Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PROTEIN

DISUSUN OLEH :
NAMA : Atha Nugraha
NIM : L1C020059
KELAS : IKL A

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO

2020
DAFTAR ISI

PROTEIN ....................................................................................................................... 1
I. TUJUAN ................................................................................................................. 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 1
III. METODOLODI PERCOBAAN ............................................................................ 2
III.1 Alat ..................................................................................................................... 2
III.2 Bahan .................................................................................................................. 2
III.3 Prosedur Percobaan ............................................................................................ 3
IV. HASIL DAN PEMBAHAN ................................................................................... 4
1V.1 Data Pengamatan ............................................................................................... 4
IV.2 Data Perhitungan ................................................................................................ 6
IV.3 Pembahasan ........................................................................................................ 7
V. KESIMPULAN ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

i
PROTEIN

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memisahkan protein dengan mengendapkannya dengan
penambahan etanol absolut
2. Mahasisawa dapat mengendapkan protein secara denaturasi ireversibel dengan
penambahan logam berat
3. Mahasiswa dapat menentukan kadar protein dengan metode Lowry

II. TINJAUAN PUSTAKA


Protein menjadi bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh setelah air. Sebesar seperlima bagian tubuh merupakan protein yang
separuhnya berada di dalam otot, seperlimanya berada di dalam tulang, dan
sepersepuluhnya berada di dalam kulit. Fungsi protein dalam tubuh tidak dapat
digantikan oleh zat lain, yakni membangun dan memelihara sel serta jaringan
tubuh. Tubuh memerlukan protein unruk membangun sel yang rusak, membentuk
antibody, dan mengangkut zat ke seluruh tubuh. Tubuh yang kekurangan protein
akan menghambat pertumbuhan tinggi badannya (Ningsih, 2019).
Protein berasal dari bahas Yunani, yakni proteos yang artinya utama.
Gerardus Mulder, ahli kimia asal Belanda, memperkenalkan protein dan
berpendapat protein merupakan zat yang paling penting bagi organisme. Protein
tersusun atas banyak asam amino yang terhubung satu sama lain melalui ikatan
peptide. Asam amino terdiri atas unsur karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen.
Oleh karena itu, protein menjadi zat gizi yang unsurnya sedikit berbeda dengan zat
gizi lainnya (Sianipar, 2018).
Protein digolongkan berdasarkan banyak hal, seperti bentuknya,
kelarutannya, hasil hidrolisanya, dan fungsinya. Protein berdasarkan bentuk
digolongkan menjadi protein globular dan protein fibrous. Berdasarkan
kelarutannya, protein dibedakan menjadi albumin, globulin, skleroprotein, glutelin,
prolamin, histon, dan protamine. Protein berdasatkan hasil hidrolisanya dibagi
menjadi protein sederhana yang terdiri atas asam amino saja dan protein
kompleksnya yang mengandung senyawa lain berupa nonprotein. Berdasarkan
fungsinya, protein dibedakan menjadi protein pengangkut, protein pembangun, dan
protein pertahanan tubuh (Sianipar, 2018).

1
Susu mengandung protein yang molekulnya heterogen. Protein susu terdiri
atas lima kategori, yaitu protein whey, protein globul lemak susu, enzim, dan
kasein. Akan tetapi, protein yang utamanya adalah protein whey dan kasein. Protein
susu tidak hanya berperan sebagai kecukupan gizi, tetapi juga sebagai antimikroba.
Zat antimikroba yang terkandung dalam protein susu adalh laktoferin,
immunoglobulin, lisozim, dan laktoperoksidase (Susanti dan Hidayat,2016).
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang mengandung asam
esensial lengkap. Telur yang digunakan biasanya berasal dari telur ungags, seperti
ayam dan bebek. Isi telur terdiri atas kuning telur sebanyak 35% dan putih telur
sebanyak 65%. Kandungan protein lebih banyak pada putih telur dibandingkan
kuning telur. Protein pada telur lebih lengkap dibandingkan protein hewani lainnya
(Bakhtra et al., 2016).

III. METODOLODI PERCOBAAN


III.1 Alat
Alat yang digunakan untuk memisahkan protein dengan etanol absolut,
yaitu tabung reaksi, pipet tetes, kertas saring, corong, kaca arloji, pipet ukur,
dan filler.
Alat yang digunakan untuk mengendapkan protein secara denaturasi
ireversibel, yaitu tabung reaksi, pipet ukur, dan filler.
Alat yang digunakan untuk menentukan kadar protein dengan metode Lowry,
yaitu tabung reaksi, pipet ukur, filler, dan spektrofotometer visible

III.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk memisahkan protein dengan etanol
absolut, yaitu susu, larutan albumin telur, etanol absolut, larutan NaOH
encer, dan larutan CuSO4.
Bahan yang digunakan untuk mengendapkan protein secara denaturasi
ireversibel, yaitu putih telur, susu, larutan HgCl2 1% san larutan Pb asetat
Bahan yang digunakan untuk menentukan kadar protein dengan metode
Lowry, yaitu larutan protein sampel, larutan standar protein 100 – 500,
pereaksi A, pereaksi B, pereaksi, C, pereaksi D, dan aquades

2
3

III.3 Prosedur Percobaan


3.1.Pemisahan protein dengan etanol absolut
1. Sebanyak 3 buah tabung reaksi disiapkan.
2. Susu sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1.
3. Larutan albumin telur 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2.
4. Aquades 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3.
5. Larutan etanol absolur 2 ml ditambahkan ke dalam masing – masing
tabung reaksi.
6. Endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan kertas saring
7. Uji biuret dilakukan terhadap filtrate dan endapan
8. Sebanyak 1 ml larutan NaOH dan 2 tetes CuSO4 ditambahkan untuk
melakukan uji biuret pada filtrate
9. Campuran diaduk dan ditimbulkan warna violet
10. Sebanyak 1 ml NaOH dan 2 tetes CuSO4 ditambahkan untuk
melakukan uji biuret pada endapan
11. Warna violet ditimbulkan

3.2.Pengendapan protein secara denaturasi ireversibel


1. Sebanyak 4 buah tabung reaksi disiapkan
2. Putih telur 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan 2
3. Susu 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi 3 dan 4
4. HgCl2 sebanyak 10 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan 3
5. Pb asetat sebanyak 10 tetes dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 dan
4

3.3. Penentuan kadar protein dengan metode Lowry


1. Sebanyak 7 tabung reaksi disiapkan
2. Sebanyak 2 ml larutan protein yang terkandung 100 g/ml, 200
g/ml, 300 g/ml, 400 g/ml, 500 g/ml ke dalam masing – masing
tabung reaksi.
3. Sebanyak 2 ml larutan protein sampel dimasukkan ke dalam tabung
6.
4. Sebanyak 2 ml aquades dimasukkan ke dalam tabung 7.
5. Sebanyak 5 ml pereaksi E ditambahkan ke dalam masing – masing
tabung.
6. Dikocok dan dibiarkan pada suhu ruang selama 10 menit.
7. Sebanyak 0,5 ml pereaksi C dan dikocok.
8. Dibiarkan selama 30 menit dan diamati hasilnya.
9. Masing – masing larutan diukur serapannya menggunakan
spektrofotometer visible dengan panjang gelombang 750 nm.
10. Data hasil absorbsinya digunakan untuk membuat kurva standar
larutan protein dan kadar protein sampel.

IV. HASIL DAN PEMBAHAN


1V.1 Data Pengamatan
1.1.Pemisahan protein dengan etanol absolut
Perlakuan Pengamatan
Tabung 1 ditambahkan etanol absolut sebanyak Tabung 1 terdapat endapan
2 ml
Tabung 2 yang berisis larutan albumin telur Tabung 2 terdapat endapan
ditambahkan setanol absolut sebanyak 2 ml
Tabung 3 yang berisi aquades ditambahkan Tabung 3 tidak terdapat endapan
etanol absolut sebanyak 2 ml
Uji biuret dilakukan dengan menambahkan 1 Muncul warna ungu
ml NaOH dan 2 tetes CuSO4 pada filtrate
Uji biuret dilakukan dengan menambahkan 1 Endapan jadi warna ungu
ml NaOH dan 2 tetes CuSO4 pada endapan

1.2. Pengendapan protein secara denaturasi irreversible


Perlakuan pengamatan
HgCl sebanyak 10 tetes ditambahkan Tabung reaksi 1 dan 3
ke dalam tabung reaksi 1 dan 3 terdapat endapan
Pb – asetat sebanyak 10 tetes Tabung reaksi 2 dan 4
ditambahkan ke dalam tabung reaksi 2 terdapat endapan
dan 4

4
5

1.3. Penentuan kadar protein dengan metode Lowry


Perlakuan Pengamatan

150 ppm + Pereaksi C + p Jernih


Pereaksi E Hijau
Absorbansi 0,213

300 ppm + Pereaksi C + Jernih


Pereaksi E Hijau (+)
Absorbansi 0,308

450 ppm + Pereaksi C + Jernih


Pereaksi E Hijau (++)
Absorbansi 0,449

600 ppm + Pereaksi C + Jernih


Pereaksi E Hijau (+++)
Absorbansi 0,606

Sampel + Pereaksi C + Jernih


Pereaksi E Hijau (++++)
Absorbansi 0,431

Aquades + Pereaksi C + Jernih


Pereaksi E Hijau kuning
Absorbansi 0,056
6

IV.2 Data Perhitungan


Diketahui: a = 0,0592
b = 8,9 x 10-4 = 0,00089
r = 0,997
x Y

150 0,213

300 0,308

450 0,449

600 0,606

Sampel 0,431

Aquades 0,056
Ditanya : kadar protein (x)?
Jawab : y = bx + a
✓ 0,213 = 0,00089x + 0,0592
x = 172,81
Jadi, kadar protein dalam larutan standar protein 150 ppm adalah 172,81
ppm/ml.
✓ 0,308 = 0,00089x
x = 279,55
Jadi, kadar protein dalam larutan protein 300 ppm adalah 279,55 ppm/ml
✓ 0,449 = 0,00089x + 0,0592
x = 437,98
Jadi, kadar protein dalam larutan standar protein 450 ppm adalah 437,9
ppm/ml
✓ 0,606 = 0,00089x + 0,0592
x = 614,38
Jadi kadar protein dalam larutan standar protein 600 ppm adalah 614,38
ppm/ml
✓ 0,431 = 0,00089x + 0,0592
x = 417,75
Jadi, kadar protein dalam larutan sampel adalah 417,75 ppm/ml
7

✓ 0,056 = 0,00089x + 0,0592


x = -3,59
Jadi, kadar protein dalam aquades adalah -3,59 ppm/ml

IV.3 Pembahasan
Metode uji pada protein dibedakan menjad dua, yaitu uji kualitatif
dan uji kuantitatif. Uji kuantitatif yang biasanya dilakukan adalah uji Lowry
sedangkan uji kualitatifnya uji Biuret. Uji Biuret digunakan untuk
mendeteksi keberadaan ikatan peptide yang menunjukkan adanya kandungan
protein dalam sampel tersebut. Hasil positif dari uji ini akan menunjukkan
warna ungu pada sampel. Semakin pekat warna ungu yang ditimbulkan
menandakan makin banyak kadar proteinnya. (Jamaluddin et al., 2020).
Uji Lowry adalah salah satu uji kuantitatif protein. Prinsip dari uji
Lowry, yaitu terjadi reaksi kompleks protein dengan pereaksi folin. Terdapat
dua tahapan yang perlu dilalui oleh uji ini. Tahapan pertamanya adalah
terjadi reaksi antara sampel dengan ion Cu selama 10 menit yang
menghasilkan kompleks Cu – tetradentat. Kedua, terjadi reaksi reduksi
larutan asam fosfomolibdat – fosfotungstat dan menghasilkan warna biru.
Hasil perubahan warna tersebut akan diukur absorbsinya dengan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu (Botutihe, 2016).

Gambar 1. Hasil acara 1


8

Gambar 2. Hasil acara 2

Sampel susu, putih telur, dan aquades ditambahkan etanol absolut


yang bertujuan untuk mengendapkan protein. Etanol absolut ini berfungsi
untuk mengendapkan protein. Oleh karena itu, hanya sampel putih telur dan
susu yang terbentuk endapan. Selanjutnya endapan tersebut disaring dan
dilakukan uji Biuret. Reagen Biuret mengandung ion Cu2+ yang nantinya
akan tereduksi menjadi kompleks ion Cu+ apabila bereaksi dengan ikatan
peptide. Kompleks ion yang terbentuk ini menghasilkan warna ungu yang
menandakan adanya kandungan protein pada sampel. Berdasarkan hasil
percobaan, didapatkan warna ungu pada larutan sampel susu dan putih telur
serta kedua endapan sampel. Hal ini sudah sesuai dengan Syamsiatun dan
Siswati (2015) yang menyatakan susu dan putih telur mengandung protein.

Gambar 3. Hasil acara 2


Sampel putih telur dan susu akan diendapkan secara denaturasi
irreversible. Pereaksi yang digunakan adalah HgCl dan Pb asetat yang
masing – masing mengandung unsur logam. Menurut Novia et al. (2011),
denaturasi dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti suhu, pH, dan logam berat.
Logam berat yang bereaksi dengan ikatan peptide akan menicu denaturasi
irreversible atau tidak dapat kembali lagi.

Gambar 4. Hasil acara 3

Terdapat 7 larutan sampel yang akan diketahui kadar proteinnya


menggunakan uji Lowry. Ketujuh larutan tersebut akan reaksikan dengan
pereaksi E dan C. Hasil yang tampak adalah terjadi perubahan warna sampel
menjadi biru dengan kepekatan yang berbeda – beda. Hasil perhitungan
kadar protein yang didapat, yaitu larutan standar 150 ppm adalah 172,81
ppm/ml, larutan standar protein 300 ppm adalah 279,55 ppm/ml, larutan
standar protein 450 ppm adalah 437,98 ppm/ml, larutan standar protein 600
ppm adalah 614,38 ppm/ml, larutan sampel adalah 417,75 ppm/ml, dan
aquades adalah -3,59 ppm/ml.

V. KESIMPULAN
1. Larutan sampel mengandung protein karena menunjukkan hasil positif uji
Biuret
2. Susu dan putih telur mengandung protein sedangkan aquades tidak.
3. Kadar protein yang tercatat, yaitu larutan standar 150 ppm adalah 172,81
ppm/ml, larutan standar protein 300 ppm adalah 279,55 ppm/ml, larutan
standar protein 450 ppm adalah 437,98 ppm/ml, larutan standar protein 600
ppm adalah 614,38 ppm/ml, larutan sampel adalah 417,75 ppm/ml, dan
aquades adalah -3,59 ppm/ml

9
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtra, D.D.A., Rusdi, Mardiah, A. 2016. Penetapan Kadar Protein Dalam Telur
Unggas Melalui Analisis Nitrogen Menggunakan Metoda Kjeldhal. Jurnal
Farmasi Higea, 8(2), 143 – 150.
Botutihe, Deasy. 2016. Kandungan Protein Pada Daging Ikan Roa Asap Yang
Diperoleh Dari Pasar Tradisional Gorontalo. Jurnal Entropi, 11(2), 232 – 234.
Jamaluddin., Gunawan, G., Nurhafsah, S., Jerni, P.A., Okvhyanitha, D., Mantika, A.F.,
Jessica., Samaliwu, A.I., Syamsidi, A., Yusriadi., dan Widodo, A. 2020. Kadar
Albumin Pada Ikan Sidat Anguilla marmorata Gaimard dan Anguilla bicolor
Asal Sungai Palu dan Danau Poso. Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan, 4(1),
60 – 68.
Ningsih, Ari. 2019. Perbedaan Asupan Energi dan Protein Pada Balita Stunting dan
Tidak Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo. Skiripsi.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Yogyakarta.
Novia, D., Melia, S., dan Ayuza, N.Z. 2011. Kajian Suhu Pengovenan Terhadap Kadar
Protein dan Nilai Organoleptik Telur Asin. Jurnal Peternakan, 8(2), 70 – 76.
Sianipar, Gracia. 2018. Analisi Kadar Protein Total dan Protein Murni Pada Kulut
Pisang (Musa acuminate) dengan Metode Kjeldhal. Skripsi. Fakultas Farmasi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Susanti, R., dan Hidayat, E. 2016. Profil Protein Susu dan Produk Olahannya. Jurnal
MIPA, 39(2), 98 – 106.
Syamsiatun, N. H., & Siswati, T. (2015). Pemberian Ekstra Jus Putih Telur Terhadap
Kadar Albumin dan Hb pada Penderita hipoalbuminemia. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, 12(2), 54-61

10

Anda mungkin juga menyukai