UAS GEOKIMIA PETROLEUM

Interpretasi Hasil Analisis Geokimia 59 Sampel Serbuk Bor dari

Sumur Petroleum-1, Cekungan Jawa Timur

NAMA : Muhammad Dzaki Ibrahim

NIM

: 12014033

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2016

A. Interpretasi kekayaan Material Organik (MO)

Dalam melakukan interpretasi potensi kekayaan material organik pada sampel, digunakan
nilai Total Organic Carbon (TOC) yang dimiliki tiap sampel, kemudian dibandingkan dengan
parameter sederhana yang telah dibuat oleh Peters dan Cassa (1994).
Tabel 2. Parameter sederhana untuk potensi material organik (setelah Peters dan Cassa, 1994)

Potensial
(Kuantitas)
Buruk

TOC (%)

Cukup
Baik
Sangat Baik

0,5-1,0
1-2
2-4

Sempurna

>4

<0,5

Tabel 3. Kekayaan material organik data geokimia Sumur Petroleum-1

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Kedalaman
(kaki)
2040
2266
2461
2644
2805
2850
3057
3250
3345
3450
3633
3834
4250
4715
4717
4718
4725
4725
4749
4775
4825
4832
4832
4834
4870
4925
4925
4975

Formasi
Lembayung
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru

Umur
Oligosen Bawah
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier

TOC
(%)
0,16
0,56
0,24
0,26
0,45
0,28
0,51
0,44
0,46
0,49
0,51
0,57
0,78
67,08
68,49
68,43
1,25
66,03
3,71
2,12
1,85
18,28
6,18
68,46
1,61
1,51
23,63
1,46

Kekayaan
MO
Buruk
Cukup
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Cukup
Buruk
Buruk
Buruk
Cukup
Cukup
Cukup
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Baik
Sempurna
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sempurna
Sempurna
Sempurna
Baik
Baik
Sempurna
Baik

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

5026
5210
5225
5229
5255
5325
5362
5436
5469
5535
5675
5718
5722
5775
5791
5825
5862
5921
5975
6017
6025
6042
6075
6125
6263
6274
6355
6371
6375
6454
6470

Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru

Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier

0,27
2,54
1,31
1,83
4,8
2,07
0,33
0,39
9,85
1,06
1,52
1,74
1,71
1,26
0,33
0,79
4,88
0,42
0,98
1,81
0,85
0,43
0,93
0,87
0,24
0,18
4,06
0,12
0,9
0,39
0,82

Buruk
Sangat Baik
Baik
Baik
Sempurna
Sangat Baik
Buruk
Buruk
Sempurna
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Buruk
Cukup
Sempurna
Buruk
Cukup
Baik
Cukup
Buruk
Cukup
Cukup
Buruk
Buruk
Sempurna
Buruk
Cukup
Buruk
Cukup

Kedalaman (kaki) - TOC (%)

-20

20

40

60

80

0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
Gambar 1. Grafik kedalaman TOC

Formasi Lembayung
Formasi Biru (serpih)
Formasi Biru (klastik)
Formasi Pra-Biru

Analisis:
1. Kekayaan material organik pada Formasi Lembayung dikategorikan buruk, tetapi hanya
ditinjau pada kedalaman 2040 kaki saja.
2. Kekayaan material organik pada Formasi Biru (serpih) dikategorikan buruk hingga cukup.
3. Kekayaan material organik pada Formasi Biru (klastik) dikategorikan baik hingga sempurna.
4. Kekayaan material organik pada Formasi Pra Biru dikategorikan buruk hingga sempurna.
Pada formasi ini, kekayaan material organik pada kedalaman formasi yang lebih dangkal
umumnya dikategorikan baik hingga sempurna. Seiring dengan bertambahnya kedalaman,
terlihat bahwa nilai TOC semakin kecil, sehingga pada kedalaman formasi yang paling dalam
material organiknya dikategorikan buruk hingga cukup.
5. Pada Gambar 1 (Grafik kedalaman TOC) terlihat bahwa terdapat kenaikan nilai TOC yang
sangat signifikan pada Formasi Biru (klastik). Hal ini mengindikasikan bahwa pada formasi
tersebut terdapat lapisan batubara yang terlihat dari nilai TOC sampel yang sangat tinggi.
B. Interpretasi tipe kerogen
Dalam melakukan interpretasi tipe kerogen, parameter yang digunakan adalah nilai HI,
kemudian dibandingkan dengan menggunakan klasifikasi tipe kerogen yang dibuat oleh Peters dan
2
Cassa (1994). Nilai HI didapatkan melalui rumus =
100.

Tabel 4. Klasifikasi tipe kerogen (Peters dan Cassa, 1994)

Kerogen

HI

I
II
II/III
III
IV

>600
300-600
200-300
50-200
<50

Produk utama pada

kematangan puncak
Minyak
Minyak
Minyak/Gas
Gas
Tidak Ada

Tabel 5. Tipe kerogen data geokimia Sumur Petroleum-1 berdasarkan nilai HI

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kedalaman
(kaki)
2040
2266
2461
2644
2805
2850
3057
3250
3345
3450
3633
3834
4250
4715

HI
Formasi

Umur

Lembayung
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (klastik)

Oligosen Bawah
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas

mg HK / g C org.

Tipe
Kerogen

68,75
33,92857143
66,66666667
84,61538462
146,6666667
75
37,25490196
47,72727273
121,7391304
40,81632653
60,78431373
52,63157895
93,58974359
461,6875373

III
IV
III
III
III
III
IV
IV
III
IV
III
III
III
II

15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

4717
4718
4725
4725
4749
4775
4825
4832
4832
4834
4870
4925
4925
4975
5026
5210
5225
5229
5255
5325
5362
5436
5469
5535
5675
5718
5722
5775
5791
5825
5862
5921
5975
6017
6025
6042
6075
6125
6263
6274
6355
6371
6375
6454
6470

Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru

Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier

539,3342094
348,6336402
248
316,4167803
177,0889488
309,9056604
175,6756757
538,0743982
454,5307443
337,1019573
45,96273292
70,86092715
38,51036818
143,8356164
37,03703704
23,62204724
65,64885496
68,30601093
100,4830918
42,42424242
10,25641026
42,43654822
30,18867925
63,81578947
27,01149425
14,03508772
42,85714286
24,24242424
67,08860759
42,85714286
55,10204082
135,9116022
57,64705882
72,09302326
58,06451613
63,2183908
29,16666667
22,22222222
37,19211823
333,3333333
65,55555556
15,38461538
42,68292683

II
II
II/III
II
III
II
III
II
II
II
IV
III
IV
III
IV
IV
III
III
III
IV
IV
IV
IV
III
IV
IV
IV
IV
III
IV
III
III
III
III
III
III
IV
IV
IV
II
III
IV
IV

Analisis:
1. Tipe kerogen pada Formasi Lembayung merupakan tipe III, yang berarti cenderung
mengasilkan gas.
2. Tipe kerogen Formasi Biru (serpih) berpotensi menghasilkan gas karena sebagian besar
merupakan tipe III yang berarti cenderung menghasilkan gas. Akan tetapi, sampel pada
beberapa kedalaman merupakan tipe IV yang berarti tidak menghasilkan produk apapun.
3. Tipe kerogen Formasi Biru (klastik) berpotensi menghasilkan minyak karena sebagian besar
merupakan tipe II yang berarti cenderung menghasilkan minyak. Akan tetapi, sampel pada
beberapa kedalaman merupakan III yang berarti cenderung menghasilkan gas.
4. Tipe kerogen Formasi Pra-Biru berpotensi menghasilkan gas karena didominasi tipe III
(cenderung menghasilkan gas) dan terdapat sebagian kecil tipe IV (tidak menghasilkan
produk apapun).
C. Interpretasi kematangan termal
Dalam melakukan interpretasi kematangan termal ini dibutuhkan nilai Ro dan Tmaks
(temperatur maksimal) dari sampel-sampel yang ada, kemudian dibandingkan dengan tabel
kematangan termal yang telah dibuat oleh Peters dan Cassa (1991).
Tabel 6. Kematangan termal berdasarkan nilai Tmaks (Peters dan Cassa, 1991)

