Anda di halaman 1dari 16

HISTOPATOLOGI

Ade Khoerul Umam, Intan Nadifah, Ruli Aisyah*


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km. 21, Jatinangor, Jawa Barat 45363
Email : aisyahruliku@gmail.com.
ABSTRAK
Histopatologi adalah ilmu yang mempelajari pengamatan sel,
jaringan atau organ makhluk hidup (hewan) di bawah mikroskop untuk
mendiagnosa suatu penyakit. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah mikroskop sedangkan bahan yang digunakan adalah preaparat
histopatologi Ikan Mas akibat pemaparan ABS 7,5 ppm. Adapun parameter yang
diamati dari pengamatan histopatologi ini yaitu meliputi warna, ukuran, tanda hitam
(necrosis),dan karakter husus. Dari hasil praktikum didapatkan Hasil pengamatan antara ginjal
kontrol dan ginjal patologis didapatkan beberapa perbedaan, mulai dari warna yang cenderung
lebih merah atau agak gelap pada ginjal patologis. Dari parameter warna bisa dikatakan bahwa
organ intestinum kontrol pada ikan mas memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan
organ intestinum patologis. Dilihat dari segi warna nampak jelas bahwa organ insang
patologis lebih berwarna gelap dibandingkan dengan kontrol.
Kata Kunci: Histopatologi, histologi, usus, ginjal, hati, insang
ABSTRACK
Histopatologi is of science that studies observation cells , a tissue or an
organ living things ( animals ) under the microscope to diagnose a disease
.An instrument used in lab work this time was a microscope while material
used is preaparat histopatologi carp due to exposure abs 7.5 ppm .As for
parameter observed from observation histopatologi this covering color ,
size , black marks ( necrosis ) , and character husus .From the lab work
obtained the result of the observation between the kidneys control and
kidney pathological obtained several differences in , starting from a color
tending more red or somewhat dark in the kidney pathological .Of parameter
color it can be said that organ intestinum control on carp having a color
darker compared with an ugly intestinum pathological .Viewed from the
perspective of color it is clear that organ gills pathological more dark-colored
compared to the control.
Keyword: histopatologi , histology , the intestines , the kidneys , hearts ,
gills
PENDAHULUAN

Histologi

berasal

dari

sekresi (jaringan epitel). Masing-

bahasa Yunani yaitu histos yang

masing

berarti

dapat dibedakan

jaringan

dan logos

yang

dari

berarti ilmu. histologi yaitu ilmu

beberapa

yang

mempelajari

anatomi

dengan

secara

mikrokopis

struktur

1998).

jaringan

atau

perupakan

organ

langkah

diagnosa suatu
ikan.

dan

penyakit

Beda

Histopatologi

halnya
adalah

mempelajari

pada

bakteri,

yang

pengamatan

sel,

jaringan

atau

hidup

(hewan)

mikroskop

yang

ilmu

organ

makhluk
di

bawah

untuk

mendiagnosa

suatu

penyakit

(Bavelender

1998).

Analisa

histologi dapat

cendawan.

didalam

menentukan

faktor

yang

mempunyai

khusus

dalam

fungsinya,

seperti

(darah),
peka
saraf),

sifat

yang

melakukan

maupun

fisik.

Adapun

penyakit

tersebut
agensia

penyebabnya dan kadang-kadang


bervariasi

dengan

akuatik

jenis
yang

dibudidaya.
Insang

merupakan

yang utama

ikan.

Epitel

organ

dan

vital

insang

ikan

merupakan bagian utama untuk


pertukaran
asam

gas,

basa,

keseimbangan

regulasi

ion

dan

cair

ekskresi nitrogen. Oleh karena itu,

gerakan (jaringan otot),

jika ikan tercemar oleh polutan

dan

bersifat

utama

tergantung pada

pada

hewan

dan

dihasilkan akan sangat bervariasi

dan gonad (Khaisar 2006).


tubuh

yaitu

virus,

(parasit)

mekanisme

respirasi

dalam

menular,

lingkungan

di organ dalam seperti ginjal, hati


di

penyakit

Penyebab

patogenik

perubahan struktur sel yang terjadi

Jaringan

sesuai

penyakit adalah organisme hidup

organisme

penting

ini

menjadi

macam

jamur,

sensitif

sangat

lagi
khusus

dapat

juga

menjadi

dasar

fungsinya (Bavelender,

menjadi parameter yang sangat


dan

tipe

Berbagai

awal
dengan

jaringan

pengendali

penunjang

dan

(jaringan
pengisi

tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan

lingkungan
pestisida,
petroleum

seperti
logam,

amonia,
nitrit

hidrokarbon,

dan
fungsi

vital ini dalam keadaan bahaya

usus

karena

cacing.

menghalangi

oksigen

misalnya

Nabib

dan

terjadi

Pasaribu

menyampaikan
epitel

penerimaan

insang

berhubungan

bahwa
yang

luar

lain

Digenea

lapisan

hidupnya pa logam berat dapat

dan

dengan

(moluska)

apoptosis

dari

(Susanto 2008 ).

Insang

mukus

yang

sebagai

pengatur

dapat

limbah-limbah

parasite

nitrogen. Kerusakan struktur yang


dapat

menghasilkan

membantu

meningkat

proses

karena

seperti

infeksi

cacing

atau

protozoa.

sangat

Ginjal

mempunyai

mengganggu pengaturan osmose

utama

dan kesulitan pernafasan.

metabolisme,

Usus

usus

pencernaan. Jumlah sel goblet ini

garam dan air serta pengeluaran


yang mengandung

sel-sel

Sel sel goblet

penyakit.

pertukaran

siklus

peningkatan

berfungsi

berfungsi

dalam

menyebabkan

usus

sekalipun

cacing

trematoda yang memerlukan inang

insang berpeluang besar terpapar

ringan

adalah

dan

antara

menyebabkan
juga

protozoa

(1989)
tipis

langsung

lingkungan

fusi

antara

peran

dalam

pencernaan

bagian

pencernaan

yang

unsur.

Ginjal

berfungsi

untuk

menyerap sari-

filtrasi

dan mengekskresi

bahan

sari makanan sehingga gangguan

yang

tidak

pada organ ini dapat berakibat

tubuh,

fatal

yang toksik (Taukhid, 2007). Hal

berfungsi

untuk

bagi pertumbuhan

ikan.

penyimpanan

dan

merupakan

saluran

tempat

ekskresi
berbagai

dibutuhkan

termasuk

ini

ditemukan pada usus ikan antara

mengalami kerusakan akibat daya

lain

toksik logam. Ginjal ikan terletak

hemoragi,

atropi

sel
vili

goblet,
usus,

dan

pada

posisi
ventral

metaplasia. Beberapa

penelitian

dibagian

menunjukan

tingginya

punggung,

bahwa

di

ginjal

berat

Beberapa perubahan yang sering


proliferasi

menyebabkan

logam

oleh

sering

retroperitoneal
dari

tulang

bawah

kolum

kandungan beberapa parasit yang

vertebrae.. Secara umum proses

dapat

filtrate

menyebabkan

degenerasi

yaitu:

kapsul

bowman,

tubulus kontortus distal, lengkung

histopatologi

Henle,

pemaparan

tubulus

kontortus

ikan
ABS

mas

7,5

akibat

ppm.

proksimal, dan duktus kolektivus

(Alkyl

(Campbell 2002).

merupakan detergen jenis keras

Hati

merupakan

Benzene

ABS

Sulfonate)

organ

sukar dirusak oleh mikroorganisme

terbesar pada tubuh ikan yang

meskipun bahan tersebut dibuang

terletak dibagian sisi perut, dalam

akibatnya zat tersebut masih aktif.

rongga pelitoneal dan melingkupi

Jenis

viscera. Struktur utama hati ialah

pencemaran

sel hati atau hepatosit. Hepatosit

kelangsungan

(sel

didalamnya.

parenkim

hati)

berperan

inilah

yang

menyebabkan

air

dan

merusak

hidup

biota

utama dalam metabolisme. Sel-sel

Alat yang digunakan adalah

ini terletak sinusoid yang berisi

mikroskop, yang mana berfungsi

darah

untuk mengidentifikasi kerusakan

dan

Perubahan
ikan

saluran
histologi

adalah

swelling

(sel

empedu.
hati

pada

terjadinya:

cloudy

hati

keruh,

agak

stioplasma

keruh

dan

bergranula).

Hal

tersebut

diakibatkan

oleh

munculnya

yang

terdapat

didalam

sebuah

preparat histopatologi ikan mas.


Praktikum ini akan bertujuan agar
praktikan

memahami

dan

mampu

menginterpretsi kerusakan jaringan/organ


ikan melalui preparat histopatologi.

hyaline eosinofil dalam sitoplasma,


antropi pada sel hati, pengerutan

DATA DAN PENDEKATAN


Praktikum ini dilakukan pada tanggal

sel, nukleus dan nukleolus sering


kali

mengecil;

degenerasi

nekrosis,

vakuola, degenerasi

lemak,

stagnansi

hepatitis,

sirosis

dan

empedu,
gangguan

pada aliaran darah sinusoid atau


vena (Yunasfi. 2006.).

15

November 2016 di Laboratorium

Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP)


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjajaran.
Alat

yang

digunakan

dalam

praktikum kali ini yaitu Mimikroskop yang

Bahan yang digunakan pada

digunakan untuk mengindentifikasi preparat

praktikum kali ini adalah preparat

histopatologi, adapun bahan yang digunakan

yaitu preparat histopatologi usus, ginjal,

organ yaitu kontrol dan pathogen selama 5

hati, dan insang ikan Mas

menit. setelah menemukan kerusakan pada

Persiapan

identifikasi

preparat

organ

lalu

didokumentasikan

untuk

histopatologi pada praktikum ini antara lain :

selanjutnya dituangkan kedalam sebuah

Mengamati preparat histologi organ insang

gambar.

(gill), ginjal (rent), hati (hepar), dan

Adapun parameter yang diamati dari

usus(Intestine) ikan uji yang normal dan

pengamatan histopatologi ini yaitu meliputi

yang telah diberi pemaparan bahan toksik

warna, ukuran, tanda hitam (necrosis),dan

ABS dengan 7,5 ppm. Lalu membandingkan

karakter husus.

perbedaan diantara keduanya berdasarkan


parameter warna, ukuran, ada tidaknya
neukrosis/tanda,

khusus

Pengamatan preparat histopatologi

Mendokumentasikan

ini bertujuan untuk memahami dan mampu

masing-masing preparat histologi organ

menginterpretasi kerusakan jaringan atau

hewan uji (kontrol dan patogen).

organ ikan melalui histopatologi. Terdapat 4

lainnya.

dan

Kemudian

karakter

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan praktikum histopatologi

preparat yang diamati pada praktikum

diantaranya: praktikan disediakan masing

histopatologi

masing

intestinum, insang dan juga hepar/hati yang

meneydiakan

mikroskop
hanya

laboratorium
4

mikroskop,

ini

yakni

ren

(ginjal),

terdapat pada ikan mas (Cyprinus carpio).

pembagiannya 4 kelompok pengamatan

Ginjal mempunyai peran utama dalam

histopatologi organ (kontrol dan pathogen) 1

ekskresi metabolisme dan penyimpanan

kelompok berdiskusi tentang jurnal dan satu

berbagai unsur. Ginjal berfungsi sebagai

kelompok lainnya membaca jurnal yang

filter untuk filtrasi dan mengekskresikan

akan didiskusikan.

bahan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh,

Pengamatan preparat histopatologi

termasuk logam berat yang toksik, hal ini

organ ikan Mas yang meliputi usus, ginjal,

sering

hati dan insang masing masing preparat

mengalami kerusakan akibat daya toksik

diamati

logam. Berdasarkan pengamatan yang telah

disatu

mikroskop,

dalam

satu

mikroskop praktikan mengamati 2 preparat

menyebabkan

ginjal

sering

dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

(a) (b)
Gambar 1. (a) Ginjal kontrol (b) Ginjal patologis

Berdasarkan
terhadap

preparat

hasil

pengamatan

analisis

histopatologi

perbedaan seperti yang tersaji pada tabel


berikut:

organ ren/ ginjal didapatkan beberapa


Tabel 1. Perbandingan sampel ginjal kontrol dan ginjal patologis
Parameter
Warna
Ukuran
Tanda Hitam (Necrosis)
Karakter Khusus
Hasil

Kontrol
Merah cerah
Normal
Tidak ada
Normal

pengamatan

antara

Patologis
Merah lebih gelap
Besar
Ada
Hyperplasia
disebut

cloudy

swelling

yang

ginjal kontrol dan ginjal patologis

dijelaskan sebagai keadaan saat sel

didapatkan

mengalami

beberapa

perbedaan,

pembengkakan

mulai dari warna yang cenderung

mengakibatkan

lebih merah atau agak gelap pada

terdesak ke arah luar. (Takashima

ginjal

dan Hibiya, 1995). Pada preparat

patologis,

ukuran

ginjal

inti

organ

dibandingkan dengan kontrol. Hal ini

ditemukan tanda hitam (necrosis)

disebabkan

oleh

sedangkan

pembengkakan

sel

atau

sering

pada

(kontrol)

menjadi

patologis yang juga lebih besar


adanya

ginjal

sel

yang

organ

tidak
ginjal

patologis

ditemukan

adanya

volume sel di bawah normal sehingga garis

necrosis.

luar sel tidak dapat terlihat jelas bahkan

Menurut Anderson (1976) nekrosis

seringkali nukleus mengecil atau bahkan

merupakan kematian sel atau jaringan yang

hilang sama sekali dan dapat menyebabkan

bersifat

dapat

kematian sel (Takashima dan Hibiya, 1995).

nekrosis cukup

Penyebabnya adalah penyerapan nutrisi

beragam diantaranya adalah toksin bakteri,

yang menurun drastis akibat tingginya

bahan kimia yang korosif, agen fisik seperti

jumlah pencemar dalam ginjal.

irreversible

atau

disembuhkan. Penyebab

tidak

suhu tinggi dan melemahkan kemampuan

Dijelaskan secara singkat mengenai

suplai darah, nekrosis ditandai dengan

mekanisme terjadinya atrophy yang diawali

rusaknya nukleus (bentuk ireguler, kromotin

dengan adanya kandungan logam berat

memadat, nukleolus hilang). Nekrosis dapat

dalam darah yang akan menurunkan kinerja

disebabkan karena epitel tubulus dari ginjal

hemoglobin di ginjal sebagai pembawa

ikan terpapar logam berat sebagai suatu zat

oksigen. Kekurangan oksigen ini berdampak

yang bersifat toksik.

pada kematian sel yang diawali dengan

Atrophy dijelaskan sebagai suatu


keadaan tidak wajar dimana jumlah dan
Usus

atau bergulung-gulung sesuai dengan bentuk

pencernaan yang berfungsi untuk menyerap

dari rongga perut ikan. Usus mempunyai

sari-sari makanan sehingga gangguan pada

suatu

organ

bagi

berlendir menutupi suatu sub-mukosa yang

pertumbuhan ikan. Meskipun panjang usus

mengandung sel eosinofilik yang dibatasi

ikan bisa berbeda-beda sesuai dengan

oleh suatu lapisan muskularis mukosa yang

makanannya, tetapi kebanyakan usus ikan

rapat dan lapisan fibroelastik. Rektum pada

merupakan suatu tabung sederhana yang

ikan berdinding lebih tebal dari pada usus

tidak dapat bertambah diameternya untuk

dan sangat berlendir serta dapat sangat

membentuk

berkembang (Nabib dan Pasaribu 1989).

akan

bagian

sekali (Tresnati et al.,2007).

saluran

ini

merupakan

mengecilnya sel atau bahkan hilang sama

berakibat

seperti

kolon

fatal

dibagian

belakangnya. Usus bisa lurus, melengkung

epitel

silindris

sederhana

yang

(a) (b)
Gambar 1. (a) Intestinum kontrol (b) Intestinum patologis

Tabel 2. Perbandingan sampel intstinum kontrol dan intestinum patologis


Parameter
Warna
Ukuran
Tanda Hitam (Necrosis)
Karakter Khusus

Kontrol
Merah tua
Normal
Tidak ada
Normal

Patologis
Merah
Mengkerut/ mengecil
Tidak ada
Hyperplasia

Dari hasil pengamatan didapatkan

mukosa, nekrosa sel-sel epitel mukosa, dan

tabel perbandingan seperti diatas. Dari

deskuamasi sel epitel yang disertai infiltrasi

parameter warna bisa dikatakan bahwa

sel limfosit ke lapisan lamina propia dan sub

organ intestinum kontrol pada ikan mas

mukosa. Selain itu dapat juga terjadi dilatasi

memiliki

gelap

lumen usus, perdarahan, dan kongesti atau

intestinum

pembendungan pembuluh darah. Ulser dan

patologis, kemudian dari segi ukuran dapat

deskuamasi menyebabkan mukosa terlepas

dilihat bahwa ukuran organ intestinum pada

dari submukosanya disertai perdarahan. Hal

ikan mas yang patologis memiliki ukaran

ini bisa terjadi karena parasit atau benda

yang lebih kecil dibandingkan dengan organ

asing lainnya. Infiltrasi sel limfosit, leukosit,

intestinum kontrol. Hal ini dapat disebakan

dan hipertrofi jaringan ikat akan mengikuti

oleh adanya perubahan degeneratif yang

kelainan ini (Hibiya 1995).

warna

dibandingkan

yang

dengan

lebih

organ

sering terjadi pada saluran pencernaan ikan

Hemoragi atau perdarahan terlihat

terutama usus yaitu atropi sel-sel epitel

dari ditemukannya eritrosit yang menyebar

pada ujung vili usus. Kelainan vili ini akan

Kerusakan struktur yang ringan sekalipun

menyebabkan terganggunya penyerapan zat-

dapat

zat makanan yang penting sehingga ikan

osmose dan kesulitan pernafasan (Nabib dan

akan mengalami defisiensi nutrisi. Hemoragi

Pasaribu 1989).
Insang terdiri dari dua rangkaian yang

ini bisa disebabkan oleh adanya edema.


Edema menyebabkan epitel usus terangkat
dan pada kondisi parah dapat berlanjut
menjadi dequamasi dan ruptur epitel. Edema
yang

ditemukan

menandakan

adanya

masalah pada sistem sirkulasi darah. Adanya


eritrosit yang menyebar menandakan terjadi
hemoragi sedangkan limfosit menandakan
ada peradangan karena gangguan parasit,
bakteri atau virus. Proliferasi endotelium
arteri pernah ditemukan pada ikan Carp
yang terinfeksi Sanguinicola inermis (Prost
dan Poland dalam Lucky 1964).
Insang merupakan alat respirasi ikan
seperti paru-paru pada mamalia atau hewan
darat lainnya. Luas permukaan epitel insang
hampir setara dengan luas total permukaan
kulit, bahkan pada sebagian besar spesies
ikan luas permukaan epitel insang ini jauh
melebihi kulit. Fungsi lain dari insang yaitu
mengatur homeostasis ikan. Lapisan epitel
insang yang tipis dan berhubungan langsung
dengan

lingkungan

luar

menyebabkan

insang berpeluang besar terinfeksi penyakit.


Insang juga berfungsi sebagai pengatur
pertukaran garam dan air, pengeluaran
limbah-limbah yang mengandung nitrogen.

sangat

mengganggu

pengaturan

tersusun atas empat lengkungan tulang


rawan dan tulang keras (holobrankhia) yang
menyusun

sisi

faring.

Masingmasing

holobrankhia yang menonjol dari pangkal


posterior lengkung insang. Hemibrankhia
terdiri dari dua baris filamen tipis panjang
yang disebut lamela primer. Lamela primer
permukaannya mengalami perluasan oleh
adanya lamela sekunder yang merupakan
lipatan semilunar yang menutupi permukaan
dorsal dan ventral. Insang juga dilengkapi
dengan lapisan sel-sel penghasil mukus dan
sel-sel

yang

mengekresi

amonia

dan

kelebihan garam. Pada bagian tepi tengah


anterior dilengkapi stuktur (gill rakers) yang
berperan menyaring partikel-partikel pakan
(Roberts 2001).
Insang memiliki beberapa

glandula

yang disebut dengan glandula brankhial.


Glandula brankhial merupakan sel-sel epitel
insang

yang

mengalami

diferensiasi.

Glandula tersebut adalah glandula mukosa


dan glandula asidofilik (sel-sel khlorida).
Glandula mukosa berupa sejumlah sel-sel
tunggal berbentuk buah pear atau oval yang
terletak pada lengkung insang, filamen
insang maupun lamela sekunder. Glandula

ini

berfungsi

menghasilkan

mukus

Berdasarkan hasil pengamatan yang

glikoprotein yang bersifat basa atau netral.

telah dilakukan didapatkan perbandingan

Fungsi mukus tersebut antara lain: sebagai

antara insang ikan mas kontrol dan juga

perlindungan atau proteksi, menurunkan

patologis yang dapat dilihat seperti gambar

terjadinya friksi atau gesekan, antipatogen,

dibawah ini dan perbedaannya tersaji di

membantu

dalam tabel.

pertukaran

ion,

membantu

pertukaran gas dan air (Irianto 2005).

(a) (b)
Gambar 1. (a) Insang kontrol (b) Insang patologis

Tabel 3. Perbandingan sampel insang kontrol dan insang patologis


Parameter
Warna
Ukuran
Tanda Hitam (Necrosis)

Kontrol
Merah
Normal
Tidak ada

Karakter Khusus

Normal

Patologis
Merah kehitaman
Agak besar
Ada
Edema yang menyebabkan
hyperplasia

Berdasarkan gambar dan juga

lebih berwarna gelap dibandingkan

tabel diatas dapat dilihat bahwa

dengan kontrol, kemudian dari segi

adanya perbedaan antara organ insang

ukuran organ insang patologis lebih

kontrol dan juga patologis pada ikan

besar dibandingkan

mas. Dilihat dari segi warna nampak

terdapat nekrosis atu tanda hitam pada

jelas bahwa organ insang patologis

organ insang patologis sedangkan pada

kontrol dan

organ insang kontrol tidak ditemukan.

kerusakan hyperplasia pada jaringan epitel

Karakter khusus pada organ insang

insang ikan dan lamella sekunder melebur

patologis ikan mas yakni adanya

(Panigoro, et al., 2013). Pembengkakan pada

edema atu pembengkakan sel akibat

lamella sekunder dapat di hubungkan dengan

adanya pembendungan cairan yang

edema lamella dan perubahan pada dasar

kemudian membengkak yang disebut

arsitektur sel tiang (Robert, 2001).

hyperplasia. Hyperplasia dijelaskan

beberapa

perubahan

sebagai kerusakan yang dapat terjadi

histopatologi pada insang yang umum terjadi

pada ikan dengan kondisi terpapar

antara lain: perubahan regresif, anomali

oleh bahan kimia beracun berupa

sirkulasi, dan perubahan progresif. Banyak

logam berat. Hiperplasia merupakan

agen

penebalan jaringan epitel di ujung

vakuolasi, nekrosa lamela sekunder, dan

filamen yang memperlihatkan bentuk

sekresi mukus berlebihan sampai kematian sel

seperti pemukul bisbol. Dapat terjadi

mukus. Umumnya edema akan disertai radang

juga pada dekat dasar lamella yang

yang dapat diketahui dari infiltrasi sel-sel

membengkak

radang sebagai reaksi pertahanan (Hibiya

pada

bagian

epiteliumnya (Feist, 2002).


dijadikan

sebagai indikator

patologis

menyebabkan

edema,

1995).

Menurut Alvarado (2006), hyperplasia


bisa

Adanya

Secara

mikroskopis

pada

lamela

biologi

sekunder dapat kita temukan eritrosit di

adanya zat toksik di perairan dan juga karena

dalam lumen-lumen kapiler. Kadang-kadang

adanya gangguan transport ion pada sel.

darah ini menumpuk menjadi kongesti atau

Hyperplasia

terbentuknya

menyebar ke jaringan menjadi hemoragi.

ruang-ruang antar lamella sekunder terisi oleh

Edema atau penumpukan darah pada kapiler

sel-sel baru disertai terjadinya rupture epithel

dapat

berat

ditandai

yang ditandai lepasnya sel-sel dari tiang


penyokongnya akhirnya lamela insang rusak
dan tidak terlihat utuh lagi.
Akibat
menyebabkan

adanya
terjadinya

hyperplasia,
penempelan

atu

sering disebut sebagai fusi lamella. Fusi


merupakan kondisi dimana berkurangnya
efisiensi difusi gas yang diakibatkan oleh

mendorong

telangiektasis.

Telangiektasis terlihat berupa perbesaran


lamela sekunder yang berbentuk seperti
bola. Hiperplasia sel epitel pada lamela
primer dan sekunder dapat terjadi karena
terpapar agen fisik atau kimia. Hiperplasia
sel mukus, menempelnya lamela-lamela
sekunder, dan hiperplasia sel epitel lamela
sekunder biasanya terjadi sebagai respon

kronis karena paparan bakteri, parasit, atau

ball. Kondisi ini biasa disebut clubing

agen kimia. Pada kondisi kronis sekali

lamela insang (Hibiya 1995).

lamela sekunder sudah tidak berbentuk

Hati merupakan organ terbesar pada

normal lagi tetapi saling menempel sehingga

tubuh ikan yang terletak di bagian perut/

lamela primer tampak seperti pemukul base

ventral. Struktur utama hati ialah sel hati


atau hepatosit.

(a) (b)
Gambar 1. (a) Hati kontrol (b) Hati patologis

Tabel 4. Perbandingan sampel hati kontrol dan hati patologis


Parameter
Warna
Ukuran
Tanda Hitam (Necrosis)

Kontrol
Merah
Normal
Ada

Karakter Khusus

Normal

Setelah
pengamatan

dilakukan
histopatologi

dapat

Patologis
Merah
Lebih besar
Ada
Terdapat degradasi lemak,
kongesti dan pembengkakan
sel
dimulai

dengan

kemampuan

sel

untuk melakukan regulasi osmotik

dilihat bahwa bahwa hati ikan mas

terhadap

mengalami

dengan cara memanfaatkan energi

kerusakan

berupa

lingkungan
untuk

eksternal

pembengkakan sel seperti terlihat

metabolik

memompa

ion

pada Gambar. Pembengkakan sel

natrium keluar sel (Fujaya, 2008).

Logam berat yang terakumulasi di

adanya

penimbunan

dalam sel hati menyebabkan proses

(Anderson,1995).

lemak

pada

hati

metabolisme terganggu sehingga sel


tidak dapat memompa ion natrium

SIMPULAN

keluar cukup banyak. Konsentrasi

Pengamatan preparat histopatologi

ion natrium di dalam sel lebih tinggi

yang diamati pada ren (ginjal), intestinum,

dan air dapat masuk kedalam sel.

insang dan juga hepar/hati yang terdapat

Konsentrasi air yang berlebih ini

pada

mengakibatkan pembengkakan sel

Didapatkan hasil adanya gangguan pada

sehingga proses pertukaran nutrisi

organ ginjal yakni adanya pembengkakan

maupun zat lain terganggu (Fujaya,

sel atau sering disebut cloudy swelling yang

2008).

menyebabkan hyperplasia dan ditemukan

Pada bagian ini, dijelaskan bahwa

adanya necrosis atau tanda hitam serta

kongesti merupakan keadaan yang ditandai

ikan

mas

(Cyprinus

carpio).

arthopy.

dengan gejala meningkatnya volume darah

Pada intestinum ditemukan adanya

dalam pembuluh darah yang melebar pada

perubahan degeneratif yang sering terjadi

suatu

pada saluran pencernaan hemoragi atau

bagian

tubuh.

Tanda

pada

histopatologi pada kongesti ini adalah

perdarahan

adanya bintik darah dalam pembuluh darah

eritrosit yang menyebar pada ujung vili

yang disebabkan oleh paparan oleh agen

usus. Hemoragi ini disebabkan oleh edema

kimia (Juhryyah, 2008).

yang menyebabkan epitel usus terangkat dan

Gejala

ini

ditandai

terlihat

dari

ditemukannya

dengan

pada kondisi parah dapat berlanjut menjadi

penampakan histologi berupa sitoplasma

dequamasi dan ruptur epitel. Organ insang

yang penuh dengan vakuola-vakuola. Secara

patologis ikan mas yakni adanya edema atu

mikroskopis, sitoplasma dari selsel tampak

pembengkakan

sel

akibat

bervakuola dan

pembendungan

cairan

yang

banyaknya

lipid yang

membengkak

terdesak ke satu sisi dan sitoplasma sel

Akibat adanya hyperplasia, menyebabkan

ditempati oleh satu vakuola

besar yang

terjadinya penempelan atu sering disebut

berisi lipid. Vakuolisasi dapat terjadi karena

sebagai fusi lamella. Pada organ hati ikan


mengalami

disebut

kemudian

tertimbun didalam sel sehingga inti sel

mas

yang

adanya
hyperplasia

kerusakan

berupa

pembengkakan sel atau kongesti dan juga

ditemukan

adanya

indikasi

terjadinya

degradasi lemak.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, P.S.1995. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih bahasa:
Peter Anugerah. Jakarta: EGC. Penerbit
Buku Kedokteran.
Bavelander G, dkk. 1998. Dasar-Dasar
Histologi. Erlangga. Jakarta.
Campbell, Mitchell, Reece (2002). Biology:
Edisi V Jilid 3, Jakarta: Erlangga
Fujaya, Y., 2002. Fisiologi Ikan (Dasar
Pengembangan

Teknologi

Perikanan).

Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan


dan Perikanan Unhas. Makassar.
Khaisar, Okto. 2006. Kandungan Timah
Hitam (Pb) dan Kadmium (Cd)
dalamAir, Sedimen dan Bioakumulasi
Serta Respon Histopatologis Organ
IkanAlu-alu (Sphyraena barracuda) di
Perairan Teluk Jakarta. [Skripsi].
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Nabib R dan FH Pasaribu. 1989. Patologi


dan
Penyakit
Ikan.
Bogor.
DepartemenPendidikan
dan
Kebudayaan, Bogor. 158 hal.
Susanto dwi. 2008. Gambaran Histopatologi
Organ Insang, Otot, dan Usus IkanMas
(Ciprynus Carpio) di Desa Cibanteng.
[Skripsi]. Kedokteran Hewan.Institut
Pertanian Bogor.
Taukhid, Nugraha E dan Subagyo. 2007.
Efektifitas
Daun
Sambiloto
(Andrographis
peniculata)
bagi
pengendalian Penyakit Koi Herpes
Virus(KHV) pada Ikan Mas (Cyprinus
carpio). Jurnal Riset Akuakultur,
Jakarta.Vol. 2 No. 3 Tahun 2007. 433
hal.
Yunasfi.
2006.
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perkembangan
Penyakit
Dan
Penyakit
Yang
Disebabkan Oleh Jamur. Fakultas
Pertanian UniversitasSumatera Utara.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Alir Prosedur Kerja

Dinyalakan mikroskop

Diambil preparat pengamatan histopatologi (hepar, intestinum, rent dan insang), disimpan di
bawah mikroskop

Diamati dan dibandingkan preparat kontrol


dengan preparat patologis
Lampiran 2. Hasil Pengamatan Sampel Kontrol dan Patologis

Rent kontrol

Rent patologis

Intestinum kontrol

Intestinum patologis

Insang kontrol

Insang patologis

Hepar kontrol

Hepar patologis

Anda mungkin juga menyukai