Anda di halaman 1dari 39

KISI KISI PKN

1. Macam macam kekuasaan


Menurut John Locke:

Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk


undang-undang

Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang,


termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap
undangundang

Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar


negeri.

Menurut Montesquieu:

Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk


undang-undang

Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang

Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan


undangundang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran
terhadap undang-undang.

2. Pembagian kekuasaan secara horizontal


Pembagian kekuasaan secara horizontal adalah pembagian kekuasaan menurut
fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Pembagian
kekuasaan pada tingkat pemerintahan pusat megalami pergeseran setelah
terjadinya perubahan UUD 1945. Pergeseran yang dimaksud adalah pergeseran
klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan
(legislatif, eksekutif, dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, sebagai
berikut.

- Kekuasaan konstitutif,
- Kekuasaan eksekutif,
- Kekuasaan legislatif,
- Kekuasaan yudikatif,
- Kekuasaan eksaminatif/ inspektif,
- Kekuasaan moneter.

3. Pembagian kekuasaan vertical

Pembagian kekuasaan secara vertikal adalah/ Pembagian kekuasaan secara vertikal


yaitu/ Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan/ yang dimaksud Pembagian
kekuasaan secara vertikal/ arti Pembagian kekuasaan secara vertikal/ definisi
Pembagian kekuasaan secara vertikal.
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas
kabupaten dan kota. Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai
konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi (otonomi daerah) di Indonesia.
Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat (5) UUD 1945 yang menyatakan
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Baca juga penjelasan saya arti kekuasaan secara horizontal.

4. Tugas presiden
Sebagai Kepala negara:
-:Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut dan Angkatan Udara.
- Presiden mengangkat duta dan konsul.
- Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
- Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu
- Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh
persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional
- Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
- Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
- Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
- Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan
- Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak

Sebagai kepala pemerintah


- Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-Undang Dasar
- Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
- Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
- Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undangundang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
- Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
- Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
-Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
- Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh
Presiden.
- Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung
oleh Presiden
- Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat
- Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
- Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
- Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
- Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang

- Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi


nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

5. Kewenangan RI menurut UUD RI thn 1945

6. Kementrian negara RI
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,Kementerian Negara Republik
Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintah yang ditanganinya.
Kementerian yang menangani urusan pemerintah yang nomenklatur/nama
kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Kementerian yang menangani urusan pemerintah yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman,koordinasi.dan sinkronisasi program pemerintah.
Selain kementerian yang menangani urusan pemerintah di atas,ada juga
kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi
urusan kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya.

Kementerian koordinator,terdiri atas :


Kementerian Koordinator Bidang Politik,Hukum,dan Keamanan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

7. Lembaga pemerintahan non kementrian


Arsip nasioal republik indonesia
badan intelijen negara
badan kepegawaian
badan koordinasi penanaman modal
badan narkotika nasional
badan pengawas tenaga nuklir

badan pengawas obat dan makanan


badan pusat statistik
badan pertahanan nasional
lembaga administrasi negara
perpustakaan nasional republik Indonesia

8. Menguraikan system nilai dalam pancasila


System secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling
berkaitan antara nilai yang satu dengan yang lain. Jika kita berbicara tentang sistem
nilai berarti ada beberapa nilai yang menjadi satu dan bersama-sama menuju pada
suatu tujuan tertentu.

Sistemnilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang
hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat tentang
apa yang dipandang baik. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai,
yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh, tek terpisahkan mengacu kepada tujuan yang
satu. Pancasila sebagai suatu system nilai termasuk ke dalam nilai moral (nilai
kebaikan) dan merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak.
9. Mengimplementasikan pancasila
10.

Nilai-nilai pancasila dalam penyelenggaraan pemerintah negara

1. Sila ketuhanan yang maha esa


A.mengakui adanya kausa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa
B. Menjamin penduduk untuk memeluk agama dan beribadah sesuai agamanya
masing-masing
C. Mewajibkan memeluk agama sesuai hukum yang berlaku
D. Menentang ateisme
E. Menjamin kehidupan sosial yang penuh toleransi bedasarkan keneragaman
agama dalam masyarakat
F. Memfasilitasi bagi tumbuh kembang agama
G. Negara menjadi mediator dalam penyelesaian konflik antarumat beragama

2. Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

A. Menempatkan manusia sesuai hakikatnya sebagai makhluk Tuhan


B. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
C. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah
D. Menetapkan kebijakan yang memperhatikan nilai-nilai moral

3. Nilai Sila Persatuan Indonesia


A. Menghilangkan penonjolan Sara
B. Menggalang persatuan dan kesatuan
C. Menumbuhkan sikap cinta tanah air dalam setiap diri bangsa Indonesia
D. Memupuk semangat nasionalisme
E. Meningkatkan kecintaan kepada tanah air dan bangsa

4. Nilai Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan /Perwakilan
A. Sila keempat pancasila sebagai hakikat demokrasi
B. Kebebasan berpendapat yang tidak mengesampingkan nilai nilai sosial dan etika
C. Kebijakan yang sesuai prinsip prinsip demokrasi
D. Permusyawaratan rakyat menjadi ciri khas demokrasi Indonesia
E. Kejujuran senantiasa menjadi kepribadian bangsa

5. Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


A. Mengembangkan perbuatan luhur yamg mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
B. Memanfaatkan kekayaan alam secara merata intuk bangsa Indonesia
C. meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial, baik dalam
pelaksanaan pemerintahan maupun dalam kehidupan sosial masyarakat
D. Menjunjung hak warga negara bedasarkan sikap nondiskriminatif
E. Mewujudkan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia
F. Melindungi yang lemah supaya warga bisa bekerja sesuai bidangnya

11.

Wilayah laut Indonesia

A. Zona Laut Teritorial


Zona Laut Teritorial adalah jalur laut yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke
laut lepas. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari
ujung-ujung pulau. Sebuah negara mempunyai kedaulatan sepenuhnya sampai
batas laut teritorial. Akan tetapi, negara tersebut harus menyediakan jalur
pelayaran lintas damai, baik di atas maupun di bawah permukaan laut. Batas
teritorial indonesia telah diumumkan sejak Deklarasi Djuanda pada tanggal 31
Desember 1957.
B. Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen atau paparan benua adalah dasar laut yang merupakan lanjutan
dari sebuah benua. Landas Kontinen memiliki kedalaman kurang dari 200 meter.
Landas Kontinen diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Penentuan
landas kontinen Indonesia dilakukan dengan melakukan perjanjian dengan negaranegara tetangga. Pada tahun 1973 tentang Landas Kontinen Indonesia.
Indonesia terletak di antara dua landas kontinen, yaitu Benua Asia dan Australia.
Pada zona ini suatu negara mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber
daya alam yang ada di dalamnya. Negara tersebut juga harus menyediakan jalur
pelayaran yang terjamin keselamatan dan keamanannya.
Pembagian Wilayah Perairan Laut Indonesia
C. Zona Eklusif Ekonomi
Zona Eklusif Ekonomi {ZEE} adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut
terbuka diukur dari garis dasar. Zona Eklusif Ekonomi indonesia {ZEEI} diumumkan
pada tanggal 21 Maret 1980. Di zona ini indonesia memiliki hak untuk melakukan
eksplorasi, eksplotasi, konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
Eksplorasi adalah penyelidikan tentang suber daya alam yang ada di suatu daerah.
Eksploitasi adalah pengusahaan atau pendayagunaan sumber daya alam yang ada
di suatu daerah. Konservasi adalah upaya pemeliharaan atau perlindungan sumber
daya alam supaya tidak mengalami kerusakan. Di zona ini kebebasan pelayaran dan
pemasangan kabel atau pipa di bawah permukaan laut tetap diakui sebagai prinsip
hukum laut internasional.
12.

