KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK I
2022 E
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “karbohidrat”.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya kepada mahasiswa/i dan para
pembaca lainnya .
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian karbohidrat
b. Klasifikasi karbohidrat
c. Analisis karbohidrat
d. Penggolongan karbohidrat
e. Metabolisme karbohidrat
f.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Hidayat et al. (2016), bahwa jamur terbagi menjadi tiga yaitu
mushroom (jamur berbadan buah besar), molds (jamur yang berbentuk benang),
dan khamir (jamur bersel satu). Khamir merupakan salah satu mikroorganisme
yang banyak digunakan dalam dunia industri karena kemampuannya dalam
memfermentasi substrat menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia.
Kemampuan tersebut banyak diaplikasikan dalam bidang pangan, kesehatan dan
energi. Peran fermentasi dalam bidang pangan yaitu Saccharomyces cerevisae untuk
pembuatan roti. Peran khamir dalam fermentasi di bidang kesehatan yaitu penghasil
xylitol sebagai pengganti gula bagi penderita diabetes. Peran fermentasi dalam
bidang energi yaitu kemampuan khamir dalam mengkonversi gula menjadi etanol
sebagai sumber energi terbarukan. Hal ini sesuai dengan Rada dan Kaseie (2017),
bahwa S. cerevisiae menjadi bahan utama dalam pembuatan roti.
Menurut Guo et al. (2006), bahwa genus Candida merupakan jenis khamir
penghasil xylitol yang terkenal untuk aplikasi industri. Menurut Testaw dan Assefa
(2014), bahwa bahan bakar terbarukan yang paling umum digunakan adalah etanol.
Spesies khamir S. cerevisae mampu menghasilkan etanol sebagai produk fermentasi
utamanya. Berdasarkan alasan tersebut, maka diperlukan adanya eksplorasi khamir
fermentatif. Khamir fermentatif sering dimanfaatkan sebagai agen penghasil etanol
dalam industri.
Khamir fermentatif yang dapat diisolasi dari tanaman tebu mungkin tidak hanya
S. cerevisiae. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah pengetahuan masyarakat Indonesia terkait jenis-jenis khamir lokal (Sumerta
dan Kanti 2017). Penelitian khamir ini memiliki metode identifikasi biokimia dan
molekuler yang serupa dengan studi dari Suryaningsih et al. (2018), bahwa khamir
mampu diisolasi dari jus buah sirsak untuk diidentifikasi secara morfologi, biokimia dan
molekuler. Identifikasi biokimia menggunakan uji fermentasi gula dan uji glukosa 50%.
Identifikasi molekuler berdasarkan sekuens Internal Transcribed Spacer (ITS). Sekuens
ITS dikenal memilki beberapa keunggulan dalam identifikasi khamir secara molekuler.
Biokimia berasal dari kata Yunani bios ― kehidupan‖ dan chemis “ kimia‖ yang
sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau dapat juga
diartikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia atau interaksi
molekul dalam sel hidup.
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Neuberg (1903) ahli kimia Jerman
dan sekitar pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Scheele ahli kimia swedia telah
melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan.
Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam sitrat serta
beberapa ester dan kasein dari bahan alam.
Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal
Abad XIX, oleh Friedrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa organisme hidup itu
terdiri atas zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat
pada benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada tahun 1828 Wohler
menunjukkan bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine, ternyata dapat
dibuat dalam laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat dengan garam
amonium. Mula-mula ia memang mengharapkan akan terjadi garam amonium sianat,
tetapi akhirnya ia memperoleh urea.
Meskipun telah ditunjukkan atau dibuktikan bahwa suatu senyawa yang berasal
dari dalam tubuh manusia atau organisme hidup dapat juga dibuat dalam laboratorium
dari zat-zat yang berasal dari benda mati, namun masih ada orang yang percaya bahwa
suatu senyawa dalam organisme hidup tentulah terbentuk dalam sel hidup melalui
suatu proses yang melibatkan "kekuatan hidup". Pendapat demikian ini kemudian dapat
dihilangkan oleh adanya penemuan dua bersaudara Eduard dan Hans Buchner. Mereka
menyatakan bahwa ekstrak dari sel-sel ragi yang telah dirusak atau telah mati, tetap
dapat menyebabkan terjadinya proses peragian atau fermentasi gula menjadi alkohol.
Penemuan mereka merupakan pembuka kemungkinan dilakukannya analisis reaksi-
reaksi biokimia dan proses-proses biokimia dengan alat-alat laboratorium (in vitro) dan
bukan dalam sel hidup (in vivo). Selanjutnya metabolisme yang terjadi dalam sel dapat
pula dilakukan dalam laboratorium, termasuk reaksi-reaksi yang menggunakan enzim,
yaitu biokatalis yang mempercepat berlangsungnya reaksi biokimia tersebut.
Pada tahun 1926 J.B. Sumner membuktikan bahwa urease, yakni enzim yang
diperoleh dari biji kara pedang (jack beans) dapat dikristalkan seperti juga senyawa
organik lainnya. Hal ini makin memperkuat kenyataan bahwa enzim dengan struktur
kompleksnya, dapat dipelajari dan diteliti dengan menggunakan metode-metode kimia
yang ada.3
1
Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI
3.
Botutihe, Netty Ino Ischak Yuszda K. Salimi Deasy N 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar. Goronalo:
UNG Press
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Pengertian karbohidrat!
2. Apa itu Klasifikasi karbohidrat?
3. Jelaskan Analisis karbohidrat!
4. Apa saja golongan karbohidrat?
5. Jelaskan Metabolisme karbohidrat!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian karbohidrat
Karbohidrat atau disebut juga hidrat arang merupakan molekul organic yang
paling banyak ditemukan di alam dan mempunyai fungsi sangat luas. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi utama bagi sebagian besar makhluk hidup, merupakan
cadangan energi tubuh, dan komponen membrane sel yang berperan sebagai perantara
berbagai komunikasi antar sel. Berdasarkan jumlah molekul gula sederhana
penyusunnya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: monosakarida
(1 molekul), disakarida (2 molekul), oligosakarida (3-10 molekul), dan polisakarida (> 10
molekul). Gula sederhana penyusun karbohidrat umumnya adalah glukosa, galaktosa
dan fruktosa (Lehninger, 1982). Monosakarida adalah bentuk karbohidrat yang paling
sederhana, dan hanya memiliki satu molekul gula.
Jenis monosakarida yang paling banyak dikenal masyarakat ialah glukosa. Dalam
hal keberadaannya di dalam darah, istilah glukosa sering diganti dengan gula. Jadi, kadar
glukosa darah, biasa disebut dengan kadar gula darah. Disakarida terbentuk dari dua
molekul gula sederhana, yang dihubungkan dengan ikatan kovalen. Disakarida yang
sangat dikenal masyarakat ialah sukrosa, atau lazim disebut gula meja/gula pasir.
Sukrosa terbentuk dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Disakarida lain
yang penting ialah laktosa, yang merupakan komponen utama dari air susu mamalia.
Laktosa terdiri atas satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Contoh
oligosakarida adalah raffinosa (3 molekul) dan stakhiosa (4 molekul). Polisakarida
merupakan golongan karbohidrat yang banyak terdapat pada tanaman dan hewan.
Selulosa pada tanaman, merupakan komponen struktur batang dan daun, sedangkan
glikogen terdapat pada daging hewan.
Hasil akhir dari pencernaan karbohidrat adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa,
ketiganya siap diserap melalui usus halus. Selanjutnya, hasil penyerapan dibawa ke hati
oleh darah untuk disimpan atau untuk proses selanjutnya. Kecepatan penyerapan
karbohidrat berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah. Semakin cepat karbohidrat
diserap akan semakin cepat pula kenaikan kadar gula darah. Karbohidrat sederhana
lebih cepat diserap sehingga lebih cepat meningkatkan kadar gula darah.2
2.
YUSUF ,Dr. YUSNIDAR, M.Si 2018. Buku ajar kimia pangan dan gizi. Jakarta: EduCenter
Indonesia
dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa, bahan bakar utama untuk pembentukan
energi.
