Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL ANALISIS KADAR KALSIUM

DALAM KULIT PISANG KEPOK METODE


PERMANGANIMETRI, KOMPLEKSOMETRI,
DAN ATOMIC ABSORBTION
SPECTROPHOTOMETRY

MATA PELAJARAN ANALISIS KIMIA TERPADU (AKT)

Kelompok 1

1. Junjunan Maulana Jaelani M (101917350)


2. Mochammad Fathur Rachman (101917354)
3. Mohammad Rangga Saputra (101917355)
4. Muhammad Alfath Wishnu R (101917357)
5. Robfi Arga Wijaya Suharto (101917363)

SMK NEGERI 13 BANDUNG


TAHUN PELAJARAN 2022-2023
Jl.Soekarno-Hatta No.10 Bandung
KATA PENGANTAR

Dengan rasa sukacita, kami selaku penulis memanjatkan puji syukur kepada
Allah SWT yang karna karunia-Nya telah mengizinkan penyelesaian penyusunan
makalah ini yang kami beri judul " Proposal analisis kadar Kalsium (Ca2+) dalam
sampel kulit pisang kepok dengan metode Titrimetri Kompleksometri,Titrimetri
Permanganimetri, dan AAS.
Pada kesempatan ini juga, kami ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
mendalam kepada :
1. Ibu Octavina Sopamena,M.Pd. selaku guru pembimbing pelajaran Analisis Kimia
Terpadu Praktek.
2. Teman teman seperjuangan yang telah membantu terselesaikannya proposal ini.
3. Juga kepada kelompok 1 yang telah bekerja sama menyelesaikan proposal ini
dengan tepat waktu.
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian
proposal ini masih jauh dari kaya sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik, dan saran yang membangun demi perbaikan
proposal ini sehingga dapat bermanfaat bagi pembuatan proposal selanjutnya
Akhir kata, kami mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan umumnya bagi para pembaca.

i
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL ANALISIS KADAR KALSIUM DALAM KULIT PISANG KEPOK METODE


PERMANGANIMETRI, KOMPLEKSOMETRI DAN ATOMIC ABSORBTION
SPECTROPHOTOMETRY

SMK NEGERI 13 BANDUNG


2022

Oleh :

1. Junjunan Maulana Jaelani M (101917350)


2. Mochammad Fathur Rachman (101917354)
3. Mohammad Rangga Saputra (101917355)
4. Muhammad Alfath Wishnu R (101917357)
5. Robfi Arga Wijaya Suharto (101917363)

Mengetahui/Menyetujui :

Pembimbing, Ketua Kelompok,

Octavina Sopamena, M.Pd. Mochamad Fathur Rachman


NIP. 197310272008012005 NIS. 101917354

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan…………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….. iii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2
C. Tujuan………………………………………………………………….... 2
D. Manfaat…………………………………………………………………... 2
E. Waktu………………….…………………………………………………. 3
F. Tempat……………….…………………………………………………… 3
Bab II Kajian Metodelogi………………………………………………………… 3
A. Dasar Teori ……………………………………………………………….. 4
1. Taksonomi ………………………………………………………............ 4
2. Morfologi ……………………………………………………………….. 4
3. Manfaat ………………………………………………………………… 4
Bab III Metodelogi Penelitian……………………………………………………. 4
A. Prosedur…………………………………………………………………… 4
1. Analisis Kadar Ca2+ Metode Kompleksometri……………………… 4
a) Pembakuan Larutan Na2EDTA + 0,01 M……………..……….......... 4
b) Larutan Standar CaCO3 0,01 M…………………………………….. 5
c) Pembuatan Larutan Na2EDTA 0,01 M………………………............ 5
d) Penetapan Kadar Ca2+ Metode Titimetri Kompleksometri…………... 5

2. Analisis Kadar Ca2+ Metode Titimetri Permanganimetri…………………. 5


a) Pembakuan Larutan KMnO4 0,1 N………………………………………… 6

3. Analisis Kadar Ca2+ dalam sampel Metode AAS…………………………... 6


a) Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium……………………………................. 6

B. Alat dan Bahan…………………………………………………………………… 7

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalsium adalah mineral penting yang paling banyak dibutuhkan oleh
manusia. Kalsium bermanfaat untuk membantu proses pembentukan tulang
dan gigi serta diperlukan dalam pembekuan darah, kontraksi otot, transmisi
sinyal pada sel saraf. Kalsium dapat membantu mencegah terjadinya
osteoporosis. Fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot,
deposit utamanya berada di tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini
dapat berpindah kedalam darah. Kalsium terdapat dalam tubuh dengan
jumlah yang lebih dari pada unsur mineral lainnya. Diperkirakan 2 % berat
badan orang dewasa atau 1,0 – 1,4 kg terdiri dari kalsium, pada bayi 25- 30
gram. Setelah usia 20 tahun secara normal akan terjadi penempatan sekitar
1200 gram kalsium dalam tubuh. Sebagian kalsium terkonsentrasi dalam
tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan
lunak. (Almatsier 2001)

Pisang diketahui mengandung gizi tinggi, sumber vitamin, mineral dan


juga karbohidrat. Kandungan nutrisi lainnya seperti serat dan vitamin dalam
buah pisang seperti vitamin A, B dan C, dapat membantu memperlancar
sistem metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dari radikal
bebas. Serta menjaga kondisi tetap kenyang dalam waktu lama (Pary, dkk.,
2016).

Buah pisang banyak digunakan sebagai makanan seperti tepung,


anggur,sale, sari buah, pisang goreng, pisang rebus, keripik pisang, kolak
pisang, getuk pisang dan sebagai buah segar. Tentu saja yang diolah hanya
bagian dagingnya saja, sehingga dari hasil produksi atau pengolahan tersebut
meninggalkan limbah yaitu
kulit pisang (Satuhu dan Supriyadi, 1999).

Di Indonesia banyak sekali industri baik rumahan maupun pabrik yang


mengolah pisang, limbah utama dari pengolahan pisang adalah kulitnya
(dihasilkan dari hasil pelepasan oleh mesin pada dua lapisan terluar buah
pisang saat diproduksi) kulit pada pisang mencapai 40% dari total berat
pisang segar sehingga akan menghasilkan limbah kulit pisang yang sangat
banyak. Limbah yang tidak dimanfaatkan dan diberdayakan dengan benar
akan menjadi sumber pencemar (Okorie, dkk., 2015).

Limbah kulit pisang merupakan limbah organik yang mempunyai


kandungan gizi yang masih dapat dimanfaatkan (Satuhu dan Supriyadi,
1999). Pada penelitian ini digunakan kulit pisang kepok karena bila
dibandingkan dengan kulit pisang ambon dan kulit pisang raja dimana ketiga
varietas ini paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia, kandungan
kulit pisang kepok memiliki keunggulan daripada kedua varietas lainnya
(Sunarjono, 2002).
1
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke
dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral
yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dan 100 mg sehari, sedangkan
mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari (Almatsier, 2004).

Kalsium (Ca2+) merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam


tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih
sebanyak 1 kg. Dari jumlah ini, 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu
tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit. Jumlah yang
dianjurkan per hari untuk anak-anak sebesar 500 mg, remaja 600-700 mg
dan dewasa sebesar 500-800 mg (Almatsier, 2004)

Maka dari itu kami melakukan analisis terhadap sampel kulit buah pisang
dengan metode titrimetri kompleksometri (SNI 06-6989.13-2004), titrimetri
permanganimetri dan AAS (AOAC Method 967.21).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam analisis ini
adalah sebagai berikut:
1. Berapakah kadar Ca2+ pada sampel kulit pisang kepok dengan analisis
metode titimetri kompleksometri menggunakan standar SNI 06-6989.13-
2004?
2. Berapakah kadar Ca2+ pada sampel kulit pisang kapok dengan analisis
metode titrimetri permanganimetri ?
3. Berapakah kadar Ca2+ pada sampel kulit pisang kepok dengan analisis
metode AAS?
4. Manakah diantara ketiga metode dengan standar yang berbeda yang lebih
akurat hasil analisisnya?

C. Tujuan
Untuk menganalisis kadar Ca2+ dalam sampel kulit pisang kepok dan
menguji keakuratan analisis metode titrimetri Permanganimetri,
Kompleksometri, dan AAS.
D. Manfaat
Untuk menambah wawasan, baik untuk penulis serta para pembaca.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang kandungan kalsium yang terdapat pada kulit pisang
kepok (Musa acuminata Colla.) segar dan sehingga dapat dikonsumsi, dapat
mengurangi limbah, dan dapat dijadikan lahan wirausaha.

2
E. Waktu

Hari/Tanggal Keterangan
Kamis, 04 Agustus 2022 Kalibrasi Alat
Kamis, 11 Agustus 2022 Praktikum Analisis Kadar Ca2+
Metode Titrimetri Permanganimetri
Kamis, 18 Agustus 2022
Praktikum Analisis Kadar Ca2+
Metode Titrimetri Kompleksometri
Kamis, 25 Agustus 2022 Praktikum Analisis Kadar Ca2+
Metode AAS

F. Tempat
Laboratorium Instrumen SMKN 13 Bandung

BAB II
KAJIAN METODELOGI
A. Dasar Teori
I. Pisang kepok
a. Taksonomi
Pisang merupakan tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah
tersebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Buah pisang merupakan buah
yang sangat popular di dunia karena rasanya lezat, gizinya tinggi dan harganya
terjangkau (Sunarjono, 2002). Selain karena mudah didapat dan harganya
terjangkau, buah pisang juga dikenal sebagai buah yang lezat dan berkhasiat bagi
kesehatan. Kemudahannya untuk dikonsumsi menjadikan nilai tambah tersendiri
untuk pisang pada pola masyarakat modern saat ini (Pary, dkk., 2016).
Pisang diketahui mengandung gizi tinggi, sumber vitamin, mineral dan juga
karbohidrat. Kandungan nutrisi lainnya seperti serat dan vitamin dalam buah pisang
seperti vitamin A, B dan C, dapat membantu memperlancar sistem metabolisme
tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dari radikal bebas. Serta menjaga kondisi
tetap kenyang dalam waktu lama (Pary, dkk., 2016).
Buah pisang banyak digunakan sebagai makanan seperti tepung, anggur,
sale, sari buah, pisang goreng, pisang rebus, keripik pisang, kolak pisang, getuk
pisang dan sebagai buah segar. Tentu saja yang diolah hanya bagian dagingnya saja,
sehingga dari hasil produksi atau pengolahan tersebut meninggalkan limbah yaitu
kulit pisang (Satuhu dan Supriyadi, 1999).
Di Indonesia banyak sekali industri baik rumahan maupun pabrik
yang mengolah pisang, limbah utama dari pengolahan pisang adalah kulitnya
(dihasilkan dari hasil pelepasan oleh mesin pada dua lapisan terluar buah pisang saat
diproduksi) kulit pada pisang mencapai 40% dari total berat pisang segar sehingga
akan menghasilkan limbah kulit pisang yang sangat banyak. Limbah yang tidak
dimanfaatkan dan diberdayakan dengan benar akan menjadi sumber pencemar
(Okorie, dkk., 2015).

3
Limbah kulit pisang merupakan limbah organik yang mempunyai kandungan gizi
yang masih dapat dimanfaatkan (Satuhu dan Supriyadi,1999).
Kingdom : Plantae (tumbuh – tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa acuminata Colla.

Nama Lokal : Pisang Kepok

b. Morfologi

Batang besar, kekar, tingginya mencapai 3-3,5 m dan warna hijau muda. Daun
berwarna hijau tua, lebar dan kuat sehingga biasa digunakan sebagai bahan
pembungkus nasi. Pisang kepok hampir mirip dengan pisang siem dan pisang batu.
Berat satu tandan buah berkisar 10-50 kg. Tandan buah yang beratnya mencapai 50
kg memiliki batang dan tandan yang sangat besar sehingga dikenal dengan kepok
raksasa (Sunarjono, 2002).
Rusuk buah masih jelas, ada 4-5 garis. Rasa buah matang (warna kulit buah
kekuningan) agak manis. Setiap tandan terdapat 6-12 sisir dan setiap sisir terdapat
uah. Umur panen 4 bulan sejak keluar dari jantung pisang (Sunarjono, 2002).

c. Manfaat

Kulit pisang kepok mengandung mineral, vitamin, karbohidrat, lemak, energi


dan protein (Pary, dkk., 2016) Berdasarkan kandungan energi dalam buah pisang
maka pisang direkomendasikan oleh para ahli herbal untuk mengobati berbagai jenis
penyakit, seperti pendarahan rahim, ambeien, cacar air, disentri, diare dll (Delviana,
2011).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Prosedur
Analisis Kadar Ca2+ metode Kompleksometri
Pembakuan larutan Na2EDTA + 0,01 M
1. Pipet 10 mL larutan standar CaCO3 0,01 M, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer250 mL.
2. Tambah 40 mL air suling dan 1 mL larutan penyangga pH 10
+ 0,1.3) Tambahkan seujung spatula 30 mg sampai dengan 50 mg indikator
EBT.
3. Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna
darimerah keunguan menjadi biru.
4. Catat volume larutan Na2EDTA yang digunakan.
5. Ulangi titrasi tersebut 3 kali, kemudian volume Na2EDTA yang digunakan
dirata-ratakan.
4
6. Hitung molaritas larutan baku Na2EDTA
Larutan standar kalsium karbonat (CaCO3 0,01 M)
1. Timbang 1,0 g CaCO3, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL.
2. Larutkan dengan sedikit asam klorida (HCl) 1 : 1, tambah dengan 200 mL
airsuling.
3. Didihkan beberapa menit, untuk menghilangkan CO2, kemudian dinginkan.
4. Setelah dingin, tambahkan beberapa tetes indikator metil merah.
5. Tambahkan NH4OH 3 N atau HCl 1 : 1 sampai terbentuk warnaorange.
6. Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian
tepatkansampai tanda tera
Larutan baku dinatrium etilendiamin tetra asetat dihidrat (Na2EDTA2H2O = C10H14
N2Na2O8.2H2O) 0,01 M

1. Larutkan 3,723 g Na2EDTA dihidrat dengan air suling di dalam labu ukur 1000
mL,tepatkan sampai tanda tera.
Prosedur Persiapan Sampel Dengan Cara Pengabuan
1. Persiapan sampeldengan memotong masing-masing sampel buah pisang,
kemudian
2. dimasukkan kedalam cawan porselin, dipanaskan dengan manggunakan
Bunsen sampai menjadi arang,
3. setelah menjadi arang kemudian dipijarkan dalam furnace pada suhu 500-550
°Cselama ± 4-5 jam sampai terbentuk abu (Rohman A, 2007).
Prosedur Persiapan Sampel dengan Cara Destruksi
1.Destruksi sampel kulit pisang kepok dengan menggunakan larutan HCl 6N

Penetapan Kadar Ca2+ metode Titrimetri Kompleksometri


1. Ambil 0,2gram contoh uji secara duplo, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer
250 mL.
2. Tambahkan 2 mL larutan NaOH 1 N (secukupnya) sampai dicapai pH 12-13.
3. Apabila contoh uji keruh, tambahkan 1mL sampai dengan 2 mL larutan KCN
10%.
4. Tambahkan seujung spatula atau setara dengan 30 mg - 50 mg indikator
mureksid.
5. Lakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan
warnamerah muda menjadi ungu.
6. Catat volume larutan baku Na2EDTA yang
digunakan.g) Apabila larutan Na2EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari
15 mL, encerkan contohuji dengan air suling dan ulangi langkah 3.6.a). s/d 3.6.f)
dari 3.6.h) Ulangi titrasi tersebut 2 kali, kemudian volume Na2EDTA
yang digunakan dirata-ratakan.
7. Jika spike matrix digunakan sebagai control mutu, lakukan dengan cara sebagai
berikut: Ambil 15 mL contoh uji, tambahkan 10 mL larutan standar kalsium
karbonat 0,01 M danencerkan dengan air suling hingga volumenya 50 mL,
masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Lakukan langkah 3.6 b) sampai
dengan 3.6 h).

5
Penetapan Kadar Ca2+ metode Titrimetri Permanganimetri

Timbang teliti 0,2gram sampel kulit pisang kapok hasil destruksi, sampel
di larutkan dalam gelas kimia 400ml dengan penambahan HCl 1:1 15ml,
panaskan /didihkan 1 menit encerkan hingga 200ml , tambahkan methyl merah ,
panaskan hingga hamper mendidih ,tambahkan 50ml (NH4)2C2O4 4% panas ,
tambahkan NH4OH 7 N tetes demi tetes sambal diaduk hingga larutan berwarna
kuning , biarkan 1 jam , saring endapan dengan kertas saring no 40 dan cucil dengan
air dingin hingga bebas C2O4 dan Cl

Masukkan endapan beserta kertas saring kedalam Erlenmeyer 250 ml , tambahkan


aquadest hingga kertas saring terendam, tambahkan 25ml H 2SO4 4N , panaskan
sambal dikocok dan titrasi oleh KMnO4 standar pada suhu 80oC hingga terbentuk
warna pink muda lakukan titrasi blanko terhadap kertas saring, hitung kadar kalsium
(Ca2+)
Pembakuan larutan KMnO4 + 0,1 N

