
bentuk pembangunan Rispam dan IKK yang menunjang perubahan perilaku
hidup bersih dan sehat. Kegiatan dimaksud tercantum dalam Tabel berikut :
Tabel 4.9:
Rencana program dan Kegiatan Komponen Terkait Sanitasi 2015

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
15

Sumber
pendanaan/
pembiayaan

SKPD
penanggung
jawab

190.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

400.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

625.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

210.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

150.000.000

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

400.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

500.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Nama progam/kegiatan

Sat

Vol

Peningkatan Sistem Prasarana


Air Bersih Perdesaan di Desa
Pelari
Peningkatan SPAM IKK Hajak

Paket

Paket

Pembuatan Sarana Air Bersih di


Ds. Sampirang 1
Pembuatan Sarana Air Bersih di
Desa Mampuak
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Batu Raya II
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Lawarang
Pembuatan Sarana Air Bersih di
Desa Tanjung Harapan
Pembuatan Sarana Air Bersih di
Desa Tambaba
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Bukit sawit
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Tawan Jaya
Pembuatan Sarana Air Bersih di
Desa Butong
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Bengahon

Indikasi biaya
(Rp)

Sumber
dokumen
perencanaan

116

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Peningkatan Sistem Prasarana


Air Bersih Perdesaan di Desa
Papar Pujung
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Minum (SPAM) IKK Desa
Benao
Pembuatan Sarana Air Bersih di
Datai Nirui RT.4
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Sei Rahayu 2 (Km 52)
Peningkatan Sistem Prasarana
Air
Minum
(SPAM)
Desa
Bintang Ninggi I & II
Peningkatan Sistem Prasarana
Air Bersih Perdesaan di Desa
Sangkorang
Pengadaan dan Pemasangan
Pompa Submarsible Kap. 20
Lt/dt Head 40 m, Jingah
Pengadaan dan Pemasangan
Pompa Submarsible Kap. 10
Lt/dt H37 m, 7,5 kw, Ds. Lemo
Pengadaan dan Pemasangan
Pompa Submarsible Kap. 10
Lt/dt H37 m, 7,5 kw, Lahei

2014

Paket

500.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

700.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

500.000.000

Dinas PU

Renja

Paket

500.000.000

APBD
Kabupaten
APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

500.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

175.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

200.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

165.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Paket

165.000.000

APBD
Kabupaten

Dinas PU

Renja

Sumber Data : Pokja Sanitasi Barito Utara Tahun 2014

Adapun kegiuatan komponen terkait sanitasi yang sedang berjalan tahun 2014
adalah dalam bentuk pembangunan RISPAM dan IKK yang menunjang perubahan
perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan dimaksud tercantum dalam Tabel berikut :
Tabel 4.10:
Kegiatan Komponen terkait Sanitasi yang sedang berjalan tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Sat

Vol

Indikasi
biaya (Rp)

Sumber dana

Lokasi kegiatan

RISPAM Kab. Barito

Paket

500.000.000

APBD Kabupaten

SPAM IKK Jingah


SPAM Montallat
SPAM IKK Lahei

Paket
Paket
Paket

1
1
1

800.000.000
600.000.000
400.000.000

APBD Kabupaten
APBD Kabupaten
APBD Kabupaten

Paket

800.000.000

APBD Kabupaten

Paket
Paket
Paket

1
1
1

800.000.000
400.000.000
400.000.000

APBD Kabupaten
APBD Kabupaten
APBD Kabupaten

Kec. Teweh
Tengah
Kec. Teweh Baru
Kec. Montallat
Kec.
Lahei
Kec. Gunung
Timang
Kec. Lahei Barat
Kec. Teweh Timur
Kec. Gunung
Purei

Nama program/kegiatan
Pembuatan
Utara
Peningkatan
Peningkatan
Peningkatan

Peningkatan SPAM IKK Kandui


(lanjutan)
Pembangunan SPAM IKK Benao
Peningkatan SPAM IKK Benangin
Peningkatan SPAM IKK Lampeong

Sumber Data : Pokja Sanitasi Barito Utara Tahun 2014

Pelaksana
kegiatan
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU
Dinas PU