Kematangan Termal
Belum Matang
Matang
Awal
Puncak
Akhir
Lewat Matang

Ro (%)
0,20-0,60

Tmaks (oC)
<435

0,60-0,65
0,65-0,90
0,90-1,35
>1,35

435-445
445-450
450-470
>470

Tabel 7. Kematangan material organik data geokimia Sumur Petroleum-1

No.

Kedalaman

Formasi

Umur

(kaki)

Tmaks

Ro

(oC)

(%)

Kematangan
(Tmaks)

Kematangan
(Ro)

2040

Lembayung

Oligosen Bawah

416

0,25

Belum Matang

Belum Matang

2266

Biru (serpih)

Eosen Atas

416

0,25

Belum Matang

Belum Matang

2461

Biru (serpih)

Eosen Atas

415

0,29

Belum Matang

Belum Matang

2644

Biru (serpih)

Eosen Atas

421

0,33

Belum Matang

Belum Matang

2805

Biru (serpih)

Eosen Atas

425

TDA

Belum Matang

2850

Biru (serpih)

Eosen Atas

421

0,36

Belum Matang

Belum Matang

3057

Biru (serpih)

Eosen Atas

416

0,38

Belum Matang

Belum Matang

3250

Biru (serpih)

Eosen Atas

418

0,42

Belum Matang

Belum Matang

3345

Biru (serpih)

Eosen Atas

428

TDA

Belum Matang

10

3450

Biru (serpih)

Eosen Atas

422

0,4

Belum Matang

Belum Matang

11

3633

Biru (serpih)

Eosen Atas

416

0,41

Belum Matang

Belum Matang

12

3834

Biru (serpih)

Eosen Atas

420

0,43

Belum Matang

Belum Matang

13

4250

Biru (serpih)

Eosen Atas

430

0,47

Belum Matang

Belum Matang

14

4715

Biru (klastik)

Eosen Atas

423

0,48

Belum Matang

Belum Matang

15

4717

Biru (klastik)

Eosen Atas

423

0,47

Belum Matang

Belum Matang

16

4718

Biru (klastik)

Eosen Atas

418

0,49

Belum Matang

Belum Matang

17

4725

Biru (klastik)

Eosen Atas

435

0,48

Awal

Belum Matang

18

4725

Biru (klastik)

Eosen Atas

424

0,48

Belum Matang

Belum Matang

19

4749

Biru (klastik)

Eosen Atas

436

0,5

Awal

Belum Matang

20

4775

Biru (klastik)

Eosen Atas

440

0,49

Awal

Belum Matang

21

4825

Biru (klastik)

Eosen Atas

433

0,5

Belum Matang

Belum Matang

22

4832

Biru (klastik)

Eosen Atas

436

0,5

Awal

Belum Matang

23

4832

Biru (klastik)

Eosen Atas

437

0,53

Awal

Belum Matang

24

4834

Biru (klastik)

Eosen Atas

420

0,51

Belum Matang

Belum Matang

25

4870

Pra-Biru

Pra - Tersier

508

1,59

Lewat Matang

Lewat Matang

26

4925

Pra-Biru

Pra - Tersier

508

1,61

Lewat Matang

Lewat Matang

27

4925

Pra-Biru

Pra - Tersier

506

1,58

Lewat Matang

Lewat Matang

28

4975

Pra-Biru

Pra - Tersier

510

1,7

Lewat Matang

Lewat Matang

29

5026

Pra-Biru

Pra - Tersier

512

1,61

Lewat Matang

Lewat Matang

30

5210

Pra-Biru

Pra - Tersier

515

1,66

Lewat Matang

Lewat Matang

31

5225

Pra-Biru

Pra - Tersier

513

TDA

Lewat Matang

32

5229

Pra-Biru

Pra - Tersier

520

TDA

Lewat Matang

33

5255

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

TDA

34

5325

Pra-Biru

Pra - Tersier

522

1,71

Lewat Matang

Lewat Matang

35

5362

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,7

Lewat Matang

36

5436

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,65

Lewat Matang

37

5469

Pra-Biru

Pra - Tersier

529

1,73

Lewat Matang

Lewat Matang

38

5535

Pra-Biru

Pra - Tersier

530

1,79

Lewat Matang

Lewat Matang

39

5675

Pra-Biru

Pra - Tersier

529

TDA

Lewat Matang

40

5718

Pra-Biru

Pra - Tersier

529

1,78

Lewat Matang

Lewat Matang

41

5722

Pra-Biru

Pra - Tersier

525

1,85

Lewat Matang

Lewat Matang

42

5775

Pra-Biru

Pra - Tersier

527

TDA

Lewat Matang

43

5791

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,92

Lewat Matang

44

5825

Pra-Biru

Pra - Tersier

526

TDA

Lewat Matang

45

5862

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

TDA

46

5921

Pra-Biru

Pra - Tersier

543

1,9

Lewat Matang

Lewat Matang

47

5975

Pra-Biru

Pra - Tersier

547

TDA

Lewat Matang

48

6017

Pra-Biru

Pra - Tersier

439

1,78

Awal

Lewat Matang

49

6025

Pra-Biru

Pra - Tersier

528

Lewat Matang

Belum Matang

50

6042

Pra-Biru

Pra - Tersier

422

1,95

Belum Matang

Lewat Matang

51

6075

Pra-Biru

Pra - Tersier

430

TDA

Belum Matang

52

6125

Pra-Biru

Pra - Tersier

424

TDA

Belum Matang

53

6263

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,96

Lewat Matang

54

6274

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,97

Lewat Matang

55

6355

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,98

Lewat Matang

56

6371

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

TDA

57

6375

Pra-Biru

Pra - Tersier

422

TDA

Belum Matang

58

6454

Pra-Biru

Pra - Tersier

TDA

1,96

Lewat Matang

59

6470

Pra-Biru

Pra - Tersier

423

Belum Matang

Kedalaman (kaki) - Ro (%)

0

0,5

1,5

0
1000
Formasi Lembayung

2000

Formasi Biru (serpih)

3000

Formasi Biru (klastik)

4000

Formasi Pra - Biru

5000
6000
7000
Gambar 2. Grafik kedalaman Ro

Analisis:
1. Formasi Lembayung mengandung material organik dengan kematangan termal yang belum
matang.
2. Formasi Biru (serpih) mengandung material organik dengan kematangan termal yang belum
matang.
3. Formasi Biru (klastik) mengandung material organik dengan tingkat kematangan termal
belum matang hingga awal matang.
4. Sebagian besar Formasi Pra Biru mengandung material organik dengan tingkat
kematangan termal lewat matang.
5. Kematangan termal pada tiap formasi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya
kedalaman.
6. Berdasarkan grafik kedalaman Ro, terlihat bawa terdapat kenaikan nilai Ro yang cukup
signifikan, yakni pada kedalaman 4834 kaki ke 4870 kaki atau batas antara Formasi Biru
(klastik) yang berumur Eosen Atas dengan Formasi Pra-Biru yang berumur Pra-Tersier. Hal ini
mengindikasikan adanya ketidakselarasan antara dua formasi tersebut yang terlihat dari
adanya gap umur dengan ketidakhairan Zaman Paleosen di antara formasi tersebut.
D. Interpretasi migrasi hidrokarbon berdasarkan nilai Production Index (PI)
1
Nilai PI didapatkan dari rumus PI = 1+2
Tabel 8. Nilai PI data geokimia Sumur Petroleum-1

No.
1
2
3
4
5
6
7

Kedalaman
(kaki)
2040
2266
2461
2644
2805
2850
3057

S1
Formasi

Umur

Lembayung
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)

Oligosen Bawah
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas

S2

S1 + S2
PI

mg HK / g Batuan
0,01
0,02
0,01
0,01
0,05
0,01
0,02

0,11
0,19
0,16
0,22
0,66
0,21
0,19

0,12
0,21
0,17
0,23
0,71
0,22
0,21

0,083333
0,095238
0,058824
0,043478
0,070423
0,045455
0,095238

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

3250
3345
3450
3633
3834
4250
4715
4717
4718
4725
4725
4749
4775
4825
4832
4832
4834
4870
4925
4925
4975
5026
5210
5225
5229
5255
5325
5362
5436
5469
5535
5675
5718
5722
5775
5791
5825
5862
5921
5975
6017
6025
6042
6075
6125

Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (serpih)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Biru (klastik)
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru

Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Eosen Atas
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier

0,05
0,06
0,01
0,11
0,02
0,03
7,22
7,13
6,42
0,1
3,25
0,28
0,15
0,18
1,76
0,49
5,17
0,11
0,14
0,82
0,13
0,01
0,47
0,14
0,09
TDA
0,08
0,01
0,06
0,09
1,99
0,07
0,20
0,04
0,08
0,10
0,07
TDA
0,13
0,08
0,09
0,07
1,68
0,09
0,77

0,21
0,56
0,2
0,31
0,3
0,73
309,7
369,39
238,57
3,1
208,93
6,57
6,57
3,25
98,36
28,09
230,78
0,74
1,07
9,1
2,1
0,1
0,6
0,86
1,25
TDA
2,08
0,14
0,04
4,18
0,32
0,97
0,47
0,24
0,54
0,08
0,53
TDA
0,18
0,54
2,46
0,49
0,31
0,54
0,55

0,26
0,62
0,21
0,42
0,32
0,76
316,92
376,52
244,99
3,20
212,18
6,85
6,72
3,43
100,12
28,58
235,95
0,85
1,21
9,92
2,23
0,11
1,07
1,00
1,34
TDA
2,16
0,15
0,10
4,27
2,31
1,04
0,67
0,28
0,62
0,18
0,60
TDA
0,31
0,62
2,55
0,56
1,99
0,63
1,32

0,192308
0,096774
0,047619
0,261905
0,0625
0,039474
0,022782
0,018937
0,026205
0,03125
0,015317
0,040876
0,022321
0,052478
0,017579
0,017145
0,021911
0,129412
0,115702
0,082661
0,058296
0,090909
0,439252
0,14
0,067164
0,037037
0,066667
0,6
0,021077
0,861472
0,067308
0,298507
0,142857
0,129032
0,555556
0,116667
0,419355
0,129032
0,035294
0,125
0,844221
0,142857
0,583333

53
54
55
56
57
58
59

6263
6274
6355
6371
6375
6454
6470

-0,2

Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
Pra-Biru
0,2

0,4

Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
Pra - Tersier
0,6

0,8

0,01
0,08
0,08
0,19
0,07
0,04
0,05

0,07
0,04
1,51
0,4
0,59
0,06
0,35

0,08
0,12
1,59
0,59
0,66
0,10
0,40

0,125
0,666667
0,050314
0,322034
0,106061
0,4
0,125

0
1000
2000

Formasi Lembayung

3000

Formasi Biru (serpih)

Formasi Biru (klastik)

4000

Formasi Pra-Biru

5000
6000
7000
Gambar 3. Grafik kedalaman (kaki) PI

Analisis:
Berdasarkan Gambar 3 (grafik kedalaman PI) dapat terlihat bahwa pada Formasi Pra-Biru
terlihat pola berliku-liku yang merupakan indikasi adanya anomali positif yang terdapat di atas
anomali negatif. Apabila hal ini dihubungkan dengan tingkat kematangan, maka Formasi Pra-Biru
berada pada tingkat lewat matang, yang berarti Formasi Pra-Biru telah terjadi ekspulsi dan
bermigrasi ke beberapa tempat.
E. Interpretasi lingkungan pengendapan berdasarkan nilai 13Csat dan 13Caro
Berdasarkan data 13Csat dan 13Caro yang terdapat pada data geokimia Sumur Petroleum-1,
maka nilai CV dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Gambar 4. Rumus penentukan nilai CV (diadaptasi dari Waples, 1985)

Nilai CV yang didapat dari persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan keterdapatan ada
atau tidaknya kandungan lilinan pada sampel yang telah dilakukan analisis isotop.

