Anda di halaman 1dari 6

STUDI EKSPERIMEN KEKUATAN DAN POROSITAS BETON

LULUS AIR (POROUS CONCRETE) UNTUK PEMANFAATAN


JALAN SEMEN BETON
oleh :
Sukri Nur, Titik Penta Artiningsih, Arif Mudianto

Abstrak
Dewasa ini sebagian besar permukaan jalan telah tertutupi oleh aspal, beton
maupun paving block sehingga mengakibatkan air hujan yang turun tidak dapat
meresap dengan baik ke dalam tanah dan menyebabkan bertambahnya air
permukaan, menaikkan suhu di sekelilingnya yang selanjutnya memberikan
kontribusi terhadap pemanasan global dan efek rumah kaca. Beton porous adalah
beton dengan atau tanpa agregat halus, dan beton porous dirancang untuk
mendapatkan volume rongga sehingga air dapat menyerap ke dalam tanah.
Metode penelitian adalah studi eksperimental dengan membuat benda uji silinder
untuk pengujian kuat tekan, benda uji balok untuk pengujian kuat lentur, dan
benda uji pelat untuk pengujian permeabilitas dengan variasi persentase
pencampuran pasir sebesar 0%(mix design tanpa pasir), persentase pencampuran
pasir sebesar 25%, 50%, dan 100%.
Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan rata-rata pada benda uji 0% (B1) sebesar
5,50MPa, 25% (B2) sebesar 6,502MPa, 50% (B3) sebesar 17,121MPa, 100% (B4)
sebesar 17,16MPa. Dan pada pengujian kuat lentur menunjukkan kuat lentur ratarata pada benda uji 0% (B1) sebesar 3,42MPa, 25% (B2) sebesar 3,12MPa, 50%
(B3) sebesar 3,55MPa dan pada benda uji 100% (B4) sebesar 3,72MPa. Pada
pengujian permeabilitas untuk persentase rongga udara pada benda uji 0% (B1)
sebesar 85,77% dan benda uji 25% (B2) sebesar 84%. Dan pengujian kecepatan
aliran air yang baik dicapai oleh benda uji 0% (B1) sebesar 0,138 cm/det dan
benda uji 25% (B2) sebesar 0,089cm/det. Serta persentase lolos air pada benda uji
0% (B1) sebesar 94% dan benda uji 25% (B2) sebesar 92%.
Kata kunci porous concrete: kuat tekan, kuat lentur dan permeabilitas
1.

PENDAHULUAN

Dewasa ini sebagian besar permukaan


jalan telah tertutupi oleh aspal, beton
maupun
paving
block
sehingga
mengakibatkan air hujan tidak dapat
meresap dengan baik ke dalam tanah. Hal
ini menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan semakin bertambahnya air
permukaan,
menaikkan
suhu
di
sekelilingnya
yang
selanjutnya
memberikan
konstribusi
terhadap
pemanasan global dan efek rumah kaca.

Penggunaan porous concrete sebagai


bahan perkerasan diharapkan mampu
mengalirkan air hujan ke lapisan tanah di
bawahnya, sehingga dapat menurunkan
sebagian
pemanasan
global
dan
mengurangi kebanjiran khususnya pada
wilayah perkotaan.
Dalam upaya mengantisipasi hal tersebut,
maka diperlukan pembuatan perkerasan
beton lulus air (porous concrete)
semuanya tergantung pada adanya rongga

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

udara dalam agregat atau pembentukan


rongga udara dalam beton.
Pengertian beton sendiri adalah batu
buatan yang dihasilkan dari interaksi
mekanis dan kimiawi dari material
pembentuknya, yaitu bahan semen
hidrolik (portland cement), agregat kasar,
agregat halus, air dengan atau tanpa bahan
kimia tambahan, sehingga sifat fisik dan
karakter beton sangat dipengaruhi oleh
komposisi
dan
kualitas
material
penyusunnya. Selain itu karena biaya
pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan
lebih mahal walaupun biaya awalnya
lebih tinggi dibandingkan dengan jalan
aspal
yang
selalu
memerlukan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,
dan peningkatan jalan tentunya ini akan
memakan biaya yang tidak sedikit pula,
maka sangatlah tepat jika jalan beton
digunakan pada ruas-ruas jalan yang
sangat tinggi lalu lintasnya.
Sifat-sifat semen beton harus mempunyai
kekuatan yang cukup untuk kekerasan,
keawetan, kekesatan permukaan dan kuat
menampung tegangan tarik sebagai hasil
penyusutan, lenting (warping) dam
pembebanan.
Untuk
menjamin
persyaratan tersebut maka kuat tarik
lentur atau Modulus Of Rupture (MR)
tidak kurang dari 38 kg/cm2 (3,8 MPa)
pada umur 28 hari. Penentuan Modulus Of
Rupture dilakukan dengan pengujian
Third Poin Loading sesuai ASTM C78.
Secara umum, kuat tekan karakteristik
umur 28 hari sebesar 300 kg/cm2 (30
MPa), akan memenuhi persyaratan kuat
lentur.
2.

TINJAUAN PUSTAKA

Artiningsih (2009), menyatakan bahwa


beton lulus air (porous concrete) adalah
beton dengan atau tanpa agregat halus.
Porositas atau lubang-lubang pada porous
concrete bermanfaat untuk mengalirkan
air dari permukaan ke dalam tanah dan
menyaring kotoran sehingga tidak
terbawa ke dalam tanah atau saluran air.
Porous concrete telah digunakan sebagai
bahan perkerasan kaku pada saerh

pedestarian seperti tempat-tempat untuk


pejalan kaki, di taman-taman, trotoir, dan
untuk kendaraan ringan.
Neville (1995), menyatakan bahwa kuat
tekan dan kuat lentur adalah karakteristik
mekanik beton, dimana kuat tekan adalah
parameter
yang
penting
untuk
mengevaluasi kekuatan dan ketahanan
beton. Kuat lentur dapat digunakan
sebagai pengujian tidak langsung untuk
mengevaluasi kuat tarik beton. Perkerasan
kaku didesain dengan menggunakan teori
yang berdasarkan kuat lentur, sehingga
diperlukan suatu mix design beton yang
dibuat berdasarkan pengujian kuat lentur
untuk dapat mencapai kuat lentur yang
diinginkan.
Grajuantomo (2008), persyaratan beton
lulus air, yaitu :
a. Air yang melalui celah beton adalah
air yang tidak tercemar atau limbah.
b. Tidak digunakan pada jalan yang
dilalui oleh kendaraan berat.
Grajuantomo
(2008),
keuntungn
penggunaan beton lulus air dilihat dari sisi
lingkungan, yaitu :
a. Mengisi kembali tingkat air tanah
dalam batas normal.
b. Mengalirkan air ke akar-akar pohon
dan area tanah, sehingga mengurangi
kadar kebutuhan dalam irigasi.
3.

METODE PENELITIAN

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui


persentase pencampuran pasir pada beton
porous. Karakteristik material dan
pembentukan benda uji dilakukan di
Labotorium Mekanika Tanah dan
Teknologi Beton Universitas Pakuan.
Sedangkan
pengujian
kuat
tekan
dilakukan di Labotorium Mekanika Tanah
dan Teknologi Beton Universitas Pakuan,
dan pengujian kuat lentur dilakukan di
Laboratorium Struktur dan Material
Universitas Indonesia.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

a. Persiapan penelitian

b. Berat volume

Studi literatur

Hasil pengukuran berat volume dapat


dilihat pada Tabel 2.

b. Penelitian eksperimenta, meliputi :


Persiapan bahan
Persiapan alat
Pengujian material, yaitu pengujian
sifat karakteristik agregat kasar dan
agregat halus
Membuat proporsi untuk campuran
beton (mix design). Akan dibuat 4 mix
design, yaitu mix design tanpa pasir
dan dengan pencampuran pasir sebesar
25%, 50%, 100%
Membuat benda uji silinder, balok dan
pelat. Silinder dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm untuk
pengujian kuat tekan pada umur 28
hari masing-masing 3 buah. Benda uji
balok ukuran 150 x 150 x 600 mm
digunakan untuk pengujian kuat tarik
lentur pada umur 28 hari masingmasing sebanyak 3 buah. Dan benda
uji untu pengujian permeabilitas
dengan ukuran 150 x 150 x 50 mm
pada umur 28 hari masing-masing 1
buah. Sehingga jumlah silinder uji
adalah 12 buah, dan jumlah balok uji
adalag 12 buah.
4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sifat karakteristik material


Hasil uji karakteristik material dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat karakteristik material
No
sifat fisik
1 kadar lumpur
2 berat volume
- Padat
- gembur (druw)
3 specific gravity:

Satuan
%
kg/m3
- apparent specific gravity
- bulk specific gravity kering
- bulk specific gravity SSD
%
4 absorpsi air [%]
5 modulus kehalusan
%
6 kadar air [%]
Keterangan:
AH : agregat halus
AK : agregat kasar

AH
4,259

AK
1,537

1,479
1,267

1,410
1,208

3,290
3,042
3,115
2,391
2,732
4,605

3,109
2,739
2,858
4,356
2,917
3,485

Tabel 2. Berat rata-rata volume


Berat
Berat Volume
Beton
(kg/m3)
Kode
(kg)
individu
rerata
B1/1 10,20
1924,98
0%

B1/2

10,74

3914,13

B1/3

10,47

1975,94

B2/1

11,07

2089,17

B2/2

10,79

2036,33

B2/3

11,17

2108,04

B3/1

12,39

2255,25

B3/2

12,29

2238,26

B3/3

12,33

2255,06

B4/1

12,41

2342,06

100% B4/2

12,32

2325,08

B4/3

12,36

2332,63

25%

50%

2.605,02

2.077,85

2.249,59

2.333,25

c. Pengujian kuat tekan (Compressive


Strength)
Kekuatan pada beton didefinisikan
dengan kemampuan untuk memikul beban
yang diterima tanpa adanya kerusakan.
Kerusakan disini biasanya didefinisikan
dengan munculnya retak-retak pada beton
yang disebabkan oleh adanya beban luar
yang dipikulnya. Kuat tekan beton
disyaratkan (fc) serta dinyatakan dalam
Mega Paskal atau MPa.
Besarnya kekuatan tekan beton dihitung
dengan persamaan:
P ..................................1
f c'
A

dimana
fc= kuat tekan beton (MPa)
P = beban maksimum (N)
A= luas penampang benda uji (mm2)
Benda uji yang digunakan untuk uji tekan
adalah silinder berukuran diameter 150
mm dan tinggi 300 mm pada umur 28

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

hari. Hasil pengujian kuat tekan dapat


dilihat pada Tabel 3

Hasil pengujian kuat lentur dapat dilihat


pada Tabel 4.

Tabel 3. Hasil uji kuat tekan


Beban
Kuat tekan
rata(p)
Individu
Kode
rata

Tabel 4. Hasil uji kuat lentur

(kg
8800

5.079

B1/2

8600

4.963

B1/3

11200

6.464

B2/1

11300

6.522

B2/2

10500

6.060

B2/3

12000

6.926

B3/1

26100

15.063

B3/2

26300

15.179

B3/3

36600

21.123

B4/1

24900

14.371

B4/2

31200

18.007

B4/3

33100

19.103

5.50

6.50

17.12

17.16

Dari hasil Tabel 3 diatas menunjukkan


bahwa kuat tekan rata-rata 0% sebesar
5.502, 25% sebesar 6.502, 50% sebesar
17.121 dan 100% sebesar 17.16.
d. Pengujian kuat lentur
Pengujian kuat tarik lentur dilakukan pada
saat umur 28 hari, benda uji berbentuk
balok tanpa tulangan, kemudian balok
tersebut diletakkan pada dua tumpuan dan
dibebani pada dua titik dengan jarak 1/3
bentang sampai benda uji patah.
Tegangan yang bekerja adalah tegangan
tekan pada serat atas dan tegangan tarik
pada serat bawah. Menurut ASTM
(2005), dapat dihubungkan dengan rumus
balok biasa yaitu :
PxL
fcr = b x d2............................................ 2
dimana
fcr= kuat tekan beton (MPa)
P = beban (kN)
L = jarak tumpuan benda uji (mm)
b = lebar benda uji (mm)
d = tinggi benda uji (mm)

W = 1/6
x b x h2

ML
(M=1/6 x
p x l)

TL
(M/W)

(kg)

(mm3)

(kN/mm)

(N/mm2)

31164
24410
21516
24410
26340
19581
29234
26340
24410
25375
30199
28270

562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500
562500

2337
1831
1614
1831
1975
1469
2193
1975
1831
1903
2265
2120

4.16
3.25
2.87
3.25
3.51
2.61
3.90
3.51
3.25
3.38
4.03
3.77

Kode

(MPa)

B1/1

Beban

B1/1
B1/2
B1/3
B2/1
B2/2
B2/3
B3/1
B3/2
B3/3
B4/1
B4/2
B4/3

Dari hasil Tabel 4 diatas dapat di ambil


nilai terbesar dari tiap-tiap benda uji,
benda uji B1/1 sebesar 4.16MPa, B3/1
sebesar 3.90MPa, B4/2 sebesar 4.03MPa
sedangkan pada benda uji pada B2/2
sebesar 3.51MPa sehingga terjadinya
penurunan nilai hasil uji. Pada pedoman
Perkerasan Beton Semen untuk Jalan
Lalu Lintas Rendah dan Menengah
menetapkan kuat tarik lentur minimum
untuk perkerasan kaku adalah sebesar
3.8MPa. Terlihat bahwa pada sampel
yang berkode B1/1, B3/1, B4/2 memenuhi
syarat.
e. Pengujian permeabilitas
Pengujian permeabilitas ini dilakukan
pada umur benda uji 28 hari dan bertujuan
untuk mendapatkan persentase rongga
udara pada beton, kecepatan air dalam
menyerap, dan persentase lulus air. Benda
uji yang di pakai pada penilitian ini
dengan ukuran 15x15x5cm langkahlangkah dalam pengujian ini adalah
mempersiapkan air sebanyak 1000ml,
timbang berat sampel (kg), kemudian

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

Rata
-rata

3.70

3.38

3.70

3.90

pegang benda uji sampai dengan jarak


25 cm dari wadah air, menyirami air
diatas permukaan benda uji sampai air
keluar dari permukaan bawah sampel ke
wadah, kemudian dicatat waktunya (det),
dan menghitung jumlah air yang keluar
dari benda uji (ml).
Perhitungan:
1. Analisa persentase rongga udara,
perhitungan persentase rongga udara
dilakukan pada umur 28 hari, pada
kondisi kering permukaan dengan
rumus:

= x 100%.......................3
dimana =

......................4

dimana
Vp = pesentase volume rongga (%)
Vbu = volume benda uji (liter)
Vpo = volume rongga (liter)
Wa = berat benda uji di udara (kg)
Ww = berar benda uji di air (kg)
w = berat jenis air (1 kg/liter)
hasil uji analisa persentase rongga
udara dapat dilihat pada tabel5 di
bawah ini.
Tabel 5 hasil uji persentase rongga udara
Ww Wa Vpo
Vbu
Vp
(kg) (kg) (liter) (liter)
0%

3.42 3.26

0.16

1.125

85.77

25%

2.98 2.80

0.18

1.125

84

50%

3.48 3.25

0.23

1.125

79.55

100% 3.28 3.00 0.28 1.125


keterangan
Ww=berat benda uji di air
Wa= berat benda uji di udara
Vpo= volume rongga
Vbu= volume benda uji
Vp= persentase volume rongga

75.11

2. Analisa kecepatan air


Perhitungan kecepatan air dilakukan
secara manual yaitu benda uji dialiri air
lalu dihitung waktu air berada diatas
permukaan benda uji sampai air keluar di

permukaan bawah benda uji. Rumus


kecepatan air dapat dilihat dibawah ini :
H
V = T .................................................5
dimana
V= kecepatan air (cm/det)
H= tinggi benda uji (cm)
T= waktu air mengalir sampai dibawah
permukaan (det)
Hasil uji analisa kecapatan air dapat
dilihat pada tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6 hasil uji analisa kecepatan air
TPA WLA
Kecepatan air
%
(cm) (det)
(cm/det)
0%
25
36
0.138
25%

25

56

0.089

50%

25

100%
25
0
keterangan
TPA = tinggi penuangan air
WLA= waktu lulus air

3. Analisa persentase lolos air


Perhitungan lolos air dilakukan secara
manual yaitu benda uji dialiri air lalu
diukur jumlah air yang dihasilkan atau
lolos dari benda uji. Rumus perhitungan
persentase lolos air dapat dilihat dibawah
ini :
% Lolos air =

()

x 100

.............6

Hasil uji analisa lolos air dapat dilihat


pada Tabel 7di bawah ini:

5.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan,


kuat lentur dan pengujian permeabilitas
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Kuat tekan rata-rata pada benda uji
0% (B1) sebesar 5.50MPa, 25% (B2)
sebesar 6.50MPa, 50% (B3) sebesar
17.12MPa, dan 100% (B4) sebesar
17.16MPa.
sehingga
semakin
bertambahnya
persentase

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

pencampuran pasir maka semakin


besar kemampuan beton menahan
beban.
b) Kuat lentur porous concrete, dengan
nilai rata-rata pada benda uji 0% (B1)
sebesar 3.70MPa, 25% (B2) sebesar
3.38MPa, 50% (B3) sebesar 3.70MPa,
100% (B4) sebesar 3.90MPa,
sehingga benda uji 100% (B4)
memenuhi
standar
Pedoman
Perkerasan Beton Semen untuk Jalan
Lalu Lintas Rendah dan Menengah
yaitu minimum 3.8MPa.
c) Persentase lolos air terbesar adalah
94% pada benda uji 0% (persentase
tanpa pasir).
d) Kecepatan aliran air yang baik dicapai
oleh benda uji 0% (persentase tanpa
pasir) sebesar 0.138 cm/det.
e) Analisa persentase rongga udara yang
baik dicapai oleh benda uji 0%
(persentase tanpa pasir) sebesar
85.77%.

5. Daniel
Agustinus
Hartanto,
Pembuatan Beton Geopolimer dengan
Menggunakan Sisa Beton Semen.
Bachelor
Thesis.
Universitas
Indonesia, 2007.
6. Grajuantomo, Pembuatan Beton
Lulus
Air
(Porous
Concrete)
Menggunakan Material Geopolimer
Sebagai Bahan Pengikat. Tugas
Akhir. Universitas Indonesia, 2008.
7. Ni Made Rahmayati, Rancang
Campur
Pembuatan
Pervious
Concrete,
Bachelor
Thesis.
Universitas Indonesia, 2007.
8. Perkerasan Beton Semen untuk Jalan
dengan Lalu lintas Rendah dan
Menengah,
Asosiasi
Semen
Indonesia-Puslitbang
Prasarana
Transportasi, Balitang Kimpraswil,
ISBN 979-97380-0-8, 2003.
9. Park, S.B dan Tia, M. An
Experimental Study on The Water
Purification Properties of Porous
Concrete, Cement and Concrete
Research, vol. 34 no. 2, 2004.

PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS
1. ACI Committe 211, Standard
Practice for Normal, Heavyweight,
and Mass Concrete (ACI 211.1-91),
ACI Manual of Concrete Practice, part
1, Detroit, 1995.
2. Artiningsih, T.P, Pemanfaatan Limbah
Marmer Sebagai Subsitusi Semen pada
porous concrete, 2009.

3. ASTM, Concrete and Aggregates,


Annual Book of ASTM Standards vol.
02.02, American Society for Testing
and Materials, Philadelphia, 1993.

1)

2)

3)

Sukri Nur, ST. Alumni (2013)


Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas
Teknik
Universitas
Pakuan Bogor.
Dr. Ir. Titik Penta Artiningsih,
MT. Staf Dosen Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor.
Ir. Arif Mudianto, MT. Staf Dosen
Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas
Teknik
Universitas
Pakuan.

4. Bruce
K
Furgunos.
Water
Management and Land Development,
Porous Concrete, 2005.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak

Anda mungkin juga menyukai