Uma Biokimia-1
Uma Biokimia-1
KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
2022 E
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “karbohidrat”.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya kepada mahasiswa/i dan para
pembaca lainnya .
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karbohidrat…………………………………………………………………….
B. Klasifikasi Karbohidrat……………………………………………………………………..
C. Analisis Karbohidrat…………………………………………………………………………
D. Penggolongan Karbohidrat………………………………………………………………..
E. Metabolisme Karbohidrat…………………………………………………………………..
F. Perkembangan Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat……………………………...
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hidayat et al. (2016), bahwa jamur terbagi menjadi tiga yaitu
mushroom (jamur berbadan buah besar), molds (jamur yang berbentuk benang),
dan khamir (jamur bersel satu). Khamir merupakan salah satu mikroorganisme
yang banyak digunakan dalam dunia industri karena kemampuannya dalam
memfermentasi substrat menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia.
Kemampuan tersebut banyak diaplikasikan dalam bidang pangan, kesehatan dan
energi. Peran fermentasi dalam bidang pangan yaitu Saccharomyces cerevisae untuk
pembuatan roti. Peran khamir dalam fermentasi di bidang kesehatan yaitu penghasil
xylitol sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes. Peran fermentasi dalam
bidang energi yaitu kemampuan khamir dalam mengkonversi gula menjadi etanol
sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini sesuai dengan Rada dan Kaseie (2017),
bahwa S. cerevisiae menjadi bahan utama dalam pembuatan roti. (Ika, 2019)
Menurut Guo et al. (2006), bahwa genus Candida merupakan jenis khamir
penghasil xylitol yang terkenal untuk aplikasi industri. Menurut Testaw dan Assefa
(2014), bahwa bahan bakar terbarukan yang paling umum digunakan adalah etanol.
Spesies khamir S. cerevisae mampu menghasilkan etanol sebagai produk fermentasi
utamanya. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan adanya eksplorasi khamir
fermentatif. Khamir fermentatif sering dimanfaatkan sebagai agen penghasil etanol
dalam industri. (Ika, 2019)
Khamir fermentatif yang dapat diisolasi dari tanaman tebu mungkin tidak
hanya S. cerevisiae. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah pengetahuan masyarakat Indonesia terkait jenis-jenis khamir
lokal (Sumerta dan Kanti 2017). Penelitian khamir ini memiliki metode identifikasi
biokimia dan molekuler yang serupa dengan studi dari Suryaningsih et al. (2018),
bahwa khamir mampu diisolasi dari jus buah sirsak untuk diidentifikasi secara
morfologi, biokimia dan molekuler. Identifikasi biokimia menggunakan uji
fermentasi gula dan uji glukosa 50%. Identifikasi molekuler berdasarkan sekuens
Internal Transcribed Spacer (ITS). Sekuens ITS dikenal memilki beberapa
keunggulan dalam identifikasi khamir secara molekuler. (Ika, 2019)
Biokimia berasal dari kata Yunani bios ― kehidupan‖ dan chemis “ kimia‖
yang sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau
dapat juga diartikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia
atau interaksi molekul dalam sel hidup. Istilah biokimia telah dikemukakan oleh
Karl Neuberg (1903) ahli kimia Jerman dan sekitar pertengahan abad XVIII Karl
Wilhelm Scheele ahli kimia swedia telah melakukan penelitian mengenai susunan
kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan. Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi
asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta beberapa ester dan kasein dari bahan
alam. (netty, 2017)
Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada
awal Abad XIX, oleh Friedrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa organisme
hidup itu terdiri atas zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan zat
yang terdapat pada benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada
tahun 1828 Wohler menunjukkan bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam
urine, ternyata dapat dibuat dalam laboratorium dengan jalan memanaskan alkali
sianat dengan garam amonium. Mula-mula ia memang mengharapkan akan terjadi
garam amonium sianat, tetapi akhirnya ia memperoleh urea. (netty, 2017)
Pada tahun 1926 J.B. Sumner membuktikan bahwa urease, yakni enzim yang
diperoleh dari biji kara pedang (jack beans) dapat dikristalkan seperti juga senyawa
organik lainnya. Hal ini makin memperkuat kenyataan bahwa enzim dengan
struktur kompleksnya, dapat dipelajari dan diteliti dengan menggunakan metode-
metode kimia yang ada. (netty, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian karbohidrat!
2. Apa itu Klasifikasi karbohidrat?
3. Jelaskan Analisis karbohidrat!
4. Apa saja golongan karbohidrat?
5. Jelaskan Metabolisme karbohidrat!
6. Bagaimana Perkembangan Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu karbohidrat
2. Untuk mengetahui klasifikasi karbohidrat
3. Untuk mengetahui analisis karbohidrat
4. Untuk dapat menggolongkan karbohidrat
5. Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat
6. Untuk mengetahui Perkembangan Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat
BAB II
PEMBAHASAN
Sukrosa terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Disakarida lain yang penting ialah laktosa, yang merupakan komponen utama dari
air susu mamalia. Laktosa terdiri atas satu molekul galaktosa dan satu molekul
glukosa. Contoh oligosakarida adalah raffinosa (3 molekul) dan stakhiosa (4
molekul). Polisakarida merupakan golongan karbohidrat yang banyak terdapat pada
tanaman dan hewan. Selulosa pada tanaman, merupakan komponen struktur batang
dan daun, sedangkan glikogen terdapat pada daging hewan. (Yusnidar, 2018)
ATP, sebagai alat tukar energi bebas yang universal adalah merupakan
derivat gula terfosforilasi. Kedua gula ribosa dan deoksiribosa pembentuk sebagian
kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada
penyimpanan dan ekspresi informasi genetik. Ketiga, polisakarida adalah elemen
struktur dinding sel bakteri dan tumbuh-tumbuhan. Contohnya adalah selulosa
suatu komponen utama dinding sel tumbuh-tumbuhan yang merupakan satu
senyawa organik yang melimpah ruah pada biosfer. Keempat, karbohidrat berikatan
dengan banyak senyawa protein dan lipida. Misalnya, unit-unit gula glikofirin, suatu
protein tunggal integral membran, memberi sel-sel darah merah satu lapisan anion
yang sangat polar. (Sri, 2017)
Cahaya matahari/klorofil
Atom karbon suatu molekul gula dinomori mulai dari ujung yang paling
dekat dengan aldehida atau keton. Di dalam larutan pH netral, kurang dari 0,1%
molekul gula mengandung gugus aldehida bebas. Penyebabnya adalah suatu reaksi
antara gugus OH gula dengan gugus aldehida dari molekul gula yang sama. Gugus
karbonil yang ada pada semua karbohidrat sangat reaktif dan dapat membentuk
hemiasetal atau asetal dengan senyawa lain. Misalnya aldehida dapat bereaksi
dengan alkohol ( X-OH) untuk membentuk hemiasetal. ( Netty, 2017)
.3
B. Klasifikasi karbohidrat
1.) Monosakarida
1.) Oligosakarida
2.) Polisakarida
A. Monosakarida
1. Triosa
B. Oligosakarida
SUKROSA
Sukrosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Gula pasir terdiri atas 90%
sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah dibuat dari kelapa, tebu atau enau melalui
proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga banyak terdapat didalam buah,
sayuran dan madu bila dihidrolisis atau dicernakan, sukrosa pecah menjadi 1 unit
glukosa dan fruktosa. (syifa, 2021)
MALTOSA
Maltosa (gula maut) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati. Bila dicerna atau dihidrolisis. (syifa, 2021)
LAKTOSA madu
Laktosa (gula susu) hanya terdepat dalam susu dan terdiri atas satu unit
glukosa dan satu unit glukosa dan satu unit glukosa. Banyak orang, terutama yang
berkulit berwarna (termasuk orang indonesia) tidak tahan terhadap susu sapi,
karena kekurangan enzim laktase yang dibentuk di dalam dinding usus dan
diperlukan untuk pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. (syifa, 2021)
1.) Trisakarida
Agarosa : berasal dari algae untuk produksi gel. Agarosa digunakan dalam
mikrobiologi untuk media tumbuh kultur. Polisakarida algal juga ditambahkan
dalam kosmetik dan makanan kalengan untuk memodifikasi sistem konsistensi
produktif
Inulin : polimer fruktosa yang digunakan sebagai pengganti zat pada tepung produk
diet diabetes dan digunakan sebagai substansi uji bersihan ginjal.
Glikogen : simpanan glukosa dihepar dan oto pada manusia. (Sri, 2017)
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri atas unit
monosakarida yang terikat dengan ikatan glikosidik. Secara nomenklatur,
polisakarida dibagi menjadi dua, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan cadangan yaitu pati dan
glikogen, sedangkan pembentuk struktur molekul yaitu kitin dan selulosa.
1.) Pati
Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas unit
glukosa. Pati terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Susunan komponen tersebut dalam tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa
dan 70 – 90% amilopektin. Amilosa memiliki struktur rantai lurus yang terbentuk
dari ikatan glikosidik 1 4 antara molekul α-D-glukosa. Amilosa dapat membentuk
struktur heliks dimana rata-rata terdapat 8 molekul glukosa setiap putaran heliks.
Amilosa memiliki sifat sukar larut dalam medium air tetapi dapat membentuk
suspensi miselar. Jika dianalisis dengan menggunakan iodin, amilosa akan
membentuk kompleks berwarna biru.
3.) Selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100 – 1000 unit βD-
glukosa. Proses polimerisasi melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik
14 antarmolekul glukosa. Pada dinding sel tanaman, fibril selulosa membentuk
rantai paralel yang saling bersilangan antarlayer. Fibril tersebut juga membentuk
matriks dengan hemiselulosa, pektin dan ekstensin. Rantai paralel selulosa
pembentuk mikrofibril memiliki ikatan hidrogen antarrantai. 4
Beberapa jenis polisakarida lainnya dapat dilihat pada Tabel
Jenis Keterangan
Polisakarida
Kitin Poliglukosa amina Ditemukan dalam dinding sel fungi
dan eksoskeleton insekta
Kalosa Poli-1-3-glukosa Ditemukan dalam dinding phloem
tubes
Dekstran Poli-1-2, 1-3, dan 1-4 Cadangan makanan pada fungi dan
glukosa bakteri
Inulin polifruktosa Cadang makanan pada tumbuhan
Agar Poligalaktosa sulfat Ditemukan pada algae dan digunakan
untuk membuat agar plate
Murein Polimer gula-peptida Ditemukan pada dinding sel bakteri
lignin Polimer kompleks Ditemukan pada dinding sel
xylem,komponen utama kayu
c. ANALISIS KARBOHIDRAT
Pada ilmu gizi untuk analisis biologis (bioassai) senyawa karbohidrat dalam
kaitan peranannya sebagai sumber kalori pencegahan penyakit, ditarifiber, dan
sebagainya. Pada bidang bioteknologi, analisis karbohidrat dilakukan untuk
menentukan jenis dan perubahan kimiawi yang dialami karbohidrat selama proses,
untuk menentukan kondisi proses yang optimal pada bidang kimia murni, analisis
karbohidrat dilakukan untuk menentukan struktur polimer karbohidrat, bentuk
rantai polimer yang lurus atau bercabang sifat optis aktifnya. Reaksi dalam unsur
lain, dan sebagainya. Pada bidang biokimia, analisis karbohidrat meliputi analisis
perubahan-perubahan yang terjadi selama proses biologis, peranan dan fungsinya
dalam pembentukan biomolekul atau kaitannya dengan struktur sel. ( siti, 2022)
Kesulitan dalam penentuan kadar pati ini disebabkan oleh beberapa hal, antar
lain: berat molekul (BM) pati yang berfariasi, sulitnya memperoleh pati yang bebas
air dan senyawa-senyawa lain. Reaksi pewarnaan dengan iodine pada pati,
merupakan prosedur penentuan pati yang kurang cermat, hal ini dikarenakan
adanya perbedaan besar kecilnya molekul pati, perbedaan sumber pati ataupun
adanya interaksi dengan bahan-bahan lain. ( siti, 2022)
Preparasi sampel
1. Uji kulitatif
Uji Anthrone
Cara kerja : sebanyak 2 ml larutan test Anthorone (2% dalam H2SO4 pekat)
Ditambahkan kedalam 0,2 ml zat yang akan dianalisis. Jika berubah warna menjadi
hijau atau biru-hijau menunjukkan adanya karbohidrat. Test ini sangat sensitif dan
akan memberikan reaksi positif dengan kertas saring (selulosa). Reaksi Athrone
telah disesuaikan dengan penetapan kolorimetri kuantitatif untuk glikogen, inulin
dan gula darah. ( siti, 2022)
Uji Asazon
Uji ini untuk mengetahui gula reduksi monosakarida dalam sampel. Dasar
pengujiannya: larutan barfoed yang merupakan campuran Cu asetat dan asam asetat
merupakan asam lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Perpanjangan
waktu pada proses pemanasan, akan memberikan reaksi yang positif pada
pengujian ini. ( siti, 2022)
Uji Benedict
Uji Benedict merupakan modifikasi dari uji fehlings. Reagen benedict yang
merupakan campuran reagen Cu sulfat, Na sitrat dan Na karbohidrat akan direduksi
oleh gula reduksi dalam sampel membentuk endapan kupro oksida yang berwarna
merah. ( siti, 2022)
Uji positif disakrida dengan uji benedict ditandai dengan adanya endapan kuning-
merah.
Uji bial merupakan uji untuk pentosa, namun tidak absolut khas untuk
pentosa, karena dengan perpanjangan pemanasan heksosa akan menghasilkan
hidroksi metil furfural yang juga akan memberikan warna hijau kebiruan jika
bereaksi dengan orcinol. Dasar pengujian ini adalah: pentosa jika dipanasi dengan
HCL pekat maka akan terbentuk furfural yang mampu berkondensi dengan orcinol
dengan adanya ion ferri akan memberikan warna hijau kebiruan. ( siti, 2022)
Uji Fehlings
Uji ini untuk mengetahui adanya senyawa reduksi. Uji fehling ini sangat
sensitif untuk penetuan glukosa dalam urine. Dasar pengujian ini adalah: bila
dipanaskan, larutan fehlings yang merupakan campuran Cu sulfat, Na-K-tartrat dan
NaOH akan membentuk endapan berwarna hijau, kuning-orange atau merah
tergantung gula reduksi yang ada dalam sampel. ( siti, 2022)
KH + a naftol dalam ethanol H2SO4 pada lapisan batas terbentuk cincin ungu
H2SO4 H2SO4
KH monosakarida Furfural atau hidroksimetilfurfural
H2SO4 -H2O
Heksosa hidroksimetilfurfural + a -naftol terbentuk warna ungu
-H2O
H2SO4
Pentosa furfural + a -naftol terbentuk warna ungu. (Abdul, 2018)
-H2O
OH
O
H
furfural
a -naftol
uji seliwanoff
uji ini positif terhadap ketos missal fluktosa, akan tetap negatif terhadap
aldose. Pereaksi seliwanoff di nuat dengan mencampurkan 3,5 mL resosional 0,5%
dengan 12 mL HCI pekat atau asam sulfat pekat, kemudian diencerkan menjadi 35
mL dengan akuades. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 mL larutan sampel ke
dalam 5 mL pereaksi, lalu di tempatkan ke dalam air mendidih selama 10 menit.
Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa. Reaksi yang menjadi adalah :
H2SO4 H2SO4
ketosa furfural senyawa kompleks berwarna merah
-H2O resorsinol
Aldosa ditambah pereaksi seliwanof akan bereaksi negative (tidak terebentuk
warna merah). (Abdul, 2018)
Uji Iodium
Analisis Kuantitatif
Untuk penetapn kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan metode fisika , kimia,
enzimatik, dan dengan kromatografi. (Abdul, 2018)
Metode fisika
Salah satu metode fisika yang sering si gunakan untuk analisis karbohidrat
adalah metode polarimetri. Berbagai modifikasi dari polarimeter telah di buat
sehingga alat tersebut dapat langsung menujukkan kadar gula. Alat ini di sebut
dengan sakarimeter. Pada polarimeter 1 ( 1 derajad ) skala setara dengan
0,3462 derajad sudut. (Abdul, 2018)
Menurut hukum Biot, besarnya rotasi optis tiap individu gula sebanding
dengan konsentrasi larutan dengan tebal cairan dalam tabung. Rotasi jenis gula
sederhana dengan menggunakan lampu natrium (sinar kunig, 589 nm) dapat
dihitung dengan rumus: (Abdul, 2018)
100 a
[a]D20=
Lxc
Jadi c = 100 a
Lx [a]D30
d. PENGGOLONGAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat memiliki rumus genetik Cx(H2O)y. rumus ini memberi kita
petunjuk tentang dari mana nama karbohidrat, atau hidran karbon, berasal.
Karbohidrat terkecil adalah monosaccharides (namanya berarti “satu gula”), yang
ikatan untuk membentuk karbohidrat yang lebih kompleks yang disebut
polisakarida. ( syifa, 2021)
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golonga yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri
aras monosakarida yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida
yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan oligasakarida yaitu
gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa dan fruktosa. ( syifa, 2021)
Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih drai
dua ikatan monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.
Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi
yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu memberi rasa manis pada
makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak, membantu
mengeluarkan feshes. ( syifa, 2021)
e. METABOLISME KARBOHIDRAT
Sebagian glukosa yang masuk kedalam hati dan otot skeletal akan di ubah
menjadi glikogen,melalui proses glikogensis.glikogen merupakan simpanan
karbohidrat dihati dan oto skeletal yang berperan sebagai cadangan energi saat
tidak ada asupan makanan apabila diperlukan,maka glikogen akan pecah melaalui
proses glikogenelisis,untuk meneghasilkan sebagai sumber energi.(dr.Novi, 2017)
Glukosa dihati Sebagian juga diubah menjadi asam glukoronat melalui jalur
uronat,asam glukoronat berperan penting untuk proses konjugasi bilirubin.
Bilirubin yang terkonjugasi menyebabkan bilirubin menjadi larut dalam
air,sehingga dapat dieksresikan ke dalam usus melalui saluran empedu.
(dr. Novi, 2017)
Konsumsi pangan sumber karbohidrat bersifat dinamis dan selalu berubah dari
waktu ke waktu. Pada masyarakat primitif konsumsi pangan bergantung pada apa yang
dapat diproduksi secara lokal. Namun, dengan semakin meningkatnya teknologi pangan
dan perdagangan, pilihan konsumen rumah tangga terhadap makanan menjadi lebih
banyak. Banyaknya pilihan pangan ini juga diakibatkan oleh pertumbuhan pasar-pasar
modern yang umumnya sangat responssif terhadap permintaan dan keinginan
konsumen rumah tangga. Tabel 2 menampilkan perkembangan rata-rata konsumsi
pangan dari tahun 2008 hingga tahun 2017 pada tingkat nasional. (Achmad, 2019)
Secara nasional konsumsi beras/kapita pada periode 2008 hingga 2017
mengalami penurunan. Sedangkan konsumsi/kapita komoditas pangan berbasis terigu
mengalami peningkatan. Beras merupakan makanan pokok yang secara turun temurun
dikonsumsi oleh seluruh rumah tangga di Indonesia. Pada tahun 2008, di tingkat
nasional konsumsi beras sebesar 93,44 kg/kapita/tahun, selanjutnya mengalami
penurunan sebesar 4,24% selama kurun waktu tiga tahun menjadi 89,48
kg/kapita/tahun pada tahun 2011. Dalam kurun waktu 2011 hingga 2014 konsumsi
beras/kapita mengalami penurunan yang paling besar yaitu sekitar 5,4%, sehingga pada
tahun 2014 menjadi 84,63 kg/kapita/tahun. Selanjutnya pada kurun waktu 2014 hingga
2017, konsumsi beras menurun lagi sebesar 3,58% menjadi 81,60 kg/kapita/tahun pada
tahun 2017. Berbeda halnya dengan beras yang memiliki tren menurun, konsumsi roti
tawar memiliki tren yang meningkat. (Achmad, 2019)
Roti merupakan produk turunan dari terigu yang bukan merupakan pangan
lokal. Peningkatan tertinggi untuk konsumsi/kapita roti tawar terjadi pada kurun waktu
2014-2017 yaitu pada tahun 2014 sebesar 3,23 bungkus kecil/tahun kemudian
meningkat tajam menjadi 19,12 bungkus kecil/tahun. Bahan baku pembuatan roti
adalah tepung terigu yang berbasis impor bukan berdasarkan bahan baku lokal.
Kementerian Perdagangan (Kemendag 2013) menyatakan bahwa perubahan konsumsi
beras ke pangan lokal dapat mengurangi ancaman rawan pangan serta membangun
kemandirian pangan bagi masyarakat karena pangan pokoknya disesuaikan dengan
potensi dan kearifan lokal. Hal yang sebaliknya akan terjadi apabila pangan yang lebih
diminati masyarakat adalah berbasis impor, misalnya terigu, maka akan lebih rentan
terhadap kerawanan pangan. (Achmad, 2019)
Selama dua belas tahun terakhir, tren konsumsi terigu mengalami peningkatan
(Pusdatin Kementan 2018). BPS (2018) mencatat penjualan komoditas tepung terigu
meningkat mencapai 5% hingga 6% dalam dua tahun terakhir. Sepanjang 2016 total
impor terigu di Indonesia mencapai 10,53 juta ton, meningkat 42% dari tahun
sebelumnya yang hanya 7,4 ton. Nilai impor terigu juga naik menjadi 15,6% dengan nilai
US$2,4 miliar pada tahun 2016, sedangkan tahun sebelumnya hanya mencapai US$2,08
miliar. Tren konsumsi/kapita beras dan konsumsi energi dari beras yang dimasak di
rumah, serta konsumsi energi dari makanan dan minuman jadi, 2002-2016 Tahun
Konsumsi beras dimasak di rumah (kg/kap/hari) Konsumsi energi dari beras yang
dimasak di rumah (kkal/kap/hari) Konsumsi energi dari makanan dan minuman jadi
(kkal/kap/hari) Total konsumsi energi (kkal/kap/hari) 2008. (Achmad, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
YUSUF ,Dr. YUSNIDAR, M.Si 2018. Buku ajar kimia pangan dan gizi. Jakarta:
EduCenter Indonesia
Botutihe, Netty Ino Ischak Yuszda K. Salimi Deasy N 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar.
Goronalo: UNG Press
Hanum, Galuh Ratmana, S.Si., M.Si 2018. BUKU AJAR BIOKIMIA DASAR edisi revisi.
Sidoarjo, Jawa TImur : UMSIDA PRESS
Wahyuni, dr. Sri , M. Sc 2017. Buku Ajar Biokimia Enzim Dan Karbohidrat. Sulawesi:
Unimal Press
Aisyah, siti 2022. Buku Kimi Analisis Bahan Pangan. Padang Sumatera : PT. GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI
Firani, Dr. Novi Khila, M. Kes,. Sp.PK 2017. METABOLISME KARBOHIDRAT. Malang:
UB Press
Wibawa, A. A Putu Putra 2017. Karbohidrat. Bandung: Universitas Udayana