Ditimbang sebanyak 3,16 gran KMnO4, larutkan dengan 750ml aquadest


dalam Erlenmeyer 1 liter . Didihkan selama 1 jam , tambahkan 270ml aquadest
panas sebagai pengencer, biarkan dalam ruang gelap selama 1hari , saring
menggunakan kaca masir , tempatkan larutan dalam botol kaca berwarna cokelat .
Ditimbang teliti 1,575gram H2C2O4.2H2O dilarutkan dalam labu ukur 250ml .
Dipipet 25ml , dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250ml, tambahkan 25ml H 2SO4 4N
kemudian dipanaskan hingga suhu 80 celcius. Titrasi larutan dalam keadaan panas
hingga larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi merah sangan muda
(pink). Catat volume KMnO4 yang bereaksi dan hitung normalitas larutan KMnO4

Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium


Larutan baku kalsium (konsentrasi 1000 µg/mL) dipipet sebanyak 2,5 mL,
dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan akua demineralisata (konsentrasi 100 µg/mL). Kurva kalibrasi kalsium
dibuat dengan cara memipet (0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5) mL larutan baku kalsium
100 µg/mL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dan
dicukupkan hingga garis tanda dengan menggunakan akua demineralisata (larutan
ini mengandung konsentrasi kalsium (2,0; 4,0; 6,0; 8,0; dan 10,0) µg/mL) dan
diukur absorbansi pada panjang gelombang 422,7 nm dengan nyala udara-asetilen.
Penetapan Kadar Kalsium dalam Sampel Metode AAS

Sebelum dilakukan penetapan kadar kalsium sampel, terlebih dahulu alat


spektrofotometer serapan atom dikondisikan dan diatur metodenya sesuai dengan
mineral yang akan diperiksa agar tidak terjadi kesalahan pada saat pengukuran.
Untuk pengukuran kadar kalsium dalam sampel larutan sampel hasil destruksi
diencerkan hingga 50 kali. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya
dimana penetapan kadar untuk kalsium dilakukan pada panjang gelombang 422,7
nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk
perhitungan konsentrasi kalsium dalam sampel berdasarkan persamaan garis regresi
dari kurva kalibrasi.
6

Konsentrasi (µg/mL) didapatkan dari persamaan regresi kurva kalibrasi:


y = ax + b
Keterangan:
y = Absorbansi ; x = Konsentrasi
Kadar mineral kalsium dalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Kadar Logam(µg/g) = (
konsentrasi µ
g
mL )
x Volume ( mL ) x Fakto Pengenceran

Berat Sampel (g)

A. List Alat

No. Nama Alat Ukuran Kuantitas


1 AAS 1
2 Bunsen 1
3 Kaki tiga 1
4 Kasa asbes 1
5 Pipet seukuran 50 ml 2
6 Pipet ukur 10 ml 3
7 Corong pendek 2
8 Kaca arloji 5
9 Buret 25 ml 2
10 Botol timbang 2
11 Batang pengaduk 2
12 Pipet tetes 2
13 Elenmeyer 250 ml
14 Labu ukur 100 ml 5
15 Pipet seukuran 10 ml 1
16 Gelas kimia 250 ml 3
17 Gelas Kimia 100 ml 2
18 Tabung Nessler
19 Tegel 1
20 Klem 2
21 Statif 2

B.List Bahan

No. Nama Bahan Rumus Kimia


1 Air bebas mineral
2 Asam Clorida 1:1 HCL (p)
3 Methyl merah
4 Amonium Oksalat (NH4)2C2O4 4%
5 Amonium Hidroksida NH4OH
6 Asam Sulfat 4N H2SO4
7 Kalium permanganate KMnO4
8 Kalium Sianida KCN
9 Indikator Mureksid
10 DiNatrium EDTA Na2EDTA
11 Sampel Kulit Pisang kapok
12 Asam Klorida 6N HCl 6N
7
Daftar Pustaka
 https://ocean-biomedicina.hangtuah.ac.id/index.php/jurnal/article/view/73/58
 https://id.scribd.com/doc/264326525/SNI-06-6989-56-2005
 https://www.academia.edu/7013834/SNI_06_6989_13_2004_Ca_Titrimetri
 Syadharzy: Titrasi Permanganometri (syadharzyarga.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai