Anda di halaman 1dari 13

1. Berapa tahun pengulangan imunisasi TT,DT,DPT?

2. eksotoksin dan endotoksin?


3. 2 macam trombositopeni?
4. Komposisi pediasure?
5. Indikasi pemberian ATS
6. Gambar kuman tetanus
7. Gambar blokade toksin tetanus ( NMJ)
8. Gold diagnosis penyakit tetanus?
9. Bedreska?
10.Bagan tatalaksana kejang?
10.
1.Di
RS

Bendan:
- Diazepam 10 mg perektal

///////////////
etanus, dikenal juga dengan Lockjaw atau Trismus adalah penyakit yang disebabkan karena
bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka dan bakteri
tersebut mengeluarkan racun yang bernama tetanospasmin. Penyakit ini fatal dan mematikan
karena racunnya menyerang sistem saraf yang menghambat penyampaian impuls saraf dari
saraf spinal ke otot. Namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian suntikan Tetanus
beberapa dosis diikuti booster 10 tahun sekali.
Vaksin Tetanus adalah vaksin yang terdiri dari toksin yang tidak aktif. Vaksin ini imunogenik
(merangsang sistem kekebalan), namun tidak patogenik (tidak menyebabkan penyakitnya) dan
digunakan untuk mencegah seseorang terkena tetanus.

Sediaan Vaksin Tetanus


1.
2.
3.
4.

Jenis DPT (Difteri Pertusis whole cell Tetanus)


Jenis Tdap (Difteri acellular Pertusis Tetanus)
Jenis Td (Difteri Tetanus)
Jenis TT (Tetanus Toxoid hanya tetanus saja)

Cara Kerja Vaksin Tetanus


Jenis vaksinasi untuk penyakit ini disebut kekebalan aktif buatan. Kekebalan tubuh ini dihasilkan
ketika kuman mati atau lemah yang memasuki tubuh dan merangsang respon imun sehingga
tubuh memproduksi antibodi. Hal ini bermanfaat bagi tubuh karena suatu saat jika penyakit
aslinya datang ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mengenali antigen dan
memproduksi antibodi lebih cepat.
Setelah suntikan pertama kali timbul rangsangan terhadap tubuh untuk membentuk antibodi
toksin tetanus. Dia terdapat dalam serum setelah 7 hari suntikan pertama, kemudian titernya
menarik dan pada hari ke-28. Kalau pada hari ke-28 itu diberikan suntikan kedua, titernya akan
menanjak terus dan akan mencapai 1,0 i.u pada hari ke 60 yaitu jauh di atas garis proteksi
minimal walau kemudian ada penurunan, diperkirakan titer itu akan tetap berada di atas garis
proteksi minimal selama 5 tahun. Bila suntikan ketiga diberikan 6 bulan sesudah suntikan
kedua, titernya jauh lebih tinggi, walau kemudian akan ada penurunan, tetapi tetap berada di
atas garis proteksi minimal sampai 10 tahun, bahkan 15 20 tahun yang didapatkan pada 85
95 % personil perang dunia kedua.

Cara Pemberian Vaksin Tetanus


Setiap vaksin memiliki tempat suntikan tertentu dan waktu suntikan (Namun, jeda waktu injeksi
memiliki rentang toleransi karena setiap individu berbeda). Karena DTaP dan DT yang diberikan
untuk bayi, lokasi yang direkomendasikan untuk injeksi adalah otot paha anterolateral. Namun,
vaksin ini dapat disuntikkan ke dalam otot deltoid jika diperlukan. DtaP pada anak diberikan
dalam empat dosis. Dosis pertama harus berusia sekitar dua bulan, kedua pada usia empat
bulan, ketiga di enam bulan usia, dan keempat dari lima belas bulan usia delapan belas bulan
usia. Ada dosis kelima yang disarankan kepada empat sampai enam tahun usia.

