Anda di halaman 1dari 8

"Cathinone"

Cathinone menjadi perbincangan setelah tujuh orang ditahan usai


penggerebekan di rumah seorang artis di Jakarta Selatan. Dua orang di antaranya
terindikasi mengonsumsi derivat dari cathinone, yakni 3,4-methylenedioxy-Nmethylcathinone. Zat sintetis itu juga dikenal sebagai methylone.
Struktur Cathinone
Cathinone (baca: katinon) merupakan alkaloid yang diekstrak dari
tamanan khat (Chata edulis), tanaman herba yang banyak tumbuh di afrika bagian
utara. Katinon mempunyai struktur kimia mirip
dengan obat-obatan yang sudah kita
kenal

efedrin

dan

amfetamin.

Perubahan struktur kimia pada katinon


menghasilkan

berbagai

macam

turunan zat atau komponen kimia baru


yang biasa disebut dengan kation sintetis.

Gambar 1. Struktur Cathinone

Uniknya katinon sintesis ini mempunyai potensi dan efek farmakologi yang jauh
lebih besar jika dibandingkan dengan zat aslinya. Hingga saat ini terdapat lebih
dari 10 buah katinon sintesis. Diantaranya yang sering disalah gunakan adalah 4Methylmethcathinone (Mephedrone), 3,4-Methylenedioxypyrovalerone (MPDV)
dan 3,4-Methylenedioxymethcathinone (Methylone) merupakan dua turunan
katinon yang paling poluler disalahgunakan, mephedrone juga dikenal dengan
nama lain meow meow, plant food, bubbles, MCAT dan bath-salt sedangkan
methylone dikenal dengan nama lain explosion.
Tanaman Khat (Chata edulis)
Daun Khat termasuk tanaman perdu, famili dari tanaman Celastracea,
berasal dari Afrika Timur dan dataran Arab. Pohonnya setinggi 3 meter, bentuk
daunnya menyerupai daun sirih dan berbau harum. Daun khat ini mengandung
alkaloid cathinone dan cathine (katinona), sejenis zat kimia yang dapat

menghasilkan ekstrak dari kandungan kimia


Metilene

dioxymethamphetamine.

Jika

mengonsumsi daun ini, pengguna akan merasa


kecanduan.Tumbuhan Khat secara tradisional
digunakan oleh masyarakat Afrika Timur
sebagai obat. Daun Khat biasanya dibungkus
dengan menggunakan daun pisang. Komponen
utama dalam Khat adalah cathinone dan
cathine

(norpseudoephedrine).

Ketika

dikunyah, daun Khat akan mengeluarkan zat ke


dalam air liur. Zat tersebut dengan cepat
diserap dan kemudian hilang.

Gambar 2. Tanaman Khat (Chata edulis)

Di Indonesia tumbuhan Khat atau Cathinone memang tidak populer, tapi


tumbuhan Khat atau Cathinone yg nama aslinya catha edulis ini tumbuh subur di
daerah Afrika Timur dan dataran Arab. Pohon ini bisa tumbuh hingga 3 meter, tapi
yang biasa digunakan sebagai drugs adalah daunnya yg berbau harum.
Cara mengkonsumi khat tergolong unik, yaitu dengan dikunyah. Persis
seperti daun sirih yg biasa dikunyah oleh lansia. Bedanya khat mengandung zat yg
bernama cathinone yang secara kimiawi mirip dengan amphetamine (bahan baku
pembuatan ekstasi). Jika pertama kali mencoba daun khat, biasanya pemakai akan
merasa pusing, lemas, detak jantung lebih cepat dan sakit perut. Tapi jika sudah
terbiasa, efeknya akan mengakibatkan rasa gembira yang berlebihan, energi yang
meluap-luap, mudah tertawa dan hilangnya rasa lapar dan ngantuk. Efek daun
khat biasanya bertahan selama 3-4 jam, setelah itu pemakai akan merasa lelah dan
depresi.
Turunan Cathinone
4-Methylmethcathinone (Mephedrone)

Mephedrone (4-methylmethcathinone) adalah turunan dari Cathinone,


yang merupakan salah satu dari sejumlah alkaloid yang diperoleh dari daun
Catha edulis (khat), tanaman ini banyak digunakan sebagai stimulan tradisional

di Somalia dan Yaman masyarakat. Mephedrone (C11H15NO, Mr = 177,2 g /


mol) berupa bubuk putih agak kekuningan, dalam bentuk kristal, bentuk kapsul
atau tablet.
Senyawa

ini memiliki struktur yang mirip dengan


amfetamin dengan oksigen keton pada atom
karbonnya. Methcathinone (ephedrone) adalah
dari kelompok metil hilang pada cincin
benzena identik dengan mephedrone. Zat

serupa butylone dan methylone. Mephedrone ada sebagai rasemat, sebagai


campuran R-dan S-mephedrone.
Efek samping yang mungkin timbul terhadap penggunaan senyawa ini
antara lain : hilangnya nafsu makan, mulut kering, mual, muntah, gangguan
pencernaan, tremor, rahang kaku, spasme otot rahang, ketegangan otot, sakit
kepala, pusing, telinga berdenging, kejang, nystagmus, pupil melebar,
penglihatan kabur, Gefhlsstrungen, kecemasan, agitasi, kebingungan,
perubahan mood, ketergantungan, lekas marah, agresi, depresi, kehilangan
motivasi, halusinasi, paranoia, psikosis, mania, insomnia, mimpi buruk,
kehilangan memori, kurang konsentrasi, kelelahan, detak jantung yang cepat,
tekanan darah tinggi, gangguan pernapasan, vasokonstriksi perifer, dingin
tangan, retensi urin, flushing, berkeringat, flushing, pendarahan hidung, ulkus
mukosa. Sangat berbahaya, dalam pandangan kami, gangguan mental muncul
untuk gangguan kardiovaskular (termasuk kapal) dan efek negatif pada selaput
lendir. Akhirnya, kualitas bahan yang tidak dijamin. Beberapa kematian yang
berhubungan dengan mephedrone telah dijelaskan.
4-Methylethylcathinone (Methylethcathinone, 4-MEC)
4-Methylethcathinone (4-MEC) adalah turunan

dari cathinone yang

struktur dan aktivitasnya mirip dengan Mephedrone tetapi dengan substituen


etil yang berbeda pada atom nitrogen dengan metil di mephedrone . Senyawa
ini dipasarkan dengan nama dagang NRG2 dan N-Cat. Informasi yang dapat
diproleh sangat sedikit pada 4-MEC yang tersedia, pengetahuan saat ini
menunjukkan bahwa penggunaan obat tampak lebih lemah
dengan penggunaan cathinones.

dibandingkan

Efek yang ditimbulkan karena pemakaian senyawa ini cukup lemah dan
lebih berjangka pendek dibandingkan cathinones jenis mephedrone. Selain itu,
efek samping yang ditimbulkan yaitu kecanduan dan kecenderungan. Untuk
euforia, senyawa ini tidak berefek lebih parah dibandingkan dengan jenis
cathinone lainnya. Beberapa mengatakan bagaimana itu membuat mereka
merasa lebih aktif. Konsensus dari kebanyakan pengguna tampaknya
menunjukkan bahwa jumlah

angka penggunaan

4-MEC nyaris sepadan

dengan penggunaan cathinone jenis lain yang jauh lebih efektif.


3,4-Methylenedioxypyrovalerone (MPDV)

Methylenedioxypyrovalerone (MDPV) adalah stimulan berupa obat yang


sangat

mirip

dengan

Mephedrone

dalam

struktur

dan

efek.

3,4-

methylenedioxypyrovalerone (MDPV)
merupakan zat turunan cathinone yang
diidentifikasi dalam bentuk obat yang
dijual di Jepang pada tahun 2006.
Penelitian

kesehatan

cathininone

dari

(MDPV)

turunan
terhadap

MPDV

penggunaannya dilaporkan bahwa senyawa in dapat menyebabkan penurunan


kesehatan dan konsekuensi sosial pada penggunanya. Hal ini dapat terjadi pada
pengguna rekreasi dan kronis. Potensi kecanduan obat sangat tinggi dan dapat
menyebabkan overdosis dan kematian yang berhubungan dengan cathinones
sintetik.
3,4-Methylenedioxymethcathinone (Methylone)

Methylone

merupakan nama merek dagang untuk bentuk injeksi

metilprednisolon, hormon kortikosteroid digunakan untuk mengobati arthritis


dan reaksi alergi yang parah. Selain
dari konteks, mereka dapat dibedakan
oleh fakta bahwa nama biasanya akan
dikapitalisasi ketika mengacu pada obat
resep. Methylone juga dikenal sebagai

Methylone

M1,

bk-MDMA

3,4-methylenedioxy-N-methylcathinone,

merupakan

entactogen dan stimulan dari phenethylamine, amfetamin, dan kelas cathinone.

Ini pada awalnya dipatenkan oleh Jacob Peyton dan Alexander Shulgin pada
tahun 1996 sebagai antidepresan .
Methylone tidak menggantikan amfetamin atau untuk DOM halusinogen
pada hewan dilatih untuk membedakan antara obat dan garam . Senyawa ini
juga memiliki kesamaan dengan MDMA, methylone bertindak pada sistem
monoaminergic dan memiliki potensi hampir sama MDMA, tetapi tidak
menghasilkan efek yang sama Memiliki tindakan hampir antidepresan,
menyenangkan dan positif. In vitro, methylone memiliki sepertiga potensi
MDMA di akumulasi serotonin menghambat platelet dan hampir sama dalam
efek penghambatan pada dopamin dan noradrenalin transporter. Meskipun
persamaan perilaku dan farmakologis antara methylone dan MDMA, efek
subjektif diamati dari kedua obat yang tidak sepenuhnya identik.
Fluoromethcathinone (Flephedrone)

Flephedrone

adalah

senyawa

fluorinated dari cathinone serupa dalam


struktur dan efek yang sama dengan
Mephedrone. Flephedrone hanya memiliki
sejarah

singkat

penggunaannya

pada

manusia dan toksisitasnya tidak menentu. Penggunaan flephedrone secara


berlebih dapat menimbulkan efek hipertermia, kejang dan komplikasi khas
lainnya. p-terhalogenasi amfetamin dikenal sebagai metabolit neurotoksisitas,
meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa fluoroamphetamines dan
fluorocathinones akan bekerja dengan cara yang sama dengan amfetamin.
Efek, Bahaya dan Farmakologi Senyawa Cathinone secara umum
Para pecandu pada umumnya menggunakan obatan ini dengan mencobacoba yang pada akhirnya mengalami ketergantungan. Pada awalnya obat-obatan
ini akan menyebabkan efek menyegarkan tubuh, menghilangkan rasa lelah,
menambah stamina dan menambah kepercayaan diri. Dan pada umumnya mereka
tidak sadar akan dampak negatif yang ditimbulkan dengan menggunakan obatobatan ini. Berbagai artikel ilmiah menunjukkan bahwa penggunan katinon
sintesis secara akut maupun kronik ini dapat berakibat buruk bahkan

membahayakan kesehatan. Pengguanan secara akut dalam dosis efektif bisa


mengakibatkan gejala palpitasi jantung, kejang, muntah, sakit kepala, perubahan
warna (discolorisation) pada kulit, hipertensi, hiper-refleksia, euforia dan
halusinasi; bahkan pada dosis yang sangat besar bisa menyebabkan kematian.
Gejala yang muncul pada penggunaan jangka panjang yang dirasakan oleh
pecandu obat-obatan ini antara lain paranoid, pendarahan hidung (karena sering
digunakan untuk menghisap obat-obatan tesebut, rusaknya gigi, gangguan
penglihatan, kaku pada rahang dan pundak, agitasi, tremor, demam atau
berkeringat dingin. Penggunaan dalam jangka panjang akan juga meningkatkan
risiko kematian karena overdosis. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa katinon
sintesis ini mampu menyebabkan menyebabkan ketergantungan psikis dan fisik,
seperti halnya obat-obat psikostimulan lainnya.
Dalam situs National Institute on Drug Abuse dilaporkan, efek cathinone
mirip amfetamin dan kokain. Zat itu merangsang peningkatan kadar
neurotransmitter (zat pengantar impuls saraf) dopamin yang menimbulkan rasa
gembira dan meningkatkan tenaga. Efek lain adalah peningkatan kadar
norepinefrin meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Namun, pengguna
bisa mengalami halusinasi akibat peningkatan kadar serotonin. Akibat buruk lain
adalah dehidrasi, kerusakan jaringan otot, dan gagal ginjal yang berujung pada
kematian. Seperti pada umumnya obat-obatan yang dapat menyebabkan
ketergantungan, katinon sintesis ini bekerja dengan meningkatkan kadar
neurotransmitter dopamin dan serotonin. Jika amfetamin dan turuannya lebih
dominan meningkatkan kadar dopamin dibandinkan dengan serotonin atau
MDMA/ekstasi lebih dominan meningkatkan kadar serotonin dibanding dopamin,
katinon sintesis ini mampu meningkatkan kadar kedua neurotransmitter tersebut
dalam jumlah yang sangat besar (hingga 900% dari kadar normal). Sehingga
beberapa penelitian menunjukkan efek farmakologis turunan katinon ini
merupakan kombinasi antara methamphetamin (sabu) dan MDMA (ekstasi).
Bahkan beberapa kasus kematian yang disebabkan oleh katinon sintesis ini
dikarenakan oleh sebuah sindroma yang dinamakan sindroma serotonin, dimana
terjadi peningkatan kadar serotonin dalam jumlah yang besar diotak dan seluruh

tubuh, menyebabkan gangguan jantung, pembuluh darah, sistem saraf dan organorgan penting lainnya.
Indentifikasi awal katinon dan katinon sintesis dalam cairan tubuh seperti
halnya urin atau dalam darah dapat dapat dilakukan dengan tes warna. Namun
seiring pengujian ini sering menimbulkan false positif / kurang spesifik, validasi
dengan metode lain yang lebih terpercaya haruslah dilakukan. Beberapa teknik
analisis

tersebut

antara

lain

teknik

kromatografi

gas

dengan

tandem

spektrofotometri masa. Selain itu teknik analisis farmasi lain yang bisa digunakan
adalah spektrofotometer infrared dan nuclear magnetic resonance (NMR).
Berdasarkan efek farmakologi dan bahaya kesehatan yang ditimbulkan
tersebut Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) dalam konvensi substansi psikotropika
tahun 1971 memasukkan katinon kedalam daftar narkotika golongan 1, suatu
narkotika atau psikotropika yang hanya boleh digunakan untuk penelitian, tidak
boleh digunakan untuk pengobatan. Seperti halnya dalam undang-undang
kesehatan no 35 tahun 2009 tentang narkotika, dalam tabel konvensi tahun 1971
tersebut hanya terdapat 2 buah katinon yang masuk dalam golongan 1, yaitu
katinon dan meth-katinon, sedangkan turunan lainnya tidak dimasukkan/ belum
dalam daftar golongan 1 ini. Negara-negara lain seperti Amerika serikat melalui
rekomendasi dari DEA (Drug enforcement administration, BNNnya Amerika
serikat) telah memasukkan turunan lainnya terutama MPDV, Mephedrone dan
methylone kedalam golongan 1 psikotropika. Dan pada tahun 2011 kembali DEA
kembali menegaskan bahwa ketiga katinon sintetik tersebut termasuk dalam
narkotika yang ilegal dan sangat membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai