Acara 1 Pengemasan
Acara 1 Pengemasan
Oleh:
Melati Eka P.
NIM A1H010089
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan untuk pengemasan, hanya karbondioksida dan
nitrogen yang digunakan sebagai gas untuk proses dan pengemasan kopi dan keju.
Kemudian perusahaan Belanda berhasil melakukan pengemasan pertama pada
daging segar dengan campuran gas Oksigen, karbondioksida dan nitrogen. Umur
simpan daging adalah 6-8 hari dan penampakannya juga memuaskan tetap merah
dan terlihat segar. Alat pencampur gas (gas mixer) untuk pengemasan makanan
semakin berkembang dan saat ini alat ini telah memenuhi seluruh persyaratan
teknis untuk pengemasan pangan.
Saat ini permintaan konsumen akan kemasan bahan pangan adalah teknik
pengemasan yang ramah lingkungan, produk yang lebih alami dan tanpa
menggunakan bahan pengawet. Industri-industri pengolahan pangan juga
berusaha untuk meningkatkan masa simpan dan keamanan dari produk. Teknologi
pengemasan bahan pangan yang modern mencakup pengemasanatmosfir
termodifikasi (Modified Atmosfer Packaging/MAP), pengemasan aktif (Active
Packaging) dan Smart Packaging, bertujuan untuk semaksimal mungkin
meningkatkan keamanan dan mutu bahan sebagaimana bahan alaminya.
Pengemasan atmosfir termodifikasi (MAP) adalah pengemasan produk dengan
menggunakan bahan kemasan yang dapat menahan keluar masuknya gas sehingga
konsentrasi gas di dalam kemasan berubah dan ini menyebabkan laju respirasi
produk menurun, mengurangi pertumbuhan mikrobia, mengurangi kerusakan oleh
enzim serta memperpanjang umur simpan. MAP banyak digunakan dalam
teknologi olah minimal buah-buahan dan sayuran segar serta bahan-bahan pangan
yang siap santap (ready-to eat).
Saat ini MAP telah berkembang dengan sangat pesat, hal ini didorong oleh
kemajuan fabrikasi film kemasan yang dapat menghasilkan kemasan dengan
permeabilitas gas yang luas serta tersedianya adsorber untuk O 2, CO2, etilen dan
air. Ahli-ahli pengemasan sering menganggap bahwa MAP merupakan satu dari
bentuk kemasan aktif, karena banyak metode kemasan aktif juga memodifikasi
komposisi udara di dalam kemasan bahan pangan. Ide penggunaan kemasan aktif
bukanlah hal yang baru, tetapi keuntungan dari segi mutu dan nilai ekonomi dari
teknik ini merupakan perkembangan terbaru dalam industri kemasan bahan
pangan. Keuntungan dari teknik kemasan aktif adalah tidak mahal (relatif
terhadap harga produk yang dikemas), ramah lingkungan, mempunyai nilai
estetika yang dapat diterima dan sesuai untuk sistem distribusi.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami pengemasan buah dengan atmosfer
termodifikasi (MAP) aktif dan pasif.
2. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pendinginan yang dapat menekan
laju respirasi dan transpirasi, mempertahankan kesegaran, serta
mempertahankan umur simpan produk pertanian khususnya buah-buahan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Ethanol emiters
Penyerap etilen
Penyerap air
Bahan antimikroba
Heating/cooling
Indikator O2
Indikator CO2
III.
METODELOGI
Amati buah setiap hari dan catat kadar air, warna dan tekstur.
Amati buah setiap hari dan catat kadar air, warna dan tekstur.
IV.
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
MAP terdiri dari dua macam, yaitu :
1. MAP aktif
Dimana udara didalam kemasan pada awalnya dikontrol dengan cara
menarik semua udara di dalam kemasan untuk kemudian diisi kembali
dengan udara dan kosentrasi yg telah diatur dengan menggunakan alat
sehingga kesetimbangan langsung tercapai.
2. MAP pasif
Untuk MAP pasif kita harus mengetahui karakteristik film kemasan dan
konsumsi O2 dan produksi CO2 hasil respirasi. Kesetimbangan anatara CO2
dan O2 didapatkan melalui pertukaran udara diadalam kemasan melalui
film kemasan. Jadi kesetimbangan yg diinginkan tidak dikontrol pada
awalnya melainkan hanya film kemasan yg digunakan.
Mekanisme MAP akftif dalam praktikum yaitu :
-
Bahan pangan dikupas dan dibersihkan dari kulit kemudian ditimbang dan
dipilih 1 buah untuk satu pengemas.
Bagian dalam plastik PVC dilekatkan dengan ban karet, bagian luranya
juga ditempat yang sama.
Amati buah setiap hari dan catat kadar air, warna dan tekstur.
Gas yang digunakan dalam MAP aktif yaitu :
Gas CO2
Sifat gas CO2 yang mampu menimbulkan kerusakan bahan pangan
segar, memproduksi asam karbonat (H2CO3) yang meningkatkan keasaman
larutan dan mengurangi Ph, Kelarutan CO2 meningkat dengan penurunan
suhu, CO2 yang tinggi dapat menyebabkan kemasan collapse. Pengaruh
CO2 terhadap pertumbuhan mikroorganisme CO2 efektif menghambat
pertumbuhan psychrotrophs, dan berpotensi memperpanjang umur simpan
pangan disimpan pada suhu rendah. Pada umumnya CO2 menaikkan fase
lag dan waktu generasi mikroorganisme. Lebih efektif menghambat
pertumbuhan bakteri gram negatif untuk mengendalikan pertumbuhan
bakteri dan jamur, diperlukan CO2 minimum 20%.
Gas O2
Dapat memicu beberapa reaksi penyebab kerusakan pangan
(oksidasi lemak, reaksi pencoklatan, dan oksidasi pigmen). Mendukung
pertumbuhan mikroorganisme.
Gas N2
Sifat gas N2 yang mampu menimbulkan kerusakan bahan pangan
segar,tidak mendukung pertumbuhan mikrobia aerobik, tetapi tidak
mencegah pertumbuhan bakteri anaerobik. Pengaruh N2 terhadap
pertumbuhan mikroorganisme Digunakan untuk mengusir udara dan
khususnya O2 dari CAP pertumbuhan organisme pembusuk aerobic
telah dihambat atau dihentikan. Juga dipakai untuk menyeimbangkan
tekanan gas didalam kemasan serta untuk mencegah kemasan collapse.
Metode pengemasan CAP untuk buah dan sayur segar, kondisi udara yang
digunakan adalah 3- 8% CO2 ; 2-5% O2 ; 87-95% N2.
O2 yang
melimpah.selain itu juga bisa menurunkan nilai gizi, nilai sensori (flavor dan
warna) serta mempercepat reaksi oksidasi lemak yang menyebabkan ketengikan
pada bahan yang berlemak. Untuk komposisi CO2 lebih maka usia penyimpanan
bahan pangan jadi lebih lama, dan respirasi terhambat.
Komposisi O2 kurang maka laju respirasi dan oksidasi subtrat menurun,
slein itu pematangan akan tertunda sehingga umur komoditi menjadi lebih
panjang, produksi klorofil tertunda, produksi C2H4 rendah, dan laju degradasi
senyawa pektin tidak secepat diudara. Jika CO 2 kurang maka komoditi akan cepat
busuk.
Perubahan yang terjadi pada buah melon yang menggunakan MAP aktif
selama 8 hari yaitu :
a. Warna melon pada hari ke-0 hijau segar, mengalami penurunan pada hari
ke-4 menjadi hijau, dan pada hari ke-8 menjadi agak kuning.
b. Tekstur melon pada hari ke-0 tegar, segar dan berisi. Untuk hari ke-4
sampai ke-8 mengalami penurunan, masih tetap tegar tetapi kurang segar.
c. Berat melon pada hari ke-0 beratnya 51,1 gr, hari ke-2 beratnya 48,55 gr,
hari ke-4 beratnya 50,79 gr, hari ke-6 beratnya 49,17 gr, hari ke-8 beratnya
49,04 gr. Berat melon naik turun mungkin disebabkan oleh kesalahan saat
penimbangan.
d. Suhu hari ke-0 sampai hari ke-8 yaitu : 12oC, 11 oC, 15 oC, 5 oC, dan 8 oC.
Perubahan yang terjadi pada buah melon yang menggunakan MAP pasiy
selama 8 hari yaitu :
a. Warna melon pada hari ke-0 hijau segar, mengalami penurunan pada hari
ke-4 sampai hari ke-8 menjadi hijau.
b. Tekstur melon pada hari ke-0 tegar, segar dan berisi. Untuk hari ke-4
mengalami penurunan, masih tetap tegar tetapi kurang segar. Dan pada
hari ke-8 menjadi agak layu.
c. Berat melon pada hari ke-0 beratnya 39,8 gr, hari ke-2 beratnya 38,46 gr,
hari ke-4 beratnya 37,35 gr, hari ke-6 beratnya 36,16 gr, hari ke-8 beratnya
35,32 gr.
d. Suhu hari ke-0 sampai hari ke-8 yaitu : 12oC, 11 oC, 15 oC, 5 oC, dan 8 oC.
Perubahan yang terjadi pada buah semangka yang menggunakan MAP
pasiy selama 8 hari yaitu :
a. Warna semangka pada hari ke-0 smapai hari ke-8 tetap merah segar.
b. Tekstur semangka pada hari ke-0 dan hari ke-2 tegar, segar dan berisi.
Untuk hari ke-4 dan hari ke-6 mengalami penurunan, masih tetap tegar
tetapi kurang segar. Dan pada hari ke-8 menjadi agak layu.
c. Berat
semangka pada hari ke-0 beratnya 77,4 gr, hari ke-2 beratnya
76,35gr, hari ke-4 beratnya 74,97 gr, hari ke-6 beratnya 73,45 gr, hari ke-8
beratnya 72,40 gr.
d. Suhu hari ke-0 sampai hari ke-8 yaitu : 12oC, 11 oC, 15 oC, 5 oC, dan 8 oC.
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil menunggu harga
lebih baik) dilakukan sebagai berikut :
1. Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4oC, dan kelembaban udara
antara 80-85%;
2. Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar
O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon
dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi;
3. Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan
jangka pendek dengan cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15
cm dengan disusun sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami
kering.
Warna dan aroma buah semangka akan semakin baik jika disimpan pada
atau sedikit lebih tinggi dari suhu ruang, warna akan memudar jika buah disimpan
pada suhu ruang atau sama dengan 10 0C. Buah semangka tdak akan cepat rusak
jika ditangani dengan cukup baik dan dapat bertahan sampai dua minggu jika
disimpan pada suhu 13-15oC. Jika buah semangka ingin disimpan lebih dari dua
minggu maka suhu yang aman adalah 7-10oC dengan kelembaban ruang 80-90 %.
Umur simpan semangka susah diperkirakan dengan pasti, sebab semangka masih
dapat dimakan sesudah disimpan selama tiga bulan pada suhu 7-10 oC, meskipun
dengan mutu yang lebih rendah. Jika mutu (rasa dan tekstur buah) ingin tetap
dipertahankan maka sebaiknya penyimpanan buah semangka tidak lebih dari dua
minggu (Ryal dan Lifton, 1978).
Melon disimpan pada suhu 5-10 oC dengan kelembaban relatif 90 %. Umur
simpan melon diperkirakan 1-4 minggu. Melon yang memiliki kadar air cukup
tinggi bila tidak disimpan dengan baik akan menyebabkan peurunan mutu. Untuk
mempertahankan agar saat dimakan masih enak, sebaiknya disimpan dengan rapat
pada suhu refrigerasi dan disimpan tidak lebih dari dua minggu.
Teknologi Pengolahan Minimal (Minimally Procesing)
Proses minimum (minimally processed) produk hortikultura merupakan
usaha penyiapan dan penanganan produk untuk mempertahankan kesegaran
alaminya dan lebih mudah digunakan oleh konsumen. Tujuan utama proses
minimum produk hortikultura adalah mempertahankan kesegaran produk tanpa
menurunkan mutu gizi dan menjamin umur simpan produk memadai untuk areal
konsumen tertentu. Penyiapan dan penanganan produk tersebut meliputi
pembersihan (cleaning), pencucian (washing), trimming/peeling, coring, slicing,
shredding, dan pengkemasan. Beberapa istilah digunakan untuk process minimum
produk hortikultura, seperti proses ringan (lightly processed), proses sebagian
(partially processed), proses segar (fresh processed), dan proses awal
(preprepared).
Berkembangnya proses minimum produk hortikultura disebabkan oleh
kebutuhan masyarakat akan produk buah-buahan dan sayuran segar yang lebih
komposisi gas dalam kemasan dengan konsentrasi tertentu juga umum dilakukan
dalam pengemasan olahan minimalis (Lozano, 2006). Metoda modifikasi atmosfir
aktif akan berpengaruh terhadap harga.
Dalam kemasan yang demikian, buah ataupun sayuran masih melakukan
respirasi yang dengan sendirinya masih melakukan modifikasi atmosfir di
lingkungan kemasan. Kandungan gas-gasnya berobah, misalnya: Oksigen dari
21% menjadi 25%, sedangkan karbondioksida (CO 2) dari 0,03% meningkat
menjadi 310%. Komposisi udara yang terbentuk ini akan memperlambat
respirasi,
sehingga
penyimpanan
yang
melewati
batas
waktu
akan
pada
1oC dalam
kemasan
polypropylene/low-density polyehtylene)
komoditi.
Pemilihan
film
polimerik
terbaik
untuk
setiap
V.
1. MAP aktif
Dimana udara didalam kemasan pada awalnya dikontrol dengan cara
menarik semua udara di dalam kemasan untuk kemudian diisi kembali
dengan udara dan kosentrasi yg telah diatur dengan menggunakan alat
sehingga kesetimbangan langsung tercapai.
2. MAP pasif
Untuk MAP pasif kita harus mengetahui karakteristik film kemasan dan
konsumsi O2 dan produksi CO2 hasil respirasi. Kesetimbangan anatara CO2
dan O2 didapatkan melalui pertukaran udara diadalam kemasan melalui
film kemasan. Jadi kesetimbangan yg diinginkan tidak dikontrol pada
awalnya melainkan hanya film kemasan yg digunakan.
3. Teknologi tepat guna dalam pendinginan yang dapat menekan laju
respirasi
dan
transpirasi,
mempertahankan
kesegaran,
serta
B. Saran
Saat praktikum sebaiknya disediakan kursi agar praktikan tidak terlalu
lelah saat menunggu giliran menggunakan alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, Erika. 2009. Buah dan Sayur Olahan secara Minimalis. Dalam jurnal
Vol. 17 No. 3 Hal. 245 254.
Ritonga, Abdul Mukhlis dan Tim Asisten Praktikum Penyimpanan dan
Pengemasan. 2012. Panduan Praktikum Teknik Pentimpanan Dan
Pengemasan. UNSOED. Purwokerto