ABSTRACT
Clay is known to have a poor characteristic because this type of soil has a low bearing capacity,
easy to absorb water but difficult in releasing, large properties in compaction and swell, very cohesive
and is easily deformed. Coconut coir fiber is resistant to weathering and has a high ability to pass
water. Therefore this research aims to determine the effect of addition of coconut coir fiber on the
stability of clay. The study is located in Benu Village, District of Takari - Kupang Region, which has
the morphology of a low undulation hills with low vegetation density. The research method used is
field survey and the sampling method is purposive sampling with laboratory analysis approach, in
which the shear strength test is performed three times with the coir fiber variation of 0%, 0,5%, 1% and
1,5%. The results shows that the coconut coir fiber have an impact in raising the stability of clay, which
is proven by the increase of the cohesion (c) and shear strength () on the second and third test and is
not followed by the shear angle ().
2.
3.
4.
= C + n tg
dengan adalah tegangan geser (kN/m2) pada
saat terjadinya keruntuhan atau kegagalan, dan
adalah tegangan normal (kN/m2) pada saat
kondisi tersebut.
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan
yang dilakukan oleh butir-bitir tanah terhadap
desakan atau tarikan. Dengan dasar pengertian
ini, bila tanah mengalami pembebanan akan
ditahan oleh ;
a. Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah
dan kepadatannya, tetapi tidak tergantung pada
tegangan normal yang bekerja pada bidang
geser.
b. Gesekan antar butir butir tanah.
3.
2.
Slope
4.
Dimana:
= Intersep
= Slope
x = Nilai variabel bebas
y = Nilai variabel terikat
Setelah diperoleh nilai intersep dan slope
maka dapat dibentuk sebuah model persamaan
regresi linier sederhana, dan dapat dilakukan
pendugaan terhadap variabel y dengan nilai
variabel x tertentu.
Metode
1. Studi Literatur
Tahapan yang dilakukan sebelum atau
selama Penelitian berlangsung. Literatur yang
digunakan sebagai acuan tidak hanya sebatas
buku namun dapat pula bahan-bahan lain
misalnya artikel, tulisan ilmiah, data
perusahaan dan internet ataupun informasi dari
kegiatan di lapangan yang sebelumnya pernah
dilakukan.
2.
Lempung (gr)
A
B
22,245 21,51
32,245 31,51
10
10
78,081 77,941
71,827 71,676
3,746 3,735
2,670 2,677
2,673
Berdasarkan tabel 5.1, diperoleh nilai ratarata berat jenis tanah lempung sebesar 2,673.
Hasil dari pengujian ini, selanjutnya akan
digunakan untuk memperoleh nilai kadar air
optimum melalui pengujian pemadatan.
b) Pengujian Batas-Batas Atterberg
Pengujian batas-batas atterberg bertujuan
untuk mengetahui nilai batas cair (Liquid
Limit), batas plastis (Plastic Limit) dan indeks
plastisitas (Plasticity Index).
Banyak25Ketukan
125
Kadar air
Optimum
(%)
15,162
15,766
15,786
15,809
2.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
DAFTAR PUSTAKA
Army.B dan Liliwarti.2009. Pemanfaatan Serat
Serabut Kelapa Sebagai DrainasePada
Tanah Lempung. Padang: Kampus Unand
Limau Manis.
Badan Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara
Uji Berat Jenis Tanah.
Badan Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara
Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah.
Badan Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara
Uji Penentuan Batas Cai Tanah
Badan Standar Nasional Indonesia. 2008. Cara
Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
Plastisitas Tanah
Das M, Braja.1995. Mekanika Tanah jilid 1,
Jakarta: Erlangga
Hardiyatmo. 2010. Mekanika Tanah 1, Jakarta:
PT. Grammedia Widiasarana Indonesia.
Hardiyatmo, H. C. Stabilisasi Tanah Untuk
Perkerasan Tanah .Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press