Batas wilayah kesatuan Indonesia

Batas-batas Wilayah Indonesia sebelah Utara


Untuk batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelah utara, Indonesia
berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur), yang tepatnya terletak di
sebelah utara Pulau Kalimantan.
Sedangkan itu, wilayah laut Indonesia sebelah utara berbatasan langsung dengan
laut 5 negara, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina.
Batas-batas Wilayah Indonesia sebelah Barat

Untuk batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelah barat, Indonesia
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Perairan Negara India.
Dalam hal ini, tidak ada negara yang berbatasan langsung dengan wiayah daratan
di Indonesia untuk sebelah barat. Walau secara geografis, daratan Indonesia
terpisah jauh dengan daratan India, akan tetapi, keduanya memiliki batas wilayah
yang terletak di titik-titik tertentu yang ada di sekitar Samudera Hindia dan Laut
Andaman.
2 pulau yang menandai perbatasan antara Indonesia dengan India adalah Pulau
Ronde (Aceh) serta Pulau Nicobar (India).
Batas-batas wilayah Indonesia sebelah Timur
Untuk batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelah timur, Indonesia
berbatasan langsung dengan daratn di Papua Nugini serta Perairan Samudera
Pasifik.
Indonesia dan Papua Nugini telah menyepakati hubungan bilateral antar kedua
negara mengenai batas-batas wilayah, tak hanya wilayah daratan, melainkan pula
wilayah laut.
Wilayah Indonesia di sebelah timur, yakni Provinsi Papua yang berbatasan dengan
wilayah Papua Nugini sebelah barat, yakni Provinsi Barat (Fly) dan Provinsi Sepik
Barat (Sandaun).
Batas-batas wilayah Indonesia sebelah Selatan
Untuk batas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelah selatan,
Indonesia berbatasan langsung dengan wilayah darat Timor Leste, Perairan
Australia dan Samudera Hindia.
Timor Leste ini merupakan bekas dari wilayah Indonesia yang dahulu pada tahun
1999 memisahkan diri untuk menjadi negara sendiri yang dulunya dikenal akrab
dengan nama Provinsi Timor Timur.
13.
lain

Permasalahan-permasalahan yang melibatkan Indonesia dgn negara

Batas Perairan Indonesia-Malaysia di Selat Malaka


Pada tahun 1969 Malaysia mengumumkan bahwa lebar wilayah perairannya
menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar seseuai ketetapan dalam Konvensi
Jenewa 1958. Namun sebelumnya Indonesia telah lebih dulu menetapkan batasbatas wilayahnya sejauh 12 mil laut dari garis dasar termasuk Selat Malaka. Hal ini
menyebabkan perseteruan antara dua negara mengenai batas laut wilayah mereka
di Selat Malaka yang kurang dari 24 mil laut.
Penyelesaian
Pada tahun 1970 tepatnya bulan Februari-Maret dilaksanakan perundingan
mengenai hal tersebut, sehingga menghasilkan perjanjian tentang batas-batas
Wilayah Perairan kedua negara di Selat Malaka. Penentuan titik kordinat ditetapkan
berdasarkan garis pangkal masing-masing negara. Dengan diberlakukannya
Konvensi Hukum Laut Internasional 1982, maka penentuan titik dasar dan garis
pangkal dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi berdasarkan aturan badan

internasional yang baru. Namun belum ditetapkannya batas ZEE (Zona Ekonomi
Eksklusif) menyebabkan seringnya tangkap-menangkap nelayan di wilayah
perbatasan. Berdasarkan ketentuan UNCLOS-82, sebagai coastal state, Malaysia
tidak diperbolehkan menggunakan Pulau Jara dan Pulau Perak sebagai base line
yang31dua pulau tersebut lebih dari 100 mil laut.
Batas Perairan Indonesia-Singapura di Pulau Karimun Besar dan Pulau
Bintan
Di sebelah utara Pulau Karimun Besar dan Pulau Bintan merupakan wilayah
perbatasan tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kedua wilayah ini
belum mempunyai perjanjian batas laut. Permasalahan muncul setelah Singapura
dengan gencar melakukan reklamasi pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi
perubahan garis pantai ke arah laut (ke arah perairan Indonesia) yang cukup besar.
Bahkan dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa pulaunya
menjadi daratan yang luas.
Anda boleh lihat contoh lainnya di
Penyelesaian
Negosiasi antara kedua belah pihak yang dilakukan sejak tahun 2005 akhirnya
berbuah kesepakatan bahwa Batas laut yang ditentukan adalah Pulau Nipa dan
Pulau Tuas, sepanjang 12,1 kilometer. Kesepakatan ini mulai berlaku tertanggal 30
Agustus 2010.
Batas Perairan Indonesia-Filipina mengenai Pulau Miangas
Pulau Miangas yang terletak dekat Filipina, diklaim miliknya. Hal itu didasarkan atas
ketentuan konstitusi Filipina yang masih mengacu pada treaty of paris 1898.
Sementara Indonesia berpegang pada wawasan nusantara (the archipelagic
principles) sesuai dengan ketentuan Konvensi PBB tentang hukum laut (UNCLOS
1982).
Penyelesaian
Dinyatakan lebih lanjut dalam protocol perjanjian ekstradisi Indonesia Filiphina
mengenai defisi wilayah Indonesia yang menegaskan Pulau Miangas adalah Milik
Indonesia atas dasar putusan Mahkamah Arbitrase Internasional 4 April 1928
Batas Daratan Indonesia-Malaysia mengenai Ambalat
Sengketa Ambalat ini diakibatkan oleh negara Malaysia yang ingin merebut Ambalat
karena keistimewaan Ambalat yang memiliki kakayaan laut dan bawah laut,
khususnya untuk pertambangan minyak. Hal ini dapat dibuktikan ketika Malaysia
membuat peta baru pada tahun 1969 yang memasukan pulau Sipadan dan Ligitan
pada wilayah negaranya, tentu negara Indonesia tidak terima dengan pengakuan
sepihak tanpa dasar aturan yang jelas. Pengajuan sepihak itu membuat Indonesia
tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut. Lalu Indonesia menyelesaikan
sengketa ini dengan penandatanganan kembali Persetujuan Tapal batas Laut
Indonesia dan Malaysia.
Penyelesaian
Malaysia kembali membuat sengketa dengan Indonesia atas pembuatan peta baru
pada tahun 1979 yang secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri
dengan memasukan blok maritim Ambalat ke dalam wilayahnya. Indonesia kembali
tidak mengakui peta baru Malaysia karena melanggar perjanjian yang telah
disepakati. Ancaman perbatasan yang dilakukan Malaysia ini semakin diperparah
ketika Mahkamah Internasional menyatakan pulau Sipadan dan Ligitan yang berada
di blok Ambalat dinyatakan bagian dari wilayah Malaysia. Namun Pulau Ambalat
tetap berada dalam wilayah Indonesia.

Batas Daratan Indonesia-Singapura mengenai Penambangan Pasir


Pulau Nipa
Sengketa mengenai penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulaun Riau yang
dilakukan oleh Singapura harus ditangani serius oleh pemerintah Indonesia.
Penambangan pasir tersebut mengakibatkan kerusakan parah pada ekosistem
pesisir pantai sehingga banyak para nelayan kita yang kehilangan mata
pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan itu
mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus
tenggelamnya pulau Nipah. Jika hal ini dibiarkan saja maka diatakutkan terjadi
perubahan batas laut dengan Singapura karena perubahan geografis di Indonesia.
Penyelesaian
Kementrian Pertahanan Mengkampanyekan Untuk Mereklamasi Pulau Nipa karena
pada tahun 2004 sampai 2008 penduduk menjual pasir pantai Pulau Nipa kepada
Singapura. Langkah KemHan ini menghabiskan dana lebih dari 300 Milyar Rupiah.
kasus ambalat (negara malaysia)
melakukan pertemuan liberal guna membahas masalah dengan perundingan, dan
memutuskan pulau ambalat tetap sebagai wilayah NKRI.
kasus wilayah camar bulan dan tanjung datuk (negara malaysia)
melalui pertemuan Indonesia - Malaysia disemarang pada tahun 1978, memutuskan
wilayah camar bulan dan tanjung datuk menjadi bagian dari wilayah Malaysia.
kasus pulau simakau (negara singapura)
melakukan klarifikasi bahwa pulau yg dimaksud adalah pulau simakau milik
Singapura. jadi, terdapat dua pulau yg bernama sama yg dimiliki Indonesia dan
Singapura.
kasus pulau Batik (negara timor leste)
pemangku adat antar wilayah perbatasan amyoung dan ambenu, ingin
menyelesaikan titk batas dan meminta izin pemerintah pusat untu memfasilitasi
tersebut. kedua Negara belum diperbolehkan beraktivitas didaerah perbatasan
tersebut.
kasus pulau miangas (negara filiphina)
dinyatakan lebih lanjut dalam protocol perjanjian ekstradisi Indonesia - Filiphina
mengenai defisi wilayah Indonesia yg menegaskan pulau miangas adalah milik
Indonesia atas dasar putusan Mahkamah Abitrase Internasional 4 april 1928
14.

kekayaan alam yang terkandung dalam NKRI

15.

status kewarganegaraan indonesia

Warga negara yang diakui oleh pemerintah yang pada intinya terdiri dari:
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum
undang-undang ini berlaku sudah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga WNI dan ibu
warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing
dan ibu WNI.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing
yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
belas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.
12. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang
ayah dan ibu WNI yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Sedangkan ketentuan kehilangan status kewarganegaraan Indonesia sebagai
berikut:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas
semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
hanya dapat dijabat oleh WNI.