TD dan TDaP diberikan kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa jadi karena itu
disuntikkan ke dalam otot deltoid. Suntikan lanjutan ini adalah booster (dosis penguat), karena
itu harus diberikan setidaknya setiap sepuluh tahun. Namun tidak ada namanya over dosis
vaksin walaupun diberikan dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Indikasi Pemberian vaksin Tetanus


1. Guidelines Vaksinasi Td dalam Kehamilan
Pedoman di Amerika Serikat untuk ibu hamil menegaskan bahwa jika dibutuhkan untuk
perlindungan tetanus, vaksin Td harus diberikan pada ibu hamil. Jika ibu hamil sudah
mendapatkan vaksin tetanus sebelumnya, vaksinasi Td harus ditunda sampai periode pasca
melahirkan. Semua wanita pasca melahirkan yang belum menerima vaksin Td atau Tdap dalam
dua tahun terakhir yang direkomendasikan untuk menerima Tdap sebelum keluar dari Rumah
Sakit.
Jika ibu hamil belum pernah mendapatkan sama sekali vaksin tetanus (DTP, DTaP atau DT
waktu masa kanak-kanaknya atau Td atau TT saat sudah dewasa), sangat dianjurkan untuk
menerima tiga vaksinasi Td mulai selama kehamilan untuk memastikan perlindungan terhadap
tetanus ibu dan bayi. Dalam kasus tersebut, Tdap diberikan setelah hamil 20 minggu dan
selanjutnya dapat diberikan Td saja.
2. Remaja Dewasa Manula perlu mendapatkan vaksin tetanus untuk melindungi diri dari
tetanus jika suatu saat terjadi luka di kulitnya.
3. Pasien yang mengalami kecelakaan dengan luka berisiko tetanus (Tetanus prone wound).
Syarat luka ini adalah sebagai berikut :

Patah tulang terbuka,

Luka gigitan,

Luka tusuk dalam,

Luka tertancap benda asing (kesusupan kayu),

Luka yang kemungkinan terinfeksi oleh bakteri pyogen,

Luka dengan kerusakan jaringan hebat (luka memar dan bakar) dan

Luka terkontaminasi dengan tanah debu atau kotoran kuda (terlebih lagi jika desinfeksi luka

lebih dari 4 jam setelah kejadian)

Gigi palsu yang ditanam lepas : perlu kumur dengan antiseptik agar reimplantasi gigi

berhasil baik.

Indikasi Imunisasi pada Luka


DATA VAKSINASI

LUKA BERSIH

LUKA KOTOR

Tetanus
Toksoid

Tetanus
Antitoksin

Tetanus
Toksoid

Tetanus
Antitoksin

Tidak pernah mendapat


vaksinasi atau tidak diketahui

Ya

Tidak

Ya

Ya

Satu kali mendapat vaksinasi

Ya

Tidak

Ya

Ya

tetanus
Dua kali mendapat vaksinasi
tetanus

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tiga kali mendapat vaksinasi


tetanus

Tidak/Ya

Tidak

Tidak/Ya

Tidak/Ya

Penatalaksanaan Imunisasi pada Luka Tetanusdose


Imunisasi aktif. Tetanus toksoid (TFT = VST = vaksin serap tetanus) diberikan dengan dosis
sebanyak 0,5 cc IM, diberikan 1 x sebulan selama 3 bulan berturut turut.
DPT (Dephteri Pertusis Tetanus) terutama diberikan pada anak. Diberikan pada usia 2 6 bulan
dengan dosis sebesar 0,5 cc IM, 1 x sebulan selama 3 bulan berturut turut. Booster diberikan
pada usia 12 bulan, 1 x 0,5 cc IM, dan antara umur 5 6 tahun 1 x 0,5 cc IM.
Tetanus toksoid. Imunisasi dasar dengan dosis 0,5 cc IM, yang diberikan 1 x sebulan selama 3
bulan berturut turut. Booster (penguat) diberikan 10 tahun kemudian setelah suntikan ketiga
imunisasi dasar, selanjutnya setiap 10 tahun setelah pmberian booster di atas.
Setiap penderita luka harus mendapat tetanus toksoid IM pada saat cedera, baik sebagai
imunisasi dasar maupun sebagai booster, kecuali bila penderita telah mendapatkan booster atau
menyelesaikan imunisasi dasar dalam 5 tahun, terakhir.
Imunisasi Pasif. ATS (Anti Tetanus Serum), dapat merupakan antitoksin bovine (asal lembu)
maupun antitoksin equine (asal kuda). Dosis yang diberikan untuk orang dewasa adalah 1500
IU per IM, dan untuk anak adalah 750 IU per IM.
Human Tetanus Immunoglobuline (asal manusia), merk di pasaran adalah Hypertet. Dosis yang
diberikan untuk orang dewasa adalah 250 IU per IM (setara dengan 1500 IU ATS), sedang untuk
anak anak adalah 125 IU per IM. Hypertet diberikan bila penderita alergi terhadap ATS yang
diolah dari hewan.
Pemberian imunisasi pasif tergantung dari sifat luka, kondisi penderita, dan status imunisasi.
Pasien yang belum pernah mendapat imunisasi aktif maupun pasif, merupakan keharusan untuk
diimunisasi. Pemberian imunisasi secara IM, jangan sekali kali secara IV.
Kerugian hypertet adalah harganya yang mahal, sedangkan keuntungannya pemberiannya
tanpa didahului tes sensitivitas.
Tindakan profilaksis
Jenis Luka

Belum imunisasi atau Mendapat Imunisasi Aktif yang lengkap


sebagian
1 5 tahun
5 10 tahun
> 10 tahun

Ringan, bersih

Mulai atau melengkapi


Imunisasi toks. 0,5 cc
hingga lengkap

Berat, bersih, atau


cenderung tetanus
Cenderung tetanus,
debrimen terlambat,m

Toks. 0,5 cc

Toks. 0,5 cc

ATS 1500 IUToks. 0,5 cc Toks. 0,5 cc

Toks. 0,5 cc

ATS 1500
IUToks. 0,5 cc

ATS 1500 IUToks. 0,5


ccHingga lengkap ABT

Toks. 0,5 ccABT

ATS 1500
IUToks. 0,5

Toks. 0,5 cc

atau tidak bersih

ccABT

Keterangan :
ATS 1500 IU setara dengan HTIG (Humane Tetanus Immunoglobuline) 250 IU.
Pada anak anak dosis ATS

dosis dewasa

Toks

Toksoid (vaksin serap tetanus)

ABT

antibiotika dosis tinggi yang sesuai untuk Clostridium tetani

Efek Samping
Demam, kemerahan, pembengkakan di sekitar suntikan, dan rasa sakit atau nyeri di tempat
suntikan. Ada kasus yang dilaporkan nyeri tubuh dan kelelahan setelah suntikan Tdap (sampai
sekitar 3 di 100).

..

Imunisasi DPT juga termasuk komitmen global dalam rangka eliminasi tetanus.
Imunisasi DPT diberikan 3 kali sebagai imunisasi dasar, dilanjutkan dengan imunisasi
ulangan 1 kali (interval 1 tahun setelah DPT3). Pada usia 5 tahun, diberikan ulangan lagi
(sebelum masuk sekolah) dan pada usia 12 tahun berupa imunisasi Td. Pada wanita,
imunisasi TT perlu diberikan 1 kali sebelum menikah dan 1 kali pada ibu hamil, yang
bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir).
Apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya,
jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum
pernah diimunisasi dasar pada usia <12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi
dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun
ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4
setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.
..................................
2. Seringkali ketika membahas Patogenesitas Bakteri, Toksin menjadi maintopicnya walaupun
ada faktor lain. Toksin merupakan bagian dari faktor Virulensi yang secara lengkap dapat
dilihat disini, sedangkan Patogenesis Bakteri secara lengkap dapat dilihat disini .Berikut materi
yang diringkas oleh Belajar FKdari Mikrobiologi Jawetz.

- Eksotoksin
Banyak terdiri dari subunit A(Aktivasi toksik) dan B(Perantara bantu masuk) yang
diikat oleh ikatan disulfida, yang menyebabkan diare dan keracunan makan disebut
- Enterotoksin
Enterotoksin, ialah segala toksin yang berakibat pada sisten pencernaan.
Contonya V. Cholerae yg nempel di Brush Bruder, micu Sekeresi cepat ke lumen
usus halus (aktivasi cAMP berlebih), hambat penyerapan Cl dan Na. Stafilokokus
Aurens, dr makanan yg pendinginan kurang baik, toksin diasorbsi usus ->pusat
muntah.
juga olhe Yeserina enterocolitica hasilin protein Yaps.
- Endotoksin dengan Lipopolisakarida yang berefek
Ikat protein -> sirkulasi -> interaksi dg reseptor makrofag, monosit(nimbulin Pirogen
(IL1, TNF, dll) -> kaskade koagulasi aktif.
Yang disebabin LPS :
Demam, 60 -90 hari, Injeksi IL berulang artinya demam berulang juga, tapi lama
toleransi o/ blokade retikuloendotial, dan igM
Leukopemia dini, bakterimia -> leukositosis sekunder -> pada banyak jenis sel jadi
hipoglikemia
Hipotensi pada awal bakterimia. Kontriksi venul, dilatasi A, CJ turun, syok, gangguan
perfusi organ
Aktifin Kaskade Komplemen
Koagulasi IV diseminata (DIC), paling sering karena aktifnya faktor XII(Hageman),
Fibrinogen jadi fibrin bersamaan plasminogen jadi plasmin(Pemecah fibrin),
trombosit turun. Cegah dengan tadaaa: heparin
Nekrosis hemoragik -> trombosit nyumbat PB
NB: dinding Peptidoglikan pada gram + juga bisa buat gini, tapi kurang poten

Contoh kuman

..........

BEDRESKA

9. Sediaan: Ampul 1500 IU


Cara pemberian: IM

Test: Dengan spuit 1 cc, diambil 1


strip
(0,1 cc) serum ATS. Dicampur
dengan aquadestilata sampai 1 cc.
Kemudian 0,1-0,2 cc larutan
campuran diinjeksikan intrakutan di
bagian polar lengan bawah. Bekas
suntikan ditandai dengan membuat
lingkaran. Jika ada eritema di
sekitar bekas suntikan atau reaksi
alergi berupa gatal, berarti pasien
alergi terhadap ATS (test Positif)

Test Positif Bedreska


ATS diencerkan dengan
NaCL 0.9%
Pengenceran 1/1000, 0,1
ml15 mnt
Pengenceran 1/1000, 0,3
ml15 mnt

Pengenceran
ml.15 mnt
Pengenceran
ml..15 mnt
Pengenceran
ml.15 mnt
Pengenceran
ml.15 mnt
.............
7.

1/100, 0,6
1/100, 0,1
1/1000, 0,3
1/1000, 0,6

5.

Komposisi

.Indikasi suntikan ATS (Anti Tetanus Serum


)- Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)
- Luka berbentuk bintang- Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat

- Luka gigitan hewan dan manusia


- Luka tembak dan luka bakar - Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak
ditangani, atauluka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi, atau luka kurangdari
6 jam namun timbul karena kekuatan yang cukup besar (misalnya lukatembak atau terjepit
mesin)
- Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak mendapat booster
selama 5 tahun atau lebih

Pemberian Tetanus Toksiod (Profilaksis the american college of surgeon committee on Trauma)
Imunisasi pasif dengan human immune globulin tidak diindikasikan jika pasien tersebut sudah
mendapat suntikan toksoid minimal 2 kali sebelumnya.

Pasien dengan imunisasi lengkap yaitu, pasien yang sudah mendapat booster dalam 10 tahun
terakhir, tidak memerlukan penatalaksanaan tambahan untuk luka-luka non tetanus biasa. Jika
luka dicurigai mengandung tetanus, injeksi0,5 ml toksoid tetanus booster yang dapat diabsorbsi
harus diberikan jika pemberian terakhir telah lebih dari 5 tahun yang lalu. Pasien dengan riwayat
imunisasi lengkap tetapi booster yang didapat sudahmelewati masa 10 tahun harus mendapat
toksoid tetanus untuk semua lukatembus. Pasien dengan riwayat imunisasi pernah mendapat
sekali injeksi atau kurang,atau riwyatnya tidak diketahui harus mendapat toksoid tetanus untuk
lukanontetanus. Untuk luka yang dicurigai tetanus dapat diberikan ATS.Imunisasi tetanus toxoid
(TT)Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkankekebalan
penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnyasewaktu remaja. Lalu
TT2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan tigatahun).Tahap berikutnya adalah
TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2 (perlindungan enamtahun), kemudian TT4 diberikan
satu tahun setelah TT3 (perlindungan 10 tahun), danTT5 diberikan setahun setelah TT4
(perlindungan 25 tahun) TIG : Tetanus Imun Globulin (manusia) Td : Tetanus difteri toksoid - :
Tidak diberikanYa : Diberikan x : Kecuali luka lebih dari 24 jam xx : Kecuali telah lebih dari 10
tahun pemberian toksoid yang terakhir xxx : Kecuali telah lebih dari 5 tahun pemberian toksoid
yang terakhitetanus toksoid Daftar Pustaka Bahar. Perawatan Luka Secara Umum. 15 Januari
2011. Diakses melalui:http://www.suaradokter.com/.Brinker. General Principles of Trauma .
Dalam buku Review of Orthopaedic Trauma.WB Saunders. 2001.Sjamsuhidajat, R & Wim de
Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah , Edisi Revisi, EGC, Jakarta:1997, hal 72-81.Schwartz, Intisari
Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. EGC, Jakarta: 2003

Anda mungkin juga menyukai