Disusun oleh :
Wulan Rahmawati (12201241047)
Yeni Widyawati (12201241050)
PBSI/ Mg
A. Pendahuluan
Keterampilan berbahasa sangatlah dibutuhkan, salah satunya adalah
keterampilan membaca. Sebagai salah satu dari empat aspek, membaca memiliki
fungsi untuk berkomunikasi. Karena saking pentingnya keterampilan membaca
diajarkan sejak sekolah dasar bahkan hingga perguruan tinggi.
Menurut Miles A Tinker dan Contasc M Mc Collough dalam buku Strategi
Meningkatkan Membaca karya Prof. Darmiyati Zuchdi, Ed.D. mengatakan
bahwa, membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu
bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan
pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan
yang telah dimiliki oleh pembaca.
Selanjutnya, kegiatan membaca memerlukan komprehensi membaca, yakni
proses yang hambatannya serupa dengan hambatan dalam mengingat dan
memecahkan masalah. Itulah sebabnya baanyak pakar yang menganggap
komprehensi membaca sebagai suatu refleksi kerja piker manusia. Pemahaman
membaca melibatkan penguasaan bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan
konsep bahkan keseluruhan pengalaman.
Faktor-faktor yang mempenaruhi komprehensi membaca dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu yang ada dalam diri dan yang di luar pembaca. Faktorfaktor yang berada di dalam dri pembaca meliputi kemampuan linguistik
(kebahasaan), minat (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang
dihadapinya, motivasi (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas
membaca atau perasaan umum mengenai membaca dan sekolah) dan kumpulan
kemampuan membaca (Zuchdi, 2008:15-16).
Banyak teknik pengajaran membaca yang selama ini sering dipergunakan
untuk melatih keterampilan membaca. Teknik-teknik dimaksud, misalnya teknik
prosedur sekuensing, membaca cepat dan uji rumpang (Harjasujana, 1996:137).
Sementara itu, dalam buku lain terdapat teknik PreReading Plan (PreP) dan
Extending Concept through Language Activities (ECOLA), Predict, Organize,
Rehearse, Practice, Evaluate (PORPE), dan What I Know, What I Want Learn,
What I Learned (K-W-L).
Untuk kali ini, berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan, akan
dibahas mengenai Keterbacaan Teks Pada Anak Kelas IV SD Menggunakan
Teknik Uji Rumpang (Cloze Prosedure).
B. Pembahasan
1. Pengertian Prosedur Klose
Cloze procedure atau teknik uji rumpang mula-mula diperkenalkan
oleh Wilson Taylor (1953). Teknik ini diilhami oleh suatu konsep dalam
ilmu jiwa Gestal, yang dikenal dengan istilah closure. Konsep ini
menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan
suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan utuh;
kecenderungan
untuk
mengisi
atau
melengkapi
sesuatu
yang
bahasa
dengan
jalan
melepaskan
bagian-bagiannya,
dan
dipertimbangkan.
Dalam
kaitannya
dengan
keterkaitan
membaca,
Hittleman
pengembangan
teknik
ini.
kata
ke-n,
tanpa
c. Mengganti bagian-bagian yang dihilangkan tersebut dengan tandatanda tertentu, misalnya dengan garis mendatar (---------) yang sama
panjangnya.
d. Memberi salinan dari semua bagian yang direproduksi kepada
siswapeserta tes.
e. Mengingatkan siswa untuk berusaha mengisi semua lesapan dengan
jalan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
terhadap
wacana,
maksimal
perkataan
150
secara
selektif
tuhan
siswa
dan
pertimbangan guru
Jawaban beruapa kata,
persis
3. Evaluasi
sesuai
kunci/teks
dengan
aslinya;
Jawaban
boleh
berupa
meng-gantikan
kata
yang
dihilangkan
contextual
mothod.
Lakukanlah diskusi untuk
membahas
4. Tindak lanjut
jawaban-
jawaban siswa.
berbeda.
segera
mendapat
informasi
mengenai
latar
belakang
misalnya setiap kata ke-5, ke-6, atau yang lainnya, atau kata apa saja yang
menurut pertimbangan anda bagus dan penting untuk peningkatan
kemampuan baca siswa. Berikan wacana yang telah mengalami pelepasan
(wacana rumpang) itu kepada siswa. Tugas mereka, memikirkan konteks
wacana dan mengisi tempat-tempat yang telah dikosongkan tersebut
dengan kata-kata yang dianggapnya cocok dan tepat untuk setiap lesapan
dimaksud, sehingga arti dan maksud wacana terlihat seperti wujud aslinya.
Jangan lupa! Biarkan satu, dua kalimat pertama hadir secara utuh.
Perkirakanlah kecocokan tingkat wacana dengan kemampuan
siswa, sebelum anda memutuskan memilih jenis teks tertentu (fiksi atau
nonfiksi) untuk bahan wacana rumpang. Setelah anda siap dengan pilihan
wacana yang sudah dirumpangkan, kemudian bagikanlah wacana rumpang
tersebut kepada siswa. Selanjutnya ikutilah langkah-langkah berikut.
Langkah 1
Berikan kesempatan siswa untuk menelaah dan membaca dalam hati teks
yang kita berikan (tentukanlah lama waktu pembacaan, sesuai dengan jenis
dan banyaknya konteks yang harus mereka pikirkan). Jika dalam upaya
pengisian lesapan, mereka berdiskusi antarsesama teman, biarkan mereka
melakukannya. Tetapi jangan biarkan mereka menyontek pekerjaan
temannya.
Langkah 2
Setelah kegiatan baca senyap dan kegiatan mengisi lesapan oleh siswa
dianggap cukup, suruhlah 3-4 orang siswa untuk membacakan seluruh teks
yang telah mereka sempurnakan. Berikanlah komentar anda secara umum
terhadap hasil kerja siswa. Jangan segan-segan memberi pujian terhadap
hasil yang menunjukkan atau mendekati kebenaran. Sebaiknya pedoman
yang digunakan untuk menilai ketetapan isian lepasan adalah metode
sinonim atau metode kntekstual. Artinya meskipun pada contoh wacana
rumpang di atas telah disajikan kata-kata kunci (dari teks asli), namun
jawaban lain yang sekitarnya tidak menyimpang dari maksud konteks
wacana harus pula dibenarkan. Dan ingat, jangan sekali-kali menyalahkan
secara langsung atau memojokkan siswa yang belum bisa mengisi lesapan
secara benar.
Langkah 3
Guru membacakan bagian demi bagian dari wacana tersebut dan berhenti
pada setiap bagian yang dikosongkan (lesapan). Salah seorang siswa
diminta untuk mengajukan alternatif jawaban lesapan itu. Mintalah mereka
untuk menuliskan kata-kata jawaban lesapan tersebut di papan tulis.
Diskusikanlah setiap alternatihf jawaban yang diajukan siswa disertai
alasan-alasannya, sampai pada keputusan yang disepakati bersama.
Jawaban mana yang dianggap cocok/tepat untuk mengisi bagian yang
dikosongkan tersebut dan jawaban mana yang dianggap kurang tepat.
Langkah 4
Teruskan kegiatan seperti pada langkah 3 di atas, sampai semua bagian
wacana yang dikosongkan dapat terisi. Suruh 1-2 orang siswa untuk
membacakan wacana yang telah disempurnakan berdasarkan kesepakatan
kelompok tersebut. Tanyakan kepada siswa, bagian lesapan mana dari
wacana rumpang tersebut yang masih dirasakan janggal dan memerlukan
penyempurnakan. Lakukan diskusi ulang!
Langkah 5
Jika kegiatan pada langkah 4 dianggap selesai/tuntas perlihatkanlah teks
aslinya kepada siswa untuk bahan perbandingan.
Langkah 6
Selanjutnya, untuk meengetahui kemampuan hasil uji rumpang siswa
secara individu (tentu saja tidak dimaksudkan untuk menilai keterbacaan
wacana), suruhlah siswa untuk menghitung berapa banyak jumlah lesapan
yang dianggap benar/cocok sesuai dengan konteks kalimat. Hal ini (kunci
jawaban berikut alternatif-alternatifnya) telah didiskusikan pada langkah
sebelumnya. Untuk menjamin kejujuran mereka, suruhlah mereka
mempertukarkan pekerjaan mereka dengan teman sebangkunya. Dengan
demikian, kemungkinan anak untuk berbohong sangat kecil. Setelah itu,
temannya.
Dalam waktu yang singkat, anda akan segera mengetahui latar
belakang pengetahuan dan kemampuan siswa anda, taraf tingkat baca
mereka, dan keputusan-keputusan instruksional yang dianggap tepat untuk
pengelolaan kegiatan belajar mengajar selanjutnya.
Untuk mengklasifikasi taraf tingkat baca siswa, dibutuhkan
percobaan yang berulang-ulang dengan jenis dan ragam teks yang
bervariasi pula. Catatah kemampuan hasil uji rumpang masing-masing
siswa secara perorangan pada buku catatan khusus yang anda miliki.
Sampai pada jumlah tertentu, anda sudah merasa cukup (menurut
pertimbangan anda) untuk mencari kesimpulan mengenai tingkat baca
siswa anda secara individual.
Disamping itu, jika topik dan jenis wacana yang diujirumpangkan
kepada siswa beragam dan bervariasi, anda juga akan memperoleh
informasi tentang kecenderungan minat dan kemampuan baca siswa anda.
Hasil uji rumpang yang cenderung menunjukkan hasil yang baik untuk
ragam dan jenis wacana tertentu dalam beberapa kali pengetesan,
merupakan indikasi dari kecenderungan minat dan kemampuan siswa
terhadap suatu bahan bacaan tertentu. Sebaliknya, jika hasil yang diperoleh
siswa dari beberapa tes isian rumpang menunjukkan kecenderungan
kurang baik terhadap ragam dan jenis bacaan tertentu, guru boleh menduga
dimaksud di atas.
Penguasaan kosa kata dan maknanya
Penguasaan struktur kalimat
Pemahaman gaya penulis dan penulisan
Pemahaman makna konteks
Pemahaman maksud dan tujuan penuis/penulisan dan lain-lain.
Perlu ditayakan sekali lagi bahwa langkah-langkah pengajaran
membaca yang telah anda baca di atas, bukankah satu-satunya cara yang
perlu anda terapkan secara mutlak. Tentunya anda mempunyai ide atau
modal yang lebih bagus, yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas yang
anda hadapi secara nyata dilapangan.
8. Hasil Test Keterbacaan Pada Anak Kelas IV SD Menggunakan Teknik Uji
Rumpang (Cloze Prosedure)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama
Adam Zaki R.
Anan Dwi Pratama P.
Fransiska
Yusuf I. F.
Adinda Putri F.
Arida Fitri Rahayu
Irfan Ramadhan
khoirunnisa Wulandari
M. Firdan Okta S.
M. Habib Widiyanto
Musiemil I. F.
Nabila Aprilianingtyas
Rahayu Ningsih N
Widia Farah Lestari
Teks 1
11,1
0
0
11,1
0
11,1
11.1
22,2
0
0
0
0
22,2
0
Teks 2
43,5
39,1
30,4
30,4
56.5
39,1
39,1
30,4
34,8
39,1
39,1
21,7
52,2
26,1
Teks 3
25
25
0
8,3
25
25
8.3
16,7
0
16.7
8,3
8,3
25
0
15
16
17
Rio Ferdiranik
Rifaldi Hussaini
Ruli Estu Putra
11,1
0
11,1
21,73
34,8
30,4
16,7
25
8,3
Nama
Hasil
Adam Zaki R.
11,1
Fransiska
Yusuf I. F.
11,1
Adinda Putri F.
11,1
Irfan Ramadhan
11.1
khoirunnisa
Wulandari
22,2
M. Firdan Okta S.
10
M. Habib Widiyanto
11
Musiemil I. F.
12
Nabila
Aprilianingtyas
13
Rahayu Ningsih N
22,2
14
15
Rio Ferdiranik
16
Rifaldi Hussaini
17
11,1
11,1
Interprestasi
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Nama
Adam Zaki R.
Anan Dwi Pratama
P.
Hasil
43,5
Fransiska
30,4
Yusuf I. F.
30,4
Adinda Putri F.
56.5
39,1
Irfan Ramadhan
39,1
khoirunnisa
Wulandari
30,4
M. Firdan Okta S.
34,8
10
M. Habib Widiyanto
39,1
11
Musiemil I. F.
39,1
39,1
13
Nabila
Aprilianingtyas
Rahayu Ningsih N
14
26,1
15
Rio Ferdiranik
21,73
16
Rifaldi Hussaini
34,8
17
30,4
12
21,7
52,2
Interprestasi
Pembaca berada pada tingkat instruksional
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat instruksional
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat instruksional
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Pembaca berada pada tingkat frustasi/
gagal
Nama
Adam Zaki R.
Anan Dwi Pratama
P.
Fransiska
Hasil
25
25
0
Interprestasi
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
Yusuf I. F.
8,3
Adinda Putri F.
25
25
Irfan Ramadhan
8.3
khoirunnisa
Wulandari
16,7
M. Firdan Okta S.
10
M. Habib Widiyanto
16.7
11
Musiemil I. F.
8,3
12
Nabila
Aprilianingtyas
8,3
13
Rahayu Ningsih N
25
14
15
Rio Ferdiranik
16
Rifaldi Hussaini
25
17
8,3
16,7
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Pembaca berada pada tingkat
frustasi/gagal
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Dari teks yang
pertama dapat dirata-rata 44.4 : 17 = 2,6. Untuk teks yang kedua dapat dirata-rata
608,4 :17 = 35,8, dan teks yang ketiga dapat dirata-rata 241,6 : 17 =14,2. Dari
keseluruhan rata-rata yang ada, semua berata-rata dibawah 40%. Jadi, uji
keterbacaan teks pada anak kelas IV SD menggunakan teknik uji rumpang (cloze
prosedure) memiliki interprestasi yang frustasi atau gagal. Untuk klasifikasi ini,
dapat berarti wacana itu tergolong sukar.
C. Penutup
fungsi
untuk
berkomunikasi.
Karena
saking
pentingnya
untuk
melatih
keterampilan
membaca
adalah
dengan
menggunakan teknik uji rumpang. Tenik uji rumpang ini merupakan salah
satu bentuk lain dari formula keterbacaan yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan
pengukuran
keterbacaan
wacana.
Dalam
perkembangan
LAMPIRAN