Tabel 9. Nilai CV data geokimia Sumur Petroleum-1

No.

Kedalaman

Formasi

Umur

(kaki)
14

4715

Biru (klastik)

Eosen Atas

15

4717

Biru (klastik)

Eosen Atas

16

4718

Biru (klastik)

Eosen Atas

22

4832

Biru (klastik)

Eosen Atas

23

4832

Biru (klastik)

Eosen Atas

24

4834

Biru (klastik)

Eosen Atas

38
48

5535
6017

Pra-Biru
Pra-Biru

Pra - Tersier
Pra - Tersier

13Csat

13Caro

per mil

per mil

-22,23
-23,04

-27,34
-27,56

-22,45

-28,01

-22,69

-27,88

-22,86

-27,63

-22,44
-28,95
-27,89

-27,34
-22,22
-22,87

CV
16,1029
-14,542
17,0337
16,1379
15,1528
15,5716
12,2651
8,1403

Kandungan

non-lilinan
non-lilinan
non-lilinan
non-lilinan
non-lilinan
non-lilinan
lilinan
lilinan

Analisis:
1. Formasi Biru (klastik) mengandung non-lilinan, yang berarti formasi ini terbentuk pada
lingkungan laut.
2. Formasi Pra-Biru mengandung lilinan, yang berarti formasi ini terbentuk pada lingkungan
darat.
3. Dari analisis nomor 1 dan 2 dapat diketahui bahwa terjadi perubahan lingkungan dari
Formasi Pra-Biru ke Formasi Biru (klastik), yakni berubah dari lingkungan darat ke lingkungan
laut. Hal ini mengindikasikan telah terjadi transgresi, yakni garis pantai yang semakin ke arah
darat akibat adanya asosiasi dengan kenaikan muka air laut.
Kesimpulan
1. Batuan pada Formasi Lembayung merupakan batuan induk yang kurang potensial. Material
organik pada formasi ini cenderung menghasilkan gas.
2. Batuan pada Formasi Biru (serpih) merupakan batuan induk potensial, batuan yang belum
matang yang kapabilitasnya dalam menghasilkan dan mengeluarkan hidrokarbon diketahui
jika tingkat kematangan termal menjadi lebih tinggi. Batuan pada formasi ini mengandung
material organik yang cenderung menghasilkan gas.
3. Batuan pada Formasi Biru (klastik) merupakan batuan induk potensial, batuan yang belum
matang yang kapabilitasnya dalam menghasilkan dan mengeluarkan hidrokarbon diketahui
jika tingkat kematangan termal menjadi lebih tinggi. Batuan pada formasi ini mengandung
material organik yang cenderung menghasilkan minyak.
4. Batuan pada Formasi Pra-Biru batuan induk efektif yang sudah lewat matang, yang berarti
batuan pada formasi ini telah menghasilkan dan mengeluarkan hidrokarbon. Batuan pada
formasi ini mengandung material organik yang cenderung menghasilkan gas.
5. Nilai TOC sangat tinggi yang terdapat pada Formasi Biru (klastik) mengindikasikan adanya
lapisan batubara.
6. Terdapat ketidakselarasan (unconformiy) antara Formasi Biru (klastik) dengan Formasi PraBiru.
7. Telah terjadi transgresi (perubahan garis pantai ke arah darat) dari Formasi Pra-Biru ke
Formasi Biru (klastik).

Pustaka
Subroto, Eddy. 2012. GL 4192 Pengenalan Geokimia Petroleum. Bandung : Penerbit ITB.