BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
15
Usia
Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker serviks. Semakin
tua usia seseorang, maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker serviks.
Meningkatnya risiko kanker serviks pada usia lanjut merupakan gabungan dari
meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta
makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia. Hal ini juga disebabkan
karena kelompok umur tersebut merupakan golongan usia produktif, yaitu umur pada
saat seorang wanita sedang dalam kondisi aktif bereproduksi dan aktif berkarya
dalam rangka turut membangun bangsa. Seorang wanita yang sedang aktif berkarya
ada kemungkinan berkaitan dengan cara hidup (life style) dan perilaku seksual
(sexual life) mereka. Kenyataan demikian berhubungan dengan suatu keadaan di
mana seorang wanita yang telah berumur 35 tahun ke atas kemungkinan lebih mudah
untuk terkena suatu penyakit. Hal itu disebabkan adanya penurunan mekanisme
penyembuhan DNA dan mulai berkurangnya proses proliferasi sel, sehingga akan
menimbulkan risiko untuk berkembangnya suatu penyakit.
2.4.2
hubungan seksual dan berisiko terkena kanker serviks 10-12 kali lebih besar daripada
mereka yang menikah pada usia 20 tahun. Hubungan seks idealnya dilakukan
16
setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat
dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa
yang terdapat di selaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa
baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi seorang wanita yang
menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia
16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada
usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan
terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk
zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah
sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan
tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang
mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa
berubah sifat menjadi sel kanker. Lain halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia
di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.
2.4.3
salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di
permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak dan tidak terkendali
sehingga menjadi kanker.
2.4.4
Kebersihan Genitalia
Kejadian kanker serviks salah satunya dipengaruhi oleh personal higiene
organ genital kurang. Semakin baik kondisi personal higiene organ genital seseorang
17
maka resiko kejadian kanker serviks lebih rendah dibandingkan dengan responden
dengan personal hygiene organ genital kurang. Jadi pada dasarnya ada hubungan
personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks, semakin kurang
kebersihan seseorang dalam organ genital semakin cepat pula terinfeksi oleh virus.
Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun
deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
2.4.5
18
2.4.6
HPV, karena virus HPV diduga sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher
rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit kelamin berisiko terkena
kanker serviks.
2.4.7
persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang perempuan
yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena
penyakit kanker serviks. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan
berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya
dampak dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus
(HPV) sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker serviks.
2.4.8
4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker serviks 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral
mungkin dapat meningkatkan risiko kanker serviks karena jaringan leher rahim
merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid perempuan. Pil
kontrasepsi diduga akan menyebabkan defisiensi asam folat yang mengurangi
metabolisme mutagen sedangkan estrogen kemungkinan menjadi salah satu kofaktor
yang membuat replikasi DNA HPV. Penggunaan IUD dapat menyebabkan erosi
portio. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca,
19
kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi
membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang
menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan
terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang
non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan
menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua
kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis
menyebabkan metastase keganasan serviks.
2.4.9
Penggunaan pembalut
Pada saat haid pembuluh darah dalam rahim terbuka, karena itu mudah
terkena infeksi. Bila kebersihan vagina tidak dijaga, maka kuman akan mudah masuk
melalui vagina ke mulut rahim. Hal ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran
reproduksi. Untuk menjaga kebersihan, penggunaan pembalut selama menstruasi
harus diganti secara teratur 4-5 kali sehari (Rasjidi, 2007). Menurut WHO, Indonesia
merupakan negara dengan penderita kanker mulut rahim no 1 di dunia dan 62% salah
satunya diakibatkan oleh penggunaan produk pembalut yang tidak berkualitas.
Pembalut yang diproduksi banyak mengandung zat dioxin yang berbahaya, serta tidak
dijamin steril, sehingga diduga dapat menyebabkan terjadinya gangguan organ
reproduksi perempuan. Ketika pembalut biasa dipakai, cairan yang sudah diserap
pembalut biasa akan bercampur dengan bahan kimia yang berbahaya dan bahan yang
tidak steril. Dan ketika duduk, cairan yang sudah bercampur tadi akan tertekan naik
keatas/keluar dari pembalut sehingga bisa masuk lagi ke organ kewanitaan. Sehingga
20
hal ini dapat memicu terjadinya infeksi organ kewanitaan dan juga bisa menimbulkan
masalah kewanitaan lainnya seperti keputihan, gatal-gatal di daerah kewanitaan, dan
kanker serviks.
2.4.10 Polusi
Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon
dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker. Penyebab utama
meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, kondisi
air yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan kimia dan industri yang
membuang limbahnya kesungai dengan mudah. Hal ini menyebabkan air yang ada di
sungai terkontaminasi oleh limbah yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang ada
disekitar sungai. Akibatnya air yang terkontaminasi tersebut secara langsung
berakibat terhadap tumbuh-tumbuhan dan makanan. Selain disebabkan oleh virus
HPV, sel-sel abnormal pada serviks juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau
pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama (Wijaya,
2010). Paparan polusi dalam penelitian ini berupa adanya paparan limbah / asap
pabrik / asap rokok dalam waktu yang lama dan ibu pernah menjalani pemeriksaan
sinar X seperti rontgen atau CT-scan sebelum mengalami kanker serviks. Menurut
teori, wanita yang pernah menjalani pemeriksaan radiasi seperti pemeriksaan X-Ray
atau rontgen memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita kanker karena adanya
paparan radiasi yang dapat menyebabkan perubahan sel sehat menjadi sel kanker.
21
2.4.11 Nutrisi
Para ilmuwan mendapatkan bahwa makanan-makanan tertentu adalah sumber
kanker. Makanan- makanan tersebut menjadi sumber kanker oleh sebab adanya zatzat kimia tertentu. Makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah makanan yang
mengandung bahan pengawet buatan dan bahan pewarna buatan, pola makan yang
tidak teratur, makanan cepat saji yang marak beredar di Indonesia, dan kurang
mendapat asupan nutrisi.
22
8. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
panggul. Apabila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan
terjadi hidronefrosis. Selain itu, nyeri dapat timbul di tempat-tempat lain.