Modul K3L Gedung ITB PDF
Modul K3L Gedung ITB PDF
BAB 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1.1
Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen
yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja
(zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost), melainkan harus dianggap
sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan
yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Undangundang No.28 Tahun 2002 Pasal 16 (1) menyatakan bahwa suatu
bangunan gedung haruslah memiliki keandalan yang sesuai dengan
fungsinya. Keandalan bangunan gedung adalah keadaan bangunan
yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan
dan kemudahan. Pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran, instalasi penangkal petir dan instalasi listrik, dan
kemampuan gedung menopang beban merupakan suatu syarat
keselamatan, sedangkan penghawaan (ventilasi), pencahayaan dan
sanitasi bangunan gedung merupakan suatu syarat kesehatan.
Pengaplikasian K3 penting diaplikasikan dalam berbagai
sektor termasuk di dalamnya lingkungan kampus sebagai tempat
kerja dan belajar untuk itu kita perlu mengembangkan dan
meningkatkan K3 di setiap gedung kampus Ganesha dalam rangka
menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan
efesiensi.
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
1.2
BAB 2
KESELAMATAN GEDUNG
2.1
Kebakaran
2.1.1 Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Bahaya
Kebakaran
Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan
bahaya kebakaran adalah karena : adanya potensi bahaya kebakaran
di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api
yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan
demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu dan
unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan
jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin melalui
perencanaan yang baik.
Melalui pelatihan atau fire drilling secara berkala diharapkan
pengguna gedung mampu : mengidentifikasi potensi penyebab
kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan melakukan upaya
pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3
unsur : bahan (yang dapat ter)bakar; suhu penyalaan/titik nyala dan
zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya kebakaran
adalah dengan mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur
lainnya.
Berdasarkan pemahaman karakteristik kebakaran pada
bangunan yang umumnya cellulosic fire maka pengamanan terhadap
kebakaran mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Pengendalian lewat perancangan bangunan yang diarahkan
pada upaya minimasi timbulnya kebakaran dan intensitas
terjadinya kebakaran, yang menyangkut minimasi beban api,
rancangan sistem ventilasi, sistem kontrol asap, penerapan
sistem kompartemenisasi dll yang dikenal sebagai sistem
proteksi pasif.
b. Pengendalian lewat perancangan sistem supresi kebakaran
untuk meminimasi dampak terjadinya kebakaran, melalui
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
Sebab-sebab Kebakaran
Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya
pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran;
kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat
menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak
disiplin.
Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan
dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa
bumi, petir, angin dan topan.
Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada
gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara,
air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah
meledak atau terbakar.
Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu,
misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim
asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis
pertempuran dengan jalan bumi hangus.
2.1.3
10
2.1.7
Fasilitas Penunjang
Keberhasilan pemadaman kebakaran juga ditentukan oleh
keberadaan fasilitas penunjang yang memadai, antara lain :
Fire alarm secara otomatis akan mempercepat diketahuinya
peristiwa kebakaran. Beberapa kebakaran terlambat
diketahui karena tidak ada fire alarm, bila api terlanjur besar
maka makin sulit memadamkannya.
Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang
menggunakan kendaraan pemadam kebakaran, kadang harus
mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu
jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan
evakuasi. Untuk itu diperlukan fasilitas :
Daun pintu dapat dibuka keluar
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
11
12
13
2.2
yaitu :
Kematian atau korban jiwa
Kerusakan mekanis.
Apabila arus yang besar dilepaskan pada konduktor
parallel yang berdekatan atau pada suatu konduktor dengan
tekukan yang tajam, akan timbul gaya mekanis yang cukup
besar. Oleh karena itu, diperlukan ikatan mekanis yang cukup
kuat.
Efek mekanis lain ditimbulkan oleh kilat petir
disebabkan kenaikan temperatur udara yang tiba-tiba
mencapai 30.000 K dan menyebabkan ledakan pemuaian
udara di sekitar jalur muatan bergerak. Hal ini adalah karena,
jika konduktifitas logam diganti dengan konduktifitas busur
api listrik, energi yang timbul akan meningkat sekitar ratusan
kali dan energi ini dapat menimbulkan kerusakan pada
struktur.
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
14
Kerusakan thermal
Dalam kaitan dengan sistem proteksi petir, efek
termal pelepasan muatan petir adalah terbatas pada
kenaikan besar, waktunya adalah singkat dan pengaruhnya
pada sistem proteksi biasanya diabaikan. Umumnya, luas
penampang konduktor proteksi petir dipilih terutama untuk
memenuhi persyaratan kuat mekanis, yang berarti sudah
akan cukup besar untuk membatasi kenaikan temperatur
sebesar 1C.
Kerusakan elektrik
2.2.1
15
lebih dari 1 meter, maka sistem yang sesuai adalah metode franklin
yaitu sistem penangkal petir dengan elektroda batang (fiial).
2.2.1.1 Ruang Proteksi Konvensional
Pada masa awal diketemukannya penangkal petir dan
beberapa tahun setelah itu, ruang proteksi dari suatu penangkal petir
berbentuk ruang kerucut dengan sudut puncak kerucut berkisar
antara 30 hingga 35 (Gambar 2.5.a). Pemilihan besarnya sudut
proteksi ini menyatakan tingkat proteksi yang diinginkan. Semakin
kecil sudut proteksi maka semakin tinggi tingkat proteksi yang
diperoleh (semakin baik), namun semakin mahal biaya
pembangunannya.
16
17
18
19
2.3
2.3.1
Instalasi listrik
Penyebab Kebakaran Karena Listrik
Proses terjadinya energi panas karena listrik sehingga dapat
menyebabkan kenakaran dapat terjadi dari beberapa sebab, yaitu :
Hubungan Singkat Langsung (Dead Short Circuits)
Hubungan Singkat Tak langsung (Limited Short Circuit)
Pembebanan & pemanasan lebih (Overloaded & Over heating
Circuit)
Arus Bocor (Leakage Current)
Penyambungan dan pemutusan aliran listrik (Electrical
Contacts & Spark)
2.3.2
20
21
22
23
BAB 3
KESEHATAN GEDUNG
3.1
3.1.1
Penghawaan
Definisi Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam gedung adalah suatu istilah yang
mengacu pada kualitas udara di dalam dan di sekitar gedung dan
struktur, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan penghuni di dalam gedung.
Pengertian udara dalam ruang atau indoor air menurut
NHMRC (National Health Medical Research Counsil) adalah udara
yang berada di dalam suatu ruang gedung yang ditempati oleh
sekelompok orang yang memiliki tingkat kesehatan yang berbedabeda selama minimal satu jam. Ruang gedung yang dimaksud dalam
pengertian ini meliputi rumah, sekolah, restoran, gedung untuk
umum, hotel, rumah sakit dan perkantoran.
Pada dasarnya ada tiga syarat utama yang berhubungan
dengan kualitas udara dalam suatu ruang atau indoor air quality
adalah:
level suhu atau panas dalam suatu ruang atau gedung masih
dalam batas-batas yang dapat diterima
gas-gas hasil proses pernafasan dalam konsentrasi normal
kontaminan atau bahan-bahan pencemar udara berada
dibawah level ambang bau dan kesehatan (Muhamad Idham,
2003).
Dalam investigasi permasalahan udara dalam ruang ada 4
parameter kunci yang mempengaruhi konsentrasi kontaminan yaitu:
sumber kontaminan langsung, udara yang dimasukkan ke dalam
ruang, udara pengeluaran dari ruang gedung, kontaminan yang
berasal dari dalam gedung (Muhamad Idham, 2003).
24
25
26
27
28
29
30
Upaya Pencegahan
Pencegahan SBS harus dimulai dari sejak perencanaan
sebuah gedung untuk suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu,
penggunaan bahan bangunan mulai dari fondasi bangunan, dinding,
lantai, penyekat ruangan, cat dinding yang dipergunakan, tata letak
peralatan yang mengisi ruangan sampai operasional peralatan
tersebut.
Perlu kewaspadaan dalam penggunaan bahan bangunan
terutama yang berasal dari hasil tambang, termasuk asbes.
Dianjurkan agar bangunan gedung didesain berdinding tipis serta
memiliki sistem ventilasi yang baik. Pengurangan konsentrasi
sejumlah gas/partikel dan micro organisme di dalam ruangan dapat
dilakukan dengan pemberian tekanan yang cukup besar di dalam
ruangan. Peningkatan sirkulasi udara seringkali menjadi upaya yang
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
31
32
33
4.
Pencahayaan
Pencahayaan sangat penting dalam kehidupan manusia
sehari-hari khususnya pada bangunan, tanpa pencahayaan bangunan
akan terasa membosankan dan tidak bernyawa dimana kita akan
merasa terhambat dalam melakukan kegiatan kita.
Sumber cahaya ada dua jenis yaitu :
sumber cahaya alami yaitu matahari berperan sebagai
penerang alami pada siang hari
sumber cahaya buatan yaitu lampu berperan sebagai
penerang buatan pada malam hari
Pencahayaan mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
General Lighting yaitu penerangan merata yang menerangi
seluruh ruang
Task Lighting yaitu penerangan setempat untuk mendukung
kegiatan tertentu (lampu baca)
Decorative Lighting yaitu penerangan tambahan untuk unsur
dekoratif.
4.1.
34
35
36
37
38
Sumber-sumber glare:
a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung.
b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan
dengan mata.
c. Cahaya dengan terang yang berlebihan.
d. Pantulan dari permukaan terang.
Untuk menghindari glare dapat dipasang penyerap
cahaya atau warna yang dapat menyerap cahaya, memasang
pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau
menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan.
Obyek yang dilihat harus terbebas dari cahaya yang
menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan dapat langsung
datang dari sumber cahaya (direct-glare zone) ataupun dari
pemantulan / pengembalian cahaya (indirect-glare zone).
Benda yang mengkilap, licin, halus dan berkilau akan
mengganggu pekerja saar melihat objek yang dilihat.
Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan
kembali suatu pekerjaan dan sumber-sumber penerangan,
untuk mengurangi cahaya pantulan yang menuju pada objek
yang sedang dikerjakan.
39
40
41
4.3
42
43
Bagaimana caranya?
Bersihkan jendela dan pasang lampu
Pindahkan sekat yang menghalangi sinar masuk
Pindahkan lampu agar makin terang
Usahakan cahaya alamiah dengan membuka pintu atau
memasang jendela dan genting kaca
Tempatkan saklar dekat pintu masuk/ keluar lorong dan
tangga
Gunakan warna cerah pada tangga agar nampak jelas
Petunjuk penting :
Tata lampu adalah bagian penting dalam pemeriksaan
berkala dan program pemeliharaan
Penerangan pada lorong, tangga dan gudang boleh jadi
kurang daripada di ruang produksi, tetapi hal ini penting bagi
keselamatan transportasi dan perpindahan orang/barang
Pasang saklar otomatis bila tangga, lorong dan gudang
digunakan secara teratur, atau jika tiba-tiba mati dapat
menimbulkan kecelakaan
Penerangan yang baik pada lorong dan tangga mencegah
kecelakaan pengguna gedung dan tamu, mengurangi
kerusakan produk dan meningkatkan citra perusahaan.
Pencahayaan merata
Mengapa ?
Perubahan pandangan dari terang ke gelap memerlukan
adaptasi mata dan membutuhkan waktu serta menimbulkan
kelelahan
Bekerja menjadi lebih nyaman dan efisien pada ruangan
dengan variasi penerangan kecil
Penting untuk mencegah kelap-kelip, karena melelahkan
mata
Bayangan pada permukaan benda kerja menyebabkan hasil
kerja buruk, produktifitas rendah, gangguan & kelelahan
mata,dan kecelakaan
44
Bagaimana caranya?
Hilangkan kap, karena tidak ekonomis dan mengurangi
terangnya ruang kerja
Pertimbangkan untuk mengubah ketinggian lampu dan
menambah penerangan utama agar ruang makin terang
Gunakan cahaya alamiah
Kurangi zona bayangan dengan pemasangan lampu, pantulan
dinding serta perbaikan layout ruang kerja
Hindari cahaya bergetar dengan menukar neon dengan
lampu pijar
45
46
47
48
3.3
49
4. Pekerjaan Kaca
Kaca harus dibersihkan setiap hari dari segala kotoran.
5. Pekerjaan Lantai
Lantai harus dalam keadaan bersih dan kering.
Lantai yang pecah / lepas segera diganti agar tidak merusak
yang lain.
Pada waktu pemasangan harus memakai lapisan pasir t = 5
cm dibawah adukan lantai / keramik untuk menghindari
retak.
Adukan dibawah lantai / keramik harus dipastikan merata
keseluruh permukaan lantai / keramik dan tidak boleh terlalu
tebal, tebal adukan sekitar 2 cm.
6. Pekerjaan Kamar Mandi/WC
Dibersihkan setiap hari.
Jangan membuang air sabun, kotoran yang bisa menyumbat
kedalam kloset.
Kotoran yang ada dilantai (seperti : tanah, daun dsb) jangan
dibuang kedalam saluran buangan, karena akan menyumbat
saluran tersebut.
Ubin yang pecah segera diganti untuk menghindari kerusakan
yang lebih parah.
7. Pekerjaan Listrik dan Air Bersih
Sambungan-sambungan listrik harus benar-benar tertutup
rapat untuk menghindari hubungan pendek apabila terkena
air bocoran dan tidak membahayakan.
Instalasi listrik harus di periksa setiap 5 tahun sekali.
Kabel sikring tidak boleh terlalu besar, sebaiknya
dipergunakan yang sesuai dengan daya listrik.
50
8. Pekerjaan Furniture
Furniture (meja, kursi, lemari dsb) harus dibersihkan setiap
hari, untuk menjaga supaya kotoran-kotoran tersebut tidak
merusak furniture tersebut.
Apabila ada yang rusak segera diperbaiki. Kalau lepas dipaku
kembali. Kalau kerusakannya parah segera diganti.
Apabila cat pelitur sudah mengelupas, segera dicat / pelitur
kembali untuk mencegah rayap dan sebagainya yang akan
merusak furniture tersebut.
3.3.2
Toilet/Kamar Mandi
Toilet selalu dalam keadaan bersih
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,
berwarna terang dan mudah dibersihkan
Ada pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi,
dilengkapi dengan penahan bau
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung
dengan tempat pengelolaan makanan (dapur, ruang makan)
Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan
udara luar
Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara
kebersihan
Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat
menjadi tempat perindukan binatang pengerat dan serangga.
Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair.
Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet
duduk, larangan berupa gambar dll.
51
3.3.3
Kantin
Kantin yang sehat secara fisik tentunya harus mempunyai
sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan fisiknya tersebut,
kantin sehat dapat dibedakan menjadi kantin dengan ruangan
tertutup dan kantin dengan ruangan terbuka seperti di koridor atau
di halaman kampus. Meskipun kantin berada di ruang terbuka,
namun ruang pengolahan dan tempat penyajian makanan harus
dalam keadaan tertutup.
Untuk keseluruhan kantin, rekomendasi dan persyaratan yang wajib
dipenuhi adalah:
Sumber air bersih
Air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat
membahayakan kesehatan seseorang.
Air tidak berwarna dan berbau.
Air memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air
minum dan
Untuk air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci
bahan pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air
minum.
Tempat Penyimpanan
Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas
dari hama seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus,
burung, atau mikroba dan ada sirkulasi udara.
Penyimpanan bahan baku dan produk pangan harus sesuai
dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan.
Untuk bahan mentah termasuk bumbu dan bahan tambahan
pangan tempat penyimpanannya harus terpisah dengan
produk atau makanan yang siap disajikan.
Kantin tersebut pun harus menyediakan tempat khusus
untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan
pencuci dan minyak tanah.
52
53
54
55
BAB 4
KENYAMANAN GEDUNG
4.1
Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (Kepmenaker No 51. tahun 1999). Kebisingan
merupakan salah satu polusi yang tidak dikehendaki manusia,
dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyibunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja,
merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi
bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan kematian.
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula
dampak yang diakibatkannya, diantaranya adalah pendengaran dapat
semakin berkurang.
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan
sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur
tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam
tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena
adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitudo dari fluktuasi
tekanan. Jika kita mengukur bunyi dengan satuan Pa ini, maka kita
akan memperoleh angka-angka yang sangat besar dan susah
digunakan. Skala decibell ini hampir sesuai dengan tanggapan
manusia terhadap perubahan kekerasan bunyi, yang secara kasar
sebanding dengan logaritma energi bunyi. Ini berarti bahwa energi
bunyi yang sebanding dengan 10, 100, dan 1000 akan menghasilkan
ditelinga pengaruh yang subyektif sebanding dengan logaritmanya,
yaitu masing-masing 1, 2, dan 3. Bila skala logaritma ini dikalikan
dengan 10 maka diperoleh skala decibell. Skala decibell ini
menggunakan referensi ambang batas kemampuan dengar 20 mPa.
Tingkat tekanan bunyi dari berbagai bunyi yang sering kita jumpai
dinyatakan dalam skala Pa dan dB.
56
4.1.1
Sumber-sumber Bising
Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Bising interior,
Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau
mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi,
alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin
yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor
pendingin, pencuci piring dan lain-lain.
b. Bising eksterior,
Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat,
laut, maupun udara, dan alat-alat konstruksi. Dalam dunia industri
jenis-jenis bising yang sering dijumpai antara lain meliputi:
Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang luas.
Misalkan suara yang ditimbulkan oleh mesin bubut, mesin
frais, kipas angin, dan lain-lain.
Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang sempit.
Misalkan bising yang dihasilkan oleh suara mesin gergaji,
katup gas, dan lain-lain.
Bising terputus-putus (intermittent). Misal suara lalu lintas,
suara kapal terbang.
Bising impulsive seperti pukulan palu, tembakan pistol, dan
lain-lain.
Sifat suatu kebisingan ditentukan oleh intensitas suara,
frekuensi suara, dan waktu terjadinya kebisingan. ketiga faktor diatas
juga dapat menentukan tingkat gangguan terhadap pendengaran
manusia. Kebisingan yang mempunyai frekuensi tinggi lebih
berbahaya daripada kebisingan dengan frekuensi lebih rendah. Dan
semakin lama terjadinya kebisingan disuatu tempat, semakin besar
akibat yang ditimbulkannya. Disamping itu juga terdapat faktor lain
yang perlu diperhatikan dalam melakukan studi tentang kebisingan,
faktor tersebut berupa bentuk kebisingan yang dihasilkan, berbentuk
tetap atau terus-menerus (steady) atau tidak tetap (intermittent).
57
58
Pengaruh Kebisingan
Pengaruh pemaparan kebisingan secara umum dapat
dikategorikan menjadi dua berdasarkan tinggi rendahnya intensitas
kebisingan dan lamanya waktu pemaparan. Pertama, pengaruh
pemaparan kebisingan intensias tinggi (diatas NAB) dan kedua,
pengaruh pemaparan kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB),
yaitu:
a. Pengaruh kebisingan intensitas tinggi, sebagai berikut:
Pengaruh pemaparan kebisingan intensitas tinggi adalah
terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat
menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat
sementara maupun bersifat permanen atau ketulian.
Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis
kebisingannya terputus-putus dan sumber kebisingannya
tidak diketahui.
Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat
menyebabkan gangguan kesehatan seperti: meningkatnya
tekanan darah dan tekanan jantung, resiko serangan jantung
meningkat, dan gangguan pencernaan.
Reaksi masyarakat, apabila kebisingan dari suatu proses
produksi demikian hebatnya sehingga masyarakat sekitarnya
menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan.
b. Pengaruh kebisingan intensitas tingkat rendah
Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran,
kebuntuan komunikasi, gangguan dan kerugian lainnya. Kehilangan
pendengaran mungkin terjadi sementara ataupun permanen
tergantung pada panjang dan bobot exposure. Kehilangan
pendengaran sementara, juga disebut kelelahan pendengaran,
merupakan kehilangan pendengaran yang dapat dipulihkan dalam
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB
59
60
61
4.2
Temperatur
Manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan normal
tubuh dengan sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar tubuhnya.
Tubuh manusia menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk
melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan juka terjadi
kekurangan atau kelebihan yang membebaninya. Tetapi, kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya
tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin
terhadap temperatur normal 24 C.
62
4.1.1
63
Heat Cramps
Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan
kaki) akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya
garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar
disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit
garam natrium.
Head Syncope atau Fainting
Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak
tidak cukup karena sebagian besar aliran darah di bawa ke
permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena
pemaparan suhu tinggi.
Heat Exhaustion
Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu
banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut
kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini
biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum
beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.
4.1.2
Kenyamanan Suasana
Kebanyakan orang tidak menyadari tentang kondisi suasana
nyaman dalam ruangan. Hanya bila kondisi ini menyimpang dari atas
kenyamanan, kita akan mengalami ketidaknyamanan. Rasa tak
nyaman penting dalam biologis, karena ia menyebabkan orang atau
binatang mengalami langkah-langkah untuk mengembalikan
keseimbangan suhu. Penyimpangan dari batas kenyamanan suhu
menyebabkan perubahan secara fungsional yang meluas. Kelewat
panas akan menyebabkan capek dan ngantuk yang mengurangi
prestasi dan meningkatkan frekuensi kesalahan. Kelewat dingin akan
menyebabkan ketidaktenangan dan mengurangi daya atensi, yang
berpengaruh negatif terutama pada kerja mental. Rentang
temperatur dimana manusia merasakan kenyamanan adalah sangat
bervariasi. Variasi tersebut akan sangat tergantung, pertama dari
jenis pakaian yang dipakai, dari aktivitas fisik yang dilakukan.
64
65
66
BAB 5
K3 PERSONAL
Semua pengguna gedung baik pekerja di dalamnya maupun
mahasiswa dan tamu memiliki tanggung jawab untuk kesehatan &
keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam
lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka. Salah satu masalah yang
hampir setiap hari terjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang
menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan
peralatan kerja, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian. Lebih
jauh lagi, jenis kecelakan seperti tergelincir, tersandung dan terjatuh
adalah penyebab umum yang lain dari cidera di dalam gedung atau
lingkup kerja, hal ini dapat terjadi karena adanya masalah dengan
housekeeping yang kurang baik di area kerja dan safety behavior
yang masih minim. Oleh karena itu, setiap pengguna gedung wajib
meningkatkan kesadaran diri tentang budaya k3 dan menerapkan
hal-hal berikut selama berada di dalam gedung dan lingkungan kerja :
67
68
69
70
71
72
73
DAFTAR PUSTAKA
74
75