Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH MATEMATIKA

AWAL TEKNIK INDIVISIBLES DAN INFINITESIMAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Hadian Mandala Putra

G1D 011 009

Ahmad Fadli

G1D 012 001

Husni Fitroti

G1D 012 011

Larantika

G1D 012 018

Ni Luh Laksmi Puspita Dewi

G1D 012 032

Inda Linggawati

G1D 013 020

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM

Awal Teknik Indivisibles dan Infinitesimal


1. Infinitesimal oleh Johannes Kepler ( 1571 1630 )
Johannes Kepler adalah seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, adalah
seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Kepler lahir pada tahun
1571 di Weil der Stadt, sebuah kota kecil di pinggiran Hutan Hitam Jerman. Ia
mempelajari teologi di Universitas Tubingen, sesuai niatnya untuk menjadi
rohaniwan Lutheran. Tetapi, kejeniusannya di bidang matematika mendapat
pengakuan. Pada tahun 1594, ketika seorang guru matematika di SMU Lutheran
di Graz, Austria, meninggal dunia, Kepler menggantikannya. Sewaktu berada di
sana, ia menerbitkan karya besarnya yang pertama, Cosmographic Mystery
(Misteri Kosmografis).
Diperlengkapi dengan tabel-tabel pengamatan gerakan planet yang disusun
oleh Brahe, Kepler mempelajari gerakan kosmis dan menarik kesimpulan
berdasarkan apa yang ia lihat. Kesanggupannya yang luar biasa untuk bekerja
dibuktikan oleh ke-7200 perhitungan rumit yang ia rampungkan sewaktu
mempelajari

tabel-tabel

pengamatan

tentang

Mars.

Setelah dengan saksama mempelajari tabel-tabel itu, tersingkaplah bahwa


Mars mengorbit matahari tetapi bukan dalam lingkaran sempurna. Satu-satunya
bentuk orbit yang cocok dengan pengamatan itu ialah bentuk elips (lonjong)
dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Kepler kemudian meneliti
tentang planet Bumi. Ia menghitung kecepatan gerakan bumi bervariasi dan
berbanding

terbalik

dengan

jaraknya

matahari.

Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekadar pusat dari tata surya. Matahari
juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan memengaruhi
gerakan planet-planet. Kepler menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari

matahari dalam orbit elips pada kecepatan yang bervariasi sesuai dengan
jaraknya dari matahari.
Pada tahun 1609, Kepler menerbitkan buku New Astronomy (Astronmi
Baru), yang diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu
buku terpenting yang pernah ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat
dua hukum Kepler yang pertama tentang gerakan planet. Hukumnya yang ketiga
diterbitkan dalam buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada
tahun 1619, sewaktu ia tinggal di Linz, Austria. Tiga hukum ini mendefinisikan
dasar-dasar gerakan planet: bentuk orbit planet yang mengitari matahari,
kecepatan gerakan planet, dan hubungan antara jarak sebuah planet dari matahari
dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran. Inilah penemuan
Kepler yang paling terkenal.
Hukum Pergerakan Planet :
a. Suatu planet bergerak di sepanjang orbit yang berbentuk elip dengan
matahari sebagai salah satu focus dari elip tersebut.
Ini dikenal sebagai Hukum I Kepler. Dalam hal ini Kepler menjelaskan
tentang bentuk lingkaran orbit planet.

b. Vektor jari-jari dari matahari ke planet meninggalkan luasan dengan


kecepatan tetap.

Ini dikenal dengan Hukum II Kepler. Dalam hal ini kepler menjelaskan
tentang kecepatan orbit planet.

c. Kuadrat periode dari revolusi

Garis AM akan menyapu lurus


hingga garis BM, luasnya sama
dengan daerah yang disapu garis
CM hingga DM.
Jika tAB = tCD. Hukum kedua ini
juga menjelaskan bahwa dititik A
dan B planet harus lebih cepat
dibanding saat dititik C dan D.

sembarang dua planet adalah proporsional dengan pangkat tiga dari sumbu
utama orbitnya.
Ini dikenal dengan Hukum III Kepler. Dalam hukum ketiga ini Kepler
menjelaskan tentang periode revolusi planet.

Periode revolusi planet

dikaitkan dengan jari-jari orbit dengan matahari.

Hukum-hukum Kepler akhirnya diakui. Kira-kira 70 tahun kemudian, Isaac


Newton menggunakan karya Kepler sebagai dasar untuk hukumnya tentang
gerakan dan gravitasi.

Kepler mula- mula mendeduksi berdasarkan hasil pengamatan astronomi


bahwa , ketika planet berada pada titik di orbit terdekat atau terjauh dari matahari
maka kecepatannya adalah proporsional dengan seperjari-jarinya (jaraknya dari
matahari).

Jadi jika
P1

titik

v1

v2

dan

adalah berturut-turut kecepatan planet ketika berada di

(terjauh dari matahari) dan

terdapat suatu konstanta k

v1

r1

Dengan
matahari (

P1

sehingga :

r2

dan
dan

(terdekat dengan matahari), maka

v2
r1

P2

r2

dan

adalah jarak berturut- turut titik


P2

P1

P2

dan

ke

berada di ujung- ujung sumbu utama elip).

Kemudian ia bermaksud untuk membuktikan hubungan tersebut adalah benar


untuk setiap titik

v
r

k
r

P pada orbit planet maka :

dengan

adalah jarak dari

adalah kecepatan planet ketika berada di titik

dan

P ke matahari. Tetapi Teorema ini adalah salah.

Yang benar adalah kecepatan gerak planet di sembarang titik

pada orbit

yang berbentuk elip adalah proporsional dengan seper-jarak tegak lurus dari
matahari ke garis singgung yang menyinggung elip di titik P.
Hasil karya yang lebih sistematis dari Kepler pada penentuan luas dan volume
dengan teknik infinitesimal. Alasan pengerjaannya karena Kepler ingin

mengurangi kebosanan pada studi keharmonisan benda - benda angkasa yang


merupakan motivasi awal dari investigasi astronominya.
Pada hasil karyanya yang berjudul Nova Stereometrika Doliorum Vinarionum
yang dipublikasikan pada tahun 1615 dimaksudkan agar para saudagar anggur
bisa dengan akurat menaksir volume dari rong anggur mereka.
Pendekatan yang digunakan kepler adalah dengan menyekat benda padat yang
diberikan menjadi infinite bagian infinitesimal dengan bentuk dan ukuran yang
enak digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Contohnya ia
memandang sebuah bola sebagai panduan dari tak hingga piramida-piramida
dengan puncak pada pusat bola, alas pada permukaan bola dan tinggi sama
r . Dengan menambahkan volume piramida-piramida ini

dengan jari-jari bola

maka diperoleh volume paduan piramida-piramida (bola) sebagai :

Ar 4r 3
V

3
3

dengan

adalah luas permukaan bola.

Kepler ingin memperlihatkan bahwa volume suatu cincin jangkar (torus) yang
terjadi dengan memutar suatu lingkaran dengan jari-jari
sumbu vertical sejauh

mengelilingi

dari pusat lingkaran adalah sama dengan hasil kali

luas lingkaran dengan jarak yang ditempuh oleh pusat lingkaran.

Teorema Pappus :

V (a 2)( 2b) 2 2 a 2 b
Dia menurunkan persamaan diatas dengan mengiris torus menjadi tak hingga
irisan lingkaran vertical, tiap irisan memiliki ketebalan yang lebih kecil dibagian
dalam dan lebih besar di bagian luar.
Kepler mengasumsikan bahwa volume dari tiap irisan adalah
t

a2 t

dengan

adalah rata-rata dari minimum dan maksimum ketebalan dari tiap irisan.

Akhirnya diperoleh volume dari torus sebagai :

V (a 2)( t ) (a 2)(2b)

2. Indivisible Cavalieri

Penggunaan teknik infinetisimal secara sistematis untuk penentuan luas daerah


dan volume suatu benda dipopulerkan oleh dua buah buku yang ditulis oleh
Bonaventura Cavalieri (1598-1647), yaitu buku:
a. Geometria indivisilibus (Geometry of indivisibles) pada tahun 1635.
b. Exercitationes geometricae sex (six geometrical exercises) pada tahun 1647.
Metode Cavalieri berbeda secara nyata dengan meteode Kepler dalam dua hal:
Pertama : Kepler memandang suatu bangun geometri tersusun atas infinit bangun
infinitesimal yang luas atau volumenya ditambahkan untuk memperoleh luas
atau volme bangun geometri yang diketahui.
Sedangkan Cavalieri menentukan luas atau volume dari suatu bangun geometri
dengan membuat padanan satu-satu anatara elemen-elemen indivisibles dari
dua bangun geometri.
Jika padanan indivisibles dari dua bangun geometri memiliki rasio tetap
tertentu, dia menyimpulkan bahwa luas atau volume dari dua bangun tersebut
memiliki rasio yang sama.
Jadi, jika luas atau volume suatu bangun telah diketahui, maka luas atau volume
bangun lainnya dapat ditentukan.
Kedua : Kepler memandamg bahwa suatu bangun geometri tersusun atas
indivisibles dengan dimensi yang sama (misalnya luas atau volume
infinitesimal), karena hal tersebut merupakan hasil dari penyekatan
(pembagian) secara terus-menerus sampai akhirnya menghasilkan unit-unit
indivisibles.
Sedangkan Cavalieri umumnya memandang bahwa suatu bangun geometri
tersusun atas

tak-hingga indivisibles dari unit-unit dengan dimensi yang

lebih rendah. Jadi ia memandang bahwa suatu luasan tersusun dari segmen-

segmen garis yang sejajar dengan jarak yang sama, serta suatu volume tersusun
atas bidang-bidang sejajar dengan jarak yang sama, tanpa menjelaskan apakah
unit-unit indivisibles ini memiliki ketebalan atau tidak.
Dia memberi ilustrasi (analog) bahwa sepotong kain tersusun atas benangbenang sejajar, atau lembar-lembar kertas yang tersusun sejajar membentuk
ketebalan buku.
Metode cavelieri untuk membandingkan dua bangun geometri adalah dengan
membandingkan indivisibles dari kedua bangun tersebut, berdasarkan prinsip
yang dikenal dengan Teorema cavalieri sebagai berikut:
Jika dua bangun padat memiliki tinggi yang sama dan jika luas penampang
irisan yang dibuat oleh suatu bidang yang sejajar dengan alas dan dengan
jarakyang sama dari alas pada kedua bangun tersebut selalu membentuk rasio
tetap (konstan), maka volume dari kedua benda tersebut juga memiliki rasio
yang sama.
Sebagai contoh, perhatikan dua buah piramida dengan alas masing-masing
berbentuk segitiga serta memiliki tinggi dan luas alas yang sama.
Dengan suatu argumen kesebandingan dapat diperlihatkan bahwa segitigasegitiga yang terbentuk dari perpotongan kedua piramida dengan bidang sejajar
alas-alasnya dan dengan jarak yang sama dari alas-alasnya akan mempunyai luas
yang sama. Sehingga, berdasarkan Teorema Cavalieri, kedua piramida tersebut
memiliki volume yang sama.
Untuk menurunkan volume suatu kerucut C dengan tinggi h dan dengan alas
berupa lingkaran dengan jari-jari r, dibandingkan Cdengan piramida P dengan
tinggi h dan alas berupa bujur sangkar dengan sisi satu satuan.
Telah diketahui bahwa volume P adalah V(P) = h/3.

Jika Cx dan Px menyatakan luas penampang dari perpotongan berturut-turut C


dan Pdengan bidang sejajar alas-alasnya dan dengan jarak sejauh x dari
puncaknya, maka luas dari Cx dan Px adalah:
x2
2

r
L(Cx) = (
) h2

dan

L(Px) =

x2
h2

2
Jadi L(Cx) = r L ( Px ) . Sehingga berdasarkan Teorema cavalieri diperoleh

r 2 h
2
(
)

r
V
Px
=
V(Cx)
3
Cavalieri juga memberi metode untuk menentukan volume suatu benda padat
berdasarkan luas penampang irisan-irisannya.
Metode ini adalah berdasarkan suatu prosedur formal untuk menentukan apa
yang disebut sums of powers of line (jumlah dari pangkat garis) pada suatu
segitiga yang sejajar dengan alasnya.
Prosedur ini, meskipun masih jauh dari sempurna (tepat), mengakibatkan suatu
hasil yang benar dari Cavalieri yang equivalen dengan integral dasar
a

x n dx=
0

n +1

a
n+1

Sebagai contoh, perhatikan segitiga ABCdengan alas AB dan tinggi BCmasingmasing sepanjang a , serta irisanvertikal PQ dengan panjang x.
Maka berdasarkan metode indivisible dari Cavalieri, luas segitiga ABC dapat
ditulis sebagai

L ( ABC ) = x
A

Jika Padalah suatu piramida dengan puncak A dan alasnya adalah bujur sangkar
pada BC, maka penampang irisan pada jarak x dari puncakA memiliki luas x2,
sehingga kita dapat menulis volume P sebagai
B

V ( P )= x

dengan memandang volume sebuah piramida sebagai jumlah dari luas


penampang irisannya.
B

Untuk menentukan

x
A

, kita mulai dengan bujur sangkar ABCD dengan sisi

sepanjang a, Jika x dan y menyatakan panjang dari berturut-turut irisan PQ pada


segitiga ABC dan irisan QR pada segitiga ADC, maka x+y = a, sehingga
B

a= ( x + y )= x + y =2 x
B

x= y berdasarkan keimetrian.
karena
A
A
B

Karena

a=a 2
A

,yaitu luas dari bujur sangkar dengan sisi a, maka diperoleh

x= 12 a= 12 a2
A
A

Cara serupa bias digunakan untuk menentukan


lainnya.

x2
A

dan bentuk pangkat

Anda mungkin juga menyukai