117

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

BAB V
AREA BERISIKO SANITASI
Penentuan area berisiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan
menggunakan data sekunder dan data primer berdasarkan hasil penilaian oleh SKPD
dan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder adalah
kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa)
berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD mengenai ketersediaan layanan fasilitas
air bersih dan sanitasi dan data umum diantaranya jumlah jamban, nama kelurahan/
nama desa, Jumlah KK, Jumlah populasi, luas administratif area terbangun dan Jumlah
KK miskin.
Penentuan area berisiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan
pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki indivindu anggota
pokja kabupaten Barito Utara. Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi
EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan dari nilai IRS
yaitu : kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan
persampahan ditingkat rumah tangga, kondisi drainase, aspek perilaku Hidup Bersih
dan sehat (PHBS), hygiene jamban, penanganan air minum, buang air besar
sembarangan.
Data sekunder, data primer yang bersumber dari studi EHRA, persepsi SKPD dan
studi pendukung yang lain di masukan dalam instrumen Sanitasi sebagai data dasar
pengolahan instrument profil Sanitasi untuk 93 desa dan 10 Kelurahan yang ada di
kabupaten Barito Utara dan selanjutnya otomatis mengeluarkan nilai area beresiko tiap
kelurahan atau desa. Nilai ini nantinya digunakan untuk mengarahkan dan dapat
menggambarkan kondisi riil, hasil analisis instrument profil sanitasi nanti untuk
menentukan area berisiko pada kabupaten Barito Utara dan ditampilkan dalam peta
Area Beresiko. Kriteria angka seperti yang disajikan pada peta sebagai berikut :
Nilai 4 : Sangat Tinggi

Nilai 2

: Rendah

Nilai 3 : Tinggi

Nilai 1

: Sangat Rendah

118

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

119

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peta area berisiko sanitasi air limbah domestik diatas menunjukan area berisiko
air limbah domestik yang di kabupaten Barito Utara, dengan ketentuan sangat tinggi
bewarna merah, tinggi bewarna kuning,rendah bewarna hijau, sangat rendah bewarna
biru yang diperoleh dari data sekunder, Data primer EHRA dan Persepsi SKPD yang
diinput ke instrumen profil sanitasi. Pokja Kabupaten Barito Utara menggunakan
instrumen profil sanitasi untuk mempermudah dan menetukan area berisiko.
Pokja sanitasi kabupaten Barito Utara telah melakukan input instrumen profil
sanitasi sehingga diperoleh area berisiko, disini untuk area berisiko air limbah domestik
diambil dari komponen nilai-nilai air limbah domestik yang dihasilkan oleh instrument
profil sanitasi sehingga diperoleh area berisiko air limbah domestik 14 Wilayah
Kelurahan/desa dengan resiko sangat tinggi bewarna merah, dari 14 wilayah sebagian
besarnya terdiri atas desa resiko tinggi bewarna kuning, 40 Kelurahan/Desa resiko
rendah bewarna hijau dan 35 Desa resiko sangat rendah bewarna biru.
Berdasarkan data yang dimasukan dalam inplementasi profil sanitasi ada
beberapa bagian data khususnya dari persepsi SKPD yang bisa menjadi bahan acuan
untuk masukan data dan fakta di lapangan, untuk itu ada beberapa bagian langkah
yang diambil untuk melakukan penyesuaian area berisiko karena mengingat air limbah
masih merupakan suatu masalah resiko yang sangat tinggi khususnya di wilayah hulu
atau bagian utara Kabupaten Barito Utara, mengingat tingkat kesadaran masyarakat
masih ada yang kurang memahami arti dari pengelolaan sanitasi dan cara hidup sehat.
Untuk itu penting sekali diambil langkah dalam persepsi SKPD dan penyesuaian area
berisiko.

120

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

121

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peta area berisiko Sanitasi Persampahan diatas menunjukan area berisiko


Persampahan yang di kabupaten Barito Utara, dengan ketentuan sangat tinggi bewarna
merah, tinggi bewarna kuning,rendah bewarna hijau, sangat rendah bewarna biru yang
diperoleh dari data sekunder, Data primer EHRA dan Persepsi SKPD yang di input ke
istrumen profil sanitasi. Pokja Kabupaten Barito Utara menggunakan istrumen profil
sanitasi untuk mempermudah menetukan area berisiko. Pokja sanitasi Kabupaten Barito
Utara telah melakukan input istrumen profil sanitasi sehingga diperoleh area berisiko,
disini untuk area berisiko persampahan diambil dari komponen nilai-nilai Persampahan
yang dihasilkan oleh instrument profil sanitasi sehingga diperoleh area berisiko
persampahan yaitu 8 (Delapan) Wilayah Kelurahan/desa dengan risiko sangat tinggi
bewarna merah, 33 Kelurahan/ desa resiko tinggi bewarna kuning, 28 kelurahan/desa
resiko rendah bewarna hijau dan 34 desa resiko sangat rendah bewarna biru.
Berdasarkan data yang dimasukan dalam inplementasi profil sanitasi ada
beberapa bagian data khususnya dari persepsi SKPD yang bisa menjadi bahan acuan
untuk masukan data dan fakta di lapangan, untuk itu ada beberapa bagian langkah
yang diambil

untuk

melakukan penyesuaian area berisiko

karena mengingat

Persampahan masih merupakan suatu masalah resiko yang sangat tinggi di Kabupaten
Barito Utara, mengingat tingkat kesadaran masyarakat masih ada yang kurang
memahami arti dari pengelolaan sanitasi dan cara hidup sehat. Untuk itu penting sekali
diambil langkah dalam persepsi SKPD dan penyesuaian area berisiko.

