Juknis Asuhan Keperawatan
Juknis Asuhan Keperawatan
PROSES KEPERAWATAN
RSU HARAPAN BERSAMA SINGKAWANG
SEKSI KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Kewajiban utama perawat terhadap pasien dan keluarganya adalah
menyediakan
Pengkajian
b.
c.
d.
e.
Evaluasi Keperawatan.
Kesemua tahap dari proses keperawatan tersebut diatas perlu didokumentasikan. Pada
buku ini, uraian diusahakan sesederhana mungkin mengingat tujuan utama ini adalah untuk
pedoman perawat dalam melaksanakan tugas Keperawatan di RSU Harapan Bersama
Singkawang.
Meskipun tujuan utama diterbitkannya buku ini untuk pedoman perawat dalam
melaksanakan tugas, buku ini juga dapat dipergunakan oleh rekan - rekan perawat dalam
membimbing mahasiswa/siswi keperawatan yang menggunakan lahan praktik di RSU Harapan
Bersama Singkawang.
Mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi dibidang kesehatan jelas hal
ini akan mempengaruhi sifat pelayanan keperawatan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca sekalian untuk bahan revisi dan penyempurnaan buku ini.
Singkawang, 30 Nopember 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelayanan
keperawatan
mempunyai
mempunyai
peranan
penting
dalam
menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang
mendukung keyakinan diatas ini adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan
kesehatan seperti di rumah sakit, dimana tenaga kesehatan yang selama 24 jam harus
berada disisi pasien adalah tenaga perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa
pelayanan keperawatan pada sat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini
bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga perawatan yang dimiliki, tetapi
terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan motivasi bagi tenaga perawatan dalam berbagai bidang, namun hasil yang
dicapai belum dapat dikatakan memuaskan. Hal ini diketahui dari keluhan yang
disampaikan oleh pasien dan keluarganya maupun masyarakat umum.
Sesunguhnya banyak faktor yang menyebabkan terbatasnuya kemampuan tenaga
perawat dari faktor penting dalam hal ini adalah kurangnya dasar ilmiah yang dimiliki
serta sistimatika kerja dalam melaksanakan peran, tugas dan fungsi. Proses keperawatan
merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah tersebut diatas, karena proses
keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis dan menggunakan
konsep dan prinsip ilmiah untuk mengkaji serta mendiagnosa masalah kesehatan pasien,
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu
serta hasil asuhan keperawatan. Disamping itu proses keperawatan dapat pula digunakan
sebagai metode untuk menentukan penugasan bagi setiap kategori tenaga perawatan
berdasarkan kompetisi yang dimilikinya.
Penerapan proses keperawatan secara tepat dan benar, harus didukung dengan
ketrampilan intelektual, interpersonal dan ketrampilan teknis. Disamping itu juga perlu
dilengkapi dengan pedoman penerapan proses keperawatan.
B.
Pengertian
Proses keperawatan merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang logis,
sistematis, dinamis dan teratur. Proses ini juga memerlukan pendekatan perencanan dan
pelaksanan asuhan keperawatan yang metodis dan teratur, disamping itu dipertimbangkan
baik ciri-ciri pasien/klien yang bersifat bio-psiko-sosio-spiritual maupun masalah
kesehatannya. Langkah-langkah proses keperawatan dilakukan secara berurutan, mulai
dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Ada beberapa pengertian proses perawatan yang
dirumuskan oleh para ahli keperawatan, namun pada dasarnya proses keperawatan
adalah:
1. Serangakaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan menggunakan
pemikiran dan Kegiatan yang didasarkan pada ilmiah.
2. Metode pendekaatan yang digunakan oleh tenaga perawat dalam membantu
pemecahan masalah pasien.
3. Kegiatan yang terdiri dari lima tahap yaitu tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan, dan tahap evaluasi keperawatan
(pada BAB selanjutnya setiap tahap proses keperawataan akan diuraikan dan dibahas
secara khusus ).
C.
Fungsi
Proses keperawatan sangat penting karena berfungsi sebagai kerangka berfikir
untuk menjalankan fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam lingkup yang luas.
Disamping itu sebagai alat untuk mengenal masalah pasien, menyusun perencanaan
keperawatan secara sistematis, melaksanakan tindakan dan menilai hasil tindakan
keperawatan. Tanpa cara pendekatan yang sistematis dalam memberikan asuhan
keperawatan, akan terjadi kekurangan atau kemungkinan duplikasi dalam melaksakan
tindakan.
D.
Sifat
Proses keperawatan sistem yang mempunyai komponen-komponen yang terpisah
tetapi saling bergantung, saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Kegagalan dari suatu komponen tertentu akan mempengaruhi dan menimbulkan
kegagalan komponen lain. Oleh karena itu proses keperawatan mempunyai sifat sebagai
berikut :
1. Dinamis. Dinamis berarti setiap tahap proses keperawatan dapat diperbaharui apabila
situasi dan kondisi pasien berubah.
2. Siklik. Siklik artinya proses keperawatan berjalan secara siklus ulang daur ulang.
Tahap pengkajian mendahului tahap perencanaan, dilanjutkan dengan tahap tindakan
keperawatan serta tahap evaluasi. Bila pada evaluasi tujuan yang telah ditetapkan
tercapai, maka kembali lagi pada evaluasi tahap pengkajian, seterusnya siklus baru
dimulai lagi setelah yang terdahulu berakhir dengan evaluasi.
3. Saling interpendent / ketergantungan. Saling ketergantungan berarti setiap tahapan
proses keperawatan saling ketergantungan satu sama yang lainnya. Apabila data yang
dikumpulkan kurang lengkap maka diagnosa akan salah, demikian pula perencanaan
dan tindakan keperawatannya.
4. Fleksibel / Luwes. Bahwa proses keperawatan bersifat fleksibel, tidak kaku,
pendekaan/ perilaku dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi pasien. Hal ini
dimaksudkan dengan pengkajian data secara lengkap sebagai tahap pertama dalam
proses keperawatan tidak perlu dilakukan, tetapi yang penting dalam pemikiran secara
intelektual telah mempertimbangkan data hasil observasi, untuk memprioritaskan
kepada masalah kesehatan yang mengancam kehidupan atau keselamatan jiwa pasien.
Ini berarti bahwa siklus keperawatan tetap dijalankan dan data lengkap dicatat setelah
pasien yang gawat tertolong.
Sifat fleksibelitas juga dapat diartikan bahwa proses keperawatan digunakan untuk
beberapa hal, antara lain :
Diterapkan dalam perawatan untuk pasien dlam seluruh siklus hidup manusia (dari
mulai dalam kandungan, dilahirkan, tua, selanjutnya meninggal).
Disemua unit perawatan di rumah sakit, baik ruang rawat inap, rawat jalan, kamar
operasi dan unit gawat darurat.
E.
Tujuan
Penerapan proses keperawatan bertujuan untuk :
1. Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
3. Memperoleh metode yang baku, rasional, dan sistematis.
4. Memperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi.
5. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas tinggi.
F.
Dengan
menggunakan
proses
keperawatan,
kesinambungan
asuhan
ini, apabila setiap perawat dapat menentukan secara jelas dan mendokumentasikan
keperawatan secara baik dan benar, sehingga catatan tersebut berfungsi informatif
dan komukatif bagi tenaga kesehatan.
9. Meningkatkan peran perawat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dengan pengetahuan yang mendalam dan luas terhadapa masalah pasien melauli
penggunaan proses keperawatan , membuktikan bahwa perawat dapat berperan serta
dalam pembahasan, perencanaan dan pengambilan keputusan atas hal-hal yang
menyangkut perawatan pasien.
10. Meningkatkan kepuasan kerja. Kegiatan dan kelambatan dalam pekerjaan
menimbulkan rasa bosan dan fustrasi bagi perawat. Penerapan proses keperawatan
menuntu kemampuan intelektual, inisiatif dan kreatifitas yang tinggi dari seorang
perawat, hal ini merupakana tantangan. Bila seorang perawat mampu menerapkan
proses keperawatan dengan baik, berarti perawat dapat mengatasi tantangan tersebut,
sehinggga pada akhirnya menimbulkan kepuasan kerja.
BAB II
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN
G.
Pengumpulan data.
Kegiatan pengumpulan data dimulai pada saat pasien masuk dan dilanjutkan
secara terus menerus selama proses keperawatan berlangsung. Pengumpulan
data yang penting tentang pasien.
Dalam pengumpulan data perawat harus mengetahui :
1) Tujuan pengumpulan data.
2) Informasi / data yang diperlukan.
3) Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh data.
4) Cara mengorganisasi dan menggunakan Sumber data. Sumber data
dikumpulkan dari berbagai sumber data primer dan sumber data
sekunder :
a) Sumber data primer yaitu pasien yang merupakan sumber utama,
walaupun pasien tidak dapat bekomunikasi secara lisan.
b) Sumber data sekunder yaitu :
Keluarga/kerabat
berbicara
menggunakan
bahasa
yang
mudah
Fisik.
Pemeriksaan
fisik
dilakukan
secara
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
(4) Perkusi
(5) Pemeriksaan lainnya
b.
Pengelompokan data.
Data pasien yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan ke dalam
data tertentu yaitu: data fisiologis, data psikologis, data sosial dan spiritual.
Dengan mengelompokkan data, perawat dapat segera menentukan masalah
yang terjadi dalam pasien. Pengelompokan data dapat digambarkan sebagai
berikut :
1) Data fisiologis
a) Masalah kesehatan dan penyakit yang lalu
b) Masalah kesehatan yang sedang dialami
c) Masalah pola fungsi kehidupan sehari-hari
d) Masalah resiko tinggi
e) Pengaruh perkembangan terhadap kehidupan
2) Data psikologis.
a) Perilaku
b) Pola emosional
c) Konsep diri
d) Gambaran diri
e) Penampilan intelektual
f) Pola pemecahan masalah
g) Tingkat pendidikan
h) Daya ingatan
3) Data sosial.
a) Status Ekonomi
b) Kegiatan rekreasi
c) Bahasa komunikasi
d) Pengaruh kebudayaan
e) Sumber masyarakat
f) Faktor resiko lingkungan
g) Hubungan sosial
h) Hubungan dengan keluarga
i) Pekerjaan
4) Data spiritual.
a) Nilai-nilai/norma
b) Kepercayaan
c) Keyakinan
d) Moral
c.
Jenis Data.
Data pasien dapat dibedakan atas dua jenis yaitu data obyektif dan data
subyektif.
1) Data obyektif adalah data yang nyata ditemukan oleh tenaga keperawatan
pada saat pemeriksaan berlangsung misalnya: Suhu 38
C, Urine
Analisa data.
Analisa berarti mengaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep, teori, prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan
pasien. Oleh karena itu analisa data dilakukan dengan :
1) Mengesahkan data
2) Mengelompokan data
3) Membandingkan dengan standar
4) Menentukan kesenjangan
5) Menginterprestasikan kesenjangan
6) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan (masalah)
H.
kesatuan
bahasa
dalam
komprehensif
perawatan
secara
komprehensif.
4. Perbedaan antara diagnosa medis dan diagnosa keperawatan.
Untuk menghindari kekeliruan antara diagnosa medis dan diagnosa keperawatan,
perlu diketahui perbedaan antara kedua diagnosa tersebut. Diagnosa medis berfokus
pada keadaan pathologis, pengobatan dan penyembuhan penyakit, sedangkan
diagnosa keperawatan berfokus pada respons pasien terhadap penyakit atau faktor
yang mempengaruhi atau situasi lain yang sangat bervariasi. Perbedaan antara
diagnosa medis dapat digambarkan sebagai berikut :
Diagnosa Medis ;
Diagnosa keperawatan ;
pentembuhan penyakit
2. Berorientasi kepada keadaan
pathologis
3. Cenderung tetap, mulai sakit
sampai sembuh
4. Mengarah pada tindakan medis
pasien
4. Mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam
oleh perawat
evaluasi
diagnosa keperawatan
medis
Rumus PE :
Diagnosa Keperawatan = Masalah + penyebab
Contoh :
Gangguan aktivitas jalan, sehubungan dengan pemasangan gips pada tungkai kanan.
I.
2) Masalah yang sedang dialami diberi perhatian lebih dahulu daripada maslah
yang mungkin atau keselamatan (potensial).
3) Pola kebutuhan dasar manusia, menurut HIRARKI MASLOW.
Contoh : Pasien yang mengalami kecelakaan dengan keadaan sesak nafas, gelisah,
pernafasan cepat (30 x per menit), luka dan patah tulang tabia terbuka, disertai
pendarahan, maka penentuan proritas masalah adalah sebagai berikut :
1) Masalah pernapasan (kebutuhan oksigen).
2) Masalah pendarahan.
3) Masalah luka.
b. Merumuskan tujuan keperawataqn yang akan dicapai. Tujuan keperawatan ialah
hasil yang ingin dicapai dari ansuhan keperawatan, yang direncanakan untuk
menanggulangi/mengatasi masalah yang telah dirumuskan dalam diagnosa
keperawatan. Pernyataan tujuan keperawatan harus jelas disebutkan sehingga
perawat yang mengawasi pasien setelah membaca tujuan tersebut harus sanggup
menentukan apakah tujuan telah tercapai atau belum. Ada (2) dua kategori tujuan,
yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
1) Tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah hasil yang dicapai dalam
waktu yang cepat yaitu dalam kurun waktu jam atau hari. Tujuan jangka
pendek sangat cocok untuk keadaan emergency dimana pasien dalam kondisi
tidak stabil.
Contoh :
Tn. Bambang dalam waktu 7 hari, mempu berjalan dengan menggunakan
tongkat sejauh 100 meter.
2) Tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang adalah hasil yang dalam
pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih lama.
Contoh :
Tn. Bambang dapat berjalan tanpa bantuan pada saat pulang.
Petunjuk umum dalam menulis tujuan. Dalam menuliskan tujuan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
T = Tujuan
S
= Subyek
P = Predikat
K
= Kriteria tujuan
KO = Kondisi
Subyek
Predikat
Kriteria tujuan
Kondisi
Contoh : Tuan Ali (S) dapat berjalan (P) sejauh 100 meter dalam waktu 7 hari
(K) dengan menggunakan tongkat (KO).
Agar Tn. Bambang dalam tujuh hari mampu berjalan sejauh 100 M dengan
menggunakan tongkat lakukan latihan berjalan dengan tongkat 2 kali sehari.
J.
Tindakan +
keperawatan
Pengumpulan
dan analisa
data terus
menerus
Perubahan /
Penyesuaian
tindakan / rencana
tindakan
- Rencana
pengobatan medis
- Rencana asuhan
keperawatan.
K.
Tahap Evaluasi.
1. Pengertian.
Evaluasi adalah proses penilaian percapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.
Evaluasi = Penilaian pencapaian tujuan + pengkajian ulang rencana keperawatan keperawatan.
2. Tujuan evaluasi.
Evaluasi mempunyai beberapa tujuan antara lain :
a. Menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Menilai efektifitas rencana keperawatan/strategi asuhan keperawatan.
Contoh :
- Setelah 7 hari Tuan Bambang belum berani berjalan menggunakan tongkat
tanpa bantuan perawat.
Penilaian tentang perkembangan/kemajuan pasien dibuat melalui observasi,
interaksi pemeriksaan oleh tenaga perawat, pasien/keluarga dan anggota tim
anggota kesehatan lainnya. Apabila kemajuan tidak tercapai sesuai dengan tujuan,
tenaga perawatan mengkaji ulang/memperbaiki rencana keperawatan. Evaluasi
kemajuan pasien dapat juga menunjukan masalah dimana perlu dikaji dan
direncanakan kembali.
Evaluasi merupakan tahap aakhir dari proses keperawatan, namun tidak berhenti
sampai disini. Evaluasi hanya menunjukkan masalah dimana yang dapat
dipecahkan dan masalah mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, jadi
proses keperawatan merupakan siklus yang dinamis berkelanjutan. Tahap evaluasi
keperawatan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambaran Tahap Evaluasi Keperawatan
- Tenaga perawatan.
- Pasien / Keluarga.
- Anggota kesehatan lain.
Perubahan / perbaikan
rencana keperawatan