ATP, sebagai alat tukar energi bebas yang universal adalah merupakan derivat
gula terfosforilasi. Kedua gula ribosa dan deoksiribosa pembentuk sebagian kerangka
struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan
ekspresi informasi genetik. Ketiga, polisakarida adalah elemen struktur dinding sel
bakteri dan tumbuh-tumbuhan. Contohnya adalah selulosa suatu komponen utama
dinding sel tumbuh-tumbuhan yang merupakan satu senyawa organik yang melimpah
ruah pada biosfer. Keempat, karbohidrat berikatan dengan banyak senyawa protein dan
lipida. Misalnya, unit-unit gula glikofirin, suatu protein tunggal integral membran,
memberi sel-sel darah merah satu lapisan anion yang sangat polar.
Energi yang terkandung dalam karbohidrat pada dasarnya berasal dari energi
matahari. Karbohidrat dalam hal ini glukosa dibentuk dari karbon dioksida dan air
dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain seperti pada buah atau
umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbon dioksida dan air disebut reaksi atau
proses fotosintesis:
Cahaya matahari/klorofil
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehida atau
gugus keton. Berdasarkan gugus-gugus fungsi yang ada tersebut maka karbohidrat dapat
didefinisikan sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau
senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Sir Walter Norman Haworth (1883-1950),
seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris pada tahun 1937 memperoleh hadiah Nobel
berpendapat bahwa pada molekul glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan
atom oksigen dapat membentuk cincin segi enam.
Oleh karena itu diusulkan penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk
cincin furan atau piran. Berdasarkan hal tersebut maka struktur dan konfigurasi
karbohidrat dapat dituliskan berdasarkan bentuk cincin sikliknya, yaitu golongan
furanosa bila karbohidrat tersebut Buku Ajar [16] Biokimia Dasar mempunyai cincin
beranggota 5, dan golongan piranosa, bila karbohidrat mempunyai cincin beranggota 6.
Bentuk cincin puranosa dan piranosa dapat dilihat pada gambar
Atom karbon suatu molekul gula dinomori mulai dari ujung yang paling dekat
dengan aldehida atau keton. Di dalam larutan pH netral, kurang dari 0,1% molekul gula
mengandung gugus aldehida bebas. Penyebabnya adalah suatu reaksi antara gugus OH
gula dengan gugus aldehida dari molekul gula yang sama. Gugus karbonil yang ada pada
semua karbohidrat sangat reaktif dan dapat membentuk hemiasetal atau asetal dengan
senyawa lain. Misalnya aldehida dapat bereaksi dengan alkohol ( X-OH) untuk
membentuk hemiasetal.
.3
3.
Botutihe, Netty Ino Ischak Yuszda K. Salimi Deasy N 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar. Goronalo:
UNG Press
B. Klasifikasi karbohidrat
1.) Monosakarida
1.) Oligosakarida
2.) Polisakarida
Polisakarida merupakan hasil kondensasi dari lebih dari lebih dari dua
puluh unit monosakarida. Polisakarida terdiri dari homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Homopolisarida adalah polisakarida yang terdiri dari unit
monosakarida yang sama sedangkan heteropolisakarida terdiri dari unit
monosakarida yang berbeda
A. Monosakarida
Monosakarida biasanya tidak berwarna, berupa padatan kristal, larut dalam air
dan sulit larut dalam larutan nonpolar. Struktur monosakarida terdiri dari gugus aldehid
atau keton dengan dua atau lebih gugus hidroksil. Monosakarida yang memiliki gugus
fungsional aldehid disebut dengan aldosa sedangkan yang memiliki gugus keton disebut
ketosa. Aldosa paling sederhana adalah gliseraldehid yang terdiri dari tiga atom C
sedangkan ketosa yang paling sederhana adalah dihidroksiaseton
1. Triosa
(tersusun atas 3 atom C) Monosakarida yang termasuk triosa yaitu
gliseraldehida dan dihidroksiaseton. Gliseraldehida disebut juga
1.) Disakarida Disakarida terdiri atas dua molekul monosakarida yang terikat
dengan ikatan glikosidik. Beberapa contoh senyawa disakarida dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini.
2.) Trisakarida
Trisakarida terdiri atas tiga molekul monosakarida dimana antarmolekul terikat
dengan ikatan glikosodik. Sejumlah trisakarida dapat ditemukan bebas di alam
seperti rafinosa (α-D-galaktopiranosil-(16)-α-D-glukopiranosil-(12)-β-
Dfruktofuranosida) yang sering dinamakan dengan gula beet dan melezitosa (α-
Dglukopiranosil-(13)-β-D-fruktofuranosil-(21)-α-D-glukopirano
C. Polisakarida
5
Wahyuni, dr. Sri , M. Sc 2017. Buku Ajar Biokimia Enzim Dan Karbohidrat. Sulawesi: Unimal Press
Polisakarida merupakan jenis karbohidrat kompleks yang terdiri atas unit
monosakarida yang terikat dengan ikatan glikosidik. Secara nomenklatur,
polisakarida dibagi menjadi dua, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan cadangan yaitu pati dan
glikogen, sedangkan pembentuk struktur molekul yaitu kitin dan selulosa.
1.) Pati
Pati merupakan senyawa cadangan pada tumbuhan yang terdiri atas unit
glukosa. Pati terdiri atas dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Susunan komponen tersebut dalam tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa
dan 70 – 90% amilopektin. Amilosa memiliki struktur rantai lurus yang terbentuk
dari ikatan glikosidik 1 4 antara molekul α-D-glukosa. Amilosa dapat membentuk
struktur heliks dimana rata-rata terdapat 8 molekul glukosa setiap putaran heliks.
Amilosa memiliki sifat sukar larut dalam medium air tetapi dapat membentuk
suspensi miselar. Jika dianalisis dengan menggunakan iodin, amilosa akan
membentuk kompleks berwarna biru.
Amilopektin merupakan polimer glukosa yang terdiri atas rantai lurus dengan
ikatan glikosidik 14 dan cabang yang terbentuk dengan ikatan 16. Amilopektin
akan memeberikan perubahan warna merah-violet jika dianalisis dengan iodin.
2.) Glikogen
Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi sebagai cadangan makanan
pada hewan. Komposisi glikogen dalam liver adalah 10% sedangkan dalam otot 1 –
2%. Struktur glikogen sama dengan amilopektin tetapi memiliki 8 – 12 cincin residu
pada cabang yang terikat pada 16. Analisis dengan larutan iodin akan memberikan
perubahan warna merah-violet
3.) Selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas 100 – 1000 unit βD-
glukosa. Proses polimerisasi melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik 14
antarmolekul glukosa. Pada dinding sel tanaman, fibril selulosa membentuk rantai
paralel yang saling bersilangan antarlayer. Fibril tersebut juga membentuk matriks
dengan hemiselulosa, pektin dan ekstensin. Rantai paralel selulosa pembentuk
mikrofibril memiliki ikatan hidrogen antarrantai. 4
Jenis Keterangan
Polisakarida
Kitin Poliglukosa amina Ditemukan dalam dinding sel fungi dan
eksoskeleton insekta
4.
Homepage Jurnal: http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JBBI
Kalosa Poli-1-3-glukosa Ditemukan dalam dinding phloem
tubes
Dekstran Poli-1-2, 1-3, dan 1-4 Cadangan makanan pada fungi dan
glukosa bakteri
Inulin polifruktosa Cadang makanan pada tumbuhan
Agar Poligalaktosa sulfat Ditemukan pada algae dan digunakan
untuk membuat agar plate
Murein Polimer gula-peptida Ditemukan pada dinding sel bakteri
lignin Polimer kompleks Ditemukan pada dinding sel
xylem,komponen utama kayu
c. Analisis Karbohidrat
Pada ilmu gizi untuk analisis biologis (bioassai) senyawa karbohidrat dalam
kaitan peranannya sebagai sumber kalori pencegahan penyakit, ditarifiber, dan
sebagainya. Pada bidang bioteknologi, analisis karbohidrat dilakukan untuk
menentukan jenis dan perubahan kimiawi yang dialami karbohidrat selama
proses, untuk menentukan kondisi proses yang optimal pada bidang kimia
murni, analisis karbohidrat dilakukan untuk menentukan struktur polimer
karbohidrat, bentuk rantai polimer yang lurus atau bercabang sifat optis
aktifnya. Reaksi dalam unsur lain, dan sebagainya. Pada bidang biokimia,
analisis karbohidrat meliputi analisis perubahan-perubahan yang terjadi selama
proses biologis, peranan dan fungsinya dalam pembentukan biomolekul atau
kaitannya dengan struktur sel.
Preparasi sampel
Penjernihan didasarkan pada prinsip bahwa logam berat atau zat kimia tertentu
dapat mengendapkan koloid, zat warna ataupun senyawa organik lain yang dapat
menganggu pengamatan. Zat penjernih yang dapat digunakan antara lain timbal asetat
(mengendapkan asam organik, asam amino, protein, polifenol), aluminium hidroksida
(mengendapkan koloid). Campuran Ba (OH)2 dan ZnSO4 (untuk mengendakan protein
susu), campuran merkuri nitrat dan alkali (mengendapkan protein daging), asam
trikloroasetat atau asam fosfotungstat (mengendapkan protein pada umumnya)
poliamida, gelatin, polivinil, polipirolidin (menghilangkan zat warna, penukar ion
(menghilangkan asam amino). Pemberian zat penjernih tidak boleh berlebihan karena
akan mempengaruhi polarisasi gula, terjadi interaksi dengan gula dan destruksi senyawa
gula.
UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT
1. Uji kulitatif
Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya karbohidrat dalam
sampel. Uji yang bisa dilakukan antara lain :
Uji Anthrone
Cara kerja : sebanyak 2 ml larutan test Anthorone (2% dalam H2SO4 pekat) Ditambahkan
kedalam 0,2 ml zat yang akan dianalisis. Jika berubah warna menjadi hijau atau biru-
hijau menunjukkan adanya karbohidrat. Test ini sangat sensitif dan akan memberikan
reaksi positif dengan kertas saring (selulosa). Reaksi Athrone telah disesuaikan dengan
penetapan kolorimetri kuantitatif untuk glikogen, inulin dan gula darah.
Uji Asazon
Aldosa maupun ketosa dengan phenylhidrasin akan membentuk kristal asazon bila
dipanaskan, mekanismenya adalah sebagai berikut: phenylhidrasin bereaksi dengan
gugus karbonil dari monosakarida menghasilkan phenylhidrazon yang kemudian
bereaksi dengan 2 molekul phenylhidrasin membentuk asazon. Kristal asazon ini
mempunyai bentuk dan titik lebur yang khas yang dapat dipakai untuk identifikasi gula
reduksi.
Uji Barfoed
Uji ini untuk mengetahui gula reduksi monosakarida dalam sampel. Dasar pengujiannya:
larutan barfoed yang merupakan campuran Cu asetat dan asam asetat merupakan asam
lemah dan hanya direduksi oleh monosakarida. Perpanjangan waktu pada proses
pemanasan, akan memberikan reaksi yang positif pada pengujian ini.
Uji Benedict
Uji Benedict merupakan modifikasi dari uji fehlings. Reagen benedict yang merupakan
campuran reagen Cu sulfat, Na sitrat dan Na karbohidrat akan direduksi oleh gula
reduksi dalam sampel membentuk endapan kupro oksida yang berwarna merah.
Cara kerja: sebanyak 5 ml zat pereaksi dimasukkan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambah lagi 8 tetes zat yang akan diketahui. Tabung reaksi dimasukkan
kedalam air air selama 5 menit, jika terdapat endapan berwarna hijau, kuning atau
merah jingga akan memberikan hasil semi kuantitatif adanya gula yang mendeteksi.
Uji bial merupakan uji untuk pentosa, namun tidak absolut khas untuk pentosa, karena
dengan perpanjangan pemanasan heksosa akan menghasilkan hidroksi metil furfural
yang juga akan memberikan warna hijau kebiruan jika bereaksi dengan orcinol. Dasar
pengujian ini adalah: pentosa jika dipanasi dengan HCL pekat maka akan terbentuk
furfural yang mampu berkondensi dengan orcinol dengan adanya ion ferri akan
memberikan warna hijau kebiruan.
Uji Fehlings
Uji ini untuk mengetahui adanya senyawa reduksi. Uji fehling ini sangat sensitif untuk
penetuan glukosa dalam urine. Dasar pengujian ini adalah: bila dipanaskan, larutan
fehlings yang merupakan campuran Cu sulfat, Na-K-tartrat dan NaOH akan membentuk
endapan berwarna hijau, kuning-orange atau merah tergantung gula reduksi yang ada
dalam sampel.6
Uji Molisch
Uji dengan pereaksi molich ini berlaku umum, baik untuk aldosa maupun ketosa. Cara
analisis: karbohidrat + H2SO4 sedikit-sedikit melalui dinding. Asam sulfat akan menyerap
air dan membentuk furfural yang selanjutnya dikopling dengan a-naftol membentuk
senyawa gabunganwarna ungu karna ikatan konjugasinya bertambah panjang. Jika yang
dideteksi pentosa akan terbentuk furfural, sementara itu jika aldosa yang dideteksi maka
akan terbentuk hidroksimetilfurfural.
6
Aisyah, siti 2022. Buku Kimi Analisis Bahan Pangan. Padang Sumatera : PT. GLOBAL EKSEKUTIF
TEKNOLOGI
KH + a naftol dalam ethanol H2SO4 pada lapisan batas terbentuk cincin ungu
H2SO4 H2SO4
KH monosakarida Furfural atau hidroksimetilfurfural
-H2O
H2SO4
Heksosa hidroksimetilfurfural + a -naftol terbentuk warna ungu
-H2O
H2SO4
Pentosa furfural + a -naftol terbentuk warna ungu
-H2O
OH
O
H
furfural
a -naftol
uji seliwanoff
uji ini positif terhadap ketos missal fluktosa, akan tetap negatif terhadap
aldose. Pereaksi seliwanoff di nuat dengan mencampurkan 3,5 mL resosional 0,5%
dengan 12 mL HCI pekat atau asam sulfat pekat, kemudian diencerkan menjadi 35
mL dengan akuades. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 mL larutan sampel ke
dalam 5 mL pereaksi, lalu di tempatkan ke dalam air mendidih selama 10 menit.
Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa. Reaksi yang menjadi adalah :
H2SO4 H2SO4
ketosa furfural senyawa kompleks berwarna merah
-H2O resorsinol
Aldosa ditambah pereaksi seliwanof akan bereaksi negative (tidak terebentuk
warna merah).
Uji Iodium
Untuk penetapn kadar karbohidrat dapat dilakukan dengan metode fisika , kimia,
enzimatik, dan dengan kromatografi.
1. Metode fisika
Salah satu metode fisika yang sering si gunakan untuk analisis karbohidrat
adalah metode polarimetri. Berbagai modifikasi dari polarimeter telah di buat
sehingga alat tersebut dapat langsung menujukkan kadar gula. Alat ini di sebut
dengan sakarimeter. Pada polarimeter 1 ( 1 derajad ) skala setara dengan
0,3462 derajad sudut.
Menurut hukum Biot, besarnya rotasi optis tiap individu gula sebanding
dengan konsentrasi larutan dengan tebal cairan dalam tabung. Rotasi jenis gula
sederhana dengan menggunakan lampu natrium (sinar kunig, 589 nm) dapat
dihitung dengan rumus:
100 a
[a]D20=
Lxc
Jadi c = 100 a
Lx [a]D30
7
Sumantri, Abdul Rohman 2018. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
DAFTAR PUSTAKA
YUSUF ,Dr. YUSNIDAR, M.Si 2018. Buku ajar kimia pangan dan gizi. Jakarta: EduCenter
Indonesia
Botutihe, Netty Ino Ischak Yuszda K. Salimi Deasy N 2017. Buku Ajar Biokimia Dasar.
Goronalo: UNG Press
Hanum, Galuh Ratmana, S.Si., M.Si 2018. BUKU AJAR BIOKIMIA DASAR edisi revisi.
Sidoarjo, Jawa TImur : UMSIDA PRESS
Wahyuni, dr. Sri , M. Sc 2017. Buku Ajar Biokimia Enzim Dan Karbohidrat. Sulawesi:
Unimal Press
Aisyah, siti 2022. Buku Kimi Analisis Bahan Pangan. Padang Sumatera : PT. GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI
Sumantri, Abdul Rohman 2018. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press