122

BukuPutihSanitasi
KabupatenBaritoUtara

2014

123

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Peta area berisiko Sanitasi drainase di atas menunjukan area berisiko drainase
yang ada di kabupaten Barito Utara, dengan ketentuan sangat tinggi bewarna merah,
tinggi bewarna kuning,rendah bewarna hijau, sangat rendah bewarna biru yang
diperoleh dari data sekunder, Data primer EHRA dan Persepsi SKPD yang di input ke
instrumen profil sanitasi. Pokja kabupaten Barito Utara menggunakan instrumen profil
sanitasi untuk mempermudah menentukan area berisiko.
Pokja sanitasi kabupaten Barito Utara telah melakukan input istrumen profil
sanitasi sehingga diperoleh area berisiko, disini untuk area berisiko drainase diambil
dari komponen nilai-nilai drainase yang dihasilkan oleh instrument profil sanitasi
sehingga diperoleh area berisiko drainase yaitu 8 desa dengan risiko sangat tinggi
bewarna merah, 30 kelurahan/desa resiko tinggi bewarna kuning, 38 desa resiko
rendah bewarna hijau dan 27 desa resiko sangat rendah bewarna biru.
Berdasarkan data yang dimasukan dalam inplementasi profil sanitasi ada
beberapa bagian data khususnya dari persepsi SKPD yang bisa menjadi bahan acuan
untuk masukan data dan fakta di lapangan, untuk itu ada beberapa bagian langkah
yang diambil untuk melakukan penyesuaian area berisiko karena mengingat drainase
masih merupakan suatu masalah resiko yang sangat tinggi di wilayah Kabupaten Barito
Utara, mengingat tingkat kesadaran masyarakat masih ada yang kurang memahami arti
dari pengelolaan sanitasi dan cara hidup sehat. Oleh kerana itu penting sekali diambil
langkah dalam persepsi SKPD dan penyesuaian area berisiko.
Berdasar Hasil analisis Instrumen Profil Sanitasi Untuk Area berisiko sanitasi Air
Limbah domestik yang dikerjakan oleh pokja sanitasi kabupaten Barito Utara di peroleh
1 Kelurahan dan 27 desa Prioritas Area berisiko sanitasi Air Limbah domestik. Lokasi di
Kabupaten Barito Utara yang dimasukan kedalam tabel hanya Berisiko sangat Tinggi
bernilai 4 (empat) bewarna merah dan berisiko tinggi dengan nilai 3 (tiga) berwarna
kuning dan akan di tampilkan pada tabel dibawah ini :

124

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Tabel 5.1 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik


Wilayah Prioritas
Air Limbah

No

Area Berisiko

1.

Risiko 4
Kecamatan Montallat

Kelurahan Montallat II

Kecamatan Gunung Timang

Desa Kandui

Kecamatan Gunung Purei

Desa Lampeong I

Kecamatan Teweh Timur

Desa sampirang II
Desa Benangin V

Kecamatan Teweh Baru

Desa Liang Naga


Desa sabuh
Desa Malawaken
Desa Gandring

Kecamatan Teweh Selatan

Desa Bintang Ninggi II

Kecamatan Lahei Barat

Desa Nihan Hilir


Desa Luwe Hilir
Desa Benao Hilir
Desa Benao Hulu

2.

Risiko 3
Kecamatan Montallat

Jumlah

1 Kelurahan/
13 Desa

Desa Sikan

Kecamatan Gunung Purei

Desa Linon Besi II


Desa Lampeong II

Kecamatan Teweh Timur

Desa Sampirang I
Desa Benangin III
Desa Mampuak I

Kecamatan Lahei

Desa Muara Inu

Kecamatan Teweh Baru

Desa Liang Buah

Kecamatan Teweh Selatan

Desa Bintang Ninggi I


Desa Pandran Raya
Desa Pandran Permai

Kecamatan Lahei Barat

Desa Nihan Hulu


Desa Luwe Hulu
Desa Jangkang Lama

14 Desa

Sumber : Instrument Profil Sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014

125

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Berdasar Hasil analisis Instrumen Profil Sanitasi untuk Area berisiko sanitasi
Persampahan yang dikerjakan oleh pokja sanitasi Kabupaten Barito Utara di peroleh 7
Kelurahan dan 34 desa Prioritas Area berisiko sanitasi Persampahan. Lokasi di
Kabupaten Barito Utara yang dimasukan kedalam tabel hanya Berisiko sangat Tinggi
bernilai 4 (empat) bewarna merah dan berisiko tinggi dengan nilai 3 (tiga) berwarna
kuning dan akan di tampilkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.2 Area Berisiko Sanitasi Persampahan
No
1.

