Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROTEIN

Dosen Pengampuh : Amalia Niwele S.pd., M.pd

Disusun oleh:

Nama : Siti Aisyah Kwairumaratu

NPM : 4820121238

Prodi : S1 (Farmasi)

Kelas : B3 (Ambon)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

AMBON

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan diktat ”Petunjuk
Praktikum Biokimia I”. Diktat ini disusun untuk mempermudah proses penyelenggaraan
kegiatan Praktikum Biokimia. Tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk membekali
mahasiswa agar memiliki kemampuan bekerja di laboratorium. Kemampuan ini berguna
untuk persiapan pelaksanaan penelitian tugas akhir. Adapun tujuan khusus adalah
pengaplikasian teori biokimia yang sudah diperoleh mahasiswa selama perkuliahan.

akhir kata saya ucapkan terimah kasih atas segala bentuk dukungan data dari berbagai
pihak yang menerbitkan buku dan jurnal yang menjadi referensi di google dan buku demi
kelangsungan penyelesain dalam penulisan makalah yang di buat ini.

Ambon, 14 Juli 2022

Penyusun

Siti Aisyah Kwairumaratu


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….

DAFTRA ISI………………………………..……………………………...…………………...

BAB I PENDAHULUAN…………………...
…………………………………………………..

A. Latar Belakang……………………...
…………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………...
……………………………………………..
C. Maksud dan Tujuan…………......………………………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI………………….…..


………………………………………........

BAB III METODE PENELITIAN……….…………..…………………………………………

A. Alat dan Bahan………………………………………...


…………………………….......
B. Langkah-langkah……………………………………...…………………………….......

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………...……………………………….

A. Hasil pengamatan

BAB V PENUTUP……………………………………...………………………………………

kesimpulan……………………………………...………………………………………………

saran dan kritik……………………………………...


…………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………...
……………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Protein merupakan zat makanan yang paling komplek, terdiri dari karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan biasanya fosfor. Protein sering disebut zat
makanan bernitrogen karena merupakan satu-satunya zat makanan yang mengandung
nitrogen. Menurut sumbernya protein dibagi menjadi dua golongan yaitu protein
nabati dan hewani, protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung
asam amino lisin dan metionin yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perawatan
jaringan Protein hewani salah-satunya dapat diperoleh dari telur.
Telur merupakan makanan hasil dari ternak unggas yang memiliki sumber
protein hewani, rasa yang lezat, mudah dicerna dan mempunyai gizi tinggi,
diantaranya sumber vitamin A, vitamin B, yaitu vitamin B2, niasin, tiamin, riboflavin,
vitamin E dan vitamin D (Anwar dan Ali,2009). Telur mempunyai cangkang, selaput
cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur (yolk). Cangkang dan putih telur
terpisah oleh selaput membran, kuning telur dan albumin terpisah oleh membran
kuning telur
.2 Permasalahan
 Rumusan masalah:
 Berapakah makanan apa saja yang mengandung protein ?
 Hipotesis:
 Jika makan yang di teteskan tembaga sulfat dan beruabh menjadi
warna ungu berarti protein
.3 Maksud dan jutuan
Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein.

BAB II

LANDASAN TEORI

Protein merupakan zat makanan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,


mengganti bagian yang rusak dan sebagainya. Protein terdapat dalam bahan makanan seperti
susu, daging, kacang-kacangan dan lain-lain. Perlu diketahui protein tidak dapat dibuat atau
disimpan sebagai bahan cadangan tubuh. Jadi, harus dikonsumsi secara teratur. 

Secara sederhana, keberadaan protein dapat diuji dengan cara pembakaran bahan yang diuji
atau dengan cara pemberian larutan tembaga sulfat. Perlu diingat bahwa larutan tembaga
sulfat adalah racun. Jadi hati-hati, jangan sampai tertelan. Bahan makanan yang mengandung
protein jika dibakar akan menghasilkan bau seperti bau bulu ayam yang terbakar. 
Dalam pemakaian larutan penguji tembaga sulfat, terhadap bahan makanan yang diuji
sebelumnya diberi larutan air kapur dulu. Baru kemudian diberi larutan tembaga sulfat.
Dengan pemberian air kapur dan larutan tembaga sulfat akan terbentuk warna ungu. Semakin
gelap warna ungu yang terjadi semakin tinggi kadar protein dalam bahan uji tersebut.
a. Struktur Kimia Protein
Protein adalah suatu senyawa organik yang tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, N, dan
kadang-kadang juga mengandung unsur P dan belerang (S). Komponen dasar dari
senyawa protein adalah asam amino. Protein adalah ikatan asam-asam amino yng
membentuk rantai panjan
b. Sumber Protein
Protein nabati adalah biji kacang-kacangan, gandum, kelapa, dan beberapa jenis
sayuran seperti daun melinjo. Protein hewani adalah protein yang terkandung dalam
tubuh hewan.
c. Fungsi Protein
Protein berfungsi sebagai pengembang tubuh, sebagai enzim, antibodi, dan hormon.
Protein pembangun tubuh disebut protein struktural. Protein sebagai enzim, antibodi,
atau hormon dikenal sebagai protein fungsional.
d. Metabolisme Protein
Protein diserap tubuh dalam bentuk asam amino. Asam amino tersebut merupakan
hasil pembongkaran protein oleh enzim tertentu. Penyerapan asam amino terjadi di
dalam usus halus dan berlangsung secara osmosis. Selain itu terdapat pula protein
yang masuk  ke dalam usus melalui pinositosis atau faogositosis.

BAB III

METODE PENELITIAN

 Alat dan Bahan

1. Piring plastik 1 buah

2. Pipet 2 buah

3. Lilin 1 buah

4. Alas galas/tempat lilin 1 buah

5. Cangkir plastik 1 buah

6. Jepitan jemuran/penjepit

7. Tabung reaksi 1 buah

8. Korek api 1 dus

9. Sendok makan 1 buah

10. Air kapur 10 ml

11. Air 10 ml
12. Gula pasir 1 sendok

13. Putih telur (direbus) 1 iris kecil

14. Roti 1 iris kecil

15. Tempe 1 iris kecil

16. Ikan 1 iris kecil

17. Tepung terigu 1 sdm

18. Tembaga sulfat 1 sdm

19. Bulu ayam 1 helai

20. Seledri 1 batang

21. Kangkung 1 batang

 Langkah-langkah
 Cara kerja
a. Melalui pembakaran
1) Nyalakan lilin, berdirikan di atas gelas (piring kecil). Jepitlah bulu
ayam dengan penjepit jemuran atau tabung reaksi, kemudian bakarlah
di atas nyala lilin. Amati dan jelaskan bau yang ditimbulkannya.
Gunakanlah bulu ayam terbakar ini sebagai kontrol.
2) Jepitlah satu per satu bahan yang akan diuji, kemudian bakarlah di atas
nyala lilin. Bahan yang diuji adalah seledri, kangkung, putih telur, roti,
tempe, dan daging ayam. Amati bau yang ditimbulkannya. Manakah
yang baunya seperti bau bulu yang terbakar.
3) Buatlah kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung
protein berdasarkan uji pembakaran!
b. Menggunakan tembaga sulfat
1) Larutkan dua sendok makan tembaga sulfat ke dalam satu cangkir air.
2) Aturlah bahan makanan yang akan diuji di atas piring plastik. Bahan
makanan yang akan diuji meliputi gula pasir, putih telur, roti, tempe,
ikan, seledri, tepung terigu dan kangkung.
3) Siapkan pipet sebanyak dua buah, satu untuk menghisap air kapur dan
yang lainnya untuk menghisap larutan tembaga sulfat. Harus diingat
bahwa kedua pipet tersebut jangan saling tertukar, artinya jika sejak
pertama dipakai untuk menghisap air kapur seterusnya dipakai untuk
menghisap air kapur demikian pula jika pertama dipakai untuk
menghisap larutan tembaga sulfat maka seterusnya untuk larutan
tembaga sulfat.
4) Berikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang
diuji. Pada daerah bekas tetesan air kapur, berikan pula 2 tetes tembaga
sulfat. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah kami melakukan pengamatandalam uji protein, kami menyiapkan berbagai


bahan makanan seperti seledri, kangkung, putih telur yang telah direbus, roti, tempe, dan
daging ayam sebagai bahan makanan yang akan di ujikan melalui proses pembakaran. Bahan
makanan seperti gula pasir, putih telur yang telah direbus, roti, tempe,daging ayam, dan
tepung terigu kami uji melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan asam sulfat. 
Dalam proses pembakaran, kami terlebih dahulu mengambil sampel bahan makanan dan 
menyalakan lilin kemudian kami menyiapkan bulu ayam untuk kemudian dibakar sebagai
kontrol dalam percobaan ini. Kami pun membakar bulu ayam tersebut dan
mengamati/mencium aroma bulu ayam yang dibakar tersebut. 
Kami membakar seledri kemudian mencium aroma seledri yang telah dibakar dan
membandingkan aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar
kangkung kemudian mencium aroma kangkung yang telah dibakar dan membandingkan
aromanya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami membakar putih telur yang telah
direbus kemudian mencium aroma putih telur yang telah dibakar dan membandingkannya
dengan aroma bulu ayam yang dibakar. Kami membakar roti kemudian mencium aroma roti
yang telah dibakar dan membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar, kami
membakar tempe kemudian mencium aroma tempe yang telah dibakar dan
membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang telah dibakar, dan kami membakar
daging ayam kemudian mencium aroma daging ayam yang telah dibakar dan
membandingkannya dengan aroma bulu ayam yang dibakar.
Hasil pembakaran tersebut kami mengamati adanya perubahan aroma-aroma tertentu.
Seledri yang dibakar ternyata menghasilkan seperti aroma bulu ayam yang dibakar, kangkung
yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, putih telur yang
dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar, roti yang dibakar
menghasilkan aroma lain, tempe yang dibakar menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam
yang dibakar, dan daging ayam menghasilkan aroma seperti aroma bulu ayam yang dibakar.
Dalam uji protein melalui proses penetesan dengan larutan kapur dan tembaga sulfat,
kami menyiapkan bahan-bahan makanan tersebut ke dalam plate tetes. Gula pasir, putih telur
yang telah di rebus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kami ambil sampelnya ke
dalam plate tetes.  Kami meneteskan larutan kapur sebanyak 2-3 tetes ke dalam gula pasir,
putih telur yang telah direbus, roti, tempe, daging ayam, dan tepung terigu kemudian
dilanjutkan dengan meneteskan larutan tembaga sulfat kedalam sampel bahan makanan yang
telah ditetesi larutan kapur tersebut. Kami mengamati adanya perubahan warna pada
beberapa bahan makanan tersebut. 
Sebelum di beri lerutan kapur dan tembaga sulfat warna bahan makanan tersebut
masih berupa warna dasar bahan makanan semula akan tetapi setelah diberi larutan kapur dan
tembaga sulfat menunjukkan adanya perubahan warna. Gula pasir tidak berubah dari warna
putih tetap berwarna putih. Putih telur yang telah direbus berubah warna dari putih menjadi
ungu. Roti tidak berubah dari warna putih tetap berwarna putih. Tempe berubah warna dari
putih menjadi ungu. Daging ayam berubah warna dari cokelat menjadi ungu. Tepung terigu
berubah warna dari putih menjadi ungu.

.1 Hasil Pengamatan
Data Hasil Pengamatan Uji Protein Melalui Pembakaran

No BAHAN YANG WAKTU DIBAKAR BERBAU


DI UJI SEPERTI BULU AYAM AROMA LAIN
TERBAKAR
1 Seledri √
2 Kangkung √
3 Putih telur √
4 Roti √
5 Tempe √
6 Daging ayam √
Kesimpulan:

1. Yang berbau seperti bulu ayam berarti mengandung protein, yaitu: putih telur
dan daging ayam.

2. Yang berbau aroma lain, tidak atau kurang mengandung protein, yaitu: sledri,
kangkung dan sledri.

Uji Protein Menggunakan Tembaga Sulfat:

No Bahan Makanan Warna yang terjadi setelah ditetesin air kapur dan
larutan tembaga sulfat
Sebelum Sesudah
1 Gula pasir Putih Putih
2 Putih telur (direbus) Putih Ungu
3 Roti Putih Putih
4 Tempe Putih Ungu
5 Daging ayam Cokelat Ungu
6 Tepung terigu putih Ungu
Kesimpulan:

1. Bahwa semua jenis makanan yang mengandung protein jika ditetesi larutan
tembaga sulfat dan air kapur akan berubah menjadi ungu.

2. Semua jenis makanan yang tidak mengandung protein jika ditetesi larutan
tembaga sulfat dan air kapur tidak berubah menjadi ungu.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kami melakukan praktikum dari hasil pengamatan diatas, bahwa bahan
makanan yang berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar diantaranya seledri,
kangkung, putih telur, tempe dan daging ayam. Sedangkan bahan makanan yang tidak
berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar yaitu roti. Berdasarkan hasil pengamatan
diatas bahwa bahan makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar
menunjukkan bahan makanan tersebut mengandung protein sedangkan bahan
makanan yang tidak berbau seperti bau bulu ayam yang terbakar tidak mengandung
protein.
Adapun bahan makanan yang ditetesi larutan kapur disertai larutan tembaga
sulfat yang mengalami perubahan warna menjadi ungu diantaranya putih telur (telur
yang di rebus), tempe, daging ayam, dan tepung terigu. Sedangkan bahan makanan
yang tidak mengalami perubahan warna menjadi ungu yaitu roti dan gula

B. Kritik dan Saran

Bagi usaha kecil menengah (UKM) sebaiknya gunakan produk olahan telur
dan ikan karena memiliki kandungan protein yang tinggi jika di bandingkan dengan
yang lainnya .
DAFTAR PUSTAKA

http://kimia.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2019/07/Buku-Petunjuk-Praktikum-
Biokimia-I.pdf

https://www.ilmiahku.com/2019/12/praktikum-uji-protein.html

Anda mungkin juga menyukai