Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS PETERNAKAN
Kampus Karangwangkal Jl. Dr. Suparno Kotak Pos 110 Telp. 638792 Purwokerto

FORMULIR RENCANA PENELITIAN EXPERIMENTAL

Kode :*)
………………
A. IDENTITAS MAHASISWA
NAMA MAHASISWA / NIM : NUGRO TRI WICAKSO / D1E013169
PROGRAM STUDI : PETERNAKAN
B. RENCANA JUDUL PENELITIAN (maksimum 20 kata)
Kecernaan Protein Kasar dan Aktivitas Enzym Protease Pakan Kambing Perah yang Mendapat
Suplementasi Sulfur dan Asam Isobutirat secara In Vitro
C. KERANGKA PEMIKIRAN / PERUMUSAN MASALAH
Produktivitas ternak ruminansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu pakan. Pakan merupakan
faktor yang cukup berpengaruh terhadap produktivitas ternak ruminansia. Ternak ruminansia memiliki
kelebihan dalam memanfaatkan pakan yang berasal dari hasil samping atau limbah agroindustri. Pakan yang
diberikan pada ternak ruminansia pada dasarnya adalah untuk memberi pasokan nutrien bagi mikroba rumen
agar mampu mencerna dan mensintesis ptotein mikroba. Namun, pada kenyataannya peternak memberikan
pakan limbah pertanian dengan kualitas atau kandungan nutrisinya rendah. Pakan dengan kualitas yang
rendah tersebut akan menyebabkan pasokan nutrien yang rendah pula bagi mikroba rumen. Kecernaan pakan
dalam rumen dapat dipengaruhi oleh mikroba rumen dan aktivitas enzim yang diproduksi oleh mikroba
rumen. Peningkatan populasi mikroba akan meningkatkan konsentrasi enzim yang pada gilirannya
meningkatkan kecernaan pakan, sekaligus meningkatkan suplai protein mikroba untuk kebutuhan protein
ternak ruminansia (Elihasridas, 2010). Oleh sebab itu, untuk meningkatkan tingkat kecernaan pakan
ataupun mengoptimalkan aktivitas enzim mikroba rumen perlu ditambahkan kofaktor. Sulfur dan
isobutirat merupakan kofaktor yang dapat ditambahkan dalam pakan untuk meningkatkan kecernaan
pakan dan aktivitas enzim mikroba rumen.
Mineral dibutuhkan dalam jumlah yang relatif kecil namun mempunyai peranan yang sangat
penting dalam makanan ternak. Beberapa mineral berperan penting dalam meningkatkan aktivitas
mikroba rumen. Mineral yang sering defisien untuk pertumbuhan mikroba rumen adalah sulfur (S)
(Leng, 1991). Untuk memaksimalkan degradasi pakan dalam rumen kecukupan mineral ini sangat
penting. Mineral sulfur memegang peran penting pada sintesa protein dalam tubuh mikroba (Underwood
dan Suttle, 1999). Lebih lanjut sulfur menjadi faktor pembatas pada bahan yang menggunakan sumber
nitrogen berupa senyawa non protein nitrogen (NPN), sehingga suplementasi sulfur tersebut menjadi
penting (Tillman dkk., 1991). Selain itu, sulfur berperan dalam sintesa asam amino yang mengandung
gugus sulfur seperti sistin, sistein dan methionine (Erwanto, 1995). Sulfur adalah esensial untuk bakteri
rumen selulolitik sehingga untuk memperoleh tingkat kecernaan pakan yang optimal bagi organisme
rumen diperlukan 10-20 ppm sulfur dalam ikatan sodium sulfat (Trenkle et al., 1958). Oleh sebab itu,
pemenuhan suplai mineral sulfur dalam pakan ternak ruminansia sangat penting agar tingkat
kecernaannya optimal.
Proses sintesis protein mikroba di dalam rumen membutuhkan lingkungan dan kondisi rumen yang
optimal, diantaranya adalah penyediaan nutrien dalam jumlah, komposisi yang tepat dan pada waktu
yang tepat. Selain nitrogen (N), energi, dan mineral, sintesis protein mikroba rumen membutuhkan
kofaktor berupa asam lemak berantai cabang. Asam lemak berantai cabang (branched chain fatty acid)
merupakan kofaktor yang digunakan dalam pembentukan kerangka karbon. Ketersediaan dan kecukupan
jumlah asam lemak berantai cabang dalam rumen akan bepengaruh terhadap optimalisasi pembentukan
kerangka karbon dan pertumbuhan mikroba rumen, sehingga kecernaan pakan juga akan meningkat.
Hasil penelitian Suryapratama dan Suhartati (2007) bahwa penambahan branched chain fatty acid tidak
langsung digunakan untuk pertumbuhan populasi bakteri, namun digunakan dahulu untuk memenuhi
kebutuhan pemanjangan asam lemak baru kemudian setelah ketersediaan isoacids tercukupi akan
digunakan untuk pertumbuhan bakteri rumen. Vlaeminck et al. (2006) menyatakan bahwa ada hubungan
antara kandungan asam lemak rantai cabang pada bakteri yang meninggalkan rumen (asam lemak rantai
C13‐C17) dengan konsentrasi proporsi volatile fatty acids. Isobutirat merupakan jenis asam lemak
berantai cabang yang potensial untuk digunakan dalam peningkatan pembentukan kerangka kabon,
sehingga perlu diketahui jumlah isobutirat yang optimal untuk diberikan dalam pakan. Apabila
pembentukan kerangka karbon dan pertumbuhan mikroba rumen optimal, maka tingkat kecernaan pakan
dan aktivitas enzim mikroba rumen pun juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh interaksi antara suplementasi isobutirat dan sulfur terhadap kecernaan protein
kasar dan aktivitas enzim protease pakan kambing perah?
2. Adakah pengaruh suplementasi iso butirat terhadap kecernaan protein kasar dan aktivitas enzim
protease pakan kambing perah?
3. Adakah pengaruh suplementasi sulfur terhadap kecernaan protein kasar dan aktivitas enzim
protease pakan kambing perah?
D. INFORMASI PENDUKUNG
1. RUANG LINGKUP PENELITIAN : NUTRISI TERNAK RUMINANSIA
2. MATA KULIAH PENDUKUNG :
a. Ilmu Nutrisi Ternak (nilai : A)
b. Nutrisi Ruminansia (nilai : A)
3. KEGIATAN PENELITIAN : Mandiri/ Mengikuti Proyek**)
Telah dikonsultasikan dengan : Prof. Dr. Ir. F.M. Suhartati, S.U.
Tanda tangan ……………………….
4. PENYERAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA : SUDAH , NILAI PK : A
E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. TUJUAN
a. Mengkaji pengaruh interaksi sulfur dan isobutirat terhadap kecernaan protein kasar dan aktivi-
tas enzim protease pada pakan kambing secara in vitro
b. Mengkaji pengaruh suplementasi sulfur terhadap kecernaan protein kasar dan aktivitas enzim
protease pada pakan kambing perah secara in vitro
c. Mengkaji pengaruh supplementasi isobutirat terhadap kecernaan protein kasar dan aktivitas
enzim protease pada pakan kambing perah secara in vitro
2. KEGUNAAN
a. Meningkatkan potensi isobutirat sebagai feed additive untuk ternak ruminansia
b. Meningkatkan potensi sulfur sebagai feed additive untuk ruminansia
c. Memperoleh formulasi pakan yang dapat mengoptimalkan kecernaan protein kasar dan aktiv-
itas enzim protease

F. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS :


1. MATERI PENELITIAN (jumlah, satuan, spesifikasi)
Materi yang digunakan adalah cairan rumen kambing perah jantan umur 1 tahun yang diambil darii
Rumah Potong Hewan (RPH) Sukoraja, Banyumas, segera setelah kambing dipotong.

2. PERLAKUAN (tuliskan selengkap mungkin)


Faktor A menunjukan penambahan isobutirat;
A1: isobutirat 0 mM
A2: isobutirat 0,1 mM
A3: isobutirat 0,2 mM
Faktor B menunjukan penambahan sulfur;
B1: sulfur 0 %
B2: sulfur 0,2 %
B3: sulfur 0,3 %
Dengan demikian, penelitian terdiri dari 9 kombinasi perlakuan, yaitu:
a1b1: pakan basal + isobutirat 0 mM + sulfur 0 %
a1b2: pakan basal + isobutirat 0 mM + sulfur 0,2 %
a1b3: pakan basal + isobutirat 0 mM + sulfur 0,3 %
a2b1: pakan basal + isobutirat 0,1 mM + sulfur 0%
a2b2: pakan basal + isobutirat 0,1 mM + sulfur 0,2 %
a2b3: pakan basal + isobutirat 0,2 mM + sulfur 0,3 %
a3b1: pakan basal + isobutirat 0 mM + sulfur 0%
a3b2: pakan basal + isobutirat 0,1 mM + sulfur 0,2 %
a3b3: pakan basal + isobutirat 0,2 mM + sulfur 0,3 %
3. ULANGAN (minimal 2)
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan, sehingga terdapat 27 unit perlakuan.

4. VARIABEL YANG DIUKUR


a. Kecernaan Protein Kasar
b. Aktivitas enzim protease
5. METODE PENELITIAN

a. Rancangan Penelitian :
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola
faktorial (3x3).

b. Model Matematik :
Model matematik yang digunakan sesuai dengan rancangan yang digunakan dan perlakuan
yang diuji. Model matematik yang digunakan dapat digambarkan dengan formulasi sebagai
berikut.
Model matematik Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + Ɛijk

Keterangan :
Yijk = Kecernaan ptotein kasar dan Aktivitas enzim protease yang mendapat perlakuan
isobutirat ke-i dan sulfur ke-j pada ulangan ke-k
µ = Rataan umum.
αi = Pengaruh isobutirat ke-i.
Βj = Pengaruh sulfur ke-j.
(αβ)ij = Pengaruh interaksi isobutirat ke-i dan sulfur ke-j.
Ɛijk = Komponen galat isobutirat ke-i, sulfur ke-j dan ulangan ke-k.
Sumber : Steel dan Torrie (1960)
c. Analisis Data :
Analisis variansi
d. Uji Lainnya :
Uji lanjut orthogonal polinomial

G. PEMBIMBING*)
Nama NIP Tanda tangan
Pembimbing I : …………………………………… ………………………….. .............................
Pembimbing II : ………………………………. ……................................. ………………….

H. PERTIMBANGAN KOMISI SKRIPSI :


........................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................

I. PERTIMBANGAN PEMBIMBING
Pembimbing I : ....................................................................................................................................
PembimbingII : .....................................................................................................................................
Catatan Komisi Skripsi :
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
Tanggal Penyerahan Formulir : .......................................
Tanggal Pengesahan Formulir : .......................................

Mengetahui, Menyetujui, Mengesahkan,


Pembimbing Akademik Ketua Komisi Tugas Akhir Wakil Dekan I

Dr.sc.agr.Ir.Yusuf Subagyo, MP Ir. Pambudi Yuwono, M.Sc Ir. Endro Yuwono, M.S
NIP. 196311121989031001 NIP. 19630915 198803 1 002 NIP. 19610310 198601 1 001

Keterangan : *) Diisi oleh Komisi Skripsi **)


Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai