I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Madu merupakan sumber komoditi yang banyak diperlukan bagi industri
pangan. Konsumsi madu di negara industri dan super industri, seperti Jerman,
Jepang, Perancis, Inggris dan lain-lain rata-rata mencapai jumlah 1000-1600
gr/kapita/tahun. Di negara- negara berkembang konsumsi madu diperkirakan
sekitar 70 gr/kapita/tahun. Karenanya perkembangan berbagai produk industri
makanan, terutama yang berguna untuk menjaga kesehatan, semakin meluas
dan meningkat.
Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Madu menurut
hasil riset diketahui mengandung 24 macam zat gula, di samping
mengandung zat ferment, vitamin mineral, asam, asam-asam amino, hormon,
zat bakterisidal an bahan-bahan aromatik. Demikian juga telah berhasil
diketahui komposisi propolis, royal jelly, bee pollen dan sebagainya (Mashudi
dkk, Lebah Madu, Madu Lebah di Indonesia tahun 2000. Pusat Apiari
Pramuka). Madu diyakini secara rasional merupakan sumber daya energi bagi
tubuh (100 fr madu = 328 kalori). Selain itu madu juga mengandung
antibiotik yang berguna untuk melawan bakteri patogen penyebab penyakit
infeksi, sehingga pertumbuhan beberapa mikroorganisme yang berhubungan
dengan penyakit atau infeksi dapat dihambat oleh madu.
Tren masyarakat Indonesia yang mulai beralih pada gaya hidup sehat
membuat permintaan akan produk berbahan dasar madu meningkat. Di
tengah derasnya arus obat-obatan dan suplemen modern, PT. Madurasa
Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) mulai merintis penggunaan
minuman kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan masyarakat dan
sekaligus mulai mengembangkan dan melestarikannya. Perkembangan PT.
Madurasa Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) mulai mengalami
peningkatan dalam prasarana, proses produksi, tenaga kerja, manajemen dan
bidang-bidang lainnya. Hasil analisis akhir pada produk merupakan langkah
akhir yang menentukan dapat atau tidaknya
1 produk tersebut dipasarkan yang
sesuai dengan syarat yang disebut dengan Standart Air Mancur (SAM).
B Tujuan
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan di PT. Madurasa
Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) memiliki beberapa tujuan yaitu
sebagai berikut:
1
C Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang mahasiswa ini adalah:
1 Mahasiswa mengetahui alur proses produksi Madurasa di PT. Madurasa
2
4
5
Group)
Mahasiswa mengetahui kondisi nyata dunia kerja.
Memberikan dampak terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan
pengembangan sikap dan dapat melatih kepekaan mengidentifikasi
permasalahan
dan
mencari
alternatif
solusi
guna
meningkatkan
II
TINJAUAN PUSTAKA
Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan bahan baku
nektar bunga. Diperlukan dua faktor untuk menghasilkan madu. Pertama, bunga
yang nektarnya merupakan bahan baku pembuatan madu. Kedua, serangga yaitu
lebah yang merupakan tenaga ahlinya. Nektar adalah senyawa kompleks yang
dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk larutan gula. Perubahan nektar menjadi
madu dimulai ketika lebah pekerja membawa nektar ke sarangnya. Nektar yang
berhasil dibawa pulang diberikan kepada lebah pekerja lainnya untuk dicampur
dengan air liur dan dihilangkan airnya (Sarwono, 2001).
Madu merupakan cairan alami yang mempunyai rasa manis, dihasilkan oleh
lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman atau ekskresi
serangga. Definisi madu menurut Codex (1989) dalah zat pemanis yang
diproduksi oleh lebah madu dari nektar tanaman atau sekresi bagian lain dari
tanaman atau ekskresi dari insekta pengisap tanaman yang dikumpulkan, diubah
dan dikombinasikan dengan zat tertentu dari lebah kemudian ditempatkan,
dikeringkan, lalu disimpan di dalam sarang hingga matang. Lebah menambahkan
enzim dan bahan antimikroba selama proses pemindahan. Di Indonesia, kualitas
madu sudah ditentukan berdasarkan SNI Nomor 01-3545-2013 yang dikeluarkan
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional, yaitu:
JENIS UJI
A.
Uji Organoleptik
Bau
Rasa
Uji Laboratoris
Aktivitas Enzim diastase
Hydroxi Methyl Furfural
Kadar air
Gula pereduksi
Sukrosa
Keasaman
Abu
Logam arsen (As)
Logam Timbal (Pb)
Cadmium (Cd)
Merkuri (Hg)
Kloramfenikol
Angka Lempeng Total (ALT)
Angka paling mungkin (APM)
koliform
Kapang dan Khamir
B.
SATUAN
PERSYARATAN
Khas Madu
Khas Madu
DN
Mg/kg
%b/b
%b/b
%b/b
Ml N NaOH/kg
%b/b
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
koloni/g
APM/q
Min 3
Maks 50
Maks 22
Min 65
Maks 5
Maks 50
Maks 0,50
Maks 1,0
Maks 2,0
Maks 0,2
Maks 0,03
Tidak terdeteksi
<5x103
<3
Koloni/q
<1x101
(SNI, 2013).
Nektar bunga adalah tempat kumbang membuat madu yang berisi sukrosa.
Selama perjalanan dari kantung lebah madu, dan berbagai aktivitas lebah di
sarangnya, sukrosa dihidrolisir oleh enzim menjadi glukosa dan fruktosa, menjadi
produk madu yang terdiri dari 20% air dan 76% glukosa dan fruktosa. Sisanya
sejumlah kecil sukrosa yang belum dikonversi, sejumlah kecil disakarida, mineral,
asam, vitamin dan zat penghasil rasa (Lean, 2013).
Enzim utama madu adalah diastase (amilase), invertase dan glukosa
oksidase. Diastase berperan dalam menguraikan glikogen menjadi gula-gula
sederhana. Invertase menguraikan sukrosa menjadi fruktosa. Sedangkan glukosa
dan glukosa oksidase berperan dalam memproduksi hidrogen serta glukosa asam
organik (Purnamasari, 2015).
Enzim diastase merupakan enzim yang ditambahkan oleh lebah pada saat
proses pematangan madu. Diastase (amilase) mencerna pati maltosa dan relatif
stabil terhadap panas dan lama penyimpanan. Enzim ini juga banyak
mengkatalisis konversi gula lainnya dan terutama bertanggung jawab untuk pola
3
6
gula pada madu. Diastase memilki peran penting untuk menilai kualitas madu dan
digunakan sebagai indikator kemurnian madu karena enzim tersebut berasal dari
tubuh lebah. Nilai minimum dari diastase dalam SNI adalah 3 diastese number
(DN). Aktivitas enzim tersebut akan berkurang akibat dari penyimpanan dan
pemanasan madu. Di beberapa negara aktivitas enzim diastase digunakan sebagai
indikator untuk kemurnian dan kesegaran madu (Azeredo, 2003).
Pengawasan mutu adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin bahwa
proses yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang
diinginkan. Kegiatan pengawasan mutu adalah mengevaluasi kinerja nyata proses
dan membandingkan kinerja nyata proses dengan tujuan. Hal tersebut meliputi
semua kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses
produksi hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai
sasaran dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang
dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen
(Puspitasari, 2004). Pengendalian mutu merupakan alat bagi manajemen untuk
memperbaiki mutu produk bila diperlukan, mempertahankan mutu produk yang
sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk yang rusak. jangka panjang
perusahaan yaitu mempertahankan pasar yang telah ada atau menambah pasar
perusahaan.
Quality control yang berfungsi melaksanakan pengawasan mutu dan
pengembangan hasil produksi dari awal pra persiapan produksi, proses produksi,
serta hasil produksi serta bekerjasama dengan bagian produksi untuk
meningkatkan kinerja karyawan produksi. Quality control merupakan fungsi
manajemen untuk mengendalikan mutu bahan baku dan produk akhir berdasarkan
standar yang ditetapkan. Pada bagian quality control proses audit dilaksanakan
dengan pemantauan kembali hasil kinerja petugas quality control setiap periode
tertentu sehingga produk yang dihasilkan dapat lebih terjamin kualitasnya
(Arthatiani, 2008).
secara
langsung
dilakukan
dengan
melakukan
media lainnya.
Pencatatan Data Sekunder
Pencatatan data sekunder merupakan metode pengumpulan data
dengan mencatat data-data yang telah ada, meliputi luas areal yang
digunakan untuk kegiatan usaha institusi mitra, sejarah singkat dan
struktur organisasi institusi mitra. Data sekunder tersebut dapat berupa
data cetak maupun data digital yang menunjukkan suatu fakta dan dapat
dimanfaatkan untuk pelaporan, mengidentifikasi suatu kasus atau bahkan
untuk memecahkan masalah tersebut secara komprehensif.
IV
Telepon
Produk Utama
Sejarah Perusahaan
PT. Madurasa Unggulan Nusantara (MUN) adalah salah satu bagian
perusahaan dari PT. Air Mancur. Pada awalnya, perusahaan induk yang
bernama PT. Air Mancur adalah perusahaan besar yang memproduksi
berbagai macam produk yaitu jamu, kosmetik, ekstrak, dan minuman
kesehatan.
Sejarah berdirinya PT. Air Mancur tidak dapat dipisahkan dari sosok
tiga sekawan, Lambertus Wono Santoso, Rudy Hindrotanojo dan Klimun
Ongkosandjono. PT. Air Mancur pada mulanya merupakan industri rumah
tangga yang dirintis oleh Lambertus Wono Santoso yang didirikan di
Pucang Sawit Surakarta dan pada saat itu tenaga kerjanya hanya berjumlah
11 orang. Pada awal berdirinya, proses sortasi, pembersihan bahan,
penggilingan dan pengemasan masih dikerjakan secara tradisional dengan
menggunakan tenaga manusia. Produk yang dihasilkan kemudian oleh LW.
Santoso dipasarkan ke Jakarta dan karena terinspirasi dengan sebuah air
mancur yang ada di Jakarta maka perusahaan ini dinamakan Air Mancur.
Usaha ini semakin menunjukkan perkembanagan, sehingga semakin
dirasakan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam upaya memenuhi
9
permintaan pasar.
Sebagai usaha pengembangannya, pada tanggal 23 Maret 1963, LW.
Santoso mengajak bekerja sama dengan dua orang rekannya yaitu Kimun
Ongkosandjojo dan Rudi Hindrotanojo untuk memperbesar usaha dengan
menyewa sebuah pabrik lengkap dengan mesin giling yang terletak di
10
Wonogiri. Pada tanggal 23 Desember 1963 industri rumah tangga ini resmi
berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Air Mancur dan
berkedudukan di Wonogiri. Pada awal tahun 1964 seluruh kegiatan
dipindahkan dari Pucang Sawit ke Wonogiri. Dengan tenaga kerja berjumlah
50 orang.
Pada tahun 1969 jumlah karyawan mencapai 68 orang sehingga
ruangan menjadi sempit. Oleh karena itu perusahaan mendirikan gedung
baru di jalan Pelem No.51 Wonogiri, di mana untuk ukuran saat itu sudah
tergolong memadai. Pada tanggal 5 Oktober 1969 secara resmi pabrik di
Wonogiri digunakan sebagai lokasi usaha yang meliputi kegiatan produksi,
administrasi dan Laboratorium, sementara di Pucang Sawit digunakan
sebagai gudang bahan baku. Pesatnya kemajuan yang dialami perusahaan
diimbangi dengan mendatangkan mesin-mesin giling dan mesin tumbuk
baru.
Pada tahun 1970, PT. Air Mancur telah memiliki karyawan sebanyak
250 orang, dan tahun 1971 meningkat menjadi 830 orang. Kemudian pada
tahun 1973 jumlah karyawan telah mencapai 1.000 orang. Pada tanggal 24
Februari 1974 dibangun dan ditetapkan pabrik Palur, karena di Wonogiri
sudah tidak mampu menampung kegiatan perusahaan dan tidak mampu
menampung kegiatan perusahaan dan tidak memungkinkan lagi untuk
diperluas. Fungsi dari pabrik tersebut sebagai tempat produksi, laboratorium
dan marketing. Pada perkembangan selanjutnya dibangun lagi pabrik baru
pada tahun 1976 di Desa Jajar, Kleco dalam Kota Surakarta. Peresmian
pabrik baru di Kleco yang disediakan untuk kegiatan logistik dan
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan ini dilakukan oleh Departemen
RI pada tanggal 10 Desember 1976. Pada tahun 1978 dibangun lagi pabrik
baru di Desa Giriwono, kira-kira 4 km dari arah Wonogiri kota ke arah Solo.
Dengan demikian, PT. Air Mancur hingga tanggal 1979, memiliki
empat unit kerja antara lain: Unit Kerja Palur, Unit Kerja Wonogiri yang
terdiri dari dua unit yaitu di Pelem dan Giriwono, dan Unit Kerja Jajar.
Karena dirasa kurang mencukupi dengan semakin banyaknya jenis produk
yang dihasilkan, maka didirikan satu unit kerja lagi di Jetis untuk
11
12
Visi dan Misi dari PT. Madurasa Unggulan Nusantara masih sama
dengan PT. Air Mancur sebagai induk perusahaannya. Visi dan Misi PT. Air
Mancur adalah sebagai berikut:
a Visi:
Menjadi perusahaan terkemuka dalam memproduksi Obat Herbal,
Minuman Kesehatan, Produk Perawatan Tubuh, dan Obat Luar di
b
Indonesia.
Misi
1 Meningkatkan keunggulan kualitas melalui Produk Kesehatan
Alami, Minuman Kesehatan, Perawatan Tubuh, dan Obat Luar untuk
2
3
5
4
mengembangkan.
Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT. Air Mancur berada di unit Palur yang terletak di
Jalan Raya Solo-Sragen Km. 7 desa Palur, Kecamatan Jaten, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasi magang yang dilakukan berada di PT.
Madurasa Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) yang merupakan bagian
perusahaan dari PT. Air Mancur berlokasi Jalan Raya Wonogiri-Sukoharjo
13
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Madurasa sachet
Madurasa sachet
original
jeruk
Madurasa Stik
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Madurasa stik
Madurasa stik
stroberi
anggur
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Jeruk 250 mL
Madurasa Premium
Madurasa Premium
100 mL
250 mL
Madurasa Botol
14
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Murni 100 mL
mL
mL
Departemen
Purchasing,
Departemen
Product
Supply
Madurasa
Unggulan
Nusantara
(Air
Mancur
Group)
mempekerjakan tenaga kerja tetap, tenaga kerja kontrak dan tenaga kerja
harian lepas. Tenaga kerja tetap adalah karyawan perusahaan yang sudah
diangkat menjadi pegawai tetap oleh perusahaan. Sedangkan tenaga kerja
kontrak adalah tenaga kerja yang dikontrak oleh perusahaan selama jangka
waktu tertentu untuk membantu pelaksanaan aktivitas perusahaan. Tenaga
kerja kontrak mempunyai masa kerja terbatas, biasanya satu tahun atau
15
Kesejahteraan Karyawan
Karyawan PT. Madurasa Unggulan Nusantara (Air Mancur Group)
mempunyai jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja berupa
Jamsostek, jaminan kecelakaan kerja dan Insentif Keluarga Berencana untuk
karyawan wanita yang sudah menikah ingin KB, dan pap smear. Selain itu
perusahaan juga memberikan bantuan-bantuan untuk karyawan antara lain
disediakan makan dan minum yang setiap hari kerja, bantuan uang duka,
16
selama 35 menit. Setelah matang, produk madu hasil mixing yang disebut
ruah dialirkan ke tanki besar dan didiamkan (di-aging) selama 3 jam.
Tujuannya untuk gelembung atau rongga udara berkumpul di permukaan
agar produk tidak bergelembung dan berongga.
17
menyediakan generator.
Penyediaan Bahan Bakar
18
Bahan bakar yang digunakan di PT Air Mancur adalah gas LPG, solar
dan listrik. Penggunaan bahan bakar disesuaikan dengan kebutuhan bahan
bakar pada masing-masing ruangan. Pada ruang dapur menggunakan bahan
bakar gas LPG, sedangkan untuk ruang oven dan generator menggunakan
solar.
D Mesin dan Peralatan
Mesin yang digunakan dalam proses produksi di PT. Madurasa Unggulan
Nusantara (Air Mancur Group) dioperasikan selama dua puluh empat jam per
hari untuk mesin mixing dan filling, dan empat belas jam untuk mesin packing
serta lima hari dalam seminggu. Adapun mesin produksi Madurasa yang ada di
PT. Madurasa Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) diantaranya adalah :
1 Mesin Filling dan Packaging Sachet Madu
Mesin Filling dan Packaging digunakan untuk mengisi cairan madu
kedalam kemasan sachet. Selain itu, mesin ini juga berfungsi sebagai
pengemas sachet, dengan bungkus plastik polos (lapisan plastik bagian
dalam). Mesin ini dibeli pada tanggal 30 Juni 1992 dengan perkiraan umur
2
hari. Mesin ini digunakan untuk memberi kemasan luar sachet madurasa.
Coding Machine Daichi DH-7
Mesin Coding Machine adalah mesin printer yang digunakan untuk
membuat kode dan tanggal, misalnya tanggal kadaluwarsa dan kode
produksi pada pada produk Madurasa. Mesin ini dibeli pada tanggal 31 Juli
1993 dengan taksiran umur ekonomis delapan tahun. Mesin ini digerakkan
19
1996.
10 Mesin Conveyor
Mesin conveyor digunakan untuk membantu memindahkan barang
dalam skala banyak secara kontinue. Mesin ini dibeli pada tanggal 30 Juli
1996.
11 Gear Pump Brand Machine
Merupakan mesin penggerak mesin conveyor. Dibeli pada tanggal 10
November 1996 sebanyak dua unit.
20
E Higenitas Perusahaan
Sanitasi adalah kegiatan pencegahan akan tercemarnya proses dan
produk dari segala sumber pencemaran. Di PT Air Mancur pengontrolan
sanitasi berada di bawah kendali laboratorium Quality Control, khususnya
laboratorium mikrobiologi dan fitokimia. Adapun sanitasi di PT. Madurasa
Unggulan Nusantara (Air Mancur Group) meliputi sanitasi ruang, sanitasi
produksi, sanitasi gudang, sanitasi peralatan dan sanitasi karyawan.
1 Sanitasi Ruang Produksi dan Gudang
Ruang produksi dan guang dibersihkan dengan cara disapu setiap hari
serta lantai dipel setiap dua minggu sekali menggunakan Lysol atau creolin.
Untuk sanitasi gudang dilakukan dengan fumigasi dan formalinasi. Setelah
fumigasi, bahan yang ada di dalam gudang tidak boleh langsung digunakan,
tetapi harus diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu,
sanitasi gudang juga dilakukan dengan penyinaran dan pemberian lampu
2
masker, sarung tangan dan alas kaki yang telah disediakan oleh perusahaan.
F Pengolahan Limbah
1
Limbah Padat
Limbah padat berupa bahan-bahan sisa penggilingan yang sudah tidak
digunakan. Limbah ini merupakan limbah organik dan belum tercampur
dengan bahan kimia. Limbah ini dibakar atau dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman.
21
Limbah Cair
Limbah cair dihasilkan dari bekas produksi misalnya air bekas cucian
bahan baku, atau air limbah hasil pencucian peralatan. Limbah ini langsung
dibuang ke saluran air karena berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh
PT. Madurasa Unggulan Nusantara (Air Mancur Group), limbah ini
dinyatakan aman dan tidak membahayakan lingkungan.
Limbah Lainnya
Limbah lainnya meliputi debu atau partikel kecil dari kotoran bahan,
alat maupun serbuk jamu yang diterbangkan oleh angin. Untuk itu, mesin
giling selalu dilengkapi dengan kantung penyaring udara sehingga dapat
mengurangi
pencemaran.
Sedangkan
di
luar
penggilingan
cukup
derajat kehalusan.
Pengendalian Kualitas Produk
Pemeriksaan mutu produk meliputi pemeriksaan terhadap produk
setelah dikemas dan stabilitas jamu dalam pengemasan tersebut.
Pengawasan mutu dilakukan dengan pengambilan sampel produk yang telah
dikemas. Produk yang telah dikemas kemudian disimpan dalam gudang.
22
di
laboratorium
ini
adalah
23
24
25
Pemeriksaan Air
Air yang digunakan dalam proses produksi Madurasa adalah air
demineralisasi. Air demineralisasi adalah jenis air tanpa kandungan
logam berat seperti nitrat, kalsium dan magnesium setelah melalui
proses dimana elektron dalam air dinetralisir. Air demineralisasi
merupakan salah satu bahan baku utama yang digunakan dalam proses
pembuatan Madurasa sebagai bahan pembuat campuran larutan air
gula dan digunakan dalam proses sanitasi. Pemeriksaan air merupakan
salah satu pengendalian mutu bahan baku. Air diperiksa oleh bagian
Laboratorium Fitokimia di tempatkan dalam erlenmeyer dan diberi
kode. Setiap hari, petugas produksi menyerahkan sampel air petugas
bagian Laboratorium Fitokimia untuk dilakukan pemeriksaan pH,
kesadahan tetap, kesadahan sementara dengan standar dan spesifikasi
yang telah ditetapkan perusahaan. Standar dan spesifikasi yang telah
ditetapkan perusahaan ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Standar dan Spesifikasi Pemeriksaan Air
Parameter
Spesifikasi
pH
6,5-8,5
Nilai Kesadahan Total
< 500 Mg/lt
Sumber : Work Intruction Pemeriksaan Air
a. Tujuan
Agar dapat dipastikan bahwa pemeriksaan air yang
dilakukaan dengan cara yang benar dan hasil analisis dapat
memberikan informasi mutu yang sesuai dengan kondisi bahan
yang sebenarnya.
b. Prosedur
1) Penetapan pH
26
27
Vol . Titrasi x
c)
M EDTA
x 1,0009 x 1000
0,01
ml sampel
Dinginkan.
(Ca+2)
M EDTA
x 400,8
0,01
ml sampel
Vol . Titrasi x
28
Tujuan
Agar dapat dipastikan bahwa pemeriksaan madu lokal dan
madu Sumbawa yang dilakukaan dengan cara yang benar dan hasil
analisis dapat memberikan informasi mutu yang sesuai dengan
kondisi bahan yang sebenarnya.
Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau, rasa dan sifat bahan
29
Konstankan Crussibel
a
30
Kadar Abu =
C A
x 100
B
Pemeriksaan Viskositas
1
31
Nyalakan viskotester.
Pemeriksaan Brix
1
Bersihkan alat.
Pemeriksaan pH
1) Celupkan kertas pH pada sampel selama kurang lebih 1-3 detik.
2) Angkat kertas pH.
3) Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas pH lalu
32
terkait
8) Melaporkan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Asam Malat
Asam malat merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam
banyak buah. Asam malat memiliki banyak fungsi, salah satunya
adalah untuk perasa makanan. Rasanya yang segar khas buah
menjadikannya lebih dipilih sebagai bahan tambahan flavor untuk
produk Madurasa. Pemeriksaan asam malat merupakan salah satu
pengendalian mutu bahan baku. Asam malat merupakan salah satu
bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan Madurasa. Asam
malat diperiksa oleh bagian Laboratorium Fitokimia dalam bentuk
serbuk. Setiap hari, petugas produksi menyerahkan asam malat kepada
petugas bagian Laboratorium Fitokimia untuk dilakukan pemeriksaan
Organoleptik (fisik dan rasa), dan kadar asam malat dengan standar
dan spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan. Standar dan
spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan ditunjukkan pada tabel
3.4.
33
Tujuan
Agar dapat dipastikan bahwa pemeriksaan asam malat yang
dilakukaan dengan cara yang benar dan hasil analisis dapat
memberikan informasi mutu yang sesuai dengan kondisi bahan
yang sebenarnya.
Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau, rasa dan sifat bahan.
Identifikasi
1
5
d
Amati dengan lampu UV, dan akan terjadi floresensi biru pucat.
34
e
2
Mg AsamOksalat
63 x Vol .titrasi
berwarna
kecokelatan.
Pemeriksaan
gula
pasir
rafinasi
35
Tujuan
Agar dapat dipastikan bahwa pemeriksaan gula pasir
rafinasi yang dilakukaan dengan cara yang benar dan hasil analisis
dapat memberikan informasi mutu yang sesuai dengan kondisi
bahan yang sebenarnya.
Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau, rasa dan sifat bahan.
Kelarutan
Timbang 10 gr bahan + 13 ml aquadest mendidih sampai larutan
jernih.
36
6
e
37
sampai tanda tera) lalu lap piknometer / labu ukur dengan tissue
sampai benar-benar kering.
9
38
39
Tujuan
Agar dapat dipastikan bahwa pemeriksaan Citranova 533 Orange
926443 yang dilakukaan dengan cara yang benar dan hasil analisis
dapat memberikan informasi mutu yang sesuai dengan kondisi
bahan yang sebenarnya.
Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau, rasa dan sifat bahan.
3
d
40
41
3
4
42
DAFTAR PUSTAKA
Arthatiani, Freshty Yulia. 2008. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu Pada PT.
Maya Food Industries di Kota Pekalongan. Skripsi. Program Studi
Manajemen Bisnis Dan Ekonomi Perikanan-Kelautan Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Azeredo L D, Azeredo M A A, De Souza S R, Dutra V M L. 2003. Protein
Contents and Physicochemical Properties in Honey Samples of Apis
37 Food Chemistry 80 (2): 249-254.
Mellifera of Different Floral Origins.
Lean, Michaele E. J. 2013. Ilmu Pangan, Gizi dan Kesehatan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Purnamasari, Nurahma, H Aprilia, Sukanta. 2015. Pembandingan Parameter
Fisikokimia Madu Pahit (Aktivitas Enzim Diastase, Gula Pereduksi
(Glukosa), Keasaman, Cemaran Abu dan Arsen) dengan Madu Manis
Murni. Prosiding Penelitian SPeSIA. Prodi Farmasi FMIPA. Universitas
Islam Bandung.
Puspitasari, D. 2004. Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen
Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sarwono B. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Cetakan
Pertama. PT . Agro Media Pustaka. Jakarta.
Sarwono B. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu. Cetakan
Pertama. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
SNI. 2013. Madu. SNI-01-3545-2013. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
37
38