Laporan Titrasi Redoks PDF
Laporan Titrasi Redoks PDF
TITRASI OKSIDASI-REDUKSI
Pembimbing : Bu Endang Widiastuti
Disusun oleh :
Kelompok 3
Analis Kimia
Tanggal Praktikum
: 05 April 2011
TITRASI OKSIDASI-REDUKSI
A. Tujuan
1. Mempelajari prinsip oksidasi dan reduksi
2. Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi melalui titrasi
3. Menentukan konsentrasi atau kadar logam dalam sampel
B. Dasar Teori
8H+
5e-
Mn2+
4H2O
14H+
6e-
2Cr3+
7H2O
e-
Ce3+
2e-
2I-
Reduksimetri adalah metode titrasi redoks dengan larutan baku yang bersifat
sebagai reduktor dan salah satu metode reduksimetri yang terkenal adalah iodometri,
pada iodometri larutan baku yang digunakan adalah larutan Natrium tio sulfat yang
pada titrasinya mengalami oksidasi.
2S2O32-
S4O62-
2e-
Volume (mL)
KMnO4
KMnO4 yang
akhir
diperlukan
0,00
23,95
23,95
25
3,40
23,95
23,95
oksalat
KMnO4 awal
25
2
3
Rata rata
23,95
Perhitungan :
Berat oksalat
= 0,6312 gram
BE oksalat
Volume labu
= 100 mL
Noksalat
= 63
=
= 0,1002 N
NKMnO4
=
=
= 0,1046 N
Volume (mL)
No
KMnO4
KMnO4 yang
akhir
diperlukan
0,00
33,60
33,60
25
1,00
33,60
33,60
Sampel
KMnO4 awal
25
2
3
33,60
Perhitungan :
Dalam 25 larutan terdapat ion Ferro
= V (KMnO4)i x N KMnO4 mgrek
= 33,60 mL x 0,1046 N
= 3,5146 mgrek
Dalam 1 L terdapat ion Ferro :
=
=
= 7872,61 mgram (misal = y mgram)
Jadi, kadar ion Fe2+ dalam garam mohr :
=
=
Nama
NIM
: 101431012
Sejumlah tertentu zat yang akan di analisa yang memiliki bilangan oksidasi dan
potensial reduksi tertentu direaksikan dengan standar dengan bilangan oksidasi dan
juga memiliki harga potensial reduksi tertentu yang memungkinkan untuk bereaksi,
pada suasana optimal dengan penambahan indikator yang memilki perbedaan warna
antara bentuk tereduksinya dengan bentuk teroksidasinya. Sehingga pada keadaan
titik ekuifalen berlaku persamaan Nerst.
Pada saat titrasi yang melibatkan kalium permanganat sebaiknya digunakan alat gelas
(buret, botol penyimpanan larutan) yang berwarna gelap, karena dikhawatirkan kalium
permanganat yang sedang digunakan, terurai oleh cahaya, sehingga apabila tidak ada
botol ataupun alat gelas yang gelap, sebaiknya digunakan penutup ( bisa berupa
alumunium foil ataupun plastik hitam) untuk membungkus alat gelas bening tersebut
agar kedap cahaya.
Mn2+ + 4H2O
( Eo= +1,52)
C2O42-
5C2O42- + 2MnO4-+16 H+
Karena asam oksalat merupakan asam organik, asam oksalat bereaksi lambat dengan
kalium permanganat, sehingga dalam proses titrasinya harus dalam keadaan panas,
agar kita lebih mudah melakukan titrasi dan mencegah kesalahan penentuan Titik
Akhir yang diakibatkan oleh lamanya reaksi antara asam oksalat dan kalium
permanganat.
Fungsi penambahan asam sulfat selain untuk mengasamkan larutan pada saat titrasi
asam sulfat juga berperan sebagai pembentuk garam sulfat, karena jika Mn2+ bereaksi
dengan anion
produk yang terbentuk (Mn2+) tidak akan mengganggu pengamatan pada saat titik
akhir.
Pembahasan penentuan kadar Besi II (Fe2+)
Sampel yang digunakan adalah sampel garam mohr dengan rumus kimia
(NH4)2Fe(SO4)2 atau sering kita sebut sebagai ferro amonium sulfat, karena besi
sangat mudah di oksidasi menjadi Fe3+ sehingga digunakan larutan kalium
permanganat sebagai standar.
Pada sampel yang digunakan (garam mohr) yang seharusnya berwarna hijau kebiruan,
terdapat warna kuning, ini membuktikan bahwa sebagian besi II dalam garam mohr
tersebut sudah teroksidasi menjadi Besi III, sehingga ketika dilarutkan kedalam labu
ukur pun, warna sampel menjadi lebih kuning semu hijau.
Saat melarutkan sampel Fe2+ tersebut harus ditambahkan asam terlebih dahulu
untuk menghindari Hidrolisis, yaitu reaki logam dengan air menghasilkan sesuatu yang
lemah yang dapat mengendap dengan reaksi :
Fe2+ + H2O
Fe(OH)2 (s)
Jika Fe(OH)2 yang terbentuk, besi II hidroksida tersebut sulit dioksidasi sehingga pada
saat titrasi Fe(OH)2 berbentuk tetap mengendap dan tidak bereaksi dengan kalium
permanganat, dan perhitungan pun menjadi salah (kadar besi II menjadi lebih kecil)
Fungsi penambahan asam sulfat pada saat sebelum titrasi adalah agar suasana
menjadi asam karena kalium permanganat memiliki daya oksidasi yang kuat hanya
dalam suasana asam.
Pada saat titrasi penentuan kadar besi II yang dititrasi adalah hanya besi II dalam
larutan, sehingga tidak perlu ditambahkan SnCl2 sebagai reduktor untuk mereduksi
besi III dalam larutan menjadi besi II. Reaksi yang terjadi pada saat titrasi adalah :
Fe2+
Mn2+ + 4H2O
Pada saat titrasi penentuan kadar besi II tidak perlu dilakukan pada suhu panas, karena
reaksi oksidasi pada besi oleh kalium permanganat berlangsung secara cepat. Sehingga
tidak perlu katalis ataupun pemanasan untuk mempercepat reaksi.
Titrasi dilakukan dari mulai tidak berwarna, hingga berwarna pink semu (hampir tidak
terlihat) karena dalam titrasi pada saat Titik Akhir merupakan akibat dari kelebihan
sedikit titran setelah titik ekuifalen, yang merupakan kesalahan titrasi, oleh karena itu
untuk mendapatkan kesalahan yang sesedikit mungkin, maka kelebihan titran juga
harus sesedikit mungkin, yang ditandai dengan perubahan warna dari yang tadinya
tidak berwarna menjadi berwarna rose pucat. Dan perlu diingat bahwa titik ekuifalent
tidak sama dengan titik akhir.
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
a. Normalitas larutan Oksalat adalah 0,1002 N
b. Normalitas larutan KMnO4 adalah 0,1046 N
c. Kadar ion Fe2+ dalam garam mohr adalah
DAFTAR PUSTAKA