MODUL KE-9 Hidrodinamika
MODUL KE-9 Hidrodinamika
( Minggu ke : 9 )
9
FISIKA DASAR I
Semester 1 / 3 sks / MFF 1011
Oleh
BAB VI
HIDRODINAMIKA ( FLUIDA DINAMIK )
Diskripsi :
Pada bab ini dibahas tentang sifat-sifat fisis aliran fluida ,khususnya fluida cair,
Hukum-hukum yang menguasai , aplikasi dari model aliran fluida, mengenal alat
ukur kecepatan aliran fluida, viskositas fluida dan pengaruh gesekan fluida terhadap
gerakan benda.
Manfaat :
Memahami hukum-hukum dinamika fluida dan aplikasinya, menguasai tentang sifatsifat aliran fluida, mendasari pengetahuan lanjut tentang mekanika medium kontinyu.
LO :
Menghitung kecepatan aliran fluida pada berbagai model tendon fluida; menyebutkan
berbagai macam alat pengukur kecepatan aliran fluida cair.
2 =
Volume per detik; sering disebut sebagai debit aliran fluida yang disimbolkan (Q),
==
2
2
1 1 = 2 2 =
Karena rapat massa aliran fluida konstan, sedangkan debit aliran juga konstan
maka prinsip kontinuitan juga dapat dinyatakan sebagai massa aliran pada
setiap selang waktu tertentu konstan
1 = 2 =
2
1
1
(
)
1
2
(
)
2
1
2
1
1
Elemen massa fluida : = = ; bergerak dari posisi (1) ke posisi (2), tentunya
perlu usaha untuk mendorongnya. Besarnya usaha untuk mendorong elemen massa tersebut
adalah :
= 1 2
= 1 1 = 2 2 =
Berdasar hokum kekekalan tenaga, usaha totalnya sama dengan perubahan tenaga
mekaniknya, sehingga diperoleh :
1 2 =
1 2 =
1
2
1
2
22 + 2
22 + 2
1
2
1
2
12 + 1
12 + 1
1 +
+
1
2
1
2
12 + 1 = 2 +
1
2
22 + 2
2 + =
Persamaan terakhir itulah yang disebut sebagai azas Bernoulli yang akan menjadi dasar
untuk menghitung secara analitik pada kasus aliran fluida.
Aplikasi dari persamaan Bernoulli cukup banyak, misalnya diaplikasikan pada
dinamika aliran tandon fluida, aliran fluida cair pada pipa kapiler untuk menentukan nilai
viskositas fluida, prinsip kerja pada alat pengukur kecepatan aliran fluida seperti Venturimeter, dan sebagainya.
2 #
1 2
1
2
B
2
0 + 2 2 + = 0 + 2 22 + 2
() = kecepatan turunnya level fluida di dalam tendon, ketika kran output
dibuka(ada aliran), sedangkan () posisi sembarang tinggi level fluida di
dalam tandon.
Karena tekanan yang bekerja pada kran dan tendon sama yaitu tekanan udara luar
(0 ), dan rapat massa fluida tetap (), maka diperoleh :
1
2
2 + =
1
2
22 + 2
22 2 = 2 2
Penampang tandon (1 ) jauh lebih besar dari pada penampang kran output (2 ),
secara analitik berdampak bahwa kecepatan () sangat kecil : ; ( 2 0)
Hukum kontinuitas :
22 = 2 2
2 =
2 2
Perlu dicermati bahwa nilai () selalu berubah ketika kran output dibuka(dialirkan),
maka debit aliran (Q) diberikan dengan persamaan :
= 1
1
= 2 2
= 2
= {
2 2
1
2
2 2
Dengan menyelesaikan persamaan tsb. Melalui proses integral dan memasang batas
batas proses aliran yang terjadi yaitu : Waktu untuk mengalirkan isi tendon fluida dari (levelA) dengan ketinggian level ( ) ke (level-B) dengan ketinggian level ( ) adalah :
1
2
2 2
= (
2 2
= ( )
Bila tandon berisi penuh berarti ( = ); maka waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan isi tandon sampai habis (tidak mengalir lagi) yang berarti ( = 2 ) adalah :
1
2
(2/)
Bila kran output (2 ) berada di dasar tandon yang berarti (2 = 0); maka isi tandon
dapat dialirkan sampai habis (tidak ada sisa fluida cair di dalam tandon) dan akan
memerlukan waktu selama :
=
1
2
(2/)
Hukum berikut akan mempelajari efek viskositas fluida () terhadap kecepatan aliran
fluida, yang mana oleh Poiseuille dinyatakan bahwa akibat adanya viskositas akan timbul
gaya gesekan dinamik yang nilainya sebanding dengan perubahan kecepatan; dituliskan
sebagai :
=
Pada proses aliran fluida, kecepatan alir () bervariasi terhadap posisi dinding pipa
aliran, kecepatan terbesar di bagian tengah pipa dan akan mengecil semakin dekat dinding
pipa, hal inilah adanya efek viskositas fluida.
Untuk mendorong fluida agar dapat mengalir harus dipenuhi bahwa gaya tekannya
minimal sama dengan gaya oleh friksi viskositas, sehingga :
2 1 2 =
= 2 =
2 1 2 = 2
=
1 2
2
1 2
4
2 2 ;
Hukum Poiseuille II : debit aliran lewat pipa dengan jari-jari (R) adalah :
= = 2
=
1 2
4
2 2
1 2 4
8
Aplikasi dari persamaan poiseuille sangat banyak di bidang aliran fluida, bahkan
hamper semua jenis aliran seperti aliran darah manusia normal mengikuti kaidah hokum ini,
termasuk jenis aliran laminar lainnya.
= 6
(-) = tanda negative menunjukkan arahnya berlawanan dengan gerak bendanya.
Aplikasi Hukum Stokes :
Sebuah benda yang bergeometri bola dengan
jari-jari (R), dilepaskan ke dalam fluida dengan
viskositas ( ), maka gerakan benda dapat dipelajari
dengan menggunakan hokum stokes sebagai berikut :
o Gaya semu benda di dalam fluida :
o
= 3 3
o = ; ( = 6 )
o Gaya newton dinamiknya :
o
= = ( )
o = ( )
o
( )
= ( )
1 ;
( )
=konstan
( )
eksponensial
()
Kecepatan maximum benda yang ditunjukkan grafik diatas, dicapai pada saat ( = ~)
dan bernilai:
= (
2 2
9
Hal ini mengandung pengertian bahwa kejadiannya ketika kondisi dinamika benda
terpenuhi saat : = = ; sehingga dalam kondisi tidak ada gaya apapun :
= 0 ; , .
Catatan : Hukum-hukum dinamik fluida yang dibahas berlaku pada jenis aliran yang laminer
termasuk hukum poiseuille juga berlaku pada kondisi aliran fluida dipenuhi laminer, untuk
itu pada bab berikut akan dibahas tentang syarat-syarat aliran laminer.
LATIHAN SOAL-SOAL :
1. Tandon air dengan tinggi 3,0 m , penampang 2,5 m2 dipasang kran output pada posisi
15 cm dari dasar tandon, penampang kran 2,0 cm2 , g = 980 cm/s2. Bila isi awal
tandon tersebut adalah 1/2 bagian, hitunglah : Lama waktu untuk memenuhi sebuah
bak mandi yang berkapasitas 1000 liter ? dan berapa liter air diperoleh bila dialirkan
selama 20 menit ?
2.