6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut.
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing.
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum
jangka waktu lima tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
16.
Asas-asas kewarganegaraan Indonesia
a. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya,
Seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan
negara B, maka ia adalah warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini,
kewarganegaraan anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya
tanpa memperhatikan di mana anak itu lahir.
b. Asas ius soli (asas kedaerahan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang dilahirkan di negara
B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah
warganegara B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan seseorang tidak
terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi
patokan adalah tempat kelahirannya.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa negara,


baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan
dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk yaitu:
a. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut
asas ius soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Maka
orang tersebut tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat
menjadi warga negara B. Dengan demikian orang tersebut tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam

kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang


keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negra A yang
menganut asas ius soli. Oleh karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap
sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga mengganggap dia warga
negaranya karena berdasarkan tempat lahirnya.
Dalam menetukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara
lazim menggunakan dua stelsel, yaitu:
a. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara
aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
b. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya mempunyai:
a. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif)
Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:
a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan,bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas
bagi anak-anak seseuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang.
c. Asas kewarganegraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.

17.
Syarat-syarat menjadi WNI
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga
Negara Indonesia (WNI) adalah:
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak
jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia
selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia
Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan seperti disebut dalam pasal 9, yakni:
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat
10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
5. tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda;
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa Indonesia
di atas kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada Presiden.
Bila dikabulkan oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku efektif sejak
pemohon mengucapkan sumpah atau janji setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
18.
Menjelaskan kemerdekaan beragama dan berkepercayaan
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa setiap
manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan dan
kepercayaannya, dan dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik itu oleh
pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri. Kemerdekaan
beragama dan berkepercayaan muncul dikarenakan secara prinsip tidak ada
tuntunan dalam agama apa pun yang mengandung paksaan atau menyuruh
penganutnya untuk memaksakan agamanya kepada orang lain, terutama terhadap
orang yang telah menganut salah satu agama.
Setiap orang memiliki kemerdekaan beragama, tetapi apakah boleh kita untuk tidak
beragama? Tentu saja tidak boleh, kemerdekaan beragama itu tidak dimaknai

sebagai kebebasan untuk tidak beragama atau bebas untuk tidak beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Kemerdekaan beragama bukan pula dimaknai sebagai
kebebasan untuk menarik orang yang telah beragama atau mengubah agama yang
telah dianut seseorang. Selain itu kemerdekaan beragama juga tidak diartikan
sebagai kebebasan untuk beribadah yang tidak sesuai dengan tuntunan dan ajaran
agama masing-masing, dengan kata lain tidak diperbolehkan untuk menistakan
agama dengan melakukan peribadatan yang menyimpang dari ajaran agama yang
dianutnya.
Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijamin oleh UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 28 E ayat (1) dan (2) disebutkan
bahwa:
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.
(2)
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Di samping itu, dalam pasal 29
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ayat (2) disebutkan, bahwa negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Ketentuan-ketentuan di atas, semakin menunjukkan bahwa di Indonesia telah
dijamin adanya persamaan hak bagi setiap warga negara untuk menentukan dan
menetapkan pilihan agama yang ia anut, menunaikan ibadah serta segala kegiatan
yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan kata
lain, seluruh warga negara berhak atas kemerdekaan beragama seutuhnya, tanpa
harus khawatir negara akan mengurangi kemerdekaan itu. Hal ini dikarenakan
kemerdekaan beragama tidak boleh dikurangi dengan alasan apapun sebagaimana
diatur dalam Pasal 28 I ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyebutkan bahwa:
hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

19.

Membangun kerukunan umat beragama

Kerukunan umat beragama merupakan sikap mental umat beragama dalam rangka
mewujudkan
kehidupan yang serasi dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan sosial, dan
tingkat kekayaan.

Kerukunan umat beragama dimaksudkan agar terbina dan terpelihara hubungan


baik dalam
pergaulan antara warga yang seagama maupun yang berlainan agama.
Kerukunan umat beragama adalah cara atau sarana untuk mempersatukan dan
mempererat
hubungan antar orang berbeda agama dalam proses pergaulan di masyarakat,
namun bukan
mencampur adukan ajaran.
Dinegara kita mengenal konsep TRI KERUKUNAN BERAGAMA, yang terdiri atas
kerukunan internall
umat beragama, kerukunan antar umat berbeda agama, dan kerukunan antara
umat beragama
dengan pemerintah.
Penghambat kerukunan :
1. Kurangnya kesadaran untuk bersikap toleransi
2. Kedangkalan pengertian tentang ajaran agama
3. Kurangnya persatuan dan kesatuan
4. Pengaruh dari luar negeri tentang politik
5. Meningkatkan kriminalitas
6. Bahaya komunis
7. Fanatisme
20.
Contoh perilaku masyarakat yg mencerminkan perwujudan upaya
membangun kerukunan beragama

Kerukunan internal umat seagama


Mengikuti kegiatan keagamaan
Menghormati para ulama atau para pemuka agama
Menjalankan syariat-syariat agama
Bertetangga yang baik
Menjalin hubungan persaudaraan yang erat antar umat seagama
Saling tolong-menolong dalam berbuat kebaikan
Tidak saling bermusuhan, menghina, maupun menjatuhkan agar umat seagama
tidah terpecah-belah
Saling mengingatkan untuk selalu taat dalam menjalankan syariat agama
Tidak menjadikan konflik sebuah perbedaan antar umat

Saling menjaga silahturohmi antar umat beragama


Saling gotong royong dalam membangun tempat ibadah.
Buka puasa bersama.
Saling memaafkan antar sesama
Menjaga hubungan baik dengan teman yang sama agamanya
Menjaga toleransi antar sesama
Menghormati perbedaan pendapat dalam menentukan hari raya idul fitri maupun
hari raya idul adha.
Mengajak untuk berbuat kebaikan tanpa melalui tindakan kekerasan.
Kerukunan antar umat berbeda agama
Bergotong royong membersihkan Lingkungan
Bekerjasama dalam membangun sarana dan prasarana dilingkungan
Tidak membeda-bedakan atau diskriminasi terhadap orang yang berbeda
keyakinannya.
Tidak membuat provokasi yang dapat memecah belah kerukunan umat beragama.
Saling menhormati hari raya agama lain.
Menciptakan rasa aman bagi agama-agama minoritas dalam melaksanakan
ibadahnya masing-masing.
Bersatu untuk menciptakan kedamaian.
Tidak saling mengejek dan menganggu.
Tidak menjelek-jelekan agama lain melalui media sosial
Bersatu untuk menciptakan kedamaian.
Tidak saling mengejek dan menganggu.
Tidak memaksa seseorang untuk memeluk agama tertentu
Saling menghormati dan menghargai antar umat yang berbeda agama
Tidak menjadikan perbedaan agama sebagai suatu penghalang untuk menciptakan
perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat
Tetap menjaga silaturohmi walau berbeda agama
Membantu umat agama yang lain jika dalam kesusahan
Tidak mencela agama lain
Tidak mencela agama lain
Menghormati orang lain yang sedang beribadah
Hormatilah selalu orang lain tanpa memandang Agama apa yang mereka anut
Selalu siap membantu sesama apabila mereka dalam kesusahan

Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah


Merayakan hari besar keagamaan yang
ditetapkan oleh pemerintah
Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama dalam
negara dan pemerintahan.
Adanya perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan
keagamaan lainnya yang berhubungan dengan eksistensi agama masingmasing.
Mematuhi peraturan pemerintah tentang kerukunan dalam beragama
Tunduk dan patuh terhadap peraturan keagamaan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah

Pemerintah ikut berperan dan bertanggung jawab demi terwujudnya kerukunan


hidup umat beragama
Umat beragama bekerjasama dengan pemerintah dalam menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia
Ikut mendukung peraturan pemerintah dalam hal keagamaan
Memberi kritik dan saran atas pengeluaran peraturan atau produk pemerintah yang
tidak cocok dengan ajaran ajaran agama
Memberi ijin dalam membuat tempat beribadah asalkan tidak menggangu
Pemerintah tidak membeda-bedakan hak-hak dan kewajiban agama minoritas
maupun mayoritas
Saling menghormati keputusan pemerintah dalam hal keagaamaan.
21. Sisem pertahanan dan keamanan negara RI
Pertahanan Nasional adalah gabungan kekuatan antara sipil dan militer yang
diupayakan oleh negara untuk
melindungi integritas wilayahnya. Pertahanan negara merupakan tugas utama
Kementerian Pertahanan.
Berikut adalah dasar mengenai sistem pertahanan Indonesia dalam UUD 1945
BABXII tentang
PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat
semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan
Angkatan Udara sebagai alat
negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungandan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalammenjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
Macam Pertahanan
Pertahanan Militer
Pertahanan non Militer
Komponen Pertahanan
Komponen utama dalam sistem pertahanan di Indonesia adalah Tentara Nasional
Indonesia. Komponen

utama dibantu oleh komponen cadangan dan Komponen Pendukung untuk


menghadapi ancaman non
militer.
Komponen Utama - Tentara Nasional Indonesia bertugas menghadapi ancaman
militer dan melaksanakan
tugas pertahanan lainnya
Komponen Cadangan - merupakan sumber daya yang dimiliki negara yang telah
dipersiapkan untuk
memperkuat dan memperbesar kemampuan dan kekuatan TNI sebagai komponen
utama.
Komponen Pendukung - berfungsi untuk memperkuat dan meningkatkan
kemampuan kedua komponen
sebelumnya. Komponen ini terdiri dari sumberdaya nasional yang tidak ditujukan
untuk pertahanan fisik.
Sumber daya yang termasuk komponen pendukung adalah sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan
sumber daya buatan.
Sub komponen pendukung:
Paramiliter
Polisi
Satpol PP
Satpam
Linmas atau Hansip
Menwa
Satgas partai
Organisasi bela diri
Orgainsasi Kepemudaan
Tenaga Ahli
Industri
Sumber daya Alam
Sumber daya Manusia
Kelebihan Sistem Pertahanan Indonesia
-Memiliki Tentara Nasional yang berskill tinggi
-Memiliki Komponen Pendukung terutama sumber daya manusia yang banyak
Kekurangan
-Dukungan Alutsista masih kurang
Sistem hankam yang bersifat semesta :
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan
untuk
kepentingan seluruh rakyat
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar
diseluruh
wilayah negara kesatuan republik indonesia, sesuai dengan kondisi geografis
sebagai negara
kepulauan.
22. Menganalisis kesadaran bela negara dalam konteks system pertahanan
keamanan negara

23. Menganalisis system politik


Pengerti sistem politik di Indonesia
Politik : proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara.
Teori politik : kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana
mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensi
24. Menjelaskan suprastruktur politik
Suprastruktur politik
Suprastruktur politik ialah lembaga politik yang dibuat oleh negara guna melakukan
tugas (kekuasaan) negara. Suprastruktur politik yang dibentuk atas ajaran Trias
Politika dibagi menjadi tiga, yaitu

kekuasaan eksekutif ialah sebuah kekuasaan guna melaksanakan peraturan


perundang-undangan,

kekuasaan yudikatif ialah sebuah kekuasaan guna mempertahankan


peraturan perundang-undangan, dan

kekuasaan legislatif ialah sebuah kekuasaan guna menyusun dan


membentuk peraturan perundang-undangan
25. Menjelaskan infrastruktur politik
Infrastruktur politik
Infrastruktur politik adalah suatu lembaga politik yang ada di masyarakat.
Infrastruktur politik meliputi partai-partai politik, organisasi-organisasi
kemasyarakatan (ormas), lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM),kelompokkelompok penekan, media massa, tokoh-tokoh politik, dan kelompok kepentingan.
Infrastruktur politik memiliki peran (fungsi) sebagai berikut.
1. Komunikasi politik, yaitu berfungsi untuk menghubungkan pikiran politik yang
hidup dalam masyarakat, baik asosiasi, institusi, atau pikiran intragolongan maupun
sektor kehidupan politik masyarakat dengan sektor pemerintahan.
2. Pendidikan politik, yaitu guna meningkatkan pengetahuan politik masyarakat
agar mereka juga dapat ikut berperan serta dengan maksimal dalam sistem politik.
Hal ini sesuai dengan paham demokrasi bahwa masyarakat (warga negara) harus
mampu untuk menjalankan partisipasi politik.
3. Melakukan seleksi kepemimpin, yaitu menyelenggarakan pemilihan pemimpin
atau calon pemimpin bagi masyarakat.
4. Agregasi kepentingan, merupakan penyertaan segala aspirasi dan pendapat
masyarakat kepada pemegang kekuasaan yang berwenang supaya tuntutan/
dukungan menjadi perhatian dan menjadi bagian dari suatu keputusan politik.
5. Mempertemukan kepentingan ragam serta nyata-nyata hidup di dalam
masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapat, kepentingan, dan peran
serta yang berbeda dalam lingkungan dan kondisi pada masyarakat untuk dapat
ditampung dalam suatu aspirasi yang sama.
26. Menganalisis lembaga lembaga negara RI menurut UUD RI thn 1945
Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan ketiga unsur di
depan. Selain lembaga tersebut masih ada lembaga yang lain. Lembaga tersebut

antara lain Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial (KY), dan
Mahkamah Konstitusi (MK).
Lembaga-lembaga negara seperti Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Konstitusi
merupakan lembaga baru. Selain itu amandemen UUD 1945 juga menghapuskan
Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sebagai penggantinya, Presiden membentuk
suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan
pada Presiden.
Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD'45, fungsi,
tugas dan wewenangnya.
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum untuk masa jabatan selama lima tahun dan berakhir bersamaan
pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh
Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum UUD 1945
diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara. Namun,
setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada yang ada hanya
lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan UUD 1945 yang telah
diamandemen maka MPR termasuk lembaga negara.
Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
1.
mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2.
melantik presiden dan wakil presiden;
3.
memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut undang-undang dasar.
MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR mempunyai hak berikut
ini:
1.
mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar;
2.
menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan;
3.
memilih dan dipilih;
4.
membela diri;
5.
imunitas;
6.
protokoler;
7.
keuangan dan administratif.
Anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. mengamalkan Pancasila;
b. melaksanakan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan;
c. menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kerukunan nasional;
d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan;
e. melaksanakan peranan sebagi wakil rakyat dan wakil daerah.
2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga


negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih
berdasarkan hasil pemilu. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang
berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota
disebut DPRD kabupaten/kota.
Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:
a. jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;
b. jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyakbanyak 100 orang;
c. jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyakbanyaknya 50 orang.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili
di ibu kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada
saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua
Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.
Lembaga negara DPR mempunyai fungsi berikut ini :
1.
Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat undangundang.
2.
Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3.
Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan
pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
1.
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada
pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta
berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.
2.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu
kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
3.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di
dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak
lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas
anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah
sebagai mitra kerja.
3. Dewan Perwakilan Daerah
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga negara baru yang
sebelumnya tidak ada. DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang
berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
yang dipilih melalui pemilihan umum.

Jumlah anggota DPD dari setiap provinsi tidak sama, tetapi ditetapkan sebanyakbanyaknya empat orang. Jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah
anggota DPR. Keanggotaan DPD diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota
DPD berdomisili di daerah pemilihannya, tetapi selama bersidang bertempat tinggal
di ibu kota Republik Indonesia. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
Sesuai dengan Pasal 22 D UUD 1945 maka kewenangan DPD, antara lain sebagai
berikut.
Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan
otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran,
serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
b. Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. Dapat memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan
undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.
d. Dapat melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan undangundang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak,
pendidikan, dan agama.
4. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif yaitu
presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara. Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
dipilih oleh MPR, tetapi setelah amandemen UUD1945 presiden dan wakil presiden
dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Presiden dan wakil
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dan wakil presiden sebelum
menjalankan tugasnya bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua
MPR dalam sidang MPR. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri. Dalam
menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden menjalankan pemerintahan sesuai
dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1.
membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat.

