dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi.
Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta
masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader. Adapun hal-hal
yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan
(promosi bidan siaga)
2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana
4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami
siaga,satgas gerakan sayang ibu.
2. Strategi Pemberdayaan Dukun Bayi.
a. Pengertian
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan
dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan
perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.(Dep Kes RI.
1994 : 2). Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999) ciri dukun bayi
adalah :
Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat
dukun bayi pria.
Dukun bayi umumnya berumur 40 tahun keatas.
Dukun bayi biasanya orang yang berpengaruh dalam
masyarakat.
Dukun bayi biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang
sosial, perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan
pendidikan.
Dukun bayi biasanya bersifat turun menurun.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi
dibagi menjadi 2 yaitu :
Dukun Bayi Terlatih, adalah dukun bayi yang telah
mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan
lulus.
Dukun Bayi Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum
pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang
sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Pembinaan dukun dilakukan dengan memperhatikan kondisi,
adat, dan peraturan dari masing-masing daerah atau dukun
berasal ,karena tidak mudah mengajak seseorang dukun untuk
mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut:
1. Fase I: Pendaftaran Dukun
Semua dukun yang berpraktek didaftar dan
diberikan tanda terdaftar
b.
c.
d.
e.
Kejujuran
Kesamaan Derajat
Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi
proses
pemberdayaan juga dapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi
aktif masyarakat. Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal
penting yakni optimalisasi fasilitasi, waktu yang disediakan, dan
optimalisasi partisipasi masyarakat.
Masyarakat pada saat menjelang batas waktu harus diberi kesempu
rnaan agar siapmelanjutkan program pembangunan secara mandiri.
Sebaliknya,fasilitator harusmulai mengurangi campur tangan secara perlan
Sebagai tenaga ahli,fasilitator sudah pasti dituntut untuk selalu terampilme
lakukan. Persoalan yang diungkapkan masyarakat saat problem solving
tidak secara otomatisharus dijawab oleh fasilitator tetapi bagaimana fasilit
atormendistribusikan danmengembalikan persoalan dan pertanyaan terseb
ut kepada semua pihak (peserta ataumasyarakat ).
Upayakan bahwa pendapat masyarakatlah yang mengambil alih
keputusan. Hal yang penting juga
untuk diperhatikan pelaku
pemberdayaan sebagai fasilitator harus dapat mengenali tugasnya
secara baik. Peran fasilitator pendamping mempunyai
tanggung
jawab untuk menciptakan, menkondisikan iklim
kelompok yang
harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam
kelompok.Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan memiliki peran seba
gai berikut:
Memfasilitasi pembentukan Desa Siap Antar Jaga diwilayahnya m
asing masing. Disini fasilitator berperan dalam pembentukan
Desa Siaga di wilayahnya.
Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan da
lampelaksanaan Desa Siap Antar Jaga.Disini fasilitator membantu
mengembangkan UKBM serta hal-hal yang terkait lain,
contohnya PHBS, dana sehat, tabulin, dasolin dan ambulan desa.
Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkanpen
dapatnya dan berdialog dengan sesame anggota masyarakat, tokoh/
pemuka masyarakat, petugas kesehatan, serta unsure masyarakat
lain
yang
terlibat dalam pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga.
Fasilitator Desa Siagamembantu dalam memecahkan setiap permas
alahan yang ada di wilayahnya secara musyawarah bersama.
Melakukan koordinasi pelaksanaan Desa Siap Antar Jaga secaraber
kesinambungan.Fasilitator setiap bulan melakukan pertemuan deng
an kader dan tokohmasyarakat lainnya.
Menjadi penghubung antara masyarakat dengan sarana pelayanan
kesehatan.Fasilitator membantu tenaga kesehatan dalam pelaksana
an Desa Siaga di wilayahnya.
Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan Dusun Siap Antar Jaga memil
ikiperan sebagai berikut: