Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan Pustaka

Hipertensi pada Anak

Made Supartha, I Ketut Suarta, Ida Bagus Agung Winaya


Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstrak: Hipertensi pada anak adalah rerata tekanan darah sistolik (TDS) dan/atau tekanan
darah diastolik (TDD) yang > persentil 95 pada jenis kelamin, usia, dan tinggi badan yang
sesuai yang ditemukan dalam 3 kali pengukuran yang berbeda. Hipertensi pada anak memiliki
prevalensi antara 1-2%. Terdapat bukti bahwa hipertensi pada anak dapat berlanjut hingga
masa dewasa. Pada evaluasi anak dengan kenaikan tekanan darah, anamnesis dan pemeriksaan
fisik merupakan hal yang sangat penting terutama konfirmasi kenaikan tekanan darah yang
benar dan konsisten. Pemeriksaan penunjang yang tepat disesuaikan dengan usia anak dan
beratnya kenaikan tekanan darah. Pemeriksaan tidak hanya difokuskan pada penyakit yang
mendasarinya, namun juga pada organ target, komplikasi atau penyakit lainnya, dan penilaian
terhadap risiko kardiovaskular menyeluruh pada anak. Manajemen bersifat multidimensi,
meliputi nonfarmakologis berupa pengurangan berat badan, olahraga, dan modifikasi diet,
dan farmakologis. Anjuran terapi obat didasarkan pada adanya gejala hipertensi, bukti adanya
kerusakan organ target, hipertensi stadium 2, dan hipertensi stadium 1 yang tidak berespons
terhadap pengobatan nonfarmakologis.
Kata kunci: hipertensi, tekanan darah, anak

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

221

Hipertensi pada Anak

Hypertension in Children
Made Supartha, I Ketut Suarta, Ida Bagus Agung Winaya
Department of Child Health, Medical School, Udayana University

Abstract: Hypertension in childhood is defined as average systolic blood pressure and/or diastolic
blood pressure that is >95th percentile for the corresponding gender, age, and height on e3
occasions. Hypertension during childhood is not rare, with an estimated prevalence of between
1% and 2%, although it is often an under-recognized clinical entity. There is evidence that
childhood hypertension can lead to adult hypertension. In the evaluation of child with documented
blood pressure elevation, a throughout history and full clinical examination are essential, and the
confirmation of truly and persistently elevated blood pressure is the utmost importance. These
should be followed by appropriate investigations, which are tailored to the age of the child and to
the severity of the blood pressure elevation. Investigation should not only focus on a search for the
underlying disease, but also on establishing effect on target organs, complications or additional
diseases and on assessment of the total cardiovascular risk to individual patient. Management is
multifaceted. Nonpharmacologic treatments include weight reduction, exercise, and dietary modifications. Recommendations for pharmacologic treatment are based on symptomatic hypertension, evidence of end-organ damage, stage 2 hypertension, and stage 1 hypertension unresponsive to lifestyle modification.
Keywords: hypertension, blood pressure, children

Pendahuluan
Prevalensi dan diagnosis hipertensi pada anak dan
remaja tampak meningkat sekarang akhir-akhir ini. Hal ini
kemungkinan berkaitan dengan meningkatnya prevalensi
obesitas pada anak dan meningkatnya kepedulian terhadap
penyakit ini.1 Prevalensi hipertensi pada anak diperkirakan
sebesar 1 2%.2,3 Hipertensi diketahui merupakan salah satu
faktor risiko terhadap terjadinya penyakit jantung koroner
pada orang dewasa, dan adanya hipertensi pada masa anak
mungkin berperanan dalam perkembangan dini penyakit
jantung koroner tersebut.3 Hipertrofi ventrikel kiri merupakan
bukti klinis nyata kerusakan organ target pada kasus
hipertensi pada anak. Hipertensi berat juga meningkatkan
risiko berkembangnya ensefalopati hipertensif, kejang,
kelainan serebrovaskular, dan gagal jantung kongestif.4-7
Komplikasi hipertensi tersebut dapat dicegah bila dilakukan
pengawasan dan pengobatan dini yang adekuat terhadap
hipertensi.8
Pengukuran tekanan darah secara rutin berguna untuk
deteksi hipertensi pada anak sedini mungkin. Tekanan darah
normal anak-anak bervariasi karena banyak faktor
mempengaruhinya antara lain usia, jenis kelamin, tinggi, dan
berat badan.8 Hipertensi pada anak dibagi menjadi hipertensi
primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau
esensial merupakan hipertensi yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
terjadi oleh akibat penyakit lain. Perbedaan hipertensi pada
222

anak dengan orang dewasa adalah kejadian hipertensi


sekunder yang lebih lazim terjadi pada masa anak, .8-10
Edukasi, deteksi dini, diagnosis yang akurat dan terapi
yang tepat akan memperbaiki kesudahan (outcome) jangka
panjang anak-anak dan remaja yang menderita hipertensi
ini.3,7,8,10 Dalam tulisan ini akan diuraikan mengenai definisi,
etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnosis dan terapi
hipertensi pada anak.
Definisi
Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) di bawah
persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan.10
Definisi hipertensi pada anak dan remaja didasarkan pada
distribusi normal tekanan darah pada anak sehat. Data National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES), tekanan darah anak laki-laki dan anak perempuan
berdasarkan persentil usia dan tinggi badan yang sudah
direvisi tersaji pada tabel 1 dan 2 di bawah ini.7,10
Hipertensi dinyatakan sebagai rerata TDS dan/atau TDD
> persentil 95 menurut jenis kelamin, usia dan tinggi badan
pada > 3 kali pengukuran seperti tampak pada gambar 1.
Prahipertensi yaitu rerata TDS atau TDD > persentil 90 tetapi
< persentil 95 merupakan, keadaan yang berisiko tinggi
berkembang menjadi hipertensi. Terdapat istilah white-coat
hypertension yang merupakan keadaan penderita yang
tekanan darahnya > persentil 95 pada pemeriksaan di klinik
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Hipertensi pada Anak


Tabel 1. Tekanan Darah Anak Laki-Laki Berdasarkan Usia dan Persentil Tinggi Badan.7,10
Usia
tahun

10

11

12

13

14

15

16

17

Persentil
Tekanan
Darah

50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99

Tekanan Darah Sistolik (mmHg)


Persentil Tinggi

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)


Persentil Tinggi

10

25

50

75

90

95

10

25

50

75

90

95

80
94
98
105
84
97
101
109
86
100
104
111
88
102
106
113
90
104
108
115
91
105
109
116
92
106
110
117
94
107
111
119
95
109
113
120
97
111
115
122
99
113
117
124
101
115
119
126
104
117
121
128
106
120
124
131
109
122
126
134
111
125
129
136
114
127
131
139

81
95
99
106
85
99
102
110
87
101
105
112
89
103
107
114
91
105
109
116
92
106
110
117
94
107
111
118
95
109
112
120
96
110
114
121
98
112
116
123
100
114
118
125
102
116
120
127
105
118
122
130
107
121
125
132
110
124
127
135
112
126
130
137
115
128
132
140

83
97
101
108
87
100
104
111
89
103
107
114
91
105
109
116
93
106
110
118
94
108
112
119
95
109
113
120
97
110
114
122
98
112
116
123
100
114
117
125
102
115
119
127
104
118
122
129
106
120
124
131
109
123
127
134
112
125
129
136
114
128
132
139
116
130
134
141

85
99
103
110
88
102
106
113
91
105
109
116
93
107
111
118
95
108
112
120
96
110
114
121
97
111
115
122
99
112
116
123
100
114
118
125
102
115
119
127
104
117
121
129
106
120
123
131
108
122
126
133
111
125
128
136
113
127
131
138
116
130
134
141
118
132
136
143

87
100
104
112
90
104
108
115
93
107
110
118
95
109
112
120
96
110
114
121
98
111
115
123
99
113
117
124
100
114
118
125
102
115
119
127
103
117
121
128
105
119
123
130
108
121
125
133
110
124
128
135
113
126
130
138
115
129
133
140
118
131
135
143
120
134
138
145

88
102
106
113
92
105
109
117
94
108
112
119
96
110
114
121
98
111
115
123
99
113
117
124
100
114
118
125
102
115
119
127
103
117
121
128
105
119
122
130
107
120
124
132
109
123
127
134
111
125
129
136
114
128
132
139
117
130
134
142
119
133
137
144
121
135
139
146

89
103
106
114
92
106
110
117
95
109
113
120
97
111
115
122
98
112
116
123
100
113
117
125
101
115
119
126
102
116
120
127
104
118
121
129
106
119
123
130
107
121
125
132
110
123
127
135
112
126
130
137
115
128
132
140
117
131
135
142
120
134
137
145
122
136
140
147

34
49
54
61
39
54
59
66
44
59
63
71
47
62
66
74
50
65
69
77
53
68
72
80
55
70
74
82
56
71
75
83
57
72
76
84
58
73
77
85
59
74
78
86
59
74
78
86
60
75
79
87
60
75
80
87
61
76
81
88
63
78
82
90
65
80
84
92

35
50
54
62
40
55
59
67
44
59
63
71
48
63
67
75
51
66
70
78
53
68
72
80
55
70
74
82
57
72
76
84
58
73
77
85
59
73
78
86
59
74
78
86
60
75
79
87
60
75
79
87
61
76
80
88
62
77
81
89
63
78
83
90
66
80
85
93

36
51
55
63
41
56
60
68
45
60
64
72
49
64
68
76
52
67
71
79
54
69
73
81
56
71
75
83
58
72
77
85
59
74
78
86
60
74
79
86
60
75
79
87
61
75
80
88
61
76
80
88
62
77
81
89
63
78
82
90
64
79
83
91
66
81
86
93

37
52
56
64
42
57
61
69
46
61
65
73
50
65
69
77
53
68
72
80
55
70
74
82
57
72
76
84
59
73
78
86
60
75
79
87
61
75
80
88
61
76
80
88
62
76
81
89
62
77
81
89
63
78
82
90
64
79
83
91
65
80
84
92
67
82
87
94

38
53
57
65
43
58
62
70
47
62
66
74
51
66
70
78
54
69
73
81
56
71
75
83
58
73
77
85
60
74
79
87
61
76
80
88
61
76
81
88
62
77
81
89
63
77
82
90
63
78
82
90
64
79
83
91
65
80
84
92
66
81
85
93
68
83
87
95

39
53
58
66
44
58
63
71
48
63
67
75
51
66
71
78
55
69
74
81
57
72
76
84
59
74
78
86
60
75
79
87
61
76
81
88
62
77
81
89
63
78
82
90
63
78
82
90
64
79
83
91
65
79
84
92
66
80
85
93
67
82
86
94
69
84
88
96

39
54
58
66
44
59
63
71
48
63
67
75
52
67
71
79
55
70
74
82
57
72
76
84
59
74
78
86
61
76
80
88
62
77
81
89
63
78
82
90
63
78
82
90
64
79
83
91
64
79
83
91
65
80
84
92
66
81
85
93
67
82
87
94
70
84
89
97

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

223

Hipertensi pada Anak


Tabel 2. Tekanan Darah Anak Perempuan Berdasarkan Usia dan Persentil Tinggi Badan.7,10
Usia
tahun

10

11

12

13

14

15

16

17

224

Persentil
Tekanan
Darah

50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99
50
90
95
99

Tekanan Darah Sistolik (mmHg)


Persentil Tinggi

Tekanan Darah Diastolik (mmHg)


Persentil Tinggi

10

25

50

75

90

95

10

25

50

75

90

95

83
97
100
108
85
98
102
109
86
100
104
111
88
101
105
112
89
103
107
114
91
104
108
115
93
106
110
117
95
108
112
119
96
110
114
121
98
112
116
123
100
114
118
125
102
116
119
127
104
117
121
128
106
119
123
130
107
120
124
131
108
121
125
132
108
122
125
133

84
97
101
108
85
99
103
110
87
100
104
111
88
102
106
113
90
103
107
114
92
105
109
116
93
107
111
118
95
109
112
120
97
110
114
121
99
112
116
123
101
114
118
125
103
116
120
127
105
118
122
129
106
120
123
131
108
121
125
132
108
122
126
133
109
122
126
133

85
98
102
109
87
100
104
111
88
102
105
113
90
103
107
114
91
105
108
116
93
106
110
117
95
108
112
119
96
110
114
121
98
112
115
123
100
114
117
125
102
116
119
126
104
117
121
128
106
119
123
130
107
121
125
132
109
122
126
133
110
123
127
134
110
123
127
134

86
100
104
111
88
101
105
112
89
103
107
114
91
104
108
115
93
106
110
117
94
108
111
119
96
109
113
120
98
111
115
122
100
113
117
124
102
115
119
126
103
117
121
128
105
119
123
130
107
121
124
132
109
122
126
133
110
123
127
134
111
124
128
135
111
125
129
136

88
101
105
112
89
103
107
114
91
104
108
115
92
106
110
117
94
107
111
118
96
109
113
120
97
111
115
122
99
113
116
123
101
114
118
125
103
116
120
127
105
118
122
129
107
120
124
131
109
122
126
133
110
124
127
135
111
125
129
136
112
126
130
137
113
126
130
137

89
102
106
113
91
104
108
115
92
106
109
116
94
107
111
118
95
109
112
120
97
110
114
121
99
112
116
123
100
114
118
125
102
116
119
127
104
118
121
129
106
119
123
130
108
121
125
132
110
123
127
134
111
125
129
136
113
126
130
137
114
127
131
138
114
127
131
138

90
103
107
114
91
105
109
116
93
106
110
117
94
108
112
119
96
109
113
120
98
111
115
122
99
113
116
124
101
114
118
125
103
116
120
127
105
118
122
129
107
120
124
131
109
122
126
133
110
124
128
135
112
125
129
136
113
127
131
138
114
128
132
139
115
128
132
139

38
52
56
64
43
57
61
69
47
61
65
73
50
64
68
76
52
66
70
78
54
68
72
80
55
69
73
81
57
71
75
82
58
72
76
83
59
73
77
84
60
74
78
85
61
75
79
86
62
76
80
87
63
77
81
88
64
78
82
89
64
78
82
90
64
78
82
90

39
53
57
64
44
58
62
69
48
62
66
73
50
64
68
76
53
67
71
78
54
68
72
80
56
70
74
81
57
71
75
82
58
72
76
83
59
73
77
84
60
74
78
85
61
75
79
86
62
76
80
87
63
77
81
88
64
78
82
89
64
78
82
90
65
79
83
90

39
53
57
65
44
58
62
70
48
62
66
74
51
65
69
76
53
67
71
79
55
69
73
80
56
70
74
82
57
71
75
83
58
72
76
84
59
73
77
85
60
74
78
86
61
75
79
87
62
76
80
88
63
77
81
89
64
78
82
90
65
79
83
90
65
79
83
91

40
54
58
65
45
59
63
70
49
63
67
74
52
66
70
77
54
68
72
79
56
70
74
81
57
71
75
82
58
72
76
83
59
73
77
84
60
74
78
86
61
75
79
87
62
76
80
88
63
77
81
89
64
78
82
90
65
79
83
91
66
80
84
91
66
80
84
91

41
55
59
66
46
60
64
71
50
64
68
75
52
67
71
78
55
69
73
80
56
70
74
82
58
72
76
83
59
73
77
84
60
74
78
85
61
75
79
86
62
76
80
87
63
77
81
88
64
78
82
89
65
79
83
90
66
80
84
91
66
81
85
92
67
81
85
92

41
55
59
67
46
61
65
72
50
64
68
76
53
67
71
79
55
69
73
81
57
71
75
83
58
72
76
84
60
74
78
85
61
75
79
86
62
76
80
87
63
77
81
88
64
78
82
89
65
79
83
90
66
80
84
91
67
81
85
92
67
81
85
93
67
81
85
93

42
56
60
67
47
61
65
72
51
65
69
76
54
68
72
79
56
70
74
81
58
72
76
83
59
73
77
84
60
74
78
86
61
75
79
87
62
76
80
88
63
77
81
89
64
78
82
90
65
79
83
91
66
80
84
92
67
81
85
93
68
82
86
93
68
82
86
93

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Hipertensi pada Anak


atau praktek dokter, padahal di luar tempat tersebut tekanan
darahnya yang normal. Seperti halnya pada dewasa,
hipertensi dibedakan atas beberapa tingkat (Tabel 3).7,10,11
Tabel 3. Klasifikasi Hipertensi pada Anak 7,10,11
Tingkat 1 (hipertensi bermakna)
Tingkat 2 (hipertensi berat)
Krisis Hipertensi

>95 sampai dengan 5 mmHg di


atas persentil 99
TDS atau TDD >5 mmHg di atas
persentil 99
Rerata TDS atau TDD >5 mmHg
di atas persentil 99 disertai
gejala dan tanda klinis

Cara penggunaan tabel tekanan darah 1 dan 2 yaitu


sebagai berikut:
1. Pergunakan grafik pertumbuhan Center for Disease Control (CDC) 2000 (www.cdc.gov/growthcharts) untuk
menentukan persentil tinggi anak.
2. Ukur dan catat TDS dan TDD anak.
3. Gunakan tabel TDS dan TDD yang benar sesuai jenis
kelamin.
4. Lihat usia anak pada sisi kiri tabel. Ikuti perpotongan
baris usia secara horizontal dengan persentil tinggi anak
pada tabel (kolom vertikal).
5. Kemudian cari persentil 50, 90, 95, dan 99 TDS di kolom
kiri dan TDD di kolom kanan.
6. Interpretasikan tekanan darah (TD) anak:
TD: <persentil 90 adalah normal.
TD: antara persentil 90-95 disebut pre-hipertensi.
Pada anak remaja jika >120/80 mmHg disebut prehipertensi.
TD >persentil 95 kemungkinan suatu hipertensi.
7. Bila TD >persentil 90, pengukuran TD harus diulang
sebanyak dua kali pada kunjungan berikutnya di tempat
yang sama, dan rerata TDS dan TDD harus dipergunakan.
8. Bila TD >persentil 95, TD harus diklasifikasikan dan
dievaluasi lebih lanjut.
Kriteria hipertensi juga dibagi atas derajat ringan,
sedang, berat, dan krisis berdasarkan kenaikan tekanan darah
sistolik normal sesuai dengan usia yang diajukan Wila Wirya
seperti terlihat pada tabel 4 di bawah ini:8
Tabel 4. Kriteria Derajat Hipertensi Berdasarkan Kenaikan
Tekanan Diastolik Normal Sesuai Dengan Usia 8

Derajat
hipertensi

Ringan
Sedang
Berat
Krisis

Prosentase
kenaikan
di atas batas
normal
5-15%
15-30%
30-50%
>50%

Usia (tahun)
1-5
6-12
TD Diastolik TD Diastolik
(mmHg)
(mmHg)

75-85
85-95
95-112
>112

90-100
100-110
110-120
>120

Formula untuk menghitung tekanan darah pada anak


juga dikembangkan untuk mendukung deteksi dini hipertensi
pada anak yaitu:
Tekanan darah sistolik (persentil 95)
1-17 tahun = 100 + (usia dalam tahun x 2)
Tekanan darah diastolik (persentil 95)
1-10 tahun = 60 + (usia dalam tahun x 2)
11-17 tahun = 70 + (usia dalam tahun)12

Gambar 1. Tekanan Darah di Persentil 95 Laki-laki dan


Perempuan pada Persentil Tinggi 11

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Pengukuran Tekanan Darah pada Anak


Tekanan darah adalah hasil kali tahanan vaskuler perifer
dan curah jantung. Pengukuran tekanan darah yang tepat
225

Hipertensi pada Anak


bergantung pada kondisi penderita saat diperiksa, kualitas
peralatan, dan keterampilan pemeriksa.9
Pengukuran tekanan darah pada anak memerlukan ruang
pemeriksaan yang tenang, serta kondisi anak yang tenang
agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Anak dapat
berbaring telentang dengan tangan lurus di samping badan
atau duduk dengan lengan bawah yang diletakkan di atas
meja sehingga lengan atas berada setinggi jantung. Peralatan
standar untuk mengukur tekanan darah adalah sfigmo-manometer air raksa pada anak berusia lebih dari tiga tahun.3,7,10,13
Metode terpilih untuk pengukuran tekanan darah adalah
dengan auskultasi. Manset yang digunakan harus sesuai
dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah akan terlalu tinggi
apabila manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah
bila ukuran manset terlalu besar.3,7,10,12 Lebar kantong manset
harus menutupi 1/2 sampai 2/3 panjang lengan atas atau
panjang tungkai atas. Panjang manset juga harus melingkari
setidak-tidaknya 2/3 lingkar lengan atas atau tungkai atas.
Manset dipasang melingkari lengan atas atau tungkai atas
dengan batas bawah lebih kurang 3 cm dari siku atau lipat
lutut. Manset dipompa sampai denyut nadi arteri radialis atau
dorsalis pedis tidak teraba kemudian diteruskan dipompa
sampai tekanan naik 20-30 mmHg lagi. Stetoskop diletakkan
di denyut arteri brakialis atau poplitea, kemudian manometer
dikosongkan perlahan-lahan dengan kecepatan 2-3 mmHg
per detik. Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyibunyi Korotkoff. Bunyi Korotkoff I yaitu bunyi yang pertama
kali terdengar berupa bunyi detak yang perlahan. Bunyi
Korotkoff II seperti bunyi Korotkoff I tetapi disertai bunyi
desis (swishing sign). Bunyi Korotkoff III seperti bunyi
Korotkoff II tetapi lebih keras. Bunyi Korotkoff IV bunyi
tiba-tiba melemah. Bunyi Korotkoff V bunyi menghilang.
Tekanan sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi
Korotkoff I, sedangkan tekanan diastolik adalah saat mulai
terdengarnya bunyi Korotkoff IV yang biasanya pada bayi
dan anak bersamaan atau hampir bersamaan dengan
menghilangnya bunyi (Korotkoff V). Dalam keadaan normal,
tekanan darah sistolik di lengan 10-15 mmHg lebih rendah
dibanding dengan tekanan darah tungkai.3,7,10,13
Pada bayi baru lahir penggunaan sfignomanometri
konvensional tidak dianjurkan karena suara Korotkoff tidak
dapat terdengar jelas. Untuk pasien ini digunakan alat
ultrasonik Doppler, oxymetry pulse, atau osilometri. Teknik
puls oksimetri menggunakan muncul dan hilangnya
gelombang phletysmographic saat tekanan pada manset
menaik dan menurun di sekitar tekanan sistolik. Manometer
osilometrik digunakan secara luas dalam praktek klinis tetapi
lebih kurang akurat dibandingkan dengan alat ultrasonik
Doppler dan puls oksimetri saat dibandingkan dengan baku
emas yaitu tekanan darah intraarterial.10,14,15
Peningkatan tekanan darah harus dipastikan pada
kunjungan ulang sebelum menetapkan anak menderita
hipertensi. Konfirmasi peningkatan tekanan darah ini sangat
penting karena tekanan darah yang tinggi dapat turun pada

226

pengukuran berikutnya karena terpengaruh oleh faktor-faktor:


(1) berkurangnya kecemasan penderita dari kunjungan
pertama ke kunjungan berikutnya. (2) regresi rerata tekanan
darah karena sifat tekanan darah yang bersifat tidak statis
tetapi bervariasi bahkan dalam kondisi tenang.10
Etiologi
A. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Meskipun
demikian, beberapafaktor dapat diperkirakan berperan
menimbulkan seperti faktor keturunan, berat badan, respons
terhadap stres fisik dan psikologis, abnormalitas transpor
kation pada membran sel, hipereaktivitas sistem saraf
simpatis, resistensi insulin, dan respons terhadap masukan
garam dan kalsium.9,10
Tekanan darah yang tinggi pada masa anak-anak
merupakan faktor risiko hipertensi pada masa dewasa muda.
Hipertensi primer pada masa anak biasa ringan atau bermakna.
Evaluasi anak dengan hipertensi primer harus disertai dengan
evaluasi beberapa faktor risiko yang berkaitan dengan risiko
berkembangnya suatu penyakit kardiovaskular. Obesitas,
kolesterol lipoprotein densitas tinggi yang rendah, kadar
trigliserida tinggi, dan hiperinsulinemia merupakan faktor
risiko yang harus dievaluasi untuk berkembangnya suatu
penyakit kardiovaskular.3,10
B. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak
dibanding pada orang dewasa. Evaluasi yang lebih teliti
diperlukan pada setiap anak untuk mencari penyebab
hipertensi. Anak dengan hipertensi berat, anak dengan usia
yang masih muda, serta anak remaja dengan gejala klinis
sistemik disertai hipertensi harus dievaluasi lebih lanjut.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang mengarahkan pada
suatu kelainan sistemik yang mendasari hipertensi
merupakan langkah pertama evaluasi anak dengan kenaikan
tekanan darah yang menetap. Jadi, sangat penting untuk
mencari gejala dan tanda klinis yang mengarah pada penyakit
ginjal (hematuria nyata, edema, kelelahan), penyakit jantung
(nyeri dada, dispneu, palpitasi), atau penyakit dari sistem
organ lain (seperti kelainan endokrinologis, reumatologis).
Riwayat penyakit dahulu diperlukan untuk mengungkap
penyebab hipertensi. Pertanyaan diarahkan pada riwayat
opname sebelumnya, trauma, infeksi saluran kemih, diabetes, atau masalah gangguan tidur. Riwayat penyakit keluarga
berupa hipertensi, diabetes, obesitas, apnea pada waktu tidur,
penyakit ginjal, hiperlipidemia, stroke, dan kelainan
endokrinologis perlu ditelusuri.3,7,10
Sekitar 60-80% hipertensi sekunder pada masa anak
berkaitan dengan penyakit parenkim ginjal.9 Kebanyakan
hipertensi akut pada anak berhubungan dengan glomerulonefritis, Sedangkan hipertensi kronis paling sering
berhubungan dengan penyakit parenkim ginjal (70-80%),
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Hipertensi pada Anak


hipertensi renovaskular (10-15%), koartasio aorta (5-10%),
feokromositoma dan penyebab endokrin lainnya (1-5%). Pada
anak yang lebih kecil (< 6 tahun) hipertensi lebih sering sebagai
akibat penyakit parenkim ginjal, obstruksi arteri renalis, atau
koartasio aorta. Anak yang lebih besar bisa mengalami
hipertensi dari penyakit bawaan yang baru menunjukkan
gejala dan penyakit dapatan seperti refluks nefropati atau
glomerulonefritis kronis.3,16
Patogenesis hipertensi pada anak dengan penyakit
ginjal melibatkan beberapa mekanisme. Hipoperfusi ginjal
pada penyakit glomerular diketahui memicu produksi renin
melalui apparatus jukstaglomerular yang mengaktifkan angiotensin I dan selanjutnya mengaktifkan angiotensin II
sehingga menyebabkan hipertensi. Sistem hormonal seperti
prostaglandin meduler yang bersifat vasodepresor dapat
menurun dan menyebabkan hipertensi, substansi lipid pada
medula ginjal juga menurun pada penyakit ginjal.
Hipervolemia akibat retensi air dan garam menyebabkan curah
jantung meningkat dan timbul hipertensi. Hipertensi juga
bisa disebabkan oleh farmakoterapi untuk penyakit parenkim
ginjal yang diobati dengan kortikosteroid.8
Manifestasi Klinis
Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak
menimbulkan gejala. Namun dari penelitian yang baru-baru
ini dilakukan, kebanyakan anak yang menderita hipertensi
tidak sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik
berupa nyeri kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau
nyeri dada dapat dikeluhkan.17,18 Pada keadaan hipertensi
berat yang bersifat mengancam jiwa atau menggangu fungsi
organ vital dapat timbul gejala yang nyata. Keadaan ini
disebut krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dibagi menjadi
dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi
emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun
komplikasi utama pada anak melibatkan sistem saraf pusat,
mata, jantung, dan ginjal.16,18 Anak dapat mengalami gejala
berupa sakit kepala, pusing, nyeri perut, muntah, atau
gangguan penglihatan. Krisis hipertensi dapat pula
bermanifestasi sebagai keadaan hipertensi berat yang diikuti
komplikasi yang mengancam jiwa atau fungsi organ seperti
ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial, edema
paru, atau gagal ginjal akut.18 Ensefalopati hipertensif
ditandai oleh kejang fokal maupun umum diikuti penurunan
kesadaran dari somnolen sampai koma.9,18 Gejala yang tampak
pada anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan
segera menghilang bila pengobatan segera diberikan dan
tekanan darah diturunkan.8
Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif,
atau gambaran neurologis yang berat sangat penting karena
menunjukkan hipertensi yang telah berlangsung lama.5,16,18
Pendekatan Diagnosis Anak dengan Peningkatan Tekanan
Darah
Anak yang benar-benar mengalami peningkatan tekanan
Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

darah harus diklasifikasikan menjadi salah satu dari dua


kemungkinan kategori berdasarkan manifestasi klinisnya.
Kategori I adalah anak-anak dengan peningkatan tekanan
darah yang bermakna dengan kemungkinan komplikasi akut.
Yang termasuk kategori ini biasanya anak yang lebih muda
dengan hipertensi sekunder yang memerlukan terapi
emergensi, terapi terhadap komplikasi, dan terapi spesifik
terhadap penyebab hipertensi. Kategori II adalah anak-anak
dengan peningkatan tekanan darah yang ringan dengan
kemungkinan komplikasi jangka panjang. Mereka biasanya
adalah anak remaja dengan hipertensi esensial.3
Klasifikasi ini penting baik untuk tujuan diagnostik
maupun terapi. Algoritma mengenai manajemen anak dengan
peningkatan tekanan darah ditampilkan dalam gambar di
bawah ini.

Gambar 2. Algoritme Manajemen Anak dengan Peningkatan


Tekanan Darah. 3

Penatalaksanaan Hipertensi pada Anak


Penanganan anak dengan hipertensi ditujukan pada
penyebab naiknya tekanan darah dan mengurangi gejala.
Kerusakan organ target, kondisi patologi lain , serta faktor
risiko juga mempengaruhi keputusan terapi. Terapi
nonfarmakologis dan terapi farmakologis direkomendasikan
berdasarkan usia anak, tingkatan hipertensi, dan respons
terhadap terapi.7,10
Terapi Nonfarmakologis
Pada anak dengan kondisi prahipertensi atau hipertensi
tingkat 1 dianjurkan terapi berupa perubahan gaya hidup.
227

Hipertensi pada Anak


Terapi ini meliputi pengendalian berat badan, olahraga yang
teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan kebiasaan
merokok pada anak remaja yang merokok, dan tidak
mengkonsumsi alkohol.7 Korelasi yang kuat terdapat pada
anak yang berat badannya berlebih dengan peningkatan
tekanan darah. Pengurangan berat badan telah terbukti efektif
pada anak obese disertai hipertensi. Pengendalian berat
badan tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga
menurunkan sensitivitas tekanan darah terhadap garam,
menurunkan risiko kardiovaskular lain seperti dislipidemia
dan tahanan insulin. Pada penelitian tersebut disebutkan
bahwa penurunan indeks massa tubuh 10% menurunkan
tekanan darah dalam jangka waktu pendek sebesar 8 sampai
10 mmHg.7,10,19
Aktivitas fisik yang teratur membantu menurunkan berat
badan dan sekaligus menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Aktivitas fisik tersebut minimal dilakukan selama
30-60 menit per hari.10,20 Intervensi diet pada anak dapat
berupa ditingkatkannya diet berupa sayuran segar, buah

segar, serat, dan makanan rendah lemak, serta konsumsi garam


yang adekuat hanya 1,2 g/hari (anak 4-8 tahun) dan 1,5 g/
hari untuk anak yang lebih besar membantu dalam manajemen
hipertensi. Pengurangan garam pada anak dan remaja
disebutkan dapat mengurangi tekanan darah sebesar 1
sampai 3 mmHg. Peningkatan masukan kalium, magnesium,
asam folat juga dikaitkan dengan tekanan darah yang
rendah.7,10
Terapi Farmakologis
Indikasi penggunaan anti hipertensi pada anak dan
remaja adalah jika ditemukan keadaan hipertensi yang
bergejala, kerusakan organ target (seperti: hipertrofi ventrikel
kiri, retinopati, proteinuria), hipertensi sekunder, hipertensi
tingkat 1 yang tidak berespon dengan perubahan gaya hidup,
dan hipertensi tingkat 2. Tujuan terapi adalah mengurangi
tekanan darah kurang dari persentil 95. Jika terdapat
kerusakan organ target atau ada penyakit yang mendasari,
tujuan terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil 90.

Tabel 5. Antihipertensi Untuk Anak 1-17 Tahun yang Dirawat Jalan 10

228

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Hipertensi pada Anak


Dalam memilih terapi farmakologi harus dipertimbangkan
efikasi ketersediaan obat, frekuensi pemberian, efek samping
dan biaya. 7,10,21
Farmakoterapi dimulai dengan satu macam obat dengan
dosis terendah yang dapat ditingkatkan sampai efek terlihat
terapetik. Bila muncul efek samping, atau telah dipakai dosis
maksimal dan belum tampak efek terapi maka dapat
ditambahkan obat kedua yang mekanisme kerjanya berbeda.7
Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
(kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel Blocking Agents (nifedipin, amlodipin, felodipin,
isradipin) adalah antihipertensi yang sering digunakan karena
frekuensi efek sampingnya yang rendah. Diuretika seperti
(diuretik tiazid, loop diuretic, diuretik hemat kalium biasanya
digunakan sebagai terapi tambahan. Obat baru seperti
penghambat reseptor angiotensin (irbesartan) juga digunakan
pada hipertensi yang terjadi pada anak dan remaja. Obat ini
mungkin bisa menjadi pilihan pada anak yang menderita batuk
kronik akibat penggunaan penghambat ACE. Penghambat
reseptor adrenergik (propanolol, atenolol, metoprolol,
labetolol), penghambat reseptor adrenergik , agonis reseptor
, vasodilator langsung, agonis reseptor adrenergik perifer

jarang digunakan pada pasien anak karena efek samping yang


mungkin ditimbulkannya, akan tetapi obat-obatan ini dapat
menjadi pilihan bila terjadi kegagalan terapi dengan obat lini
pertama. 7,10,21 Obat-obatan yang digunakan pada anak
tercantum dalam tabel 5 di bawah ini.7,10
Pengobatan pada Krisis Hipertensi
The Fourth Report on the diagnosis, evaluation, and
treatment of high blood pressure in children and adolescents mendefinisikan hipertensi berat bila tekanan darah
melebihi 5 mmHg di atas persentil 99 menurut usia. Krisis
hipertensi yaitu rerata TDS atau TDD >5 mmHg di atas
persentil 99 disertai gejala dan tanda klinis.10,11 Pendapat lain
menyebutkan bahwa hipertensi krisis dapat bersifat emergensi
yaitu peningkatan TDS atau TDD yang telah atau dalam
proses menimbulkan kerusakan organ dalam beberapa menitjam atau urgensi yang perlu diturunkan dalam 12-24 jam
karena sewaktu-waktu dapat progresif menjadi hipertensi
emergensi (TDS >180 mmHg dan TDD >120 mmHg).8,11,18
Obat-obatan yang digunakan pada penanganan hipertensi
berat dan krisis hipertensi tercantum dalam tabel 6 di bawah
ini.10,21

Tabel 6. Antihipertensi untuk Manajemen Hipertensi Berat pada Anak 1-17 Tahun18

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

229

Hipertensi pada Anak


Krisis hipertensi yang disertai gejala ensefalopati
hipertensif memerlukan pengobatan dengan antihipertensi
intravena untuk mengendalikan penurunan tekanan darah
dengan tujuan terapi menurunkan tekanan darah >25%
selama 8 jam pertama setelah krisis dan secara perlahan-lahan
menormalkan tekanan darah dalam 26 sampai 48 jam. Krisis
hipertensi dengan gejala lain yang lebih ringan seperti sakit
kepala berat atau muntah dapat diobati dengan antihipertensi
oral atau intravena. Pengawasan secara berhati-hati dilakukan
terhadap reaksi pupil, penglihatan, kesadaran, dan temuan
neurologis. 7,10,18
Sodium nitroprusid, nikardipin, dan labetalol dianjurkan
sebagai obat intravena yang aman dan efektif karena mudah
dititrasi dan dengan toksisitas yang rendah. Obat lain yang
dianjurkan adalah hidralazin, klonidin, esmolol, enalaprilat.7,10,18 Nipedipin yang diberikan sublingual juga
dianjurkan. Keamanan dan efikasi nipedipin kerja cepat telah
terbukti aman dan hanya menimbulkan sedikit efek samping
saat digunakan pada anak dengan hipertensi yang dirawat
inap.22 Obat oral perlu mendapat perhatian khusus karena
efek penurunan tekanan darah tabg tidak terkendali sehingga
respons penurunan tekanan darah tidak dapat diprediksi.20
Kesimpulan
Hipertensi pada anak adalah rerata tekanan darah sistolik
dan/atau tekanan darah diastolik > persentil 95 sesuai dengan
jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada >3 kali pengukuran.
Prevalensinya diperkirakan sebesar 12%. Hipertensi diketahui
merupakan salah satu faktor risiko terhadap terjadinya
penyakit jantung koroner pada orang dewasa, dan adanya
hipertensi pada masa anak mungkin berperanan dalam
perkembangan dini penyakit jantung koroner tersebut.
Pengobatan hipertensi pada anak terdiri dari terapi nonfarmakologis dan terapi farmakologis. Terapi non-farmakologis pengurangan berat badan, aktivitas fisik yang reguler,
dan modifikasi diet sedangkan terapi obat menggunakan Angiotensin-converting enzymes (ACE) inhibitors,
penghambat reseptor-angiotensin, penghambat reseptor-,
calcium channel blockers, dan diuretika.
Daftar Pustaka
1.

2.

3.
4.

230

Sorof JM, Lai D, Turner J, Portman RJ. Overweight, ethnicity,


and the prevalence of hypertension in school-aged children. Pediatrics. 2004;113:3:475-82.
Adrogue HE, Sinaiko AR. Prevalence of hypertension in junior
high school-aged children: effect of new recommendations in the
1996 updated Task Force Report. Am J Hypertens. 2001;14:4124.
Varda NM, Gregoric A. A diagnostic approach for the child with
hypertension. Pediatr Nephrol. 2005;20:499-506.
Sorof JM, Alexandrov AV, Cardwell G, Portman RJ. Carotid artery intimal-mediated thickness and left ventricle hypertrophy

5.

6.

7.
8.

9.

10.

11.
12.
13.

14.
15.

16.
17.
18.

19.

20.
21.

22.

in children with elevated blood pressure. Pediatrics. 2003;111:616.


Hanevold C, Waller J, Daniels S, Portman R, Sorof J, International Pediatric Hypertension Association. The effect of obesity, gender, and ethnic group on left ventricle hypertrophy and
geometry in hypertensive children: a collaborative study of the
International Pediatric Hypertension Association. Pediatrics.
2004;113:328-33.
Schieken RM. Systemic hypertension. Dalam: Allen HD, Clark
EB, Gutgessel HP, Driscoll DJ, penyunting. Moss and Adams
Heart Disease in Infants, Children, and Adolescents Volume Two.
Edisi ke-6. Philadelpia: Lippincott Williams & Willkins;
2001.h.1400-11.
Luma GB, Spiotta RT. Hypertension in Children and Adolescents. Am Fam Physician. 2006;73:1158-68.
Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T,
Trihono PP, dan Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi
Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2002.h.242-90.
Guertin SR. Systemic Hypertension. Dalam: Behrman RE,
Vaughan VC, penyunting. Nelsons Textbook of Pediatrics. Edisi
ke-17. Philadelpia: WB Saunders Company; 2002.h.1400-10.
National High Blood Pressure Education Program Working Group
on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The Fourth
Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure in Children and Adolescents. Pediatrics. 2004;
114:555-76.
Feld LG, Corey H. Hypertension in childhood. Pediatr. Rev. 2007;
28:283-98.
Somu S, Sundaram B, Kamalanathan AN. Early detection of hypertension in general practice. Arch. Dis. Child. 2003; 88:302.
Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, et al. Diagnosis
Fisik pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta: PT Sagung Seto; 2000.
h.174-7.
Watkinson M. Hypertension in the newborn baby. Arch. Dis.
Child. Fetal Neonatal Ed. 2002;86:78-81.
Goonasekera CDA, Dillon MJ. Current topic: Measurement and
interpretation of blood pressure. Arch. Dis. Child. 2000; 82:2615.
Gulati S. Hypertension in children. Indian Journal of Pediatrics.
2002; 69:1077-81.
Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease.
Pediatr Nephrol. 2006; 21:527-32.
Adelman RD, Coppo R, Dillon MJ. The Emergency Management of Severe Hypertension. Pediatr Nephrol. 2000;14:42227.
Williams CL, Hayman LL, Daniels SR, Robinson TN, Steinberger
J, Paridon S, et al. Cardiovascular health in childhood: a statement for health professionals from the Committee on Atherosclerosis, Hypertension, and Obesity in the Young (AHOY) of
the Council on Cardiovascular Disease in the Young, American
Heart Association. Circulation. 2002;106:143-60.
Krebs NF, Jacobson MS. Prevention of pediatric overweight and
obesity. Pediatrics. 2003;112:424-30.
Robinson RF, Nahata MC, Batisky DL, Mahan JD. Pharmacologic Treatment of Chronic Pediatric Hypertension. Pediatric
Drug. 2005; 7(1):27-40.
Yiu V, Orrbine E, Rosychuk RJ, Maclaine P, Goodyer P, Girardin
C, et al. The safety and use of short-acting nifedipine in hospitalized hypertensive children. Pediatr Nephrol. 2004; 19:644-50.

EV

Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

Anda mungkin juga menyukai