2.
mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara Indonesia di
negara sahabat. Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota
negara sahabat itu. Sedangkan konsul adalah lembaga yang mewakili negara
Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan besar kita.
3.
menerima duta dari negara lain
4.
memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga
negara Indonesia atau warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama
baik Indonesia.
Sebagai seorang kepala pemerintahan, presiden mempunyai kekuasaan tertinggi
untukmenyelenggarakan pemerintahan negara Indonesia. Wewenang, hak dan
kewajiban Presiden sebagai kepala pemerintahan, diantaranya:
1.
memegang kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar
2.
berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR
3.
menetapkan peraturan pemerintah
4.
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala UndangUndang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa
5.
memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara
kepada orang yang dijatuhi hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan
nama baik atau kehormatan seseorang yang telah dituduh secara tidak sah atau
dilanggar kehormatannya.
6.
memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh
negara kepada tahanan-tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi
adalah pembatalan tuntutan pidana.
Selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga
merupakan panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti ini,
presiden mempunyai wewenang sebagai berikut:
1.
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR
2.
membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
3.
menyatakan keadaan bahaya

5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Agung adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan
di Indonesia dapat dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer,
dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
Kewajiban dan wewenang Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:

1.
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
2.
mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3.
memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi berwenang
mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final untuk:
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga:
7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang berikut ini:
1.
mengusulkan pengangkatan hakim agung;
2.
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi
Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Anggota
Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi
Yudisial lima tahun.
8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri. Jadi, tugas BPK adalah memeriksa
pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F maka anggota BPK dipilih oleh
DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK
berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi

27. Menganalisis tata kelola pemerintah yang baik


TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH
(GOOD & CLEAN GOVERNANCE)
A. Pengertian Good Governance
Good and clean governance memiliki pengertian segala hal yang berkaitan dengan
tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
memengaruhiurusan public untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam khidupan

sehari-hari.Di Indonesia, good governance dapat diartikan sebagai pemerintahan


yang baik,bersih, dan berwibawa. Maksudnya baik yaitu pemerintahan negara yang
berkaitan dengansumber social, budaya, politik, serta ekonomi diatur sesuai dengan
kekuasaan yangdilaksanakan masyarakat. sedangkan pemerintahan yang bersih
adalah pemerintahan yangefektif, efesien, transparan, jujur, dan bertnggung
jawab.Good and clean governance dapat terwujud secara maksimal apabila unsur
negara danmasyarakat madani (yang di dalamnya terdapat sector swasta) saling
terkait. Syarat atau ketentuan agar pemerintahan bisa berjalan dengan baik yaitu :
bisa bergerak secara sinergis,tidak saling berbenturan atau berlawanan dan
mendapat dukungan dari rakyat,pembangunan dilaksanakan secara efektif dan
efisien dalam hal biaya dan waktu.
UUD 1945, Yang mengandung tata cara dasar yang mengatur kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan, memberi kesempatan yang paling besar bagi
kelancaran dan kelangsungan pembangunan bangsa Indonesia. Penghormatan dan
pengamalan UUD sesungguhnya merupakan syarat mutlak bagi kekukuhan suatu
bangsa.
B. Prinsip-prinsip Pokok Good & Clean Governance
Dalam Good and Clean Governance, terdapat asas-asas yang perlu
diperhatikan,yaitu :
1. Partisipasi
Asas Partisipasi adalah bentuk keikutsertaan warga masyarakat dalam
pengambilankeputusan, baik secara langsung maupun lewat lembaga perwakilan
sah yang mewakiliaspirasi mereka. Bentuk partisipasi menyeluruh ini dibangun
berdasarkan prinsip demokrasiyakni kebebasan berkumpul dan mengungkapkan
pendapat secara konstruktif.
2. Penegakan Hukum
Asas ini merupakan keharusan pengelolaan pemerintahan secara professional
yangdidukung oleh penegakan hokum yang berwibawa.Realisasi wujud
pemerintahan yang baik dan bersih harus juga diimbangii dengankomitmen
pemerintah untuk menegakkan hukum yang mengandung unsur-unsur berikut :
Supremasi Hukum : setiap tindakan unsur-unsur kekuasaan negara, danpeluang
partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegaradidasarkan pada
hokum dan aturan yang jelas dan tegas, dijaminpelaksanaannyasecara benar serta
independen.
Kepastian Hukum : setiap kehidupan berbangsa dan bernegara diatur oleh hukum
yang jelas dan pasti, tidak duplikatif, dan tidak bertentangan satusama lainnya.
Hukum yang responsif: aturan hukum diatur berdasarkan aspirasi masyarakatluas
dan mampu menyediakan berbagai kebutuhan public secara adil.
Penegakan hokum yang konsisten dan non-diskriminatif.
Independensi Peradialn : yakni perdilan yang independen, bebas daripengaruh
kekuasaan atau kekuatan lainnya.
3. Transparansi
Asas ini merupakan unsur lain yang menopang terwujudnya good and
cleangovernance. Menurut para ahli, jika tidak ada prinsip ini, bisa menimbulkan
tindakankorupsi. Ada 8 unsur yang harus diterpkan transparansi yaitu :
penetapanposisi/jabatan/kedudukan, kekayaan pejabat public, pemberian

penghargaan, penetapankebijakan, kesehatan, moralitas pejabat dan aparatur


pelayanan masyarakat, keamanan danketertiban, serta kebijakan strategis untuk
pencerahan kehidupan masyarakat.
4. Responsif
Asas responsif adalah dalam pelaksanaannya pemerintah harus tanggap
terhadappersoalan-persoalan masyarakat, harus memhami kebutuhan masyarakat,
harus proaktif mempelajari dan menganalisa kebutuhan masyarakat.
5. Konsensus
Asas konsensus adalah bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui
prosesmusyawarah melalui konsensus. Cara pengambilan keputusan consensus
memiliki kekuatanmemaksa terhadap semua yang terlibat untuk melaksanakan
keputusan tersebut danmemuskan semua atau sebagian pihak, serta mengikat
sebagian besar komponen yangbermusyawarah.
6. Kesetaraan
Asas kesetaraan adalah kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan publik. Asas
inimengharuskan setiap pelaksanaan pemerintah bersikap dan berperilaku adil
dalam halpelayanan publik tanpa membedakan suku, jenis, keyakinan, jenis
kelamin, dan kelas social.
7. Efektivitas dan Efisiensi
Pemerintahan yang baik dan bersih harus memenuhi criteria efektif (berdaya
guna)dan efesien ( berhasil guna). Efektivitas dapat diukur dari seberapa besar
produk yang dapatmenjangkau kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok.
Efesiensi umumnya diukurdengan rasionalisitas biaya pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
8. Akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah pertanggungjawaban pejabat public terhadap
msyarakatyang memberinya wewenang untuk mengurusi kepentingan mereka.
Setiap pejabat publicdituntut untuk mempertanggungjawabkan semua kebijakan,
perbuatan, moral, maupunnetralitas sikapnya terhadap masyarakat,
9. Visi Strategis
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa
yangakan dating. Kualifikasi ini menjadi penting dalam rangka realisasi good and
clengovernance. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini,
harusdiperhitungkan akibatnya untuk sepuluh atau duapuluh tahun ke depan.
C. Good and Clean Governance dan Kontrol Sosial
Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih berdasarkan prinsipprinsippokok good and clean governance, setidaknya dapat dilakukan melalui
prioritas program:
(a) penguatan fungsi dan peran lembaga perwakilan,
(b) kemandirian lembaga peradian,
(c)profesionalitas dan integritas aparatur pemerinrtah,
(d) penguatan partisipasi masyarakatmadani, dan
(e) peningkatan kesejahteraan rakyat dalam kerangka otonomi daerah.Dengan
pelaksanaan otonomi daerah, pencapaian tingkat kesejahteran dapatdiwujudkan
secara lebih tepat yang pada akhirnya akan mendorong kemandirianmasyarakat.
D. Good and Clean Governance dan Gerakan Anti korupsi

Korupsi merupakan permasalahan besar yang merusak keberhasilan


pembangunannasional. Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatnguna meraih keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum dan negara secara spesifik.Korupsi menyebabkan ekonomi menjadi labil,
politik yang tidak sehat, dan kemerosotanmoral bangsa yang terus menerus
merosot.
Jeremy Pope mengemukakan bahwa korupsi terjadi jika peluang dan
keinginanberada dalam waktu yang bersamaan. Peluang dapat dikurangi dengan
cara mengadakanperubahan secara sistematis. Sedangkan keinginan dapat
dikurangi denagn caramembalikkan siasat laba tinggi, resiko rendah menjadi
laba rendah, resiko tinggi:
dengan cara menegakkan hukum dan menakuti secara efektif, dan menegakkan
mekanismeakuntabilitas.Penanggulangan korupsi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. adanya political will dan political action dari pejabat negara dan pimpinan
lembagapemerintahan pada setiap satuan kerja organisasi untuk melakukan
langkah proaktif pencegahan dan pemberantasan tindakan korupsi.
2. penegakan hukum secara tegas dan berat ( mis. Eksekusi mati bagi para
koruptor)
3. membangun lembaga-lembaga yang mendukung upaya pemberantasan korupsi.
4.membangun mekanisme penyelenggaran pemerintahan yang
menjaminterlaksankannya praktik good and clean governance.
5. memberikan pendidikan antikorupsi, baik dari pendidikan formal atau informal
.6. gerakan agama anti korupsi yaitu gerakan membangun kesadaran keagamaan
danmengembangkan spiritual antikorupsi.
E. Good and Clean Governance dan Kinerja Birokrasi Pelayanan Publik
Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah pemberian jasa baik oleh
pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun pihak swasta kepada
masyarakat,dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan/ atau
kepentinganmasyarakat.Beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik
strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan good and clean
governance di Indonesia.
F. Good and Clean Governance Dalam Islam
Dalam system pemerintahan islam, Imam (Khalifah) Mempunyai kawajiban
mensejahtrakan rakyatnya dengan segala cara yang di atur oleh syariat, salah
satunya adalah dengan memberikan subsidi atau pemberian yang meringankan
beban hidup rakyat, subsidi secara umum terbagi dua macam.
1. Pemberian, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orangorang yang memiliki hak yang di berikan setiap tahunnya.
2. Rizki, Yaitu harta yang di berikan oleh imam dari baitul mal kepada orang-orang
yang memiliki hak yang di berikan setiap bulannya
28. Mengklasifikasi partisipasi warga negara dalam system politik di
Indonesia
Pelaksanaan demokrasi indonesia saat ini sedang berjalan menuju demokrasi yang
dewasa, dimana peran dan partisipasi rakyat sebagai pemegang kekuasaan

tertinggi, semakin terlihat jelas. Antusiasme dan partisipasi masyarakat dalam


politik menunjukkan bahwa demokrasi semakin tampak maju di indonesia.
Partisipasi politik masyarakat merupakan salah satu bentuk aktualisasi dari proses
demokratisasi.
Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta
secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan
negara, dan juga peran aktif secara langsung atau tidak langsung, untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy).
Dengan demikian Partisipasi politik erat kaitanya dengan kesadaran politik, karena
semakin sadar bahwa dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak
bersuara dalam penyelenggaraan pemerintah. **Budiardjo (2009:367)
Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat dimana
mereka mengambil bagian secara aktif, dalam proses pemilihan penguasa, dan
secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembentukkan kebijakan umum.
**Herbert McClosky dalam International encyclopedia of the social sciences
(Budiardjo,1996:183)
Di Indonesia berpartisipasi politik dijamin oleh Negara, tercantum dalam UUD 1945
pasal 28 yang berbunyi kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Dan diatur secara jelas dalam dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005
mengenai jaminan hak-hak sipil dan politik, dimana poin-poin hak yang harus
dilindungi oleh Negara mengenai hak berpendapat, hak berserikat, hak memilih dan
dipilih, hak sama dihadapan hukum dan pemerintahan, hak mendapatkan keadilan,
dll
Sedangkan, bentuk partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, adalah
merupakan salah satu implementasi nilai-nilai demokrasi di Indonesia, yang
mencerminkan nilai Kebebasan , dimana masyarakat diberi kebebasan penuh untuk
memilih, dan mendukung calon yang di inginkan.
Disisi yang lain, masyarakat Indonesia juga menunjukkan nilai kebebasan demokrasi
dalam hal melakukan protes terhadap pemerintah. Ini menunjukkan bahwa
partisipasi masyarakat dalam politik di Indonesia mengalami peningkatan.
Tingginya partisipasi atau peran serta masyarakat, dianggap sebagai satu hal yang
positif.
Didalam konteks pemikiran ini, tingginya tingkat partisipasi masyarakat,
ditunjukkan pada sikap warga negara untuk mengikuti dan memahami masalah
politik dan ingin melibatkan diri dalam kegiatan itu. (Budiarjo 1996:185
Sebagai bentuk pelaksanaan nilai demokrasi, partisipasi masyarakat dalam politik
memiliki peran penting.
Karena demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari
rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Disertai nilai-niai yang terkandung dalam
demokrasi, yaitu Kebebasan dan Kesetaraan.

CIRI-CIRI MASYARAKAT POLITIK :


1. Adanya pendidikan politik bagi warga negaranya.
Untuk menciptakan masyarakat politik, maka pemerintah harus memberikan
pendidikan politik kepada warga negaranya, pendidikan politik dimaksudkan untuk
mengembangkan dan mempertahankan situasi politik yang sudah ada. Sehingga
masyarakat akan menjadi melek politik, dan agar masyarakat memahami tentang
system dan budaya politik yang berkembang di negara tersebut. Dan diharapkan
dapat berpengaruh terhadap keberlangsungsn dan perkembangan politik yang
sedang berlangsung.
Implementasi pendidikan politik di Indonesia, dinyatakan melalui pendidikan formal
di sekolah-sekolah, diantaranya seperti pelajaran Pendidikan Kewarganegaaan.
2. Adanya Kesadaran Politik warga negara yang tinggi.
Dengan pendidikan politik yang diperoleh warga negara, maka diharapkan dapat
muncul rasa kecintaan kepada negara. Yang pada gilirannya akan memunculkan
kesadaran politik.
Kesadaran politik yang tinggi dari warga negara, sangat diperlukan untuk
keberlangsungan pemerintahan.
3. Adanya Budaya Politik yang berkembang di masyarakat suatu negara.
Budaya politik akan muncul dengan sendirinya seiring dengan perkembangan politik
suatu negara. Budaya adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan dijadikan
suatu nilai sehingga muncul suatu ciri dari politik suatu Negara.
4. Bagaimana cara sosialisasi politik masyarakatnya.
Cara menerapkan sosialisasi politik terhadap warga negaranya, baik melalui
lembaga formal maupun non formal harus dilakukan untuk mempertahankan
keberlangsungan politik suatu negara. Jika sosialisasi yang dilakuakan pemerintah
berjalan baik, maka budaya politik yang sudah ada akan terus bertahan dan
berkembang seiring denga waktu.
5. Adanya peran aktif warga Negara dalam sistem politik.
Peran aktif warga Negara sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilitasan politik
dan pemerintah suatu Negara. Negara tidak akan berkembang secara politik jika
tidak ada peran aktif warga Negara dalam politik. Hal ini akan mengakibatkan suatu
pemerintahan yang absolute, karena tidak adanya pengawasan dari
masyarakatnya.
6. Adanya loyalitas warga Negara terhadap negaranya.
Loyalitas warga Negara sangat mempengaruhi perkembangan politik suatu Negara.
Dengan partisipasi yang aktif dan loyalitas warga terhadap Negara, maka proses
perkembangan budaya politik di suatu Negara akan mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Dibutuhkan sebuah kesadaran untuk tidak hanya sekedar mencari
kekuasaan, sehingga kemungkinan-kemungkinan untuk terjadi penyelewengan
akan terkikis dengan sendirinya.

7. Tumbuh dan berkembangnya masyarakat madani.


Masyarakat madani (civil society) sangat berpengaruh terhadap perkembangan
politik suatu negara, yang pada gilirannya, negara akan lebih mudah dalam
meningkatkan partisipasi politik. Dalam hal sosialisasi dan pengawasan jalannya
politik, akan lebih stabil jika masyarakat madani dapat selalu berkembang dalam
suatu negara.
BENTUK PARTISIPASI POLITIK :
Partisipasi politik warga Negara yang umum terjadi di berbagai negara, bisa
dibedakan dalam berbagai kegiatan politik, dengan mengambil bentuk
"konvensional" dan "non konvensional".
Bentuk partisipasi politik warga Negara dalam segala tingkatann politiknya, dapat
dijadikan pedoman dan ukuran untuk menilai stabilitas negara dalam suatu sistem
politik, tingkat integritas dalam kehidupan politik, serta tingkat kepuasan warga
negara terhadap sistem politik.
Kegiatan politik yang berbentuk "konvensional" adalah kegiatan politik yang sesuai
dengan aturan yang diterapkan di suatu negara.
Sedangkan kegiatan politik dengan bentuk "non konvensional" adalah kegiatan
politik warga negara yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
CONTOH PERAN SERTA WARGA NEGARA DALAM SISTEM POLITIK :
1. Bentuk Konvensional

Ikut dalam Pemilu, baik menggunkan hak aktif maupun pasifnya.

Ikut memberikan kritikan dan masukan lewat berbagai media, semisal media
social seperti Facebook, twitter, dsj.

Berkomunikasi dengan para pejabat penyelengggara negara, dalam


penyesuaian sebuah kebijakan publik, semisal lewat demonstrasi yang sesuai
dengan aturan berlaku.
2. Bentuk Non Konvensional

Demonstrasi, tanpa meminta izin dulu kepada pihak yang berwajib

Menghina pejabat publik

Membakar simbol-simbol Negara. Dan sejenisnya


29. Pengertian sentralisasi dan desentralisasi
- Sentralisasi, segala urusan, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekonsentrasi. Pelimpahan wewenang ini dilakukan melalui pendelegasian
wewenang kepaa perangkat yang berada di bawah hirarkinya daerah.
- Desentralisasi, segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan diserahkan
seluas-luasnya pada pemerintah daerah. Pelimpahan wewenang ini dilakukan
melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.
30. Menganalisis desentralisasi menurut para ahli

- Menurut Anglo Saxon: Desentralisasi sebagai penyerahan wewenang dari


pemerintah pusat, baik kepada pejabat pusat yang ada di daerah disebut dengan
dekonsentrasi maupun kepada badan-badan otonom daerah yang disebut devolusi.
- Kelompok Kontinental: membedakan desentralisasi menjadi 2 bagian yaitu,
desentralisasi jabatan atau dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan
- Menurut Amran Muslimin, desentralisasi dibedakan atas 3 bagian, yaitu:

Desentralisasi politik, yakni melimpahkan kewenangan dari pemerintah pusat


meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi
badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah
tertentu

Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan


tertentu untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik
terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu.

Desentralisasi kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan-golongan


minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri.
31. Menganalisis kelemahan dan kelebihan sentralisasi
- Kelebihan:
a. Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
b. Keseragaman manajemen, sejak dalam aspek perencanaan, pengelolaan,
evaluasi hingga model pengembangan sekolah dan pelajaran
c. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
d. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi
terpusat sehingga pengambilan keputusan lebih mudah
e. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi
f. Peningkatan resource sharing (bebagi sumber daya) dan sinergi, dimana sumber
daya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan terpusat
g. Satu asset dapat dipergunakan bersama-sama tanpa harus menyediakan asset
yang sama untuk pekerjaan yang berbeda
h. Perbaikan koordinasi lebih mudah karena adanya unity of command
i. Pemusatan expertise (keahlian): keahlian dari anggota organisasi dapat
dimanfaatkan secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang
j. Kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap
keseluruhan
k. Menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi
l. Mencegah sub-sub unit menjadi independen
m.
Mengurangi biaya lebih (penghematan ekonomi)
n. Mampu meningkatkan spesialisasi
o. Mempercepat pembuatan keputusan
- Kekurangan:
a. Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang
berbeda di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan satu hal menjadi
lebih lama
b. Melemahkan kebudayaan daerah
c. Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas
d. Melahirkan suatu pemeritah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak
daerah

e. Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan


segelintir elite politik
f. Mematikan kemampuan berinovasi yang tidak sesuai dengan pengembangan
suatu masyarakat demokrasi terbuka
g. Kemungkinan penurunan kecepatan pengambilan keputusan dan kualitas
keputusan
h. Demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. Anggota
organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan
didominasi pimpinan yang terlalu tinggi
i. Penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan
j. Peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi semakin rumit
karena banyaknya masalah pada level unit organisasi yang di bawah
k. Perspektif luas tetapi kurang mendalam. Pimpinan organisasi akan mengambil
keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi, tidak atau
jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa
l. Kurangnya kemampuan daya saing yang tinggi di dalam kerjasama
32. Menganalisis kelemahan dan kelebihan desentralisasi
- Kelebihan:
a.
Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelgasian
wewenang untuk memperingan manjemen pemerintah pusat
b.
Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan
c.
Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruksi dari pusat
d.
Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan dapat lebih dioptimalkan
gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah
e.
Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara
pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun daerah
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karena keputusan dapa segera
dilaksanakan
g.
Bagi organisasi yang besar dapat memperoleh manfaat dari keadaan di
tempat masing-masing
h.
Sebelum rencana dapat diterapkan dalam suatu bagian tertentu terlebih
dahulu sehingga rencana dapat diubah
i. Risiko yang mencakup kerugian dalam bidang kepegawaian, fasilitas, dan
organisasi dapat terbagi-bagi
j. Dapat diadakan pembedaan dan pengkhususan yang berguna bagi kepentingankepentingan tertentu
k.
Desentralisasi secara psikologis dapat memberikan kepuasan bagi daerah
karena sifatnya yang langsung
-Kelemahan:
a.
Besarnya badan-badan struktural pemerintahan yang membuat struktur
pemerintahan bertambah kompleks yang berimplikasi pada lemahnya koordinasi
b.
Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu
c.
Desentralisasi territorial mendorong timbulnya paham kedaerahan
d.
Keputusan yang diambil memerlukan waktu yang lama karena memerlukan
perundingan yang bertele-tele

e.
Desentralisasi memerlukan biaya yang besar dan sulit untuk memperoleh
keseragaman dan kesederhanaan
33. Pengertian otoda menurut para ahli
a. C. J. Franseen, otonomi daerah adalah hak untuk mengatur urusan-urusan
daerah dan menyesuaikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat dengannya
b. J. Walong, otonomi daerah sebagai kebebasan untuk memelihara dan
memajukan kepentingan khusus daerah dengan keuangan sendiri, menentukan
hokum sendiri dan pemerintahan sendiri.
c. Ateng Syarifuddin, otonomi daerah sebagai kebebasan atau kemandirian tetapi
bukan kemerdekaan. Namun kebebasan itu terbatas karena merupakan perwujudan
dari pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan
d. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
perubahan Kedua atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
34. Menganalisis otoda dalam konteks negara kesatuan
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia diselenggarakan dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan
oleh pemerintah daerah dengan memperhatikan potensi dan kekhasan daerah
masing-masing. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah
daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan
yang menjadi hak daerah.
35. Menganalisis nilai,dimensi, dan prinsip otoda di Indonesia
- Nilai:
a. Nilai Unitari, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak
mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat Negara, yang
berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa, dan Negara Republik
Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan
b. Nilai Dasar Desentralisasi Teritorial, yang bersumber dari isi dan jiwa Pasal 18
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan nilai ini
pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi
di bidang ketatanegaraan
- Dimensi:
a. Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai fanatisme
kedaerahan sehingga resiko gerakan separatism dan peluang berkembangnya
aspirasi federalis relatif minim
b. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif
c. Kabupaten/kota adalah daerah ujung tombak pelaksanaan pembangunan
sehingga kabupaten/kota lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di
daerahnya
- Prinsip otoda yang dianut:
a. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi
objektif di daerah

b. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk


memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air
c. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih
baik dan maju
36. Menganalisis kedudukan dan peran pemerintah pusat
Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan yang diambil dalam
menyelenggarakan pemerintah digunakan asas desntralisasi, tugas pembantuan,
dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undang.
Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah memiliki 3 fungsi:
1.
Fungsi Layanan (Servicing Function)
Dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak
diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Pemerintah
tidak pilih kasih karena semua orang memiliki hak yang sama, yaitu hak untuk
dilayani, dihormati, diakui, diberi kesempatan dsb
2.
Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberi perlindungan kepada masyarakat
dalam menjalankan hidupnya sebagai warga Negara. Ada 6 fungsi pengaturan yang
dimiliki pemerintah
a.
Menyediakan infrastruktur ekonomi: menyedikan peraturan-peraturan yang
diperlukan bagi berlangsungnya sistem ekonomi modern
b.
Menyediakan barang dan jasa kolektif: menyediakan barang atau jasa yang
masih sulit dijangkau oleh beberapa individu
c.
Menjembatani konflik dalam masyarakat: meminimalkan konflik
d.
Menjaga kompetisi: menjamin kegiatan ekonomi berlangsung dengan
persaingan yang sehat
e.
Menjamin akses minimal setiap individu kepada barang dan jasa:
memberikan bantuan kepada masyarakat miskin melalui program2 khusus
f. Menjaga stabilitas ekonomi: dapat mengeluarkan kebijakan moneter
3.
Fungsi pemberdayaan
Pemerintah hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat
menemukan jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup.
- Tujuan umum diberikan kewenangan:
a.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat
b.
Memperhatikan memperhatikan pemerataan dan keadilan
c.
Menciptakan demokratisasi
d.
Menghormati serta mnghargai berbagai kearifan atau nilai-nilai lokal dan
nasional
e.
Memperhatikan potensi dan keanekaragaman bangsa, baik tingkat lokal
maupun nasional
f.
Selebihnya baca di halaman: 114 dan 115 untuk tujuan khusus dan kewenangan
capek nulisny
37. Menganalisis kedudukan dan peran pemerintah daerah
Liat hal 117-120 :)
38. Mengklasifikasikan daerah khusus, daerah istimewah dan otonomi khusus
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 B Ayat (1)
menyatakan Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah

yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.
Yang dimaksud dengan satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus
adalah daerah yang diberi otonomi khusus, yaitu
- Daerah Khusus Ibukota Jakarta
- Otonomi Khusus Provinsi Papua.
Adapun daerah istimewa adalah
- Daerah Istimewa Aceh
- Daerah Istimewa Yogyakarta.
*YANG LENGKAP HALAMAN 121-126
39. Menganalisis perangkat daerah sebagai pelaksana otoda
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa
setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi
tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya
mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan; kebutuhan daerah; cakupan
tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya
tugas; luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah dan kepadatan penduduk;
potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani; sarana dan
prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat
daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
Susunan organisasi perangkat daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah dengan
memperhatikan faktor-faktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah. Sekretaris daerah mempunyai
tugas dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD
mempunyai tugas berikut.
a) Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD.
b) Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD.
c) Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD.
d) Menyediakan dan mengkoordinasi tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah. Lembaga
Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik berbentuk
badan, kantor, atau rumah sakit umum daerah. Kepala badan, kantor, atau rumah
sakit umum daerah tersebut bertanggung jawab kepada kepala daerahmelalui
sekretaris daerah.
Kecamatan dibentuk di wilayah kabupaten/kota dengan Peraturan Daerah
berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Kecamatan dipimpin oleh camat yang
dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati
atau wali kota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Kelurahan
dibentuk di wilayah kecamatan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada

Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah yang dalam pelaksanaan


tugasnya memperoleh pelimpahan dari bupati/walikota.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. DPRD memiliki fungsi legislasi,
anggaran, dan pengawasan. Adapun hak yang dimiliki DPRD adalah hak interpelasi,
angket, dan menyatakan pendapat. Dalam menjalankan tugasnya DPRD memiliki
alat kelengkapan terdiri atas pimpinan, komisi, panitia musyawarah, panitia
anggaran, badan kehormatan, dan alat kelengkapan lain yang diperlukan.
Ketentuan tentang DPRD sepanjang tidak diatur dalam Undang-Undang mengenai
pemerintahan daerah berlaku ketentuan Undang-Undang yang mengatur Susunan
dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang
kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna
bahwa di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sama
dan sejajar, artinya tidak saling membawahi. Hal ini tercermin dalam pembuatan
kebijakan daerah berupa Peraturan Daerah. Hubungan kemitraan bermakna bahwa
antara Pemerintah Daerah dan DPRD adalah mitra sekerja dalam membuat
kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi
masing-masing sehingga antarkedua lembaga itu membangun suatu hubungan
kerja yang sifatnya saling mendukung. Bukan merupakan lawan ataupun pesaing
dalam melaksanakan fungsi masing-masing.
5. Proses Pemilihan Kepala Daerah
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil. Calon kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah warga negara
Republik Indonesia yang memenuhi syarat tertentu.
Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara
lebih dari 50 % (lima puluh persen) jumlah suara sah ditetapkan sebagai pasangan
calon terpilih. Apabila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, pasangan calon kepala
daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 25% (dua puluh
lima persen) dari jumlah suara sah, pasangan calon yang perolehan suaranya
terbesar dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih. Apabila tidak ada yang
mencapai 25 % (dua puluh lima persen) dari jumlahsuara sah, dilakukan pemilihan
putaran kedua yang diikuti oleh pemenang pertama dan pemenang kedua.
Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memperoleh suara
terbanyak pada putaran kedua dinyatakan sebagai pasangan calon terpilih.
Gubernur dan wakil gubernur dilantik oleh Menteri Dalam Negeri atas nama
Presiden dalam sebuah sidang DPRD provinsi. Bupati dan wakil bupati atau wali
kota dan wakil wali kota dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden dalam sebuah
sidang DPRD Kabupaten atau Kota.
6. Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan daerah (Perda) ditetap-kan oleh daerah setelah mendapat persetujuan
DPRD. Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah
provinsi/kabupaten/kota dan tugas pembantuan. Perda merupakan penjabaran lebih

lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan


memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. Perda tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan daerah dibentuk berdasarkan asas pembentukan peraturan perundangundangan. Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis
dalam rangka penyiapan atau pembahasan rancangan Perda. Persiapan
pembentukan, pembahasan, dan pengesahan rancangan Perda berpedoman kepada
peraturan perundang-undangan.
Peraturan daerah berlaku setelah diundangkan dalam lembaran daerah. Perda
disampaikan kepada pemerintah pusat paling lama 7 (tujuh) hari setelah
ditetapkan. Perda yang bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh pemerintah pusat.
Untuk melaksanakan peraturan daerah, kepala daerah menetapkan peraturan
kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah. Peraturan kepala daerah dan
atau keputusan kepala daerah tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
umum, Perda, dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah diundangkan dalam Berita Daerah. Pengundangan Perda dalam Lembaran
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dalam Berita Daerah dilakukan oleh Sekretaris
Daerah. Untuk membantu kepala daerah dalam menegakkan Perda dan
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dibentuk Satuan
Polisi Pamong Praja.
Info Kewarganegaraan
Undang-undang yang mengatur pemerintahan daerah yang pernah berlaku di
Indonesia, yaitu:
1. UU RI Nomor 1 Tahun 1945
2. UU RI Nomor 22 Tahun 1948
3. UU RI Nomor 1 Tahun 1957
4. UU RI Nomor 18 Tahun 1965
5. UU RI Nomor 5 Tahun 1974
6. UU RI Nomor 22 Tahun 1999
7. UU RI Nomor 32 Tahun 2004
8. UU RI Nomor 8 Tahun 2005
9. UU RI Nomor 12 Tahun 2008
*Keuangan daerah halaman 131-132
3.4.12: Menganalisis hubungan structural pemerintah pusat dan daerah
Ada 2 cara untuk menghubungkan pemerintah pusat dan daerah:
Sentralisasi, segala urusan, tugas, dan wewenang penyelenggaraan
pemerintahan ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan secara
dekonsentrasi. Pelimpahan wewenang ini dilakukan melalui pendelegasian
wewenang kepaa perangkat yang berada di bawah hirarkinya daerah.
Desentralisasi, segala urusan, tugas, dan wewenang pemerintahan
diserahkan seluas-luasnya pada pemerintah daerah. Pelimpahan wewenang ini
dilakukan melalui pendelegasian urusan kepada daerah otonom.
Tiga faktor yang menjadi dasar pembagian fungsi, urusan, tugas, dan wewenang
antara pemerintah pusat dan daerah:

Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi


Negara sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat
Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan
secara beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat
Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing
Diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan
tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga lembaga yang
disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
Urutan:
1.
Presiden
2.
Kementrian dan Mendagri (sejajar)
Mendagri dibawanya ada:
Kanwil tertentu, Gubernur/KDH, dan DPRD Provinsi (sejajar)
Gubernur/KHD dibawahnya ada:
Dinas dan Sekretariat Sekretariat (sejajar)
Bupati/Walikota (jabatannya dibawah Dinas dan Sekretariat (disampingnya
ada) DPRD Kab/Kota
Bupati/Walikota dibawahnya ada:
Dinas dan Sekretariat milik Bupati/Walikota (sejajar)
Kecamatan (jabatannya dibawah Dinas dan Sekretariat)
40.Mneganalisis hubungan structural pemerintah pusat dan daerah

Anda mungkin juga menyukai