2.

Area Berisiko
Risiko 4
Kecamatan Montallat

Wilayah Prioritas
Persampahan
Kelurahan Montallat II

Kecamatan Gunung Purei

Desa Lampeong I
Desa Lampeong II

Kecamatan Teweh Timur

Desa Sei Liju


Desa Benangin V

Kecamatan Teweh
Selatan

Desa Bintang Ninggi II

Kecamatan Lahei Barat

Desa Benao Hilir


Desa Benao Hulu

Risiko 3
Kecamatan Montallat

Kecamatan Gunung
Timang

Jumlah

1 Kelurahan,
7 Desa

Kelurahan Tumpung
Laung II
Desa Batu Raya II
Desa Kandui

Kecamatan Gunung Purei

Desa Linon Besi II

Kecamatan Teweh Timur

Desa Sampirang I
Desa Sampirang II
Desa Benangin I
Desa Benangin II
Desa Mampuak I
Desa Mampuak II
Desa Jamut

Kecamatan Teweh
Tengah

6 Kelurahan,
27 Desa

Kelurahan Lanjas
Desa Lemo I
Desa Lemo II

Kecamatan Lahei

Kelurahan Lahei I
126

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Kelurahan Lahei II
Desa Muara Inu
Desa Karendan
Kecamatan Teweh Baru

Kelurahan Jingah
Kelurahan Jambu
Desa Liang Naga
Desa Sabuh
Desa Malawaken
Desa Sikui
Desa Gandring

Kecamatan Teweh
Selatan

Desa Trahean
Desa Bintang Ninggi I
Desa Bukit Sawit
Desa Tawan Jaya

Kecamatan Lahei Barat

Desa Nihan Hilir


Desa Nihan Hulu
Desa Luwe Hilir
Desa Luwe Hulu

Sumber : Instrument Profil Sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014


Berdasar Hasil analisis Instrumen Profil Sanitasi Untuk Area berisiko sanitasi
Drainase yang dikerjakan oleh pokja sanitasi kabupaten Barito Utara diperoleh 8
(delapan) Kelurahan dan 30 desa Prioritas Area berisiko sanitasi Drainase. Lokasi di
Kabupaten Barito Utara yang dimasukan ke dalam tabel hanya Berisiko sangat Tinggi
bernilai 4 (empat) bewarna merah dan berisiko tinggi dengan nilai 3 (tiga) berwarna
kuning dan akan di tampilkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.3 Area Berisiko Sanitasi Drainase
No
1.

Area Berisiko

Wilayah Prioritas
Drainase

Jumlah

Risiko 4
Kecamatan Gunung Purei

Desa Lampeong I

Kecamatan Teweh Timur

Desa Sampirang II
Desa Benangin V

Kecamatan Teweh Baru

Desa Gandring

Kecamatan Teweh
Selatan

Desa Bintang Ninggi II

Kecamatan Lahei Barat

Desa Nihan Hilir


Desa Benao Hilir

8 Desa

127

BukuPutihSanitasi
Kabupaten Barito Utara

2014

Desa Benao Hulu


2.

Risiko 3
Kecamatan Montallat

Kelurahan Montallat I
Kelurahan Montallat II
Desa Sikan
Desa Paring Lahung

Kecamatan Gunung
Timang

Desa Majangkan

Kecamatan Gunung Purei

Desa Linon Besi II


Desa Lampeong II

Kecamatan Teweh Timur

Desa Sampirang I
Desa Benangin I
Desa Sei Liju

Kecamatan Teweh
Tengah

Kelurahan Lanjas
Kelurahan Melayu
Desa Lemo I
Desa Lemo II
Desa Pendreh
Desa Rimba Sari
Desa Sei Rahayu I

Kecamatan Lahei

Kelurahan Lahei I
Kelurahan Lahei II
Desa Karendan

Kecamatan Teweh Baru

Kelurahan Jingah
Kelurahan Jambu
Desa Liang Naga
Desa Sabuh
Desa Malawaken

Kecamatan Teweh
Selatan

Desa Trahean

8 Kelurahan,
22 Desa

Desa Bintang Ninggi I


Kecamatan Lahei Barat

Desa Nihan Hulu


Desa Luwe Hilir
Desa Luwe Hulu

Sumber : Instrument Profil Sanitasi Kabupaten Barito Utara, 2014

128

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai