Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRATIKUM BIOKIMIA KARBOHIDRAT

Disusun oleh:
Kelompok 1.2

1. Alyscia Wendy Pradita (41220655)


2. Haryadi Aristo Tamma (41230766)
3. Fiorentina Londong (41230767)
4. Antonius Dimas Prasetya (41230775)
5. Maria Putri Guwang (41230778)
6. Klarissa Angelica (41230811)

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta 2023
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................... 1
BAB I......................................................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Laporan.............................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................5
2.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................................5
2.2 Alat dan Bahan.............................................................................................................5
2.3 Prosedur Kerja............................................................................................................. 6
2.4 Hasil Penelitian.............................................................................................................8
BAB III.................................................................................................................................... 11
3.1 Uji Molisch...................................................................................................................11
3.2 Uji Benedict............................................................................................................... 11
3.3 Uji Selliwanof..............................................................................................................12
3.4 Tes Tauber..................................................................................................................12
3.5 Uji Hidrolisis Sukrosa................................................................................................. 13
BAB IV................................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka..................................................................................................................16
Lampiran.......................................................................................................................... 17

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas, baik yang telah
merupakan kebiasaan maupun yang hanya kadang-kadang kita lakukan. Untuk
melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy. Energi yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas tersebut diperoleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada
umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak.
Nama karbohidrat pertama kali ditemukan oleh para ahli kimia Perancis. Mereka
menganggap senyawa-senyawa ini merupakan hidrat dari karbon (hydrate de carbone)
yang mempunyai rumus perbandingan 𝐶𝑛(𝐻2𝑂)𝑚 n=m atau kelipatan urutan bilangan

bulat seterusnya, misalnya glukosa adalah 𝐶6𝐻12𝑂6 atau laktosa adalah 𝐶12𝐻22𝑂11.

Akhirnya pada tahun 1880-an disadari bahwa anggapan “hidrat dari karbon” meripakan
anggapan yang keliru dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida atau
polihidroksi keton atau turunan dari keduanya. Sakarida atau zat gula adalah nama yang
sering dipakai sebagai pengganti nama karbohidrat.
Karbohidrat merupakan senyawa yang tersusun dari molekul gula yang disebut
sakarida, molekul-molekul ini mengandung molekul karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O), karbohidrat sendiri memiliki rumus empiris (CH2O)n. Di dalam tubuh
karbohidrat dipecah menjadi glukosa, glukosa akan diedarkan ke seluruh bagian tubuh
melalui aliran darah dan masuk ke sel-sel tubuh dengan bantuan hormon insulin. semua
sel dalam tubuh seseorang menggunakan glukosa untuk menjalankan fungsinya. Selain
sebagai sumber energi utama karbohidrat juga berperan sebagai tulang punggung
penyusun asam nukleat, sumber serat, sumber energi yang cepat dan instan saat
berolahraga, sebagai cadangan energi yang disimpan tubuh di dalam otot dan hati, dan
sebagai komponen struktural pada sel.
Karbohidrat adalah penyusun utama makanan hewan dan jaringan hewan.
karbohidrat ditandai berdasarkan jenis dan jumlah residu monosakarida di dalam
molekulnya. Karbohidrat memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. Glukosa
adalah karbohidrat terpenting; kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap di dalam

2
aliran darah sebagai glukosa yang dibentuk melalui hidrolisis pati dan disakarida dalam
makanan, dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati.
Karbohidrat kompleks mengandung turunan gula lain, seperti gula amino, asam
uronat dan asam sialat. Karbohidrat kompleks ini mencakup proteoglikan dan
glikosaminoglikan, yang berkaitan dengan elemen struktural jaringan, dan glikoprotein,
yaitu protein yang mengandung rantai oligosakarida; senyawa-senyawa ini ditemukan di
banyak tempat, termasuk membran sel.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-
kacangan kering dan gula. Hasil oleh bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,
tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak
mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian seperti wortel dan bit, serta sayur
kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur
daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit
sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai
makanan pokok adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu (Nurul, dkk., 2019).
Berdasarkan rumus umumnya, karbohidrat dapat diketahui bahwa senyawa ini
adalah suatu polimer yang tersusun dari monomer-monomer. Berdasarkan monomer
yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu monosakarida,
oligosakarida, dan polisakarida (Yazid & Nursanti, 2015 dalamOktasari, 2019).
a) Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat
yang sederhana. Monosakarida dibagi menjadi triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, dan
heptosa, dilihat pada jumlah atom karbon; dan sebagai aldosa atau ketosa pada gugus
aldehid atau keton yang senyawa tersebut miliki (Murray,2009 dalam Oktasari, 2019).
b) Oligosakarida
Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 – 10 satuan monosakarida.
Oligosakarida yang umum adalah disakarida yang terdiri dari dua satuan
monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contohnya adalah
sukrosa, maltosa, dan laktosa (Yazid & Nursanti, 2015 dalam Oktasari, 2019).
c) Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks yang dapat mengandung lebih
dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai lurus ataupun
bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis) tidak seperti monosakarida dan

3
disakarida. Contoh polisakarida antara lain amilum, dekstrin, glikogen, dan selulosa
(Maryam, 2016 dalam Oktasari, 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka terdapat
rumusan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Apa fungsi pada setiap jenis uji karbohidrat yang dilakukan ?

1.2.2 Apa prinsip dari setiap percobaan uji karbohidrat yang dilakukan?

1.2.3 Bagaiman hasil positif dari hasil uji karbohidrat yang dilakukan?

1.2.4 Bagaimana hasil tersebut dapat diperoleh?

1.3 Tujuan Laporan

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui percobaan adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mengerti dan mampu mengidentifikasi karbohidrat.

1.3.2 Mampu melakukan uji Molisch, Benedict, Seliwanoff, Tauber, dan Hidrolisis
Sukrosa

1.3.3 Mampu mengetahui hasil positif dari uji karbohidrat

1.3.4 Mampu memahami tiap materi pengujian karbohidrat

4
BAB II

METODE DAN HASIL PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa/ 3 Oktober 2023


Waktu : Pukul 09.00-11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biokimia Logos Lantai 2 FK UKDW

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini yaitu:
a. Tabung reaksi 6 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes
d. Gelas ukur 10 ml 1 buah
e. Bunsen
f. Penjepit tabung 1 buah
2.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini yaitu:
a. Nathol (reagen molich)
b. Larutan glukosa
c. Asam sulfat
d. Reagen benedict
e. Reagen selliwanof
f. Reagen fruktosa
g. Benzidine 4%
h. Reagen pentosa
i. Asam klorida (HCL pekat)
k. Larutan Natrium Karbonat 2%
l. Larutan starch
m. Larutan iodine
n. Larutan gummi arabicum
o. Natrium hidroksida (NaOH 40%)

5
2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Uji Molisch

2.3.2 Uji Benedict

2.3.3 Uji Selliwanof

2.3.4 Uji Tauber

6
2.3.5 Uji Hidrolisis Sukrosa

7
2.4 Hasil Penelitian

2.4.1 Uji Molisch


Dari hasil uji Molisch Test terdapat cincin fulfural berwarna ungu yang
menandakan hasil ujian tersebut positif, yaitu dengan cara dehidrasi menggunakan
asam sulfat dang napthol

2.4.2 Uji Benedict


Dari hasil uji benedict dapat disimpulkan bahwa terdapat endapan berwarna
merah bata yang dapat diartikan bahwa endapan tersebut menyatakan larutan
tersebut positif terhadap hasil tes benedict selama 2 menit 2 detik.

8
2.4.3 Uji Selliwanof
Dari hasil uji selliwanof tersebut yang larutan awalnya berwarna kuning dan
setelah dipanaskan larutan tersebut berwarna merah anggur yang menandakan
bahwa uji tersebut positif.

2.4.4 Tes Tauber


Dari hasil uji tauber tersebut yang memakai larutan reagen tauber larutan
tersebut berubah menjadi warna merah yang menandakan hasil tersebut positif.

9
2.4.5 Uji Hidrolisis Sukrosa
Dari hasil uji hidrolisis tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan yang
dipanaskan akan terlihat suatu endapan yang berwarna merah yang dinyatakan
sebagai adanya monosakarida karena akan memecah menjadi glukosa dan fruktosa
sedangkan yang didinginkan tidak ada endapan karena larutan tersebut masih
berbentuk disakarida. Hal ini juga dapat dikaitkan kepada HCL yang memerlukan
bantuan panas untuk memecah disakarida tersebut tetapi kami melakukan
kesalahan dengan Hidrolisis Sukrosa yang tidak dipanaskan dan mencampurkan
glukosa hal tersebut menjadikan pengamatan pada sukrosa berbeda.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Uji Molisch

Pengujian yang pertama yaitu Uji Molisch. Uji Molisch bertujuan untuk mengetahui
seberapa sederhana atau kompleknya karbohidrat yang terdapat dalam preparat. Tes
Molisch adalah tes umum yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan karbohidrat.
Jika hasil tes diperoleh negatif, keberadaan gula dalam sampel dihilangkan. Ini adalah tes
yang berguna untuk mengidentifikasi senyawa apa saja yang didehidrasi menjadi furfural
atau hydroxymrthylfurfural dihadapan H2SO4. Prinsip percobaan ini adalah suati reaksi
dehidrasi karbihidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural saat diberaksi dengan
napthol. Uji Molish ini bekerja dengan menggunakan 2ml Larutan Glukosa kemudian
dicampurkan 2 tetes alpha naphtol 10% dan kemudian tambahkan 2ml H2SO4 melalui
dinding tabung, pengujian ini menghasilkan cairan mempunyai warna ungu berbentuk
cincin furfural.

3.2 Uji Benedict

Pengujian yang kedua yaitu uji benedict. Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui
adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip pengujian ini adalah bahwa gugus
aldehid atau keton bebas dari gula pereduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi
ion Cu2+ dari CuSO4. 5H2O dalam suasana basa dan mengendap menjadi Cu2O.
Suasana basa diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat dalam reagen Benedict. Pengujian ini
menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan adanya gula pereduksi dalam
sampel. Endapan yang terbentuk berwarna hijau, kuning, atau merah bata, tergantung
konsentrasi gula pereduksi. Warna merah bata lebih banyak mengandung gula pereduksi
(Kusbandari, 2015). Pada pengujian ini bahan yang digunakan adalah 5 ml reagen
benedict dicampur dengan 0,5 ml larutan glukosa lalu setelah tercampur dipanaskan
dengan spirit burner panaskan selama 5 menit dan akan tampak endapan berwarna merah
bata. Pada praktikum ini, membutuhkan waktu yang cukup lama sampai warna endapan
tersebut terlihat. Hal tersebut dikarenakan saat pemanasan terlalu lama sehingga
membuat glukosa di dalamnya matang. Ketika glukosa matang akan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk terjadi pengendapan. Untuk larutan benedictnya sendiri
menjadi keruh karena terlalu banyak endapan.

11
3.3 Uji Selliwanof

Pengujian yang ketiga yaitu uji selliwanof. Pengujian ini ditujukan untuk
mengetahui adanya ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton). Prinsip dasar
reaksi adalah pembentukan 4 hidroksi methyl furfural yang bereaksi dengan resorsinol
(1,3-hidroksi benzene) membentuk suatu senyawa berwarna merah. Pada uji kali ini
membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut yaitu ada 5 ml reagen selliwanof dan
dicampurkan dengan 1 ml larutan fruktosa, setelah tercampur maka larutan tersebut
dipanaskan diatas spirit bunsen. Sampai larutan tersebut mendidih dan berubah warna
menjadi warna merah anggur. Mengapa uji selliwanof menghasilkan warna merah anggur
pada larutan tersebut hal ini disebabkan oleh larutan tersebut merupakan campuran
fruktosa, maka dapat disimpulkan bahwa 1 ml larutan fruktosa ini mengandung ketosa.

3.4 Tes Tauber

Tes Benedict adalah tes umum untuk aldehida dan alfa hidroksil keton. Dapat
digunakan untuk mendeteksi keberadaan mengurangi gula dalam sampel yang diberikan
(Elzagheid, 2018).
Reaksi Tauber dapat digunakan untuk mengidentifikasi pentosa, tetapi tidak berlaku
terhadap heksosa. Reagen tauber berisi tidak berlaku terhadap heksosa. Reagen tauber
berisi larutan 4% benzidin dalam asam asetat glasial. Reaksi yang terjadi adalah pentosa
dihidrolisis oleh asam asetat glasial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan
bereaksi dengan 4% benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap
reagen Tauber, sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya
negatif. Bila aldopentosa didihkan dengan pereaksi Tauber, dihasilkan warna merah
muda sampai merah setelah didinginkan.
Pada awal percobaan hasil tes Tauber berwarna hijau karena ditambahkan 0,5 ml
Benedict. Reagen Benedict adalah reagen kimia yang biasa digunakan untuk mendeteksi
adanya gula pereduksi, tetapi bahan pereduksi lainnya juga dapat memberikan hasil yang
positif. Gula pereduksi mencakup monosakarida dan beberapa disakarida, termasuk
laktosa dan maltosa. Larutan Benedict dapat digunakan untuk menguji adanya glukosa
dalam urine. Beberapa gula seperti glukosa disebut gula pereduksi karena mampu
mentransfer hidrogen (elektron) ke senyawa lain, proses yang disebut reduksi. Ketika
gula pereduksi dicampur dengan reagen benedicts dan dipanaskan maka akan

12
menyebabkan raagen benedicts barubah warna. Warna in bervariasi dari hijau sampai
merah bata, tergantung pada jumlah dan jenis gula.

3.5 Uji Hidrolisis Sukrosa

Prinsip dari uji hidrolisis sukrosa (raw sugar) adalah proses pemecahan molekul
disakarida (sukrosa) menjadi monosakarida (fruktosa dan glukosa). Sukrosa adalah
bahan penghasil gula, sukrosa mempunyai reaksi negatif dengan tes benedict tetapi
glukosa dan fruktosa menghasilkan gula bereaksi positif dengan tes benedict. Sukrosa
memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, sedangkan campuran hasil hidrolisis sukrosa
memutar ke kiri sehingga campuran glukosa dan fruktosa yang dihasilkan disebut dengan
gula invert. Sukrosa bukan gula pereduksi dalam larutan air karena sukrosa tidak
memiliki gugus aldehid, dapat dibuktikan dengan tidak adanya reaksi (mereduksi)
dengan pereaksi Fehling, Benedict dan Tollens. Hidrolisis sukrosa dapat terjadi dengan
menggunakan katalis asam encer atau enzim intervase dan sukrosa mudah larut dalam
air.
Pada saat percobaan hidrolisis sukrosa langkah pertama adalah menyiapkan satu
buah tabung reaksi dan diisi dengan 5 ml sukrosa dan 1 tetes tymol biru yang digunakan
sebagai indikator lalu dicampurkan dengan vortex mixer. Langkah kedua adalah beri 5
tetes HCl sampai larutan berwarna merah muda, fungsi penambahan HCl ini adalah
hidrolisis asam disakarida karena dengan penambahan HCl dapat mempengaruhi pH
larutan. Langkah ketiga bagi larutan menjadi 2 tabung sama rata. Langkah keempat
adalah salah satu tabung dipanaskan sampai mendidih menggunakan bunsen dan salah
satu tidak dipanaskan menggunakan bunsen dan diletakkan pada rak tabung reaksi,
proses pemanasan menjadikan larutan terhidrolisis menjadi dua molekul monosakarida,
Langkah kelima salah satu tabung yang dipanaskan tadi didinginkan dengan air mengalir
secara perlahan dan hati-hati. Langkah keenam adalah menambahkan natrium karbonat
sebanyak 2% pada kedua tabung reaksi tersebut sehingga warna menjadi biru. Setelah
langkah pertama sampai terakhir selesai selanjutnya adalah tes benedict yaitu
mencampurkan kedua tabung reaksi dengan reagen benedict sebanyak 5 ml yang berisi
0,5 ml larutan sebelumnya. Akan tetapi kelompok kami mengalami kesalahan dalam
melakukan tes benedict dengan mencampurkan glukosa sebanyak 0,5 ml kedalam
larutan, sehingga hasil percobaan yang didapatkan kurang tepat dan pada saat proses
pemanasan dengan bunsen kedua larutan tersebut terdapat endapan yang banyak yang

13
diakibatkan karena larutan mengandung glukosa. Tujuan dari pemanasan pada tes
benedict adalah untuk memecah molekul menjadi molekul yang lebih kecil sehingga
dapat dengan mudah dihidrolisis.

14
BAB IV

KESIMPULAN

Dari uji coba karbohidrat yang kami lakukan kita dapat mengetahui jenis kandungan
karbohidrat apa yang terkandung pada setiap bahan uji coba, kita juga mengetahui bagaimana
hasil-hasil yang diperoleh bisa terjadi, serta bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi antar
senyawa yang dicampurkan.
1. Sebagai sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
2. Mencegah agar protein tidak diolah sebagai penghasil energi.
3. Karbohidrat itu sendiri diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sesuai dengan cara
pengolahannya di dalam tubuh.
4. Uji molisch dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kandungan karbohidrat. Pada
uji molisch, sampel mengandung karbohidrat jika hasil pengamatan menghasilkan
cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan.
5. Reaksi kondensasi antara a-naftol dan furfural membentuk cincin senyawa kompleks
berwarna ungu.
6. Uji Benedict dilakukan untuk tujuan mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan
sampel dalam bentuk endapan Cu2O merah bata.
7. Uji Seliwanoff digunakan untuk mengidentifikasi adanya gugus laktosa ditandai
dengan larutan berwarna merah bata.
8. Aromatic amines sangat mudah dioksidasi dalam kondisi asam. dengan penambahan
monosakarida, hasilnya akan berwarna merah melalui hasil oksidasi.
9. Sukrosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa, Sukrosa mempunyai reaksi
negatif dengan tes benedict, tetapi glukosa dan fruktosa menghasilkan gula bereaksi
positif dengan tes benedict.

15
Daftar Pustaka

Bahan ajar praktikum biokimia berbasis project base learning dengan material lokal Diah
Kartika Sari, K Amom W, A.R. Ibrahim, Jejem Mujamil, and Maefa Eka Haryani
Elzagheid, Mohamed I. (2018). Laboratory Activities of Introduce Carbohydrates Qualitative
Analysis to College Students. World Journal of Chemical Education. 6(2): 82-86
Nurul, I. A. L., Weni, K., & Nur, H. (2019). Asupan Karbohidrat, Asupan Lemak, Aktivitas
Fisik dan Kejadian Obesitas pada Remaja di Kota Yogyakarta (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Oktasari, M. (2019). Perbedaan Kadar Glukosa Darah pada Lama Puasa 8 Jam dan 10 Jam
(Doctoral dissertation, Universitas Katolik Musi Charitas).
Patricia,D,A. (2023). Biomedik 1: Biologi Manusia. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Duta Wacana, Yogyakarta MEU UKDW.
Rodwell, V, Bender, D, Botham, K, Kennelly, P, Weil, P. 2018. Harper’s Illustrated
Biochemistry, 31th Ed, Jakarta, EGC Medical Publisher

16
Lampiran

17

Anda mungkin juga menyukai